8/15/2019 Materi Kuliah TB PARU.docx
1/28
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit pada sistem pernafasan merupakan masalah yang sudah umum terjadi dimasyarakat. Dan TB paru merupakan penyakit infeksi yang menyebabkan kematian dengan
urutan atas atau angka kematian (mortalitas) tinggi, angka kejadian penyakit (morbiditas),
diagnosis dan terapi yang cukup lama. Penyakit ini biasanya banyak terjadi pada negara
berkembang atau yang mempunyai tingkat sosial ekonomi menengah ke bawah.
Di ndonesia TB paru merupakan penyebab kematian utama dan angka kesakitan dengan
urutan teratas setelah !P". ndonesia menduduki urutan ketiga setelah ndia dan #hina dalam jumlah penderita TB paru di dunia.
$icobacterium tuberculosis (TB) telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia, menurut%&' sekitar juta penduduk dunia diserang TB dengan kematian juta orang per tahun (%&',
*++). Di negara berkembang kematian ini merupakan - dari kematian penyakit yang
sebenarnya dapat diadakan pencegahan. Diperkirakan +- penderita TB berada di negara/negara berkembang.Dengan munculnya epidemi &01"D! didunia jumlah penderita TB akan
meningkat.&asil sur2ey kesehatan rumah tangga (!34T) tahun *++- menunjukkan bahwa
tuberkulosis merupakan penyebab kematian nomor setelah penyakit kardio2askuler dan
penyakit saluran pernapasan pada semua golongan usia dan nomor dari golongan infeksi.
Penyakit TB menyerang sebagian besar kelompok usia kerja produktif, penderita TB
kebanyakan dari kelompok sosio ekonomi rendah. Dari *++-/*++, cakupan penderita TB Paru
dengan strategi D'T! (Directly 'bser2ed Treatment !hortcourse #hemotherapy) atau pengawasan langsung menelan obat jangka pendek1setiap hari baru mencapai 5 dengan angka
kesembuhan 6. !ebelum strategi D'T! (*+5+/*++7) cakupannya sebesar -5 dengan angka
kesembuhan yang dapat dicapai hanya 78/58. 3arena pengobatan yang tidak teratur dan
kombinasi obat yang tidak cukup di masa lalu kemungkinan telah timbul kekebalan kuman TBterhadap '"T (obat anti tuberkulosis) secara meluas atau multi drug resistance ($D4).
8/15/2019 Materi Kuliah TB PARU.docx
2/28
B. Rumusan masalah
*. Bagaimana TB Paru pada klien dewasa bisa terjadi 9
. "pa tanda dan gejala yang muncul (manifestasi klinis) dari TB Paru pada klien dewasa 9
. "pa pemeriksaan diagnostik pada pasien dengan TB Paru pada klien dewasa9
7. Bagaimana cara menangani gangguan pernapasan akibat penyakit TB Paru kliendewasa 9
-. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan TB Paru pada klien dewasa9
#. Tujuan Umum
$ampu menjelaskan asuhan keperawatan pada klien dewasa dengan gangguan TB Paru.
D. Tujuan Khusus
*. $enjelaskan konsep dasar TB paru
. $enjelaskan asuhan keperawatan klien dewasa dengan TB paru, meliputi :
a. pengkajian TB paru
b. $engidentifikasi diagnosa keperawatan pada klien dewasa dengan TB paru
c. $elakukan perencanaan pada klien dewasa dengan TB paru
E. Manfaat
$anfaat yang ingin diperoleh dalam penyusunan makalah ini adalah:
*. $endapatkan pengetahuan tentang TB Paru
. $endapatkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada klien dewasa dengan TBParu
8/15/2019 Materi Kuliah TB PARU.docx
3/28
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertan TB Paru
TB Paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB
($ycobacterium tuberculosis). !ebagian besar kuman menyerang Paru, tetapi dapat juga
mengenai organ tubuh lain (Dep 3es, 88). 3uman TB berbentuk batang mempunyai sifatkhusus yaitu tahan terhadap asam pewarnaan yang disebut pula Basil Tahan "sam (BT").
Et!l!g
Penyakit TB Paru disebabkan oleh kuman TB ($ycobacterium tuberculosis). 3uman ini
berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan, 'leh
karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan "sam (BT"), kuman TB cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab.
Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat Dormant, tertidur lama selama beberapa tahun.
!umber penularan adalah penderita TB BT" positif. Pada waktu batuk atau bersin,
penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk Droplet (percikan Dahak). Droplet yang
mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. 'rang dapatterinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernapasan. !elama kuman TB masuk
kedalam tubuh manusia melalui pernapasan, kuman TB tersebut dapat menyebar dari parukebagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran napas, atau
penyebaran langsung kebagian/bagian tubuh lainnya. Daya penularan dari seorang penderita
ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. $akin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak
negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak menular.
"akt!r#fakt!r $ang men$e%a%kan sese!rang ternfeks !leh M$&!%a&terum tu%er&ul!ss '
*. &erediter: resistensi seseorang terhadap infeksi kemungkinan diturunkan secara genetik.. ;enis kelamin: pada akhir masa kanak/kanak dan remaja, angka kematian dan kesakitanlebih banyak terjadi pada anak perempuan.
.
8/15/2019 Materi Kuliah TB PARU.docx
4/28
6. $eningkatnya sekresi steroid adrenal yang menekan reaksi inflamasi dan memudahkan
untuk penyebarluasan infeksi.
. "nak yang mendapat terapi kortikosteroid kemungkinan terinfeksi lebih mudah.+. =utrisi > status nutrisi kurang
*8. nfeksi berulang : &0, $easles, pertusis.
**. Tidak mematuhi aturan pengobatan.
Pat!fs!l!g
3etika seorang klien TB paru batuk, bersin, atau berbicara, maka secara tak sengaja
keluarlah droplet nuklei dan jatuh ke tanah, lantai, atau tempat lainnya. "kibat terkena sinar
matahari atau suhu udara yang panas, droplet nuklei tadi menguap. $enguapnya droplet bakterike udara dibantu dengan pergerakan angin akan membuat bakteri tuberkolosis yang terkandung
dalam droplet nuklei terbang ke udara. "pabila bakteri ini terhirup oleh orang sehat, maka orang
itu berpotensi terkena infeksi bakteri tuberkolosis. Penularan bakteri lewat udara disebut dengan
air-borne infection.Bakteri yang terisap akan melewati pertahanan mukosilier saluran pernapasan
dan masuk hingga al2eoli. Pada titik lokasi di mana terjadi implantasi bakteri, bakteri akanmenggandakan diri (multiplying ). Bakteri tuberkolosis dan fokus ini disebut fokus primer atau
lesi primer (fokus ?hon). 4eaksi juga terjadi pada jaringan limfe regional, yang bersama denganfokus primer disebut sebagai kompleks primer. Dalam waktu /5 minggu, inang yang baru
terkena infeksi akan menjadi sensitif terhadap tes tuberkulin atau tes [email protected] dari
kompleks primer.
nfeks (a)at men$e%ar ke seluruh tu%uh melalu %er%aga jalan* $atu'
+, Per&a%angan %r!nkhus
Dapat mengenai area paru atau melalui sputum menyebar ke laring (menyebabkan ulserasilaring), maupun ke saluran pencernaan.
-, Sstem saluran lmfe
$enyebabkan adanya regional limfadenopati atau akhirnya secara tak langsung mengakibatkan penyebaran lewat darah melalui duktus limfatikus dan menimbulkan tuberkulosis milier.
8/15/2019 Materi Kuliah TB PARU.docx
5/28
Klasfkas TB Paru
+. TB Paru BTA PSITI"
Disebut TB Paru BT" (A) apabila sekurang/kurangnya dari spesimen dahak !P!(!ewaktu Pagi !ewaktu) hasilnya positif, atau * spesimen dahak !P! positif disertai pemeriksaan
radiologi paru menunjukan gambaran TB aktif.
-. TB Paru BTA NE/ATI"
"pabila dalam pemeriksaan spesimen dahak !P! BT" negatif dan pemeriksaanradiologi dada menunjukan gambaran TB aktif. TB Paru dengan BT" (/) dan gambaran radiologi
positif dibagi berdasarkan tingkat keparahan, bila menunjukan keparahan yakni kerusakan luas
dianggap berat.
TB ekstra )aru yaitu tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung (pericardium), kelenjar limfe, tulang persendian, kulit, usus,
ginjal, saluran kencing dan alat kelamin. TB ekstra paru dibagi berdasarkan tingkat keparahan
penyakitnya yaitu :
TB ekstra paru ringan yang menyerang kelenjar limfe, pleura, tulang (kecuali tulang
belakang), sendi dan kelenjar adrenal TB ekstra paru berat seperti meningitis, pericarditis, peritonitis, TB tulang belakang, TB
saluran kencing dan alat kelamin.
*. Berdasarkan tipe penderita
Tipe penderita ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya. "da beberapa tipe
penderita :
*. Kasus %aru adalah penderita yang belum pernah diobati dengan '"T atau sudah pernahmenelan 'bat "nti Tuberkulosis ('"T) kurang dari satu bulan.
. Kam%uh 0rela)s, adalah penderita TB yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan
dan telah dinyatakan sembuh, kemudian kembali berobat dengan hasil pemeriksaan BT"
positif.
8/15/2019 Materi Kuliah TB PARU.docx
6/28
. Pn(ahan 0transfer n, yaitu penderita yang sedang mendapat pengobatan di suatu
kabupaten lain kemudian pindah berobat ke kabupaten ini. Penderita pindahan tersebut
harus membawa surat rujukan1pindah.
7. Kasus %er!%at setelah lala (default1drop out) adalah penderita yang sudah berobat
paling kurang * bulan atau lebih dan berhenti bulan atau lebih, kemudian datangkembali berobat.
PERBEDAAN TB ANAK DAN DE1ASA
*. TB anak lokasinya pada setiap bagian paru, sedangkan pada dewasa di daerah apeks dan
infra kla2ikuler
. Terjadi pembesaran kelenjar limfe regional sedangkan pada dewasa tanpa pembesaran
kelenjar limfe regional
. Penyembuhan dengan perkapuran sedangkan pada dewasa dengan fibrosis
7. ebih banyak terjadi penyebaran hematogen, pada dewasa jarang
-.2 Manfestas Klns
Diagnosa TB berdasarkan gejala1manifestasi klinis dibagi menjadi , diantaranya:
*. ?ejala respiratorik, meliputi:
a. Batuk
?ejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering dikeluhkan. $ula/
mula bersifat non produktif kemudian berdahak bahkan bercampur darah bila sudah ada
kerusakan jaringan.
b.Batuk darah
Darah yang dikeluarkan dalam dahak ber2ariasi, mungkin tampak berupa garis atau bercak/
bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk darak terjadi
karena pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya batuk darah tergantung dari besar kecilnya
pembuluh darah yang pecah.
8/15/2019 Materi Kuliah TB PARU.docx
7/28
c.Sesak nafas
?ejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal/hal yang
menyertai seperti efusi pleura, pneumothora@, anemia dan lain/lain.
d. Nyeri dada
=yeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. ?ejala ini timbul apabila sistem
persarafan di pleura terkena.
2. Gejala sistemik meliputi:
a. Demam
$erupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan malam hari mirip demaminfluenCa, hilang timbul dan makin lama makin panjang serangannya sedang masa bebas
serangan makin pendek.
b. ?ejala sistemik lain :
?ejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan serta malaise.Timbulnya gejala biasanya gradual dalam beberapa minggu/bulan, akan tetapi penampilan akut
dengan batuk, panas, sesak napas walaupun jarang dapat juga timbul menyerupai gejala
pneumonia.
*. 3. Gejala uberkulosis ekstra !aru
Tergantung pada organ yang terkena, misalnya : limfedanitis tuberkulosa. $eningitsis
tuberkulosa, dan pleuritis tuberkulosa.
/ejala klns Hem!)t!e '
3ita harus memastikan bahwa perdarahan dari nasofaring dengan cara
membedakan ciri/ciri sebagai berikut :
*. Batuk darah
a. Darah dibatukkan dengan rasa panas di tenggorokan
b. Darah berbuih bercampur udara
c. Darah segar berwarna merah muda
8/15/2019 Materi Kuliah TB PARU.docx
8/28
d. Darah bersifat alkalis
e. "nemia kadang/kadang terjadi
f. BenCidin test negatif
. $untah darah
a. Darah dimuntahkan dengan rasa mual b. Darah bercampur sisa makanan
c. Darah berwarna hitam karena bercampur asam lambungd. Darah bersifat asam
e. "nemia seriang terjadi
f. BenCidin test positif
. pistaksis
a. Darah menetes dari hidung
b. Batuk pelan kadang keluar
c. Darah berwarna merah segar
d. Darah bersifat alkalise. "nemia jarang terjadi
?ejala/gejala tersebut diatas dijumpai pula pada penyakit paru selain TB#. 'leh sebab itu orang
yang datang dengan gejala diatas harus dianggap sebagai seorang Esuspek tuberkulosisF atautersangka penderita TB, dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung.
!elain itu, semua kontak penderita TB Paru BT" positif dengan gejala sama, harus diperiksa
dahaknya.
-.3 Pemerksaan Dagn!stk
-.3.+ Pemerksaan s)utum 0S#P#S,
Pemeriksaan sputum penting untuk dilakukan karena dengan pemeriksaan tersebut akan
ditemukan kuman BT". Di samping itu pemeriksaan sputum juga dapat memberikan e2aluasiterhadap pengobatan yang sudah diberikan. Pemeriksaan ini mudah dan murah sehingga dapat
dikerjakan di lapangan (puskesmas). Tetapi kadang/kadang tidak mudah untuk mendapat
sputum, terutama pasien yang tidak batuk atau batuk yang non produktif Dalam hal ini
dianjurkan satu hari sebelum pemeriksaan sputum, pasien dianjurkan minum air sebanyak A liter dan diajarkan melakukan refleks batuk. Dapat juga dengan memberikan tambahan obat/obat
mukolitik eks/pektoran atau dengan inhalasi larutan garam hipertonik selama 8/8 menit. Bila
masih sulit, sputum dapat diperoieh dengan cara bronkos kopi diambil dengan brushing atau bronchial washing atau B" (bronchn al2eolar la2age). BT" dari sputum bisa juga didapat
dengan cara bilasan lambung. &al ini sering dikerjakan pada anak/anak karena mereka sulit
mengeluarkan dahaknya. !putum yang akan diperiksa hendaknya sesegar mungkin. Bila sputumsudah didapat. kuman BT" pun kadang/kadang sulit ditemukan. 3uman bant dapat dkcmukan
8/15/2019 Materi Kuliah TB PARU.docx
9/28
bila bronkus yang terlibat proses penyakit ini terbuka ke luar, sehingga sputum yang
mengandung kuman BT" mudah ke luar.
Krtera s)utum BTA )!stf adalah bila sekurang/kurangnya ditemukan batang kuman BT" pada satu sediaan. Dengan kata lain diperlukan -.888 kuman dalam * mil sputum &asil
pemeriksaan BT" (basil tahan asam) (A) di bawah mikroskop memerlukan kurang lebih -888kuman1ml sputum, sedangkan untuk mendapatkan kuman (A) pada biakan yang merupakan
diagnosis pasti, dibutuhkan sekitar -8 / *88 kuman1ml sputum. &asil kultur memerlukan waktutidak kurang dan 5 / minggu dengan angka sensiti2iti */8.
Rek!men(as 1H skala IUATLD '
*. Tidak ditemuukan BT" dalam *88 lapang pandangan :negati2e
. Ditemukan */+ BT" : tulis jumlah kuman
. Ditemukan *8/++ BT" : *A
7. Ditemukan */*8 BT" dalam * lapang pandangan : A
-. Ditemukan G *8 BT" dalam * lapang pandangan : A
-.3.- Pemerksaan tu%er&uln
Pada anak, uji tuberkulin merupakan pemeriksaan paling bermanfaat untuk menunjukkan
sedang1pernah terinfeksi "ikobakterium tuberkulosa dan sering digunakan dalam H!creeningTB#H. fektifitas dalam menemukan infeksi TB# dengan uji tuberkulin adalah lebih dari +8.
Penderita anak umur kurang dari * tahun yang menderita TB# aktif uji tuberkulin positif *88,
umur *I tahun +, I7 tahun 6, 7I5 tahun 6-, dan umur 5I* tahun -*. Dari
persentase tersebut dapat dilihat bahwa semakin besar usia anak maka hasil uji tuberkulinsemakin kurang spesifik. "da beberapa cara melakukan uji tuberkulin, namun sampai sekarang
cara mantou# lebih sering digunakan. okasi penyuntikan uji mantou# umumnya pada J bagian
atas lengan bawah kiri bagian depan, disuntikkan intrakutan (ke dalam kulit). Penilaian ujituberkulin dilakukan 7I6 jam setelah penyuntikan dan diukur diameter dari pembengkakan
(indurasi) yang terjadi.
-.3.4 Pemerksaan R!ntgen Th!raks
8/15/2019 Materi Kuliah TB PARU.docx
10/28
Pada hasil pemeriksaan rontgen thoraks, sering didapatkan adanya suatu lesi sebelum ditemukan
adanya gejala subjektif awal dan sebelum pemeriksaan fisik menemukan kelainan pada paru.
Bila pemeriksaan rontgen menemukan suatu kelainan, tidak ada gambaran khusus mengenai TB paru awal kecuali di lobus bawah dan biasanya berada di sekitar hilus. 3arakteristik kelainan ini
terlihat sebagai daerah bergaris/garis opaKue yang ukurannya ber2ariasi dengan batas lesi yang
tidak jelas. 3riteria yang kabur dan gambar yang kurang jelas ini sering diduga sebagai pneumonia atau suatu proses edukatif, yang akan tampak lebih jelas dengan pemberian kontras.
Pemeriksaan rontgen thoraks sangat berguna untuk menge2aluasi hasil pengobatan dan ini
bergantung pada tipe keterlibatan dan kerentanan bakteri tuberkel terhadap obat antituberkulosis,
apakah sama baiknya dengan respons dari klien. Penyembuhan yang lengkap serinng kali terjadidi beberapa area dan ini adalah obser2asi yang dapat terjadi pada penyembuhan yang lengkap.
&al ini tampak paling menyolok pada klien dengan penyakit akut yang relatif di mana prosesnya
dianggap berasal dari tingkat eksudatif yang besar.
-.3.5 Pemerksaan 6T S&an
Pemeriksaan #T !can dilakukan untuk menemukan hubungan kasus TB inaktif1stabil yang
ditunjukkan dengan adanya gambaran garis/garis fibrotik ireguler, pita parenkimal, kalsifikasi
nodul dan adenopati, perubahan kelengkungan beras bronkho2askuler, bronkhiektasis, danemifesema perisikatriksial. !ebagaimana pemeriksaan 4ontgen thoraks, penentuan bahwa
kelainan inaktif tidak dapat hanya berdasarkan pada temuan #T scan pada pemeriksaan tunggal,
namun selalu dihubungkan dengan kultur sputum yang negatif dan pemeriksaan secara serialsetiap saat. Pemeriksaan #T scan sangat bermanfaat untuk mendeteksi adanya pembentukan
ka2asitas dan lebih dapat diandalkan daripada pemeriksaan 4ontgen thoraks biasa.
-.3.2 Ra(!l!gs TB Paru Mler
TB paru milier terbagi menjadi dua tipe, yaitu TB paru milier akut dan TB paru milier subakut(kronis). Penyebaran milier terjadi setelah infeksi primer. TB milier akut diikuti oleh in2asi
pembuluh darah secara masif1menyeluruh serta mengakibatkan penyakit akut yang berat dan
sering disertai akibat yang fatal sebelum penggunaan '"T. &asil pemeriksaan rontgen thoraks
bergantung pada ukuran dan jumlah tuberkel milier. =odul/nodul dapat terlihat pada rontgenakibat tumpang tindih dengan lesi parenkim sehingga cukup terlihat sebagai nodul/nodul kecil.
Pada beberapa klien, didapat bentuk berupa granul/granul halus atau nodul/nodul yang sangatkecil yang menyebar secara difus di kedua lapangan paru. Pada saat lesi mulai bersih, terlihatgambaran nodul/nodul halus yang tak terhitung banyaknya dan masing/masing berupa garis/
garis tajam.
-.3.3 Pemerksaan La%!rat!rum
8/15/2019 Materi Kuliah TB PARU.docx
11/28
Diagnosis terbaik dari penyakit diperoleh dengan pemeriksaan mikrobiologi melalui isolasi
bakteri.
8/15/2019 Materi Kuliah TB PARU.docx
12/28
-.7.- sPeng!%atan Tu%erkul!ss Paru
$ekanisme kerja obat anti/tuberkulosis ('"T) :
*. "kti2itas bakterisidal, untuk bakteri yang membelah cepat
. "kti2itas sterilisasi, terhadap the pesisters (bakteri semidormant)
. "kti2itas bakteriostatis, obat/obatan yang mempunyai akti2itas bakteriostatis terhadap bakteri tahan asam.
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi dua fase yaitu
*. +. "ase ntensf 0-#4 %ulan, '
Tujuan tahapan awal adalah membunuh kuman yang aktif membelah sebanyak/banyaknya dan
secepat/cepatnya dengan obat yang bersifat bakterisidal. !elama fase intensif yang biasanyaterdiri dari 7 obat, terjadi pengurangan jumlah kuman disertai perbaikan klinis. Pasien yang
infeksi menjadi noninfeksi dalam waktu minggu. !ebagian besar pasien dengan sputum BT"
positif akan menjadi negatif dalam waktu bulan. $enurut he %oint uberculosis &ommittee of the British horacic Society' fase awal diberikan selama bulan yaitu =& - mg1kgBB,
4ifampisin *8 mg1kgBB, PiraCinamid - mg1kgBB dan tambutol *- mg1kgBB.
*. -. "ase lanjutan 05#7 %ulan,.
!elama fase lanjutan diperlukan lebih sedikit obat, tapi dalam waktu yang lebih panjang.
Penggunaan 7 obat selama fase awal dan obat selama fase lanjutan akan mengurangi resiko
terjadinya resistensi selektif. $enurut he %oint uberculosis &ommittee of the British horacicSociety fase lanjutan selama 7 bulan dengan =& dan 4ifampisin untuk tuberkulosis paru dan
ekstra paru. tambutol dapat diberikan pada pasien dengan resistensi terhadap =&.
Pada pasien yang pernah diobati ada resiko terjadinya resistensi. Paduan pengobatan ulang terdiri
dari - obat untuk fase awal dan obat untuk fase lanjutan. !elama fase awal sekurang/kurangnya
di antara obat yang diberikan haruslah yang masih efektif.
Paduan obat yang digunakan terdiri atas obat utama dan obat tambahan. ;enis obat utama yang
digunakan sesuai dengan rekomendasi %&' adalah 4ifampisin, soniaCid, PiraCinamid,!treptomisin, dan tambutol (Depkes 4, 887).
8/15/2019 Materi Kuliah TB PARU.docx
13/28
3ategori adalah kasus baru dengan sputum positif dan penderita dengan keadaan yang berat
seperti meningitis, TB milier, perikarditis, peritonitis, pleuritis massif atau bilateral, spondiolitis
dengan gangguan neurologis, dan penderita dengan sputum negatif tetapi kelainan parunya luas,TB usus, TB saluran perkemihan, dan sebagainya. !elama bulan minum obat =&, rifampisin,
piraCinamid, dan etambutol setiap hari (tahap intensif), dan 7 bulan selanjutnya minum obat =&
dan rifampisin tiga kali dalam seminggu ( tahap lanjutan ).
*. -. Kateg!r II 0 HR8E92H4R4E4 ,
3ategori adalah kasus kambuh atau gagal dengan sputum tetap positif.
diberikan kepada :
*. Penderita kambuh
. Penderita gagal terapi
. Penderita dengan pengobatan setelah lalai minun obat
7. 4. Kateg!r III 0 -HR895H4R4 ,
3ategori adalah kasus sputum negatif tetapi kelainan parunya tidak luas dan kasus TB di luar
paru selain yang disebut dalam kategori .
5. Kateg!r I:
3ategori 0 adalah tuberkulosis kronis. Prioritas pengobatan rendah karena kemungkinan
keberhasilan rendah sekali.
%at#!%atan ant tu%erkul!statk
*. +. Is!na;( 0INH, ' merupakan obat yang cukup efektif dan berharga murah. !eperti
rifampisin, =& harus diikutsertakan dalam setiap regimen pengobatan, kecuali bila ada
kontra/indikasi. fek samping yang sering terjadi adalah neropati perifer yang biasanyaterjadi bila ada faktor/faktor yang mempermudah seperti diabetes, alkoholisme, gagal
ginjal kronik dan malnutrisi dan &0. Dalam keadaan ini perlu diberikan peridoksin *8
mg1hari sebagai profilaksis sejak awal pengobatan. fek samping lain seperti hepatitis
dan psikosis sangat jarang terjadi.
. -. Rfam)sn ' merupakan komponen kunci dalam setiap regimen pengobatan.
!ebagaimana halnya =&, rifampisin juga harus selalu diikutkan kecuali bila ada kontra
indikasi. Pada dua bulan pertama pengobatan dengan rifampisin, sering terjadi gangguansementara pada fungsi hati (peningkatan transaminase serum), tetapi biasanya tidak
memerlukan penghentian pengobatan. 3adang/kadang terjadi gangguan fungsi hati yang
serius yang mengharuskan penggantian obat terutama pada pasien dengan riwayat
8/15/2019 Materi Kuliah TB PARU.docx
14/28
penyakit hati. 4ifampisin menginduksi enCim/enCim hati sehingga mempercepat
metabolisme obat lain seperti estrogen, kortikosteroid, fenitoin, sulfonilurea, dan anti/
koagulan. Penting : efekti2itas kontrasepsi oral akan berkurang sehingga perlu dipilihcara 3B yang lain.
. 4. P$ra;nam( ' bersifat bakterisid dan hanya aktif terhadap kuman intrasel yangaktif memlah dan mycrobacterium tuberculosis. fek terapinya nyata pada dua atau tiga
bulan pertama saja. 'bat ini sangat bermanfaat untuk meningitis TB karena penetrasinyake dalam cairan otak. Tidak aktif terhadap "ycrobacterium bo(is. Toksifitas hati yang
serius kadang/kadang terjadi.
7. 5. Etam%ut!l ' digunakan dalam regimen pengobatan bila diduga ada resistensi. ;ikaresiko resistensi rendah, obat ini dapat ditinggalkan. bila hal ini terjadi
maka etambutol harus segera (hentkan. Bila segera dihentikan, biasanya fungsi
penglihatan akan pulih. Pasien yang tidak bisa mengerti perubahan ini sebaiknya tidakdiberi etambutol tetapi obat alternati2e lainnya. Pemberian pada anak/anak harus
dihindari sampai usia 5 tahun atau lebih, yaitu disaat mereka bisa melaporkan gangguan
penglihatan. Pemeriksaan fungsi mata harus dilakukan sebelum pengobatan.
2. Stre)t!msn ' saat ini semakin jarang digunakan, kecuali untuk kasus
resistensi. 'bat ini diberikan *- mg1kg, maksimal * gram perhari.
8/15/2019 Materi Kuliah TB PARU.docx
15/28
esensal
0mg9kgBB,
Per har
Per mnggu
4< -<
soniaCid (=&)
4ifampisin (4)
PiraCinamid (L)
!treptomisin (!)
tambutol ()
Bakterisidal
Bakterisidal
Bakterisidal
Bakterisidal
Bakteriostatik
Tinggi
Tinggi
4endah
4endah
4endah
-
*8
-
*-
*-
*8
*8
-
*-
8
*-
*8
-8
*-
7-
K!m%nas (!ss &!m%nat!n 0 f
8/15/2019 Materi Kuliah TB PARU.docx
16/28
*. Dosis M1 minggu :
-.7 K!m)lkas
Penyakit TB Paru bila tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan komplikasi, diantaranya :
*. 3omplikasi dini : pleuritis, efusi pleura, empiema, faringitis.
. 3omplikasi lanjut :
• 'bstruksi jalan nafas, seperti !'PT ( !indrom 'bstruksi Pasca Tubercolosis)
• 3erusakan parenkim berat, seperti !'PT atau fibrosis paru, #or pulmonal, amiloidosis,
karsinoma paru, "4D!.
-.= 16 01e% !f 6aut!n,
D'%='"D : %'# "!3P TB P"4<
BAB III
ASUHAN KEPERA1ATAN
4.+ PEN/KA>IAN
Pengkajian dengan TB Paru pada klien dewasa, meliputi :
4.+.+ I(enttas
dentitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur, agama, pendidikan,
pekerjaan, suku1bangsa, alamat, jenis kelamin, status perkawinan, dan penanggung biaya.
R?a$at Sakt (an Kesehatan
*. +. Keluhan utama
http://web.unair.ac.id/admin/file/f_13693_woc-askep-tb-paru.docxhttp://web.unair.ac.id/admin/file/f_13693_woc-askep-tb-paru.docx
8/15/2019 Materi Kuliah TB PARU.docx
17/28
3eluhan yang sering menyebabkan klien dengan TB paru meminta pertolongan dari tim
kesehatan dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
*) 3eluhan respiratoris, meliputi:
/ Batuk, nonproduktif1 produktif atau sputum bercampur darah
/ Batuk darah, seberapa banyak darah yang keluar atau hanya berupa blood streak , berupa
garis, atau bercak/bercak darah
/ !esak napas
/ =yeri dada
Tabrani 4ab (*++) mengklasifikasikan batuk darah berdasarkan jumlah darah yang dikeluarkan:
/ Batuk darah masif, darah yang dikeluarkan lebih dari 588 cc17 jam.
/ Batuk darah sedang, darah yang dikeluarkan -8/588 cc17 jam.
/ Batuk darah ringan. Darah yang dikeluarkan kurang dari -8 cc17 jam.
) 3eluhan sistematis, meliputi:
/ Demam, timbul pada sore atau malam hari mirip demam influenCa, hilang timbul, dan
semakin lama semakin panjang serangannya, sedangkan masa bebas serangan semakin pendek
/ 3eluhan sistemis lain: keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan, dan malaise.
-. R?a$at )en$akt saat n
Pengkajian ringkas dengan PN4!T dapat lebih memudahkan perawat dalam melengkapi
pengkajian.
P ro(oking ncident : apakah ada peristiwa yang menjadi faktor penyebab sesak napas, apakahsesak napas berkurang apabila beristirahat9
Quality of !ain: seperti apa rasa sesak napas yang dirasakan atau digambarkan klien, apakah rasa
sesaknya seperti tercekik atau susah dalam melakukan inspirasi atau kesulitan dalam mencari
posisi yang enak dalam melakukan pernapasan9
Region: di mana rasa berat dalam melakukan pernapasan9
8/15/2019 Materi Kuliah TB PARU.docx
18/28
S e(erity of !ain: seberapa jauh rasa sesak yang dirasakan klien9
T ime: berapa lama rasa nyeri berlangsung, kapan, bertambah buruk pada malam hari atau siang
hari, apakah gejala timbul mendadak, perlahan/lahan atau seketika itu juga, apakah timbul gejalasecara terus/menerus atau hilang timbul (intermitten), apa yang sedang dilakukan klien saat
gejala timbul, lama timbulnya (durasi), kapan gejala tersebut pertama kali timbul (onset).
*. 4. R?a$at Pen$akt Dahulu
Pengkajian yang mendukung adalah dengan mengkaji apakah sebelumnya klien pernahmenderita TB paru, keluhan batuk lama pada masa kecil, tuberkulosis dari organ lain,
pembesaran getah bening, dan penyakit lain yang memperberat TB paru seperti diabetes mellitus.
Tanyakan mengenai obat/obat yang biasa diminum oleh klien pada masa lalu yang rele2an, obat/
obat ini meliputi obat '"T dan antitusif. #atat adanya efek samping yang terjai di masa lalu.
3aji lebih dalam tentang seberapa jauh penurunan berat badan (BB) dalam enam bulan terakhir.Penurunan BB pada klien dengan TB paru berhubungan erat dengan proses penyembuhan
penyakit serta adanya anoreksia dan mual yang sering disebabkan karena meminum '"T.
5. R?a$at Pen$akt Keluarga
!ecara patologi TB paru tidak diturunkan, tetapi perawat perlu menanyakan apakah penyakit ini
pernah dialami oleh anggota keluarga lainnya sebagai faktor predisposisi di dalam rumah.
2. Pengkajan Psk!#s!s!#s)rtual
Pengkajian psikologis klien meliputi beberapa dimensi yang memungkinkan perawat untuk
memperoleh persepsi yang jelas mengenai status emosi, kognitif, dan perilaku klien. Perawat
mengumpulkan data hasil pemeriksaan awal klien tentang kapasitas fisik dan intelektual saat ini.
Data ini penting untuk menentukan tingkat perlunya pengkajian psiko/sosio/spiritual yangseksama. Pada kondisi, klien dengan TB paru sering mengalami kecemasan bertingkat sesuiai
dengan keluhan yang dialaminya.
3. Pemerksaan "sk 0 RS ' Re@e? !f S$stem ,
8/15/2019 Materi Kuliah TB PARU.docx
19/28
Pemeriksaan fisik pada klien dengan TB paru meliputi pemerikasaan fisik umum per system dari
obser2asi keadaan umum, pemeriksaan tanda/tanda 2ital, B* (breathing), B (Blood), B
(Brain), B7 (Bladder), B- (Bowel), dan B5 (Bone) serta pemeriksaan yang focus pada B dengan pemeriksaan menyeluruh system pernapasan.
Kea(aan Umum (an Tan(a#tan(a :tal
3eadaan umum pada klien dengan TB paru dapat dilakukan secara selintas pandang dengan
menilai keadaaan fisik tiap bagian tubuh. !elain itu, perlu di nilai secara umum tentangkesadaran klien yang terdiri atas compos mentis, apatis, somnolen, sopor, soporokoma, atau
koma.
&asil pemeriksaan tanda/tanda 2ital pada klien dengan TB paru biasanya didapatkan peningkatan
suhu tubuh secara signifikan, frekuensi napas meningkat apabila disertai sesak napas, denyutnadi biasanya meningkat seirama dengan peningkatan suhu tubuh dan frekuensi pernapasan, dan
tekanan darah biasanya sesuai dengan adanya penyulit seperti hipertensi.
B+ 0Breathng,
Pemeriksaan fisik pada klien dengan TB paru merupakan pemeriksaan fokus yang terdiri atasinspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
nspeksi
Bentuk dada dan pergerakan pernapasan. !ekilas pandang klien dengan TB paru biasanya
tampak kurus sehingga terlihat adanya penurunan proporsi diameter bentuk dada antero/posterior dibandingkan proporsi diameter lateral. "pabila ada penyulit dari TB paru seperti adanya efusi
pleura yang masif, maka terlihat adanya ketidaksimetrian rongga dada, pelebar intercostals space
(#!) pada sisi yang sakit. TB paru yang disertai atelektasis paru membuat bentuk dada menjaditidak simetris, yang membuat penderitanya mengalami penyempitan intercostals space (#!)
pada sisi yang sakit. Pada klien dengan TB paru minimal dan tanpa komplikasi, biasanya gerakan
pernapasan tidak mengalami perubahan. $eskipun demikian, jika terdapat komplikasi yang
melibatkan kerusakan luas pada parenkim paru biasanya klien akan terlihat mengalami sesaknapas, peningkatan frekuensi napas, dan menggunakan otot bantu napas.
Batuk dan sputum. !aat melakukan pengkajian batuk pada klien dengan TB paru, biasanya
didapatkan batuk produktif yang disertai adanya peningkatan produksi secret dan sekresi sputumyang purulen. Periksa jumlah produksi sputum, terutama apabila TB paru disertai adanya
brokhiektasis yang membuat klien akan mengalami peningkatan produksi sputum yang sangat
banyak. Perawat perlu mengukur jumlah produksi sputum per hari sebagai penunjang e2aluasi
terhadap inter2ensi keperawatan yang telah diberikan.
8/15/2019 Materi Kuliah TB PARU.docx
20/28
Palpasi
Gerakan dinding thoraks anteriorekskrusi pernapasan. TB paru tanpa komplikasi pada saat
dilakukan palpasi, gerakan dada saat bernapas biasanya normal seimbang antara bagian kanandan kiri. "danya penurunan gerakan dinding pernapasan biasanya ditemukan pada klien TB paru
dengan kerusakan parenkim paru yang luas.
Getaran suara )fremitus (okal+. ?etaran yang terasa ketika perawat meletakkan tangannya di
dada klien saat klien berbicara adalah bunyi yang dibangkitkan oleh penjalaran dalam laring arahdistal sepanjang pohon bronchial untuk membuat dinding dada dalam gerakan resonan,
teerutama pada bunyi konsonan. 3apasitas untuk merasakan bunyi pada dinding dada disebut
taktil fremitus.
Perkusi
Pada klien dengan TB paru minimal tanpa komplikasi, biasanya akan didapatkan resonan atau
sonor pada seluruh lapang paru. Pada klien dengan TB paru yang disertai komplikasi sepertiefusi pleura akan didapatkan bunyi redup sampai pekak pada sisi yang sesuai banyaknya
akumulasi cairan di rongga pleura. "pabila disertai pneumothoraks, maka didapatkan bunyihiperresonan terutama jika pneumothoraks 2entil yang mendorong posisi paru ke sisi yang sehat.
"uskultasi
Pada klien dengan TB paru didapatkan bunyi napas tambahan (ronkhi) pada sisi yang sakit.
Penting bagi perawat pemeriksa untuk mendokumentasikan hasil auskultasi di daerah manadidapatkan adanya ronkhi. Bunyi yang terdengar melalui stetoskop ketika klien berbica disebut
sebagai resonan 2okal. 3lien dengan TB paru yang disertai komplikasi seperti efusi pleura dan
pneumopthoraks akan didapatkan penurunan resonan 2ocal pada sisi yang sakit.
B- 0Bl!!(,
Pada klien dengan TB paru pengkajian yang didapat meliputi:
nspeksi : nspeksi tentang adanya parut dan keluhan kelemahan fisik.
Palpasi : Denyut nadi perifer melemah.
Perkusi : Batas jantung mengalami pergeseran pada TB paru dengan efusi pleura masif
mendorong ke sisi sehat.
"uskultasi : Tekanan darah biasanya normal. Bunyi jantung tambahan biasanya tidakdidapatkan.
8/15/2019 Materi Kuliah TB PARU.docx
21/28
B4 0Bran,
3esadaran biasanya &!m)!s ments, ditemukan adanya sianosis perifer apabila gangguan perfusi
jaringan berat. Pada pengkajian objektif, klien tampak dengan meringis, menangis, merintih,meregang, dan menggeliat. !aat dilakukan pengkajian pada mata, biasanya didapatkan a(an$a
kengjungt@a anems pada TB paru dengan gangguan fungsi hati.
B5 0Bla((er,
Pengukuran 2olume output urine berhubungan dengan intake cairan. 'leh karena itu, perawat perlu memonitor adanya oliguria karena hal tersebut merupakan tanda awal dari syok. 3lien
diinformasikan agar terbiasa dengan urine yang berwarna jingga pekat dan berbau yang
menandakan fungsi ginjal masih normal sebagai ekskresi karena meminum '"T terutama
fifampisin.
B2 0B!?el,
3lien biasanya mengalami mual, penurunan nafsu makan, dan penurunan berat badan.
B3 0B!ne,
"kti2itas sehari/hari berkurang banyak pada klien dengan TB paru. ?ejala yang muncul antaralain kelemahan, kelelahan, insomnia, pola hidup menetap, jadwal olahraga menjadi tak teratur.
4.-. DIA/NSA
Beberapa diagnosa yang bisa diangkat :
*. Bersihan jalan nafas tak efektif, berhubungkan dengan sekret kental 1 sekret darah, upaya batuk buruk, dapat ditandai dengan:
/ Orekuensi pernafasan, irama, kedalaman tak normal.
/ Bunyi nafas tak normal, ( ronchi, mengi ) stridor.
/ Dispnoe.
8/15/2019 Materi Kuliah TB PARU.docx
22/28
*. ?angguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan permukaan efektif,
atelektasis, kerusakan membran al2eolar kapiler, sekret kental, tebal, dan edema
bronchial.
. 4esiko tinggi infeksi ( penyebaran 1 akti2itas ulang ) berhubungan dengan pertahanan
primer tak adekuat, penurunan kerja silia 1 statis sekret, penurunan pertahanan 1 penekanan proses imflamasi, malnutrisi, kurang pengetahuan untuk menghindari
pemajanan patogen.
. ?angguan rasa nyaman berhubungan dengan proses peradangan ditandai dengan
peningkatan suhu tubuh (hypertermi).
7. 4esiko regimen terapi berhubungan dengan banyaknya kombinasi obat yang harus
diminum.
4.4 INTER:ENSI KEPERA1ATAN
*. Bersihan jalan nafas tak efektif, berhubungkan dengan sekret kental 1 sekret darah,
kelemahan, upaya batuk buruk, edema tracheal 1 faringeal dapat ditandai dengan:
/ Orekuensi pernafasan, irama, kedalaman tak normal.
/ Bunyi nafas tak normal, ( ronchi, mengi ) stridor.
/ Dispnoe.
• 4encana jangka pendek :
/ $embersihkan nafas pasien.
/ $engeluarkan sekret tanpa bantuan.
• 4encana jangka panjang : $enunjukan perilaku untuk memperbaiki 1 mempertahankan
bersihan jalan nafas.
Ren&ana ke)era?atan
*.
*. Berikan pasien posisi semi atau fowler tinggi, bantu pasien untuk latihan nafas
dalam.
8/15/2019 Materi Kuliah TB PARU.docx
23/28
. Bersihkan sekret dari mulut dan trakea > pengisapan sesuai dengan keperluan.
. #atat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa 1 batuk efektif, catat karakter,
jumlah sputum dan adanya hemoptisis.
7. 3aji fungsi pernafasan, contoh bunyi nafas, kecepatan, irama dan kedalaman serta penggunaan otot aksesori.
Ras!nalsas
*.
*. Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernafasan, 2entilasi meksimal membuka area atelektasis dan meningkatkan
gerakan sekret kedalam jalan nafas besar untuk dikeluarkan.
*. Pengeluaran sulit bila sekret sangat tebal ( misalnya > efek infeksi dan atau tidak adekuat
hydrasi ) sputum berdarah kental atau darah cerah diakibatkan oleh kerusakan ( kapitasi ) paru atau luka bronkial, dan dapat memerlukan e2aluasi 1 inter2ensi lanjut.
*.
*. $encegah obstruksi 1 aspirasi, penghisapan dapat diperlukan bila pasien tidak
mampu mengeluarkan sekret.
. Penurunan bunyi nafas dapat menunjukan atelektasis, ronchi, mengi, menunjukanakumulasi sekret1ketidakmampuan untuk membersihkan jalan nafas yang dapat
menimbulkan pengguanaan otot aksesori pernafasan dan peningkatan kerja
pernafasan.
*. ?angguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan permukaan efektif, atelektasis,kerusakan membran al2eolar kapiler, sekret kental, tebal, dan edema bronchial.
• 4encana jangka pendek : $enunjukan perbaikan 2entilasi dan oksigenisasi jaringan
adekuat dengan ?D" dalam rentang normal.
• 4encana jangka panjang : Bebas dari gejala distres pernafasan.
Ren&ana tn(akan.
*. Tingkatkan tirah baring 1 batasi akti2itas dan bantu akti2itas perawatan diri sesuai dengankeperluan.
8/15/2019 Materi Kuliah TB PARU.docx
24/28
. Tunjukan 1 dorong bernafas bibir selama ekhalasi, khususnya untuk pasien dengan
fibrosis atau kerusakan parenkhim.
. 3aji diespnoe, tachipnoe, tak normal 1 menurunnya bunyi nafas, peningkatan upaya pernapasan, terbatasnya ekspansi dinding dada kelemahan.
7. 2aluasi perubahan pada tingkat kesadaran, catat sianosis dan 1 atau perubahan pada
warna kulit, termasuk membran mukosa dan kuku.
Ras!nalsas.
*. $enurunkan konsumsi ' 1 kebutuhan selama periode penurunan pernafasan dapatmenurunkan beratnya gejala.
. $embuat tahanan melawan udara luar, untuk mencegah kolaps 1 penyempitan jalan nafas,
sehingga membantu menyebarkan udara melalui paru dan menghilangkan 1 menurunkan
nafas pendek.
. TB paru menyebabkan efek luas pada paru dari bagian kecil bronchopneomonia sampaiinflamasi difus luas, necrosis, effusi pleural dan fibrosis luas, efek pernafasan dapat dari
ringan sampai diespnoe berat sampai diestres pernafasan.
7. "kumulasi sekret 1 pengaruh jalan nafas dapat mengganggu oksigenisasi organ 2ital dan
jaringan.
. 4esiko tinggi infeksi ( penyebaran 1 akti2itas ulang ) berhubungan dengan pertahanan primertak adekuat, penurunan kerja silia 1 statis sekret, penurunan pertahanan 1 penekanan proses
imflamasi, malnutrisi, kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan patogen.
• Tujuan jangka pendek : $engidentifikasi inter2ensi untuk mencegah 1 menurunkan resiko
penyebaran infeksi.
• Tujuan jangka panjang : $enunjukan tehnik 1 melakukan perubahan pola hidup untuk
meningkatkan lingkungan yang aman.
Ren&ana tn(akan.
•
*. "njurkan pasien untuk batuk 1 bersin dan mengeluarkan pada tissue
menghindari meludah di tempat umum serta tehnik mencuci tangan yang tepat.
. 3aji patologi 1 penyakit ( aktif 1 tak aktif diseminasi infeksi melalui bronchus
untuk membatasi jaringan atau melalui aliran darah 1 sistem limfatik ) dan
8/15/2019 Materi Kuliah TB PARU.docx
25/28
potensial penyebaran melalui droplet udara selama batuk, bersin, meludah,bicara,
dll.
. dentifikasi orang lain yang beresiko, contoh anggota rumah, anggota, sahabatkarib 1 teman.
Ras!nalsas.
*. Perilaku yng diperlukan untuk mencegah penyebaran infeksi dapat membantu
menurunkan rasa terisolir pasien membuang stigma sosial sehubungan dengan penyakit menular.
. $embantu pasien menyadari 1 menerima perlunya mematuhi program pengobatan untukmencegah pengaktifan berulang 1 komplikasi. pemahaman begaiman penyakit disebarkan
kesadaran kemungkinan tranmisi membantu pasien 1 orang terdekat mengambillangkah untuk mencegah infeksi ke orang lain.
. 'rang I orang yang terpajan ini perlu program therapy obat untuk mencegah penyebaran
infeksi.
7. ?angguan rasa nyaman berhubungan dengan proses peradangan ditandai dengan peningkatan
suhu tubuh (hypertermi).
• Tujuan jangka pendek : $engidentifikasi inter2ensi untuk menurunkan suhu tubuh.
• Tujuan jangka panjang : $eminimalisir proses peradangan untuk meningkatkan
kenyamanan.
Ren&ana tn(akan '
*. $empertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh dengan pemasangan infus
. $onitoring perubahan suhu tubuh
. 3olaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotik guna mengurangi proses
peradangan (inflamasi)
7. "njurkan pada pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang optimal sehingga
metabolisme dalam tubuh dapat berjalan lancar
8/15/2019 Materi Kuliah TB PARU.docx
26/28
Ras!nalsas '
*. #airan dalam tubuh sangat penting guna menjaga homeostasis (keseimbangan) tubuh.
"pabila suhu tubuh meningkat maka tubuh akan kehilangan cairan lebih banyak.
. !uhu tubuh harus dipantau secara efektif guna mengetahui perkembangan dan kemajuandari pasien.
. "ntibiotik berperan penting dalam mengatasi proses peradangan (inflamasi)
7. ;ika metabolisme dalam tubuh berjalan sempurna maka tingkat kekebalan1 sistem imun
bisa melawan semua benda asing (antigen) yang masuk.
-. 4esiko regimen terapi berhubungan dengan banyaknya kombinasi obat yang harus diminum
• Tujuan jangka pendek : memperbaiki gejala, mengurangi resiko infeksi.
• Tujuan jangka panjang : terapi regimen obat
Ren&ana tn(akan '
•
*. 3olaborasi dengan dokter tentang pemberian kombinasi obat.
. 3aji dari efek penggunaan regimen terapi.
. Berikan penyuluhan dan pendidikan kesehatan tentang ketidakteraturan berobatakan menyebabkan resistensi.
Ras!nalsas '
*. Pengobatan terhadap penyakit TB# memerlukan kombinasi berbagai obat (obat
antituberkulosis1 '"T) yang diberikan selama 5 bulan atau lebih untuk dinyatakan
sembuh.
. fek dari penggunaan regimen terapi dapat menyebabkan berbagai komplikasi.
. 3ombinasi obat yang telah diberikan telah disesuaikan dengan fase TB paru. !ehingga
ketidakteraturan akan menyebabkan resiko resistensi.
BAB I:
8/15/2019 Materi Kuliah TB PARU.docx
27/28
PENUTUP
KESIMPULAN
TB paru dapat terjadi dengan peristiwa sebagai berikut:
3etika seorang klien TB paru batuk, bersin, atau berbicara, maka secara tak sengaja keluarlahdroplet nuklei dan jatuh ke tanah, lantai, atau tempat lainnya. "kibat terkena sinar matahari atau
suhu udara yang panas, droplet nuklei tadi menguap. $enguapnya droplet bakteri ke udara
dibantu dengan pergerakan angin akan membuat bakteri tuberkolosis yang terkandung dalamdroplet nuklei terbang ke udara. "pabila bakteri ini terhirup oleh orang sehat, maka orang itu
berpotensi terkena infeksi bakteri tuberkolosis.
2.- SARAN
*. &endaknya mewaspadai terhadap droplet yang dikeluarkan oleh klien dengan TB parukarena merupakan media penularan bakteri tuberkulosis
. $emeriksakan dengan segera apabila terjadi tanda/tanda dan gejala adanya TB paru.
. !ebagai perawat hendaknya mampu memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
rencana keperawatan pada penderita TB Paru.
DA"TAR PUSTAKA
!udoyo, "ruw. 885. Buku "jar lmu Penyakit Dalam jilid disi 0. ;akarta: Departemen lmuPenyakit Dalam O3
8/15/2019 Materi Kuliah TB PARU.docx
28/28