Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembelajaran kooperatif merupakan model mengajar yang mana siswa bekerja dalam suatu kelompok kecil dengan cara saling membantu satu sama lainnya dalam dunia pendidikan (Slavin, 1995:2). Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa kelompok atas akan menjadi tutor bagi siswa kelompok bawah, jadi memperoleh bantuan khusus dari teman sebaya, yang memiliki orientasi bahasa yang sama. Dalam proses tutorial ini, siswa kelompok atas akan meningkat kemampuan akademiknya karena memberi pelayanan sebagai tutor membutuhkan pemikiran lebih mendalam tentang hubungan ide-ide yang terdapat dalam materi tertentu. Tujuan penting lain dari pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan pada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Riset tentang pengaruh pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran telah banyak dilakukan oleh pakar pembelajaran maupun oleh para guru di sekolah. Dari 1
36

Makalah TGT Revisi Isi

Jan 21, 2016

Download

Documents

Model Pembelajaran
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah TGT Revisi Isi

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembelajaran kooperatif merupakan model mengajar yang mana siswa

bekerja dalam suatu kelompok kecil dengan cara saling membantu satu sama

lainnya dalam dunia pendidikan (Slavin, 1995:2). Beberapa ahli berpendapat

bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang

sulit. Pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa

kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama dalam

menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa kelompok atas akan menjadi tutor

bagi siswa kelompok bawah, jadi memperoleh bantuan khusus dari teman sebaya,

yang memiliki orientasi bahasa yang sama. Dalam proses tutorial ini, siswa

kelompok atas akan meningkat kemampuan akademiknya karena memberi

pelayanan sebagai tutor membutuhkan pemikiran lebih mendalam tentang

hubungan ide-ide yang terdapat dalam materi tertentu. Tujuan penting lain dari

pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan pada siswa keterampilan

kerjasama dan kolaborasi.

Riset tentang pengaruh pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran telah

banyak dilakukan oleh pakar pembelajaran maupun oleh para guru di sekolah.

Dari tinjuan psikologis, terdapat dasar teoritis yang kuat untuk memprediksi

bahwa model pembelajaran kooperatif yang menggunakan tujuan kelompok dan

tanggung jawab individual akan meningkatkan pencapaian prestasi siswa. Dua

teori utama yang mendukung pembelajaran kooperatif adalah teori motivasi dan

teori kognitif.

Menurut Slavin (2008), perspektif motivasional pada pembelajaran

kooperatif terutama memfokuskan pada penghargaan atau struktur tujuan di mana

para siswa bekerja. Deutsch (1949) dalam Slavin (2008) mengidentifikasikan tiga

struktur tujuan dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:

1. kooperatif, di mana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu memberi

konstribusi pada pencapaian tujuan anggota yang lain.

1

Page 2: Makalah TGT Revisi Isi

2. kompetitif, di mana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu

menghalangi pencapaian tujuan anggota lainnya.

3. individualistik, di mana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu tidak

memiliki konsenkuensi apa pun bagi pencapaian tujuan anggota lainnya.

Dari pespektif motivasional, struktur tujuan kooperatif menciptakan sebuah

situasi di mana satu-satunya cara anggota kelompok bisa meraih tujuan pribadi

mereka adalah jika kelompok mereka sukses. Oleh karena itu, mereka harus

membantu teman satu timnya untuk melakukan apa pun agar kelompok berhasil

dan mendorong anggota satu timnya untuk melakukan usaha maksimal.Sedangkan

dari perspektif teori kognitif, Slavin (2008) mengemukakan bahwa pembelajaran

kooperatif menekankan pada pengaruh dari kerja sama terhadap pencapaian tujuan

pembelajaran. Asumsi dasar dari teori pembangunan kognitif adalah bahwa

interaksi di antara para siswa berkaitan dengan tugas-tugas yang sesuai

mengingkatkan penguasaan mereka terhadap konsep kritik. Pengelompokan siswa

yang heterogen mendorong interaksi yang kritis dan saling mendukung bagi

pertumbuhan dan perkembangan pengetahuan atau kognitif. Penelitian psikologi

kognitif menemukan bahwa jika informasi ingin dipertahankan di dalam memori

dan berhubungan dengan informasi yang sudah ada di dalam memori, orang yang

belajar harus terlibat dalam semacam pengaturan kembali kognitif, atau elaborasi

dari materi. Salah satu cara elaborasi yang paling efektif adalah menjelaskan

materinya kepada orang lain.

Namun demikian, tidak ada satupun model pembelajaran yang cocok untuk

semua materi, situasi dan anak. Setiap model pembelajaran memiliki karakteristik

yang menjadi penekanan dalam proses implementasinya dan sangat mendukung

ketercapaian tujuan pembelajaran. Secara psikologis, lingkungan belajar yang

diciptakan guru dapat direspon beragama oleh siswa sesuai dengan modalitas

mereka. Dalam hal ini, pembelajaran kooperatif dengan teknik TGT, memiliki

keunggulan dan kelemahan dalam implementasinya terutama dalam hal

pencapaian hasil belajar dan efek psikologis bagi siswa.

2

Page 3: Makalah TGT Revisi Isi

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut :

Apakah pengertian dari model pembelajaran kooperatif ?

Apa sajakah karakteristik yang dimiliki model pembelajaran kooperatif ?

Apa sajakah jenis jenis model pembelajaran kooperatif ?

Bagaimanakah karakteristik dari model pembelajaran kooperatif Teams

Games Tournaments ( TGT)?

Bagaimanakah sintak pembelajaran dari model pembelajaran kooperatif

Teams Games Tournaments ( TGT)?

Bagaimanakah kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran kooperatif

tipe Teams Games Tournaments ( TGT) ?

C. TUJUAN

Mengetahui pengertian dari model pembelajaran kooperatif.

Mengetahui karakteristik yang dimiliki model pembelajaran kooperatif.

Mengetahui jenis jenis model pembelajaran kooperatif.

Mengetahui karakteristik dari model pembelajaran kooperatif Teams Games

Tournaments (TGT).

Mengetahui sintak pembelajaran dari model pembelajaran kooperatif Teams

Games Tournaments (TGT).

Mengetahui kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games Tournaments (TGT).

BAB II

3

Page 4: Makalah TGT Revisi Isi

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Model pembelajaran kooperatif (gotong royong) merupakan model

pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama

dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif

juga dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Belajar kooperatif lebih

dari sekedar belajar atau kerja kelompok, karena dalam belajar kooperatif ada

struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan

terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi

efektif diantara anggota kelompok .

Proses pembelajaran kooperatif yang saat ini banyak digunakan pada

proses pendidikan telah mematahkan paradigma lama mengenai prose

pembelajaran yang bersumber dari teori tabula rasa John Locke, di mana pikiran

seorang anak dianggap seperti kertas kosong yang siap menunggu coretan-coretan

dari gurunya.

Pembelajaran Kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang

dikembangkan dari teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif

untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional (Rustaman, dkk.

2003 : 206)

B. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Karakteristik pembelajaran kooperatif diantaranya :

Tanggung jawab individu, bahwa setiap individu dalam kelompok memiliki

tanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh

kelompok, sehingga keberhasilan kelompok sangat ditentukan oleh tanggung

jawab setiap anggota.

Keterampilan social, meliputi seluruh kehidupan social, kepekaan social dan

mendidik peserta didik untuk menumbuhkan pengekangan diri dan

pengarahan diri demi kepentingan kelompok. Keterampilan ini mengajarkan

peserta didik untuk belajar memberi dan menerima.

4

Page 5: Makalah TGT Revisi Isi

Ketergantungan yang positif, yakni sifat yang menunjukkan saling

ketergantungan satu sama lain didalam kelompok secara positif.

Group processing, proses perolehan jawaban permasalahan dikerjakan oleh

kelompok secara bersama-sama (Sugiharto. 2011).

Anggota – anggota dalam kelompok ditentukan secara heterogen

berdasarkan perbedaan yang ada dalam kelas tersebut, misalnya berdasarkan

kemampuan akademis, perbedaan suku, budaya, jenis kelamin, dan

sebagainya

Penghargaan kelompok, Sistem penghargaan yang berorientasi kepada

kelompok daripada individu.

C. JENIS-JENIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Jenis-jenis model pembelajaran Kooperatif antara lain :

1. Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Jigsaw

Model pembelajaran ini bertujuan memberi informasi akademik sederhana

pada kerjasama dalam kelompok. Model pembelajaran ini termasuk

pembelajaran koperatif dengan sintaks sepeerti berikut ini. Pengarahan,

informasi bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan bahan ajar (LKS)

yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan banyak siswa dalam

kelompok, tiap anggota kelompok bertugas membahas bagian tertentu, tiap

kelompok bahan belajar sama, buat kelompok ahli sesuai bagian bahan

ajar yang sama sehingga terjadi kerja sama dan diskusi, kembali ke

kelompok asal, pelaksnaa tutorial pada kelompok asal oleh anggotan

kelompok ahli, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.

2. Student Teams Achievement Division (STAD)

Model pembelajaran ini bertujuan member informasi akademik sederhana

pada kerjasama dalam kelompok dengan sintaks: pengarahan, buat

kelompok heterogen (4-5 orang), diskusikan bahan belajar-LKS-modul

secara kolabratif, sajian-presentasi kelompok sehingga terjadi diskusi

kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa atau

kelompok, umumkan rekor tim dan individual dan berikan reward. Siswa

5

Page 6: Makalah TGT Revisi Isi

dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai

menjelaskan anggota lain sampai mengerti.

3. Group Investigation

Group Investigation merupakan  salah satu bentuk model pembelajaran

kooperatif  yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk

mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui

bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat

mencari melalui internet.  Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam

menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi.

Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam

berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model

Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan

berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari

tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.

Dalam metode Group Investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu:

a. penelitian atau enquiri, yaitu proses dinamika siswa memberikan

respon terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut.

b. pengetahuan atau knowledge, yaitu pengalaman belajar yang diperoleh

siswa baik secara langsung maupun tidak langsung

c. dinamika kelompok atau the dynamic of the learning group,

menunjukkan suasana yang menggambarkan sekelompok saling

berinteraksi yang melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling

bertukar pengalaman melaui proses saling beragumentasi.

(Udin S. Winaputra, 2001:75)

4. Model pembelajaran pendekatan structural

Model ini bertujuan untuk memberikan informasi akademik sederhana

(tujuan kognitif) dan memberikan ketrampilan kelompok dan sosial (tujuan

sosial). Pada motode pembelajaran ini kelompok dibuat heterogen dengan

4-6 orang per kelompok. Tugas utama dari model ini adalah mengerjakan

tugas yang diberikan baik sosial maupun kognitif dan cara penilaiannya

pun bervariasi.

6

Page 7: Makalah TGT Revisi Isi

5. Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournaments )

Aktivitas pembelajaran kooperatif model TGT ini sebenarnya

merupakan pengembangan dari STAD. Tujuan utamanya adalah kerjasama

antar sesama anggota kelompok dalam suatu tim sebagai persiapan

menghadapi turnamen yang dipersiapkan antar kelompok dengan pola

permainan yang dirancang oleh guru. Dalam turnamen itu, siswa

bertanding mewakili timnya dengan anggota tim lain yang setara dalam

kinerja akademik mereka yang lalu.

Pertanggungjawaban individu dalam suatu tim tetap menjadi fokus

utama sebagai dukungan dari anggota terhadap keberhasilan kelompok.

Bila dibandingkan dengan STAD, terdapat perbedaan pada langkah ketiga

yaitu kuis diganti dengan turnamen antar kelompok, jenis turnamen

kompetisinya diatur oleh guru menurut kemampuan tim dan hasil undian.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran TGT :

1. Tahap penyajian kelas (class precentation),

2. Belajar dalam kelompok (teams),

3. Permainan (games),

4. Pertandingan (tournament), dan

5. Perhargaan kelompok (team recognition)

D. MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAMS, GAMES, AND

TOURNAMENT)

TGT adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang menempatkan

siswa dalam kelompok – kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang

siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang

berbeda.

Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model

pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan seluruh siswa tanpa

harus ada perbedaan status. Model pembelajaran ini melibatkan peran siswa

sebagai tutor sebaya,mengandung unsur permainan yang bisa menggairahkan

semangat belajar dan mengandung reinforcement. Aktivitas belajar dengan

7

Page 8: Makalah TGT Revisi Isi

permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT

memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan

tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

Guru menyajikan materi dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing

– masing. Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok.

Tugas yang diberikan dikerjakan  bersama – sama dengan anggota kelompoknya.

Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang

diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggungjawab untuk

memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan

tersebut kepada guru. Akhirnya untuk memastikan bahwa seluruh anggota

kelompok telah menguasai pelajaran, maka seluruh siswa akan diberikan

permainan akademik. Dalam permainan akademik siswa akan dibagi dalam   

meja – meja turnamen, dimana setiap meja turnamen terdiri dari 5 sampai 6 orang

yang merupakan wakil dari kelompoknya masing – masing. Dalam setiap meja

permainan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang

sama. Siswa dikelompokkan dalam satu meja turnamen secara homogen dari segi

kemampuan akademik, artinya dalam satu meja turnamen kemampuan setiap

peserta diusahakan agar setara. Hal ini dapat ditentukan dengan melihat nilai yang

mereka peroleh pada saat pre-test.

Skor yang diperoleh setiap peserta dalam permainan akademik dicatat pada

lembar pencatat skor. Skor kelompok diperoleh dengan menjumlahkan skor – skor

yang diperoleh anggota suatu kelompok, kemudian dibagi banyaknya anggota

kelompok tersebut. Skor kelompok ini digunakan untuk memberikan penghargaan

tim berupa sertifikat dengan mencantumkan predikat tertentu.

Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah

tahapan yaitu : tahap penyajian kelas (class precentation), belajar dalam

kelompok (teams), permainan (games), pertandingan (tournament), dan

perhargaan kelompok (team recognition). Berdasarkan apa yang diungkapkan

oleh Slavin, maka model pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki langkah-

langkah (sintaks) sebagai  berikut :

a) Tahap penyajian kelas (class precentation)

8

Page 9: Makalah TGT Revisi Isi

Bahan ajar dalam TGT mula-mula diperkenalkan melalui presentasi

kelas. Presentasi ini paling sering menggunakan pengajaran langsung atau

suatu ceramah-diskusi yang dilakukan oleh guru, Namun presentasi dapat

meliputi presentasi audio-visual atau kegiatan penemuan kelompok. Pada

kegiatan ini siswa bekerja lebih dahulu untuk menemukan informasi atau

mempelajari konsep-konsep atas upaya mereka sendiri.

Presentasi kelas dalam TGT berbeda dari pengajaran biasa, dalam

presentasi tersebut harus jelas-jelas fokus pada unit TGT tersebut. Dengan

cara ini, siswa menyadari bahwa mereka harus sungguh-sungguh

memperhatikan presentasi kelas tersebut, karena dengan begitu akan

membantu mereka dalam turnamen/pertandingan dengan baik dan skor

turnamen mereka menentukan skor timnya.

b) Belajar dalam kelompok (teams)

Siswa ditempatkan dalam kelompok – kelompok belajar yang

beranggotakan 5 sampai 6 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin,

dan suku atau ras yang berbeda. Dengan adanya heterogenitas anggota

kelompok, diharapkan dapat memotifasi siswa untuk saling membantu antar

siswa yang berkemampuan lebih dengan siswa yang berkemampuan kurang

dalam menguasai materi pelajaran. Fungsi utama tim adalah untuk

memastikan bahwa semua anggota tim itu belajar. Secara lebih spesifik

untuk mempersiapkan semua anggota tim agar dapat mengerjakan kuis

dengan baik.

Setelah guru mempresentasikan bahan ajar, tim tersebut berkumpul

untuk mempelajari LKS atau bahan lain. LKS dapat diperoleh dari hasil

penelitian dan pengembangan sebuah pusat, lembaga atau proyek yang telah

punya LKS siap pakai atau dapat dibuat sendiri oleh guru. Ketika siswa

mendiskusikan masalah bersama dan membandingkan jawaban, kerja tim

yang paling sering dilakukan adalah membetulkan setiap kekeliruan atau

miskonsepsi apabila teman sesama tim membuat kesalahan.

Kerja tim tersebut merupakan ciri terpenting TGT. Pada setiap saat,

penekanan diberikan kepada anggota tim agar melakukan yang terbaik

9

Page 10: Makalah TGT Revisi Isi

untuk timnya, dan pada tim sendiri agar melakukan yang terbaik untuk

membantu anggotanya. Tim tersebut menyediakan dukungan teman sebaya

untuk kinerja akademik yang memiliki pengaruh berarti pada pembelajaran,

dan tim yang menunjukkan saling peduli dan hormat, hal itulah yang

memiliki pengaruh yang berarti pada hasil-hasil belajar.

c) Games Tournament

Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengetahui apakah semua

anggota kelompok telah menguasai materi, dimana pertanyaan – pertanyaan

yang diberikan berhubungan dengan materi yang telah didiskusikan dalam

kegiatan kelompok. Dalam permainan ini setiap siswa yang bersaing

merupakan wakil dari kelompoknya. Siswa yang mewakili kelompoknya,

masing–masing ditempatkan dalam meja–meja turnamen. Tiap meja

turnamen ditempati 5 sampai 6 orang peserta dan diusahakan agar tidak ada

peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Dalam setiap meja turnamen

diusahakan setiap peserta homogen.

Permainan ini diawali dengan memberitahukan aturan permainan.

Setelah itu permainan dimulai dengan membagikan kartu – kartu soal untuk

bermain (kartu soal dan kunci ditaruh  terbalik di atas meja sehingga soal

dan kunci tidak terbaca). Permainan pada tiap meja turnamen dilakukan

dengan aturan sebagai berikut.

Pertama, setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca

soal dan pemain yang pertama dengan cara undian. Kemudian pemain yang

menang undian mengambil kartu undian yang berisi nomor soal dan

diberikan kepada pembaca soal. Pembaca soal akan membacakan soal sesuai

dengan nomor undian yang diambil oleh pemain. Selanjutnya soal

dikerjakan secara mandiri oleh pemain dan penantang sesuai dengan waktu

yang telah ditentukan dalam soal.

Setelah waktu untuk mengerjakan soal selesai, maka pemain akan

membacakan hasil pekerjaannya yang akan ditanggapi oleh penantang

searah jarum jam. Setelah itu pembaca soal akan membuka kunci jawaban

10

Page 11: Makalah TGT Revisi Isi

dan skor hanya diberikan kepada pemain yang menjawab benar atau

penantang yang pertama kali memberikan jawaban benar.

Jika semua pemain menjawab salah maka kartu dibiarkan saja.

Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua kartu soal

habis dibacakan, dimana posisi pemain diputar searah jarum jam agar setiap 

peserta dalam satu meja turnamen dapat berperan sebagai pembaca soal,

pemain, dan penantang. Disini permainan dapat dilakukan berkali – kali

dengan syarat bahwa setiap peserta harus mempunyai kesempatan yang

sama sebagai pemain, penantang, dan pembaca soal. Dalam permainan ini

pembaca soal hanya bertugas untuk membaca soal dan membuka kunci

jawaban, tidak boleh ikut menjawab atau memberikan jawaban pada peserta

lain.

Setelah semua kartu selesai terjawab, setiap pemain dalam satu meja

menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan berapa poin yang

diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan. Selanjutnya setiap

pemain kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin yang

diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan. Selanjutnya setiap

pemain kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin yang

diperoleh kepada ketua kelompok. Ketua kelompok memasukkan poin yang

diperoleh anggota kelompoknya pada tabel yang telah disediakan, kemudian

menentukan kriteria penghargaan yang diterima oleh kelompoknya.

d) Penghargaan Kelompok (team recognition)

Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok adalah

menghitung rerata skor kelompok. Untuk memilih rerata skor kelompok

dilakukan dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing –

masing anggota kelompok dibagi dengan banyaknya anggota kelompok.

Pemberian penghargaan didasarkan atas rata – rata poin yang didapat oleh

kelompok tersebut. Dimana penentuan poin yang diperoleh oleh masing –

masing anggota kelompok didasarkan pada jumlah kartu yang diperoleh

oleh seperti ditunjukkan pada tabel berikut.

11

Page 12: Makalah TGT Revisi Isi

 Tabel 2.1 Perhitungan Poin Permainan Untuk Empat Pemain

Pemain dengan Poin Bila Jumlah Kartu

Yang Diperoleh

Top Scorer 40

High Middle Scorer 30

Low Middle Scorer 20

Low Scorer 10

 Tabel 2.2 Perhitungan Poin Permainan Untuk Tiga Pemain

Pemain dengan Poin Bila Jumlah Kartu

Yang Diperoleh

Top scorer 60

Middle scorer 40

Low scorer 20

Dengan keterangan sebagai berikut:

Top Scorer (skor tertinggi), High Middle scorer ( skor tinggi ), Low Middle

Scorer ( skor rendah ), Low Scorer ( skor terendah)

Tabel 2.3 Kriteria Penghargaan Kelompok

Kriteria ( Rerata

Kelompok )

Predikat

30 sampai 39 Tim Kurang baik

40 sampai44 Tim Baik

45 sampai 49 Tik Baik Sekali

 50 ke atas Tim Istimewa

(Sumber Slavin, 1995 )

Sedangkan pelaksanaan games dalam bentuk turnamen dilakukan dengan

prosedur, sebagai berikut:

12

Page 13: Makalah TGT Revisi Isi

1. Guru menentukan nomor urut siswa dan menempatkan siswa pada meja

turnamen (3 orang , kemampuan setara). Setiap meja terdapat 1 lembar

permainan, 1 lbr jawaban, 1 kotak kartu nomor, 1 lbr skor permainan.

2. Siswa mencabut kartu untuk menentukan pembaca I (nomor tertinggi) dan

yang lain menjadi penantang I dan II.

3. Pembaca I menggocok kartu dan mengambil kartu yang teratas.

4. Pembaca I membaca soal sesuai nomor pada kartu dan mencoba

menjawabnya. Jika jawaban salah, tidak ada sanksi dan kartu

dikembalikan. Jika benar kartu disimpan sebagai bukti skor.

5. Jika penantang I dan II memiliki jawaban berbeda, mereka dapat

mengajukan jawaban secara bergantian.

6. Jika jawaban penantang salah, dia dikenakan denda mengembalikan kartu

jawaban yang benar (jika ada).

7. Selanjutnya siswa berganti posisi (sesuai urutan) dengan prosedur yang

sama.

8. Setelah selesai, siswa menghitung kartu dan skor mereka dan diakumulasi

dengan semua tim.

9. Penghargaan sertifikat, Tim Super untuk kriteria atas, Tim Sangat Baik

(kriteria tengah), Tim Baik (kriteria bawah) , untuk melanjutkan turnamen,

guru dapat melakukan pergeseran tempat siswa berdasarkan prestasi pada

meja turnamen.

E. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN MODEL PEMBELAJARAN TGT

Menurut Slavin (2008) keunggulan dan kelemahan model pembelajaran

TGT, sebagai berikut:

1. Para siswa di dalam kelas-kelas yang menggunakan TGT memperoleh

teman yang secara signifikan lebih banyak dari kelompok rasial mereka dari

pada siswa yang ada dalam kelas tradisional.

2. Meningkatkan perasaan/persepsi siswa bahwa hasil yang mereka peroleh

tergantung dari kinerja dan bukannya pada keberuntungan.

13

Page 14: Makalah TGT Revisi Isi

3. TGT meningkatkan harga diri sosial pada siswa tetapi tidak untuk rasa

harga diri akademik mereka.

4. TGT meningkatkan kekooperatifan terhadap yang lain (kerja sama verbal

dan nonberbal, kompetisi yang lebih sedikit)

5. Keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar bersama, tetapi menggunakan

waktu yang lebih banyak.

6. TGT meningkatkan kehadiran siswa di sekolah pada remaja-remaja

dengan gangguan emosional, lebih sedikit yang menerima skors atau

perlakuan lain.

Sedangkan menurut Suarjana (2000:10) Kelebihan dari model

pembelajaran TGT adalah :

1. Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas

2. Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu

3. Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam

4. Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa

5. Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain

6. Motivasi belajar lebih tinggi

7. Hasil belajar lebih baik

8. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.

Dan Kelemahan dari model pembelajaran TGT adalah :

Bagi Guru

Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen

dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang

bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam menentukan pembagian

kelompok waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak

sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi

jika guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh.

Bagi Siswa

14

Page 15: Makalah TGT Revisi Isi

Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit

memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi kelemahan

ini, tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang mempunyai

kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan

pengetahuannya kepada siswa yang lain.

F. Simulasi dan Penilaian

Fase-fase dalam model pembelajaran TGT (Team, Games and Tournament)

TahapKegiatan

Guru Siswa

Kegiatan

Pendahuluan

- Guru membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam.

- Guru memberikan apersepsi dan

motivasi kepada siswa untuk

menggali pengetahuan awal dengan

beberapa pertanyaan yang mengacu

pada materi pelajaran:

1. Pernahkah kalian batuk, flu atau

bersin?

2. Kira-kira penyakit tersebut

menyerang sistem organ tubuh

apa?

3. Mengapa manusia harus

bernafas?

4. Bagaimana mekanisme

pernafasan?

- Menyampaikan topik yang akan

dipelajari yaitu fungsi dan organ pada

sistem pernafasan

- Menyampaikan kompetensi dasar,

- Siswa menjawab salam

dari guru.

- Semua jawaban berasal

dari siswa, siswa

menjawab pertanyaan

yang diajukan guru dan

mengkomunika-sikan

jawabannya pada teman

lain sehingga didapat

jawaban yang paling

tepat.

15

Page 16: Makalah TGT Revisi Isi

indikator serta tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti a. Eksplorasi (tahapan teach)

- Guru melibatkan peserta didik

mencari informasi yang luas tentang

topik materi yang dipelajari melalui

berbagai sumber.

- Melibatkan peserta didik secara aktif

dalam kegiatan pembelajaran untuk

saling berinteraksi secara aktif

dengan peserta didik lain.

b. Elaborasi (team study and games

tournament)

- Fase teams: Guru membimbing

peserta didik dalam pembentukan

kelompok, masing-masing kelompok

terdiri dari 6 siswa laki-laki dan

perempuan yang berbeda

kemampuannya, minat, dan latar

belakang. (heterogen)

- Guru menyampaikan

materi mengenai sistem

pernafasan melalui

media power point

- Siswa membaca materi

sistem pernafasan dari

sumber buku

- Siswa menempatkan

diri bersama

kelompoknya.

- Siswa berpartisipasi

aktif dalam berdiskusi

mengenai

permasalahan pada

lembar kerja yang

diberikan

- Siswa saling

berinteraksi dan saling

tukar pengetahuan

kepada teman atau

kelompok lain untuk

menjawab pertanyaan

yang belum dapat

dijawab.

16

Page 17: Makalah TGT Revisi Isi

- Fase games-tournament: Guru

mengadakan tournament untuk

menguji kemampuan individu yang

diperoleh melalui diskusi

sebelumnya.

c. Konfirmasi

- Guru memberikan penilaian skor dari

tournament, memberikan evaluasi

jawaban

- Guru memberi kesempatan kepada

siswa untuk bertanya tentang materi

yang belum dipahami atau

- Siswa mwngikuti

tournament. Dan

menjawab setiap

pertanyaan dalam

tournament

- Siswa berpartisipasi

dalam diskusi aktif

dengan guru mengenai

materipernafasan

Kegiatan

Penutup

- Mengarahkan siswa untuk

menganalisa data dan membuat

kesimpulan apa yang telah dipelajari

hari ini.

- Konsep apakah yang kalian temukan

dan dapatkan pada pelajaran hari ini?

- Guru bersama peserta didik membuat

rangkuman atau kesimpulan dari

materi yang telah dipelajari.

- Guru melakukan refleksi terhadap

kegiatan yang sudah dilaksanakan

dan memberikan umpan balik

terhadap proses dan hasil

pembelajaran

- Guru meminta siswa untuk belajar

- Siswa menyimpulkan

apa yang telah

dipelajari hari ini.

17

Page 18: Makalah TGT Revisi Isi

materi pelajaran yang akan datang.

- Guru memberikan penghargaan

kelompok berdasarkan hasil

peningkatan belajar (team

recognition)

- Guru menutup pelajaran.

Sedangkan pelaksanaan fase games dan tournament di dalam simulasi

dilakukan modifikasi yaitu dengan prosedur sebagai berikut:

1. Guru menentukan nomor urut siswa dalam kelompok (nomor urut tersebut

berdasarkan hasil nilai ujian atau pretest sebelumnya). Nomor urut

pertama berarti siswa memiliki tingkat akademik paling tinggi dan

sebaliknya. Setiap siswa akan mengikuti tournament berdasarkan nomor

urut tersebut. Sehingga setiap siswa akan bersaing dalam nomor urut yang

sama atau memiliki tingkat akademik yang sama. Misal, nomor urut 2

pada kelompok 3 akan bersaing dengan nomor urut 2 dari kelompok lain.

2. Setiap kelompok diwakili hanya oleh 1 siswa. Sehingga jika kelompok

dibagi 9 maka dalam 1 kali tournament ada 9 siswa dari kelompok yang

berbeda.

3. Salah satu dari 9 siswa tadi kemudian mengocok kartu undian dan

mengambil kartu paling atas untuk menentukan nomor soal yang akan

dijawab.

4. Guru menyiapkan papan permainan seperti papan ular tangga yang berisi

angka-angka. Setiap angka yang ada di papan merupakan nomor soal yang

harus dijawab. Kemudian guru membagi papan tulis sebagai media

permainan untuk menuliskan jawaban masing-masing kelompok.

5. Setelah kocoka kartu dan diperoleh nomor soal, kemudian soal dibacakan

oleh fasilitator dan harus dijawab oleh setiap perwakilan tersebut dalam

waktu yang bersamaan di tempat yang disediakan.

18

Page 19: Makalah TGT Revisi Isi

6. Setelah menjawab soal, setiap perwakian kembali kembali ke kelompok

masing-masing. Dan tournament dilanjutkan oleh siswa dengan nomor

urut berikutnya.

7. Tahapan permainan berlangsung seperti tournament sebelumnya dan

berlanjut demikian hingga masing-masing siswa dalam kelompok

mendapat kesempatan menjadi perwakilan.

8. Jika setiap siswa telah menjadi perwakilan, maka tournament selesai

9. Kemudian dilakukan penilaian dan perhitungan skor, evaluasi jawaban.

10. Setelah itu guru melakuan evaluasi pembelajaran dan penghargaan

kelompok.

Cara Penilaian

Cara penentuan nilai penghargaan kelompok didasarkan pada nilai

peningkatan belajar dan kontribusi dari masing-masing anggota kelompok

terhadap kelompok. Penilaian dilakukan melalui langkah berikut:

1. Menentukan nilai dasar (base score) melalui hasil pretest atau nilai

ulangan sebelumnya

2. Menentukan nilai sekarang melalui nilai hasil diskusi dan tournament yang

dilakukan

3. Menentukan nilai peningkatan hasil belajar yang besarnya ditentukan

berdasarkan selisih nilai base score dengan nilai sekarang masing-masing siswa

dengan kriteria berikut:

Nilai Tes sekarang Skor Perkembangan

Nilai turun lebih dari 10 poin di

bawah nilai awal

5 poin

Nilai turun 1-10 poin di bawah

nilai awal

10 poin

Nilai sama sampai dengan 10 poin

diatas nilai awal

20 poin

19

Page 20: Makalah TGT Revisi Isi

Nilai lebih dari 10 poin diatas nilai

awal

30 poin

Tingkat penghargaan kelompok:

Rata-rata tim Predikat

0<x<5 -

5<x<15 Good team

15<x<25 Great team

25<x<30 Super team

Misal:

Kelompok 3 dengan anggota sebagai berikut

Penilaian hasil diskusi : 25

Penilaian tournament : 50

Nilai total kelompok : 75

20

Anggota kelompok Nilai awal

A 85

B 80

C 78

D 75

E 72

F 70

Page 21: Makalah TGT Revisi Isi

Sehingga

Anggota kelompok Nilai awal Nilai kelompok

A 85 75

B 80 75

C 78 75

D 75 75

E 72 75

F 70 75

Sehingga perhitungan rerata kelompok sebagai berikut

75:6 = 12,5 maka rata-rata tim antara 5<X<15 atau predikat good team

Sedangkan untuk perhitungan kontribusi setiap anggota misal anggota A.

Nilai awalnya 85 dan nilai sekarang menjadi 75 sehingga nilai sekarang

turun 1-10 poin di bawah nilai awal. Dan skor perkembangannya sebesar

10 poin.

21

Page 22: Makalah TGT Revisi Isi

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model

pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan,melibatkan seluruh siswa tanpa

harus ada perbedaan status. Tipe ini melibatkan peran siswa sebagai tutor

sebaya,mengandung unsur permainan yang bisa menggairahkan semangat belajar

dan mengandung reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang

dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat

belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja

sama,persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

Ada lima komponen utama dalam TGT,yaitu:

1. Penyajian kelas (class precentation)

2. belajar dalam kelompok (teams)

3. permainan (geams)

4. pertandingan (tournament)

5. Penghargaan kelompok (team recognise)

Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran TGT :

Para siswa di dalam kelas-kelas yang menggunakan TGT memperoleh

teman yang secara signifikan lebih banyak dari kelompok rasial mereka dari

pada siswa yang ada dalam kelas tradisional.

Meningkatkan perasaan/persepsi siswa bahwa hasil yang mereka peroleh

tergantung dari kinerja dan bukannya pada keberuntungan.

TGT meningkatkan harga diri sosial pada siswa tetapi tidak untuk rasa

harga diri akademik mereka.

22

Page 23: Makalah TGT Revisi Isi

TGT meningkatkan kekooperatifan terhadap yang lain (kerja sama verbal

dan nonberbal, kompetisi yang lebih sedikit)

Keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar bersama, tetapi

menggunakan waktu yang lebih banyak.

B. SARAN

Sebaiknya perlu penelitian lebih lanjut tentang efektivitas dari penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) ini.

Kepada pengajar sebaiknya mencoba untuk menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) sebagai salah

satu solusi untuk mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses

kegiatan belajar mengajar dan pembelajaran menjadi lebih bervariasi.

23

Page 24: Makalah TGT Revisi Isi

24