BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang sedang berkembang dan sebagai salah satu Negara di Asia Tenggara yang giat membangun dalam berbagai bidang khususnya dalam bidang kesehatan. Upaya penyelenggaraan kesehatan merupakan tekad bangsa Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum. Pemerintah dan Masyarakat mempunyai kewajiban untuk melaksanakan upaya-upaya tersebut, serta memajukan kesejahteraan umum yang berarti mewujudkan suatu tingkat kehidupan masyarakat secara optimal memenuhi kebutuhan dasar manusia terrmasuk kesehatan. Sebagaimana tercantum dalam Undang Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 , bahwa : “Tujuan pembangunan Kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemauan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal”. Upaya kesehatan yang semula berupa penyembuhan penderita secara berangsur-angsur berkembang ke arah kesatuan upaya kesehatan untuk seluruh masyarakat dengan peran serta dari masyarakat yang mencakup upaya peningkatan ( promotif ), pencegahan ( preventif ), penyembuhan ( kuratif ), dan pemulihan ( rehabilitatif ) yang bersifat menyeluruh, berkesinambungan dan terpadu serta diselenggarakan dengan berdaya guna dan berhasil guna ( Sistem Kesehatan Nasional ). Tujuan Nasional yang tercantum dalam UUD 1945 yang menyatakan bahwa : “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Salah satu usaha pemerintah untuk meningkatkan derajad kesehatan masyarakat terutama dalam rangka menunjang progam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga adalah dengan melalui pemberian 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB IPENDAHULUAN
1. 1 Latar BelakangIndonesia merupakan Negara yang sedang berkembang dan sebagai salah
satu Negara di Asia Tenggara yang giat membangun dalam berbagai bidang
khususnya dalam bidang kesehatan.
Upaya penyelenggaraan kesehatan merupakan tekad bangsa Indonesia untuk
memajukan kesejahteraan umum. Pemerintah dan Masyarakat mempunyai kewajiban
untuk melaksanakan upaya-upaya tersebut, serta memajukan kesejahteraan umum
yang berarti mewujudkan suatu tingkat kehidupan masyarakat secara optimal
memenuhi kebutuhan dasar manusia terrmasuk kesehatan.
Sebagaimana tercantum dalam Undang Undang Kesehatan Republik
Indonesia No. 23 Tahun 1992 , bahwa : “Tujuan pembangunan Kesehatan
adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemauan untuk hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal”.
Upaya kesehatan yang semula berupa penyembuhan penderita secara
berangsur-angsur berkembang ke arah kesatuan upaya kesehatan untuk seluruh
masyarakat dengan peran serta dari masyarakat yang mencakup upaya peningkatan
3. 1. Hasil Kegiatan.Hasil kegiatan Program Gizi di Puskesmas Kramatwatu 2014 sampai dengan
tahun 2015 adalah sebagai berikut: :
3. 1. 1. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak.Tumbuh Kembang anak dipengauhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
Kebutuhan anak agar dapat tumbuh kembang optimal dipengaruhi juga oleh :
1. Makanan yang bergizi seimbang.
2. Kesehatan.
3. Stimulasi dini atau rangsangan.
4. Kasih sayang, rasa aman dan perhatian.
Yang harus dilakukan orang tua untuk menstimulasi Tumbuh Kembang Anak antara lain :1. Memberikan kasih sayang dan perhatian, senyuman, dan belaian, pelukan
dan penghargaan.
2. Memberi kebebasan anak untuk mengungkapkan keinginannya.
3. Memberikan jawaban yang benar atas pertanyaan-pertanyaannya.
4. Memperdegarkan musik yang lembut, mengaajak menyanyi atau
mendengar cerita yang sesuai dengan usia anak .
5. Memberikan contoh teladan.
6. Melibatkan anak dalam kegiatan keluarga se hari-hari.
Hal penting yang perlu diingat adalah :o Pertumbuhan sel otak anak,sejak dalam kandungan berkembang pesat
sampai dengan usia 2 tahun.
o Pertumbuhan dan pekembangan berjalan sangat cepat pada usia ini, yang
merupakan dasar bagi perkembangan selanjutnya.
o Potensi yang dimiliki seseoranganakakan terwujud apabila mendapat
stimulasi atau rangsangan yang sesuai dengan usianya.
Untuk melakukan itu semua, di wilayah Puskesmas Kramatwatu sudah
mulai melaksanakan Deteksi Tumbuh Kembang Anak melalui TK Taman
Posyandu, BKB, dan PAUD yang terintegrasi dengan Posyandu yang
kegiatannya dilakukan oleh petugas bersama-sama dengan kader Posyandu
11
sedangkan di klinik gizi sifatnya rujukan dilaksanakan oleh TPG atau petugas
MTBS Bian atau Perawat.
Dari tahun 2014 sampai dengan sekarang baru terbentuk 8 wadah
Deteksi Tumbuh Kembang anak yang tersebar di beberapa Desa di kecamatan
Kramatwatu. Dan mudah-mudahan dimasa mendatang akan bertambah lebih
banyak lagi.
3. 1. 2. Meningkatkan Status Gizi.Untuk meningkatkan status gizi masyarakat, terutama bayi, balita yang
mengalami masalah gizi ( KEP ) dan ibu hamil yang KEK telah dilakukan
melalui Posyandu dan klinik gizi yang kegiatannya antara lain :
1. Melakukan Penyuluhan Gizi di Posyandu.
2. Melakukan Konseling Gizi di Masyarakat dan Klinik Gizi.
3. Memberikan Makanan tambahan Pemulihan dan Forrmula F75 / F 100.
4. Gizi Buruk yang BB/TB < - 3 SD di Bawah 8 Kg di rawat jalan dengan F 75 /
F 100.
5. Evaluasi Hasil kegiatan.
Adapun hasinya dapat kita lihat pada Tabel sebagai berikut:
Tabel 3. 2. 1Kunjungan Ibu hamil KEK di Kecamatan Kramatwatu
No URAIAN TAHUN ABS %
1 Bumil KEK 2014 211 7,3
2 Bumil KEK 2015 267 10,3
Berdasarkan tabel 3. 2. 1. Kunjungan Bumil Kurang Energi Kronik (KEK) tahun
2014 sebanyak 211 orang ( 7,3%) , Pada tahun 2015 sebanyak 267 (10,3%) dan
pada tahun 2015 meningkatkan dikarenakan faktor ekonomi dan daya beli
masyarakat yang rendah, sehinga tidak memperhatikan asupan gizi tidak terpenuhi.
Tabel 3. 2. 2Pekembangan Status Gizi Buruk di Puskesmas Keramatwatu
No Uraian TAHUN ABS %
1 Gizi Buruk 2014 60 0.5
2 Gizi Buruk 2015 42 0,4
12
Berdasarkan tabel 3. 2. 1. Hasil penanggulangan masalah gizi di Klinik
Gizi puskesmas Kramatwatu dalam dua tahun terakhir, yaitu Pada tahun 2014
angka gizi buruk ada 60 anak ( 0,5 % ),dan pada Tahun 2015 sebanyak 42 anak
( 0,4 % ) Kalau menurut keberhasilan dari Th. 2014 s/d 2015 mengalami penurunan
namun yang menjadi kendala masih banyak muncul gizi buruk baru.
Hal ini menunjukan terjadinya peningkatan pada status gizi anak balita
yang berkunjung ke klinik gizi selama dua tahun terakhir, dengan menurunnya
angka status gizi buruk di masyarakat.
3. 1. 3. Integrasi Program MTBS.Hasil study ( Lancet 2014 ) menyatakan bahwa antara lain :1. Bayi yang mendapat ASI Ekslusif dan terus diberikan ASI dan
makanan
Pendamping ASI hingga usia 24 Bulan dapat menurunkan angka kematian
Bayi sampai 20%,
2. 54 % kematian balita berkaitan dengan gizi kurang dan pemberian
gizi lengkap
(mikronutrien dan makronutrien) dapat menurunkan angka kematian hingga
30 – 50 %.
3. 13 % kematian Balita karena diare dan dengan menerapkan
MTBS kematian
tersebut dapat dturunkan dengan pemberian oralit dan cuci tangan
dengan sabun sebesar 40 % - 50 %.
4. Proporsi kematian bayi di indonesia mencapai 44 % terjadi pada usia
0 – 28 hari.
MTBS adalah pendekatan integratif dan komprehensif yang bertujuan
untuk akselerasi penurunan angka kesakitan dan kematian pada bayi dan balita.
Kegiatan MTBS di Puskesmas Kramatwatu telah berjalan dan telah terintegrasi
dengan Klinik Gizi walaupun belum 100% sempurna .
Dapat dilihat dari hasil kegiatan kunjungan MTBS ke klinik Gizi dari tahun 2014
sampai dengan 2015 adalah sebagai berikut.:
Tabel 3. 2. 3Kunjungan MTBS di Kecamatan Kramatwatu
No URAIAN TAHUN ABS %
1 Kunjungan MTBS 2014 6.140 67,36
2 Kunjungan MTBS 2015 7.707 70,9
13
Berdasarkan tabel 3. 2. 3. Kunjungan MTBS di Puskesmas Kecamatan
Kramatwatu pada tahun 2014 ada 6.140 Balita ( 67,36 %), dan pada tahun 2015
ada 7.707 balita ( 70 %).
Tabel 3. 2. 4Rujukan Gizi kurang MTBS ke Klinik Gizi di Kecamatan Kramatwatu
NO URAIAN TAHUN ABS %
1 Rujukan Gizi Kurang 2014 108 1,2
2 Rujukan Gizi Kurang 2015 278 2,4
Berdasarkan tabel 3. 2. 4 Rujukan gizi kurang dan gizi buruk dari MTBS
ke klinik Gizi Puskesmas Kramatwatu dalam dua tahun terakhir cukup berjalan
dengan baik hal ini menunjukan telah terjalinnya integrasi Program Gizi dengan
MTBS.
3..1. 4. Rujukan Kasus Poli.Untuk Rujukan kasus dari poli ke klinik Gizi sudah berjalan baik
terutama rujukan dari KIA untuk ibu hamil yang KEK akan diberikan konseling dan
penyuluhan gizi , dan dianjurkan minum tablet tambah darah sebanyak 90 tablet
selama masa kehamilan, untuk mencegah terjadinya kasus kematian pada ibu dan
bayi, dianjurkan melakukan persalinan pada tenaga kesehatan Dokter atau Bidan,
dianjurkan juga untuk minum Vitamin A Dosis Tinggi selama nifas sebanyak 2
Kapsul, dan setelah melahirkan di harap rajin membawa anaknya ke Posyandu
untuk memantau pertumbuhan, mendapatkan Vitamin A doti dan mendapatkan
Imunnisasi lengkap.
Untuk rujukan kasus dari BP juga telah berjalan khususnya yang
kebanyakan adalah rujukan dengan penyakit Diabetes Melitus, untuk DM
diberikan Diet yang sesuai dengan standar dietnya. Dan dianjukan untuk mengatur
pola makan agar lebih disiplin dalam memilih makanan, agar gula darah selalu
dalam keadaan stabil.
Tabel 3. 2. 5Rujukan Diare ke Klinik Gizi di Kecamatan Kramatwatu
NO URAIAN TAHUN ABS %1 Rujukan Balita Diare 2014 151 54
2 Rujukan Balita Diare 2015 242 72
Berdasarkan tabel 3.2.5. Rujukan Diare keklinik gizi pada tahun 2014 ada 251
14
( 54% ) dan tahun 2015 ada 242 ( 72% ).
3. 1. 5. Peningkatan pengetahuan Ibu.Peningkatan pegetahuan ibu mulai ada peningkatan sedikit demi sedikit,
akan tetapi data tentang tingkat pengetahuan ibu belum kami miliki. Untuk
melihat peningkatan pengetahuan Ibu dapat kita lihat dari hasil – hasil kegiatan
antara lain :
Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan, yang pada tahun 2014 ada 61% di
tahun 2015 meningkat menjadi 63 %,Digambarkan dengan Tabel :
Tabel 3. 2. 6
Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan di Kecamatan Kramatwatu
No URAIAN TAHUN ABS %
1 LinaKes 2014 1.705 66,1
2 LinaKes 2015 1.736 67,3
Tabel 3. 2. 7Kematian Ibu di Kecamatan Kramatwatu
No URAIAN TAHUN Kematian Seluruhnya
Kematian Karena faktor lain & gizi
1 Kematian Ibu 2014 4
Prolap
uturi,posmola,PEB
& kel jantung
2 Kematian Ibu 2015 3Karna peyakit
jantung
Menurunnya angka Kematian Ibu karena masalah gizi pada tahun 2014
sebesar 0,16 % dan pada tahun 2015 sebesar 0,12 %.
Tabel 3. 2. 7Kematian Bayi dan Balita Gizi Buruk di Kecamatan Kramatwatu
No URAIAN TAHUNKematian
SeluruhnyaPeyebab Kematian Karena
Penyakit peyerta
1Kematian bayi &
balita2014 33
Meningitis,diare,pnemonia
berat.
2Kematian bayi &
balita2015 31
Pnemonia berat gizi buruk
Hidrocepals BBLR Asfiksia
15
Menurunnya angka kematian Bayi karena masalah yang berhubungan dengan
gizi pada tahun 2014 ada 3 (0,09 %) dan pada tahun 2015 ada 1 (0,12%).
3. 1.6. Menurunnya Angka Gizi BurukSalah satu indikator keberhasilan program gizi antara lain adalah menurunnya
angka gizi buruk yang mendapat pelayanan , hal ini dapat kita lihat dalam tabel
terjadinya penurunan jumlah gizi buruk yang di layani di klinik gizi Puskesmas
Kramatwatu dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2015.
Dari hasil kegiatan diperoleh data yang menunjukan adanya penurunan angka
gizi buruk dari tahun ketahun baik di Tingkat kabupaten Serang yang pada tahun
2014 ada 60 anak ( 0,6 %), dan pada tahun 2015 menurun menjadi 42 anak ( 0,4%),
maupun pada tabel 3. 2. 1. terjadi peningkatan pada kunjungan ibu hamil KEK di klinik
Gizi yaitu pada tahun 2014 sebesar 211 ( 7,3%) dan pada tahun 2015 sebesar 257
( 10,3 % ).
Pada tabel 3.2.2 perkembangan status gizi buuk di Kecamatan Kramatwatu
yang pada tahun 2014 ada 41 anak (0,6%), pada tahun 2015 menurun menjadi 31
anak (0,4%), dan berkurang menjadi 10 anak ( 0,1 %) hal ini menunjukan bahwa
masyarakat mulai mengerti pentingnya penanganan masalah gizi sedini mungkin
sebelum keadaan menjadi lebih buruk lagi.
Pada tabel 3. 2. 3. kunjungan MTBS ke klinik gizi puskesmas Kramatwatu
mengalami peningkatan dari tahun 2014 ke tahun 2015. Pada tabel 3. 2. 4. rujukan
gizi kurang MTBS ke klinik gizi juga mengalami peningkatan. Pada tabel 3.2.5. Kasus
rujukan Diare keklinik gizi juga mengalami peningkatan pada tahun 2015 menjadi
88%.
Pada tabel 3.2.6. Persalinan mengalami kenaikan pada tahun 2014 menjadi
1.705 (66,1%),pada tahun 2015 menjadi 1.736 (70,2%). Hal ini menunjukan bahwa
Kemitraan Dukun dengan Bidan sangat penting dan masih kurangnya pengertian
masyarakat tentang pentingnya memeriksakan kehamilannya pada tenaga
kesehatan.
Pada tabel 3.2.7. Kematian Ibu menurun dari tahun 2014 sebanyak 4 orang
dan pada tahun 2015 menjadi 3 orang . Hal ini menunjukan masyarakat sudah mulai
mengerti untuk melakukan deteksi pada Ibu Hamil yang mempunyai risiko melahirkan.
Pada tabel 3.2.8. kematian bayi karena faktor yang berhubungan dengan gizi juga
berkurang yaitu pada tahun 2014 ada 41 kematian bayi,dan terjadi penurunan pada
tahun 2015 menjadi 31 kematian bayi. Hal ini menunjukan bahwa prilaku masyarakat
dalam pemeliharaan kesehatan sudah mulai baik.
16
3. 2. Identifikasi Masal 1. Posyandu belum berjalan sebagaimana mestinya
2. Masih sulitnya mendeteksi Tumbuh Kembang Balita Gizi Buruk.
3. Rendahnya Status Gizi ibu Hamil, Bayi dan Balita.
4. Kurangnya tingkat pengetahuan ibu tentang Gizi dan dalam pola asuh anak.
5. Masih ada Gizi Buruk dengan kelainan bawaan penyakit penyerta
6. Masih tingginya angka keluarga miskin.
7. Dukungan Lintas sektoral belum maksimal.
3. 3. Upaya Pemecahan Masalah Upaya yang telah diambil dalam memecahkan masalah masalah diatas
antara lain:
1. Intervensi masalah Gizi .
2. Memberikan Pendidikan Gizi kepada masyarakat melalui Penyuluhan –
penyuluhan Gizi dan Pelatihan Kader Posyandu.
3. Pemberian PMT Pemulihan ( PMT-P) pada Bayi, Balita KEP ( Kurang
Energi Protein ), dan ibu hamil KEK ( Kurang Energi Konik).
4. Meningkatkan Tata Laksana Gizi Buruk Rawat Jalan dan Rawat Inap.
5. Menigkatkan Mutu Pelayanan di Klinik gizi.
6. Pembentukan Taman posyandu.
17
BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN
4. 1. Kesimpulan dari hasil kegiatanKlinik gizi di Puskesmas Kramatwatu dilaksanakan dengan berpedoman pada
Pedoman Tata laksana Balita Gizi Buruk dengan hasil yang cukup baik dan dapat
diambil suatu kesimpulan :
4. 1. 1. Tercapainya peningkatan status gizi dengan terapi gizi di masyarakat
terutama
pada Ibu hamil KEK rata-rata sebesar 1,1%, bayi dan balita rata-rata sebesar
0,2%.
4. 1. 2. Terjalinnya Integrasi antara Program Gizi dengan MTBS dan KIA .
4. 1. 3. Rujukan kasus dari poli keklinik gizi meningkat yaitu pada rujukan gizi kurang
dari tahun 2014 sebesar 64%, tahun 2015 sebesar 73 % dan peningkatan
rata - rata sebesar 12%.Untuk rujukan Diare ke Pojok oralit rata-rata 10%.
4. 1.4. Menigkatnya tingkat pegetahuan ibu dalam pola asuh anak dapat dilihat
dengan meningkatnya persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan yaitu
rata – rata 2 %.
4. 1. 5. Penyakit penyerta pada gizi buruk dapat teratasi dengan pengobatan.
4. 1. 6. Ibu Hamil dengan Anemi menurun jumlahnya pada tahun 2014 sebesar
10,5 %,tahun 2015 menurun menjadi 9% dan 7,2%.rata-rata terjadi kenaikan
sebesar 1,1%.
4. 1. 7. Terjadinya penurunan angka kematian pada ibu yang pada tahun 2014 ada
0,1% pada tahun 2015 dan tidak terdapat lagi kematian yang disebabkan oleh
masalah gizi.
4. 2. SaranUntuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengatasi masalah gizi
dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu ( AKI ) dan Angka Kematian Bayi
( AKB ) di Puskesmas Kecamatan Kramatwatu, Klinik Gizi merupakan sarana yang
paling tepat, agar klinik gizi berjalan sesuai dengan yang di harapkan, untuk itu perlu
dilakukan upaya sebagai berikut :
4. 2. 1. Adanya pelatihan – pelatihan untuk lebih meningkatkan pengetahuan bagi
petugas puskesmas dan petugas klinik gizi khususnya agar petugas menjadi
18
lebih handal dalam mengatasi masalah gizi diinstitusinya.
4. 2. 2. Mengingat Wilayah Puskesmas Kramatwatu merupakan daerah wisata tempat
lalu
Lintas keluar masuknya pendatang , sehingga kadang petugas merasa
kesulitan dalam memantau keadaan status gizi , untuk mengatasi masalah
tersebut, perlunya penekanan agar tenaga kesehatan memberi penyuluhan
pada masyarakat agar bayi, balita dan ibu hamil yang sudah kontak pertama
dengan petugas dapat terjaring kembali sehingga datang pada kunjungan
berikutnya.
4. 2.3. Dengan adanya ibu hamil yang anemi , agar bidan didesa / petugas kesehatan
lebih mengaktifkan lagi kader – kader di Posyandu agar selalu memantau ibu
dengan faktor risiko tersebut, atau melakukan rujukan ke klinik gizi agar dapat
mencegah kematian ibu saat melahirkan.
19
BAB VPENUTUP
Klinik Gizi di Puskesmas keramat watu telah berjalan sesuai dengan
pedoman pada Tatalaksana Anak Gizi Buruk secara Rawat Jalan Bagi Petugas
Pukesmas. Masalah Gizi di klinik gizi dapat teratasi anak balita dan ibu hamil yang
anemi mengalami mengalami penurunan yang cukup signipikan.
Hal ini disebabkan antara lain : Perubahan priaku ibu balita yang mulai
menyadari arti dan pentingnya memberikan nutrisi yang bermutu baik kualitas
maupun kuantitas pada balitanya, ibu-ibu mulai memberikan perhatian yang khusus
kepada balitanya misalnya dengan memberikan ASI Ekslusif pada balita, sehingga
balita merasakan kasih sayang yang betul-betul dari orang tuanya, serta mulai
memberikan makanan pendamping ASI yang sesuai dengan aturan diet yang ada,
ibu hamil yang anemi mulai rajin berkunjung dan jumlahnya mengalami penurunan,
dan angka kematian ibu pun juga menurun
Ternyata perubahan prilaku merupakan salah satu modal utama dalam
mendukung kesehatan anak, tetapi merubah pilaku adalah sesuatu yang tidak
mudah tetapi paling tidak berusahalah, sesulit-sulit kita melakukan hasilnya akan
terasa lebih indah dari sebutir mutiara.
Yang jelas setiap usaha akan sukses bila kita mau berusaha dan berlapang
dada.Tidak ada kebahagiaan yang bisa melebihi ketika melihat senyuman balita
gizi buruk yang tumbuh menjadi sehat seperti sedia kala, dan Ibu hamil melahirkan
dengan selamat.
Mudah-mudahan Klinik gizi ini bertahan dan lebih baik lagi kualitasnya dimasa
mendatang, untuk itu kami mohon dukungan dari berbagai pihak agar klinik gizi ini
menjadi klinik yang lebih baik lagi dan dapat bemanfaat bagi orang banyak.
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat,Tata Laksana Anak Gizi Buruk, buku 1 (Petunjuk Bagan) – Jakarta : Departemen Kesesahatan,Edisi Revisi,2006
2. Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat,Tata Laksana Anak Gizi Buruk, buku 2 (Petunjuk teknis) – Jakarta : Departemen Kesesahatan,Edisi Revisi,2006
3. Undang Undang Dasar 1945, Solo : PT. Sendang Ilmu, 1999.
4. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Undang Undang Kesehatan RI No. 23
Tahun 1992. Jakarta, Depkes RI 1992.
5. Sekertaris Negara Republik Indonesia. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta :
Depkes RI , 1992
6. Depkes RI 1999. Pedoman tata Laksana Kurang Enegi Protein Pada Aanak di dan Di uskesmas dan di Rumah Tangga, Edisi Revisi , Jakarta.
7. Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan, Badan Penelitian dan
Pengembangan esehatan , Pedoman Penatalaksanaan Balita Gizi Buruk Secara Rrawat Jalan, Bogor , 2003
8. Direktorat Jendral bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina Gizi Masyarakat.
Standar Pemantauan Pertumbuhan Balita. Depkes RI, 2006.
9. Depkes RI. 1998. Upaya Akselerasi Penurunan Angka Kematian Ibu , Jakarta.
10. Mantra, Ida Bagus. Perencanaan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Depkes RI ,1994.
11. Buku Pegangan Kader Usaha Perbaikan Gizi Keluaga ” Stimulasi Tumbuh Kembang Anak” Tim Pengelola UPGK Tk. Pusat, 2002.
12. Depkes RI. 2014. Pedoman Monitoing, evaluasi dan Penapan Manajemen Tepadu Balita Sakit (MTBS).