TEORI DASAR PENGUKURAN Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran yang belum diketahui dengan besaran acuan atau besaran standar baik lokal, standar nasional maupun standar internasional dengan menggunakan alat ukur. Besaran standar ini biasanya terdapat atau terpasang pada alat ukur, dan alat ukur ini harus di kalibrasikan agar bisa mengukur dengan baik dan tepat. Besaran merupakan sesuatu yang mempunyai nilai dan satuan, sedangkan satuan adalah sesuatu yang mendefinisikan besaran. Syarat - syarat besaran : Dapat didefinisikan secara fisik. Jelas dan tidak berubah terhadap waktu. Dapat digunakan dimana saja. Besaran terdiri dari : Besaran pokok, merupakan besaran yang sesuai dengan standar internasional. Tabel 1 Besaran Pokok Besaran Pokok Nama Satuan Dasar Simbo l Dimens i Panjang meter M [L] Massa kilogram Kg [M]
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TEORI DASAR PENGUKURAN
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran yang belum diketahui
dengan besaran acuan atau besaran standar baik lokal, standar nasional maupun
standar internasional dengan menggunakan alat ukur. Besaran standar ini biasanya
terdapat atau terpasang pada alat ukur, dan alat ukur ini harus di kalibrasikan agar
bisa mengukur dengan baik dan tepat. Besaran merupakan sesuatu yang mempunyai
nilai dan satuan, sedangkan satuan adalah sesuatu yang mendefinisikan besaran.
Syarat - syarat besaran :
Dapat didefinisikan secara fisik.
Jelas dan tidak berubah terhadap waktu.
Dapat digunakan dimana saja.
Besaran terdiri dari :
Besaran pokok, merupakan besaran yang sesuai dengan standar
internasional.
Tabel 1 Besaran Pokok
Besaran Pokok Nama Satuan Dasar Simbol Dimensi
Panjang meter M [L]
Massa kilogram Kg [M]
Waktu sekon s [T]
Kuat Arus ampere A [I]
Temperatur kelvin K [θ]
Jumlah Zat mole N [N]
Intensitas Cahaya candela Cd [J]
Besaran turunan, merupakan besaran yang diperoleh dari beberapa variabel
besaran pokok dalam bentuk persamaan.
Laboratorium Metrologi Industri
Tabel 2 Besaran Turunan
Besaran Nama Satuan Dasar Simbol
Luas Bidang meterpersegi m²
Volume meterkubik m³
Percepatan meterperdetik m/s
Gaya newton N,kg m/s²
Tekanan pascal Pa,N/m²,kg/(m s)²
Energi joule J,kg m²/s²
Daya watt W,kg m²/s³
Potensial Listrik volt V,kg m²/(s² A)
Pengukuran dapat ditinjau dari 3 aspek yaitu:
1. Aspek Fisik
Contoh :
- Berat
- Massa
- Temperatur
- Tekanan
- Densitas, dll
Pengukuran aspek fisik dipelajari dalam pengukuran teknik (engineering
measurement).
2. Aspek Mekanik
Contoh :
- Kekuatan (strength)
- Keuletan (ductility)
- Kekerasan (hardness)
- Ketangguhan, dll
Kelompok 10
Laboratorium Metrologi Industri
Pengukuran aspek mekanik dipelajari dalam material teknik (materials
science and engineering)
3. Aspek Geometrik
Terdiri dari :
- Dimensi, contoh : diameter, panjang, lebar, dll
- Bentuk, contoh : kesejajaran, kelurusan, kedataran, kemiringan atau
sudut, kebulatan, ketegaklurusan, dll
- Kekasaran permukaan.
Pengukuran aspek geometrik dipelajari dalam metrologi industri.
Metrologi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari tentang cara-cara
pengukuran besaran teknik, sedangkan Metrologi industri adalah ilmu dan teknologi
yang mempelajari pengukuran karateristik geometri suatu produk hasil proses
produksi dengan menggunakan alat ukur tertentu dan cara pengukuran tertentu untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang mendekati nilai sebenarnya.
Beberapa jenis pengukuran dalam metrologi :
1. Pengukuran linear, suatu pengukuran besaran panjang yang menggunakan alat
ukur langsung yang telah terkalibrasi dan hasil pengukuran dapat diperoleh
sacara langsung. Contoh : menggunakan mikrometer.
Gambar 1 Mikrometer
Kelompok 10
Laboratorium Metrologi Industri
2. Pengukuran sudut, suatu pengukuran sudut yang menggunakan alat ukur sudut
yang telah terkalibrasi dan hasil pengukuran dapat diperoleh secara langsung.
Contoh : menggunakan busur bilah.
Gambar 2 Busur Bilah
3. Pengukuran profil, suatu pengukuran yang membandingkan bentuk suatu
produk dengan bentuk acuan (standar) pada layar dari alat ukur proyeksi.
Contoh : menggunakan profile proyector.
Gambar 3 Profile Proyector
Kelompok 10
Laboratorium Metrologi Industri
4. Pengukuran ulir, suatu pengukuran yang mengukur jarak antar ulir pada suatu
produk. Contoh : menggunakan mikrometer ulir.
Gambar 4 Mikrometer Ulir
5. Pengukuran roda gigi, suatu pengukuran yang mengukur jarak antar pitch
pada roda gigi. Contoh : menggunakan mikrometer roda gigi.
Gambar 5 Mikrometer Roda Gigi
6. Pengukuran posisi, suatu pengukuran yang menggunakan sensor yang dapat
digerakkan dalam ruang yang digunakan untuk menentukan posisi. Contoh :
menggunakan coordinate measuring machine (CMM).
Gambar 6 Coordinate Measuring Machine
Kelompok 10
Laboratorium Metrologi Industri
7. Pengukuran kerataan dan kedataran, suatu pengukuran yang mengukur
kerataan dan kedataran permukaan suatu produk, Contoh : menggunakan
square level.
Gambar 7 Square Level
8. Pengukuran kekasaran permukaan, suatu pengukuran yang mengukur
kekasaran permukaan suatu produk. Contoh : menggunakan surface
roughness tester.
Gambar 8 Surface Roughness Tester
Cara-Cara Pengukuran Dalam Metrologi :
1. Pengukuran langsung, suatu pengukuran yang dilakukan dengan
menggunakan alat ukur langsung, dimana hasil pengukuran dapat langsung
diperoleh. Contoh : Jangka Sorong.
Kelompok 10
Laboratorium Metrologi Industri
2. Pengukuran tak langsung, suatu pengukuran yang dilakukan dengan
menggunakan alat ukur pembanding, alat ukur standar dan alat ukur bantu.
Contoh : Dial Indicator.
3. Pemeriksaan kaliber batas, suatu pengukuran yang dilakukan dengan
menggunakan alat ukur kaliber batas, dimana tidak mengukur dimensi suatu
produk tetapi untuk memeriksa apakah suatu produk berada didalam/diluar
daerah toleransinya. Contoh : Kaliber Batas.
4. Membandingkan dengan bentuk standar atau acuan, suatu pengukuran yang
dilakukan dengan membandingkan bentuk produk yang dihasilkan dengan
bentuk standarnya/acuan. Contoh : Profile Proyector.
5. Pengukuran geometri khusus, suatu pengukuran yang mempunyai metoda dan
alat ukur khusus. Contoh : Surface Roughness Tester.
Jenis-Jenis Alat Ukur, terbagi atas 2 :
1. Berdasarkan sifat, terbagi menjadi :
a) Berdasarkan sifat aslinya:
Alat ukur langsung, suatu alat ukur yang dilengkapi dengan skala ukur
sehingga hasil pengukuran bisa langsung di baca atau diperoleh hasil
pengukuran. Contoh: Jangka Sorong.
Gambar 9 Jangka Sorong
Kelompok 10
Laboratorium Metrologi Industri
Alat ukur pembanding, suatu alat ukur ini tidak bisa menunjukkan
hasil pengukuran dengan skala ukur, tetapi hanya bisa membandingkan
ukuran atau beda ukuran dari objek ukur. Misalnya: Dial Indicator.
Gambar 10 Dial Indicator
Alat ukur standar, suatu alat ukur yang dilengkapi dengan satu skala
nominal, tidak dapat memberikan hasil pengukuran secara langsung
dan digunakan untuk kalibrasi alat ukur lainnya. Misalnya: Blok Ukur.
Gambar 11 Blok Ukur
Kelompok 10
Laboratorium Metrologi Industri
Alat ukur kaliber batas, suatu alat ukur yang berfungsi untuk
menunjukkan apakah dimensi suatu produk berada di dalam atau di
luar daerah toleransi produk tersebut. Misalnya: Kaliber Lubang dan
Kaliber Poros
Gambar 12 Kaliber Poros
Alat ukur bantu, suatu alat ukur bantu bukan merupakan alat ukur
tetapi mempunyai peranan penting dalam menentukan baik atau
tidaknya hasil pengukuran. Misalnya: Blok V.
Gambar 13 Blok V
Kelompok 10
Laboratorium Metrologi Industri
b) Berdasarkan sifat turunannya, dibedakan atas :
Alat ukur khas, suatu alat ukur yang mempunyai metode dan alat ukur
khusus. Contoh : Surface Roughness Tester.
Alat ukur koordinat, suatu alat ukur yang menggunakan sensor yang
dapat digerakkan dalam ruang yang digunakan untuk menentukan