Kata Pengantar Sesuai dengan namanya Sentra Pengembangan Agribisnis Terpadu (SPAT) merupakan puncak aktivitas bisnis pertanian, media untuk memposisikan para petani dan kelompok uasaha kecil untuk langsung bereinteraksi pasar. Pengembangan agrobisnis terpadu (SPAT) tidak lepas dari adanya surat keputusan Departemen Pertanian No. K/LP.610/V/2001 tentang pengakuan SPAT sebagai salah satu P4S (pusat pelatian pelatihan dan perdesaan swadaya). SPAT ditunjuk sebagai salah satu lembaga pelatihan pertanian dan perdesaan dangan konsep keterpanduan mulai dari hulu hingga hilir. Pada tahun 1996, unggul abinowo ditunjuk sebagai salah satu pemuda pelopor tingkat nasianal. Kenudian tahun 2004, SPAT mendapatkan sertifikat mutu yakni HSCCP (hazard analysis and critical control point) dari PT Mutu Agung Lestari dan setifikat halal dari MUI. pada tahun 2006 SPAT juga mendapatkan penghargaan sebagai pelaku usaha (UKM) yang menerapkan sistam jaminan mutu dari mentri pertanian. Untuk produk, salah satu produk olahan dari ubi jalar (bakpao telo) mendapatkan penghargaan sebagai produk inovasi makanan terbaik dalam pemeran SMEsCO tahun 2006. Di mata petani metode pendidikan ataupun pelatihan yang diberikan oleh unggul adalah sosok petani modern, kaya, dan dermawan. Ia juga terjun ke lapangan memberikan contoh. “Ia tak segan-segan menunjukkan cara memupuk yang benar,” ujar Suwari, salah seorang petani binaan SPAT. Suwari mengaku banyak mencatat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Kata Pengantar
Sesuai dengan namanya Sentra Pengembangan Agribisnis Terpadu (SPAT) merupakan
puncak aktivitas bisnis pertanian, media untuk memposisikan para petani dan kelompok uasaha
kecil untuk langsung bereinteraksi pasar. Pengembangan agrobisnis terpadu (SPAT) tidak lepas
dari adanya surat keputusan Departemen Pertanian No. K/LP.610/V/2001 tentang pengakuan
SPAT sebagai salah satu P4S (pusat pelatian pelatihan dan perdesaan swadaya). SPAT ditunjuk
sebagai salah satu lembaga pelatihan pertanian dan perdesaan dangan konsep keterpanduan
mulai dari hulu hingga hilir.
Pada tahun 1996, unggul abinowo ditunjuk sebagai salah satu pemuda pelopor tingkat
nasianal. Kenudian tahun 2004, SPAT mendapatkan sertifikat mutu yakni HSCCP (hazard
analysis and critical control point) dari PT Mutu Agung Lestari dan setifikat halal dari MUI.
pada tahun 2006 SPAT juga mendapatkan penghargaan sebagai pelaku usaha (UKM) yang
menerapkan sistam jaminan mutu dari mentri pertanian. Untuk produk, salah satu produk olahan
dari ubi jalar (bakpao telo) mendapatkan penghargaan sebagai produk inovasi makanan terbaik
dalam pemeran SMEsCO tahun 2006.
Di mata petani metode pendidikan ataupun pelatihan yang diberikan oleh unggul adalah
sosok petani modern, kaya, dan dermawan. Ia juga terjun ke lapangan memberikan contoh. “Ia
tak segan-segan menunjukkan cara memupuk yang benar,” ujar Suwari, salah seorang petani
binaan SPAT. Suwari mengaku banyak mencatat kemajuan setelah mengikuti saran Unggul
untuk menanam ubi. Selain mendapat bantuan berupa bibit dan pupuk, saat panen ia tak perlu
susah payah mencari pembeli. “Saya langsung setor ke Pak Unggul,” ujarnya. Yang lebih
penting, unggul adalah orang yang bisa dipercaya. “Saya tak pernah dibohongi, terutama soal
harga jual,” kata ayah empat anak ini.
BAB.IPedahuluan
1.1 Latar belakang
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah, ekonomi daerah perlu ditingkatkan dengan lebih memperhatikan aspek-
aspek hubungan antar susunan pemerintahan dan antar pemerintah daerah, potensi dan
keanekaragaman daerah, peluang dan persaingan global, dengan memberikan peluang yang
seluas-luasnya kepada daerah disertai dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan
otonomi daerah dalam kesatuan system penyelenggaraan pemerintah. Di mana pemerintah
menurut asas otonomi khusus diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat.
Pembangunan pertanian merupakan bagian dari pembangunan ekonomi nasional yang
bertumpu pada upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan dan makmur
seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945. Karena itu pembangunan
pertanian sebagaimana pembangunan perekonomian nasional harus dilakukan dengan
memberdayakan potensi sumberdaya ekonomi dalam negeri yang dimiliki, serta memperhatikan
perkembangan ekonomi dunia yang terus berkembang secara dinamis.
Basis kekuatan ekonomi nasional berada dipedesaan. kekayaan agraris di Indonesia
berupa pertanian harus tetap dijaga. Sesuai dengan namanya Sentra Pengembangan Agrobisnis
Terpadu (SPAT) merupakan puncak aktivitas bisnis pertanian, media untuk memposisikan para
petani dan kelompok uasaha kecil untuk langsung bereinteraksi pasar.
Di SPAT ini menyajikan Bakpao Telo sebagai produk unggulan untuk menarik minat beli
konsumen. Bakpao Telo adalah bakpao yang berbahan dasar ubi jalar yang kemudian
dihancurkan menjadi tepung ubi jalar. Untuk tetap mempertahankan minat beli terhadap Bakpao
Telo, manajemen harus mengantisipasi strategi pemasaran dengan mempertahankan kepuasan
konsumen. Kunci utama untuk memenangkan persaingan adalah memberi nilai dan kepuasan
kepada konsumen melalui penyampaian produk dan jasa yang berkualitas dengan harga bersaing.
Atribut Bakpao Telo adalah unsur-unsur Bakpao Telo yang dipandang penting oleh konsumen
dan dijadikan dasar pengembangan keputusan pembelian.
1.2 Perumusan Masalah
a. Bagaimana caranya mengembangkan usaha agroindusrtri?
b. Seberapa pentingkah agroindustri untuk dikembangkan?
1.3 Tujuan Program
Tujuan program ini untuk mengetahui cara pengembangan agroindustri yang mana
ditempat kita sangat banyak sekali tanaman yang belum di jadikan bahan usaha untuk
agroindustri. Kemudian dengan ini kita bisa mengetahui seberapa pentingkah usaha
agroindustri ini dikembangkan di prusahaan bakpao telo ini.
1.4 Luaran yang diharapkan
Dengan adanya praktik lapang yang dilakukan ke Sentra Pengembangan Agribisnis
Terpadu (SPAT)/bakpao telo. Jl. Raya Purwodadi No. 1 Kabupaten Pasuruan maka
diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan usaha agroindustri yang mana bahan-
bahan baku pertanian di Indonesia pada saat ini hanya langsung dimakan atau digunakan
tanpa olahan yang mana nanti bisa bertahan lama.
BAB 2LANDASAN TEORI
Terbentuknya sentral pembangunan agrobisnis terpadu (SPAT)BAKPAO TELO DAN
AGROINDUSTRI
Terbentuknya sentral pembangunan agrobisnis terpadu (SPAT) sebagai perwujutan
amplikasi konsep pertanian terpadu (intergral farming) melalui proses perkumpulan yang cukup
panjang dalam dunia pertanian. Berangkat dari keprihatinan yang dirasakan seorang unggul
abinowa, sarjana lulusan unibra 1985 yang telah mengeluti aktivitas bercocok tanam sejak
semasa kuliah dan mengamati ketidakadilan yang di terima para petani. Sehingga mengantarkan
tekatnya menerapkan konsep pertanian di desa parelegi, kecamatan purwodadi, kabupaten
pasuruan.
Kebun terpadu yang telah dikembangkan oleh pak. Unggul Abinowo sejak 17 tahu lebih
dinyatakan tempat pertama sebagai sentra pengembangan agrobisnis terpadu (SPAT-Purwodadi).
Ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Menpora Agung Laksono pada prasasti batu
onyx pada tanggal 16 april 1999.
Dalam kiprah awalnya (SPAT-Purwodadi) mengadakan kegiatan bersama dengan
beberapa lembaga mengadakan seminar nasional agrobisnia, dilasanakan pada tanggal 27
aktomber 1997 di Pondok Pesantren Ab-Nur Bululawang Malang. Acara ini di buka mempora
Hayono Ismam. Dilanjutkan dengan sarasehan pemuda pelopor tingkat nasional dilaksanakan
pada tanggal 29 oktomber 1997 dengan hasil terbentunya satuan pelaksana tugas pusat
(BP3D)/Brigade Pemuda Pelopor Pembangunan Desa. (SPAT-Purwodadi) mencoba untuk
memfasilitasi kegiatan kepemudaan pada tanggal 16 april 1998 dalam acara temu wicara pondok
pesantren sejawa timur. Hasilnyapun cukup menggembirakan, di antaranyan diterapkan beberapa
teknologi tepat guna karya nyata pemuda pelopor.
Diluar aktivitas formal tersebut (SPAT- Purwodadi) kerap mejadi tempat kegiatan yang
besifat masal. Banyak lembaga social atau lembaga profesi seperti aspeni-flora, penyuluan
terhadap para petani sejawa timur atau ibu-ibu yang dipandu oleh Ibu Pangdam V Brawijaya,
mengadakan pertemuan di (SPAT-Purwodadi).juga kunjungan mahasiswa dari bebagai peguruan
tinggi. Sedangkan kunjungan yang sangat berarti bagi (SPAT-Puwodadi) yaitu pada tanggal 4
juni 1998. dimana mentri pertanian ketika mengadakan kunjungan diknas ke malang iapun
menyempatkan diri berkunjung ke SPAT. Setelah kunjungan, SPAT mendapatkan SK sebagai
pusat pelatihan pertanian dan swadaya perdesaan (P4S) dari Badan Diklat Pertanian.
Pemuda pelopor tingkat nasional tahun 1996 ini banyak mengetahui ketidak adilan yang
diterima masyarakat kususnya kalangan petani. Pola-pola sentralisasi produk pertanian tertentu,
akibat kebijakan pemerintah yang menyababkan produk-produk hasil pertanian yang lainya tidak
berkembang dengan oktimal seperti program perberasan yang ahirnya memicu kerawanan
pangan pada saat harga pupuk melambung sementara harga jual tidak sepadan dengan hasil yang
diharapkan. Padahal potensi tanaman pangan selain beras di Indonesia sangatlah beragam,
namun akibat kebijakan tersebut potensi-potensi yang ada di wilayah atau daerah menjadi
terabaikan. Pak unggul abinowo yang juga seorang petani merasakan betul saat itu susahnya
menjadi petani di tengah-tangah keterpaksaan menanam komoditi tertentu yang tidak didukung
aspek penanganan paska panan serta pemanaran yang memadai.
Setra adalah sebagai pusat pemanduan potensi, aksi dan gerakan pemberdayaan
masyarakat. SPAT menjadi mediator masiarakat dengan menyediakan berbagai macam program.
Program ini merupakan komitmen dan didasarkan pada visi parapemuda pelopor tingkat
nasianal. Dalam visi tersebut disepakati bahwah kegiatan yang dilaksanakan akan senantiasa
mengapdikan diri dengan cara begerak di perdesaan dan bewawasan agrobisnis.
SPAT berdiri dengan mengembangkan usaha yang begerak dari hulu hingga hilir, dengan
mengambil produk tanaman ubi jalar/bakpao telo sebagai bahan baku utama. Pak unggul
abinowo mengangap ubi jalar adalah tanaman propektif karena telah banyak di kembangkan dan
digunakan sebagai produk olahan di Negara-negara maju. Disamping itu ubi jalar memiliki
keunggulan nutrisi yang tidak kalah dngan produk-produk pertanian lainyan. Pada saat itu ubi
jalar sebagai komoditi yang terpinggirkan juga memiliki nilai ekonomis yang rendah serta harga
yang murah.
AGROINDUSTRI
Agroindustri merupakan keputusan yang paling menentukan keberhasilan dan
keberlanjutan agroindustri yang akan dikembangkan. Pilihan tersebut ditentukan oleh
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada tiga komponen dasar agroindustri, yaitu
pengadaan bahan baku, pengolahan dan pemasaran. Pemasaran biasanya merupakan titik awal
dalam analisis proyek agroindustri. Analisis pemasaran mengkaji lingkungan eksternal atau
respon terhadap produk agroindustri yang akan ditetapkan dengan melakukan karakteristik
konsumen, pengaruh kebijaksanaan pemerintah dan pasar internasional. Kelangsungan
agroindustri ditentukan pula oleh kemampuan dalam pengadaan bahan baku. Tetapi pengadaan
bahan baku jangan sampai merupakan isu yang dominan sementara pemasaran dipandang
sebagai isu kedua, karena baik pemasaran maupun pengadaan bahan baku secara bersama
menentukan keberhasilan agroindustri. Tetapi karena pengkajian agronomi memerlukan waktu
dan sumberdaya yang cukup banyak maka identifikasi kebutuhan pasar sering dilakukan terlebih
dahulu. Alasan lain adalah karena lahan dapat digunakan untuk berbagai tanaman atau ternak,
sementara pengkajian pemasaran dapat memilih berbagai alternatif tanaman atau ternak.
Karakteristik agroindustri yang menonjol sebenarnya adalah adanya ketergantungan antar
elemen-elemen agroindustri, yaitu pengadaan bahan baku, pengolahan, dan pemasaran produk.
Agroindustri harus dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari empat keterkaitan sebagai
berikut: (a) Keterkaitan mata rantai produksi, adalah keterkaitan antara tahapan- tahapan
operasional mulai dari arus bahan baku pertanian sampai ke prosesing dan kemudian ke
konsumen. (b) Keterkaitan kebijaksanaan makro-mikro, adalah keterkaitan berupa pengaruh
kebijakan makro pemerintah terhadap kinerja agroindustri. (c) Keterkaitan kelembagaan, adalah
hubungan antar berbagai jenis organisasi yang beroperasi dan berinteraksi dengan mata rantai
produksi agroindustri. (d) Keterkaitan internasional, adalah kesaling ketergantungan antara pasar
nasional dan pasar internasional dimana agroindustri berfungsi. Pengelolaan agroindustri dapat
dikatakan unik, karena bahan bakunya yang berasal dari pertanian (tanaman, hewan, ikan)
mempunyai tiga karakteristik, yaitu musiman (seasonality), mudah rusak (perishabelity), dan
beragam (variability). Tiga karakteristik lainnya yang perlu mendapat perhatian adalah: Pertama,
karena komponen biaya bahan baku umumnya merupakan komponen terbesar dalam agroindustri
maka operasi mendatangkan bahan baku sangat menentukan operasi perusahaan agroindustri.
Ketidakpastian produksi pertanian dapat menyebabkan ketidakstabilan harga bahan baku
sehingga merumitkan pendanaan dan pengelolaan modal kerja. Kedua, karena banyak produk-
produk agroindustri merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi atau merupakan komoditas
penting bagi perekonomian suatu negara maka perhatian dan keterlibatan pemerintah dalam
kegiatan agroindustri sering terlalu tinggi. Ketiga, karena suatu produk agroindustri mungkin
diproduksi oleh beberapa negara maka agroindustrilokal terkait ke pasar internasional sebagai
pasar alternatif untuk bahan baku, impor bersaing, dan peluang ekspor. Fluktuasi harga
komoditas yang tinggi di pasar internasional memperbesar ketidakpastian finansial disisi input
dan output. Salah satu permasalahan yang timbul akibat sifat karakteristik bahan baku
agroindustri dari pertanian adalah tidak kontinyunya pasokan bahan baku, sehingga seringkali
terjadi kesenjangan antara ketersediaan bahan baku dengan produksi dalam kegiatan agroindustri
(idle investment). Sebagai salah satu contoh pada tahun 1986 dari 6 janis kegiatan agroindustri
terjadi idle investment sekitar 20–60 persen dengan urutan agroindustri adalah marganire,
minyak kelapa, makanan ternak, dan pengolahan ikan (Soekartawi, 1991).
Pemahaman tentang komponen-komponen pengolahan memerlukan pemahaman fungsi-
fungsinya. Dari segi teknis, tiga tujuan pengolahan agroindustri adalah merubah bahan baku
menjadi mudah diangkut, diterima konsumen, dan tahan lama. Fungsi pengolahan harus pula
dipahami sebagai kegiatan strategis yang menambah nilai dalam mata rantai produksi dan
menciptakan keunggulan kompetitif. Sasaran-sasaran ini dicapai dengan merancang dan
mengoperasikan kegiatan pengolahan yang hemat biaya atau dengan meragamkan produk.
Fungsi teknis pengolahan seharusnya dipandang dari perspektif strategis tersebut. Dengan
demikian manfaat agroindustri adalah
merubah bentuk dari satu jenis produk menjadi bentuk yang lain sesuai dengan keinginan
konsumen, terjadinya perubahan fungsi waktu, yang tadinya komoditas pertanian yang
perishable menjadi tahan disimpan lebih lama, dan meningkatkan kualitas dari produk itu sendiri,
sehingga meningkatkan harga dan nilai tambah. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh
Soekartawi (1991), bahwa agroindustri dapat meningkatkan nilai tambah, meningkatkan kualitas
hasil, meningkatkan penyerapan tenaga kerja, meningkatkan ketrampilan produsen, dan
meningkatkan pendapatan. Yang perlu diperhatikan adalah penyebaran marjin dari meningkatnya
nilai tambah tersebut antar mata rantai pemasaran. Untuk itu, diperlukan kebijaksanaan yang
dapat menditribusikan manfaat dari terjadinya peningkatan nilai tambah tersebut.
Agroindustri pengolahan hasil pertanian merupakan aktivitas yang merubah bentuk
produk pertanian segar dan asli menjadi bentuk yang berbeda sama sekali. Beberapa contoh
aktivitas pengolahan adalah penggilingan (milling), penepungan (powdering), ekstraksi dan
Http://Www. Google. Spat. Bakpao Telo Pak Unggul.Com / Nugroho Dewanto, Bibin Bintariadi (Pasuruan).Majalah Berita Mingguan TEMPO. 23/xxx/II. 04 Agustus 2003.