Manajemen Nyeri Untuk Pasien Kanker Praktek Saat ini dan Perkembangan Masa Depan Kirsten Auret, MBBS, FRACP, Professor, Deputy Head of School a,1, Stephan A. Schug, MD, FANZCA, FFPMANZCA, Professor, Chair of Anaesthesiology, Director of Pain Medicine b,c,* Anestesiologis diminta untuk menyediakan manajemen nyeri untuk pasien kanker karena tidak adanya pelayanan yang lebih spesialistik. Yaitu ketika teknik intervensional diindikasikan dan pada periode paska bedah. Nyeri kanker bersifat kompleks dan dampak psikososialnya perlu dipikirkan untuk menyediakan pelayanan yang holistik dan sesuai. Prinsip manajemen nyeri yang efektif pada beberapa pasien, harus mengikuti pedoman; identifikasi nyeri neuropatik dan penanganannya yang sesuai penting dalam hal ini. Penghilang nyeri intervensional dibutuhkan pada beberapa pasien, tapi butuh banyak pertimbangan dan dilakukan dengan keahlian terbaik yang ada. Dalam menangani nyeri paska operasi pada pasien kanker, toleransi opioid perlu dipertimbangkan untuk mencegah withdrawl dan analgesia yang buruk. Teknik preventif harus dipertimbangkan untuk mengurangi nyeri kronik paska bedah. Pendahuluan Anestesiologist sering diminta untuk menyediakan manajemen nyeri pada pasien kanker. Hal ini umumnya terjadi dalam dua skenario. Pertama adalah untuk menangani nyeri kanker secara 1
ulasan mengenai tatalaksana yang harus dilakukan dalam manajemen nyeri pada pasien kanker
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Manajemen Nyeri Untuk Pasien Kanker Praktek Saat ini dan Perkembangan Masa Depan
Kirsten Auret, MBBS, FRACP, Professor, Deputy Head of School a,1, Stephan A. Schug, MD, FANZCA, FFPMANZCA, Professor, Chair of Anaesthesiology, Director of Pain Medicine b,c,*
Anestesiologis diminta untuk menyediakan manajemen nyeri untuk pasien kanker
karena tidak adanya pelayanan yang lebih spesialistik. Yaitu ketika teknik intervensional
diindikasikan dan pada periode paska bedah. Nyeri kanker bersifat kompleks dan dampak
psikososialnya perlu dipikirkan untuk menyediakan pelayanan yang holistik dan sesuai.
Prinsip manajemen nyeri yang efektif pada beberapa pasien, harus mengikuti pedoman;
identifikasi nyeri neuropatik dan penanganannya yang sesuai penting dalam hal ini.
Penghilang nyeri intervensional dibutuhkan pada beberapa pasien, tapi butuh banyak
pertimbangan dan dilakukan dengan keahlian terbaik yang ada. Dalam menangani nyeri
paska operasi pada pasien kanker, toleransi opioid perlu dipertimbangkan untuk mencegah
withdrawl dan analgesia yang buruk. Teknik preventif harus dipertimbangkan untuk
mengurangi nyeri kronik paska bedah.
Pendahuluan
Anestesiologist sering diminta untuk menyediakan manajemen nyeri pada pasien
kanker. Hal ini umumnya terjadi dalam dua skenario. Pertama adalah untuk menangani nyeri
kanker secara menyeluruh, dimana pada kondisi ini karena belum adanya pelayanan nyeri
untuk paliatif. Dan jika diindikasikan untuk menyarankan dan memulai teknik manajemen
nyeri intervensional. Guideline merekomendasikan untuk dilakukan oleh dokter anestesi
karena keahliannya dalam penanganan nyeri.1
Dokter anestesi juga melakukan manajemen nyeri untuk paska bedah dan nyeri
paska trauma pada pasien dengan kanker. Tinjauan ini mencoba untuk meringkas
pengetahuan klinik saat ini untuk perkembangan di masa akan datang.
=============================================================Corresponding author. Pharmacology, Pharmacy and Anaesthesiology Unit, School of Medicine and Pharmacology, UniversityofWestern Australia, Level 2, MRF Building G Block, Royal Perth Hospital, GPO Box X2213, Perth,WA 6847, Australia. Tel.:þ61 8 9224 0201; Fax: þ61 8 9224 0279.E-mail addresses: [email protected] (K. Auret), [email protected] (S.A. Schug).1 Tel.: þ61 8 9842 0851; Fax: þ61 8 9842 0877.
1
Ruang Lingkup Prinsip
Manajemen nyeri pasien kanker seringkali kompleks dan membutuhkan pertimbangan
penuh tentang faktor-faktor sekitarnya. Kanker yang padat dan keganasan hematologi
menyebabkan sejumlah gejala seperti kelelahan, anorexia, penurunan berat badan, demam,
dan muntah. Sehingga nyeri kanker memiliki dampak yang besar terhadap kualitas hidup
pasien dan merupakan gejala yang penting untuk dikurangi. Pengalaman nyeri
mengakibatkan penderitaan pada pasien karena akan mengakibatkan depresi, ansietas,
kesedihan, dan keputusasaan.
Penyedia layanan paliatif telah menyadari bahwa seluruh pengalaman nyeri pasien
perlu dieksplorasi ketika menangani pasien dengan nyeri kanker. Pemaknaan nyeri, ketakutan
akan masa depan, beban dari gejala fisik dan psikis semua tergabung menyebabkan
penderitaan yang berat pada setiap individu .2 Konsep bahwa nyeri menyangkut semua aspek
kemanusiaan disebut konsep “total pain”.3 Pemahaman bahwa nyeri kanker tidak hanya
pengalaman fisik tetapi juga dipengaruhi oleh seluruh aspek manusia memiliki dampak yang
signifikan terhadap manajemen.
Hilangnya perasaan diri karena perubahan peran sosial, penampilan fisik dan fungsi
dapat menyebabkan patah semangat, yang pada nantinya memperparah nyeri. Pikiran tentang
finansial atau kekuatiran mengenai masa depan keluarga mungkin butuh dipikirkan.
Spiritualitas, pencarian makna, dan ketakutan yang tidak diketahui biasa terjadi karena
diagnosis kanker sering menyebabkan perasaan mendalam mengenai kematian seseorang.
Pengalaman masa lalu tentang sakit, dan nyeri juga dapat berpengaruh pada pemahaman
pasien saat ini tentang nyeri. Pengaruh psikososial ini spesifik pada tiap individu sehingga
dibutuhkan pendekatan tim . Keikutsertaan pekerja sosial, tokoh agama, perawat, terapis,
dan relawan mungkin membantu meyakinkan bahwa manajemen nyeri tidak mencoba
mengisolasi tapi merupakan bagian dari pendekatan yang holistik. Kebaikan, kasih sayang,
dan konsistensi memainkan peran utama dalam penanganan nyeri kanker.
Pengenalan adanya depresi sangat penting, sekitar satu dari empat pasien kanker
memiliki gejala depresi.4 Depresi ini sering tidak disadari4 tetapi jika dilakukan pengobatan
biasanya efektif5,6 dan dapat berpengaruh positif pada manajemen nyeri kanker.
Nyeri yang tidak bisa dikontrol atau nyeri yang bertambah mengindikasikan penyakit
berjalan progresif. Hal ini membuat dokter anestesi dan lainnya kuatir bahwa mereka telah
secara tidak sengaja menyebabkan distress pada pasien. Bagaimanapun, praktek yang baik
2
adalah dengan memberi informasi yang jujur serta terbuka. Hiburan, dukungan, memberi
pemahaman dengan empati juga dilakukan untuk manajemen nyeri serta menyediakan
melakukan kontrol terhadap nyeri jika memungkinkan (melalui rencana perawatan yang
maju) semua adalah strategi yang direkomendasikan untuk membesarkan harapan pada
pasien kanker.7
Prevalensi Nyeri Kanker dan Hambatan dalam Penanganannya
Nyeri kanker adalah hal yang umum dan menyebabkan penderitaan yang besar.
Sepertiga dari mereka yang sedang dalam pengobatan dan 80% dari yang meninggal
mengalami nyeri.8 Dalam konteks seluruh dunia, terdapat sekitar 28 juta orang yang hidup
dengan kanker dan WHO mmperkirakan bahwa 5,5 juta dari mereka tidak mendapatkan
penanganan nyeri kanker yang efektif .9
Studi menunjukkan bahwa pendekatan berbasis bukti (evidence-based) pada
manajemen nyeri kanker sangat sukses,10,11 tetapi masih banyak pasien tetap menderita
karena nyeri yang tidak berkurang .9
Hambatan dalam penanganan nyeri kanker :
- Hambatan politik, seperti undang-undang yang membatasi ketersediaan akses
terhadap opioid,12 atau kurangnya kebijakan yang efektif pada manajemen nyeri dan
perawatan paliatif .13
- Hambatan dimana pemberi resep belum mendapatkan pendidikan yang cukup
mengenai penilaian dan manajemen nyeri, pertimbangan yang tidak berdasar
mengenai resiko depresi pernapasan atau sedasi yang berlebihan 14 dan ‘opiofobia’,15
dan
- Hambatan pada pasien seperti ketakutan tentang ketergantungan, kepercayaaan bahwa
pasien yang baik tidak mengeluh tentang nyeri, kekuatiran tentang pengobatan yang
dapat berdampak pada akhir dari kehidupan dan pertimbangan mengenai efek
samping.16,17
Pedoman manajemen nyeri kanker merekomendasikan bahwa rintangan ini
didiskusikan secara terbuka untuk memperbaiki terapi yang adekuat.8,14,16 Perlengkapan
tambahan atau informasi tertulis atau rekaman audiovisual mungkin bermanfaat dalam hal
ini.18
3
Karakteristik Nyeri Kanker
Nyeri pada pasien kanker dapat dihasilkan dari:
- Kanker itu sendiri menekan atau menginvasi struktur sekitarnya (kompresi saraf,
invasi tulang atau viseral dan distensi kapsul organ)
- Efek samping dari pengobatan kanker (misalnya neuropati perifer yang diinduksi oleh
kemoterapi, arthralgia karena pengobatan hormonal, nyeri paska operasi dan fibrosis
paska radioterapi)
- Efek lain dari kanker (kelemahan, dekubitus, dan konstipasi)
- Diagnosis tambahan lainnya (osteoarthritis)
Nyeri dari kanker itu sendiri terdapat pada 75% kasus dan nyeri terkait pengobatan pada
11% kasus.19 Kebanyakan pasien memiliki lebih dari satu area nyeri.20Sindrom tipikal nyeri
kanker telah dideskripsikan.20
Mekanisme Nyeri
Nyeri dapat disebabkan oleh beberapa mekanisme:
- Nyeri nosiseptif dihasilkan dari stimulasi langsung nosiseptor atau meningkatnya
sensitivitas karena proses inflamasi, ini mungkin dideskripsikan sebagai ‘sakit’, atau
‘berdenyut’22 dan termasuk:
o Nyeri somatik dari kulit, tulang, dan jaringan lunak yang memiliki inervasi
yang banyak
o Nyeri viseral dari organ dalam dari inervasi yang berbeda
- Nyeri neuropatik disebabkan sebuah lesi atau penyakit dari sistem somatosensoris,
yang dapat berasal dari:
o Sistem saraf perifer (khususnya neuropati) dan
o Sistem saraf pusat (lesi pada otak atau medulla spinalis)
Penting untuk disadari bahwa nyeri kanker merupakan gabungan antara nyeri
nosiseptif dan neuropatik. Sebagai contoh, metastasis pada tulang belakang menyebabkan
nyeri tulang nosiseptif terlokalisir dan nyeri radikular neuropatik oleh kompresi akar
saraf.
4
Nyeri neuropatik sering tidak terdiagnosis atau tidak disadari; bagaimanapun hal ini
sangatlah penting untuk menyadarinya karena strategi penanganan berbeda mungkin
dibutuhkan untuk menanganinya. Sebuah grup dalam International for the Study of Pain
(IASP) telah menentukan kriteria untuk defenisi nyeri neuropatik 23 dan hal ini termasuk:
- Distribusi nyeri tampaknya secara neuro-anatomi
- Riwayat atau klinisnya menunjukkan lesi yang relevan atau penyakit sistem
somatosensoris dan
- Terdapat gejala negatif ( numbness = mati rasa) atau positif (parestesia, hiperalgesia,
dan alodinia) pada daerah yang nyeri.
Pasien mungkin mendespkripsikan nyeri neuropatik sebagai rasa ‘terbakar’,
‘tertembak’, ‘kesemutan’ atau ‘seperti tersengat listrik’.22 Nyeri ini mungkin spontan, muncul
tanpa stimulasi yang dapat dideteksi, atau ditimbulkan karena respon stimuli yang
abnormal.24 Beberapa karakteristik dari nyeri neuropatik didaftarkan pada Tabel 1.
Nyeri neuropatik memiliki proporsi yang lebih besar (17-47%) yang disebabkan oleh
pengobatan kanker, biasanya kemoterapi atau pengobatan biologis8 atau penyakit komorbid
dari kanker itu sendiri.23
Beberapa alat diagnostik biasanya digunakan untuk membantu mengidentifikasi nyeri
neuropatik dengan penilaian yang terstandar dari tanda dan gejala.25 Hal ini bermanfaat pada
penilaian nyeri kanker (misalnya Leeds Assessment of Neuropathic Symptoms and Signs
rendah menunjukkan manfaat signifikan pada pasien toleransi opioid.83
Dengan memperhatikan teknik anetesi regional, resiko potensial infeksi karena
supresi imun pada pasien kanker perlu dipertimbangkan. Tinjauan baru-baru ini tidak dapat
mengidentifikasi pedoman untuk manajemen pasien ini, tapi menyarankan, berdasarkan data,
bahwa tingkat komplikasinya rendah.84
Pada pasien dengan toleransi opioid, kebutuhan opioid pada periode perioperatif akan
lebih tinggi dibanding pasien lain.80 Meningkatnya kebutuhan opioid bervariasi antara 30%
dan 300% pada beberapa penelitian .85 Pada pasien dengan terapi opioid, titrasi dosis opioid
adalah teknik yang paling sesuai, idealnya dilakukan dengan patient controlled analgesia.
Dosis bolus pada beberapa pasien perlu ditingkatkan untuk menjadi efektif seperti yang
disebutkan di atas.86
Implikasi Genetik pada Manajemen Nyeri Kanker
Tahun-tahun terakhir ini terlihat peningkatan dramatis dalam identifikasi faktor
genetik yang mempengaruhi persepsi nyeri juga efektivitasi obat.87
Genetik dari P ersepsi N yeri
Dengan anggapan persepsi nyeri, salah satu isu yang didiskusikan adalah
nukeotida polimorfisme (SNPs) dari gen SCN9A yang mengkode NaV1.7 sodium channel.
Sejumlah mutasi pada SCN9A telah dihubungkan pada baik gangguan nyeri patologi familial
seperti erithromelalgia dan insensitivitas nyeri kongenital; genotype dari SCN9A bahkan
mempengaruhi seluruh persepsi nyeri.88
20
Demikian pula katekhol-O-methyl transferase (COMT) muncul pada fenotype
berbeda, yang menentukan tidak hanya peningkatan atau penurunan sensitivitas nyeri, tapi
juga resiko berkembangnya nyeri kronik.89
Farmakogenomik Pada Nyeri
Dengan memperhatikan efek genetik dari efektivitas analgesia, studi terbaik di sini
adalah yang megkode sitokhrom P450 2D6 (CYP2D6).90 Karena CYP2D6 terlibat dalam
metabolisme banyak obat, termasuk tramadol dan kodein, ini dapat berdampak besar pada
efektivitas beberapa obat. Berkenaan dengan kodein, non-metabolisers memilik efek
analgetik yang sedikit91 dan ultra rapid metabolisers dapat mengalami efek samping yang
signifikan, yang telah dilaporkan terjadi pada anak-anak.92 Ini menyebabkan pedoman klinik
farmakogenomik dipublikasi pertama kali dalam penggunaan obat. Dalam konteks ini kodein
dengan genotif CYP2D6.93
Penelitian yang sedang berlangsung dengan anggapan bahwa gen yang mengkode
reseptor opioid u1 OPRM1 dan relevansi seperti polimorfisme pada efektivitas dan efek
samping opioid. Beberapa penemuan menjelaskan manfaat penelitian ini pada pasien yang
mengalami rotasi opioid, namun data saat ini masih dipertentangkan.94
Poin Praktis
- Penilaian nyeri pada pasien kanker membutuhkan pertimbangan dari konsep “total
pain”, mempertimbangkan isu psikososial dan spiritual, untuk memungkinkan
pendekatan holistik pada manajemen nyeri.
- Farmakoterapi sistemik efektif pada sebagian besar nyeri kanker dan harus
diimplementasikan mengikuti pedoman yang ada
- Nyeri neuropatik biasanya tidak terdiagosis dan tidak ditangani pada nyeri kanker;
medikasi adjuvan yang sesuai perlu digunakan dalam hal ini
- Teknik analgesia intervensional dibutuhkan pada pasien kanker tertentu. Dimana
prosedur neurolitik kurang dilakukan, tapi pemberian intratekal masih merupakan
teknik yang relevan.
- Terapi nyeri paska bedah membutuhkan pendekatan multimodal termasuk
penggunaan teknik regional.
21
- Pada keadaaan paska operasi, terdapat pertimbangan telah terjadi toleransi opioid
pada pasien kanker, perlu untuk mencegah withdrawl dan kontrol nyeri yang kurang.
Agenda Penelitian
- Bukti terhadap langkah 2 dari konsep WHO butuh penilaian untuk memungkinkan
keputusan langsung ke penggunaan opioid kuat.
- Peran potensial opioid atipikal seperti tapentadol, sebah inhibitor reuptake
norepinefrin, butuh dinilai dalam manajemen pasien kanker dengan memperhatikan
efek samping dan efektivitasnya pada nyeri neuropatik.
- Dibutuhkan penelitian untuk mendapatkan bukti peranan prosedur neurolitik pada
manajemen nyeri kanker saat ini.
- Protokol dosis yang sesuai penggunaan modulator alpha 2-delta (seperti pregabalin)
sebagai strategi pencegahan nyeri kronik paska operasi perlu dikembangkan.
- Faktor genetik pada pemberian analgesia opioid butuh diteliti lebih jauh pada
penanganan nyeri di masa depan.
References
*[1] Scottish Intercollegiate Guidelines Network. Guideline 106: control of pain in adults with cancer – a national clinical
guideline. Available at: http://www.sign.ac.uk; 2008.
[2] Cassell EJ. Diagnosing suffering: a perspective. Ann Intern Med 1999;131(7):531–4.
[3] Saunders CM. The management of terminal malignant disease. 1st ed. London: Edward Arnold; 1978.
[4] Passik SD, Dugan W, McDonald MV. Oncologists’ recognition of depression in their patients with cancer. J Clin Oncol 1998;16(4):1594–600.
22
[5] Williams S, Dale J. The effectiveness of treatment for depression/depressive symptoms in adults with cancer: a systematic review. Br J Cancer 2006;94:372–90.
[6] Lorenz KA, Lynn J, Dy SM. Evidence for improving palliative care at the end of life: a systematic review. Ann Intern Med 2008;148(2):147–59.
[7] Clayton JM, Hancock K, Parker S. Sustaining hope when communicating with terminally ill patients and their families: a systematic review. Psycho-oncology 2008;17(7):641–59.
*[8] Ripamonti CI, Santini D, Maranzano E, et al. Management of cancer pain: ESMO clinical practice guidelines. Ann Oncol 2012;23:139–54.
[9] Foley KM. How well is cancer pain treated? Palliat Med 2011;25(5):398–401
[10] Schug SA, ZechD,DorrU. Cancer painmanagement according toWHOanalgesic guidelines. J Pain SymptomManag 1990;5(1):27–32.
[11] Zech DFJ, Grond S, Lynch L, et al. Validation of World Health Organization guidelines for cancer pain relief: a 10-year prospective study. Pain 1995;63:65–76.
*[12] Anderson T. The politics of pain. BMJ 2010;341:c3800.
[13] Lohman D, Schleifer R, Amon JJ. Access to pain treatment as a human right. BMC Med 2010;8:p1–9. Special section.
[14] Hanks GW, De Conno F, Cherny N, et al. Morphine and alternative opioids in cancer pain: the EAPC recommendations. Br J Cancer 2001;84(5):587–93.
[15] Vonroenn JH, Cleeland CS, Gonin R, et al. Physician attitudes and practice in cancer pain management – a survey from the Eastern-Cooperative-Oncology-Group. Ann Intern Med 1993;119(2):121–6.
*[16] Bennett M, Graham J, Schmidt-Hansen M, et al. Prescribing strong opioids for pain in adult palliative care: summary of NICE guidance. BMJ 2012;344:1–3.
[17] Ward SE, Goldberg N, Miller McCauley V. Patient-related barriers to management of cancer pain. Pain 1993;52(3):319–24.
[18] Capewell CMR, Gregory W, Closs SJ, et al. Brief DVD-based educational intervention for patients with cancer pain: feasibility study. Palliat Med 2010;24(6):616–22.
[19] Grond S, Zech D, Diefenbach C, et al. Assessment of cancer pain: a prospective evaluation of 2266 cancer patients referred to a pain service. Pain 1996;64:107–14.
[20] Portenoy RK, Payne d, Jacobsen P. Breakthrough pain: characteristics and impact in patients with cancer pain. Pain 1999; 81:129–34.
*[21] World Health Organization. Cancer pain relief: with a guide to opioid availability. 2nd ed.; 1996. Geneva.
[22] Paice JA, Ferrell B. The management of cancer pain. CA Cancer J Clin 2011;61(3):157–82.
23
[23] Bennett MI, Rayment C, Hjermstad M, et al. Prevalence and aetiology of neuropathic pain in cancer patients: a systematic review. Pain 2012;153(2):359–65.
[24] Bennett M. The LANSS pain scale: the leeds assessment of neuropathic symptoms and signs. Pain 2001;92:147–57.
[25] Bennett MI, Attal N, Backonja MM, et al. Using screening tools to identify neuropathic pain. Pain 2007;127(3):199–203.
[26] Bouhassira D, Attal N, Alchaar H, et al. Comparison of pain syndromes associated with nervous or somatic lesions and development of a new neuropathic pain diagnostic questionnaire (DN4). Pain 2005;114(1–2):29–36.
[27] Freynhagen R, Baron R, Gockel U, et al. painDETECT: a new screening questionnaire to identify neuropathic components in patients with back pain. Curr Med Res Opin 2006;22(10):1911–20.
[28] National Comprehensive Cancer Network. Clinical practice guidelines in oncology for adult cancer pain. Version 1 [21/07/
2013]; Available from:, http://www.nccn.org; 2010.
[29] Knudsen AK, Aass N, Fainsinger R, et al. Classification of pain in cancer patients – a systematic literature review. Palliat Med 2009;23(4):295–308.
[30] Kroenke K, Theobald D,Wu JW, et al. Comparative responsiveness of painmeasures in cancer patients. J Pain 2012;13(8):764– 72.
[31] Abbey J, Piller N, De Bellis A. The Abbey pain scale: a 1-minute numerical indicator for people with end-stage dementia. Int J Palliat Nurs 2004;10(1):6–13.
[32] Zeppetella G, Rineiro MDC. Opioids for the management of breakthrough (episodic) pain in cancer patients. Cochrane Database Syst Rev 2006;(1). Art. No.:CD004311.
*[33] Portenoy PK. Pain 3: treatment of cancer pain. The Lancet 2011;377(9784):2236–47.
[34] McQuay HJ, Collins S, Carroll D, et al. Cochrane summaries: radiotherapy for pain relief in patients with untreatable secondary cancer tumours [22/07/2013]; Available from: http://summaries.cochrane.org/CD001793/radiotherapy-forpain- relief-in-patients-with-untreatable-secondary-cancer-tumours - sthash.ZAknC6th.dpuf; 2008.
[35] Azoulay D, Jacobs JM, Cialic R, et al. Opioids, survival, and advanced cancer in the hospice setting. J Am Med Directors Assoc 2011;12(2):129–34.
[37] Nabal M, Librada S, Jose Redondo M. The role of paracetamol and nonsteroidal anti-inflammatory drugs in addition to WHO Step III opioids in the control of pain in advanced cancer. A systematic review of the literature. Palliat Med 2012; 26(4):305–12.
*[38] Caraceni A, Hanks GR, Kaasa S, et al. Use of opioid analgesics in the treatment of cancer pain: evidence-based recommendations from the EAPC. Lancet Oncol 2012;13(2):E58–68.
[39] Grond S, Radbruch L, Meuser T. High-dose tramadol in comparison to low-dose morphine for cancer pain relief. J Pain Symptom Manage 1999;18:174–9.
[40] Duhmke RM, Cornblath DD, Hollingshead JR. Tramadol for neuropathic pain. Cochrane Database Syst Rev 2004;(2): CD003726.
[41] Wilder-Smith CH, Hill L, OslerW. Effect of tramadol and morphine on pain and gastrointestinal motor function in patients with chronic pancreatitis. Dig Dis Sci 1999;44:1107–16.
[44] McQuay H. Opioids in pain management. Lancet 1999;353(9171):2229–32.
[45] Schug SA, Morgan J. Treatment of cancer pain: special considerations in patients with renal disease. Am J Cancer 2004; 3(4):247–56.
[46] Sindrup SH, Jensen TS. Efficacy of pharmacological treatments of neuropathic pain: an update and effect related to mechanism of drug action. Pain 1999;83(3):389–400.
[47] Bruera E, Belzile M, Pituskin E. Randomized, double-blind, cross-over trial comparing safety and efficacy of oral controlled-release oxycodone with controlled-release morphine in patients with cancer pain. J Clin Oncol 1998;16(10):3222–9.
[48] McNicol E, Boyce DB, Schumann R. Efficacy and safety of mu-opioid antagonists in the treatment of opioid-induced bowel dysfunction: systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials. Author(s): ; et al.Source, 2008 Source: PAIN MEDICINE Volume: 9 Issue: 6 Pages: 634-659 DOI: Published: SEP 2008. Pain Med 2008;9(6):634–59.
[49] Grape S, Schug SA, Lauer S, et al. Formulations of fentanyl for the management of pain. Drugs 2010;70(1):57–72.
[50] Vadalouca A, Moka E, Argyra E, et al. Opioid rotation in patients with cancer: a review of the current literature. J Opioid Manag 2008;4(4):213–50.
[51] Berdine HJ, Nesbit SA. Equianalgesic dosing of opioids. J Pain Palliat Care Pharmacother 2006;20(4):79–84.
[52] Attal N, Cruccu G, Baron R, et al. EFNS guidelines on the pharmacological treatment of neuropathic pain: 2010 revision.Eur J Neurol 2010;17(9). 1113–1e88.
[53] Schneider G, Voltz R, Gaertner J. Cancer pain management and bone metastases: an update for the clinician. Breast Care 2012;7(2):113–20.
25
[54] Wong RKS, Wiffen PJ. Bisphosphonates for the relief of pain secondary to bone metastases. Cochrane Database Syst Rev 2009;(2):CD002068. htttp://dx.doi.org/10.1002/14651858 . CD002068.
[55] Lei Sun MD, Shiying Yu MD. Efficacy and safety of denosumab versus zoledronic acid in patients with bone metastases: a systematic review and meta-analysis. Am J Clin Oncol 2013;36(4):399–403.
[56] Petrylak DP, Tangen CM, Hussain MHA. Docetaxel and estramustine compared with mitoxantrone and prednisone for advanced refractory prostate cancer. New Engl J Med 2004;351(15):1513–20.
[57] Romanus D, Kindler HL, Archer L. Does health-related quality of life improve for advanced pancreatic cancer patients who respond to gemcitabine? Analysis of a randomized phase III trial of the cancer and leukemia group B (CALGB 80303).J Pain Symptom Manage 2012;43(2):205–17.
[58] Bezjak A, Tu D, Seymour L. Symptom improvement in lung cancer patients treated with erlotinib: quality of life analysis of the National Cancer Institute of Canada Clinical Trials Group study BR.21. J Clin Oncol 2006;24(24):3831–7.
[59] Kaufmann M, Bajetta E, Dirix YL, et al. Exemestane is superior to megestrol acetate after tamoxifen failure in postmenopausal women with advanced breast cancer: results of a phase III randomized double-blind trial. J Clin Oncol 2000; 18(7):1399–411.
[60] de Courcy JG. Interventional techniques for cancer pain management. Clin Oncol (R Coll Radiol 2011;23(6):407–17.
[62] Esch AT, Esch A, Knorr JL, et al. Long-term ambulatory continuous nerve blocks for terminally ill patients: a case series.Pain Med 2010;11(8):1299–302.
[63] Myers J, Chan V, Jarvis V, et al. Intraspinal techniques for pain management in cancer patients: a systematic review. Support Care Cancer Official J Multinational Assoc Support Care Cancer 2010;18(2):137–49.
[64] Gestin Y, Vainio A, Pegurier AM. Long-term intrathecal infusion of morphine in the home care of patients with advanced cancer. Acta Anaesthesiologica Scand 1997;41(1 Pt 1):12–7.
[65] Slatkin NE, Rhiner M. Phenol saddle blocks for intractable pain at end of life: report of four cases and literature review. Am J Hosp Palliat Care 2003;20(1):62–6.
[66] Finnegan C, Saravanakumar K, Sharma M, et al. The role of epidural phenol in cancer patients at the end of life. Palliat Med 2008;22(6):777–8.
[67] Crul BJ, Blok LM, van Egmond J, et al. The present role of percutaneous cervical cordotomy for the treatment of cancer pain. J Headache Pain 2005;6(1):24–9.
[68] Bain E, Hugel H, Sharma M. Percutaneous cervical cordotomy for the management of pain from cancer: a prospective review of 45 cases. J Palliat Med 2013;16(8):901–7.
26
[69] Eisenberg E, Carr DB, Chalmers TC. Neurolytic celiac plexus block for treatment of cancer pain: a meta-analysis. Anesth Analgesia 1995;80(2):290–5.
[70] Plancarte R, Guajardo-Rosas J, Reyes-Chiquete D, et al. Management of chronic upper abdominal pain in cancer: transdiscal blockade of the splanchnic nerves. Reg Anesth Pain Med 2010;35(6):500–6.
[71] Kroll CE, Schartz B, Gonzalez-Fernandez M, et al. Factors associated with outcome after superior hypogastric plexus neurolysis in cancer patients. Clin J Pain 2013 Feb 26 [Epub ahead of print].
[72] Agarwal-Kozlowski K, Lorke DE, Habermann CR, et al. CT-guided blocks and neuroablation of the ganglion impar (Walther) in perineal pain: anatomy, technique, safety, and efficacy. Clin J Pain 2009;25(7):570–6.
[73] Deschepper R, Laureys S, Hachimi-Idrissi S, et al. Palliative sedation: why we should be more concerned about the risks that patients experience an uncomfortable death. Pain 2013;154(9):1505–8.
[74] Heaney A, Buggy DJ. Can anaesthetic and analgesic techniques affect cancer recurrence or metastasis? Br J Anaesth 2012; 109(Suppl. 1):i17–28.
[75] Schug S, Pogatzki-Zahn E. Chronic pain after surgery or injury. Pain – Clin Updates 2011;19(1):1–5.
[76] Chan MT, Wan AC, Gin T, et al. Chronic postsurgical pain after nitrous oxide anesthesia. Pain 2011;152(11):2514–20.
[77] Andreae MH, Andreae DA. Regional anaesthesia to prevent chronic pain after surgery: a cochrane systematic review and meta-analysis. Br J Anaesth 2013 Nov;111(5):711–20 http://dx.doi.org/10.1093/bja/aet213. Epub 2013 Jun 28.
[78] Buvanendran A, Kroin JS, Della Valle CJ, et al. Perioperative oral pregabalin reduces chronic pain after total knee arthroplasty: a prospective, randomized, controlled trial. Anesth Analgesia 2010;110(1):199–207.
[79] Clarke H, Bonin RP, Orser BA, et al. The prevention of chronic postsurgical pain using gabapentin and pregabalin: a combined systematic review and meta-analysis. Anesth Analgesia 2012;115(2):428–42.
*[80] Schug S. Acute pain management in the opioid-tolerant patient. Pain Management 2012;2(6):581–91.
[81] Huxtable CA, Roberts LJ, Somogyi AA, et al. Acute pain management in opioid-tolerant patients: a growing challenge. Anaesth Intensive Care 2011;39(5):804–23.
[82] Jo HR, Chae YK, Kim YH, et al. Remifentanil-induced pronociceptive effect and its prevention with pregabalin. Korean J Anesthesiology 2011;60(3):198–204.
[83] Loftus RW, Yeager MP, Clark JA, et al. Intraoperative ketamine reduces perioperative opiate consumption in opiatedependent patients with chronic back pain undergoing back surgery. Anesthesiology 2010;113(3):639–46.
27
[84] Gronwald C, Vowinkel T, Hahnenkamp K. Regional anesthetic procedures in immunosuppressed patients: risk of infection. Curr Opin Anaesthesiology 2011;24(6):698–704.
[85] Rapp SE, Ready LB, Nessly ML. Acute pain management in patients with prior opioid consumption: a case-controlled retrospective review. Pain 1995;61(2):195–201.
*[86] Macintyre PE, Schug SA, Scott DA, et al. Acute pain management: scientific evidence. Melbourne: ANZCA & FPM; 2010.
[87] Maani CV, Shah MA, Hansen JJ, et al. Translational advances in pain and anesthesia for cancer patients. J Surg Oncol 2012; 105(5):488–93.
[88] Reimann F, Cox JJ, Belfer I, et al. Pain perception is altered by a nucleotide polymorphism in SCN9A. Proc Natl Acad Sci United States America 2010;107(11):5148–53.
[89] Nackley AG, Diatchenko L. Assessing potential functionality of catechol-O-methyltransferase (COMT) polymorphisms associated with pain sensitivity and temporomandibular joint disorders. Methods Mol Biol 2010;617:375–93.
*[90] Stamer UM, Stuber F. Genetic factors in pain and its treatment. Curr Opin Anaesthesiol 2007;20(5):478–84.
[91] Wilcox RA, Owen H. Variable cytochrome P450 2D6 expression and metabolism of codeine and other opioid prodrugs: implications for the Australian anaesthetist. Anaesth Intensive Care 2000;28(6):611–9.
[92] Voronov P, Przybylo HJ, Jagannathan N. Apnea in a child after oral codeine: a genetic variant – an ultra-rapid metabolizer.Paediatric Anaesth 2007;17(7):684–7.
[93] Crews KR, Gaedigk A, Dunnenberger HM, et al. Clinical Pharmacogenetics Implementation Consortium (CPIC) guidelines for codeine therapy in the context of cytochrome P450 2D6 (CYP2D6) genotype. Clin Pharmacol Ther 2012; 91(2):321–6.
[94] Walter C, Lotsch J. Meta-analysis of the relevance of the OPRM1 118A>G genetic variant for pain treatment. Pain 2009;146(3):270–5.
[95] Cepeda MS, Carr DB, Lau J, et al. Cochrane summaries: music for pain relief [22/07/2013]; Available from: http://
[96] Roqué i Figuls M, Martinez-Zapata MJ, Scott-Brown M, et al. Cochrane summaries: Radioisotopes to ease metastatic bone pain [22/07/2013]; Available from: http://summaries.cochrane.org/CD003347/radioisotopes-to-ease-metastatic-bonepain
- sthash.FJyvOCiO.dpuf; 2011.
[97] Hurlow A, Bennett MI, Robb KA, et al. Cochrane summaries – transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS) for cancer-related pain in adults [22/07/2013]; Available from: http://summaries.cochrane.org/CD006276/transcutaneouselectrical-
[98] Paley CA, Johnson MI, Tashani OA, et al. Cochrane summaries: acupuncture for cancer-related pain in adults [22/07/2013]; Available from: http://summaries.cochrane.org/CD007753/acupuncture-for-cancer-related-pain-in-adults - sthash. iRgeNck3.dpuf; 2012.
[99] Schug S. Opioids – clinical use. In: McMahon S, Koltzenburg M, Tracey I, et al., editors.Wall & Melzack’s textbook of pain.6th ed. Saunders; 2013.
BAGIAN ANESTESIOLOGI,PERAWATAN INTENSIFDAN MANAJEMEN NYERIFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
JOURNAL READINGMEI 2014
29
Manajemen Nyeri Untuk Pasien Kanker Praktek Saat ini dan Perkembangan Masa Depan
Oleh:Ratnawati
Pembimbing :
Prof. dr. A. Husni Tanra, Ph.D, Sp. An-KIC-KMN
DIBAWAKAN SEBAGAI SALAH SATU TUGAS PADAPROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SUBSPESIALIS
KONSULTAN MANAJEMEN NYERIFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN