perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK KANISIUS SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 / 2011 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI Oleh: ROSYID NUR ANGGARA PUTRA K7406136 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
83
Embed
SKRIPSIeprints.uns.ac.id/9795/1/193681511201102341.pdfPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE JIGSAW ... PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN ... Skripsi ini
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN
METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI
SMK KANISIUS SURAKARTA TAHUN AJARAN
2010 / 2011
(Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI Oleh:
ROSYID NUR ANGGARA PUTRA
K7406136
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN
METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI
SMK KANISIUS SURAKARTA TAHUN AJARAN
2010 / 2011
(Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh:
ROSYID NUR ANGGARA PUTRA
K7406136
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Siswandari, M. Stats Sohidin, SE., M. Si. Akt
Skripsi ini telah direvisi sesuai dengan arahan dari Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Wahyu Adi, M. Pd .......................
Sekretaris : Jaryanto, S. Pd., M. Si .......................
Anggota I : Prof. Dr. Siswandari, M. Stats .......................
Anggota II : Sohidin, S.E., M. Si., Akt .......................
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Rabu
Tanggal : 03 November 2010
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Wahyu Adi, M. Pd .......................
Sekretaris : Jaryanto, S. Pd., M. Si .......................
Anggota I : Prof. Dr. Siswandari, M. Stats .......................
Anggota II : Sohidin, S.E., M. Si., Akt .......................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
ABSTRAK
Rosyid Nur Anggara Putra. K7406136. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK KANISIUS SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 / 2011. Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Oktober 2010.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas. Obyek penelitian ini adalah siswa kelas XI Akuntansi SMK Kanisius Surakarta yang berjumlah 22 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan dengan pemberian simulasi terlebih dahulu oleh peneliti kepada guru kelas. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dokumentasi, dan tes. Prosedur penelitian meliputi tahap: (1) identifikasi masalah, (2) persiapan, (3) penyusunan rencana tindakan, (4) implementasi tindakan, (5) pengamatan, dan (6) penyusunan laporan. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, masingmasing pertemuan selama 2 x 45 menit.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan prestasi akuntansi melalui penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) Siswa tampak antusias dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran akuntansi terbukti dengan peningkatan prestasi belajar siswa, (2) Siswa terlihat memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh guru dengan motivasi tinggi dan terlihat aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, (3) Siswa lebih percaya diri dalam mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas, (4) Guru mampu memberikan metode pembelajaran akuntansi dengan nuansa baru. Hal ini dapat dilihat dari nilai akhir dan nilai ratarata kelas yang mengalami peningkatan dari siklus I yaitu 77% sebanyak 17 siswa meningkat menjadi 22 siswa sebesar 100% pada siklus II. Peningkatan tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya, antara lain: (1) Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan model pembelajaran kooperatif Jigsaw dalam melaksanakan pembelajaran, (2) Guru membuat inovasi baru dalam menyampaikan pelajaran akuntansi dengan menggunakan metode Jigsaw yang dilakukan oleh para siswa, (3) Guru mengaktifkan siswa di dalam belajar melalui pelaksanaan diskusi intensif dengan bimbingan aktif dari guru sehingga siswa menjadi lebih kooperatif di dalam kegiatan belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
ABSTRACT
Rosyid Nur Anggara Putra. K7406136. COOPERATIVE LEARNING MODEL WITH APPLICATION JIGSAW METHOD FOR IMPROVING LEARNING ACHIEVEMENT XI ACCOUNTING CLASS KANISIUS VOCATIONAL HIGH SCHOOL SURAKARTA ACADEMIC YEAR 2010 / 2011. Thesis. Surakarta. Faculty of Teacher Training and Education. Eleven March Surakarta University, October 2010.
The purpose of this study is to describe the implementation of cooperative learning Jigsaw type to improve achievement study accounting.
This study uses classroom action research approach. The object of this research is a class XI student of Kanisius Vocational High School Surakarta, amounting to 22 students.
This research was carried out with collaboration between researchers, classroom teachers and involve student participation. Implementation of measures in this research is done by giving the simulation in advance by the researchers to classroom teachers. Technique of data collecting conducted by observation, documentation, and testing. The procedure includes the stages of research: (1) identification of issues, (2) preparation, (3) preparation of action plans, (4) implementation of the action, (5) observations, and (6) preparation of reports. The research process was conducted in two cycles, each cycle consisting of four stages: (1) planning action, (2) implementation of the action, (3) observation and interpretation, and (4) analysis and reflection. Each cycle carried out in three meetings, each meeting for 2 x 45 minutes.
Based on research that has been done, it can be concluded that there was an increase accounting performance through the implementation of cooperative learning approach to the type of Jigsaw. This is reflected by several indicators as follows: (1) Students seem enthusiastic and excited in the course of accounting as evidenced by improved student achievement, (2) Students are visible attention to the lessons given by teachers with high motivation and seen active in following the teaching and learning activities , (3) Students are more confident in presenting the results of his work in front of the class, (4) Teachers are able to provide the learning method of accounting with new shades. It can be seen from the final value and the average value of the class who have increased from the first cycle of 77% as many as 17 students to 22 students increased by 100% in cycle II. This increase occurred after the teacher made some efforts, among others: (1) The implementation of cooperative learning model with Jigsaw cooperative learning model in implementing the learning, (2) Teachers create new innovation in delivering accounting lesson using the Jigsaw method performed by the students, ( 3) Teachers enable students in their learning through the implementation of intensive discussions with the active guidance of the teacher so that students become more cooperative in the teaching and learning activities.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
MOTTO
“ Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat orangorang yang beriman
diantaramu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat “.
(Q.S Al Mujadalah 11)
“ Saling berlakulah jujur dalam ilmu dan jangan saling merahasiakannya.
Sesungguhnya berkhianat dalam ilmu pengetahuan lebih berat hukumannya daripada
berkhianat dalam harta “.
(HR. Abu Na’im)
“ Janganlah hanya mencoba untuk menjadi manusia sukses, tetapi jadilah manusia
yang memiliki otak yang bernilai “.
( Albert Einstein )
“ Instropeksi diri lebih bermanfaat dan berguna daripada menyalahkan orang lain”.
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang,
cinta dan terima kasih penulis kepada :
Ibu dan Bapak tersayang yang telah memberikan doa restu,
kasih sayang, dan nasehatnya.
Adikadikku Retno & Nafilah yang selama ini
menemaniku berjuang untuk meraih masa depan.
Bu Sis, Pak Sohidin, dan Pak Sigit Budi terima kasih atas
bimbingan, kesabaran, dan semangatnya.
Pakde Luqman yang memberi banyak pengalaman dan
pelajaran berharga.
Dwi Ernawati terima kasih atas semangatnya.
Ganda Perkasa dan Mas Adhi atas kebersamaanya.
Temanteman Ekonomi dan Akuntansi 2006 yang tidak
bisa tertulis semua terima kasih.
Almamater UNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, taufik
dan hidayahNya, skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis untuk
memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan penulisan
skripsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, atas segala
bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.
3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Akuntansi yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan bijaksana.
4. Prof. Dr. Siswandari, M. Stats, selaku pembimbing I yang telah memberikan
banyak sekali motivasi, ilmu dan arahan dengan penuh kesabaran.
5. Sohidin, S.E., M. Si., Akt, selaku pembimbing II yang telah memberikan
dorongan, semangat dan bimbingan dengan baik.
6. Drs. FX Juli Pramana., selaku Kepala SMK Kanisius Surakarta, yang telah
banyak memberikan ijin kepada penulis untuk menyusunan skripsi ini.
7. Y. Sigit Budi Santoso, S Pd, selaku guru mata pelajaran Akuntansi, yang telah
memberikan dorongan, semangat dan bimbingan dengan baik.
8. Guru, karyawan, dan siswasiswa XI Akuntansi SMK Kanisius Surakarta yang
telah banyak memberikan bantuan bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.
9. Bapak, Ibu, dan Adikadik tercinta, yang selalu memberikan dorongan baik
moril maupun spiritual, dan kasih sayang serta doa yang tak hentihentinya
mengiringi penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
10. Dwi Ernawati yang selalu memberikan semangat dan motivasi serta kebersamaan
yang kita jalani.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
11. Pakdhe Luqman dan Budhe Rita yang telah banyak membantu penulis selama
kuliah, serta memberikan banyak pelajaran dan pengalaman yang sangat
bermanfaat.
12. Pimpinan dan seluruh karyawan CV Media Teknik, Pak Yasin, Pak Edhi, Pak
Hardi, Pak Agung, serta yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
memberi banyak bimbingan serta motivasi.
13. Sahabatku Ganda Perkasa terima kasih untuk persahabatan yang telah kita jalani
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mendiskripsikan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam
upaya meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI program keahlian
Akuntansi SMK Kanisius Surakarta Tahun Ajaran 2010 / 2011.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas, maka diharapkan penelitian ini
mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi
keilmuan yang bermanfaat dalam dunia pendidikan mengenai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
penerapan metode kooperatif tipe jigsaw terhadap peningkatan
prestasi belajar.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembanding,
pertimbangan, dan pengembangan bagi penelitian di masa yang akan
datang di bidang dan permasalahan sejenis atau bersangkutan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Mendapatkan kemudahan dalam belajar dan memahami materi
akuntansi yang disampaikan oleh guru.
b. Bagi Guru
Sebagai masukan bagi guru di bidang studi akuntansi dalam
menentukan metode mengajar yang tepat sesuai dengan materi
pelajaran yang bersangkutan, dalam rangka peningkatan kualitas
pembelajaran kepada siswanya.
c. Bagi Peneliti
Untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah penulis terima
dibangku kuliah khususnya yang berkaitan dengan akuntansi serta
untuk membekali penulis sebagai calon guru mengenai metode
mengajar khususnya metode kooperatif tipe jigsaw.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Belajar
Pendidikan merupakan modal utama setiap manusia untuk menjalani
kehidupan, dan sebagai dasar pembangunan bangsa dalam mencapai peradaban
yang lebih maju dan modern. Pendidikan adalah segala situasi dalam hidup yang
mempengaruhi pertumbuhan seseorang atau dengan kata lain pendidikan adalah
pengalaman belajar. Jadi, pendidikan dapat didefinisikan pula sebagai seluruh
pengalaman belajar setiap manusia sepanjang hidupnya. Sedangkan dalam arti
sempit pendidikan dapat diartikan sebagai sekolah. Dimana pendidikan akan
membentuk karakter setiap individu dalam menghadapi permasalahan dalam
hidupnya. Oleh karena itu, pendidikan dalam arti sempit dapat diartikan sebagai
pengaruh yang diupayakan dan direkayasa sekolah terhadap anak dan remaja yang
diserahkan kepada pihak sekolah agar mereka mempunyai kemampuan yang
sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubunganhubungan dan tugastugas
sosial mereka (Redja Mudyahardjo, 2001: 4551).
Dari pengertian pendidikan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
sangat erat kaitannya dengan proses belajar seseorang di dalam hidupnya sebab
setiap orang menjadi dewasa karena belajar dan pengalaman hidupnya.
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan dasar utama untuk mencapai tujuan pendidikan. Karena
dengan pendidikan dapat membentuk karakter bangsa dari proses belajar yang
dialami oleh setiap orang sebagai warga negara. Masingmasing individu
memiliki kemampuan yang berbeda dalam mempelajari sebuah disiplin ilmu.
Sehingga selama proses belajar ada beberapa tingkatan penguasaan suatu
disiplin ilmu tertentu. Maka dengan banyaknya perbedaan kemampuan
manusia dalam menguasai ilmu sudah seharusnya setiap individu untuk selalu
belajar dan mengembangkan diri sesuai dengan keahlian yang dimiliki
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
sehingga dapat saling mengisi kekurangan dan saling membantu dalam
kehidupan.
Menurut Gino (2000: 6) menyatakan bahwa “Belajar adalah suatu kegiatan
yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku, baik potensial maupun
aktual. Perubahanperubahan itu berbentuk kemampuankemampuan baru
yang dimiliki dalam waktu yang relatif lama (konstan).Serta perubahan
perubahan tersebut terjadi karena usaha sadar yang dilakukan oleh individu
yang sedang belajar..” Sedangkan Slameto (1995: 2) “Belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Jadi dari beberapa pengertian belajar diatas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah “terbentuknya kemampuan baru karena usaha sadar oleh
individu yang dimiliki dalam waktu yang relatif lama sebagai hasil
pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan.
b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Dalam proses belajar tentu banyak sekali faktor yang mempengaruhi
kelancaran proses belajar baik yang berasal dari dalam maupun dari luar
individu itu sendiri. Jika individu yang sedang belajar tidak memperhatikan
faktorfaktor yang berpengaruh dalam proses belajar maka hasil yang kan
dihasilkan tidak akan optimal. Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil
belajar, yaitu :
1) Faktor intern
Faktor intern merupakan faktor yang berada pada diri pribadi peserta didik
itu sendiri yang dapat berupa: faktor jasmani, faktor psikologis, serta faktor
kelelahan. a) Faktor jasmani berkaitan dengan faktor kesehatan dan keadaan
tubuh (sempurna atau ada cacat tubuh) yang mempengaruhi proses belajar
seseorang. Siswa yang segar jasmaninya dan mempunyai keadaan tubuh yang
sempurna akan lebih mudah dalam proses belajarnya. Karena dengan
optimalnya kondisi tubuh akan memudahkan seseorang untuk belajar dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
mengalami proses belajar secara wajar b) Faktor Psikologis merupakan faktor
yang berhubungan dengan intelegensi, perhatian, minat, motif, bakat,
kematangan, dan kesiapan yang mempengaruhi individu yang sedang belajar.
Jika seorang peserta didik tidak memiliki salah satu faktor psikologis ini maka
proses belajar juga tidak akan berjalan secara optimal karena tidak fokusnya
perhatian peserta didik terhadap apa yang sedang dipelajarinya c) Faktor
Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan
kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemahnya
kondisi tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena kekacauan substansi sisa
pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak / kurang lancar pada
bagianbagian tertentu. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan
adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk
menghasilkan sesuatu hilang. Jadi kelelahan akan menimbulkan
ketidakharmonisan antara pikiran dan perbuatan yang mengakibatkan tidak
tercapainya tujuan belajar.
2) Faktor ekstern
Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar individu yang
meliputi : faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. a) Siswa
yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: bagaimana cara
orang tua mendidik, hubungan antara anggota keluarga, suasana rumah
tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian dari orang tua serta latar
belakang kebudayaan keluarganya. b) Faktor sekolah yang mempengaruhi
belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan
siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu
sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
c) Faktor masyarakat terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat yaitu
tentang kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan
bentuk kehidupan masyarakat yang semuanya mempengaruhi belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2. Model Pembelajaran Kooperatif
Perkembangan model pembelajaran yang sangat pesat seiring dengan
perkembangan pendidikan dan teknologi menjadikan banyaknya pilihan bagi
pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran bagi peserta didik supaya
lebih mudah dipahami dan mampu terserap dengan maksimal oleh setiap
peserta didik.
Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat
untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk
membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran
adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan
peserta didik (Isjoni, 2007:11).
a. Hakikat Model Pembelajaran
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari
penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. (www.psb
psma.org).
Menurut Depdiknas (2002:11), menyatakan bahwa ”Model pembelajaran
diartikan sebagai suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau toterial dan untuk
menentukan perangkatperangkat pembelajaran, serta mengarahkan kita dalam
mendesain pembelajaran “.
Dari dua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
adalah suatu pola yang digunakan sebagai pedoman yang tergambar dari awal
sampai akhir dalam penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik
pembelajan.
b. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif
Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah salah satu
bentuk pembelajaran yang berdasarkan konstruktivis. Cooperative learning
merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok
kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerjasama dan
saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam cooperative
learning, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam
kelompok belum menguasai bahan pelajaran. (Isjoni, 2007:12)
Menurut Slavin (1985), cooperative learning adalah suatu model
pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok
kecil secara kolaboratif yang anggotanya 46 orang dengan struktur kelompok
heterogen. Sedangkan Sunal dan Hans (2000) mengemukakan cooperative
learning merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang
khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar
bekerjasama selama proses pembelajaran.
Berdasar pendapatpendapat diatas belajar dengan model pembelajaran
kooperatif dapat diterapkan untuk memotivasi siswa berani mengemukakan
pendapatnya, menghargai pendapat teman, dan saling memberikan pendapat
(sharing ideas). Selain itu dalam belajar biasanya siswa dihadapkan pada
latihan soalsoal atau pemecahan masalah.
Beberapa ahli menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tidak hanya
unggul dalam membantu konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerjasama, dan membantu
teman. Dalam cooperative learning, siswa terlibat aktif pada proses
pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi
dan komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk
meningkatkan prestasi belajarnya.
Unsurunsur dasar dalam cooperative learning menurut Lungdren (1994)
sebagai berikut:
a. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau
berenang bersama”.
b. Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau
peserta didik lain dalam mempelajari materi yang dihadapi.
c. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki
tujuan yang sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
d. Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab diantara para
anggota kelompok.
e. Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut
berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.
f. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh
ketrampilan bekerjasama selama belajar.
g. Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara
individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Dalam Anita Lie (2008:31), Roger dan David Johnson mengungkapkan
bahwa “tidak semua kerja kelompok itu dapat dianggap sebagai cooperative
learning”. Alasannya, untuk mencapai hasil yang maksimal dalam
pembelajaran kooperatif maka suatu pembelajaran harus menerapkan lima
unsur penting, yaitu:
1) Saling ketergantungan positif 2) Tanggung jawab Perseorangan 3) Tatap muka 4) Komunikasi antaranggota 5) Evaluasi proses kelompok
Intinya , siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif
didorong untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama dan mereka harus
mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya atau dengan kata
lain berorientasi pada tujuan dari tiap individu untuk memberi kontribusi pada
pencapaian tujuan anggota yang lain sehingga kelompok mereka bisa berhasil
menyelesaikan tugasnya.
Berdasarkan pernyataan di atas maka model pembelajaran kooperatif
dikembangkan untuk mencapai setidaktidaknya tiga tujuan pembelajaran
yang penting. Menurut Depdiknas seperti yang telah ditulis oleh Yusuf (2008)
dalam website pribadinya, tiga tujuan tersebut yaitu:
1) Untuk meningkatkan hasil akademik, dengan meningkatkan kinerja siswa dalam tugastugas akademiknya. Siswa yang lebih mampu akan menjadi nara sumber bagi siswa yang kurang mampu yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama.
2) Memberi peluang agar siswa dapat menerima temantemannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
3) Untuk mengembangkan ketrampilan sosial siswa, antara lain : berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
3. Metode Pembelajaran Jigsaw
a. Hakikat Metode Jigsaw
Pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam
menguasai materi pelajaran untuk saling mencapai prestasi yang maksimal.
Dalam model belajar ini terdapat tahaptahap dalam penyelenggaraannya.
Tahap pertama siswa dikelompokkan dalam bentuk kelompokkelompok
kecil. Pembentukan kelompokkelompok siswa tersebut dilakukan guru
berdasarkan pertimbangan tertentu. Menurut Arends seperti yang dikutip oleh
Novi Emildadiany (2008) mengungkapkan bahwa “Pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran yang terdiri dari beberapa anggota
dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi
belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompok
yang lain”
Untuk mengoptimalkan manfaat belajar kelompok keanggotaan kelompok
seyogyanya heterogen, baik dan segi kemampuannya maupun karakteristik
lainnya. Dengan demikian cara yang efektif untuk menjamin heterogenitas
kelompok adalah guru sendiri yang membentuk kelompokkelompok itu. Jika
siswa dibbebaskan membuat kelompok sendiri maka siswa akan memilih
temanteman yang sangat disukainya misalnya sesama jenis, sesama etnik,
dan sama dalam kemampuan.
Menurut Arends seperti yang dikutip oleh Novi Emildadiany (2008)
mengungkapkan bahwa “Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu
tipe pembelajaran yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok
yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu
mengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
b. Langkahlangkah Metode Jigsaw
Prosedur metode pembelajaran jigsaw meliputi langkahlangkah sebagai
berikut :
1) Pemilihan materi yang dapat dibagi menjadi beberapa segmen /
bagian.
2) Guru membagi siswa menjadi beberapa beberapa kelompokkelompok
kecil sesuai dengan segmen / bagian materi.
Dalam metode jigsaw ini terdapat kelompok asal dan kelompok ahli.
Kelompok asal adalah kelompok awal siswa terdiri dari beberapa
anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan memperhatikan
keragaman dan latar belakang. Sedangkan kelompok ahli, yaitu
kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok lain (kelompok
asal) yang ditugaskan untuk mendalami sub topik tertentu untuk
kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
3) Setiap kelompok mendapat tugas membaca dan memahami materi
atau sub topik yang berbedabeda.
4) Setiap kelompok asal mengirimkan anggotanya ke kelompok lain atau
kelompok ahli. Di dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian
materi pembelajaran yang sama.
Kemudian setiap anggota merencanakan bagaimana mengajarkan sub
topik yang menjadi bagian anggota kelompoknya semula (kelompok
asal).
5) Setelah pembahasan selesai para anggota kelompok kemudian
kembali pada kelompok asal dan mengajarkan pada teman
sekelompoknya pengetahuan apa yang telah mereka dapatkan saat
pertemuan di kelompok ahli.
6) Selanjutnya dilakukan presentasi masingmasing kelompok atau
dilakukan pengundian salah satu untuk menyajikan hasil diskusi
kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi
pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
7) Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.
8) Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor
penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar
individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.
Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli oleh Arends seperti
yang dikutip oleh Novi Emildadiany (2008) dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 1. Ilustrasi Kelompok Jigsaw
c. Keuntungan dan Kelemahan Metode Jigsaw
Kunci dari metode jigsaw ini seperti pendapat yang dikemukakan
Doantara Yasa (2008) adalah interdependence setiap siswa terhadap anggota
tim yang memberikan informasi yang diperlukan. Artinya, para siswa harus
memiliki tanggung jawab dan kerja sama yang positif dan saling
ketergantungan untuk mendapatkan informasi dan memecahkan masalah yang
diberikan.
Pembelajaran metode jigsaw ini mempunyai kelebihankelebihan sebagai
berikut:
1) Memacu siswa untuk berpikir kritis
2) Memaksa siswa untuk membuat katakata yang tepat agar dapat
menjelaskan kepada teman yang lain. Hal ini akan membantu siswa
mengembangkan kemampuan sosialnya.
3) Diskusi yang terjadi tidak didominasi oleh siswasiswa tertentu tapi
semua siswa dituntut menjadi aktif.
Kelompok Utama 1
Kelompok Utama 2
Kelompok Utama 3
Kelompok Utama 4
Kelompok Inti 1
Kelompok Inti 2
Materi 1 Materi 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
4) Jigsaw dapat digunakan bersama strategi belajar yang lain
5) Jigsaw mudah dilakukan
Selain kelebihankelebihan di atas, metode jigsaw ini juga mempunyai
beberapa kelemahan diantaranya :
1) Kegiatan belajar mengajarnya membutuhkan lebih banyak waktu
dibanding metode ceramah.
2) Guru membutuhkan konsentrasi dan tenaga lebih ekstra karena setiap
kelompok membutuhkan penanganan yang berbedabeda.
Bridgeman (1977) dalam Robert E. Slavin (2008:141) menemukan bahwa
para siswa yang bekerja sama menggunakan jigsaw lebih mampu melihat
perspektif orang lain dibandingkan dengan para siswa dalam kelas kontrol.
Sehingga dengan demikian sangat penting untuk mengembangkan
pembelajaran kooperatif sebagai contoh dengan metode jigsaw ini dalam
menciptakan perilaku prososial yang semakin dibutuhkan di dalam
masyarakat dimana kemampuan bergaul dengan orang lain menjadi semakin
krusial.
4. Prestasi Belajar Akuntansi
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi dapat diartikan:1) penyelesaian yang sukses; atau 2) hasil dari
keteguhan hati, kekerasan hati atau usaha keras; atau 3) kualitas dan kuantitas
kerja siswa/mahasiswa; atau 4) hasil kerja besar atau heroik
Prestasi adalah hasil kerja diri sendiri dari seseorang yang diakui oleh
orang lain, baik secara resmi/tertulis maupun hanya sekedar decakkagum,
sehingga setelah memperoleh suatu prestasi orang yang bersangkutan merasa
bahagia.
Sari Sunindar Auliyawati (2005) ”Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari diri siswa
(faktor internal) maupun dari luar siswa (faktor eksternal). Faktor internal
diantaranya adalah minat, bakat, motivasi, tingkat intelegensi. Sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
faktor eksternal diantaranya adalah faktor metode pembelajaran dan
lingkungan”.
Saifuddin Azwar (2002: 13) menyatakan ”Prestasi adalah hasil yang telah
dicapai oleh siswa dalam belajar”
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses dan hasil belajar siswa, yang
menggambarkan penguasaan siswa atas materi pelajaran dan perilaku yang
relatif menetap sebagai akibat adanya proses belajar yang dialami siswa dalam
jangka waktu tertentu.
b. Pengertian Akuntansi
American Accounting Association dalam Soemarso (2004: 3)
dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian
dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi
tersebut”
Menurut Achmad Tjahjono dan Sulastiningsih (2003: 2) ”Akuntansi secara
umum dapat didefinisikan sebagai suatu sistem informasi yang berfungsi
menyediakan informasi kuantitatif dari suatu unit organisasi atau kesatuan
ekonomi yang ditujukan kepada para pemakai sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan ekonomi” dan ”Secara bebas akutansi didefinisikan
sebagai aktivitas jasa yang dilakukan untuk mengukur, memproses dan
mengkomunikasikan informasi keuangan suatu unit organisasi atau kesatuan
ekonomi untuk digunakan oleh para pemakai dalam pengambilan keputusan
ekonomi”.
Sedangkan menurut Simon dan Schuster (1997: 3) ” Akuntansi adalah
suatu sistem yang mengukur aktivitasaktivitas bisnis, memproses informasi
ke dalam bentuk laporanlaporan, dan mengkomunikasikan kepada para
pengambil keputusan.
Berdasarkan pengertianpengertian tersebut dapat diartikan bahwa
akuntansi merupakan proses yang terdiri dari identifikasi, pengukuran dan
pelaporan informasi ekonomi dalam kegiatannya, dan dalam kegunaannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi berguna dalam penilaian
dan pengambilan keputusan mengenai kesatuan usaha yang bersangkutan.
c. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Akuntansi
Standar kompetensi diartikan sebagai kebulatan pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam
mempelajari suatu matapelajaran. Cakupan standar kompetensi standar isi
(content standard) dan standar penampilan (performance standard).
Kompetensi dasar, merupakan jabaran dari standar kompetensi, adalah
pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus dikuasai dan dapat
diperagakan oleh siswa pada masingmasing standar kompetensi. Materi
pokok atau materi pembelajaran, yaitu pokok suatu bahan kajian yang dapat
berupa bidang ajar, isi, proses, keterampilam, serta konteks keilmuan suatu
mata pelajaran. Sedangkan indikator pencapaian dimaksudkan adalah
kemampuankemampuan yang lebih spesifik yang dapat dijadikan sebagai
ukuran untuk menilai ketuntasan belajar. Menurut Kementrian Pendikan
Nasional (2008) ”kompetensi dasar mata pelajaran akuntansi adalah
kompetensi yang harus dikuasai siswa setelah melalui proses pembelajaran
akuntansi di SMK”. Kompetensi tersebut meliputi:
1. Mengelola dokumen transaksi 2. Memproses dokumen dana kas kecil 3. Memproses dokumen dana kas di bank 4. Memproses entri jurnal 5. Memproses buku besar 6. Mengelola kartu piutang 7. Mengelola kartu persediaan 8. Mengelola kartu aktiva tetap 9. Mengelola kartu utang 10. Menyajikan laporan harga pokok produk 11. Menyusun laporan keuangan 12. Menyiapkan surat pemberitahuan pajak 13. Mengoperasikan paket program pengolah angka/ spreadsheet 14. Mengoperasikan aplikasi komputer akuntansi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
B. Penelitian Yang Relevan
Yuni Safitri (2007) dalam skripsinya yang berjudul ”Aplikasi
Pembelajaran Dengan Penggunaan Macromedia Flash Untuk Peningkatan
Penguasaan Konsep Biologi Melalui Metode Jigsaw Di SMA AL ISLAM 2
Surakarta”, menjelaskan bahwa setelah dilakukan penelitian didapatkan
kesimpulan sebagai berikut: (1) Penggunaan macromedia flash melalui
metode jigsaw dapat meningkatkan kualitas pembelajaran biologi, yang
didasarkan pada peningkatan partisipasi aktif siswa dalam diskusi ,
peningkatan kerjasama, kemampuan berpendapat dan bertanya, dan terjadi
peningkatan belajar dalam bentuk kelompok dalam kategori baik dan bentuk
belajar individual dalam kategori tinggi. (2) Penggunaan macromedia flash
melalui metode jigsaw dapat meningkatkan penguasaan konsep pada materi
sistem saraf dan indera, untuk materi sistem saraf sebesar 7,5% dan pada
kemampuan akhir meningkat sebesar 16,9%. Materi sistem indera pada siklus
dua meningkat sebesar 23,2% dan pada kemampuan akhir meningkat sebesar
7.7%
Indah Kusharyati (2008) dalam Skripsinya yang berjudul ” Penerapan
model Pembelajaran kooperatif dengan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan
Penguasaan Konsep Dalam Pembelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI IS 5
SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009 ” menyimpulkan bahwa
terdapat peningkatan penguasaan konsep dalam pembelajaran akuntansi baik
proses maupun hasil melalui penerapan model pembelajaran kooperatif
metode jigsaw. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut:
(1) Siswa dapat menyebutkan nama contoh buku besar (2) Siswa dapat
menyebutkan ciriciri buku besar, (3) Siswa dapat memilih dan membedakan
contoh dari yang bukan contoh buku besar, (4) adanya peningkatan
pencapaian hasil belajar siswa dari 33,3% sebanyak 12 siswa pada siklus
pertama meningkat menjadi 33 siswa sebesar 91,7% pada siklus kedua.
Peningkatan tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya, antara
lain: (1) Guru sudah mengelola kelas dengan baik, (2) Guru melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
pendekatan kepada siswa dan lebih banyak memberikan motivasi kepada
siswa, (3) Guru menyadari perlunya melakukan suatu evaluasi terhadap proses
pembelajaran, agar segala kelemahan yang ada dapat teratasi dengan baik, dan
tidak terulang dalam proses pembelajaran berikutnya.
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema
dan masalah penelitian, serta didasarkan pada kajian teoritis. Kerangka berpikir
ini digambarkan dengan skema secara holistik dan sistematik. Selaras dengan
judul penelitian yang di ambil, yaitu ” Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Dengan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa
Kelas XI Akuntansi SMK Kanisius Surakarta Tahun Ajaran 2010 / 2011” maka
dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas
Proses Kegiatan Mengajar Guru masih menggunakan metode konvensional Kondisi
awal
Siswa cepat bosan, kurang aktif dalam pembelajaran dan penguasaan konsep lemah
Guru menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw
Suasana kelas menjadi lebih hidup karena siswa menjadi lebih aktif
Tindakan
Guru melakukan refleksi pada siklus I kemudian melanjutkan perbaikan pada siklus II
Siswa lebih aktif dan penguasaan konsep meningkat dibanding pada siklus I
Kondisi akhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan
penelitian, yang masih harus diuji kebenarannya sampai terbukti melalui data
yang terkumpul. Berdasarkan kajian teori, kerangka berpikir dari penelitian
tindakan kelas, serta hasil penelitian yang relevan seperti yang telah diuraikan di
atas maka dapat dirumuskan hipotesis bahwa ”Penerapan model pembelajaran
kooperatif dengan metode Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi
Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Kanisius Surakarta”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian merupakan lokasi dimana penelitian ini akan dilakukan.
Penelitian ini dilakukan di SMK Kanisius Surakarta, yang beralamat di Jln.
Telasih No. 4 Mangkubumen Surakarta. Pemilihan lokasi tersebut berdasarkan
pertimbangan bahwa penelitian yang bertema peningkatan prestasi belajar melalui
metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan metode penelitian tindakan
kelas belum pernah dilakukan di SMK Kanisius Surakarta sehingga hasilnya dapat
digunakan sebagai masukan bagi pihak guru maupun pihak pimpinan sekolah.
2. Waktu Penelitian
Penulis merencanakan pelaksanaan penelitian dari Bulan Mei 2010 sampai
dengan Bulan November 2010. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai
penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel. 1. Jadwal Penelitian Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Persiapan Penelitian a. Penyusunan Judul b. Penyusunan Proposal c. Perijinan
2. Perencanaan Tindakan 3. Implementasi Tindakan a. Siklus I b. Siklus II c. Siklus III
4. Review 5. Penyusunan Laporan
Sept 2010
Okt 2010
Nov 2010
Jenis Kegiatan
Juni 2010
Juli 2010
Agust 2010
22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Penelitian ini di khususkan pada Kelas XI Program Keahlian Akuntansi
yang jumlahnya 22 siswa.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Akuntansi dengan
jumlah siswa 22 siswa SMK Kanisius Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah berbagai
kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses belajar
mengajar yang terdiri dari:
a. Pemilihan strategi pembelajaran
b. Pelaksanaan strategi pembelajaran yang dipilih
c. Suasana belajar saat berlangsungnya proses belajarmengajar
d. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
e. Hasil proses pembelajaran
C. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). PTK merupakan salah satu jenis penelitian tindakan yang bersifat
praktis, karena penelitian ini menyangkut kegiatan yang dipraktikkan guru dalam
tugasnya seharihari. Permasalahan yang diangkat untuk diteliti benarbenar
merupakan permasalahan yang ada dalam pekerjaan guru. Penelitian ini dapat
dilakukan oleh orang yang tidak langsung menangani kegiatan proses belajar
mengajar di kelas. Penelitian ini dapat dilaksanakan ketika pembelajaran di
sekolah berjalan sesuai dengan kalender pendidikan maupun dengan membuat
program khusus untuk penelitian, misalnya setelah selesai ujian akhir sekolah atau
menjelang liburan semester atau saat liburan sekolah. Tetapi pelaksanaan ini akan
lebih efektif jika dilaksanakan ketika jam pelajaran berlangsung sesuai kalender
pendidikan karena siswa akan menyikapi proses pembelajaran lebih serius
daripada saat liburan yang mungkin siswa merasa pelaksanaan penelitian diluar
jam pelajaran yang dijadwalkan tidak memberi efek langsung bagi nilainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Menurut pendapat Suharsimi Arikunto (2007: 3) ”Penelitian tindakan
kelas terdiri dari tiga kata yaitu penelitian, tindakan dan kelas. Penelitian adalah
kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat utnuk meningkatkan mutu suatu
hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah sesuatu gerak
kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini
berbentuk rangkaian siklus kegiatan. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam
waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru”.
Dengan menggabungkan ketiga pengertian tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang memerlukan tindakan untuk
menanggulangi masalah dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan dalam
kawasan kelas atau sekolah yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan
kualitas pembelajaran.
Tujuan akhir dari pelaksanaan Penelitian tindakan kelas sebagaimana
yang diungkapkan Kasihani Kasbolah (2001: 21) bahwa ”Pelaksanaan PTK
bertujuan untuk meningkatkan (1) Kualitas praktik pembelajaran di sekolah, (2)
Relevansi pendidikan, (3) Mutu hasil pendidikan, dan (4) efisiensi pengelolaan
pendidikan”.
Pelaksanaan PTK terdiri dari empat tahap yaitu: (1) Perencanaan
Tindakan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan Interpretasi, dan (4)
Analisis dan Refleksi. Dari keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut
merupakan satu siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun. Jadi bentuk
penelitian tindakan tidak pernah kegiatan tunggal tetapi rangkaian kegiatan yang
akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus. Informasi yang diperoleh dari
langkah refleksi, merupakan bahan yang tepat untuk menyusun perencanaan
siklus berikutnya. Dengan mengacu pada hasil yang dicapai pada siklus I maka
akan terlihat kekurangankekurangan dari pelaksanaan siklus I. Untuk itu, pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Siklus II diusahakan semua kekurangan pada siklus I dapat terpecahkan dan
tujuan penelitian telah tercapai.
Tahaptahap pelaksanaan PTK tersebut diatas dapat digambarkan dalam
siklus sebagai berikut :
Siklus I
Siklus II
Gambar 3. Siklus PTK (Suharsimi Arikunto, 2009: 74)
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang ditempuh untuk
mendapatkan data yang diperlukan dengan menggunakan teknik tertentu. Dalam
penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu sebagai berikut:
1) Wawancara
Menurut Lexy J. Moleong (2002:135) “Wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu, percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan
jawaban atas pertanyaan tersebut”.
Permasalahan
Permasalahan baru hasil refleksi
Perencanaan Tindakan I
Perencanaan Tindakan II
Refleksi I
Pelaksanaan Tindakan I
Pengamatan/ Pengumpulan Data I
Pelaksanaan Tindakan II
Refleksi II Pengamatan/ Pengumpulan Data II
Apabila permasalahan
belum terselesaikan
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Jenisjenis wawancara adalah sebagai berikut :
a. Wawancara pembicaraan formal Jenis wawancara ini pertanyaan yang diajukan sangat tergantung pada spontanitasnya dalam mengajukan pertanyaan kepada yang diwawncarai.
b. Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara Jenis wawancara ini mengharuskan pewancara membuat kerangka dan garis besar pokokpokok yang akan ditanyakan dalam proses wawancara dilakukan.
c. Wawancara baku terbuka. Jenis wawancara ini adalah wawancara yang menggunakan seperangkat pertanyaan baku. Urutan pertanyaan, kata katanya dan cara penyajiannya sama untuk setiap responden.
(Lexy J. Moeong,2002: 135136)
Berdasarklan definisi wawancara di atas jenis wawancara yang digunakan
adalah dengan pendekatan menggunakan petunjuk wawancara, dimana
sebelum melaksanakan wawancara, pewancara terlebih dahulu menyusun
kerangka pertanyaan yang relevan dengan permasalahan sebagai pedoman,
sedang penyampaiannya kepada informan adalah bebas tetapi tetap mengarah
pada maksud dari pewancara.
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dari informan tentang
pelaksanaan pembelajaran akuntansi, berbagai informasi mengenai kesulitan
yang dialami siswa dalam belajar akuntansi, selain itu untuk mengetahui
bagaimana tanggapan siswa terhadap cara mengajar yang digunakan guru.
2) Observasi
Observasi merupakan kegiatan pemusatan terhadap obyek dan mencatat
fenomena yang terjadi. Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah langsung ke SMK Kanisius Surakarta. Jenis observasi yang dilakukan
adalah observasi partisipan, artinya peneliti ikut terlibat dalam tindakan
(proses pembelajaran). Kegiatan yang diamati meliputi pembelajaran yang
berlangsung di kelas yang bertujuan untuk mengamati perkembangan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru bersama peneliti dan siswa di dalam
kelas. Hasil dari kegiatan observasi ini dijadikan tolak ukur untuk menilai
kemampuan afektif siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
3) Tes
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar yang
dicapai siswa setelah proses pembelajaran, dan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan atau perkembangan pelaksanaan tindakan.
E. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari tiga
siklus dimana setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu:(1) Perencanaan
Tindakan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan Interpretasi, dan (4)
Analisis dan Refleksi. Adapun ketiga siklus tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah :
a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah dan Guru mata pelajaran
Akuntansi SMK Kanisius Surakarta.
b. Observasi untuk mendapatkan gambaran mengenai permasalahan dalam
pembelajaran akuntansi di kelas XI Akuntansi.
c. Penyusunan jadwal penelitian
2. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan
Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu : siklus I dan siklus
II. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi, serta tahap analisis dan refleksi. Masing
masing siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Pada tahap ini peneliti
menyusun instrumeninstrumen yang diperlukan dalam pelaksanaan
penelitian, yang terdiri dari: RPP, lembar observasi, pedoman wawancara,
serta soal tes untuk siklus I dan siklus II.
3. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan mengenai
tindakan di kelas. Pada tahap ini peneliti menentukan alternatif tindakan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
dipandang paling tepat atau diyakini oleh peneliti akan mampu memecahkan
masalah yang sedang dihadapi. Tindakan yang diambil pada penelitian ini
adalah peningkatan prestasi belajar akuntansi menggunakan model
pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw.
4. Tahap Observasi atau Pengamatan
Tahap observasi yaitu tahap pelaksanaan pengamatan oleh peneliti.
Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian Tindakan kelas
dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara
obyektif tentang perkembangan proses pembelajaran dan pengaruh dari
tindakan yang dipilih terhadap kondisi kelas yang dinyatakan dalam bentuk
data.
5. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang
telah dilakukan selama penelitian.
F. Proses Penelitian
Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya
prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI Akuntnasi SMK Kanisius
Surakarta melalui penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode
jigsaw. Setiap tindakan upaya peningkatan indikator tersebut dirancang dalam
satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: 1.
Perencanaan Tindakan, 2. Pelaksanaan Tindakan, 3. Observasi, dan 4. Refleksi
untuk perencanaan siklus berikutnya. Dalam penelitian ini, direncanakan dalam
tiga siklus.
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan antara lain :
1) Menyusun Skenario pembelajaran sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
a) Guru menciptakan suasana yang kondusif kemudian memberikan
pengetahuan awal kepada siswa mengenai materi Memproses Dana
Kas Kecil.
b) Guru membagi materi Mengelola Dana Kas Kecil ke dalam
beberapa bagian materi. Kemudian guru membagi siswa dalam
kelompokkelompok utama dan meminta ketua dari kelompok
utama membagi materi yang menjadi tanggung jawab setiap
anggotanya.
Untuk siklus I bagian materi itu yaitu: kas kecil serta fungsinya
dalam perusahaan.
c) Guru memberitahukan bahwa masingmasing kelompok utama
akan mengirimkan anggota kelompoknya ke kelompok inti untuk
mendiskusikan mengenai materi mengelola dana kas kecil sesuai
tanggung jawab masingmasing.
d) Setelah menyelesaikan diskusi di kelompok inti, siswa diminta
kembali ke kelompok utama masingmasing untuk memberikan
laporan atau informasi dari hasil diskusi yang diperoleh dalam
kelompok ahlinya kepada anggota kelompok asal yang lain, dalam
hal ini setiap anggota diminta untuk mengajarkan materi yang
menjadi tanggung jawabnya. Setiap kelompok diberi kesempatan
untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka.
2) Menyusun instrumen untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis.
3) Menetapkan indikator ketercapaian yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Tabel 2. Indikator Penguasaan Konsep Siswa Siklus I
Indikator penguasaan
konsep
Persentase
target
capaian
Cara mengukur
Keaktifan siswa dalam
apersepsi
60 % Diamati saat guru memberikan
apersepsi kepada siswa pada awal
pembelajaran
Keaktifan siswa dalam
kelompok saat mengikuti
pembelajaran
70 % Diamati saat pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi dan
dihitung dari jumlah siswa yang
menunjukkan keaktifan dalam
mengikuti diskusi kelompok
Kemandirian siswa dalam
mengerjakan soal evaluasi
80 % Diamati saat siswa mengerjakan
soal evaluasi dan dihitung siswa
yang mengerjakan soal secara
mandiri maupun yang bekerjasama.
Ketuntasan hasil belajar
(standar nilai 70)
80 % Dihitung dari jumlah siswa yang
mendapatkan nilai 6,5 ke atas, untuk
siswa yang mendapat nilai 6,5
dianggap telah mencapai ketuntasan
belajar.
b. Tahap Pelaksanaan
Dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah
direncanakan yang dilakukan bersamaan dengan observasi terhadap
dampak tindakan.
c. Tahap Observasi
Tahap ini dilakukan dengan mengamati pelaksanaan proses belajar
mengajar terutama dalam pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw dan peran siswa dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
proses belajar mengajar yang langsung diamati oleh peneliti dengan
bantuan guru mitra.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap pelaksanaan kegiatan
pembelajaran dan hasil penguasaan materi (nilai tes) terhadap proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Data yang diperoleh selanjutnya
menjadi bahan refleksi bagi peneliti untuk memperbaiki proses
pembelajaran berikutnya dalam siklus II.
2. Rancangan Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan antara lain :
1) Menyusun Skenario pembelajaran sebagai berikut :
a) Guru menciptakan suasana yang kondusif kemudian memberikan
pengetahuan awal kepada siswa mengenai materi Saldo awal kas
kecil serta bukti pemakaian kas kecil.
b) Guru membagi materi Saldo awal kas kecil serta bukti pemakaian
kas kecil ke dalam beberapa bagian materi. Kemudian guru
membagi siswa dalam kelompokkelompok utama dan meminta
ketua dari kelompok utama membagi materi yang menjadi
tanggung jawab setiap anggotanya.
Untuk siklus II bagian materi terdiri dari: (1) menghitung saldo
awal kas kecil (2) mengumpulkan buktibukti pengeluaran kas
kecil.
c) Guru memberitahukan bahwa masingmasing kelompok utama
akan mengirimkan anggota kelompoknya ke kelompok inti untuk
mendiskusikan mengenai materi mengelola dana kas kecil sesuai
tanggung jawab masingmasing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
d) Setelah menyelesaikan diskusi di kelompok inti, siswa diminta
kembali ke kelompok asalnya masingmasing untuk memberikan
laporan atau informasi dari hasil diskusi yang diperoleh dalam
kelompok ahlinya kepada anggota kelompok asal yang lain, dalam
hal ini setiap anggota diminta untuk mengajarkan materi yang
menjadi tanggung jawabnya. Setiap kelompok diberi kesempatan
untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka.
2) Menyusun instrumen untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis.
3) Menetapkan indikator ketercapaian yaitu:
Tabel 3. Indikator Penguasaan Konsep Siswa Siklus II
Indikator penguasaan
konsep
Persentase
target
capaian
Cara mengukur
Keaktifan siswa dalam
apersepsi
60 % Diamati saat guru memberikan
apersepsi kepada siswa pada awal
pembelajaran
Keaktifan siswa dalam
kelompok saat mengikuti
pembelajaran
70 % Diamati saat pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi dan
dihitung dari jumlah siswa yang
menunjukkan keaktifan dalam
mengikuti diskusi kelompok
Kemandirian siswa dalam
mengerjakan soal evaluasi
80 % Diamati saat siswa mengerjakan
soal evaluasi dan dihitung siswa
yang mengerjakan soal secara
mandiri maupun yang bekerjasama.
Ketuntasan hasil belajar
(standar nilai 70)
80 % Dihitung dari jumlah siswa yang
mendapatkan nilai 6,5 ke atas, untuk
siswa yang mendapat nilai 6,5
dianggap telah mencapai ketuntasan
belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
b. Tahap Pelaksanaan
Dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah
direncanakan yang dilakukan bersamaan dengan observasi terhadap
dampak tindakan.
e. Tahap Observasi
Tahap ini dilakukan dengan mengamati pelaksanaan proses belajar
mengajar terutama dalam pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw dan peran siswa dalam
proses belajar mengajar yang langsung diamati oleh peneliti dengan
bantuan guru mitra.
f. Tahap Refleksi
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap pelaksanaan kegiatan
pembelajaran dan hasil penguasaan materi (nilai tes) terhadap proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Data yang diperoleh selanjutnya
menjadi bahan refleksi bagi peneliti untuk memperbaiki proses
pembelajaran berikutnya dalam siklus III.
3. Rancangan Siklus III
Rencana Penelitian Tindakan kelas pada siklus III ini disesuaikan dengan
kekurangankekurangan yang ditemukan pada siklus II, sehingga rencana
tindakan bertujuan untuk memperbaiki kekurangan atau masalah pada siklus
sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat SMK Kanisius Surakarta
SMK Kanisius merupakan alih fungsi SMA Kanisius, SMK (SMEA)
Kanisius yang beralamat di Jalan Telasih IV / 02 Mangkubumen Surakarta
berdiri dengan izin operasional dari Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Tengah
Nomor 7777/103/1/1995. Mulai tahun diklat 1998/1999 dengan status Diakui,
SMK Kanisius mulai menerima siswa baru pertama kali tahun pelajaran
1995/1996 dengan membuka program studi Akuntansi, Sekretaris dan
Manajemen Bisnis dengan jumlah masingmasing program studi satu kelas.
Maksud didirikannya SMK (SMEA) Kanisius karena adanya
permintaan dan desakan yang cukup kuat (besar) khususnya dari siswa dan
orang tua siswa dari SMPSMP Kanisius dan SMPSMP Katolik lainnya
dalam kota Surakarta. Disamping itu SMK (SMEA) Kanisius berdiri untuk
melengkapi Yayasan Kanisius dengan sekolah kejuruan SMEA, disamping
sekolahsekolah yang sudah dikelola oleh Yayasan Kanisius: TK, SD, SMP,
SMU dan Sekolah Kejuruan lainnya. Sekolahsekolah Kanisius tersebut
bersifat amal dan tidak mengarah untuk mencari keuntungan.
Panitia pendiri SMK Kanisius adalah Romo Drs. M. Hadisiswoyo,SJ,
Yohanes Yoewana,BA, L.Bardi PS,BA, E. Kadarwati, BA, Linus Pramono,
BA dan Drs. M. Sriwiyono. Pada tahun pelajaran 1996/1997 dan tahun
pelajaran 1997/1998 SMK (SMEA) Kanisius membuka 4 kelas masing
masing program studi sekretaris 2 kelas, Akuntansi dan Manajemen Bisnis
masingmasing 1 kelas. Tahun diklat 1997/1998 untuk pertama kali SMK
(SMEA) Kanisius meluluskan siswa. Lulusan pertama sebanyak 113 siswa
terdiri dari siswa program studi Sekretaris 36 siswa, Akuntansi 39 siswa dan
Manajemen Bisnis 38 siswa dengan tingkat kelulusan cukup memuaskan.
34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
2. Kondisi Lingkungan SMK Kanisius Surakarta
Gedung SMK Kanisius Surakarta yang terletak di jalan Telasih IV / 02
Mangkubumen Wetan merupakan tempat yang strategis karena mudah
dijangkau oleh sarana transportasi. Letak SMK Kanisius berdekatan dengan
sekolahsekolah lainnya : SMA Muhammadiyah 2 Surakarta, SMK Sahid
Surakarta, SMK Bina Mandiri Indonesia, SD dan TK. Lingkungan eksternal
sekolah sangat mendukung proses belajar mengajar karena terletak di pinggir
perkampungan sehingga tidak terganggu dengan kebisingan kendaraan dan
pabrikpabrik di kota. Keadaan fisik SMK Kanisius Surakarta :
1. Gedung Sekolah
Gedung SMK Kanisius Surakarta yang berada di jalan Telasih
Mangkubumen Wetan merupakan gedung lama yang dahulu digunakan
SMA Kanisius Surakarta sebelum beralih fungsi SMK (SMEA) Kanisius
Surakarta.
2. Halaman Sekolah
Halaman sekolah yang dimiliki SMK Kanisius Surakarta cukup luas,
sehingga dapat digunakan untuk upacara bendera dan acaraacara penting
lainnya. Halaman sekolah yang dimiliki oleh SMK Kanisius Surakarta
berukuran 48 x 24 m 2 belum termasuk tempat parkir siswa dan tempat
parkir guru.
3. Ruangan
SMK Kanisius Surakarta memiliki ruangan serta bangunan induk yang
cukup besar dan multifungsi ruanganruangan di SMK Kanisius Surakarta
terdiri dari 35 ruangan. Ruanganruangan tersebut antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Tabel 4. Ruanganruangan pada SMK Kanisius
No Jenis Ruang Jumlah Ukuran Keadaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Ruangan kepala sekolah
Ruang Guru
Ruang Tata Usaha
Ruang Kelas
Ruang Perpustakaan
Ruang Lab Komputer
Ruang Lab Mengetik
Kamar kecil siswa
Kamar kecil guru
Toko / Bank Mini
Ruang BP / BK
Ruang UKS
Ruang OSIS
Gudang
Ruang Tamu
Kantin / Cafetaria
Ruang Rapat
Ruang Penjaga
1 ruang
1 ruang
1 ruang
12 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
7 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
5,00 x 3,00 m
7,18 x 6,33 m
5,00 x 6,00 m
7,00 x 8,00 m
7,00 x 8,00 m
7,00 x 14,00 m
7,00 x 9,50 m
2,80 x 1,28 m
3,00 x 1,00 m
9,37 x 1,22 m
3,80 x 4,00 m
3,20 x 4,00 m
1,60 x 5,00 m
6,75 x 1,95 m
5,00 x 6,00 m
8,20 x 8,67 m
10,60 x 3,60 m
7,00 x 8,50 m
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
3. Visi dan Misi SMK Kanisius Surakarta
1. Visi
Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang mampu menghasilkan
tamatan sesuai dengan dunia/dunia industri yang didasarkan pada nilai dasar
kehidupan
2. Misi
a. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang memberikan kompetensi
pada siswa sesuai dengan program keahliannya dan memiliki kemandirian,
kejujuran, kedisiplinan, ketrampilan, dan solidaritas.
b. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
c. Menjalin kerjasama dengan Dunia Usaha/ Dunia industri dalam
pelaksanaan pendidikan Sistem Ganda, praktek kerja Industri dan
penyaluran tamatan.
4. Pelaksanaan Kurikulum
Sejak tahun 2006 lalu SMK Kanisius Surakarta telah menggunakan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sesuai dengan rekomendasi yang
diberikan oleh Departemen Pendidikan Nasional, pelaksanaan KTSP diarahkan untuk
mengembangkan kecerdasan, pengetahuan, pemahaman, kemampuan nilai,
sikap dan minat peserta didik agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk
kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab.
Penilaian KTSP tidak hanya mengacu pada aspek kognitif tetapi juga
psikomotorik dan afektif berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).
KKM merupakan batasan nilai minimum yang harus dicapai oleh siswa baik
pada penilaian Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester maupun Ulangan
Akhir Semester/Kenaikan Kelas. KKM untuk setiap mata pelajaran tidak sama
yang ditentukan pada setiap awal semester. Selanjutnya pada tahun 2008
sekolah mulai menerapkan kurikulum yang dirilis oleh Kementrian
Pendidikan Nasional dengan SK NOMOR : 251/C/KEP/MN/2008 tentang
Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan dimana setiap sekolah
menengah kejuruan harus menerapkan spektrum keahlian pendidikan
menengah kejuruan yang memuat bidang studi keahlian, program studi
keahlian, kompetensi keahlian dan deskripsi setiap kompetensi keahlian.
Spektrum sebagaimana dimaksud merupakan acuan dalam pembukaan dan
penyelenggaraan bidang studi/program studi/ kompetensi keahlian pada SMK.
Pada setiap kompetensi keahlian yang dibuka, SMK dapat mengkhususkan
kompetensi berdasarkan komoditas tertentu sesuai dengan tuntutan kebutuhan
dunia kerja terkait (konsentrasi keahlian) dengan tidak mengabaikan
kemampuan dasar kompetensi keahlian tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI Akuntansi SMK
Kanisius Surakarta
Sebelum melaksanakan penelitian ini , terlebih dahulu peneliti melakukan
kegiatan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada
di lapangan. Observasi awal dilakukan pada Juli 2010 di SMK Kanisius Surakarta
dan sebelumnya peneliti juga sudah mengetahui sedikit permasalahan melalui
observasi pada saat PPL. Hasil dari identifikasi masalah tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Ditinjau dari Segi Siswa
a. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran akuntansi.
Siswa masih kurang aktif dalam pembelajaran akuntansi. Hal ini
disebabkan pada umumnya pembelajaran dilakukan dengan metode
konvensional atau metode ceramah yang tidak semua siswa dapat
memahami pelajaran dengan mudah. Tingkat kejenuhan siswa meningkat
karena setiap pembelajaran dilakukan dengan metode konvensional. Pada
metode konvensional siswa hanya duduk, mendengarkan dan mencatat
penjelasan dari guru. Keadaan ini membuat siswa bosan dan mengabaikan
pembelajaran, Siswa menjadi tidak fokus dan kurang konsentrasi dalam
menerima pelajaran. Sebagai contoh tidak fokusnya siswa contohnya
seperti melamun, mengantuk, bercakap dengan teman lain dan sebagainya.
Ketidakaktifan dan kurang konsentrasinya siswa dalam pembelajaran juga
tercermin ketika mendapat tugas atau mengerjakan ulangan harian. Mereka
lebih sering bingung dan tidak tahu apa yang harus dikerjakan, sehingga
ketika ulangan para siswa akan melakukan kecurangan seperti mencontek
pekerjaan teman, membuka catatan atau buku yang berhubungan dengan
pelajaran serta nilainya tidak bagus dan tidak memenuhi KKM yang
ditentukan berdasarkan kompetensi dasarnya. Akuntansi merupakan suatu
siklus kegiatan pencatatan sehingga jika mereka melewatkan pembelajaran
mereka tidak akan mengerti, karena pembelajaran akuntansi berkelanjutan
atau selalu berhubungan materi pembelajaran sebelumnya. Hal ini dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
diatasi dengan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
b. Siswa tidak terlalu antusias dan kurang berminat terhadap pelajaran
akuntansi.
Metode konvensional atau ceramah yang dilakukan secara
berkelanjutan akan menimbulkan kebosanan siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran, siswa hanya diminta untuk mendengarkan dan
mencatat apa yang dijelaskan guru, serta mengerjakan apa yang
diperintahkan guru, sehingga siswa menjadi bosan dan mengabaikan mata
pelajaran akuntansi. Akibatnya, banyak siswa mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan tugas maupun evaluasi yang diberikan guru, karena selain
pemahaman siswa yang mengambang, juga dalam mata pelajaran
akuntansi melibatkan perhitungan dan berkaitan dengan kejadian sehari
hari yang membutuhkan ketelitian dan ketekunan para siswa. Hal tersebut
dapat diatasi apabila siswa dilibatkan secara aktif dalam proses
pembelajaran, sehingga siswa akan aktif mengungkapkan pendapatnya
tentang materi yang sedang dibahas dan bertanya disaat mereka
mengalami kesulitan.
c. Beberapa siswa yang kurang memahami pembelajaran.
Siswa yang tidak terlibat aktif dalam pembelajaran dan melakukan
kegiatan lain yang tidak berhubungan dengan pelajaran tidak akan
mengerti penjelasan dari guru. Apabila diberi kesempatan untuk bertanya,
mereka juga tidak akan mengerti apa yang akan mereka tanyakan, tetapi
siswa lebih suka bertanya kepada teman mereka yang juga belum tentu
memahami apa yang disampaikan guru. Namun, ada pula beberapa siswa
yang masih mengabaikan pelajaran dan tidak bertanya kepada teman
setelah pelajaran usai. Sehingga siswa tersebut tidak akan mengetahui
materi yang harus mereka pelajari. Para siswa yang tidak memahami
materi pembelajaran akan kesulitan ketika mereka menghadapi ulangan
harian. Saat ulangan harian siswa yang tidak memahami materi
pembelajaran akan bertanya kepada temannya atau mencontek catatan, hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
ini akan sangat mengganggu jalannya ulangan karena pada saat ulangan
harian siswa dilarang untuk saling membantu dalam menjawab soal
ulangan. Keadaan ini harus diatasi dengan suatu metode pembelajaran
yang melibatkan siswa secara aktif dan siswa dapat langsung bertanya
kepada temannya pada saat proses belajar mengajar, serta jika perlu
bertanya kepada guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran sehingga
siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran.
2. Ditinjau dari Segi Guru
a. Guru masih menggunakan metode konvensional.
Pada saat pembelajaran akuntansi, seringkali siswa menunjukkan
sikap yang kurang berminat dan kurang antusias terhadap mata pelajaran
akuntansi. Siswa terlihat bosan, jenuh dan tidak berminat terhadap
pelajaran akuntansi serta kurang memperhatikan materi pelajaran dengan
seksama. Guru sudah mencoba untuk membangkitkan minat siswa dengan
memberikan pendekatan secara langsung dan dengan memotivasi serta
menegur siswa yang tidak mau memperhatikan pelajaran. Namun, cara ini
ternyata belum mampu membangkitkan semangat dan minat belajar siswa
terhadap mata pelajaran akuntansi.
b. Hasil belajar yang tercermin dari pencapaian kompetensi belajar siswa
belum menunjukkan hasil yang optimal.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti menunjukkan
bahwa prestasi belajar akuntansi para siswa di SMK Kanisius Surakarta
dapat dikatakan belum merata dan kurang memenuhi kriteria ketuntasan
minimal standar kompetensi serta tujuan pelajaran akuntansi, karena dalam
pengamatan yang dilakukan peneliti pada siswa kelas XI Akuntansi SMK
Kanisius Surakarta, dari hasil pekerjaan siswa menunjukkan bahwa
terdapat kesenjangan antara pencapaian kompetensi belajar siswa dengan
kriteria minimal yang harus dicapai. Berdasarkan nilai Ulangan Harian KD
1 terdapat 59% siswa yang memperoleh nilai dibawah standar KKM yaitu
70 dan 41% siswa memperoleh nilai diatas KKM, hal ini menunjukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
pencapaian kompetensi siswa belum merata serta kurangnya pemahaman
terhadap mata pelajaran akuntansi.
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Sebagai data awal, peneliti mengambil nilai ulangan harian terakhir yang
diperoleh siswa untuk mengetahui kemampuan siswa serta dijadikan tes awal
siswa sebelum kita masuk pada siklus pertama yang mana tes tersebut dalam
bentuk tes pilihan ganda dan soal essay diperoleh hasil seperti tercantum dalam