1 BANK SENTRAL STATUS, KEDUDUKAN, TUJUAN DAN TUGAS POKOK BANK INDONESIA Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VIII K E B A N K S E N T R A L A N
1
BANK SENTRALSTATUS, KEDUDUKAN, TUJUAN DAN TUGAS POKOK BANK INDONESIA
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VIII
K E B A N K S E N T R A L A N
2
KENAPA BANK SENTRAL PENTING?
• Sebagai otoritas moneter, kebijakan bank sentral sangat berpengaruh terhadap seluruh kegiatan ekonomi suatu negara.
• Dalam hal bank sentral berfungsi sebagai pengawas bank dan sebagai pengatur lalu lintas pembayaran, bank sentral juga sangat vital dalam menjaga stabilitas sistem keuangan. (Di negara berkembang pada umumnya sektor keuangan masih di dominasi oleh industri perbankan).
• Bank sentral sebagai mitra strategis dan penyeimbang bagi otoritas fiskal dalam menjaga stabilitas ekonomi makro suatu perekonomian.
3
TUGAS BANK SENTRAL DI BEBERAPA NEGARA
Negara Otoritas Moneter Pengatur Bank Sistem Pem bayaran
Indonesia Ya Ya Ya Malaysia Ya Ya Ya Selandia Baru Ya Ya Ya Afrika Selatan Ya Ya Tidak Brasil Ya Ya Sebagian India Ya Ya Sebagian Singapura Ya Ya Sebagian Belanda Ya Sebagian Ya Itali Ya Sebagian Ya Jerm an Ya Sebagian Ya Am erika Ya Sebagian Sebagian Perancis Ya Sebagian Sebagian Australia Ya Tidak Ya Jepang Ya Tidak Ya Brunei Ya Tidak Tidak Hong Kong Ya Tidak Tidak Inggris Ya Tidak Tidak
Sum ber : berbagai referensi
*)
4
Peran bank sentral di berbagai negara bermula dari bank sirkulasi dan kemudian berevolusi hingga menjadi bank sentral yang modern dengan tujuan yang fokus dan independen
Bank komersial berfungsi sbg bank sirkulasi.
Juga sbg bankers’ bank (lenders of the last resort).
Peran kebijakan moneter, perbankan, dan sistem pembayaran terbatas.
Peran kebijakan moneter, perbankan, dan sistem pembayaran meningkat.
Kadang masih sbg bank komersial.
Sebagai bagian dr Pemerintah, termasuk pembiayaan fiskal dan program Pemerintah.
Tujuan jamak (inflasi, kurs, pertumbuhan, lapangan kerja, neraca pembayaran)
Tujuan tunggal, yaitu stabilitas harga, utk pertumbuhan ekonomi.
Fokus pd tiga tugas: kebijakan moneter, perbankan, dan sistem pembayaran.
Independen dr Pemerintah dg koordinasi.
Penguatan akuntabilitas dan transparansi.
Bank Sirkulasi & Bankers’
bank
Bank Sentral(dahulu)
Bank Sentral(dewasa ini)
Evolusi Peran Bank Sentral
Perjalanan Sejarah Bank IndonesiaBank Indonesia sebagai bank sentral telah
mengalami beberapa kali evolusi dalam fungsi dan tugasnya.
Didirikan oleh Hindia Belanda pada tahun 1828 dengan nama De Javasche Bank dengan tugas sebagai bank sirkulasi yang
bertugas mencetak dan mengedarkan
uang.
Bank Indonesia didirikan
menggantikan De Javasche Bank dengan UU No.11 tahun 1953. Bertugas menjaga stabilitas rupiah, mengedarkan uang,
memajukan perkembangan dan
melakukan pengawasan urusan kredit.
UU No.13 tahun 1968 melarang Bank Indonesia
melakukan kegiatan komersial. Tugas pokok BI membantu pemerintah mengatur, menjaga, dan memelihara stabilitas rupiah, mendorong
kelancaran produksi dan pembangunan, serta
memperluas kesempatan kerja untuk
meningkatkan taraf hidup rakyat.
Perjalanan Sejarah Bank IndonesiaEvolusi tugas BI terakhir adalah mengalihkan
fungsi pengawasan bank ke OJK sejak 31 Desember 2013
UU No.23 tahun 1999 menjadikan BI sebagai bank sentral yang independen dengan ‘single objective’
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui
3 tugas pokok: melaksanakan
kebijakan moneter, sistem pembayaran dan
pengawasan bank.
UU No.21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan
mengamanatkan agar fungsi pengawasan bank dialihkan dari Bank Indonesia kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak 31
Desember 2013.UU No.11 tahun 2011 juga
mengamanatkan tugas baru kepada Bank Indonesia, yakni melakukan
pengaturan dan pengawasan makroprudensial.
“Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggungjawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang”
Bank Indonesia sebagai bank sentral dibentuk atas amanat Pasal 23D UUD 1945
Tugas BI sesuai dengan Pasal 8 (UU No.23 tahun 1999 tentang BI) merupakan satu kesatuan untuk pencapaian tujuan BI (Pasal 7)
Sejak tgl 31 Des 2013, fungsi mengatur dan
mengawasi bank secara mikro beralih ke OJK.
Bank Indonesia tetap mengatur dan mengawasi bank secara makro (makroprudensial).
Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
Mengatur dan menjaga
kelancaran sistem
pembayaran
Mengatur danMengawasi Bank baik makro dan
mikro
Mencapai Dan
Memelihara Kestabilan
Nilai Rupiah
Perjalanan Sejarah Bank Indonesia
8
Status dan kedudukan BI
• BI adalah Bank Sentral Republik Indonesia
• BI adalah badan hukum dan lembaga negara yang independen dalam melakukan tugas dan wewenangnya bebas dari campur tangan Pemerintah dan atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal tertentu yang secara tegas diatur dalam undang-undang
STATUS DAN KEDUDUKAN BI DALAM KETATANEGARAAN RI
Lembaga Negara(UU No. 23 /1999
joUU No.3/2004 jo
UU No.6/2009)
PRESIDEN
DEWANPERWAKILAN
RAKYATMAHKAMAHAGUNG
Meyampaikanlaporan keuanganBI yang telah
diperiksa KepalaNegara
Kepala Pe-merintahan
Informasi tertulis triwulanan/sewaktu
-waktu
PUBLIK( Informasi Tahunan )
Laporan triwulanan/sewaktu-
waktu, Tahunan
BADANPEMERIKSAKEUANGAN
BANK INDONESIALembaga negara yang
independen dan Badan Hukum Publik
UU BI (UUD 45) Pimpinan BI (UU BI) Mengambil sumpah
dan janji anggota Dewan Gubernur
Kementerian
Badan Supervisi
Hasil telaah
MAHKAMAHKONSTITUSI
MAJELIS PERMUSYA-WARATANRAKYAT
Sumber : dari berbagai sumber
VISI BANK INDONESIAMenjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil
Trust & Integrity Professionalism Excellence Public
InterestCoordination& Team Work
STRATEGIC VALUES
10
10
2
3
4
1
Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang berkontribusi terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan dengan memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional
Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata kelola yang baik dalam rangka melaksanakan tugas yang diamanatkan Undang-Undang
Mendorong sistem keuangan bekerja secara efektif dan efisien, serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber pendanaan / pembiayaan yang dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional
Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
VISI BANK INDONESIA
11
11
M I S I
5 STRATEGI UTAMA
1. Memastikan terlaksananya pengalihan fungsi perbankan, perijinan, pengaturan, dan pengawasan perbankan ke Otoritas Jasa Keuangan tepat waktu dan tepat kualitas.
2. Menetapkan arah dan mewujudkan strategi jangka menengah-panjang fungsi moneter, stabilitas keuangan, dan sistem pembayaran yang integratif dan berorientasi ke depan.
3. Menyusun dan melaksanakan anggaran tahunan sesuai mandat UU dan Arah Strategis BI serta penyelesaian pending matters 2012-2013.
4. Membangun dan memperkuat aliansi strategis internal dan eksternal baik secara ekstensif maupun intensif mencapai Untuk melaksanakan keempat misi besar tersebut.
5. Membangun organisasi BI yang prima melalui penguatan tata kelola, kultur, kompetensi dan kapabilitas
5 STRATEGI UTAMA
12
10 SASARAN KONKRIT BI 2018*1. Terkendalinya inflasi sesuai dengan target yang ditetapkan2. Terkendalinya nilai tukar yang stabil sesuai dengan keseimbangan
internal dan eksternal3. Terwujudnya pasar keuangan yang dalam dan efisien4. Terpeliharanya stabilitas sistem keuangan guna mendukung pencapaian
inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil5. Terwujudnya sistem keuangan yang semakin inklusif6. Terpeliharanya sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar,
dengan memperhatikan perluasan akses dan kepentingan nasional7. Terjaganya kesinambungan keuangan BI8. Terwujudnya kapabilitas internal yang kuat9. Terakumulasinya dukungan SDM yang kompeten10.Terpeliharanya persepsi positif BI
2. Destination Statement (DS) BI 2018
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU) 2014 dan 2018
14
5 STRATEGI UTAMA*Mempertimbangkan SWOT Analysis
Ruang Lingkup Kebijakan Moneter meliputi: Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan
memperhatikan sasaran laju inflasi Melakukan pengendalian moneter dengan tidak
terbatas pada operasi pasar terbuka di pasar uang, baik rupiah maupun valuta asing, dan
Menetapkan tingkat diskonto, menetapkan cadangan minimum dan mengatur kredit atau pembiayaan.
Stabilitas MoneterRuang Lingkup Kebijakan Moneter
Stabilitas Sistem PembayaranRuang Lingkup Kebijakan Sistem Pembayaran
Ruang Lingkup Sistem Pembayaran meliputi: Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin
atas penyelenggaraan jasa sistem pembayaran. Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran
untuk menyampaikan laporan kegiatannya, dan Menetapkan penggunaan alat/instrumen pembayaran.
Stabilitas Sistem Pembayaran Instrumen Sistem Pembayaran
Instrumen sistem pembayaran secara umum terdiri dari:
a. Instrumen tunai : uang kertas uang logam
b. Instrumen non-tunai : paper based: cek, bilyet giro, wesel dan lain-
lain electronic based: RTGS card based: kartu debet, ATM, kartu kredit
Stabilitas Sistem Pembayaran Aliran Transaksi dalam Sistem Pembayaran
Pembeli (Payor)
Penjual (Payee)
Flow pembayaran
Flow barang/jasa
Bank BBank A
Settlementdi Bank Sentral
RpInstrumen
Pengirim Penerima
Kliring
Tunai
Non- Tunai
Stabilitas Sistem KeuanganKebijakan Makroprudensial
KebijakanMoneter
Stabilitas Sistem Keuangan
Pengaturan dan Pengawasan SIBs
Pengaturan dan Pengawasan non-SIBs
makro mikro
Kebijakan Makroprudential
Kebijakan Mikroprudential
Kerangka kebijakan makroprudensial adalah:• Tujuan: memelihara kestabilan sistem keuangan dg membatasi potensi meningkatnya risiko
sistemik.• Cakupannya: seluruh potensi risiko sistemik• Issue: Fokus pada risiko yang meningkat di dalam dan/atau karena sistem keuangan• Instrumen: kehati-hatian (prudential ), yang diukur dan digunakan untuk khususnya risiko
sistemik dan diterapkan pada sistem keuangan secara luas.Dalam rangka mendorong stabilitas sistem keuangan, BI berwenang:a. Menetapkan kebijakan makroprudensial;b. Melakukan pemantauan sistem keuangan (surveillance);c. Mengembangkan pasar dan akses keuangan;d. Melakukan pencegahan dan penanganan krisis sektor keuangan; dane. Melakukan pemeriksaan secara langsung terhadap bank yang tertentu yang sistemically important
bank dan/atau bank lainnya, serta lembaga keuangan bukan bank yang sistemik.
Makroprudensial vs Mikroprudensial
Mikroprudensial
Fokus terhadap risiko individual bank atau lembaga keuangan
Fokus terhadap risiko sistemik pada sistem keuangan
Makroprudensial
Perlu koordinasi dan kolaborasi antara kebijakan makroprudensial dan mikroprudensial agar dapat
berjalan secara optimal
Mikroprudensial vs. Makroprudensial
Amanat koordinasiddituang
kan dalam
beberapa Pasal
dalam UU No.21 tahun 2011
Pasal 39Dalam melaksanakan tugasnya, OJK berkoordinasi dengan Bank Indonesia dalam membuat peraturan pengawasan di bidang Perbankan antara lain:a. kewajiban pemenuhan modal minimum bank;b. sistem informasi perbankan yang terpadu;c. kebijakan penerimaan dana dari luar negeri, penerimaan dana valuta asing, dan pinjaman komersial luar negeri;
d. produk perbankan, transaksi derivatif, kegiatan usaha bank lainnya;
e. penentuan institusi bank yang masuk kategori systemically important bank; dan
f. data lain yang dikecualikan dari ketentuan tentang kerahasiaan informasi.
Pasal 43OJK, Bank Indonesia, dan Lembaga Penjamin Simpanan wajib membangun dan memelihara sarana pertukaran informasi secara terintegrasi.
23
TERIMA KASIH
INFORMASI LEBIH LANJUT
25
Beberapa aspek berkaitan dengan UU No.3 tahun 2004 yang merupakan amandemen terhadap UU No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia1. Penetapan sasaran inflasi oleh pemerintah (Pasal 10 ayat (1))2. Penundaan pengalihan tugas pengawasan bank (Pasal 34)3. Pengaturan fasilitas pembiayaan darurat bagi perbankan (Pasal 11
ayat (4) & (5))4. Penyempurnaan mekanisme pencalonan Dewan Gubernur (Pasal 47 ayat (2) & (3) serta Pasal 485. Penguatan akuntabilitas dan transparansi (Pasal 58) 6. Pembentukan Badan Supervisi (Pasal 58 A) 7. Persetujuan anggaran operasional oleh DPR (Pasal 60 ayat (3) & (4))
Sebagaimana diubah dengan uu no. 3 tahun 2004 dan no.6 tahun 2009
UU NO. 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA