Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta METODE SCORING: SATU CARA TERUKUR MENDAPATKAN BENIH UDANG BERKUALITAS Oleh: Lisa Ruliaty Joko Sumarwan Retno Handayani Adi Susanto KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA - 2014
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta
METODE SCORING: SATU CARA TERUKUR
MENDAPATKAN BENIH UDANG BERKUALITAS
Oleh:
Lisa Ruliaty
Joko Sumarwan
Retno Handayani
Adi Susanto
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU
JEPARA - 2014
Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta
METODE SCORING: SATU CARA TERUKUR MENDAPATKAN
BENIH UDANG BERKUALITAS
Oleh:
Lisa Ruliaty, Joko Sumarwan, Retno Handayani dan Adi Susanto
ABSTRAK
Beberapa metode seleksi benih telah dilakukan untuk mendapatkan benih udang
berkualitas. Metode scoring yang dikembangkan di BBPBAP Jepara menggabungkan 3
(tiga) cara seleksi benih udang yaitu pengamatan visual, pengamatan daya tahan dan
pengamatan laboratorium dengan memberi nilai (score) pada setiap parameter.
Pengamatan visual terdiri dari; 1) pengamatan populasi dengan 6 parameter, 2)
pengamatan bentuk benih dengan 3 parameter dan 3) pengamatan daya tahan benih
terhadap arus dengan 1 parameter. Pengamatan daya tahan terdiri dari; 1) tes salinitas
dengan 1 parameter, 2) tes formalin dengan 1 parameter. Pengamatan laboratorium
terdiri dari; 1) pengamatan secara mikroskopis dengan 7 parameter dan 2) tes virus
dengan 2 parameter. Persentase hasil yang di dapatkan pada setiap parameter di scoring
dengan kriteria baik (>95 %) di nilai 10, kriteria sedang (70% - 95%) di nilai 5 dan
kriteria jelek (<70 %) di nilai 0. Jumlah nilai parameter pada sub pengamatan
memberikan kriteria yang terukur dari benih udang. Kriteria benih udang yang baik
dengan nilai >15, sedang dengan nilai 10 – 15 dan jelek dengan nilai <10.
Kata Kunci : scoring, benih udang.
Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta
I. PENDAHULUAN
Keberhasilan dalam kegiatan budidaya tambak tidak terlepas dari kualitas benih yang
skor=0) 6. Kondisi lingkungan (Baik >95% skor=10, sedang 70-95% skor=5, jelek<70%
skor=0)
Pengamatan Bentuk Benih
Sampel benih 50-100 ekor di tempatkan di Beakerglas
Mengamati :
7. Kelengkapan organ (Tinggi >95% skor=10, sedang 70-95% skor=5, rendah <70% skor=0)
8. Abnormalitas (Tinggi >95% skor=0, sedang 70-95% skor=5, rendah <70% skor=10)
9. Warna tubuh (Baik >95% skor=10, sedang 70-95% skor=5, jelek <70% skor=0) Pengamatan daya tahan benih terhadap arus
Sampel benih 100 – 300 ekor di tempatkan di wadah baskom putih
Mengamati :
10. Daya tahan benih terhadap arus air (baik >95% skor 10, sedang 70-95%
skor=5, rendah <70% skor=0) Menjumlah skor dan membagi dengan jumlah parameter:
Kriteria Benih, dengan nilai :
Baik = >90
Sedang = 50 - 90
Jelek = < 50
Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta
Jumlah populasi kepadatan populasi
Dilakukan dengan melihat keliling bak saat aerasi dimatikan sementara (sekitar 2
menit), kemudian memperkirakan jumlah benih total. Bila jumlah populasi benih di
bak terlihat banyak maka dinilai dengan skor= 10, populasi Sedang skor= 5, populasi
sedikit = 0
Gerakan berenang. Berenang aktif melawan arus. Banyak mmenempel di dinding
Pengamatan gerakan benih di bak untuk melihat langsung gerakan benih di bak pada
umumnya gesit atau tidak. Benih yang baik gerakannya lurus menantang arus aerasi.
Benih dengan gerakan berenang aktif >95% mendapatkan skor=10, sedang 70-95%
skor=5, di dasar <70% skor=0.
Keseragaman Ukuran
Benih dengan keseragaman ukuran yang Tinggi 80-100% skor=10, sedang 70-80%
skor=5, rendah <70%=0.
Fototaksis
Pengamatan sifat fototaksis benih dilakukan dengan melihat pola populasi benih di
bak. Benih yang baik akan cenderung banyak berkumpul di tempat arah datangnya
cahaya. Benih yang Positif >95% skor=10, sedang 70-96% skor=5, negatif <70%
skor=0
Respon terhadap Pakan
Pengamatan respon benih terhadap pakan dilakukan dengan menebar pakan buatan
yang berbentuk tepung dan kering pada permukaan air. Benih yang responsif
terhadap pakan, maka ketika ditebar pakan, benih akan banyak naik berkumpul ke
arah pakan di tebar. Nilai terhadap respon terhadap pakan Baik >95% skor=10,
sedang 70-95% skor=5, jelek<70% skor=0
Kondisi Lingkungan Media Pemeliharaan. Keadaan plankton mati atau tidak mati.
Kondisi lingkungan benih yang baik ditandai dengan kondisi air media yang
berwarna plankton, masir dan tidak berbau. Pada pengamatan juga perlu diperhatikan
ada tidaknya bangkai benih yang melayang-layang di kolom air. Jika terdapat
bangkai benih di kolom air, ini pertanda benih baru dalam keadaan bermasalah,
sehingga harus dihindari. Kondisi lingkungan Baik >95% di beri skor=10, sedang
70-95% skor=5, jelek<70% skor=0
2. Pengamatan Bentuk Tubuh Benih
Pengamatan Bentuk tubuh benih udang windu dilakukan dengan cara mengambil
sampel benih sebanyak 50 – 100 ekor pada tiap bak dan di tempatkan ke dalam beaker
glas untuk memudahkan di dalam pengamatan. Pengamatan bentuk tubuh benih antara
lain :
Kelengkapan Organ
Kelengkapan organ Tinggi >95% skor=10, sedang 70-95% skor=5, rendah <70%
skor=0.
Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta
Abnormalitas
Abnormalitas benih dapat dilihat dari bentuk tubuh, terutama pada bagian ujung
rostrum dan ekor. Benih yang mengalami banyak gangguan dalam pertumbuhannya
baik faktor nutrisi maupun lingkungan sering menyebabkan
ketidaknormalan/abnormalitas. Benih dengan abnormalitas Tinggi >95% skor=0,
sedang 70-95% skor=5, rendah <70% skor=10.
Warna Benih
Warna benih yang baik akan bening transparan, tidak berwarna pucat susu pada
punggung dan tidak berwarna putih perak pada bola matanya. Baik >95% skor=10,
sedang 70-95% skor=5, jelek <70% skor=0.
3. Pengamatan Gerakan Melawan Arus
Pengamatan daya tahan benih terhadap arus dilakukan dengan mengambil 100 –
300 ekor benih dari tiap bak. Benih kemudian di tempatkan ke dalam baskom berwarna
putih dengan volume air 2-5 liter. Benih yang baik, jika diputar air dalam baskom akan
kelihatan melawan arus. Jumlah benih yang melawan arus sebanyak >95% akan di nilai
baik dengan skor = 10, sedang 70 – 95% dengan skor 5 dan rendah <70% dengan skor =
0.
5.1.2.C. Kriteria Benih
Nilai pengamatan terhadap seluruh parameter di catat pada Form 01. Jumlah skor yang
di dapatkan pada setiap pengamatan kemudian di jumlahkan. Hasil tersebut merupakan
Kriteria Benih, dengan nilai : Baik = >90, Sedang = 50 – 90 dan Jelek = < 50.
5.2. Pengamatan Daya Tahan Tubuh Benih Udang Windu
5.2.1. DIAGRAM PROSEDUR
Benih Siap Tebar (PL-12/>PL-20
1. Tes Salinitas
Pengambilan sampel benih PL-12/>PL-20
secara acak dari tiap bak sebanyak 300
ekor untuk 1 ulangan (min 3 ulangan)
2. Tes Formalin
Pengambilan sampel benih PL-12/>PL-20
secara acak dari tiap bak sebanyak 300
ekor untuk 1 ulangan (min 3 ulangan)
Benih di tempatkan di baskom dengan
perbandingan air media pemeliharaan : air
tawar 0 ppt (1:1).
Benih di tempatkan di baskom volume 5 L
dengan salinitas media sama dengan di bak
pemeliharaan dan di beri 1 titik aerasi.
Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta
5.2.2. METODE KERJA
5.2.2. A. Alat dan Bahan
o Baskom volume 5 liter, plastik, seser, alat hitung, refraktometer, gayung
o Air media pemeliharaan, air tawar, formalin 100%
5.2.2.B. Prosedur kerja
1. Tes Salinitas
Mempersiapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan
untuk uji ketahanan terhadap salinitas
Mempersiapkan tempat dan personil yang akan melaksanakan uji
Mengambil benih dari bak pemeliharaan dengan seser secara acak dan dimasukan
ke dalam ember penampung
Mengambil air pemeliharaan dengan gayung, ditampung dalam ember plastik dan
mencampur dengan air tawar (0 ppt) dengan jumlah yang sama dengan air media
yang diambil. Perbandingan air media dan air tawar adalah 1:1.
Memasukkan campuran air laut dan air tawar dalam ember yang akan digunakan
sebagai tempat uji kemudian dicatat kadar garamnya
Memasukkan benih ke dalam media uji sebanyak 300 ekor tiap ember dan
pengamatan jam ke 0 dimulai. Pengamatan dilakukan selama 3 jam
Pada 1 jam pertama diamati kondisi benih, dan benih yang mati diambil dari tempat
uji
Pengamatan pada jam ke-2 dilakukan seperti pada jam pertama
Cek SR benih pada 1 jam setelah
perendaman Ditambahkan Formalin 100% dosis 100
ppm (0,1 ml/l) utk PL-12 dan dosis 200
ppm (0,2 ml/L) utk >PL-20
Cek SR benih pada 2 jam setelah
perendaman
Cek SR benih pada 3 jam setelah
perendaman Hitung SR benih pada tiap ulangan dan di
bagi sesuai jumlah ulangan.
Skor Benih:
SR >95%, skor = 10
SR 75-90%, skor = 5
SR < 75% = 0
Rendam benih udang windu selama ½ jam
untuk PL-12 dan selama 1 jam untuk >PL-
20.
Hitung SR benih pada tiap ulangan dan di
bagi sesuai jumlah ulangan setelah
perendaman sesuai dengan waktu.
Skor Benih :
SR >95%, skor = 10
SR 75-95%, skor = 5
SR < 75%, skor = 0 Jumlahkan skor pada kedua tes, Kriteria Benih:
Bagus nilai >15, Sedang 10-15, Jelek <10
Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta
Pada jam ke-3 setelah benih yang mati dipisahkan, dihitung benih yang hidup pada
setiap wadah uji
Dihitung kelangsungan hidup pada setiap wadah uji
Kelangsungan hidup rata – rata adalah penambahan angka pada setiap wadah uji
dan dibagi dengan jumlah wadah
SR tersebut kemudian di nilai dengan criteria : Skor Benih: SR >95% skor = 10,
SR 75-95% skor = 5, SR < 75% skor = 0
2. Tes Formalin
Mempersiapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan
untuk uji ketahanan terhadap formalin
Mempersiapkan tempat dan personil yang akan melaksanakan uji
Mengambil benih dari bak pemeliharaan dengan menyeser secara acak dan
dimasukan ke dalam baskom penampung kapasitas volume 5 liter.
Mengambil air pemeliharaan dengan gayung, ditampung dalam ember plastik dan
menambahkan formalin 100% hingga konsentrasi dalam media uji 100 ppm (0,1
ml/l) untuk PL-12 dan 200 ppm (0,2 ml/l) untuk benih >PL-20
Memasukkan benih ke dalam media uji sebanyak 300 ekor tiap ember dan
pengamatan menit ke 0 dimulai. Pengamatan dilakukan selama 30 menit untuk PL-
12 dan satu jam untuk >PL-20.
Pada menit ke-30 setelah benih yang mati dipisahkan, dihitung benih yang hidup
pada setiap wadah uji
Dihitung kelangsungan hidup pada setiap wadah uji
Kelangsungan hidup rata – rata adalah penambahan angka pada setiap wadah uji
dan dibagi dengan jumlah wadah.
SR tersebut kemudian di nilai dengan criteria : Skor Benih: SR >95% skor = 10,
SR 75-95% skor = 5, SR < 75% skor = 0
5.2.2.C. Kriteria Benih
Nilai pengamatan terhadap seluruh parameter di catat pada Form 02. Jumlah skor yang
di dapatkan pada tes salinitas dan tes formalin kemudian di jumlahkan. Hasil tersebut
merupakan Kriteria Benih, dengan nilai : Baik = >15, Sedang = 10-15 dan Jelek = < 10.
Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta
5.3. Pengamatan Laboratorium Benih Udang Windu
5.3.1. DIAGRAM PROSEDUR
I. Pengambilan Sampel
II. Pengamatan benih udang windu secara mikroskopis
Pengambilan Sampel Benih Udang Windu (PL12)
Diambil dari 5 titik pengambilan sampel: • 4 titik pada keempat sudut bak pemeliharaan • 1 titik pada bagian tengah bak pemeliharaan • Masing-masing sebanyak 500 ekor
Masukkan PL ke dalam bak bulat berkapasitas 250 L
Treatment dengan formalin 200 ppm selama 30 menit
Diambil 150 ekor PL yang paling lemah
Uji Virus dengan Metode PCR/Real-Time PCR: • WSSV • IMNV
Ambil 20 ekor benih untuk pengamatan secara mikroskopis
Pengamatan Benih Udang Windu Secara Mikroskopis
Kondisi Hepatopankreas (Vakuola lemak): • Tinggi (> 90%); score: 10
• Sedang (70 – 90%); score: 5 • Sedikit (<70%); score: 0
Kondisi Usus/Swollen Hind Gut (SHG): • Penuh (> 95%), 0% SHG; score: 10
- Dosis 100/200 ppm (0,1/0,2 ml/L) - Durasi perendaman ½ /1 jam
Pindahkan benih sehat ke media baru
Benih di tebar di pendederan/
siap di kemas
Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta
Larutan Formaldehyda 37%, gelas ukur, stop watch, baskom serta selang sifon di
tempatkan di dekat bak penampungan benih. Jumlah Formaldehyda 36% yang di
pergunakan di catat pada Form 04.
2.2. Pemilahan Benih
Benih yang telah di keluarkan dari bak pemeliharaan, di tampung di bak
penampungan dengan kepadatan 500 ekor/L.
Larutan Formaldehyda 36% di masukkan ke bak penampungan dengan dosis 100
ppm untuk PL-12 dan dosis 200 ppm untuk >PL-20.
Perendaman benih udang windu dengan Formaldehyda 36% dilakukan selama ½
jam untuk PL-12 dan untuk >PL-20 dilakukan selama 1 jam setelah
Formaldehyda 36% dimasukkan.
Sekitar 5 – 10 menit sebelum batas waktu perendaman, aerasi di keluarkan dari
bak penampungan dan dilakukan pemutaran air media menggunakan tangan.
Setelah batas waktu, benih udang windu yang tidak sehat akan berada di dasar
bak. Benih tidak sehat tersebut kemudian di sifon menggunakan selang sifon dan
di tampung pada baskom. Benih tersebut kemudian di hitung dan di catat
hasilnya pada Form 04. Benih tidak sehat kemudian di buang pada UPL (Unit
Pembuang Limbah).
Benih udang windu yang sehat kemudian di pindahkan ke bak penampungan lain
yang telah di persiapkan dan siap di pindah ke pendederan atau di kemas untuk
pembesaran setelah 15 – 30 menit.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2007. Improving Penaeus Monodon Hatchery Practices. Manual based on
experience in India. Food and Agriculture Organization of The united Nations, Rome,
2007.
SNI : 01- 6143 – 1999
SNI : 01- 6144 – 1999
Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta
Lampiran A (informatif)
FORM 01.
PENGAMATAN VISUAL BENIH UDANG WINDU
Nama Unit Pembenihan :
Alamat Unti Pembenihan :
Kode Bak :
Tanggal Pengamatan :
No Uraian Kriteria Skor
I. Pengamatan Populasi
1. Jumlah populasi
Banyak skor= 10, Sedang skor=
5, sedikit = 0
2. Gerakan berenang
aktif >95% skor=10, sedang 70-
95% skor=5, di dasar <70%
skor=0
3. Keseragaman ukuran
Tinggi 80-100% skor=10, sedang
70-80% skor=5, rendah <70%=0
4. Fototaksis
Positif >95% skor=10, sedang
70-96% skor=5, negatif <70%
skor=0
5. Respon terhadap pakan
Baik >95% skor=10, sedang 70-
95% skor=5, jelek<70% skor=0
6. Kondisi Lingkungan
Baik >95% skor=10, sedang 70-
95% skor=5, jelek<70% skor=0
Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta
II Bentuk Tubuh
1. Kelengkapan organ
Tinggi >95% skor=10, sedang
70-95% skor=5, rendah <70%
skor=0
2. Abnormalitas
Tinggi >95% skor=0, sedang 70-
95% skor=5, rendah <70%
skor=10
3. Warna Tubuh
Baik >95% skor=10, sedang 70-
95% skor=5, jelek <70% skor=0
III Daya Tahan Terhadap Arus
baik >95% skor 10, sedang 70-
95% skor=5, rendah <70%
skor=0
Jumah Skor :
Kriteria Benih, dengan nilai : Baik = >90, Sedang = 50 – 90 dan Jelek = < 50.
Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta
Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta
Lampiran B (informatif)
FORM 02
DATA HASIL PENGAMATAN DAYA TAHAN BENIH UDANG WINDU TERHADAP
TES SALINITAS DAN TES FORMALIN
Tanggal Pengamatan :
Kode Bak :
Tes Salinitas* Tes Formalin*
Waktu 1 2 3 Rata-
rata
1 2 3 Rata-
rata
1 jam
2 jam
3 jam
Rata-rata:
Kriteria Benih:
Keterangan : *Skor Benih: SR >95% skor = 10, SR 75-95% skor = 5, SR < 75% skor = 0
**Kriteria Benih :Baik = >15, Sedang = 10-15 dan Jelek = < 10.
Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta
Lampiran C (informatif)
Form 03.
PENGAMBILAN SAMPEL
Tanggal :
Lokasi pengambilan :
Alamat :
Jenis sampel :
Nomor registrasi :
Jumlah sampel :
Kondisi sampel :
Kode sampel:
No. Jenis sampel Kode sampel Kode Lab
Petugas Pengambil sampel
(………………………………..)
Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta
Lampiran D (informatif)
Form 04.
HASIL PEMERIKSAAN BENIH UDANG SECARA MIKROSKOPIS
Tanggal : Asal sampel : Alamat : Jenis sampel : Nomor registrasi : Jumlah sampel : Kondisi sampel : Hasil pemeriksaan:
No. Jenis pengamatan Kriteria Skor
1. Hepatopankreas (vakuola lemak) dan
usus (isi dan swollen hind gut (SHG)
Tinggi (> 90%), skor: 10
Sedang (70 – 90%), skor: 5
Sedikit (<70%), skor: 0
2.
3.
4.
5.
6.
Manajer Teknis Laboratorium
(………………………………..)
Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta
Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta
Lampiran E (informatif)
Form 05
LAPORAN HASIL UJI
Nomor:
Perihal : Hasil diagnosis biologi molekuler Tanggal Penerimaan : Tanggal pengujian : Asal sampel : Alamat : Jenis sampel : Nomor registrasi : Jumlah sampel : Kondisi sampel : Metode : Hasil:
No. Nama/jenis Kode sampel Kode Lab WSSV IMNV
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Makalah di presentasekan pada Pertemuan IndoAqua 2014 tanggal 26 – 29 Agustus 2014 di Jakarta
Lampiran F (informatif)
FORM 06
DATA HASIL PEMILAHAN BENIH UDANG WINDU SECARA MASSAL