Top Banner

of 22

Makalah Teori Pengukuran

Jul 06, 2018

Download

Documents

NiaPratiwi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/17/2019 Makalah Teori Pengukuran

    1/22

    MAKALAH

    “TEORI PENGUKURAN” 

     Diajukan sebagai tugas mata kuliah teori akuntansi

    Disusun Oleh:

    Sofia Indrawati A31113520

    Castelein Marleen Latanna A31113527

    Andi St. Haniah P A31113508

    Lisdayani A31113526

    Sulis Darmanto A31113504

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASSAR

    2016

  • 8/17/2019 Makalah Teori Pengukuran

    2/22

      Teori Akuntansi 

    ii | T e o r i P e n g u k u r a n  

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT atas hidayah-Nya, yang telah

    melimpahkan rahmat, nikmat, dan inayah-Nya kepada penulis. Shalawat dansalam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Makalah yang

     berjudul “Teori Pengukuran” diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Teori

    Akuntansi.

    Adapun makalah yang berjudul "Teori Pengukuran" ini telah penulis

    usahakan dapat disusun dengan sebaik mungkin dengan mendapat bantuan dari

     berbagai pihak, sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan secara tepat

    waktu. Untuk itu penulis tidak lupa untuk menyampaikan banyak terimakasih

    kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan makalah ini.

    Terlepas dari upaya penulis untuk menyusun makalah ini dengan sebaik-

     baiknya, penulis tetap menyadari bahwa tentunya selalu ada kekurangan, baik dari

    segi penggunaan kosa-kata, tata bahasa maupun kekurangan-kekurangan lainnya.

    Oleh karena itu, dengan lapang dada penulis membuka selebar-lebarnya bagi

     pembaca yang bermaksud untuk memberikan kritik dan saran kepada penulis agar

     penulis dapat memperbaiki kualitas makalah ini.

    Penulis berharap semoga makalah yang berjudul "Teori Pengukuran” ini

     bermanfaat, dan pelajaran-pelajaran yang tertuang dalam makalah ini dapat

    diambil hikmah dan manfaatnya oleh para pembaca.

    Makassar, 05 Maret 2016

    Penyusun

  • 8/17/2019 Makalah Teori Pengukuran

    3/22

      Teori Akuntansi 

    iii | T e o r i P e n g u k u r a n  

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar ................................................................................................. ii

    Daftar Isi........................................................................................................... iii

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

    A.  Latar Belakang ..................................................................................... 1

    B.  Rumusan Masalah ................................................................................ 2

    C. 

    Tujuan Penulisan .................................................................................. 2

    BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3

    A.  Pentingnya Pengukuran ....................................................................... 3

    B. 

    Skala Pengukuran ................................................................................ 4

    C.  Tipe-tipe Pengukuran .......................................................................... 7

    D.  Kehandalan dan Akurasi dalam Pengukuran ...................................... 10

    E. 

    Pengukuran dalam Akuntansi ............................................................. 13

    F.  Permasalahan Pengukuran bagi Auditor ............................................. 14

    BAB III PENUTUP ......................................................................................... 17

    Daftar Pustaka .................................................................................................. 19

  • 8/17/2019 Makalah Teori Pengukuran

    4/22

      Teori Akuntansi 

    1 | T e o r i P e n g u k u r a n  

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. 

    Latar BelakangPerkembangan akuntansi yang dipraktekan dalam suatu negara maupun entitas

    memiliki tujuan yang mengarah kepada suatu pemeliharaan hubungan antar entitas

     bisnis maupun individual, berdasarkan interpretasi informasi keuangan yang

    disajikan oleh akuntansi. Penekanan pengakuntansian lebih kepada satuan

    kuantitatif (postulat unit moneter) yang dapat dinyatakan secara moneter daripada

    unsur kualitatif yang sulit diukur seperti informasi terkait kemampuan pegawai,

     produktivitas penyelesaian tugas, pengetahuannya, dan lain-lain. Oleh karena itu

    suatu sistem pengukuran akuntansi harus dibuat dan diimplementasikan agar

    informasi akuntansi benar-benar menunjukkan aturan semantiknya dan

    meminimalisir kelemahannya.

    Pengukuran merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu penyelidikan

    ilmiah. Tujuan pengukuran tersebut adalah untuk menjadikan data yang dihasilkan

    lebih informative dan menjadi lebih bermanfaat. Pengukuran dipakai dalam

     berbagai disiplin pengetahuan ataupun bidang pekerjaan dan profesi termasuk

     bidang akuntansi. Sebagai penyedia informasi akuntansi memerlukan pengukuran

    karena data kuantitatif merupakan bagian dominan dari informasi akuntansi.

    Dalam beberapa kasus data kuantitatif mempunyai dampak yang lebih besar

    dibanding data kualitatif. Oleh karena pengukuran atribut yang disajikan dalam

    laporan akuntansi (misalnya aktiva, laba dan utang) merupakan fungsi penting

    dalam akuntansi di bagian ini dibahas mengenai konsep-konsep pengukuran.

    Dalam akuntansi pengukuran pada umumnya dikaitkan dengan satuan

     pengukur berupa unit moneter. Maksudnya agar pengukuran tersebut menunjukkan

    makna ekonomik dan karenanya pengukuran yang demikian disebut penilaian

    (valuation). Penilaian adalah proses penentuan jumlah rupiah suatu obyek untuk

    menentukan makna ekonomik obyek tersebut di masa lalu, sekarang atau yang akan

    datang.

    Dari uraian tersebut maka pengukuran berarti proses penetapan jumlah uang

    untuk mengakui dan memasukkan setiap unsur laporan keuangan dalam neraca dan

    laporan laba rugi. Di dalam akuntansi pembedaan penerapan pengukuran dan

  • 8/17/2019 Makalah Teori Pengukuran

    5/22

      Teori Akuntansi 

    2 | T e o r i P e n g u k u r a n  

     penelitian umumnya dilakukan. Pengukuran biasanya untuk menunjuk proses

     penentuan jumlah rupiah yang harus dicatat pada saat obyek atau transaksi terjadi.

    Sedangkan penilaian biasanya digunakan untuk menunjuk proses penentuan jumlah

    rupiah yang harus diletakkan pada tiap elemen atau pos laporan keuangan pada saat

     penyajian laporan keuangan. Jadi secara aplikatif dalam praktek pengukuran terjadi

     pada saat pencatatan (jurnal) sedangkan penilaian pada saat penyajian.

    B.  Rumusan Masalah 

    Berdasarkan latar belakang di atas, kami akan merumuskan masalah sebagai

     berikut:

    1.  Apa arti penting dari pengukuran ?

    2. 

    Apa yang dimaksud dengan skala ?

    3.  Ada berapa macam dari tipe pengukuran ?

    4.  Apa yang dimaksud dengan keandalan dan keakuratan ?

    5.  Bagaimana pelaksanaan pengukuran dalam akuntansi ?

    6. 

    Apa saja isu pengukuran terhadap auditor ?

    C.  Tujuan Penulisan 

    Berdasarkan latar belakang penulisan makalah yang telah dijelaskan, maka

    tujuan penulisan makalah ini adalah:

    1.  Untuk memberikan pemahaman mengenai arti pentingnya pengukuran

    2.  Untuk menjelaskan mengenai skala-skala yang digunakan dalam

     pengukuran

    3.  Untuk memberikan pemahaman tentang tipe-tipe dari pengukuran

    4.  Untuk memberikan pemahaman atas kehandalan dan keakuratan

     pengukuran

    5. 

    Untuk memberikan pemahaman terkait implementasi pengukurandalam akuntansi

    6.  Untuk menjelaskan mengenai pengukuran dalam akuntansi dan

     pengukuran terhadap auditor.

  • 8/17/2019 Makalah Teori Pengukuran

    6/22

      Teori Akuntansi 

    3 | T e o r i P e n g u k u r a n  

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. 

    Pentingnya PengukuranMenurut Campbell, orang yang pertama menangani masalah pengukuran,

    definisi pengukuran adalah: "The assignment of numerals to represent properties

    of material systems other than numbers yang berarti penentuan angka-angka yang

    menggambarkan sifat-sifat sistem material dan bilangan-bilangan didasarkan pada

    hukum yang mengatur tentang sifat- sifat”. Sedangkan menurut Stevens, seorang

    ahli teori pengukuran ilmu sosial, pengukuran disebut sebagai “ Assignment of

    numerals to objects or events according to rules yang berarti penentuan angka-

    angka yang ada kaitannya dengan objek-objek ataupun peristiwa-peristiwa sesuai

    dengan peraturan”.

    Dalam pengertian Campbell, “The System” sama dengan “object or events” 

    dalam pengertian Stevens. Dalam hal ini contohnya adalah: meja, manusia, aset,

    atau jarak perjalanan. “ Properties”  yaitu spesifikasi atau karakteristik dari “The

    System” dalam pengertian Campbell. Dalam hal ini maka Teori Pengukuran

    menurut Campbell lebih tepat.

    Ketika melihat hubungan antara pernyataan secara matematika yang

     berkolerasi dengan hubungan dari objek atau kejadian, maka pengukuran atas objek

    atau kejadian tersebut telah terjadi. Dalam akuntansi, mengukur laba dengan

    langkah pertama yaitu menghitung/menilai modal dan kemudian mengkalkulasikan

    laba sebagai pertukaran dalam modal selama periode akuntansi untuk semua

    kejadian ekonomi yang mempengaruhi perusahaan (Godfrey, dkk. 2010).

    Pengukuran adalah proses pemberian angka-angka atau label kepada unit

    analisis untuk merepresentasikan atribut-atribut konsep. Atribut adalah sesuatu

    yang melekat pada suatu objek yang menggambarkan sifat atau ciri yang dikandung

    objek tersebut (Suwardjono, 2010).

    Dalam setiap aktivitas manusia, pengukuran senantiasa terjadi. Dapat berupa

     penilaian subjektif, misalnya persepsi seseorang tentang orang lain, yang dapat

    menentukan bentuk hubungan antar keduanya pada masa mendatang, dapat pula

     berupa pengukuran yang lebih objektif ataupun data statistik. Saat transaksi jual-

     beli, merupakan situasi yang tepat sebagai contoh tentang pengukuran. Sekantung

  • 8/17/2019 Makalah Teori Pengukuran

    7/22

      Teori Akuntansi 

    4 | T e o r i P e n g u k u r a n  

    gula yang kita beli, mungkin berukuran satu kilogram, atau setengah kilogram,

    itulah pengukuran yang nyata sehari-hari. Sedangkan dalam akuntansi contoh

     pengukuran yang dilakukan adalah ketika kita mengukur keuntungan dengan

    terlebih dahulu menetapkan nilai terhadap modal dan kemudian menghitung

    keuntungan sebagai perubahan modal selama periode setelah memperhitungkan

    semua peristiwa ekonomi yang mempengaruhi kekayaan perusahaan.

    Seluruh pengukuran dalam kehidupan itu memiliki tujuan-tujuan khusus untuk

    menentukan langkah berikutnya. Pengukuran sangat penting dilakukan karena

    dengan mengukur suatu objek, maka kita dapat mengetahui nilai suatu objek

    sehingga dapat menjadi acuan untuk dapat menentukan kebijakan yang berkaitan

    dengan objek tersebut. Untuk memudahkan kita melakukan suatu pengukuran

    sehingga memperoleh suatu hasil yang akurat dan dapat diandalkan maka kita dapat

    menggunakan skala dan memilih tipe pengukuran yang sesuai dengan karakteristik

    objek yang kita ukur.

    B.  Skala Pengukuran

    Setiap pengukuran dibuat berdasarkan sebuah skala. Sebuah skala dibuat ketika

    aturan semantic digunakan untuk menghubungkan pernyataan matematika kepada

    objek atau kejadian. Skala menunjukkan informasi apa yang diwakili oleh angka,

    sehingga memberikan arti kepada angka tersebut. Jenis skala yang dibuat

    tergantung kepada aturan sematik yang digunakan. Menurut Steven, skala dapat

    digambarkan secara umum menjadi nominal, ordinal, interval atau rasio. (Godfrey,

    dkk. 2010).

    1.  Skala Nominal

    Dalam skala nominal, nomor hanya diigunakan sebagai sebuauh label.

    Contohnya adalah penomoran pemain sepak bola. Banyak teori yang tidaksependapat dengan skala nominal. Torgerson menyatakan:

    “ Dalam pengukuran, nomor yang digunakan menunjuk kepada jumlah atau

    tingkat kepemilikan dari suatu objek, dan bukan menunjukkan kepada objek

    itu sendiri. Sedangkan dalam skala nominal, nomor menunjukkan kepada

    objek atau kelompok dari objek.” (Godfrey, dkk. 2010).

    Skala nominal secara sederhana menunjukkan klasifikasi, dimana tidak ada

     pengukuran yang diperhitungkan dalam penggunaan istilah. Sifat utama yang dimiliki

  • 8/17/2019 Makalah Teori Pengukuran

    8/22

      Teori Akuntansi 

    5 | T e o r i P e n g u k u r a n  

    angka tersebut digunakan untuk mengidentifikasi pemain atau obyek. Menurut Godfrey

    et al (2010:135) skala ini dapat dilihat dalam sistem akuntansi, contoh yang mendekati

    adalah klasifikasi dari asset dan kewajiban. Hal ini juga dapat lihat dari penomoran kelas

    aset tetap, dengan header akun dan detail akun yang dirancang dalam sistem. Penomoran

    tersebut untuk menunjukkan klasifikasi kelas aset tetap menurut masa manfaatnya

    (biasanya dimulai dengan tanah karena non depreciable asset, lalu gedung dan aset tetap

    lain yang berumur lebih pendek).

    2.  Skala Ordinal

    Skala urutan dibuat ketika peringkat operasi dari objek dipertanyakan

    mengenai sifat yang dihasilkan (Godfrey et al, 2010:135). Misalnya terkait

    keputusan pengadaan aset tetap berupa mesin yang diurutkan berdasarkan

    tingkat produktivitasnya, yaitu mesin I, II, dan III. Menurut Godfrey telah

    menunjukkan adanya skala urutan, yaitu dalam pengaturan penomoran yang

    terkait dalam alternatif pemilihan investasi modal. Nomor-nomor tersebut

    mengindikasikan urutan dari ukuran produktivitas mesin-mesin tersebut

    dari yang terproduktif ke yang tidak produktif (Godfrey et al, 2010:135).

    Kelemahan dari skala urutan adalah adanya selang antara nomor (1 ke

    2, 2 ke 3, dan 1 ke 3) yang tidak dapat menginformasikan apa-apa mengenai

     perbedaan kuantitas dari sifat yang ditampilkan (Godfrey, 2010:135).

    Contoh terkait aset tetap, misalnya Mesin I, II, dan III masing-masing

    ternyata memiliki tingkat produktivitas per tahunnya, 2000 ton, 1500 ton,

    dan 300 ton. Sebagai contoh, dalam tahap pengukuran aspek produktivitas,

     pilihan nomor 2 sangat dekat dengan pilihan pada nomor 1 (selisih 500 ton),

    dan pilihan pada nomor 3 ternyata jauh lebih kecil daripada pilihan nomor

    2 (selisih sampai 1200 ton). Kelemahan yang lainnya menurut Godfrey et al(2010:135) adalah nomor-nomor tersebut tidak memperlihatkan seberapa

     besar proses yang disebabkan dari obyek tersebut. Hal ini dapat dilihat dari

    urutan rangking mesin I, II, dan III yang mana angka tersebut tidak

    memperlihatkan seberapa besar proses yang disebabkan dari mesin tersebut

    (karena hanya angka rangking).

    Torgerson dalam Godfrey et al (2010:135) berpendapat bahwa

     beberapa skala urutan memiliki sifat asal yakni nilai alami 0, Nilai alami 0

  • 8/17/2019 Makalah Teori Pengukuran

    9/22

      Teori Akuntansi 

    6 | T e o r i P e n g u k u r a n  

    dapat menjadi titik netral dimana dalam satu arahan telah mencakup

    alternatif prediksi keuntungan dan dalam perintah lainnya telah

    diprediksikan kerugian yang mungkin timbul. Nomor-nomor tersebut

    menjadi alternatif pilihan pada titik 0 yang nantinya akan menjadi pertanda

     positif ataupun pertanda negatif.

    3. 

    Skala Interval

    Skala interval memberikan informasi yang lebih daripada informasi

    yang diberikan pada skala ordinal. Tidak hanya dalam penentuan peringkat

    obyek yang telah diketahui mengenai sifat yang diberikan tapi juga

    rentangan jarak antara interval pada skala yang sama. Pemilihan titik 0 juga

    ada dalam skala. sebagai contoh adalah skala Celcius dalam suhu.

    Kesamaan interval pada suhu dikenal dari kesamaan volume pemuaian

    dengan kesepakatan keputusan dari titik 0 untuk skala. Perbedaan suhu

    dibagi menjadi titik beku dan titik didih yaitu 100, sedangkan titik beku

    sendiri berada pada suhu 0. Jika suhu pada dua kamar yang berbeda diukur

    dengan themometer Celcius menunjukkan 22 dan 30, maka dapat

    disimpulkan bahwa ruangan yang kedua lebih panas, karena suhu pada

    kamar yang kedua 8 derajat lebih tinggi daripada di kamar yang pertama.

    Perbedaan antara angka-angka tersebut dapat diterjemahkan secara

    langsung untuk menunjukkan perbedaan karakteristik dari obyek (Godfrey

    et al, 2010:135-136).

    Kelemahan dari skala interval ini adalah titik 0 diputuskan secara pasti.

    Contoh skala interval ini terkait akuntansi piutang dagang, seperti

     pengukuran beban kerugian piutang untuk perusahaan yang menggunakan

    allowance method dengan jumlah cadangan ditentukan berdasarkan analisisumur piutang. Dengan melihat interval waktu jatuh tempo (belum jatuh

    tempo, 1-30 hari, 31-60 hari, 61-90 hari, dan lain-lain) untuk mengukur

     beban kerugian piutang dan cadangannya, walaupun penetapan umur

    tersebut lebih bersifat arbiter manajemen.

    4.  Skala Rasio

    Skala rasio adalah skala yang:

    a. 

    Memberikan peringkat kepada objek atau kejadian

  • 8/17/2019 Makalah Teori Pengukuran

    10/22

      Teori Akuntansi 

    7 | T e o r i P e n g u k u r a n  

     b.  Interval antar objek diketahui dan sama

    c.  Asal yang unik, titik nol yang alami, dimana jaraknya dengan objek

    terakhir diketahui.

    Contohnya adalah pengukuran panjang. Ketika panjang A adalah 10

    meter dan panjang B adalah 20 m, maka tak hanya bisa mengatakan bahwa

    B 10 meter lebih panjang dari A, tetapi B juga dua kali lebih panjan dari A.

    Invarian dalam skala berarti bahwa apapun metode pengukuran yang

    digunakan, maka sistem pengukuran akan menghasilkan format yang sama

    dari variabel-variabel yang digunakan dan pengambil keputusan akan

    membuat keputusan yang sama juga. Tapi hal ini tidak berlaku dalam

    akuntansi, setiap sistem yang berbeda akan berbeda juga variabel-

    variabelnya. Pengukuran pendapatan dengan cara yang berbeda akan

    menghasilkan keputusan yang berbeda juga. Metode-metode pengukuran

    yang berbeda tersebut tidak memberikan informasi yang sama.

    C.  Tipe-Tipe Pengukuran

    Menurut Godfrey et al (2010:138) harus ada aturan untuk menetapkan angka-

    angka sebelum pengukuran dapat dilakukan. Aturan ini biasanya berbentuk

    seperangkat operasi yang harus diciptakan untuk suatu tugas yang diberikan.

    Perumusan aturan menimbulkan skala. Pengukuran dapat dilakukan hanya pada

    skala-skala (Godfrey et al, 2010:138).

    Campbell dalam Godfrey et al (2010:138) telah menyebutkan dua jenis

     pengukuran, yaitu: pengukuran dasar (fundamental) dan turunan (devided

    measurement). Campbell menambahkan pernyataan bahwa angka tersebut

    ditetapkan sesuai dengan “hukum” yang mengatur terkait dengan properti (atribut,

     bila mengacu pada definisi Suwardjono) dan pengukuran hanya dapat dilakukanketika terdapat teori empiris yang telah dikonfirmasi (hukum) untuk mendukung

     pengukuran.

    Torgerson dalam Godfrey et al (2010:138) menambah satu lagi jenis

     pengukuran disamping fundamental dan turunan. Jenis selanjutnya, yaitu

     pengukuran fiat, disebut-sebut beliau sebagai tambahan untuk pengukuran

    fundamental dan turunan yang telah dibahas oleh Campbell. Penjelasan terkait

    ketiga jenis pengukuran tersebut adalah sebagai berikut:

  • 8/17/2019 Makalah Teori Pengukuran

    11/22

      Teori Akuntansi 

    8 | T e o r i P e n g u k u r a n  

    1.  Pengukuran Fundamental

    Sebuah pengukuran mendasar adalah di mana angka ditetapkan ke

     properti dengan mengacu pada hukum alam dan yang tidak tergantung pada

     pengukuran atas variabel lain. Sifat seperti panjang, hambatan listrik,

     jumlah dan volume secara fundamental terukur. Sebuah skala rasio dapat

    dirumuskan untuk masing-masing properti berdasarkan ketentuan-

    ketentuan yang berkaitan dengan ukuran yang berbeda (jumlah) dari harta

    yang diberikan. Penafsiran angka tergantung pada teori empiris yang telah

    dikonfirmasi yang mengatur operasi pengukuran (Godfrey et al, 2010:138).

    Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan karakteristik

     pengukuran fundamental adalah:

    a.  Penetapan angka ke atribut berdasarkan pada hukum alam atas

    atribut tersebut.

     b.  Penetapan angka tidak didasarkan pada pengukuran variabel lain.

    c. 

    Penafsiran angka tergantung pada teori empiris yang telah

    dikonfirmasi (confirmed empirical theory) yang mengatur operasi

     pengukuran.

    Godfrey et al (2010:138) menyatakan bahwa ternyata sifat

    fundamental adalah bersifat saling menambah dan operasi aritmatika dapat

    dilakukan secara mudah dengan pemantauan secara fisik.

    2.  Pengukuran Turunan

    Menurut Campbell dalam Godfrey et al (2010:139), pengukuran

    turunan berasal dari salah satu yang tergantung pada pengukuran atas dua

    atau lebih besaran lainnya. Pengukuran kepadatan adalah sebuah contoh.

    Hal ini tergantung pada baik pengukuran massa dan volume. Operasi pengukuran terderivasi tergantung pada hubungan yang diketahui atas sifat-

    sifat dasar suatu properti. Didasarkan pada teori empiris yang telah

    dikonfimasi terkait properti diberikan untuk memperoleh properti lainnya.

    Operasi matematika dapat dilakukan pada angka-angka dari pengukuran

    terderivasi (Godfrey et al, 2010:139).

    Berdasarkan definisi terkait pengukuran turunan diatas, dapat

    disimpulkan bahwa jenis pengukuran ini merupakan pengukuran kepada

  • 8/17/2019 Makalah Teori Pengukuran

    12/22

      Teori Akuntansi 

    9 | T e o r i P e n g u k u r a n  

    atribut secara tidak langsung. Sebagai contoh untuk pengukuran kepadatan

    diatas, dapat mengukur tingkat kepadatan suatu benda secara langsung,

    tetapi kepadatan akan terbentuk bila mengukur massa dan volume benda

    tersebut. Juga sama seperti akuntansi, dapat diketahui berapa ukuran profit

     perusahaan pada suatu periode hanya dengan melakukan pengukuran

    terhadap atribut-atribut lain yang membentuknya, yaitu melalui operasi

     penambahan pendapatan dan pengurangan beban (Godfrey et al, 2010:139).

    Menurut Godfrey et al, hubungan yang diketahui di antara sifat-sifat fisik

    dapat mempermudah pengukuran melalui beberapa sifat-sifat dasar atribut

    (Godfrey et al, 2010:139).

    3. 

    Pengukuran Fiat

    Godfrey et al (2010:139) berpendapat bahwa hal ini khas dalam ilmu-

    ilmu sosial, dan dalam akuntansi, untuk menggunakan definisi yang

    dibangun secara arbiter untuk menghubungkan properti-properti tertentu

    yang diamati (variabel) ke suatu konsep tertentu, tanpa memiliki suatu teori

    yang telah dikonfirmasi untuk mendukung hubungan ini. Godfrey et al

    (2010:139) memberi penjelasan terkait jenis pengukuran ini.

    ........ dalam akuntansi tidak diketahui bagaimana mengukur konsep profit

     secara langsung. Sebaliknya, diasumsikan bahwa variabel pendapatan,

    keuntungan, biaya, dan kerugian berkaitan dengan konsep laba dan karena

    itu dapat digunakan untuk memberikan ukuran tidak langsung dari profit.

     Digunakan definisi yang arbiter untuk menghubungkan variabel ke konsep

    tersebut. Dalam hal ini, mempertimbangkan jumlah aljabar dari

     pengukuran variabel yang menjadi ukuran profit. 

    Torgerson dalam Godfrey et al (2010:139) menunjukkan bahwamasalah utama dengan pengukuran dengan fiat adalah berbagai skala

     pengukuran dapat dibangun akibat tidak didasarkan pada teori yang telah

    dikonfirmasi. Torgerson menambahkan, dalam akuntansi, misalnya

     berbagai dewan standar akuntansi menentukan skala akuntansi dengan fiat,

     bukan dengan mengacu pada teori pengukuran yang telah dikonfirmasi,

    Godfrey et al (2010:139) memberikan penjelasan terkait keterbatasan

     pengukuran ini dengan pernyataan “apakah diketahui, misalnya bahwa cara

  • 8/17/2019 Makalah Teori Pengukuran

    13/22

      Teori Akuntansi 

    10 | T e o r i P e n g u k u r a n  

    tertentu yang digunakan untuk mengukur profit adalah valid ?, hal ini

    mungkin saja salah satu dari ratusan cara untuk mengukur profit sepanjang

    cara tersebut berdasarkan teori yang telah dikonfirmasi, dan juga tidak ada

    alasan yang baik untuk yakin dengan hasilnya”. 

    D.  Kehandalan dan Akurasi Dalam Pengukuran

    Yang dimaksud dengan keandalan dan ketepatan dari

    kegiatan pengukuran,harus dinyatakan terlebih dahulu bahwa tidak ada

     pengukuran yang bebas dari kesalahan kecuali perhitungan. Misalnya, mengukur

     jumlah kursi di ruangan tertentu dan dengan benar. Untuk semua pengukuran

    mengandung kesalahan atau eror.

    Menurut Suwardjono (2010:171), Keterandalan adalah kemampuan informasi

    untuk memberi keyakinan bahwa informasi tersebut benar atau valid. Beliau juga

    menambahkan bahwa keterandalan sangat erat kaitannya dengan sumber informasi

    dan cara merepresentasi, mendeskripsi atau menyimbolkannya. Sedangkan

    Godfrey et al (2010:140) berpendapat terkait dengan apa yang dimaksud keandalan

    dalam pengukuran atau keakuratan pengukuran. Beliau juga menambahkan bahwa

    semua pengukuran tidak bebas dari error, kecuali dalam hal menghitung dan semua

     pengukuran melibatkan error.

    1.  Sumber –  sumber Kesalahan

    Sumber-sumber kesalahan dalam pengukuran menurut Godfrey et al

    (2010:140) adalah sebagai berikut:

    a.  Operasi Pengukuran dinyatakan secara tidak tepat .

    Aturan untuk menetapkan angka atas atribut yang diberikan

     biasanya terdiri dari serangkaian operasi. Sebuah aset operasi bisa

    saja dinyatakan secara tidak tepat dan bisa diinterpretasikan dengansalah oleh pihak yang mengukur. Sebagai contoh perhitungan

    keuntungan melibatkan beberapa operasi, seperti klasifikasi biaya

    dan alokasi antara aset-aset dan biaya-biaya yang sering

    diinterpretasikan secara berbeda oleh Akuntan yang berbeda

    (Godfrey et al, 2010:140).

  • 8/17/2019 Makalah Teori Pengukuran

    14/22

      Teori Akuntansi 

    11 | T e o r i P e n g u k u r a n  

     b.   Pengukur  

    Pengukur mungkin salah menafsirkan aturan, bias, atau

    menerapkan atau membaca instrumen secara tidak benar. Satu

     perhatian dalam akuntansi adalah bahwa manajer memiliki bias

    tertentu untuk meningkatkan laba tercatat atau aset dan kemudian

    manajer ini melakukan tekanan pada akuntan untuk membiaskan

    akun-akun terkait (Godfrey et al, 2010:140).

    c.   Instrumen 

    Banyak operasi pengukuran meminta penggunaan instrumen

    fisik, seperti penggaris atau termometer atau barometer, yang

    mungkin cacat. Ada potensi untuk kesalahan bahkan ketika

    instrumen tersebut bukan alat fisik tetapi, misalnya, grafik, tabel,

    tabel angka atau indeks harga, misalnya (Godfrey et al, 2010:140).

    d.   Lingkungan 

    Keadaan di mana pengukuran dilakukan dapat mempengaruhi

    hasil. Sebagai contoh kondisi cuaca dapat mempengaruhi instrumen

    atau pengukuran, kebisingan dapat mengalihkan perhatian

     pengukuran atau, dalam akuntansi, tekanan dari manajemen dapat

    mempengaruhi keputusan akuntan, tekanan (misalnya dari beban

    kerja yang berat) menyebabkan penyimpangan konsentrasi dan

    gangguan, sumber kesalahan dapat diberi label ‘lingkungan’.

    Kesalahan acak biasanya disebabkan oleh faktor lingkungan. Faktor

    lain adalah lingkungan dimana manajemen perusahaan beroperasi

    (Godfrey et al, 2010:140).

    e. 

     Atribut yang tidak jelas Apa yang harus diukur mungkin tidak jelas, khususnya jika

     pengukuran melibatkan suatu konsep yang tidak dapat diukur secara

    langsung. Masalah ketidakjelasan atribut tidak jarang di akuntansi.

     Berapa nilai dari aktiva tidak lancar ? Apakah nilai sekarang, biaya

    akuisisi, biaya saat ini atau harga jual ? mengingat bahwa tujuan

    utama akuntansi adalah untuk mencerminkan nilai, penting untuk

    secara jelas mendefinisikan nilai. Apakah nilai pakai, nilai tukar,

  • 8/17/2019 Makalah Teori Pengukuran

    15/22

      Teori Akuntansi 

    12 | T e o r i P e n g u k u r a n  

    atau beberapa atribut lain yang akuntan harus mengukur ?

    Masalahnya terletak dalam menentukan atribut yang akan diukur

    (Godfrey et al, 2010:140-141).

    f. 

     Resiko dan Ketidakpastian 

    Hal ini berkaitan dengan distribusi pengembalian aset berwujud.

    Misalnya keuntungan masa mendatang pada aset berwujud seperti

    gedung adalah berisiko tetapi homogen (lebih kurang) dan harganya

    dapat diamati yaitu ketika harga satu aset mungkin dibawah atau

    overestimate jumlah pengembalian yang belum pasti (Godfrey et al,

    2010:141).

    2. 

    Pengukuran yang dapat diandalkan

    Sering diperlukan bahwa sebelum unsur-unsur seperti aktiva,

    kewajiban, pendapatan, dan beban diakui dalam laporan keuangan, unsur-

    unsur tersebut harus mampu untuk dilakukan pengukuran yang dapat

    diandalkan. Gagasan keandalan menggabungkan dua aspek: ketepatan dan

    kepastian pengukuran, dan pengungkapan yang secara meyakinkan

    mewakili sehubungan dengan transaksi ekonomi yang mendasarinya dan

     berbagai peristiwa. Aspek pengukuran menyangkut presisi pengukuran.

    Istilah “presisi”  ini sering digunakan dalam dua konteks. Pertama.

    mungkin merujuk ke suatu angka. Kedua, ia dapat merujuk ke operasi

     pengukuran, dalam hal ini berkaitan dengan suatu:

    a.  tingkat penyempurnaan operasi atau kinerjanya

     b.   persetujuan hasil antara operasi pengukuran yang digunakan

     berulang kali yang diterapkan pada properti tertentu.

    Berdasarkan dua istilah tersebut, kita dapat mengatakan bahwa realibity pengukuran berkaitan dengan presisi dengan mana suatu properti tertentu

    diukur dengan menggunakan satu perangkat operasi.

    3.  Pengukuran yang akurat

    Meskipun prosedur pengukuran mungkin sangat handal, memberikan

    hasil yang sangat tepat, namun tidak mungkin menghasilkan hasil yang

    akurat. Alasannya adalah akurasi berhubungan dengan seberapa dekat

     pengukuran menuju ‘nilai  sejati’ dari atribut pengukuran. (Godfrey, dkk.

  • 8/17/2019 Makalah Teori Pengukuran

    16/22

      Teori Akuntansi 

    13 | T e o r i P e n g u k u r a n  

    2010). Sifat fundamental, seperti panjang dari suatu objek, dapat ditentukan

    secara akurat dengan membandingkan objek dengan standar yang mewakili

    nilai sebenarnya.

    Masalahnya adalah pada beberapa pengukuran nilai yang sebenarnya

    tidak diketahui. Untuk menentukan ketepatan dalam akuntansi, diperlukan

    atribut apa yang perlu diukur untuk mencapai tujuan pengukuran. Tujuan

    dari akuntansi untuk menyajikan informasi yang berguna. Oleh karena itu

    akurasi pengukuran berkaitan dengan gagasan pragmatis dari ‘kegunaan’,

    tetapi akuntan tidak sama dalam menentukan spesifikasi dan standar

    kuantitatif yang harus diterapkan.

    E. 

    Pengukuran dalam Akuntansi

    Kerangka pengukuran dan pengakuan sebagaimana telah dimuat dalam SFAC

     No. 5 telah dikembangkan dan dilengkapi dengan SFAC No. 7 tentang penggunaan

    informasi aliran kas dan nilai sekarang dalam pengukuran akuntansi. Sebagai

    komponen kerangka konseptual, SFAC No. 7 memberi pedoman yang berisi:

    (Suwardjono, 2010:196)

    1.  Tujuan nilai sekarang dalam pengukuran akuntansi 

    2. 

    Prinsip-prinsip umum yang melandasi penggunaan nilai sekarang, terutama

     bila jumlah rupiah aliran kas masa datang saat terjadinya (timing), atau

    keduanya tidak pasti. 

    Saat pengukuran akuntansi terdiri dari pengukuran saat pengakuan mula-mula,

    dan pengukuran baru mulai (Suwardjono, 2010:196). Pengukuran saat pengakuan

    mula-mula adalah pengukuran pada suatu elemen atau pos timbul dan dicatat

     pertama kali akibat transaksi, kejadian, atau keadaan (Suwardjono, 2010:196).

    Contoh yaitu saat pengakuan awal aset tetap pada cost saat terjadinya transaksi(acrual basic). Sedangkan pengukuran baru mulai merupakan pengukuran dalam

     periode-periode setelah pengakuan mula-mula untuk menentukan jumlah rupiah

     bawaan baru yang tidak berkaitan dengan jumlah-jumlah rupiah sebelumnya

    (Suwardjono, 2010:196), contohnya seperti pengukuran nilai buku aset dan

    depresiasi yang dibebankan pada periode pelaporan. 

    Tujuan nilai sekarang dalam pengukuran akuntansi adalah untuk

    menangkap/merefleksikan sedapat mungkin perbedaan ekonomik antara

  • 8/17/2019 Makalah Teori Pengukuran

    17/22

      Teori Akuntansi 

    14 | T e o r i P e n g u k u r a n  

    sehimpunan aliran kas masa datang dan untuk mengestimasi nilai wajar

    (Suwardjono, 2010:199). Menurut SFAC No. 7, paragraf 23 dalam Suwardjono

    (2010:200), nilai sekarang dapat menangkap perbedaan ekonomik antara aliran kas

     jika unsur-unsur berikut dipertimbangkan.

    1.  Suatu estimasi aliran kas masa datang atau dalam beberapa kasus yang

    kompleks, serangkaian kas masa datang yang tiba pada saat berbeda 

    2.  Harapan-harapan tentang variasi yang mungkin terjadi dalam jumlah dan

    saat tibanya aliran kas tersebut. 

    3.   Nilai waktu uang yang ditunjukkan dengan oleh bunga bebas resiko 

    4.  Harga atau nilai penanggungan resiko atau ketidakpastian yang melekat

     pada aset dan kewajiban. 

    5.  Faktor-faktor lain termasuk likuiditas dan ketaksempurnaan pasar. 

    Godfrey et al (2010:145) menjelaskan terkait pengukuran bahwa pengukuran

    dalam akuntansi termasuk dalam kategori pengukuran yang didasarkan pada modal

    dan keuntungan. Laba akuntansi, sesuai dengan standar akuntansi internasional,

    merupakan perubahan modal selama periode dari semua kegiatan termasuk

    kenaikan dan penurunan nilai wajar aktiva bersih, tidak termasuk transaksi dengan

     pemilik. Modal berasal dari pengukuran ‘nilai wajar’ antara aktiva dan kewajiban.

    Hal itu berarti harus dilakukan pengukuran nilai modal awal, jumlah penghasilan

    yang diterima, jumlah pemakaian modal, dan perubahan nilai wajar aktiva bersih.

    Peningkatan modal selama periode kemudian akan mengukur jumlah laba dari

     berbagai sumber termasuk operasi dan pengukuran kembali (setelah disesuaikan

    dengan modal baru atau pembayaran dividen). Nilai wajar aktiva bersih disajikan

    kembali dan kemudian akan menjadi modal pembukuan pada periode berikutnya

    (Godfrey et al, 2010:145). F.  Permasalahan Pengukuran Bagi Auditor 

    Beberapa isu untuk auditor terkait pergeseran fokus pengukuran keuntungan

    dari pendapatan dan beban untuk menilai perubahan atas nilai wajar aktiva bersih.

    Ketika keuntungan ditentukan dengan cara mencocokkan pendapatan dan beban

    selama satu periode, auditor dapat berkonsentrasi pada pengumpulan bukti bahwa

    transaksi tersebut telah ditangani dengan tepat oleh sistem akuntansi klien. Namun

  • 8/17/2019 Makalah Teori Pengukuran

    18/22

      Teori Akuntansi 

    15 | T e o r i P e n g u k u r a n  

    ketika keuntungan berasal dari perubahan nilai wajar. Pertanyaan yang lebih sulit

    muncul untuk auditor terkait bukti pada perkiraan manajemen.

    Sebagai contoh, salah satu aspek untuk mengukur keuntungan dengan

     perubahan nilai wajar aktiva bersih yang ditangani oleh akuntansi standar IAS

    36/AASB 136. Standar ini mensyaratkan penurunan nilai aktiva diakui sebagai rugi

     penurunan nilai. Manajemen entitas diperlukan untuk menilai pada tanggal laporan

    apakah ada indikasi bahwa aset mungkin terganggu. Jika kondisi tersebut terjadi,

    manajemen akan mengestimasi jumlah terpulihkan aktiva tersebut. Jika jumlah

    yang dapat dipulihkan suatu aktiva kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aktiva

    harus diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali. Pengurangan

    ini merupakan kerugian penurunan nilai. Kerugian penurunan nilai diakui segera

    dalam laba dalam banyak kasus (Godfrey, et al, 2010:150).

    Pedoman standar audit internasional untuk kerugian penurunan nilai audit dan

     perkiraan nilai wajar terkandung adalah ISA 540. Auditor diharuskan untuk

    mengumpulkan bukti untuk menilai jika manajemen telah mengikuti standar

    akuntansi yang tepat dan jika jumlah yang diakui sebagai kerugian penurunan nilai

    wajar. Untuk melakukan hal ini, auditor harus menentukan apakah manajemen telah

    memilih metode penilaian yang sesuai dan masuk akal dan asumsi. Jika standar

    akuntansi tidak meresepkan metode penilaian untuk aset dan kewajiban tertentu

    yang dipertimbangkan, auditor dapat menerima metode penilaian yang wajar. Ini

     berarti bahwa sulit bagi auditor untuk tidak setuju dengan pemilihan manajemen

    terhadap metode penilaian tertentu yang sedang digunakan oleh entitas lain. Auditor

    harus mengumpulkan bukti bahwa metode ini diterapkan secara konsisten, sehingga

    manajer tidak memilih dan memilih metode dari tahun ke tahun tergantung pada

    hasil keuntungan yang diinginkan. Auditor juga harus menilai apakah nilai aktivaatau kewajiban dengan benar ditentukan dari asumsi signifikan manajemen, model

     penilaian dan data yang mendasari relevan. Data tersebut akan mencakup suku

     bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas, nilai pasar digunakan oleh

     perusahaan perbandingan, data royalti, dan sebagainya (Godfrey et al, 2010:150).

    Adanya berbagai alternatif metode penilaian atas aset yang menimbulkan

    masalah tersendiri bagi auditor. Terdapat banyak cara penilaian aset yang dapat

    diterima oleh auditor jika memenuhi persyaratan:

  • 8/17/2019 Makalah Teori Pengukuran

    19/22

      Teori Akuntansi 

    16 | T e o r i P e n g u k u r a n  

    1.  Metode penilaian diaplikasikan secara tepat dan konsisten,

    2.  Menggunakan asumsi yang beralasan,

    3. 

    Data yang digunakan untuk penilaian tersebut valid.

    Pada prakteknya, auditor kadang menerima tekanan dari manajer perusahaan

    auditee untuk menerima metode penilaian atas aset perusahaan tersebut jika tidak

    maka auditee akan mencari auditor yang lain. Masalah ini yang muncul adalah audit

    atas biaya historical seperti standar biaya persediaan. Seharusnya biaya atas

     persediaan ditetapkan secara tepat, tapi biaya itu didasarkan atas asumsi proses

     produksi yang dipengaruhi oleh kondisi yang berubah-ubah.

  • 8/17/2019 Makalah Teori Pengukuran

    20/22

      Teori Akuntansi 

    17 | T e o r i P e n g u k u r a n  

    BAB III

    PENUTUP

    Elemen-elemen statement keuangan harus diukur untuk membentuk informasisemantic, yaitu elemen (object), ukuran (size), dan hubungan (relationship). Atribut

    elemen harus diidentifikasi dan atribut pengukuran yang sesuai dipilih untuk

    mendapatkan ketepatan penyimbolan. Pengukuran adalah penentuan besarnya unit

     pengukur yang akan dilekatkan pada suatu object (elemen/pos) yang terlibat dalam

    suatu transaksi, kejadian, atau keadaan untuk merepresentasi makna atribut objek

    tersebut. Sehingga dua objek atau lebih dapat dibedakan dan diperbandingkan atas

    dasar makna tersebut. Setelah elemen-elemen diukur, apakah elemen harus

    disajikan melalui statement keuangan atau media pelaporan yang lain. Oleh karena

    itu, diperlukan criteria pengakuan atas dasar elemen yang dipilih, pengukuran yang

    tepat, dan karakteristik kualitatif. Empat criteria pengakuan utama (fundamental)

    adalah definisi, keterukuran, keberpautan, dan keterandalan dalam lingkup kualitas

    informasi batas atas dan batas bawah.

    Pengukuran mencakup hubungan formal angka dengan sifat-sifat atau kejadian

    dengan berpedoman pada peraturan semantik. Peraturan yang digunakan untuk

    menentukan jumlah dapat dientukan sesuai dengan keempat skala: nominal,

    ordinal, interval atau rasio. Dalam akunting, kita dapat menggunakan skala rasio

    untuk mengukur sifat-sifat finansial pendapatan, aset dan hutang. Namun demikian,

    kita juga dapat mengaplikasikan skala ordinal untuk peringkat projek-projek

    investasi atau profitabilitas atau keuntungan perusahaan, atau skala interval dalam

    akunting biaya standar.

    Pada pembahasan ini menjelaskan tiga jenis pengukuran yang berbeda.

    Pengukuran mendasar adalah apabila angka-angka yang tidak bergantung pada

    sifat-sifat lainnya, namun tetap dapat dilakukan dengan mengacu pada hukum alam.

    Dalam akunting, terdapat perdebatan tentang sifat nilai dasar. Pengukuran yang

    dilakukan, sangat bergantung pada hasil pengukuran terdahlu pada dua atau lebih

    kuantitas lainnya. Pengukuran pertama selalu berubah dan biasanya dapat

    ditentukan dengan fiat. Semua pengukuran tidak terlepas dari kesalahan karena

     banyak pengukuran nilai yang benar tidak diketahui. Teori pengukuran juga

    mengajarkan pada kita bahwa apabila banyak pengukuran dalam akunting ada pada

  • 8/17/2019 Makalah Teori Pengukuran

    21/22

      Teori Akuntansi 

    18 | T e o r i P e n g u k u r a n  

    skala rasio, yang merupakan skala yang paling informatif, maka akan terdapat

    dasar teori yang sangat lemah sebab dikategorikan sebagai pengukuran ‘fiat’.

    Pengukuran fiat adalah pengukuran yang mengaitkan bilangan dengan

    sifat-sifat objek atau kejadian-kejadian berdasarkan definisi yang berubah.

    Kepercayaan yang sangat besar pada pengukuran seperti ini dapat diperoleh

    apabila terdapat bukti-bukti emperis atau bukti-bukti teoritis yang mendukung

    hubungan sifat-sifat atau kebutukan akan teori-teori seperti ini.

  • 8/17/2019 Makalah Teori Pengukuran

    22/22

      Teori Akuntansi 

    19 | T e o r i P e n g u k u r a n

    DAFTAR PUSTAKA

    Godfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, Scott Holmes (2010),

    Accounting Theory,7th ed., John Wiley & Sons, Inc. Suwardjono(2010),

    https://www.academia.edu/11878634/Teori_Pengukuran_dalam_Akuntansi. 

    Diakses pada tanggal 5 Maret 2016. Pukul 20.32

    http://www.slideshare.net/erlinda11593/measurement-theory-42976572.  Diakses

     pada tanggal 5 Maret 2016. Pukul 20.48

    https://www.academia.edu/11878634/Teori_Pengukuran_dalam_Akuntansihttp://www.slideshare.net/erlinda11593/measurement-theory-42976572http://www.slideshare.net/erlinda11593/measurement-theory-42976572https://www.academia.edu/11878634/Teori_Pengukuran_dalam_Akuntansi