BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang. menghadapi banyak masalah kesehatan masyarakat. Semakin pesatnya pertambahan penduduk serta kemajuan teknologi yang terus berkembang kita akan dihadapkan dengan masalah-masalah kesehatan yang semakin komplit. Sebagai Negara Agraris yang memiliki era industrialisasi membawa Indonesia ke dalam berbagai tradisi, yaitu tradisi epidemiologi, demografi dan lingkungan. Indonesia sebagai salah satu negara yang menandatangani Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs) dan yang memiliki visi Indonesia sehat 2015 berkomitmen mewujudkan delapan tujuan pembangunan yang menjadi perwujudan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan menuju kualitas hidup yang lebih baik. Untuk itu perlu perbaikan-perbaikan dalam segala bidang terutama bidang kesehatan. Sehat salah satu upaya untuk mencapainya adalah meningkatkan kesehatan lingkungan. Masalah kesehatan lingkungan adalah suatu masalah yang sangat kompleks yang sangat berkaitan dengan masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Menurut ahli kesehatan HL. BLUM derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor : lingkungan, perilaku, manusia, dan pelayanan kesehatan. Sampai saat ini diketahui bahwa permasalahan penyakit terbanyak yang 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sebagai negara berkembang. menghadapi banyak masalah kesehatan
masyarakat. Semakin pesatnya pertambahan penduduk serta kemajuan teknologi yang terus
berkembang kita akan dihadapkan dengan masalah-masalah kesehatan yang semakin
komplit. Sebagai Negara Agraris yang memiliki era industrialisasi membawa Indonesia ke
dalam berbagai tradisi, yaitu tradisi epidemiologi, demografi dan lingkungan.
Indonesia sebagai salah satu negara yang menandatangani Tujuan Pembangunan
Millenium (MDGs) dan yang memiliki visi Indonesia sehat 2015 berkomitmen mewujudkan
delapan tujuan pembangunan yang menjadi perwujudan peningkatan kualitas sumber daya
manusia dan menuju kualitas hidup yang lebih baik. Untuk itu perlu perbaikan-perbaikan
dalam segala bidang terutama bidang kesehatan. Sehat salah satu upaya untuk mencapainya
adalah meningkatkan kesehatan lingkungan.
Masalah kesehatan lingkungan adalah suatu masalah yang sangat kompleks yang
sangat berkaitan dengan masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Menurut ahli kesehatan
HL. BLUM derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor : lingkungan, perilaku,
manusia, dan pelayanan kesehatan. Sampai saat ini diketahui bahwa permasalahan penyakit
terbanyak yang terdapat di wilayah kerja puskesmas didominasi oleh penyakit yang
berhubungan dengan masalah kesehatan lingkungan.
Untuk meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah
Sumatera Barat, di desa maupun di kota, kita sebagai Dinas Kesehatan tentu dapat
menggambarkan masyarakat Sumatera Barat di masa depan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan yaitu masyarakat yang ditandai penduduknya yang hidup dalam
lingkungan dan dengan perilaku hidup bersih dan sehat memiliki kemampuan dan kemauan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu.
Sampai saat ini diketahui bahwa penyakit terbanyak yang terdapat di wilayah kerja
Puskesmas Lubuk Kilangan didominasi oleh penyakit-penyakit yang berhubungan dengan
1
masalah kesehatan lingkungan. Sekitar 53% dari 10 penyakit terbanyak yang ada di wilayah
Puskesmas Lubuk Kilangan berasal dari lingkungan.
Dalam rangka memperbaiki mutu kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan harus
diperbaiki secara mendetail. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan suatu strategi yang
terpadu, khususnya dalam menghadapi kesehatan lingkungan, dimana Puskesmas berperan
penting dalam upaya perbaikian kesehatan lingkungan.
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengetahui tentang Program Kesehatan Lingkungan dan Penyakit Berbasis
Lingkungan
b. Tujuan Khusus
Mengetahui tentang Program Kesehatan Lingkungan dan Penyakit Berbasis
Lingkungan di Puskesmas Lubuk Kilangan Kota Padang.
1.3 Batasan Masalah
Makalah ini membahas tentang Program Kesehatan Lingkungan dan Penyakit Berbasis
Lingkungan di Puskesmas Lubuk Kilangan secara khusus.
I.4 Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk dari berbagai
literatur.
2
BAB 2
ANALISIS SITUASI
2.1 Gambaran Umum
Puskesmas Lubuk Kilangan ini didirikan diatas tanah wakaf yang diberikan pada
tahun 1981 dengan luas tanah 270 m2 dan gedung puskesmas sendiri didirikan pada tahun
1983 dengan luas bangunan 140 m2, pada tahun itu juga Puskesmas mempunyai 1 buah
Pustu Baringin.
Pembangunan Puskesmas ini dibiayai dari APBN. Pelayanan yang diberikan saat itu
meliputi BP, KIA, dan Apotik. Dengan Jumlah pegawai yang ada pada saat itu sekitar 10
orang dan sampai saat ini telah mengalami pergantian pimpinan Puskesmas sebanyak 15
kali.
Saat sekarang kondisi bangunan Puskesmas Lubuk Kilangan sudah permanen terdiri
dari beberapa ruangan kantor seperti: BP, KIA, Gigi, Labor, KB, Apotik, Imunisasi dengan
jumlah pegawai yang ada sebanyak 60 orang termasuk Pustu. Walaupun demikian
bangunan Puskesmas Lubuk Kilangan saat sekarang masih belum mempunyai gudang obat,
gudang gizi (PMT) dan ruangan khusus Pelayanan Lansia.
Pelayanan Puskesmas Lubuk Kilangan yang diberikan saat ini adalah 7 upaya
kesehatan wajib yaitu: Promosi Kesehatan (Promkes), Program Kesehatan Lingkungan
(Kesling), Program Kesehatan Ibu Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB), Program
Perbaikan Gizi Masyarakat, Pencegahan dan Pemberantasan Menular (P2M) dan
pengobatan (BP), dan Perawatan Kesehatan Masyarakat. Selain itu terdapat upaya
kesehatan pengembangan yaitu: Upaya Kesehatan Sekolah (UKS), Upaya Kesehatan Olah
Raga, Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut, Upaya Kesehatan Mata dan Upaya Kesehatan
Usia Lanjut (Lansia).
3
2.2 Kondisi Geografis
Wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan meliputi seluruh Wilayah Kecamatan
Lubuk Kilangan dengan luas Daerah 85,99 Km2 yang terdiri dari 7 kelurahan dengan
luas:
a. Kelurahan Batu Gadang : 19.29 Km2
b. Kelurahan Indarung : 52.1 Km2
c. Kelurahan Padang Besi : 4.91 Km2
d. Kelurahan Bandar Buat : 2.87 Km2
e. Kelurahan Koto Lalang : 3.32 Km2
f. Kelurahan Baringin : 1.65 Km2
g. Kelurahan tarantang : 1.85 Km2
Adapun batas – batas Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan adalah sebagai
berikut:
Utara : Kecamatan Pauh
Timur : Kabupaten Solok
Selatan : Kecamatan Bungus Teluk Kabung
Barat : Kecamatan Lubuk Begalung
2.3 Kondisi Demografis
Jumlah penduduk yang menjadi tanggung jawab wilayah Puskesmas Ambacang
selama tahun 2011 adalah : 46900.Jiwa dengan distribusi kependudukan menurut
kelurahan sebagai berikut:
Kelurahan Pasar ambacang : 16818
Kelurahan anduring : 13412
Kelurahan lubuk lintah : 9737
Kelurahan ampang : 6933
4
2.4 Sarana dan Prasarana
1. Sarana Pendidikan
a. SMU/SMK : 3 Unit
b. SLTP : 4 Unit
c. SD : 23 Unit
d. TK : 15 Unit
2. Sarana Kesehatan
Puskesmas Lubuk Kilangan memiliki sarana:
a. Puskesmas Induk : 1 Unit
b. Puskesmas Pembantu : 3 Unit
- Pustu Indarung
- Pustu Batu Gadang
- Pustu Baringin
c. Rumah Sakit PT Semen Padang : 1 Unit
d. Mobil Puskesmas Keliling : 1 Unit
e. Motor Dinas : 4 Unit
f. Komputer : 2 Unit
g. Mesin Tik : 2 Unit
h. Laptop : 1 Unit
i. LCD/Infocus : 1 Unit
3. Prasarana Kesehatan
a. Posyandu Balita : 43 buah
b. Posyandu Lansia : 13 buah
c. Kader Kesehatan : 164 orang
d. Praktek Dokter Swasta : 5 orang
e. Praktek Bidan Swasta : 21 orang
f. Pos UKK : 3 Pos
g. Pengobatan Tradisional : 38 buah
5
h. Toga : 27 buah
2.5 Ketenagaan
a. Dokter Umum : 2 orang
b. Dokter Gigi : 2 orang
c. Sarjana Kesehatan Masyarakat : 3 orang
d. Akper : 6 orang
e. SPK : 6 orang
f. Akbid : 6 orang
g. Bidan (D I) : 13 orang
h. Asisten Apoteker : 2 orang
i. AKL : 1 orang
j. AAK : 1 orang
k. Perawat Gigi : 2 orang
l. Pekarya Kesehatan : 3 orang
m. SMA : 2 orang
n. SMP : 1 orang
6
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Pengertian Kesehatan Lingkungan
World Health Organisation (WHO) menggambarkan kesehatan lingkungan sebagai
berikut, Those aspects of human health and disease that are determined by factors in the
environment. It also refers to the theory and practice of assessing and controlling factors in the
environment that can potentially affect health. Atau bisa disimpulkan sebagai “Suatu
keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin
keadaan sehat dari manusia.”
Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) “Suatu kondisi
lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan
lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia”.
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo dalam bukunya mendefinisikan Kesehatan Lingkungan
sebagai “suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif
terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula”.
Apabila disimpulkan Pengertian Kesehatan Lingkungan adalah “ Upaya perlindungan,
pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju keseimbangan ekologi pada
tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat.”
3.2 Ruang Lingkup dan Sasaran Kesehatan Lingkungan
Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang
essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan.
Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat.
Ruang lingkup Kesehatan Lingkungan antara lain :
7
A. Menurut WHO :
1. Penyediaan air minum
2. Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran
3. Pembuangan sampah padat
4. Pengendalian vektor
5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6. Higiene makanan, termasuk higiene susu
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja
10. Pengendalian kebisingan
11. Perumahan dan pemukiman
12. Aspek kesling dan transportasi udara
13. Perencanaan daerah dan perkotaan
14. Pencegahan kecelakaan
15. Rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah, bencana
alam dan perpindahan penduduk.
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.
B. Menurut UU No 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan (Pasal 22 ayat 3) :
1. Penyehatan air dan udara
2. Pengamanan limbah padat/sampah
3. Pengamanan limbah cair
4. Pengamanan radiasi
5. Pengamanan kebisingan
6. Pengamanan vektor penyakit
Yang menjadi sasaran Kesehatan Lingkungan berdasarkan Pasal 22 ayat (2) UU No
23/1992 adalah sebagai berikut :
8
1. Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis
2. Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis
3. Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis.
4. Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum.
5. Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang berada dlm
keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar2an, reaktor/tempat yang
bersifat khusus.
3.3 Masalah-Masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia 1
1. Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air
minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum.
Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna.
b. Syarat Kimia : Kadar Besi, maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan
(maksimal 500 mg/l).
c. Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air).
2. Pembuangan Kotoran/Tinja
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut :
a. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi.
b. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atau
sumur.
9
c. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan.
d. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain.
e. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang benar-benar diperlukan,
harus dibatasi seminimal mungkin.
f. Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang.
g. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.
3. Kesehatan Pemukiman
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak
yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
b. Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privasi yang cukup, komunikasi yang sehat
antar anggota keluarga dan penghuni rumah
c. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah dengan
penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor
penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari
pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan
dan penghawaan yang cukup.
d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena
keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan,
konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung
membuat penghuninya jatuh tergelincir.
4. Pembuangan Sampah
Teknik pengelolaan sampah yang baik harus memperhatikan faktor-faktor/unsur :
10
a. Penimbunan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah
jumlah penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk sosial
ekonomi, letak geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi.
b. Penyimpanan sampah.
c. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali.
d. Pengangkutan
e. Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui
hubungan dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan
masalah-masalah ini secara efisien.
5. Serangga dan Binatang Pengganggu
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian
disebut sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk
Anopheles sp untuk penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah
Dengue (DBD), Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis.
Penanggulangan/pencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan merancang
rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus), Kelambu yang
dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk Anopheles sp, Gerakan 3
M (menguras mengubur dan menutup) tempat penampungan air untuk mencegah
penyakit DBD, Penggunaan kasa pada lubang angin di rumah atau dengan pestisida
untuk mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-usaha sanitasi.
Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapat
menularkan penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara
perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat
menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi
bakteri penyebab.
11
6. Makanan dan Minuman
Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan,
jasa boga dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan
atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan
jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel).
Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan
meliputi :
a. Persyaratan lokasi dan bangunan;
b. Persyaratan fasilitas sanitasi;
c. Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan;
d. Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi;
e. Persyaratan pengolahan makanan;
f. Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi;
g. Persyaratan peralatan yang digunakan.
7. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran air, pencemaran tanah,
pencemaran udara. Pencemaran udara dapat dibagi lagi menjadi indoor air pollution dan
out door air pollution. Indoor air pollution merupakan problem perumahan/pemukiman
serta gedung umum, bis kereta api, dan lain-lain. Masalah ini lebih berpotensi menjadi
masalah kesehatan yang sesungguhnya, mengingat manusia cenderung berada di dalam
ruangan daripada berada di jalanan. Diduga akibat pembakaran kayu bakar, bahan bakar
rumah tangga lainnya merupakan salah satu faktor resiko timbulnya infeksi saluran
pernafasan bagi anak balita.
12
Mengenai masalah out door pollution atau pencemaran udara di luar rumah,
berbagai analisis data menunjukkan bahwa ada kecenderungan peningkatan. Beberapa
penelitian menunjukkan adanya perbedaan resiko dampak pencemaran pada beberapa
kelompok resiko tinggi penduduk kota dibanding pedesaan. Besar resiko relatif tersebut
adalah 12,5 kali lebih besar. Keadaan ini, bagi jenis pencemar yang akumulatif, tentu
akan lebih buruk di masa mendatang. Pembakaran hutan untuk dibuat lahan pertanian
atau sekedar diambil kayunya ternyata membawa dampak serius, misalnya infeksi
saluran pernafasan akut, iritasi pada mata, terganggunya jadual penerbangan,
terganggunya ekologi hutan.
3.4 Upaya Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
Bertitik tolak dari masalah Kesehatan Lingkungan yang terjadi di Indonesia, ada 5 upaya
dasar kesehatan lingkungan yang sering dan penting dilakukan di Puskesmas di Indonesia, yakni
sebagai berikut :
1. Penyehatan Sumber Air Bersih (SAB)
Kegiatan upaya penyehatan air meliputi : Surveilans kualitas air, Inspeksi Sanitasi Sarana
Air Bersih, Pemeriksaan kualitas air, Pembinaan kelompok pemakai air.
2. Penyehatan Lingkungan Pemukiman (Pemeriksaan Rumah)
Sarana sanitasi dasar yang dipantau, meliputi jamban keluarga (Jaga), saluran
pembuangan air limbah (SPAL), dan tempat pengelolaan sampah (TPS).
3. Penyehatan Tempat-Tempat Umum (TTU)
Penyehatan Tempat-Tempat Umum meliputi hotel dan tempat penginapan lain, pasar,
kolam renang dan pemandian umum lain, sarana ibadah, sarana angkutan umum, salon
kecantikan, serta tempat keramaiannya lainnya. Dilakukan upaya pembinaan institusi Rumah
Sakit dan sarana kesehatan lain, sarana pendidikan, dan perkantoran.
13
4. Penyehatan Tempat Pengelola Makanan (TPM)
Secara umum penyehatan TPM bertujuan untuk melakukan pembinaan teknis dan
pengawasan terhadap tempat penyehatan makanan dan minuman, kesiap-siagaan dan
penanggulangan KLB keracunan, kewaspadaan dini serta penyakit bawaan makanan.
5. Pemeriksaan Jentik Nyamuk
Bersama kader juru pengamatan jentik (jumantik), petugas sanitasi puskesmas,
melakukan pemeriksaan terhadap tempat-tempat yang mungkin menjadi perindukan nyamuk
dan tumbuhnya jentik. Kemudian dihitung, berapa rumah penduduk yang mengalami bebas
jentik.
3.5 Pengertian Penyakit Berbasis Lingkungan
Penyakit adalah suatu kondisi patologis berupa kelainan fungsi dan /atau morfologi suatu
organ dan/atau jar tubuh. (Achmadi’05)
Lingkungan adalah segala sesuatu yg ada disekitarnya (benda hidup, mati, nyata, abstrak)
serta suasana yg terbentuk karena terjadi interaksi antara elemen-elemen di alam tersebut.
(Sumirat’96)
Penyakit Berbasis Lingkungan adalah suatu kondisi patologis berupa kelainan fungsi atau
morfologi suatu organ tubuh yang disebabkan oleh interaksi manusia dengan segala sesuatu
disekitarnya yang memiliki potensi penyakit.
3.6 Situasi Penyakit Berbasis Lingkungan di Indonesia
Penyakit berbasis lingkungan masih menjadi permasalahan hingga saat ini. ISPA dan
diare yang merupakan penyakit berbasis lingkungan selalu masuk dalam 10 besar penyakit di