Jurusan Teknik Perkapalan Universitas Indonesia TUGAS UAS MANAJEMEN TRANSPORTASI LAUT DAN PELABUHAN Oleh Kelompok 4 Nurun Ala (0806338411) Adam Ibn Luqman (0806459116) Agus Julianto (0806459122) Agus Zuldi Hermawan (0806459135) Ahmad Ezat A (08069459141) Indah Puspitasari (0806459210)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Jurusan Teknik Perkapalan
Universitas Indonesia
TUGAS UAS MANAJEMEN
TRANSPORTASI LAUT DAN
PELABUHAN Oleh Kelompok 4
Nurun Ala (0806338411)
Adam Ibn Luqman (0806459116)
Agus Julianto (0806459122)
Agus Zuldi Hermawan (0806459135)
Ahmad Ezat A (08069459141)
Indah Puspitasari (0806459210)
TUGAS UAS MANAJEMEN TRANSPORTASI LAUT DAN PELABUHAN
Kelompok 4 |
Jurusan Teknik
Perkapalan
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke Tuhan Yang Maha Esa bahwa penulis telah
menyelesaikan tugas makalah Manajemen Transportasi dan Pelabuhan dengan membahas
permasalahan pelayaran di Indonesia. Dalam penyusunan tugas ini, tidak sedikit hambatan
yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi
ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua,dosen serta teman-teman
sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Riko Butarbutar
2. Ibu Arinta Sihombing
3. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan
sehingga tugas ini selesai.
4. Teman-teman dari jurusan Teknik Perkapalan Universitas Indonesia.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai,
Amiin.
Depok, Desember 2010
Penulis
TUGAS UAS MANAJEMEN TRANSPORTASI LAUT DAN PELABUHAN
Kelompok 4 |
Jurusan Teknik
Perkapalan
3
Daftar Isi
Kata Pengantar 2
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang 5
Tujuan Penulisan 6
Metode Penulisan 6
BAB II
Pembahasan 1
Inti Masalah 7
Analisis Biaya Pelabuhan 7
Analisis Terhadap Waktu Tunggu Kapal 11
Faktor Penghambat Kinerja Pelabuhan 12
Analisis Inti Masalah 15
BAB III
Pembahasan 2
Inti Masalah 15
Analisis Terhadap Investasi 17
Sekilas Perusahaan Peti Kemas 17
Keuntungan dan Kerugian Kapal Mega Container 22
TUGAS UAS MANAJEMEN TRANSPORTASI LAUT DAN PELABUHAN
Kelompok 4 |
Jurusan Teknik
Perkapalan
4
BAB IV
Pembahasan 3
Inti Masalah 24
Dampak dari tragedi 25
BAB V
Pembahasan 4
Inti Masalah 29
Deskripsi Pelabuhan Pertama 29
Deskripsi Pelabuhan Kedua 32
Deskripsi Pelabuhan Ketiga 34
Pihak-pihak yang akan di ajak diskusi 36
Pertanyaan yang akan di ajukan 37
Pertimbangan dari Pemilihan Pelabuhan 37
BAB VI
Penutup
Kesimpulan 40
Saran 40
Daftar Pustaka
TUGAS UAS MANAJEMEN TRANSPORTASI LAUT DAN PELABUHAN
Kelompok 4 |
Jurusan Teknik
Perkapalan
5
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan teknologi di negara berkembang akhir-akhir ini telah mendorong
pemerintah merencanakan sistem transportasi secara menyeluruh, untuk mencapai
keseimbangan nilai dukung dari berbagai elemen. Di bidang transportasi laut (khususnya
untuk lalu lintas muatan curah dan barang kemasan) perencanaan perlu mengikutsertakan
pelayaran, pelabuhan dan transportasi darat kedalam suatu rencana yang terkordinasi.
Di sektor pelabuhan, keseimbangan perencanaan sangat di butuhkan kepada masing-
masing jenis jasa angkutan laut. Unsur-unsur yang menjadi dasar pertimbangan perencanaan
adalah jumlah pelabuhan, spesialisasi, dan lokasi pelabuhan. Banyak perubahan yang terjadi
secara cepat dalam dunia teknologi perkapalan dan penanganan muatan yang sepertinya terus
berkelanjutan. Oleh karena itu, satu kunci dasar perencanaan fasilitas pelabuhan laut adalah
dengan merancang rencana pengembangan sefleksibel mungkin dalam menghadapi
permintaan pasar yang berubah secara cepat.
Di dalam industri pelayaran, manajemen sangat penting sekali sehingga
melibatkan beberapa aspek ilmu terkait seperti keuangan, transportasi, pelabuhan serta
SDM itu sendiri. Dari setiap aspek tersebut sangat berkaitan satu sama lain. Saat ini dunia
pelayaran secara global di seluruh dunia mengalami tren yang sangat menguntungkan
dimana berbagai komoditi siap untuk di angkut ke tempat tujuan masing-masing. Namun
terlihat bahwasanya di Indonesia hal tersebut masih sangat jauh dari hal yang diharapkan,
dimana dunia pelayaran mempengaruhi juga perkembangan dan peningkatan daya saung
industri pelayaran.
Permasalahan seperti efisiensi biaya pelabuhan, pelabuhan yang belum bisa
menampung inovasi kapal dari segi ukuran, tingkat industri pelayaran sebagai implikasi
dari suatu tragedi maupun kriteria mengenai standar dari pelabuhan terhadap investasi
suatu kapal akan di bahas pada makalah ini.
TUGAS UAS MANAJEMEN TRANSPORTASI LAUT DAN PELABUHAN
Kelompok 4 |
Jurusan Teknik
Perkapalan
6
b. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari di buatnya makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh logistic chain terhadap efisiensi kapal dan pelabuhan.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi logistisc chain.
3. Untuk mengetahui kerugian dan keuntungan menggunakan kapal mega container.
4. Untuk implikasi dari bencana tenggelamnya kapal tanker prestige dan efeknya
terhadap industri pelayaran terutama industri kapal tanker.
5. Untuk mengetahui kriteria pemilihan suatu pelabuhan sebagai sarana investasi
c. Metode Penulisan
Adapun dalam membuat makalah ini adalah penulis mencari bahan tertulis seperti
buku, makalah, jurnal mengenai bulk carrier serta mencari dari sumber media online seperti
wikipedia maupun situs-situs terkait
TUGAS UAS MANAJEMEN TRANSPORTASI LAUT DAN PELABUHAN
Kelompok 4 |
Jurusan Teknik
Perkapalan
7
BAB II
PEMBAHASAN I
Inti Masalah
Pada soal pertama permasalahan yang ada adalah mengenai logistic chain yang sangat
berpengaruh terhadap efisiensi dari suatu kapal. Permasalahan tersebut dapat kita kutip dari
pernyataan1 “ Saat ini total cost dari rantai logistic (logistic chain) sudah menurun selama 10
tahun belakangan ini namun mereka belum sepakat dari rantai logistic mana yang inovatif
dan berpengaruh dalam penurunan biaya tersebut”. Dapat kita petik suatu analisis bahwa
logistic chain sangat memberikan pengaruh terhadap efisiensi tersebut namun mereka belum
mengetahui ataupun belum sepakat tentang bagian mana dari seluruh logistic chain yang
paling mempengaruhi penurunan biaya.
Berdasarkan hasil diskusi kelompok kami bahwa untuk mengetahui logistic chain
yang berpengaruh maka kita harus mengetahui keseluruhan biaya-biaya yang dikeluarkan
selama logistic chain.
Analisis Biaya Pelabuhan
Evaluasi ekonomi biasanya dikemal dengan suatu analisa keuntungan biaya,
walaupun analisa ini juga dapat diterapkan secara cermat kepada evaluasi keuangan. Terdapat
hubungan invesrasi terhadap segi-segi finansial dengan tujuan agar hasilnya dapat mencapai
suatu tingkat keuntungan maksimum. Apabila kita berbicara mengenai segi operasional,
pengusaha pelabuhan harus menyediakan prasarana yang diperlukan bagi kapal dan barang
yaitu guna mendukung kelancaran arus. Penyediaan fasilitas pelabuhan yang berlebihan akan
menguntungkan pemakai jasa, tetapi dilain pihak memberatkan pengusaha pelabuhan.
sebaliknya penyediaan fasilitas yang kurang akan menguntungkan pengusahaan pelabuhan,
tetapi merugikan pemakai jasa, kurang melancarkan arus barang dan kapal sehingga akan
mengakibatkan tidak dapat mendukung pengembangan sektor-sektor ekonomi, yang pada
akhirnya akan merugikan masyarakat secara keseluruhan. Hal ini akan berakibat secara
panjang apabila tidak ada penyeimbangan yang baik antara kepentingan pengusahaan
pelabuhan maupun bagi kepentingan pemakai jasa.
1 Sumber : Soal UAS Manajemen Transportasi Laut dan Pelabuhan 2010
TUGAS UAS MANAJEMEN TRANSPORTASI LAUT DAN PELABUHAN
Kelompok 4 |
Jurusan Teknik
Perkapalan
8
Bagan 12 Perbandingan Efisiensi Antar Pelabuhan di Asia Tenggara
Dalam menilai hubungan masalah operasional dengan investasi maka perlu
mendapatkan suatu cara yang dapat mengukur kegiatan-kegiatan yang dilakukan di dalam
mengusahakan pelabuhan tersebut. Untuk mengetahui total cost dari logistic chain maupun
tingkat efisiensi dari biaya pada suatu pelabuhan maka kita harus mengetahui biaya-biaya apa
saja yang di keluarkan ketika logistic chain.
Berikut ini beberapa biaya yang di keluarkan di pelabuhan, diantara lain :
1. Total ships turn around time
Merupakan jumlah waktu yang diperlukan antara kedatangan sampai keberangkatan.
Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi Total ship turn around time yakni:
Ship waiting time, merupakan waktu yang dibutuhkan antara kedatangan sampai
dengan saat kapal dapat merapat di dermaga.
Service Time, merupakan jumlah waktu kapal selama di dermaga. Service time sesuai
dengan hasil operasionalnya dapat dibagi dalam :
1. Waktu didalam jam kerja.
2. Waktu di luar jam kerja.
3. Waktu hilang (lost time), kelambatan waktu dalam jam kerja.
2 Sumber OSRA 2001
TUGAS UAS MANAJEMEN TRANSPORTASI LAUT DAN PELABUHAN
Kelompok 4 |
Jurusan Teknik
Perkapalan
9
Ship‟s produktivity merupakan jumlah ton barang atau rata-rata barang tiap jam yang
dapat diselesaikan pada saat bongkar muat barang.
Produktivitas ini di bagi menjadi beberapa bagian :
1. Jumlah ton tiap jam dalam keadaan bongkar muat barang pada saat kapal
merapat ditambatan.
2. Jumlah ton tiap jam kapal di pelabuhan.
3. Jumlah ton barang yang dapat di bongkar/dimuat rata-rata tiap gang.
4. Tonasi rata-rata kapal yang dibongkar/muat.
Berth Occupancy Rate (BOR) yaitu presentase penggunaan dermaga oleh kapal.
Perhitungan biasanya didasarkan atas perbandingan jumlah jam merapat kapal
terhadap jumlah jam penggunaan dermaga.
Hasil operasional ini dapat di klasifikasikan sebagai berikut :
1. Jumlah jam yang diperlukan kapal sesungguhnya dalam jam kerja.
2. Jumlah jam kapal merapat diluar jam kerja.
Berth Troughput, yaitu jumlah ton jenis barang yang dibongkar/ dimuat pada tiap
meter dermaga rata-rata.
1. Jumlah ton barang yang di bongkar/dimuat di dermaga.
2. Jumlah ton barang yang di bongkar/dimuat diukur tiap meter dermaga rata-
rata.
3. Jumlah ton barang langsung keluar/masuk di dermaga.
Storage Occupancy Rate (SOR), yaitu presentase jumlah ton barang didalam gudang
terhadap kapasitas ton barang.
Storage capacity (SC), yaitu daya muat dihitung dalam ton barang untuk gudang
tertutup/terbuka dan lapangan penumpukan.
Biaya tenaga kerja untuk melaksanakan bongkar muat tiap ton barang.
TUGAS UAS MANAJEMEN TRANSPORTASI LAUT DAN PELABUHAN
Kelompok 4 |
Jurusan Teknik
Perkapalan
10
Bagan 2 Biaya tidak resmi kapal masuk - keluar di pelabuhan tanjung priok3
Setelah kita mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi dari suatu
pelabuhan maka dapat kita analisa secara rinci sejauh mana hal tersebut dapat berpengaruh
terhadap kinerja dari suatu pelabuhan.
Efisiensi suatu pelabuhan dapat dilihat kedalam dua sudut pandang
1. Port as an operating sub system, merupakan gambaran lengkap tentang berfungsi atau
tidaknya suatu sistem angkutan nasional maupun internasional, hal ini dapat dirinci
sebagai berikut :
a) Organization and Management Structure
Cara bagaimana sesuatu masalah dapat diputuskan
Organisasi antar bagian
Hubungan pelabuhan terhadap pemerintah
Pengaturan ketenaga kerjaan
b) Physical Structure
Kedalaman alur pelayaran, kolam pelabuhan dalam
Alat bantu navigasi, kapal tunda
Penggunaan dermaga
Peralatan
3 Sumber: Gatra, juni 2005
TUGAS UAS MANAJEMEN TRANSPORTASI LAUT DAN PELABUHAN
Kelompok 4 |
Jurusan Teknik
Perkapalan
11
Ruang penyimpanan, gudang , gudang terbuka
Hubungan dengan angkutan pedalaman
c) Operational Structure
Gerakan kapal-kapal (Ship movement, arrival queuing, turn around
time)
Gerakan Muatan (cargo movement generation, consolidation, handing)
Penyediaan tenaga kerja
Peraturan yang mengatur hubungan kerja antara pihak-pihak yang
melaksanakan
d) Pengaturan pada penawaran jasa yang dijual (Financial strucutre, port charge,
tariffs, pricing).
e) Kebijaksanaan Investasi
Analisis terhadap waktu tunggu kapal
Bagan 3 Jumlah kapal yang masuk dan keluar pelabuhan di pelabuhan Tanjung Emas4
Waiting Time (WT) adalah waktu tunggu yang dikeluarkan oleh Kapal untuk menjalani
proses kegiatan di dalam area perairan Pelabuhan, bertujuan untuk mendapatkan pelayanan
sandar di Pelabuhan atau Dermaga, guna melakukan kegiatan bongkar dan muat barang di
suatu Pelabuhan. Grafik tersebut menggambarkan arus kedatangan peti kemas di pelabuhan
tanjung emas pada periode 1995 – 2005. Melalui grafik tersebut dapat kita jabarkan bahwa
sangat berpengaruh ketersediaan sarana dan prasarana di pelabuhan tersebut. Hal tersebut
4 Sumber : Departemen Perhubungan
TUGAS UAS MANAJEMEN TRANSPORTASI LAUT DAN PELABUHAN
Kelompok 4 |
Jurusan Teknik
Perkapalan
12
akan berpengaruh langsung terhadap kinerja dari pelabuhan. apabila kinerja pelabuhan tidak
optimal maka akan berdampak langsung terhadap pelayanan di lapangan yang nantinya akan
mengindikasi terhadap permasalahan baru yakni waktu tunggu kapal. Waktu tunggu kapal
yang semakin tinggi akan berpengaruh terhadap ekonomi biaya yang tinggi dan nantinya
akan berpengaruh terhadap ketidakefisiensi dari suatu pelabuhan. hal ini akan merugikan
pihak seperti ship owner.
Faktor Penghambat Kinerja Pelabuhan
Ada beberapa faktor yang bersama - sama menghambat kinerja sistem Pelabuhan
Komersial Indonesia, sebagai berikut :
1. Batasan-Batasan Geografis.
Kedalaman Pelabuhan tampaknya menjadi masalah besar di hampir setiap Pelabuhan di
Indonesia. Indonesia memiliki Pelabuhan - Pelabuhan perairan dalam alami yang sangat
sedikit dan sistem sungai yang rentan terhadap pendangkalan parah yang membatasi
kedalaman Pelabuhan. Apabila pengerukan tidak dapat dilakukan, seperti yang terjadi dengan
Pelabuhan sungai Samarinda, Kapal seringkali harus menunggu kedalaman Pelabuhan
tampaknya menjadi masalah besar di hampir setiap Pelabuhan di Indonesia. Indonesia
memiliki Pelabuhan - Pelabuhan perairan dalam alami yang sangat sedikit dan sistem sungai
yang rentan terhadap pendangkalan parah yang membatasi kedalaman Pelabuhan
Apabila pengerukan tidak dapat dilakukan, seperti yang terjadi dengan Pelabuhan sungai
Samarinda, Kapal seringkali harus menunggu sampai air pasang sebelum memasuki
Pelabuhan, yang menyebabkan lebih banyak waktu non-aktif bagi kapal. Geografi fisik
terutama membatasi bagi Pelabuhan - Pelabuhan Indonesia di pantai utara Jawa, yang
melayani wilayah paling padat penduduk dan wilayah dengan tingkat industri tertinggi di
Indonesia.
Hal ini disebabkan oleh tanah pesisir/dasar laut yang sangat aluvial dan tidak stabil,
ditambah dengan perairan-perairan pantai yang dangkal. Pelabuhan Semarang, Pelabuhan
utama untuk Jawa Tengah, terutama bermasalah dalam hal Rob, hal ini dikarenakan semakin
tingginya tingkat abrasi pantai sehingga setiap kali air pasang naik, banyak kawasan
TUGAS UAS MANAJEMEN TRANSPORTASI LAUT DAN PELABUHAN
Kelompok 4 |
Jurusan Teknik
Perkapalan
13
Pelabuhan yang terendam air. Kenaikan air mencapai 7-12 cm pertahun dan sebagian besar
Pelabuhan terkena dampaknya. Butuh waktu lama untuk mengatasi masalah tersebut.
2. Masalah Tenaga Kerja.
Waktu non-aktif yang dibahas di atas sebagian disebabkan oleh cara pemanfaatan
tenaga kerja di Pelabuhan yang secara efektif melembagakan penggunaan fasilitas Pelabuhan
secara tidak efisien dan membatasi kemungkinan - kemungkinan peningkatan efisiensi. Di
banyak Pelabuhan, hanya tersedia satu giliran tenaga kerja dan peluang untuk lembur
dibatasi. Untuk Pelabuhan - Pelabuhan yang dimaksudkan untuk beroperasi selama 24 jam, 6
jam dari setiap 24 jam terbuang karena waktu - waktu istirahat yang kaku dan tidak digilir
untuk memastikan pelayanan Kapal secara berkesinambungan5
3. Kurangnya Keamanan.
Pengiriman Cargo dari Indonesia biasanya menarik premi asuransi 30-40 % lebih
tinggi dari kargo yang berasal dari Singapura. Hal ini disebabkan tidak hanya oleh
perampokan di laut, tetapi juga oleh kegiatan di Pelabuhan yang dilakukan kelompok
kelompok kejahatan terorganisir, pencurian umum dan pencurian kecil (pilferage) sekaligus
pemogokan dan penghentian kerja. Seperti disebutkan selanjutnya, Pelabuhan-Pelabuhan
utama yang terlibat dalam ekspor-impor sekarang harus memperbaiki keamanannya untuk
memenuhi persyaratan keamanan Internasional. Didalam industri pelabuhan sangat perlu
penilaian terhadap penggunaan efektif dari suatu investasi ditinjau dari segi perkiraan operasi
di masa yang akan datang. Efisiensi ini menyangkut penggunaan dari alur pelayaran,
dermaga, kecepatan bongkar muat, penyimpanan, jalan maupun lingkungan itu sendiri.
Penilaiaan ini merupakan analisa yang membandingkan suatu prestasi unit kerja dengan
kapasitas investasi terpasang padanya.
Dalam investasi dalam industri pelayaran maupun pelabuhan maka harus di
pertimbangkan hal-hal seperti teknis dan teknologi yaitu baik ukuran besar kapal yang akan
ditampung maupun penerapan sistem yang dipakai atau batas ekonomis yakni besarnya dana
yang tersedia.
5 Sumber : (Nathan Associates 2001).
TUGAS UAS MANAJEMEN TRANSPORTASI LAUT DAN PELABUHAN
Kelompok 4 |
Jurusan Teknik
Perkapalan
14
5. Kurangnya Sarana dan Prasarana Pelabuhan.
Banyak Pelabuhan regional kekurangan sarana Petikemas, yang mengharuskan Di
Pelabuhan Tanjung Emas semarang Perusahaan - Perusahaan Pelayaran untuk menggunakan
peralatan sendiri, baik yang berada di Kapal maupun yang disimpan di Pelabuhan. Hanya 16
dari 111 Pelabuhan yang mempunyai penanganan Petikemas jenis tertentu. Akhir-akhir ini
terdapat keterlambatan pelayaran yang lama di Pelabuhan-Pelabuhan tertentu, terutama pada
Pelabuhan Panjang di Lampung dan Pelabuhan Belawan di Sumatra Utara, yang disebabkan
oleh rusaknya peralatan sisi-Pelabuhan utama (seperti derek jembatan) dan keterlambatan
dalam mendapatkan suku cadang pengganti. Kekurangan tempat untuk penyimpanan dan
pengisian Petikemas adalah masalah lain yang dihadapi sebagian besar Pelabuhan Indonesia.
Hal ini seringkali mengharuskan pemakaian armada truk putar untuk mengantar kargo
langsung kepada pelanggan atau pos pengangkutan Petikemas container freight station (CFS)
langsung dari Kapal yang menyebabkan lebih banyak keterlambatan, kemacetan Pelabuhan
yang lebih parah (baik di sisi darat maupun laut) dan biaya penanganan yang lebih
meningkat6.
Hampir semua Pelabuhan besar Indonesia berlokasi dekat dengan daerah – daerah
perkotaan besar yang aksesnya melalui jalan - jalan raya kota yang padat. Masalah kemacetan
demikian seringkali diperparah oleh kedatangan Kapal penumpang, karena hanya beberapa
Pelabuhan regional yang memiliki sarana terpisah untuk Kapal barang dan penumpang. Di
Pelabuhan-Pelabuhan dengan tingkat okupansi tambatan Kapal yang tinggi, kehadiran Kapal
penumpang dan barang yang bersamaan menyebabkan lebih banyak keterlambatan, dan
memperlama waktu persiapan perjalanan pulang Kapal barang.
6. Faktor Alam.
Selain beberapa faktor diatas yang menjadi penyebab buruknya kinerja di Pelabuhan ada
hal lain yang juga turut mempersulit kinerja Pelabuhan adalah masalah keadaan alam yang
kurang bersahabat misalnya terjadinya hujan deras disertai badai, sehingga Kapal tidak bisa
merapat di Dermaga untuk melakukan kegiatan Bongkar dan muat barang, begitu juga
sebaliknya operator sedikit lebih terganggu dalam melakukan aktivitasnya. Salah satu biaya
yang paling menentukan dalam menentukan daya saing ekspor internasional dan terkait
6 Sumber : Carana, 2004
TUGAS UAS MANAJEMEN TRANSPORTASI LAUT DAN PELABUHAN
Kelompok 4 |
Jurusan Teknik
Perkapalan
15
dengan investasi adalah kinerja dari suatu pelabuhan.adapun biaya yang terkait kedalam
biaya operasional pelabuhan adalah biaya langsung maupun tidak langsung pelabuhan. Biaya
pelabuhan Indonesia merupakan biaya termahal di dunia7. Melambungnya biaya tersebut
merupakan akibat dari banyaknya pungutan liar yang ada di pelabuhan di Indonesia. Produk
dalam negeri yang akan diekspor mengalami pembengkakan biaya sehingga harga di pasaran
international lebih tinggi dibandingkan produk-produk di pasar international. Untuk produk
impor, pengusaha asing terbebani biaya mahal akibatnya muncul masalah karena daya beli
masyarakat rendah. Biaya logistik di dalam negeri masih lebih tinggi 2-3 kali lipat
dibandingkan dengan negara pesaing sehingga menyebabkan produk ekspor Indonesia kalah
bersaing.
Analisis Inti Masalah
Adapun berdasarkan analisa kelompok terdapat beberapa faktor penggerak utama
yang sangat mempengaruhi logistic chain pada suatu pelabuhan.
Kemungkinan penghematan biaya transport. Penghematan ini berasal dari pemakaian
kapal yang mengangkut barang dengan biaya yang lebih rendah per ton (contoh :
kapal-kapal besar atau kapal modern)
Penurunan lama waktu kapal di pelabuhan. Penurunan waktu ini merupakan
keuntungan paling besar dan penting karena dapat memperkirakan baik waktu tunggu
kapal dan waktu sandar kapal didermaga. Keuntungan ini sering bertambah tetapi
sering kali pemanfaatannya hanya dirasakan oleh pemilik kapal asing. Keuntungan ini
dapat juga dijadikan standar penilaian. Hal tersebut akan berpengaruh pada ekonomi
nasional dalam jangka panjang seperti misalnya melalui tingkat waktu tunggu kapal
yang lebih rendah.
Pengurangan aktivitas bongkar muat diatas kapal atau dipelabuhan akan membantu
pengelolaan modal tidak terpusat pada penanganan barang sehingga secara tidak
langsung memberikan keuntungan finansial pada negara sebagai suatu kesatuan.
Penghematan biaya transport dari jalur baru muatan barang ke dan dari lokasi
terpencil, berkenaan dengan pemotongan jalur transportasi antar daerah oleh fasilitas
pelabuhan baru.
7 Sumber www.tempointeraktif.com
TUGAS UAS MANAJEMEN TRANSPORTASI LAUT DAN PELABUHAN
Kelompok 4 |
Jurusan Teknik
Perkapalan
16
Keuntungan pelaksanaan peningkatan eksport didapatkan melalui cara seperti :
penyediaan fasilitas kapal besar general cargo. Hal demikian akan mengakibatkan
rendahnya biaya transport dan bersaingnya harga komoditi ekspor sebagai contoh
nyata di ilustrasikan sebagai berikut : fasilitas baru dapat mendorong kenaikan eksport
suatu komoditi dari satu juta ke dua juta ton tiap tahun dan pada saat yang sama akan
mengurang biaya transport. Penghematan biaya transport pada satu juta pertama dan
keuntungan penjualan dari satu juta tambahan yang sama termasuk keuntungan
ekonomi.
TUGAS UAS MANAJEMEN TRANSPORTASI LAUT DAN PELABUHAN
Kelompok 4 |
Jurusan Teknik
Perkapalan
17
BAB III
PEMBAHASAN 2
Inti Masalah
Inti masalah yang di bahas pada soal nomor 2 adalah mengenai pembuatan kapal
mega container. Pembuatan kapal jenis ini jelas sangat memberikan pengaruh terhadap
perusahaan pelayaran maupun pelabuhan yang terkait didalamnya. Adapun inti dari
permasalahan yang ada pada soal ini adalah mengenai tingkat kefektifan serta efisiensi dari
kapal mega container tersebut. Permasalahan lain yang timbul juga mengenai investasi
pelabuhan dan pelayaran.
Analisis Terhadap Investasi
Sudut pandang investasi pelabuhan dan pelayaran untuk pengembangan kapal peti
kemas besar, antara lain:
1. Membutuhkan modal besar untuk memulai
2. Membutuhkan sumber daya manusia dan manajemen yang terkontrol
3. Pelabuhan yang dikunjungi kapal pengangkut petikemas lebih sedikit
4. Penguasaan pangsa pasar oleh perusahaan raksasa
Contoh Perusahaan
Berikut ini adalah salah satu contoh perusahaan dalam pengembangan investasi
pelabuhan dan pelayaran, bisa di lihat sebagai berikut:
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) gencar melakukan penambahan fasilitas
pelabuhan dan beli alat dengan menyiapkan investasi senilai Rp. 3,7 triliun. Dana itu akan
dialokasikan untuk mempercepat pelayanan kapal dan barang pada sejumlah pelabuhan
tersibuk di kawasan Sumatera bagian utara dan timur yang dikelola oleh BUMN tersebut8.
8 Sumber : Kompas
TUGAS UAS MANAJEMEN TRANSPORTASI LAUT DAN PELABUHAN
Kelompok 4 |
Jurusan Teknik
Perkapalan
18
Investasi sebesar itu telah dianggarkan pada 2010 sebesar Rp. 1,9 triliun dan 2011
sebesar 1,8 triliun guna mendongkrak produktivitas bongkar muat, agar dapat mempercepat
pelayanan kapal dan barang di pelabuhan. Penambahan fasilitas pelabuhan dan pengadaan
alat itu diharapkan mampu memicu efisiensi dalam menangani kegiatan logistic di pelabuhan.
Untuk anggaran 2010 Perseroan sudah memesan dari China sebanyak dua unit container
crane (CC) senilai US$ 15 juta dan lima unit rubber tyred gantry crane (RTG) senilai US$ 10
juta, yang diharapkan paling lambat pada juli 2010 sudah dapat dioperasikan. Untuk tahun
anggaran 2010, Pelindo sudah memesan tiga unit CC dan 10 RTG yang direncanakan
beroperasi pada oktober 2011.
Semua alat bongkar muat peti kemas itu dipersiapkan untuk dioperasikan di terminal
peti kemasn Belawan International Container Terminal (BICT). Jadi, nantinya alat yang
beroperasi di BICT akan dilayani semuanya dengan menggunakan alat baru dengan lima unit
CC dan 15 RTG. Alat bongkar muat yang lama sebanyak lima unit CC dan 10 unit RTG akan
dipindahkan pengoperasiannya untuk melayani kapal peti kemas domestik di terminal peti
kemas antarpulau Pelabuhan Belawan. Dengan kata lain, terminal peti kemas domestik akan
mendapat tambahan alat untuk mencegah terjadinya antrean kapal peti kemas domestik yang
selama ini sering terjadi akibat keterbatasan dan kerusakan alat.
Kapal peti kemas adalah kapal yang khusus digunakan untuk mengangkut peti
kemas yang standar. Memiliki rongga (cells) untuk menyimpan peti kemas ukuran standar.
Peti kemas diangkat ke atas kapal di terminal peti kemas dengan menggunakan keran/derek
khusus yang dapat dilakukan dengan cepat, baik derek-derek yang berada di dermaga,
maupun derek yang berada di kapal itu sendiri.
Kita bisa melihat perbedaan kapal peti kemas konvensional dari segi ukuran. Kapal
peti kemas konvensional adalah kapal peti kemas yang memiliki bentuk bangun sederhana,
memuat barang-barang pada peti kemas yang sederhana. Dari segi ukuran, kapal peti kemas
konvensional memiliki ukuran lebih kecil daripada kapal peti kemas modern.
Kapal – kapal pengangkut peti kemas berukuran besar lazimnya tidak singgah pada
pelabuhan yang tidak memiliki fasilitas - fasilitas khusus penanganan peti kemas sesuai
dengan tingkat pelayanan, oleh karena itu untuk dapat disinggahi oleh kapal – kapal peti
kemas, maka pelabuhan harus melakukan investasi pengadaan terminal khusus peti kemas.