BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial masyarakat, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan dalam kesejahteraan penduduk.Di mana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan bukan hanya untuk meningkatkan drajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar. Berdasarkan teori Bloom Kesehatan Masyarakat dipengaruhi oleh 4 hal yaitu prilaku, pelayanan kesehatan, lingkungan dan faktor keturunan.Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan drajat kesehatan merupakan hal yang essensial di samping masalah prilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan factor keturunan.Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat. Berdasarkan teori Bloom diatas terjadinya suatu penyakit berhubungan dengan kondisi lingkungan.Sehingga timbul penyakit menular berbasis lingkungan.Penyakit menularberbasis lingkungan masih menjadi permasalahan hingga saat ini.ISPA dan diare yang merupakan penyakit berbasis lingkungan, selalu masuk dalam 10 besar penyakit di hampir seluruh Puskesmas di Indonesia. Menurut Profil Ditjen PP&PL thn 2006, terdapat 22,30% kematian bayi di Indonesia akibat pneumonia. sedangkan morbiditas 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial masyarakat,
bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan dalam kesejahteraan penduduk.Di
mana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan bukan hanya untuk meningkatkan drajat
kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan
belajar.
Berdasarkan teori Bloom Kesehatan Masyarakat dipengaruhi oleh 4 hal yaitu prilaku,
pelayanan kesehatan, lingkungan dan faktor keturunan.Kontribusi lingkungan dalam
mewujudkan drajat kesehatan merupakan hal yang essensial di samping masalah prilaku
masyarakat, pelayanan kesehatan dan factor keturunan.Lingkungan memberikan kontribusi
terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat.
Berdasarkan teori Bloom diatas terjadinya suatu penyakit berhubungan dengan kondisi
lingkungan.Sehingga timbul penyakit menular berbasis lingkungan.Penyakit menularberbasis
lingkungan masih menjadi permasalahan hingga saat ini.ISPA dan diare yang merupakan
penyakit berbasis lingkungan, selalu masuk dalam 10 besar penyakit di hampir seluruh
Puskesmas di Indonesia.
Menurut Profil Ditjen PP&PL thn 2006, terdapat 22,30% kematian bayi di Indonesia
akibat pneumonia. sedangkan morbiditas penyakit diare dari tahun ketahun selalu meningkat
dimana pada tahun 1996 sebesar 280 per 1000 penduduk, lalu meningkat menjadi 301 per 1000
penduduk pada tahun 2000 dan 347 per 1000 penduduk pada tahun 2003. Pada tahun 2006 angka
tersebut kembali meningkat menjadi 423 per 1000 penduduk.
Dengan demikian begitu pentingnya kita membahas kesehatan lingkungan dan penyakit
menular berbasis lingkungan, sehingga kita bias melakukan intervensi terhadap factor-faktor
resiko yang mempengaruhinya. Dengan tujuan akhir meningkatnya drajat kesehatan masyarakat.
1
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengetahui tentang kesehatan lingkungan dan penyakit menular yang berbasis
lingkungan.
b. Tujuan Khusus
Mengetahui tentang program kesehatan lingkungan di Puskesmas Lubuk Kilangan
Mengetahui masalah-masalah yang muncul selama menjalankan program
kesehatan lingkungan di Puskesmas Lubuk Kilangan
Mengetahui pemecahan masalah yang muncul selama menjalankan program
kesehatan lingkungan di Puskesmas Lubuk Kilangan
Mengetahui penyakit menular yang berbasis lingkungan di puskesmas Lubuk
Kilangan
Mengetahui usaha-usaha dalam mengintervensi penyakit menular berbasis
lingkungan di Puskesmas Lubuk Kilangan
1.3 Batasan Masalah
Makalah ini membahas tentang Kesehatan Lingkungan dan Penyakit Menular Berbasis
Lingkungan di puskesmas Lubuk Kilangan khususnya.
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk dari berbagai
literature, analisis dan diskusi
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KESEHATAN LINGKUNGAN
2.1.1 Definisi
Menurut Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan, kesehatan lingkungan adalah suatu
kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologis yang dinamis antara
manusia dan lingkungan untuk mendukung tercapainya realitas hidup manusia yang sehat,
sejahtera dan bahagia.
World Health Organisation (WHO) menggambarkan kesehatan lingkungan sebagai suatu
keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin
keadaan sehat dari manusia.
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo dalam bukunya mendefinisikan kesehatan lingkungan
sebagai suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif
terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwapengertian Kesehatan
Lingkungan adalah upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan
menuju keseimbangan ekologi pada tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat.
2.1.2 Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan drajat kesehatan merupakan hal yang
essensial di samping masalah prilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor
keturunan.Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan
masyarakat.Berikut ini merupakan ruang lingkup kesehatan lingkungan.
3
a. Menurut WHO
Penyediaan air minum
Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran
Pembuangan sampah padat
Pengendalian vektor
Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh eksreta manusia
Hygiene makanan
Pengendalian pencemaran udara
Pengendalian radiasi
Kesehatan kerja
Pengendalian kebisingan
Perumahan dan pemukiman
Aspek kesling dan transportasi udara
Perencanaan daerah dan perkotaan
Pencegahan kecelakaan
Rekreasi umum dan pariwisata
Tindakan-tindaka sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemic/wabah,
bencana alam dan perpindahan penduduk
Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan
b. Menurut UU No 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan (Pasal 22 ayat 3) :
Penyehatan air dan udara
Pengamanan limbah padat/sampah
Pengamanan limbah cair
Pengamatan limbah gas
Pengamanan radiasi
Pengamanan kebisingan
4
Pengamanan vektor penyakit
Penyehatan dan pengamanan lainnya, seperti pasca bencana
c. Menurut UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan Lingkungan, kesehatan
lingkungan mencakup:
Lingkungan pemukiman
Lingkungan tempat kerja
Lingkungan tempat rekreasi
Tempat dan fasilitas umum
Yang menjadi sasaran Kesehatan Lingkungan berdasarkan Pasal 22 ayat (2) UU No
23/1992 adalah sebagai berikut :
1. Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis
2. Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis
3. Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis
4. Angkutan umum : kendaraan darat, laut, dan udara yang digunakan untuk umum
5. Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang
berada dalam keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar-besaran,
reaktor/tempat yang bersifat khusus
2.1.3 Masalah Kesehatan Lingkungan
Masalah kesehatan lingkungan merupakan masalah yang kompleks, yang untuk
mengatasinya dibutuhkan integrasi dari berbagai sektor yang terkait. Di Indonesia permasalahan
dalam kesehatan lingkungan antara lain:
a. Air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.Air
minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum.Syarat-syarat kualitas air bersih diantaranya adalah sebagai berikut :
5
Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna.
Syarat Kimia : Kadar Besi, maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan
(maksimal 500 mg/l).
Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air).
b. Pembuangan Kotoran/Tinja
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut :
Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi.
Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air
atau sumur (jarak minimal 10 meter).
Tidak boleh terkontaminasi air permukaan.
Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain.
Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang benar-benar
diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin.
Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang.
Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.
c. Kesehatan Pemukiman
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang
gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privasi yang cukup, komunikasi yang
sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah
Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah
dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas
vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar
matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping
pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena
keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan,
6
konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung
membuat penghuninya jatuh tergelincir.
d. Pembuangan Sampah
Teknik pengelolaan sampah yang baik harus memperhatikan faktor-faktor/unsur :
Penimbunan sampah
Penyimpanan sampah.
Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali.
Pengangkutan
Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui
hubungan dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan
masalah-masalah ini secara efisien.
e. Makanan dan Minuman
Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan,
jasa boga, dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan
atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan
jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel).
Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan
meliputi :
Persyaratan lokasi dan bangunan
Persyaratan fasilitas sanitasi
Persyaratan dapur, ruang makan, dan gudang makanan
Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi
7
Persyaratan pengolahan makanan
Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi
Persyaratan peralatan yang digunakan
2.1.4 Upaya Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
Bertitik tolak dari masalah Kesehatan Lingkungan yang terjadi di Indonesia, ada 5 upaya
dasar kesehatan lingkungan yang sering dan penting dilakukan di Puskesmas di Indonesia, yakni
sebagai berikut :
a. Penyehatan Sumber Air Bersih (SAB)
Kegiatan upaya penyehatan air meliputi : Surveilans kualitas air, Inspeksi Sanitasi Sarana
Air Bersih, Pemeriksaan kualitas air, Pembinaan kelompok pemakai air.
b. Penyehatan Lingkungan Pemukiman (Pemeriksaan Rumah)
Sarana sanitasi dasar yang dipantau, meliputi jamban keluarga (Jaga), saluran
pembuangan air limbah (SPAL), dan tempat pengelolaan sampah (TPS).
c. Penyehatan Tempat-Tempat Umum (TTU)
Penyehatan Tempat-Tempat Umum meliputi hotel dan tempat penginapan lain, pasar,
kolam renang dan pemandian umum lain, sarana ibadah, sarana angkutan umum, salon
kecantikan, bar dan tempat hiburan lainnya. Dilakukan upaya pembinaan institusi Rumah Sakit
dan sarana kesehatan lain, sarana pendidikan, dan perkantoran.
d. Penyehatan Tempat Pengelola Makanan (TPM)
Secara umum penyehatan TPM bertujuan untuk melakukan pembinaan teknis dan
pengawasan terhadap tempat penyehatan makanan dan minuman, kesiap-siagaan dan
penanggulangan KLB keracunan, kewaspadaan dini serta penyakit bawaan makanan.
8
e. Pengawasan Pestisida
2.2 PENYAKIT MENULAR BERBASIS LINGKUNGAN
2.2.1 Definisi
Penyakit Berbasis Lingkungan adalah suatu kondisi patologis berupa kelainan fungsi atau
morfologi suatu organ tubuh yang disebabkan oleh interaksi manusia dengan segala sesuatu
disekitarnya yang memiliki potensi penyakit.
Manajemen pengendalian penyakit lingkungan berbasis wilayah merupakan upaya
tatalaksana pengendalian penyakit dengan cara mengendalikan berbagai faktor risiko penyakit
yang dilaksanakan secara simultan, paripurna, terencana, dan terintegrasi dengan tatalaksana
kasus penyakit berkenaan yang dilaksanakan pada satu wilayah tertentu.Manajemen penyakit
menular dalam sebuah wilayah harus dilakukan secara terencana dan terpadu dengan berbagai
faktor risiko.
Dengan demikian, manajemen penyakit menular berbasis lingkungan adalah suatu proses
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program pemberantasan penyakit menular yang
didasarkan pada fakta, dengan melakukan intervensi pada sumber penyakit, serta faktor risiko
yang berkenaan dengan proses timbulnya penyakit yang dilakukan secara simultan dan
komprehensif dalam satu wilayah.
Ciri lain dari manajemen penyakit menular dan penyehatan lingkungan adalah
penggalangan kemitraan dengan mitra yang memiliki perhatian sama. Kejadian penyakit menular
disuatu wilayah berakar pada budaya, ekosistem dan kondisi sosial kependudukan. Oleh karena
itu, dalam rangka membantu Bupati maupun Walikota, Dinas Kesehatan Kabupaten Kota harus
memiliki perspektif luas, termasuk pengendalian faktor yang berperandalam kejadian timbulnya
penyakit, dengan siapa harus bekerja sama, sumber daya apa yang diperlukan serta bagaimana
mendapatkannya.
2.2.2 Penyakit yang Berbasis Lingkungan
9
ISPA
Diare
Malaria
Demam Berdarah Dengue ( DBD )
Filariasis
TB Paru
Cacingan
Penyakit Kulit
Keracunan
Keluhan akibat Lingkungan Kerja yang buruk
2.2.3 Patogenesis Penyakit
Dalam upaya pengendalian penyakit berbasis lingkungan, maka perlu diketahui
perjalanan penyakit atau patogenesis penyakit tersebut, sehingga kita dapat melakukan
intervensisecara cepat dan tepat.
Patogenesis penyakit dapat digambarkan seperti dibawah ini:
Sumber : Ahmadi, 2005
Dengan melihat skema diatas, maka patogenesis penyakit dapat diuraikan menjadi 4