Metabolisme, Suhu Tubuh dan Laktasi Dr. Maria Poppy Rysha Septereni Sabilla Bilkisthi Jurusan Gizi Poltekkes Jakarta 2 ANATOMI FISIOLOGI
Metabolisme, Suhu Tubuh
dan Laktasi
Dr. Maria Poppy
Rysha Septereni
Sabilla Bilkisthi
Jurusan Gizi
Poltekkes Jakarta 2
ANATOMI FISIOLOGI
Metabolisme
Metabolisme adalah jumlah keseluruhan reaksi kimia dan fisik pengubahan energi dalam tubuh yang menopang dan mempertahankan kehidupan.
Besarnya energi yang diperlukan tubuh disebut metabolism rate.
Untuk dapat terjadi metabolisme sel membutuhkan oksigen dan nutrien termasuk air, vitamin, ion, mineral, dan substansi organic seperti enzim.
Reaksi kimia yang terjadi di dalam sel disebut metabolisme seluler.
Kebutuhan energi tubuh minimal untuk fungsi-fungsi normal tubuh pada saat istirahat disebut basal metabolism rate.
Proses metabolisme terdiri dari :
Anabolisme
Proses pembentukan komplek molekul dari zat yang lebih simple melalui reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan.
Contoh : pembentukan protein dari unsure asam amino.
Katabolisme
Proses pemecahan komplek molekul melalui reaksi kimia menjadi molekul yang lebih kecil atau lebih sederhanan disertai pelepasan energi. Proses katabolisme terjadi secara bertahap. Dalam sel tahapan katabolisme terjadi pada sitosol, dimana enzim-enzim memecah molekul organik seperti glikogen, trigliserida dan protein menjadi bagian yang lebih kecil.
Contoh : pemecahan karbohidrat menjadi monosakarida, disakarida dan polisakarida.
5
Metabolisme
Karbohidrat
6
Metabolisme karbohidrat merupakan sumber energi utama tubuh. Hampir 80% energi dihasilkan dari karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat akan menghasilkan 4 kkal.
Karbohidrat harus dipecah terlebih dahulu menjadi glukosa.
Glukosa berada dalam sel tubuh dengan cara difusi yang dibantu oleh hormon insulin.
Glukosa dapat berasal dari zat tepung dan gula, asam amino dan gliserol.
7
Kelebihan glukosa akan disimpan di hati dalam bentuk
glikogen.
Setelah kebutuhan energi terpenuhi, kelebihan glukosa akan
diubah menjadi lemak dan disimpan dalam jaringan adiposa.
Glukosa darah dipertahankan secara optimal untuk
kebutuhan energi seperti otak dan fungsi organ yang lain.
Kelainan yang ekstrim glukosa darah dapat menimbulkan
penurunan kesadaran, koma, dan meninggal.
Insulin merupakan hormone yang berfungsi dalam
mempertahankan glukosa darah.
PROSES METABOLISME KARBOHIDRAT
Glikogenolisis yaitu:
katabolisme glikogen menjadi glukosa, karbon diokasida dan air.
Ketika glukosa darah turun maka glikogen akan dipecah dengan bantuan enzim glikogen fosforilase menjadi glukosa 1 fosfat, selanjutnya menjadi glukosa-6-fosfat yang kemudian dengan bantuan oksigen diubah menjadi
energi.
10
Glikogenesis merupakan proses anabolisme atau pembentukan glikogen dari glukosa.
Ketika glukosa masuk dalam sel kemudian disfosforisasi menjadi glukosa 6 fosfat, kemudian diubah menjadi glukosa 1 fosfat, selanjutnya melalui bantuan enzim glikogen sintase akan diubah menjadi glikogen. Sintesis dan penyimpanan glikogen terjadi di hati dan sel otot skeletal.
11
•Glukoneogenesis adalah:
proses pembentukan glukosa dari protein dan lemak misalnya dari asam amino dan gliserol. Ketika cadangan energi karbohidrat menurun maka untuk mempertahankan glukosa darah terjadi pemecahan lemak dan protein.
* Glikolisis merupakan proses pemecahan glukosa menjadi asam piruvat yang mengandung senyawa ATP. Proses glikolisis terjadi di sitosol sel yang dipercepat oleh enzim spesifik.
METABOLISME PROTEIN
Protein merupakan unsur nutrien yang sangat penting untuk pertumbuhan, mempertahankan dan mengganti sel atau jaringan yang rusak.
Protein merupakan sumber energi selain karbohidrat dan lemak. Setiap 1 gram protein menghasilkan 4kkl. Makanan yang masuk dalam lambung dengan bantuan enzim pepsin akan mengubah protein menjadi albuminosa dan pepton.
Selanjutnya albuminosa dan pepton dalam usus halus dengan bantuan enzim tripsin dari pankreas akan diubah menjadi asam amino. Asam amino diserap atau berdifusi ke aliran darah untuk dimanfaatkan oleh sel dan jaringan sebagai bahan energi.
14
Asam amino yang tidak dapat digunakan
ditranspor kembali ke hati, untuk kemudian
dilakukan katabolisme melalui proses
deaminasi, dimana terjadi pemindahan
nitrogen dari asam amino dengan
menghasilkan ammonia dan asam keto.
Ammonia diubah menjadi urea dan dibuang
melalui ginjal, sedangkan asam keto
dimanfaatkan untuk pembentukan asam
amino lain.
METABOLISME LEMAK
Lemak merupakan nutrient yang paling banyak menghasilkan energi. 1 gram lemak akan menghasilkan 9 kkal.
Metabolism lemak terjadi di hati, ketika lemak diabsorpsi di usus halus atau dilepaskan dari adiposa, gliserol yang merupakan bagian dari lemak dipecah menjadi piruvat, asam lemak dan komponen lemak lainnya.
Ketika terjadi penurunan gula darah, di mana cadangan karbohidrat dan protein menurun, maka lemak diubah menjadi glukosa.
18
Pada kondisi tertentu oksidasi lemak menjadi tidak sempurna dan menghasilkan keton dan dilepaskan dalam darah.
Jika terjadi penumpukan keton dalam darah lebih cepat dari yang dibutuhkan sel untuk sumber energi, maka terjadi ketosis. Karena keton bersifat asam maka dapat mengakibatkan asidosis metabolic dimana pH darah menjadi menurun.
Pada kondisi ini pernapasan pasien menjadi cepat untuk membuang lebih banyak ion hydrogen.
Metabolisme Rate dan Basal Metabolisme
Rate Pada Ibu hamil
21
Pada ibu hamil kebutuhan nutrien sangat meningkat untuk memenuhi kebutuhan karena adanya perubahan fisiologis.
Sebagai contoh: terjadi peningkatan volume darah yang meningkat sampai 50% sehingga terjadi pengenceran darah yang berakibat pada penurunan hemoglobin, albumin dan zat lainnya.
Selain itu nutrien pada ibu hamil juga dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, rahim, plasenta dan ketuban, pembentukan air susu, menjaga kesehatan dan kekuatan badan ibu.
Kebutuhan energi meningkat secara minimal pada trimester 1, kemudian meningkat terus sepanjang semester 2 dan 3 sampai akhir kehamilan.
Energi tambahan pada trimester 2 diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu seperti penambahan volume darah, pertumbuhan uterus dan payudara serta penumpukan lemak.
Selama trimester 2 energi tambahan digunakan
untuk pertumbuhan janin dan plasenta. Menurut WHO pada trimester 1 diperlukan tambahan energi sebanyak 150 kkal sehari dan pada trimester 2, 3 sebanyak 350 kkal per hari.
Di Indonesia berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998 merekomendasikan kebutuhan kalori tambahan selama hamil sekitar 285 kkal. Adanya peningkatan kebutuhan energi pada ibu hamil sudah tentu meningkatkan metabolisme.
Basal metabolism rate meningkat sekitar 4 % lebih tinggi, hal ini paralel dengan kenaikan berat badan.
SUHU TUBUH
FISIOLOGI REGULASI SUHU
Suhu tubuh adalah keadaan seimbang
antara produksi panas tubuh dan kehilangan
panas dari tubuh. diukur dengan derajat.
• Hipotermi, bila suhu tubuh kurang
dari 36°C
• Normal, bila suhu tubuh berkisar
antara 36 - 37,5°C
• Febris / pireksia, bila suhu tubuh
antara 37,5 - 40°C
• Hipertermi, bila suhu tubuh lebih
dari 40 °C
Suhu tubuh diatur oleh sistem
saraf dan sistem endokrin
1. Sistem Saraf
Pusat pengatur suhu tubuh
hipotalamus→ preoptik hipotalamus anterior.
Pemanasan → vasodilatasi Dingin → vasokonstriksi
2. Sistem Endokrin a. Medula adrenal : Dingin mengakibatkan sekresi yang menstimulasi metabolisme sehingga meningkatkan pembentukan panas.
b. Kelenjar tiroid : Dingin meningkatkan sekresi tiroksin yang mengakibatkan peningkatan metabolisme dan pembentukan panas
Sistem Endokrin
• Hormon kelamin pria dapat
meningkatkan kecepatan metabolisme
basal kira-kira 10-15% kecepatan
normal, menyebabkan peningkatan
produksi panas
• Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih
bervariasi daripada laki-laki karena
pengeluaran hormon progesteron pada
masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh
sekitar 0,3 – 0,6°C di atas suhu basal
Sistem Endokrin
• Hormon pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan
peningkatan kecepatan metabolisme
sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi
panas tubuh juga meningkat.
Terdapat 2 jenis panas/ suhu tubuh yaitu :
1. Suhu inti (suhu dari organ/jaringan
tubuh bagian dalam: otak,dada,perut
dll). Suhu relatif konstan 37°C/98,6F)
2. Suhu permukaan (suhu kulit, jaringan
subkutan dan lemak). Variasi suhu
antara 20°C (68°F) - 40°C (104°F)
PRODUKSI PANAS/HEAT PRODUCTION
5 Faktor penting produksi panas
a. BMR ( Basal Metabolisme Rate )
b. Aktifitas otot
c. Pengeluaran tiroxin
d. Stimulasi simpatis,epinephrin dan
norepineptin
e. Demam
°
KEHILANGAN PANAS/ Heat loss
4 Mekanisme kehilangan panas:
a. Konduksi :
Perpindahan langsung dari badan
ke obyek tanpa gerakan : Kompres
b. Konveksi : Melalui sirkulasi: Kipas angin
c.Radiasi :
Di antara kulit dan lingkungan
d. Evaporasi :
Penguapan (Insensibel water loss,
seperti pernafasan,kulit)
FAKTOR YG MEMPENGARUHI SUHU TUBUH
1. Umur.
Bayi sangat rawan thd perubahan suhu lingkungan yg
ekstrem, anak – anak lebih labil dibanding selama
pubertas dan dewasa, sebagian orang umur lebih dari
75 th beresiko utk hypotermi
2. Variasi diurnal (siklus cirkardian).
Suhu tubuh bervariasi dlm sehari
3. Ecercise/Latihan: Kerja/latihan keras dapat
meningkatkan suhu tubuh sampai 38,3C-40C
4. Hormon: Sekresi progesteron pada saat ovulasi
meningkatkan suhu tubuh 0,3-0,6C pada suhu
basal
5. Stres :
Stimulasi sistem saraf simpatis dapat
meningkatkan produksi epineprin dan
norepineprin yang akan meningkatkan aktifitas
metabolik dan produksi panas
6. Lingkungan :
Suhu lingkungan yg ekstrem dpt
mempengaruhi sistem regulasi suhu individu
FAKTOR LAIN
• Kerusakan organ seperti trauma atau
keganasan pada hipotalamus, dapat
menyebabkan mekanisme regulasi suhu
tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat
pirogen yang dikeluarkan pada saai terjadi
infeksi dapat merangsang peningkatan
suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah
kelenjar keringat yang sedikit juga dapat
menyebabkan mekanisme pengaturan suhu
tubuh terganggu.
• Demam ( peradangan ) Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar 120% untuk tiap peningkatan suhu 10°C.
• Status gizi Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20 – 30%. Hal ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk mengadakan metabolisme. Dengan demikian, orang yang mengalami mal nutrisi mudah mengalami penurunan suhu tubuh (hipotermia).
Reseptor suhu •Reseptor suhu yang paling penting untuk mengatur suhu tubuh adalah banyak neuron peka-panas khusus yang terletak pada area preoptika hipotalamus. •Neuron ini meningkatkan pengeluaran impuls bila suhu meningkat dan mengurangi impuls yang keluar bila suhu turun. Kecepatan cetusan kadang-kadang meningkat sebanyak 10 kali pada peningkatan suhu tubuh sebesar 100 C.
• Selain neuron peka panas area preoptika ini,
reseptor lain yang peka terhadap suhu adalah :
reseptor suhu kulit termasuk reseptor panas dan
dingin (tetapi reseptor dingin empat sampai
sepuluh kali reseptor panas) yang menghantarkan
impuls saraf ke medula spinalis dan kemudian ke
daerah hipotalamus otak untuk membantu
mengontrol suhu tubuh.
• Percobaan dalam tahun belakangan ini telah
memperlihatkan bahwa reseptor preoptik memainkan
peranan terbesar dalam mengatur suhu bila suhu
tubuh meningkat di atas normal. Tetapi pada suhu
yang rendah, maka reseptor dingin perifer mungkin
lebih penting.
Pengaturan suhu tubuh
•Pengaturan suhu tubuh diatur oleh pusat
termoregulator yang berada di hypothalamus.
•Hypothalamus menerima input afferen dari perrifer thermoreseptor yang berada di kulit dan pusat
termoreseptor yang berada di bagia anterior
hypothalamus.
•Hypothalamus akan merespon input yang dapat meningkatkan atau mengurangi kehilangan pasa
melalui mekanisme refleks.
•Ketika suhu lingkungan dingin atau suhu sirkulasi
darah turun maka hypothalamus akan melakukan antivitas untuk meningkatkan produksi panas tubuh :
LAKTASI
Laktasi (menyusui) adalah keseluruhan
proses menyusui mulai dai ASI
diproduksi sampai proses bayi
menghisap dan menelan ASI. Masa
laktasi mempunyai tujuan meningkatkan
pemberian ASI eksklusif dan
meneruskan pemberian ASI sampai
anak umur 2 tahun secara baik dan
benar serta anak mendapatkan
kekebalan tubuh secara alami
(Ambarwati, 2010; h. 6).
Kelenjar Mama •Kelenjar mama atau payudara (buah dada) adalah pelengkapan pada organ reproduksi wanita dan mengeluarkan air susu. •Pada laki-laki kelenjar ini rudimenter. •Berat dan ukuran buah dada berlain-lainan; pada masa pubertas membesar, dan bertambah besar selama hamil dan sesudah melahirkan; dan menjadi atrofik pada usia lanjut.
•Bentuk buah dada cembung ke depan dengan
puting di tengahnya, yang terdiri atas kulit dan
jaringan erektil dan berwarna tua. Puting ini
dilingkari daerah berwarna cokelat yang disebut
areola.
•Dekat dasar puting terdapat kelenjar sebaseus,
yaitu kelenjar Montgomery
•Puting berlubang-lubang 15 sampai 20 buah,
yang merupakan saluran dari kelenjar susu.
Perinasia - Th. 2005
Bentuk luar payudara
a : korpus mammae
b : areola
c : papilla mammae
Perinasia - Th. 2005
Bentuk luar payudara
a. Korpus mammae:
stroma: jaringan ikat, lemak, pembuluh darah,
syaraf, getah bening
parenchym: kelenjar susu, terdiri dari duktus,
duktulus, lobus, lobulus, alveolus b. Areola:
daerah yang hiperpigmentasi, di dalam daerah
ini saluran susu melebar (sinus laktiferus)
Perinasia - Th. 2005
c. Papilla mammae: muara pengeluaran susu, terdiri dari jaringan erektil, dan ujung saraf sensoris.
Struktur •Buah dada terdiri atas bahan kelenjar susu atau jaringan alveolar, tersusun atas lobus-lobus yang saling terpisah oleh jaringan ikat dan jaringan lemak. •Setiap lobules terdiri atas sekelompok alveolus yang bermuara ke dalam duktus laktiferus (saluran air susu) yang bergabung dengan duktus-duktus lainnya untuk membentuk saluran yang lebih besar dan berakhir dalam saluran sekretorik. •Ketika saluran-saluran ini mendekat puting, membesar untuk membentuk wadah penampungan air susu, yang disebut sinus laktiferus; kemudian saluran-saluran itu menyempit lagi dan menembus puting dan bermuara diatas permukaannya.
•Sejumlah besar lemak ada di dalam jaringan
pada permukaan buah dada, dan juga di antara
lobus.
•Saluran limfe banyak dijumpai. Saluran limfe
mulai sebagai pleksus halus dalam ruang
interlobuler jaringan kelenjar, bergabung dan
membentuk saluran lebih besar, yang berjalan
ke arah kelompok pektoral kelenjar aksiler, yaitu
kelenjar mamae bagian dalam dan kelenjar
supraklavikuler.
•Pada wanita, perubahan dalam perkembangan terjadi pada masa pubertas ketika terdapat penambahan jaringan kelenjar. •Pada waktu seorang gadis muda mulai mendapatkan menstruasi pertama, terjadi sedikit pembesaran pada buah dada. •Pembesaran ini disebabkan kegiatan ustrogen dan progesteron yang dihasilkan ovarium, dan beberapa hari sebelum tiap masa menstruasi terdapat penambahan persediaan darah; pada beberapa orang hal ini lebih terasa daripada orang lain dan member perasaan berat dan sedikit bengkak.
•Lama-kelamaan buah dadanya berkembang
penuh dan penimbunan lemak di dalam struktur
menimbulkan pembesaran tetap, yang pada
setiap orang berbeda.
•Pada Menopause, yaitu akhir usia menstruasi
seorang wanita, waktu ovarium lama-kelamaan
berhenti berfungsi, jaringan buah dada
mengerut.
•Pada kehamilan minggu keenam belas mulai terjadi sedikit sekresi yang membuat saluran dalam
buah dada tetap terbuka dan siap untuk fungsinya.
•Sesudah bayi lahir, dari buah dada si ibu keluar
sekret yang berupa cairan bening yang disebut kolostrum yang kaya protein, dan dikeluarkan
selama 2-3 hari pertama; kemudian air susu
mengalir lebih lancar dan menjadi air susu yang sempurna.
•Sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar
hipofisis, yaitu prolaktin, adalah penting dalam
merangsang pembentukan air susu. Keluarnya sekresi ini dikendalikan hormon dari hipofisis bagian
anterior dan kelenjar tiroid.
•Seorang ibu yang menyusui perlu mendapat ransangan, terutama pada bayinya yang pertama, agar susu keluar secara normal. • Keluarnya tidak saja tergantung dari isapan si bayi, tetapi juga dari mekanisme di dalam buah dada yang dengan berkonstraksi memeras air susu keluar dari alveoli dan masuk ke dalam saluran. •Kegelisahan dan faktor lainnya, seperti keraguan tentang baik-tidaknya air susu ibu, dapat memengaruhi kelancaran pengeluaran air susu. Tetapi dengan pengetahuan, pengalaman, dan ketenangan, hubungan ibu-bayi dapat dilangsungkan dengan bahagia.
Perinasia - Th. 2005
Refleks penting pada proses laktasi
1. Refleks Prolaktin:
merangsang produksi ASI
Impuls saraf dari puting susu hipotalamus
hipofisis anterior prolaktin alveolus
ASI
2. Refleks aliran (let down reflex): sekresi ASI
Impuls saraf puting susu hipofisis posterior
oksitosin kontraksi otot polos
ASI keluar
Perinasia - Th. 2005
Perinasia - Th. 2005
Siklus laktasi:
a. Laktogenesis Stadium 1 (Kehamilan): penambahan & pembesaran lobulus-alveolus
b. Laktogenesis Stadium 2 (Akhir Kehamilan sampai Persalinan 2-3 hari): sekresi ASI
c. Laktogenesis Stadium 3 (Galaktopoeisis): mempertahankan sekresi ASI dari 4-9 hari, dst
d. Involusi (berkurangnya kelenjar mamae): mulai 40 hari setelah berhenti menyusui