BAB IPENDAHULUAN1.1.Latar BelakangTeori dan konsep perubahan sangat penting dalam dunia keperawatan, karena dalam teori dan konsep kita dapat mempelajari suatu kerangka kerja yang berhubungan dengan keseluruhan perubahan manusia dan lingkungan sekitar. Suatu perubahan sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat, apalagi jika seorang perawat berhasil menerapkan teori dan konsep perubahan dengan baik dalam masyarakat. Perubahan bisa terjadi setiap saat, dan merupakan proses yang dinamik serta tidak dapat dielakkan. Berubah berarti beranjak dari keadaan yang semula. Tanpa berubah tidak ada pertumbuhan dan tidak ada dorongan. Namun dengan berubah terjadi ketakutan, kebingungan dan kegagalan dan kegembiraan. Setiap orang dapat memberikan perubahan pada orang lain. Merubah orang lain bisa bersifat implisit dan eksplisit atau bersifat tertutup dan terbuka. Kenyataan ini penting khususnya dalam kepemimpinan dan manajemen. Pemimpin secara konstan mencoba menggerakkkan sistem dari satu titik ke titik lainnya untuk memecahkan masalah. Maka secara konstan pemimpin mengembangkan strategi untuk merubah orang lain dan memecahkan masalah. Keperawatan yang sedang berada pada proses profesionalisasi terus berusaha membuat atau merencanakan perubahan. Adaptasi terhadap perubahan telah menjadi persyaratan kerja dalam keperawatan. Personal keperawatan bekerja untuk beberapa pimpinan, termasuk klien dan keluarganya, dokter, manajer keperawatan, perawat pengawas dan perawat penanggung jawab yang berbeda dalam tiap ship. Perawat pelaksana menemukan peran bahwa mereka berubah beberapa kali dalam satu hari. Kadang seorang perawat menjadi manajer, kadang menjadi perawat klinik, kadang menjadi konsultan dan selalu dalam peran yang berbeda. Sebagai perawat pelaksana maupun sebagai manajer keperawatan kita perlu membuat perubahan untuk meningkatkan kesadaran dan keterlibatan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Perawat tentu saja berharap perubahan tersebut jangan sampai menimbulkan konflik. Oleh karena itu, sebaiknya perawat perlu mengetahui teori-teori yang mendasari perubahan.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
3. Perubahan ditujukan untuk mengurangi kegiatan yang tidak penting.
2.3 Teori Perubahan Lewin
Kurt Lewin (Cameron&Green,2009) mengembangkan model atau konsep pemikirannya tentang
perubahan dalam organisasi berdasar dari perspektif metaphora organisme. Model ini diketahui
telah banyak diadopsi para manajer sampai pada hari ini. Model yang ia kembangkan berupa
atau sering disebut sebagai force field analysis dengan three step model.
Prinsip dasar dari model ini adalah kekuatan untuk bergerak atau berubah harus lebih besar
dibandingkan kekuatan yang menentangnya di situasi apapun. Lewin menyarankan sebuah jalan
untuk melihat proses keseluruhan dari suatu perubahan organisasi yang terdiri dari 3 (tiga)
langkah. Langkah pertama adalah unfreezing, yaitu mendefiniskan bagaimana keadaan
perusahaan sekarang (saat perusahaan akan mulai melakukan perubahan) memetakan apa saja
kekuatan penggerak dan penentang perubahan serta menetapkan gambaran situasi akhir yang
diinginkan dari perubahan yang akan dilakukan. Kedua adalah move, yaitu mulai melakukan
pergerakan kepada keadaan baru yang diinginkan melalui partisipasi dan keterlibatan secara aktif
karyawan. Ketiga adalah refreezing, yaitu fokus kepada membekukan atau menstabilkan kondisi
yang baru melalui pengaturan kebijakan, penghargaan, dan membangun standar – standar baru.
1. Unfreezing
Pada proses ini yang dilakukan adalah mulai mencairkan keadaan dan penyadaran kepadakaryawan tentang kebutuhan untuk berubah dan bersiap – siap untuk menghadapinya.
Unfreezing dapat dilakukan misalnya melalui komando atau instruksi langsung dari Direktur
Utama di mana seluruh pihak agar memberikan komitmen dan dukungan maksimal serta
memonitor dengan ketat semua aktifitas yang terkait dengan perubahan atau implementasi
program maupun sistem baru. Setiap pihak maupun unit yang terlibat harus bekerjasama dan
menjadikan perubahan sebagai tantangan tersendiri bagi karyawan.
2. Moving
Moving dimulai dari mempersiapkan segala sesuatu demi mendukung kelancaran proyek
perubahan. Mulai dari perencanaan sumber daya manusia yang diperlukan untuk mendukung
kerja proyek, yakni perekrutan, pengangkatan dan sebagainya. Hal tersebut supaya di awal
proyek segala sesuatu telah siap. Segala hal berkaitan dengan sarana dan prasarana pendukung
juga dipersiapkan. Kantor atau base camp termasuk di dalamnya furniture, peralatan dan
infrastructure dalam bekerja seperti komputer, LCD projector, kelistrikan, LAN, tempat filing
Pada tahap ini, agen perubahan eksternal dibiarkan pergi oleh siapapun mempekerjakan dia dan
diawasi karyanya. Pada tahap ini perubahan dibuat permanen dengan menciptakan aturan-aturan
dan kebijakan yang harus diikuti.
2.5 Sifat dan Proses Perubahan
Dalam proses perubahan akan menghasilkan penerapan diri konsep atau ide terbaru, Menurut
Lancaster tahun 1982, proses perubahan memiliki tiga sifat diantaranya perubahan bersifat
berkembang , spontan dan di rencanakan.
1. Perubahan bersifat berkembang
Sifat perubahan ini mengikuti dari proses perkembangan yang baik pada individu, kelompok atau
masysrakat secara umum , proses perkembangan ini dimulai dari keadaan atau yang paling besar
menuju keadaan yang optimal atau matang ,sebagai mana dalam perkembangan manusia sebagai
mahluk individu yang memiliki sifat yang selalu berubah dalam tingkat perkembangan nya.
2. Perubahan bersifat spontan
Sifat perubahan ini dapat terjadi karena keadaan yang dapat memberikan respon tersendiri
terhadap kejadian-kejadian yang bersifat alamiah yang diluar kehendak manusia yang tidak
diramalkan atau diprediksi hingga sulit untuk di antisipasi seperti perubahan keadaan alam, tanahlongsor banjir dll. Semuanya akan menimbulkan terjadi perubahan baik dalam diri, kelompok
atau masyarakat bahkan pada sistem yang mengaturnya.
3. Perubahan bersifat direncanakan
Perubahan bersifat direncanakan ini dilakukan bagi individu, kelompok atau masyarakat yang
ingin mengadakan perubahan yang kearah yang lebih maju atau mencapai tingkat perkembangan
yang lebih baik dari keadaan yang sebelumnya, sebagaimana perubahan dalam sistem pendidikan
keperawatan di Indonesia yang selalu mengadakan perubahan sejalan dengan perkembangan
ilmu kedokteran dan sistem pelayanan kesehatan pada umumnya.
Perubahan merupakan sesuatu yang mungkin sulit diterima bagi seseorang, kelompok atau
masyarakat yang belum memahami makna perubahan. Tipe-tipe perubahan sebagai berikut:
a. Tipe indoktrinasi
Suatu perubahan yang lakukan oleh sekelompok atau masyarakat yang menginginkan
pencapaian tujuan yang di harapkan dengan cara memberi doktrin atau menggunakan kekuatan
sepihak untuk dapat berubah.
b.Tipe paksaan atau kekerasan
Merupakan tipe perubahan dengan melakukan pemaksaan atau kekerasan pada anggota atau
seorang dengan harapan tujuan yang hendak dicapai dapat terlaksana
c. Tipe teknokratik
Merupakan tipe perubahan dengan melibatkan kekuatan lain dalam mencapai tujuan yang di
harapkan terdapat satu pihak merumuskan tujuan dan pihak lain untuk membantu mencapai
tujuan.
d. Tipe interaksional
Merupakan perubahan dengan menggunakan kekuatan kelompok yang berintraksi satu dengan
yang lain dalam mencapai tujuan yang harapkan dari perubahan.
e. Tipe sosialisasi
Merupakan suatu perubahan dalam mencapai tujuan dengan menggunakan kerja sama dengankelompok lain tetapi masih menggunakan kekuatan untuk mencapai tujuan yang hendak
Merupakan suatu perubahan dengan menggunakan kekuatan unilateral dengan tidak
merumuskan tujuan terlebih dahulu secara sungguh-sungguh perubahan ini dapat dilakukan pada
system diorganisasi yang bawahannya berusaha.
g.Tipe alamiah
Perubahan yang terjadi akibat sesuatu yang tidak disengaja tetapi dalam merumuskan
dilakukan secara tidak sungguh-sungguh, seperti kecelakaan maka seseorang ingin mengadakan
perubahan untuk lebih berhati-hati dalam berkendara dan lain sebagainya.
2.7 Proses Terjadinya Perubahan
Dalam proses perubahan akan terjadi sebuah siklus. Siklus dalam sistem perubahan tersebut
itulah yang dinamakan sebuah proses yang akan menghasilkan sesuatu dan berdampak pada
sesuatu. Dalam proses perubahan terdapat komponen yang satu dengan yang lain dapat
mempengaruhi seperti perubahan perilaku sosial , perubahan structural dan intitusional dan
perubahan teknologi.
Proses perubahan dapat saling mempengaruhi komponen yang ada, sebagaimana contoh dengan
adanya penemuan teknologi tepat guna,maka di masyarakat akan terjadi perubahan dalamperilaku sosial kemungkinan masyarakat akan menggunakan dari teknologi yang dihasilkan.
Perilaku sosial di masyarakat akan dapat berubah struktural institusional dari sistem organisasi
yang ada di masyarakat.
2.8 Motivasi Dalam Perubahan
Motivasi Dalam perubahan
Pada dasarnya setiap manusia mengalami proses perubahan dan memiliki sifat berubah,mengingat berubah merupakan salah satu bagian dari kebutuhan manusia. Berubah timbul karena
adanya suatu motivasi yang ada dalam diri manusia. Motifasi timbul karena ada tuntutan
kebutuhan dasar manusia sedang kebutuhan dasar manusia yang dimaksud antara lain:
Pengelolaan perubahan menjadi kompetensi utama bagi manajer perawat saat ini.
Ketidakefektifan penerapan perubahan akan berdampak buruk terhadap manajer, staf, danorganisasi serta menghabiskan waktu dan dana yang sia-sia. Pegawai ingin belajar perubahan
dari pimpinan. Bolton et al. (1992) menjelaskan 10 tahap pengelolaan perubahan organisasi
sebagaimana pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.2 tahap pengelolaan perubahan (bolton et. Al., 1992)
Tahap Penjelasan
1
Mendefinisikan tujuan perubahan dengan melakukan pengkajian kepada
orang yang layak, menguji dokumen, dan menulis bahan-bahan yang
sudah dikembangkan, dan secara konsisten menatap kedepan sesuai
visi yang telah ditetapkan.
2 Meyakinkan tentang kesesuaian tujuan perubahan dengan rencana
strategis organisasi.
3 Dimana tujuan akan dapat dilaksanakan dengan baik dan orang lain akan
dengan senang hati terlibat didalamnya.
4
Menentukan siapa yang akan memimpin perubahan. Pemimpin
harus mengomunisasikan visi secara evektiv kepada setiap orang
dimasing-masing tatanan. Jabatan organisasi dan berperan sebagai
pelatih, mentor, pendengar, dan mendukung kerja kelompok.
5 Memfasilitasi komitmen semua pihak yang terlibat (stakeholders).
6 Mengidentifikasi instrumen tujuan yang spesifik yang dapat
dipergunakan sebagai tolak ukur pencapaian perubahan.
Membangun suatu tim kerja yang solid. Tim kerja tersebut harus
7 mempunyai tanggung jawab yang jelas, mampu berkomunikasi dengan
yang lainya, dan juga mampu melakukan negosiasi dan penyelesaian masalah.
8
Melibatkan semua tim kesehatan yang turut serta dalam praktik
keperawatan profesional kepada pasien. Tim tersebut harus mendukung
dan terlibat dalam perubahan yang diharapkan oleh organisasi.
9 Belajar dari kesalahan masa lalu untuk mengindari kesalahan yang sama.
10 Mengajarkan kepada kelompok kerja tentang proses interaksi perencanaan
yang baik. Selalu mengembang sesuatu yang komprehensif.
Dengan mengomunikasikanya secara terus-menerus.
2.10 Strategi Untuk Mencapai Perubahan yang Baik
Keberhasilan perubahan tergantung dari strategi yang diterapkan oleh agen pembaharu. Hal yang
paling penting adalah harus „MULAI‟.
a. Mulai dari diri sendiri
Perubahan dan pembenahan terhadap diri sendiri,baik sebagai indifidu maupun sebagai profesi
merupakan titik sentral yang harus dimulai. Sebagai anggota profesi, perawat tidak akan pernah
berubah atau bertamabah baik dalam mencapai suatu tujuan profesionalisme, kalau perawat
belum memulai pada diri sendiri. Oleh karena itu selalu introspeksi dan mengidentifikasi
kekurangan dan kelebihan yang ada anak sangat membantu terhadap terlaksananya pengelolaan
keperawatan kedepan.
b. Mulai dari hal-hal yang kecil
Perubahan yang besar yaitu profesionalisme mamager keperawatan Indonesia tidak akan pernah
berhasil, kalau tidak dimulai terhadap hal-hal yang kecil. Hal-hal yang kecil yang harus dijagadan ditanamkan perawat Indonesia adalah menjaga citra keperawatan yang sudahh mulai
membaik dihati masyarakat dengan tidak merusaknya sendiri.
c. Mulailah sekarang, jangan menunnggu-nunggu
Sebagaimana disampaikan oleh nursalam (2000), lebih baik sedikit daripada tidak sama sekali,
lebih baik sekarang daripada harus menunggu-nunggu terus. Memanfaatkan kesempatan yang
Menyelesaikan setiap fenomena yang terjadi dan memilih hal-hal yang akan diubah. Perubahan
bukan hanya hal-hal yang mudah, tetapi juga hal-hal yang memerlukan suatu tantangan.
Sebagaimana orang bijak mengatakan ”siapa saja bisa berhasil menyeberangi dilaut yang terang,
tetapi keberhasilan menyeberangi ombak ak an mendapatkan penghargaan yang sesungguhnya”.
Hadapilah setiap perubahan dengan senang dan penuh humor. Yakinkan bahwa perubahan
bahwa perubahan adalah hal yang menantang dan menjadi agen pembaharu akan lebih sulit. Jika
anda menjadi stres karena terlalu serius dalam perubahan tersebut, maka anda akan mengalami
gangguan kesehatan. Keadaan tersebut berdampak buruk terhadap diri anda sendiri dan institusi
tempat anda bekerja.
Selalu berpikiran kedepan dari pada hanya merenungi hal-hal yang sudah terjadi pada masa lalu
(fix, the past). Berpikirlah suatu cara terbaru dan kesempatan untuk terlaksananya suatu
perubahan. Belajar dari kesalahan, dan berpikir terus kedepan akan menjadikan anda seorang
agen pembaharu yang sukses. Hal yang harus disadari adalah bahwa apa yang akan anda lakukan
sekarang belum tentu dapat dipetik manfaatnya pada saat ini. Oleh karena itu, kesuksesan dalam
perubahan harus disertai langkah-langkah antisipatif untuk kesuksesan institusi di masa depan.
2.13 Respon Terhadap Suatu Perubahan
Bagi sebagian individu perubahan dapat dipandang sebagai suatu motivator dalam meningkatkan
prestasi atau penghargaan. Tapi kadang-kadang perubahan juga dipandang sebagai sesuatu yang
mengancam keberhasilan seseorang dan hilangnya penghargaan yang selama ini didapat. Apakah
seseorang memandang perubahan sebagai suatu hal yang penting atau negatif. Umumnya dalam
perubahan sering muncul resistensi atau adanya penolakan terhadap perubahan dalam berbagai
tingkat dari orang yang mengalami perubahan tersebut.Menolak perubahan atau
mempertahankan status quo ketika berusaha melakukan perubahan, bisa saja terjadi. Karena
perubahan bisa merupakan sumber stress. Oleh karenanya timbullah perilaku tersebut. Penolakan
sering didasarkan pada ancaman terhadap keamanan dari individu, karena perubahan akanmengubah perilaku yang ada. Jika perubahan menggunakan pendekatan pemecahan masalah
maka harus diberitahukan mengenai dampak yang mungkin timbul akibat perubahan.
Faktor-faktor yang akan merangsang penolakan terhadap perubahan misalnya,
kebiasaan,kepuasan akan diri sendiri dan ketakutan yang melibatkan ego. Orang-orang biasanya
takut berubah karena kurangnya pengetahuan, prasangka yang dihubungkan dengan pengalaman
dan paparan dengan orang lain serta ketakutan pada perlunya usaha yang lebih besar untuk
menghadapi kesulitan yang lebih tinggi. Perubahan memang menuntut investasi waktu dan usaha
untuk belajar kembali. Bila keperawatan yang sekarang berada pada proses profesionalisasi
untuk menjadi sebuah profesi yang mandiri takut atau tidak siap dengan perubahan dan dampak
yang mungkin ditimbulkannya, bagaimana profesionalisasi itu akan terjadi? Beberapa contoh
ketakutan yang mungkin dialami seseorang dalam suatu perubahan antara lain :
1. Takut karena tidak tahu.
2. Takut karena kehilangan kemampuan, keterampilan atau keahlian yang terkait dengan
pekerjaannya.
3. Takut karena kehilangan kepercayaan / kedudukan.
4. Takut karena kehilangan imbalan.
5. Takut karena kehilangan penghargaan, dukungan dan perhatian orang lain.
2.14 Strategi Menghadapi Hambatan Perubahan
Tindakan menghadapi hambatan pada dasarnya merupakan bentuk kegiatan belajar.Ada yang
selalu ingin tahu dan merasa dirinya perlu untuk memahami hakikat dan pengaruh dari setiap
hambatan yang menghadang mereka. Mereka tidak takut menghadapi,menerima sekaligus
menantang ganjalan yang ada didepan mereka.Namun juga sebagian orang yang sedemikian
takutnya menghadapi hambatan sehingga mereka selalu berusaha keras menghindarinya.
Akibatnya,mereka tidak perna belajar sehingga mereka makin tidak berdaya jika ada masalah
baru yang muncul. Mereka lebih suka menanggung penderitaan dan kebodohan daripada harus
bersusah payah mengambil resiko untuk belajar,tentu saja kondisi orang-orang seperti ini sangat
menyedihkan, jaga diri anda agar jangan sampai menjadi salah satu diantaranya. Berusahalah,
untuk itu berikut ini akan di paparkan cara-cara menghadapi hambatan agar anda lebih berani
memetik pelajaran darinya.
Langka pertama yang perlu dilakukan adalah memandang hambatan yang bersangkutan dalamperspektif positif tertentu,untuk mengetahui sejauh mana pengaruh atau arti penting dari
hambatan tersebut terhadap keputusan yang hendak di tetapkan,ajukan pertanyaan berikut ini
kepada diri sendiri:"Apa hal terburuk yang bisa terjadi? Apakah saya cukup kuat menanggung
konsekuensinya? Berapa besar kemungkinan anda berhasil dalam menangani hambatan tersebut?
Apa yang paling mungkin terjadi? bisakah saya menanggungnya?" Jika anda ternyata mampu
menjawab pertanyaan pertanyaan itu, maka anda telah memagari rasa takut terhadap hambatan
sehingga tidak berkembang lebih jauh.
Cobalah lihat struktur rinci dari hambatan tersebut, apa aspek aspek yang bisa ditangani secaraterpisah? Apa yang sekiranya harus di ubah untuk mengatasi atau meringankan kadar hambatan
tersebut? Apakah anda mau dan mampu melaksanakannya? Kira-kira apa yang akan dilakukan
orang lain apabila mereka menemui hambatan hambatan serupa?Bisakah anda meniru metode
metode yang mereka terapkan?
Simklah berbagai perubahan yang dapat merombak struktur hambatan,atau hal hal yang
mengharuskan kita menyesuaikan diri terhadapnya.Tindakan apa yang harus diambil untuk
menguangi dampak negatifnya?
STRATEGI MENGATASI HAMBATAN
* Tempur : Tumpas hambatan itu secara langsung.
* Evakuasi : Kitari hambatan itu untuk menemukan celah celah kelemahannya.
* Subversi : Perlemah kadar atau bobot hambatan itu sedikit demi sedikit.
* Aliansi : Cari bantuan pihak lain untuk mengatasinya.
* Penyekatan : Cegah pengaruhnya agar tidak menyebar.
* Ketahanan : Tunggu saja hambatan itu hilang sendiri,luntur pengaruhnya.
* Reli :Pupuklah keberanian dengan mengingat kembali keberhasilan anda.
2.15 Perubahan Dalam Keperawatan
Dalam perkembangannya keperawatan juga mengalami proses perubahan seiring dengan
kemauan dan teknologi. Aplikasi perawat dalam perubahan antara lain:
1. Memberikan pelayanan kesehatan melalui asuhan keperawatan untuk selalu berubah
3. Memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat dengan mengadakan perubahan dalam
penerapan model asuhan keperawatan yang tepat, sesuai dengan lingkup praktek
keperawatan.
4. Mengadakan perubahan melalui penelitian keperawatan.
5. Menunjukkan jiwa professional dalam tugas dan tanggung jawab.
2.16 Hubungan Penelitian Keperawatan dengan Perubahan
Penelitian keperawatan adalah proses ilmiah yang berguna untuk memvalidasi pengetahuan yg
ada dan membangun pengetahuan baru baik langsung/tdk langsung dpt mempengaruhi praktik-
praktik keperawatan. (Burn & Grove, 1993)
Tujuan Penelitian Keperawatan :
1.Memperjelas deskripsi (gambaran) suatu fenomena keperawatan
2.Menjelaskan komponen dari suatu fenomena keperawatan
3.Menjelaskan berbagai aspek yang mempengaruhi suatu fenomena
4.Mengidentifikasi sebab dan akibat terjadinya suatu fenomena
5.Mengidentifikasi keefektifan suatu intervensi terhadap suatu fenomena keperawatan
Profesi kesehatan menghadapi banyak masalah yang mencerminkan kompleksitas dalam
menghadapi kebutuhan masyarakat. Banyak profesional yang tidak menyadari pentingnyamemahami berbagai minat dan metoda atau cara untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Banyak pula yang tidak merasakan pentingnya untuk mengenali berbagai minat dan metoda
untuk memenuhi kebutuhan ini. Metoda ilmiah merupakan upaya untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapi masyarakat. Metoda ilmiah merupakan cara untuk menyelesaikan masalah,
membuat rasional atau logika pengalaman manusia, memahami keteraturan, memprediksi
kemungkinan masa depan melalui proses keperawatan, penelitian.
Para ahli berpendapat bahwa penelitian keperawatan sudah berkembang pertama di USA yaitu
Florence Nightingale (1859). Penelitian keperawatan secara gradual terus berkembang, meskihanya sedikit perawat yang mempunyai latar belakang pendidikan untuk melaksanakan studi