BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Sterilisasi merupakan suatu
proses yang bertujuan untuk menghilangkan dan membinasakan semua
alat dan media dari gangguan organisme mikroba, termasuk virus,
bakteria dan spora dan fungi beserta sporanya. Sterilisasi
merupakan suatu metode atau cara yang digunakan untuk mengeliminasi
semua mikroorganisme. Semua bahan dan alat dalam media kultur
maupun dalam kegiatan praktikum harus dalam keadaan steril. Dan
juga, sterilisasi adalah cara untuk mendapatkan suatu kondisi bebas
mikroba atau setiap proses yang dilakukan baik secara fisika,
kimia, dan mekanik untuk membunuh semua bentuk kehidupan terutama
mikroorganisme. Dalam bidang mikrobiologi baik dalam pengerjaan
penelitian atau praktikum, keadaan steril merupakan syarat utama
berhasil atau tidaknya pekerjaan kita dilaboratorium.Pengetahuan
tentang prinsip dasar sterilisasi dan desinfeksi sangat diperlukan
untuk melakukan pekerjaan di bidang medis yang bertanggung
jawab.Cara sterilisasi dan desinfeksi yang baru banyak
diperkenalkan, namun masih tetap digunakan cara-cara dan beberapa
bahan seperti digunakan berabad lalu. Sterilisasi dilakukan
menggunakan autoklaf untuk yang menggunakan panas
bertekanan,pemanas kering(oven),sterilisasi kimiawi(seperti
glutaraldehid atau formaldehid) dan secara fisik. Berdasarkan dari
hal tersebut diatas, maka dibuatlah makalah Sterilisasi dan
Desinfeksi ini guna memberikan pemahaman kepada kita tentang
hal-hal yang berkaitan dengan sterilisasi serta menambah
pengetahuan dan keterampilan kita tentang teknik atau tata cara
sterilisasi dalam dunia farmasi.Disinfektan digunakan untuk
membunuh mikroorganisme pada benda mati.Disinfeksi adalah membunuh
mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara
fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan
jalan membunuh mikroorganisme patogen.Disinfeksi dilakukan apabila
sterilisasi sudah tidak mungkin dikerjakan, meliputi : penghancuran
dan pemusnahan mikroorganisme patogen yang ada tanpa tindakan
khusus untuk mencegah kembalinya mikroorganisme tersebut.Alternatif
yang sering dilaakukan adalah dengan cara DTT (Disinfeksi Tingkat
Tinggi)
1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang tersebut,
masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskansebagaiberikut:1.
Bagaimana pengertian dari sterilisasi dan disinfeksi?2 Apa tujuan
dari sterilisasi dan disinfeksi ?3 Apa saja macam-macam sterilisasi
dan disinfeksi ?4 Apa perbedaan sterilisasi dan disinfeksi ?5
Bagaimana aplikasi sterilisasi dan disinfeksi dalam dunia farmasi
?
1.3TUJUAN1. Untuk mengetahui pengertian dari sterilisasi dan
disinfeksi2. Untuk mengetahui tujuan sterilisasi dan disinfeksi 3.
Untuk mengetahui macam macam sterilisasi dan disinfeksi4. Untuk
mengetahui perbedaan sterilisasi dan disinfeksi5. Untuk mengetahui
aplikasi sterilisasi dan disinfeksi dalam dunia farmasi
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sterilisasi dan DesinfeksiA. Pengertian
SterilisasiSteralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu
(alat,bahan,media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak
diharapkan kehadirannya baik yang patogen maupun yang a patogen.
Atau bisa juga dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu
benda dari semua mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun
bentuk spora.Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang
mikrobiologi untuk mencegah pencernaan organisme luar, pada bidang
bedah untuk mempertahankan keadaan aseptis, pada pembuatan makanan
dan obat-obatan untuk menjamin keamanan terhadap pencemaran oleh
miroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun sterilisasi ini
juga penting.Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui
proses fisik maupun kimiawi. Steralisasi juga dikatakan sebagai
tindakan untuk membunuh kuman patogen atau kuman apatogen beserta
spora yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara
merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau bahkan kimia. Jenis
sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas
kering, steralisasi gas (Formalin H2 O2), dan radiasi
ionnisasi.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam steralisasi di
antaranya:a. Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai,
bersih, dan masih berfungsi.b. Peralatan yang akan di steralisasi
harus dibungkus dan diberi label yang jelas dengan menyebutkan
jenis pera;latan, jumlah, dan tanggal pelaksanaan sterilisasi.c.
Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril.d.
Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu
mensteril selesai.e. Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya
dengan korentang sterilf. Saat mendinginkan alat steril tidak boleh
membuka pembungkusnya, bila terbuka harus dilakukan steralisasi
ulang.B. Pengertian DesinfeksiDesinfeksi adalah membunuh
mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara
fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan
jalam membunuh mikroorganisme patogen. Disinfektan yang tidak
berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini
dinamakan antiseptik. Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat
atau menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang
desinfeksi digunakan pada benda mati. Desinfektan dapat pula
digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung dari
toksisitasnya.Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk
membersihkan alat-alat tersebut dari debris organik dan bahan-bahan
berminyak karena dapat menghambat proses disinfeksi.Disinfektan
dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda mati. Disinfektan
dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa kelompok
mikroorganisme, disinfektan "tingkat tinggi" dapat membunuh virus
seperti virus influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh
virus polio, hepatitis B atau M. tuberculosis.Untuk mendesinfeksi
permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan seperti
iodophor, derifat fenol atau sodium hipokrit. Untuk mendesinfeksi
permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari tiga desinfektan diatas.
Tiap desinfektan tersebut memiliki efektifitas "tingkat menengah"
bila permukaan tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10
menit.Kriteria desinfeksi yang ideal: Bekerja dengan cepat untuk
menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar Aktivitasnya tidak
dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan kelembaban Tidak
toksik pada hewan dan manusia Tidak bersifat korosif Tidak berwarna
dan meninggalkan noda Tidak berbau/ baunya disenangi Bersifat
biodegradable/ mudah diurai Larutan stabil Mudah digunakan dan
ekonomis Aktivitas berspektrum luas
2.2 Tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi Adapun tujuan dari
sterilisasi dan desinfeksi tersebut adalah Mencegah terjadinya
infeksi Mencegah makanan menjadi rusak Mencegah kontaminasi
mikroorganisme dalam industri Mencegah kontaminasi terhadap bahan-
bahan yg dipakai dalam melakukan biakan murni.
2.3 Macam-Macam SterilisasiPada prinsipnya sterilisasi dapat
dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi:1.
Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan
yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga
mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk
sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan
antibiotik2.Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan
pemanasan & penyinaran Pemanasan Pemijaran (dengan api
langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh alat :
jarum inokulum, pinset, batang L, dll. 100 % efektif namun terbatas
penggunaanya. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira
60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat
dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll. Waktu relatif
lama sekitar 1-2 jam. Kesterilaln tergnatung dengan waktu dan suhu
yang digunakan, apabila waktu dan suhu tidak sesuai dengan
ketentuan maka sterilisasipun tidak akan bisa dicapai secara
sempurna. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan
yang mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya
tidak terjadi dehidrasi Teknik disinfeksi termurah Waktu 15 menit
setelah air mendidih Beberapa bakteri tidak terbunuh dengan teknik
ini: Clostridium perfingens dan Cl. botulinum Uap air panas
bertekanan : menggunalkan autoklaf menggunakan suhu 121 C dan
tekanan 15 lbs, apabila sedang bekerja maka akan terjadi koagulasi.
Untuk mengetahui autoklaf berfungsi dengan baik digunakan Bacillus
stearothermophilus Bila media yang telah distrerilkan. diinkubasi
selama 7 hari berturut-turut apabila selama 7 hari: Media keruh
maka otoklaf rusak Media jernih maka otoklaf baik, kesterilalnnya,
Keterkaitan antara suhu dan tekanan dalam autoklaf Pasteurisasi:
Pertama dilakukan oleh Pasteur, Digunakan pada sterilisasi susu
Membunuh kuman: tbc, brucella, Streptokokus, Staphilokokus,
Salmonella, Shigella dan difteri (kuman yang berasal dari
sapi/pemerah) dengan Suhu 65 C/ 30 menit
Penyinaran dengan sinar UVSinar Ultra Violet juga dapat
digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba
yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan
disinari lampu UV Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan
senyawa desinfektan antara lain alkohol. Beberapa kelebihan
sterilisasi dengan cara ini:- Memiliki daya antimikrobial sangat
kuat - Daya kerja absorbsi as. Nukleat- Panjang gelombang: 220-290
nm paling efektif 253,7 nm- Kelemahan penetrasi lemah
Sinar Gamma Daya kerjanya ion bersifat hiperaktif Sering
digunakan pada sterilisasi bahan makanan, terutama bila panas
menyebabkan perubahan rasa, rupa atau penampilan Bahan disposable:
alat suntikan cawan petri dpt distrelkan dengan teknik ini.
Sterilisasi dengan sinar gamma disebut juga sterilisasi dingin
3. Sterilisasi dengan Cara Kimia Beberapa hal yang perlu
diperhatikan pada disinfeksi kimia Rongga (space) Sebaiknya
bersifat membunuh (germisid) Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat
Pengenceran harus sesuai dengan anjuran Solusi yang biasa dipakai
untuk membunuh spora kuman biasanya bersifat sangat mudah menguap
Sebaiknya menyediakan hand lation merawat tangan setelah berkontak
dengan disinfekstanFaktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi
dengan cara kimia:1. Jenis bahan yang digunakan 2. Konsentrasi
bahan kimia 3. Sifat Kuman 4. pH5. Suhu Beberapa Zat Kimia yang
sering digunakan untuk sterilisasi Alkohol - Paling efektif utk
sterilisasi dan desinfeksi - Mendenaturasi protein dengan jalan
dehidrasi membran sel rusak & enzim tdk aktif Halogen -
Mengoksidasi protein kuman Yodium - Konsentrasi yg tepat tdk
mengganggu kulit- Efektif terhadap berbagai protozoa Klorin -
Memiliki warna khas dan bau tajam - Desinfeksi ruangan, permukaan
serta alat non bedah Fenol (as. Karbol)- Mempresipitasikan protein
secara aktif, merusak membran sel menurunkan tegangan permukaan -
Standar pembanding untuk menentukan aktivitas suatu desinfektan
Peroksida (H2O2)- Efektif dan nontoksid - Molekulnya tidak stabil-
Menginaktif enzim mikroba Gas Etilen Oksida - Mensterilkan bahan
yang terbuat dari plastik 2.4 Macam-macam DesinfeksiDesinfeksi
adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia
atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi
infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen. Disinfektan
yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan
ini dinamakan antiseptik.Antiseptik adalah zat yang dapat
menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup,
sedang desinfeksi digunakan pada benda mati. Desinfektan dapat pula
digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung dari
toksisitasnya.Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk
membersihkan alat-alat tersebut dari debris organik dan bahan-bahan
berminyak karena dapat menghambat proses disinfeksi.Macam-macam
desinfektan yang digunakan:1.AlkoholEtil alkohol atau propil
alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit. Alkohol
yangicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi
unguk mendesinfeksi permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan
pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat
menguap tanpa meninggalkan efek sisa.2.AldehidGlutaraldehid
merupakan salah satu desinfektan yang populer pada kedokteran gigi,
baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan
desinfektan yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk
mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan
kasa steril kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang
dibasahi dengan akuades, karena glutaraldehid yang tersisa pada
instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa, operator harus memakai
masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy duty. Larutan
glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M.
tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit,
sedang spora baru alan mati setelah 10 jam.3.BiguanidKlorheksidin
merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas dalam
bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak,
misalnya 0,4% larutan pada detergen digunakan pada surgical scrub
(Hibiscrub), 0,2% klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan
sebagai bahan antiplak (Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi
2% digunakan sebagai desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat aktif
terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram(-). Efektivitasnya pada rongga
mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada hidroksiapatit dan
salivary mucus.4. Senyawa halogen. Hipoklorit dan povidon-iodin
adalah zat oksidasi dan melepaskan ion halide. Walaupun murah dan
efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam dan cepat
diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros, Domestos, dan
Betadine).5.FenolLarutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat
digunakan untuk membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena
tidak dapat dirusak oleh zat organik. Zat ini bersifat virusidal
dan sporosidal yang lemah. Namun karena sebagian besar bakteri
dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah sakit dan
laboratorium.6.KlorsilenolKlorsilenol merupakan larutan yang tidak
mengiritasi dan banyak digunakan sebagai antiseptik, aktifitasnya
rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas sebagai
desinfektan (misalnya Dettol).Desinfeksi permukaanDisinfektan dapat
membunuh mikroorganisme patogen pada benda mati. Disinfektan
dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa kelompok
mikroorganisme, disinfektan tingkat tinggi dapat membunuh virus
seperti virus influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh
virus polio, hepatitis B atau M. tuberculosis.Untuk mendesinfeksi
permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan seperti
iodophor, derivate fenol atau sodium hipokrit : Iodophor dilarutkan
menurut petunjuk pabrik. Zat ini harus dilarutkan baru setiap hari
dengan akuades. Dalam bentuk larutan, desinfektan ini tetap efektif
namun kurang efektif bagi kain atau bahan plastik. Derivat fenol
(O-fenil fenol 9% dan O-bensil-P klorofenol 1%) dilarutkan dengan
perbandingan 1 : 32 dan larutan tersebut tetap stabil untuk waktu
60 hari. Keuntungannya adalah efek tinggal dan kurang menyebabkan
perubahan warna pada instrumen atau permukaan keras. Sodium
hipoklorit (bahan pemutih pakaian) yang dilarutkan dengan
perbandingan 1 : 10 hingga 1 : 100, harganya murah dan sangat
efektif. Harus hati-hati untuk beberapa jenis logam karena bersifat
korosif, terutama untuk aluminium. Kekurangannya yaitu menyebabkan
pemutihan pada pakaian dan menyebabkan baru ruangan seperti kolam
renang.Untuk mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu
dari tiga desinfektan diatas. Tiap desinfektan tersebut memiliki
efektifitas tingkat menengah bila permukaan tersebut dibiarkan
basah untuk waktu 10 menitMacam-Macam Desinfektan Dan Antiseptik
dari sumber lain1.Garam Logam BeratGaram dari beberapa logam berat
seperti air raksa dan perak dalam jumlah yangkecil saja dapat
membunuh bakteri, yang disebut oligodinamik. Hal ini mudahsekali
ditunjukkan dengan suatu eksperimen. Namun garam dari logam berat
itumudah merusak kulit, makan alat-alat yang terbuat dari logam dan
lagipula mahalharganya. Meskipun demikian, orang masih biasa
menggunakan merkuroklorida(sublimat) sebagai desinfektan. Hanya
untuk tubuh manusia lazimnya kita pakaimerkurokrom, metafen atau
mertiolat.
2.Zat PerwarnaZat perwarna tertentu untuk pewarnaan bakteri
mempunyai daya bakteriostatis.Daya kerja ini biasanya selektif
terhadap bakteri gram positif, walaupun beberapakhamir dan jamur
telah dihambat atau dimatikan, bergantung pada konsentrasi
zatpewarna tersebut. Diperkirakan zat pewarna itu berkombinasi
dengan protein ataumengganggu mekanisme reproduksi sel. Selain
violet Kristal (bentuk kasar, violet gentian), zat pewarna lain
yang digunakan sebagai bakteriostatis adalah hijau malakhit dan
hijau cemerlang.3.Klor dan senyawa klorKlor banyak digunakan untuk
sterilisasi air minum. persenyawaan klor dengankapur atau dengan
natrium merupakan desinfektan yang banyak dipakai untukmencuci
alat-alat makan dan minum.
4.Fenol dan senyawa-senyawa lain yang sejenis Larutan fenol 2 4%
berguna sebagai desinfektan. Kresol atau kreolin lebih
baikkhasiatnya daripada fenol. Lisol ialah desinfektan yang berupa
campuran sabundengan kresol; lisol lebih banyak digunakan daripada
desinfektan-desinfektanyang lain. Karbol ialah nama lain untuk
fenol. Seringkali orang mencampurkanbau-bauan yang sedap, sehingga
desinfektan menjadi menarik.
5.KresolDestilasi destruktif batu bara berakibat produksi bukan
saja fenol tetapi jugabeberapa senyawa yang dikenal sebagai kresol.
Kresol efektif sebagai bakterisida,dan kerjanya tidak banyak
dirusak oleh adanya bahan organic. Namun, agen inimenimbulkan
iritasi (gangguan) pada jaringan hidup dan oleh karena itudigunakan
terutama sebagai disinfektan untuk benda mati. Satu persen
lisol(kresol dicampur dengan sabun) telah digunakan pada kulit,
tetapi konsentrasiyang lebih tinggi tidak dapat ditolerir.
6.AlkoholSementara etil alcohol mungkin yang paling biasa
digunakan, isoprofil dan benzylalcohol juga antiseptic. Benzyl
alcohol biasa digunakan terutama karena efekpreservatifnya (sebagai
pengawet).7.FormaldehidaFormaldehida adalah disinfektan yang baik
apabila digunakan sebagai gas. Agenini sangat efektif di daerah
tertutup sebagai bakterisida dan fungisida. Dalamlarutan cair
sekitar 37%, formaldehida dikenal sebgai formalin.8.Etilen
OksidaJika digunakan sebagi gas atau cairan, etilen oksida
merupakan agen pembunuhbakteri, spora, jamur dan virus yang sangat
efektif. Sifat penting yang membuatsenyawa ini menjadi germisida
yang berharga adalah kemampuannya untukmenembus ke dalam dan
melalui pada dasarnya substansi yang manapun yangtidak tertutup
rapat-rapat. Misalnya agen ini telah digunakan secara
komersialuntuk mensterilkan tong-tong rempah- rempah tanpa membuka
tong tersebut.Agen ini hanya ditempatkan dalam aparatup seperti
drum dan, setelah sebagianbesar udaranya dikeluarkan dengan pompa
vakum, dimasukkanlah etilen oksida.
9.Hidogen PeroksidaAgen ini mempunyai sifat antseptiknya yang
sedang, karena kemampuannyamengoksidasi. Agen ini sangat tidak
stabil tetapi sering digunakan dalampembersihan luka, terutama luka
yang dalam yang di dalamnya kemungkinandimasuki organisme
aerob.
10.BetapropiolaktonSubstansi ini mempunyai banyak sifat yang
sama dengan etilen oksida. Agen inimematikan spora dalam
konsentrasi yang tidak jauh lebih besar daripada yangdiperlukan
untuk mematikan bakteri vegetatif. Efeknya cepat, ini
diperlukan,karena betapropiolakton dalam larutan cair mengalami
hidrolisis cukup cepatuntuk menghasilkan asam akrilat, sehingga
setelah beberapa jam tidak terdapatbetapropiolakton yang
tersisa.
11.Senyawa Amonium KuaternerKelompok ini terdiri atas sejumlah
besar senyawa yang empat subtituennyamengandung karbon, terikat
secara kovalen pada atom nitrogen.2.5 Perbedaan Sterilisasi dan
DesinfeksiSteralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu
(alat, bahan, media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak
diharapkan kehadirannya baik yang patogen maupun yang a patogen.
Atau bisa juga dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu
benda dari semua mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun
bentuk spora.Sedangkan desinfeksi adalah, membunuh mikroorganisme
penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini
dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh
mikroorganisme patogen.Dari kedua pengertian di atas bisa kita
simpulkan, jika sterilisasi dan desinfeksi memiliki perbedaan yang
khas, walaupun tetap memiliki tujuan yang sama. Namun sterilisasi
memiliki guna yang lebih besar, dan desinfeksi secara khusus
membunuh kuman penyebab penyakit.
2.6 Aplikasi Sterilisasi Dan Desinfeksi Dalam Farmasi 2.6.1
Sterilisasi Menurut FI.ed.IV Steril adalah suatu keadaan dimana
suatu zat bebas dari mikroba hidup, baik yang patogen (menimbulkan
penyakit) maupun apatogen / non patogen (tidak menimbulkan
penyakit), baik dalam bentuk vegetatif (siap untuk berkembang biak)
maupun dalam bentuk spora (dalam keadaan statis, tidak dapat
berkembang biak, tetapi melindungi diri dengan lapisan pelindung
yang kuat) Tidak semua mikroba dapat merugikan, misalnya mikroba
yang terdapat dalam usus yang dapat membusukkan sisa makanan yang
tidak terserap oleh tubuh. Mikroba yang patogen misalnya Salmonella
typhosa yang menyebabkan penyakit typus, E.coli yang menyebabkan
penyakit perut.
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membuat ruang / benda
menjadi steril atau suatu proses untuk membunuh semua jasad renik
yang ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada
lagi jasad renik yang dapat berkembang biak. Sterilisasi harus
dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora
bakteri (Fardiaz, 1992). Sedangkan sanitasi adalah suatu proses
untuk membuat lingkungan menjadi sehat..
2.6.2 Tujuan Suatu Obat Dibuat Steril Tujuan obat dibuat steril
(seperti obat suntik) karena berhubungan langsung dengan darah atau
cairan tubuh dan jaringan tubuh yang lain dimana pertahanan
terhadap zat asing tidak selengkap yang berada di saluran cerna /
gastrointestinal, misalnya hati yang dapat berfungsi untuk
menetralisir / menawarkan racun (detoksikasi = detoksifikasi).
Diharapkan dengan steril dapat dihindari adanya infeksi sekunder.
Dalam hal ini tidak berlaku relatif steril atau setengah steril ,
hanya ada dua pilihan yaitu steril dan tidak steril. Sediaan
farmasi yang perlu disterilkan adalah obat suntik / injeksi, tablet
implant, tablet hipodermik dan sediaan untuk mata seperti tetes
mata / Guttae Ophth., cuci mata / Collyrium dan salep mata /
Oculenta.2.6.3. Cara - Cara Sterilisasi Menurut FI.ed.IV.1.
Sterilisasi uap Adalah proses sterilisasi thermal yang menggunakan
uap jenuh dibawah tekanan selama 15 menit pada suhu 121o. Kecuali
dinyatakan lain, berlangsung di suatu bejana yang disebut otoklaf,
dan mungkin merupakan proses sterilisasi paling banyak dilakukan.
Alat : Disebut otoklaf, yaitu suatu panci logam yang kuat dengan
tutup yang berat, mempunyai lubang tempat mengeluarkan uap air
beserta krannya, termometer, pengatur tekanan udara, klep
pengaman.Cara bekerja : Otoklaf dipanaskan, ventilasi dibuka untuk
membiarkan udara keluar. Pengusiran udara pada otoklaf berdinding
dua, uap air masuk dari bagian atas dan udara keluar dari bagian
bawah yang dapat ditunjukkan pada gelembung yang keluar dari ujung
pipa karet dalam air. Setelah udara bersih, bahan yang akan
disterilkan dimasukkan sebelum air mendidih, tutup otoklaf dan
dikunci, ventilasi ditutup dan suhu serta tekanan akan naik sesuai
dengan yang dikehendaki. Atur klep pengaman supaya tekanan stabil.
Setelah sterilisasi selesai, otoklaf dibiarkan dingin hingga
tekanannya sama dengan tekanan atmosfir. Cara sterilisasi ini lebih
efektif dibanding dengan pemanasan basah yang lain, karena suhunya
lebih tinggi.Bahan / alat yang dapat disterilkan :Alat pembalut,
kertas saring, alat gelas ( buret, labu ukur ) dan banyak obat-obat
tertentu.2. Sterilisasi panas kering Sterilisasi cara ini
menggunakan suatu siklus Oven modern yang dilengkapi udara yang
dipanaskan dan disaring. Rentang suhu khas yang dapat diterima di
dalam bejana sterilisasi kosong adalah lebih kurang 15o, jika alat
sterilisasi beroperasi pada suhu tidak kurang dari 250o .Alat :
Oven yaitu lemari pengering dengan dinding ganda, dilengkapi dengan
termometer dan lubang tempat keluar masuknya udara, dipanaskan dari
bawah dengan gas atau listrik.
Bahan / alat yang dapat disterilkan dengan cara kering Alat-alat
dari gelas (gelas kimia, gelas ukur, pipet ukur, erlemeyer,
botol-botol, corong), bahan obat yang tahan pemanasan tinggi
(minyak lemak, vaselin). Ciri-ciri pemanasan kering :1. Yang
dipanaskan adalah udara kering2. Proses pembunuhan mikroba
berdasarkan oksidasi O2 udara 3.Suhu yang digunakan lebih tinggi,
kira-kira 150o. Satu gram udara pada suhu 100o, jika didinginkan
menjadi 99o hanya membebaskan 0,237 kalori.4. Waktu yang diperlukan
lebih lama, antara 1 jam sampai 2 jam, kecuali
pemijaran.5.Digunakan untuk sterilisasi bahan obat / alat yang
tahan pemanasan tinggi.
3. Sterilisasi gas Bahan aktif yang digunakan adalah gas etilen
oksida yang dinetralkan dengan gas inert, tetapi keburukan gas
etilen oksida ini adalah sangat mudah terbakar, bersifat mutagenik,
kemungkinan meninggalkan residu toksik di dalam bahan yang
disterilkan, terutama yang mengandung ion klorida. Pemilihan untuk
menggunakan sterilisasi gas ini sebagai alternatif dari sterilisasi
termal, jika bahan yang akan disterilkan tidak tahan terhadap suhu
tinggi pada sterilisasi uap atau panas kering. Proses
sterilisasinya berlangsung di dalam bejana bertekanan yang didesain
seperti pada otoklaf dengan modifikasi tertentu. Salah satu
keterbatasan utama dari proses sterilisasi dengan gas etilen oksida
adalah terbatasnya kemampuan gas tersebut untuk berdifusi sampai ke
daerah yang paling dalam dari produk yang disterilkan.
4. Sterilisasi dengan radiasi ionAda 2 jenis radiasi ion yang
digunakan yaitu disintegrasi radioaktif dari radioisotop (radiasi
gamma) dan radiasi berkas elektron. Digunakan isotop radio aktif,
misalnya Cobalt 60.Pada kedua jenis ini, dosis yang menghasilkan
derajat jaminan sterilitas yang diperlukan harus ditetapkan
sedemikian rupa hingga dalam rentang satuan dosis minimum dan
maksimum, sifat bahan yang disterilkan dapat diterima. Walaupun
berdasarkan pengalaman dipilih dosis 2,5 megarad (Mrad) radiasi
yang diserap, tetapi dalam beberapa hal, diinginkan dan dapat
diterima penggunaan dosis yang lebih rendah untuk peralatan, bahan
obat dan bentuk sediaan akhir. Cara ini dilakukan jika bahan yang
disterilkan tidak tahan terhadap sterilisasi panas dan khawatir
tentang keamanan etilen oksida. Keunggulan sterilisasi ini adalah
reaktivitas kimia rendah, residu rendah yang dapat diukur serta
variabel yang dikendalikan lebih sedikit.
5. Sterilisasi dengan penyaringan Sterilisasi larutan yang labil
terhadap panas sering dilakukan dengan penyaringan menggunakan
bahan yang dapat menahan mikroba, hingga mikroba yang dikandungnya
dapat dipisahkan secara fisika. Perangkat penyaring umumnya terdiri
dari suatu matriks berpori bertutup kedap atau dirangkaikan pada
wadah yang tidak permeable. Efektivitas penyaring media atau
penyaring subtrat tergantung pada ukuran pori matriks, daya
adsorpsi bakteri dari matriks dan mekanisme pengayakan.Penyaring
yang melepas serat, terutama yang mengandung asbes harus dihindari
penggunaannya kecuali tidak ada penyaringan alternatif lain yang
mungkin bisa digunakan. Ukuran porositas minimal membran matriks
tersebut berkisar 0,2 mm 0,45 mm tergantung pada bakteri apa yang
hendak disaring. Penyaring yang tersedia saat ini adalah selulosa
asetat, selulosa nitrat, flourokarbonat, polimer akrilik,
polikarbonat, poliester, polivinil klorida, vinil nilon, potef dan
juga membran logam.Larutan disaring melalui penyaring bakteri
steril, diisikan ke dalam wadah steril, kemudian ditutup kedap
menurut teknik aseptik .Keuntungan cara ini :1. Digunakan untuk
bahan obat yang tidak tahan pemanasan tetapi larut dalam air.2.
Dapat dilakukan dengan cepat, terutama untuk pembuatan
kecil-kecilan. 3. Semua mikroba hidup atau mati dapat disaring dari
larutan, virus jumlahnya dikurangi. 4. Penyaring dapat bersifat
adsorpsi, sebagian besar virus dapat diadsorpsiKerugian cara ini
:1.Masih diperlukan zat bakterisida.2. Hanya dapat digunakan untuk
pembawa berair, tidak dapat digunakan untuk pembawa minyak.
3.Beberapa jenis penyaring dapat mengadsorpsi bahan obat, terutama
kalau kadarnya kecil.4. Beberapa penyaring sukar dicuci : porselin,
Keiselguhr. 5.Beberapa penyaring bersifat alkalis (Seitz filter)
dan penyaring dari asbes melepaskan asbes ke dalam
larutan.6.Filtrat yang diperoleh belum bebas dari virus.
Cara-cara menyaring : Ada 2 cara untuk menyaring , yaitu :1.
Dengan tekanan positip : larutan dalam penyaring ditekan dengan
tekanan yang lebih besar dari udara luar.2. Dengan tekanan negatip
: larutan dalam penyaring diisap (penampung di vakumkan). Udara
yang dipakai untuk itu harus udara bersih, biasanya digunakan gas
nitrogen (N2) yang dialirkan melalui kapas berlemak dalam tabung
gelas atau platina yang dipanaskan.
Pembersihan penyaring bakteri :1. Dengan menyedot air bersih
berlawanan dengan cara penyaringan atau larutan HCl panas lalu
dibilas.2. Memasak dalam larutan Na-karbonat 2 % lalu dibilas
(protein akan hancur , karena pH 8,5)3. Penyaring bakteri
disterilkan dengan cara pemanasan kering, pemijaran, otoklaf atau
secara kimiawi..6. Sterilisasi dengan cara aseptic Proses ini untuk
mencegah masuknya mikroba hidup ke dalam komponen steril atau
komponen yang melewati proses antara yang mengakibatkan produk
setengah jadi atau produk ruahan atau komponennya bebas dari
mikroba hidup. Cara sterilisasi dengan menggunakan teknik yang
dapat memperkecil kemungkinan terjadi cemaran/ kontaminasi dengan
mikroba hingga seminimal mungkin. Digunakan untuk bahan obat yang
tidak dapat disterilkan dengan cara pemanasan atau dengan cara
penyaringan.Caranya :Bahan obat: memenuhi syarat p.i , tidak
disterilkan.Zat pembawa: disterilkan tersendiri dahulu.Zat
pembantu: disterilkan tersendiri.Alat-alat : disterilkan dengan
cara yang cocok.Ruang kerja: bersih, bebas debu, dan angin,
disterilkan dengan sinar u.v atau cara lain yang sesuai.
Kemudian bahan obat, zat pembawa, zat pembantu disimpan secara
aseptic dalam ruang aseptic hingga terbentuk obat / larutan injeksi
dan dimasukkan ke dalam wadah secara aseptic.
D. Pemilihan cara sterilisasiPemilihan cara sterilisasi harus
mempertimbangkan beberapa hal seperti berikut: 1. Stabilitas :
sifat kimia, sifat fisika, khasiat, serat, struktur bahan obat
tidak boleh mengalami perubahan setelah proses sterilisasi.2.
Efektivitas : cara sterilisasi yang dipilih akan memberikan hasil
maksimal dengan proses yang sederhana, cepat dan biaya murah.3.
Waktu : lamanya penyeterilan ditentukan oleh bentuk zat, jenis zat,
sifat zat dan kecepatan tercapainya suhu penyeterilan yang
merata.Dengan penambahan zat-zat tertentu.Zat-zat yang ditambahkan
dapat berfungsi sebagai :1. Penyuci hama (desinfektan) : Suatu zat
anti mikroba yang digunakan untuk berbagai peralatan kedokteran /
instrumen / barang / benda dengan tujuan untuk mencegah terjadinya
infeksi pada manusia; dapat mematikan mikroba patogen, jadi
mencegah infeksi (germisida), mematikan bakteri (bakterisida),
mematikan fungi / cendawan / jamur (fungisida).
2. Antiseptika : Suatu zat anti mikroba yang biasa digunakan
secara topikal / lokal pada tubuh manusia ; dapat mencegah
pembiakan bakteri. Bakteriostatika : mencegah pertumbuhan fungi /
cendawan / jamur. Zat pengawet : mencegah pertumbuhan bakteri dan
cendawan dalam makanan atau minuman.3. Antibiotik : Segolongan zat
yang dihasilkan oleh cendawan atau bakteri yang dapat menentang /
mematikan cendawan atau bakteri lain.
2. Untuk alat-alat sterilisasi dapat dilakukan dengan :Zat yang
dipakai : alkohol-alkohol, kresol, fenol, formaldehida, garam raksa
organik / anorganik, amonium kwartener.Caranya : Alat yang
disterilkan direndam dalam larutan bakterisida, untuk logam
tambahkan zat yang dapat mencegah perkaratan (Natrium nitrat,
Natrium borat). Didihkan selama 20 menit bersama dengan Natrium
karbonat 1 2 %, sefirol 1 %, fenol 5 %, losol 2 %.
3. Untuk Ruangan sterilisasi dapat dilakukan dengan cara
:Disemprot dengan larutan bakterisida kemudian didiamkan beberapa
waktu. Udara diisap dan diganti dengan udara yang sudah steril
(dilewatkan melalui penyaring udara).
Zat yang digunakan : - uap farmaldehida- Campuran 1 bagian
etilen oksida dan 9 bagian gas karbondioksida (CO2) dan dapat
dipanaskan hingga suhu 600. Jika hanya etilen oksida saja dengan
udara akan mudah terbakar atau meledak.
2.6.4 Contoh kasusterinfeksi flu burung, ayam di
lamongandimusnahkan Januari 26, 2009 Posted by fluburungpmi in
Uncategorized. Tags: ayam, flu burung, lamonganadd a comment
LAMONGAN, SENIN Sedikitnya 4.000 ekor ayam yang diduga terinfeksi
virus flu burung, H5N1 atau avian influenza di wilayah Kabupaten
Lamongan dimusnahkan. Untuk mencegah penyebaran virus tersebut juga
dilakukan penyemprotan disinfektan.
Kasus adanya indikasi flu burung ditemukan di sembilan kecamatan
yakni Maduran, Sekaran, Solokuro, Karanggeneng, Sukodadi, Turi,
Sugio, Kalitengah, dan Pucuk. Rata-rata yang terinfeksi flu burung
jenis ayam kampung. Kasus ini ditemukan kembali sejak 17 De sember
2008 lalu pada ayam milik Siti warga Desa Siwuran, Kecamatan
Maduran.Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Kesehatan Lamongan,
Puji Hermawan, Senin (26/1) menduga temuan flu burung tersebut
diduga berasal dari Bengawan Solo yang mengalirkan bangkai ayam
yang terjangkit virus flu burung. Bangkai ayam yang menepi kemudian
meny ebarkan virus avian influenza terhadap ayam-ayam di Lamongan.
Indikasi tersebut diperkuat dengan wilayah yang ada kasus flu
burung kebanyakan berada di sekitar aliran Bengawan Solo termasuk
Gresik, katanya.Sebagai upaya pencegahan, telah menyemprotkan
disinfektan dan memusnahkan ayam yang diduga terkena penyakit.
Penyemprotan desinfektan dilakukan di tempat sekitar ditemukan
kasus ayam terkena flu burung. Pemusnahan atau depopulasi ayam yang
terjangkit viru s H5N1 dilakukan secara selektif hanya pada ayam
yang berada dalam satu kandang dengan ayam terkena virus dengan
cara dibakar. Sesuai ketentuan, semua unggas dalam radius 100 meter
persegi dengan lokasi ditemukannya kasus flu burung tersebut harus
dimusnahkan. Tetapi pemusnahan secara selektif demi mengurangi
kerugian mesyarakat, katanya.Berdasarkan catatan Kompas pada 2007,
Lamongan dinyatakan sebagai daerah dengan kondisi luar biasa (KLB)
flu burung. Saat itu dinyatakan virus H5N1 penyebab flu burung
ditemukan di sejumlah kecamatan dan beberapa orang terindikasi kuat
suspect flu burung.Penetapan KLB didasarkan pada instruksi Bupati
Lamongan nomor 1/2007. Semua dinas/instansi terkait diminta
melakukan tindakan pengendalian dan pemberantasan Flu Burung secara
terpadu dan efektif.Unggas yang teridentifikasi terserang flu
burung dimusnahkan (depopulasi). Selain itu dilarang jual beli
unggas di daerah yang terjangkit flu burung. Pengiriman unggas
keluar-masuk Lamongan harus disertai surat keterangan kesehatan
hewan (SKKH).Menurut data Dinas Perikanan Kelautan dan Peternakan
hingga Maret 2007 delapan kecamatan dinyatakan KLB Flu Burung.
Kasus Flu Burung didapati di Kecamatan Sambeng, Pucuk, Babat,
Sekaran, Sugio, Sukodadi, Turi, dan Lamongan. Dari jumlah populasi
unggas sek itar 60.000 ekor di Lamongan, pada 2007 yang sudah
positif terkena Flu Burung mencapai 5.000 ekor lebih.Selain
penyemprotan, perlakuan terhadap unggas yang mati karena Flu Burung
juga diawasi. Ada beberapa kejadian, ayam yang mati karena Flu
Burung dibuang ke sungai. Tindakan tersebut sangat berbahaya,
karena bisa menyebarkan Flu Burung ke orang. Tindakan paling aman
pemusnahan (depopulasi) dengan cara di bakar dan dikubur.Kepala
Dinas Perikanan Kelautan Peternakan Mustakim Arif menyatakan
masyarakat bisa melakukan pencegahan sendiri terhadap penyebaran
Flu Burung. Caranya sangat mudah, air bekas cucian yang mengandung
deterjen bisa dijadikan disinfektan untuk disemprotkan ke unggas
dan lingkungannya untuk menghentikan penyebaran virus H5N1.Selain
kandang ayam, area yang biasa digunakan tempat berkumpulnya unggas
liar juga sejumlah burung piaraan perlu disemprot disinfektan.
Cairan desinfektan disemprotkan ke tempat-tempat yang dicurigai
sebagai mediator penyebaran virus H5N1.Pada anuari 2007 ratusan
ternak milik warga Desa Taji Kecamatan Maduran mati mendadak. Dua
pasien suspek flu burung dirawat di RSUD Dr Soegiri Lamongan, satu
pasien dirawat di Puskesmas Turi. Pasien yang dirawat di RSUD
Soegiri, Sukemi (45) dan anaknya Sa i in (14) warga Dusun Gembluk
Desa Turi Kecamatan Turi, sedang Sukayah (45) dirawat di Puskesmas
Turi.Ayam yang masuk ke Lamongan juga diawasi. Setiap hari
sedikitnya 17.000 ayam ternak baik petelor maupun pedaging dari
Kabupaten Kediri masuk ke Lamongan. Dalam setahun ayam yang
dikembangbiakkan di Lamongan lebih dari empat juta ekor.Gejala
penyebaran virus H5N1 itu terlihat sejak akhir 2006, sebanyak 340
ayam di wilayah Kecamatan Sugio dimusnahkan karena positif mengidap
virus flu burung. Pada 2005 lalu seorang warga di Kecamatan Sugio
dinyatakan meninggal karena virus mematikan itu.
BAB IIIPENUTUP3.1 Kesimpulan1. Sterilisasi yaitu proses atau
kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk
kehidupan. Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab
penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat
mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh
mikroorganisme patogen.2. beberapa tujuan sterilisasi dan
desinfeksi: Mencegah terjadinya infeksi Mencegah makanan menjadi
rusak Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri Mencegah
kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam melakukan biakan
murni.3. sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara
mekanik, fisik dan kimiawi. Adapun desinfeksi dapat dipakai salah
satu dari tiga desinfektan seperti iodophor, derifat fenol atau
sodium hipokrit.4. Perbedaan sterilisasi dan desinfeksi adalah
:Steralisasi adalah proses untuk membebaskan suatu benda dari semua
mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora.
Sedangkan desinfeksi adalah, membunuh mikroorganisme penyebab
penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat
mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh
mikroorganisme patogen.
5. aplikasi sterilisasi dan desinfeksi dalam Farmasi Tujuan
Suatu Obat Dibuat Steril. Tujuan obat dibuat steril (seperti obat
suntik) karena berhubungan langsung dengan darah atau cairan tubuh
dan jaringan tubuh yang lain dimana pertahanan terhadap zat asing
tidak selengkap yang berada di saluran cerna, misalnya hati yang
dapat berfungsi untuk menetralisir / menawarkan racun Sediaan
farmasi yang perlu disterilkan adalah obat suntik / injeksi, tablet
implant, tablet hipodermik dan sediaan untuk mata seperti tetes
mata / Guttae Ophth., cuci mata / Collyrium dan salep mata /
Oculenta.6. Cara - Cara Sterilisasi Menurut FI.ed.IVDengan cara
sterilisasi uap, sterilisasi panas kering, sterilisasi gas,
sterilisasi radiasi ion, sterilisasi penyaringan dan sterilisasi
aseptic. 3.2 Saran1. sterilisasi apabila dilakukan secara baik dan
sempurna makan akan menjamin keselamatan kerja dan berkurangnya
resiko terpapar mikroorganisme. Dan dapat juga dilakukan untuk
mencegah ataupun mengendalikan infeksi.2. semoga tulisan kami ini
dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dalam proses
pembelajaran mata kuliah mikrobiologi dan parasitologi.DAFTAR
PUSTAKA
http://irwanto-fk04usk.blogspot.com/2009/08/sterilisasi-dan-desinfeksi.htm
l diunduh pada tanggal 29 november 2013
16:00http://kumpulan-materi-kuliah-s1kep.blogspot.com/2011/03/resume-pengendalian-infeksi.html
diunduh pada tanggal 29 november 2013 16: 30kompas.comSafar,
Rosdiana.2010.parasitologi kedokteran.Bandung:Yrama Widya24