Laki-laki 60 Tahun Sering Lupa Togana Junisar Paniro Sinaga 102011184 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Pendahuluan Skenario : Seorang laki-laki umur 60 tahun berobat ke puskesmas dengan keluhan sering lupa. Pada pemeriksaan fisik didapat tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 70x/menit, frekuensi nafas 16x/menit, suhu 36,2 Pada dasarnya proses memori seseorang harus melewati 3 tahap utama yaitu Encoding (proses pengkodean), Storage (proses penyimpanan), dan Retrieval (proses pemanggilan ulang informasi). Gangguan memori adalah salah satu keluhan yang paling banyak terjadi pada usia lanjut. Banyak penelitian yang menghubungkan antara perubahan usia dengan fungsi memori dengan berbagai macam teori pendekatan. Seiring dengan jumlah penduduk yang meningkat, penderita demensia pun ikut meningkat. Penuaan secara normal mengakibatkan seseorang acap lupa akan perihal yang detail. Namun, yang perlu diwaspadai adalah ketika lupa, seseorang akan melupakan seluruh peristiwa yang baru saja dilakukan atau disebut demensia. Daya ingat secara umum akan melemah seiring pertambahan usia. Risiko kepikunan biasanya menyerang seseorang di atas 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Laki-laki 60 Tahun Sering Lupa
Togana Junisar Paniro Sinaga
102011184
Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Pendahuluan
Skenario : Seorang laki-laki umur 60 tahun berobat ke puskesmas dengan keluhan sering
lupa. Pada pemeriksaan fisik didapat tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 70x/menit, frekuensi
nafas 16x/menit, suhu 36,2
Pada dasarnya proses memori seseorang harus melewati 3 tahap utama yaitu
Encoding (proses pengkodean), Storage (proses penyimpanan), dan Retrieval (proses
pemanggilan ulang informasi). Gangguan memori adalah salah satu keluhan yang paling
banyak terjadi pada usia lanjut. Banyak penelitian yang menghubungkan antara perubahan
usia dengan fungsi memori dengan berbagai macam teori pendekatan. Seiring dengan jumlah
penduduk yang meningkat, penderita demensia pun ikut meningkat. Penuaan secara normal
mengakibatkan seseorang acap lupa akan perihal yang detail. Namun, yang perlu diwaspadai
adalah ketika lupa, seseorang akan melupakan seluruh peristiwa yang baru saja dilakukan
atau disebut demensia.
Daya ingat secara umum akan melemah seiring pertambahan usia. Risiko kepikunan
biasanya menyerang seseorang di atas umur 60 tahun. Hal ini disebabkan perubahan di dalam
otak sehingga menimbulkan hilangnya ingatan, terutama jangka pendek. Demensia
merupakan kumpulan gejala klinik lantaran pelbagai latar belakang penyakit. Tanda-tanda
demensia diantaranya emosi labil, hilangnya memori jangka pendek, gangguan global fungsi
mental, dan menurunnya kemampuan berpikir abstrak. Beberapa hal tersebut menyebabkan
gangguan dalam pekerjaan, aktivitas harian, dan sosial. Demensia terjadi karena otak
mengalami gangguan serebrovaskuler, infeksi susunan saraf pusat, defisiensi vitamin,
gangguan metabolic, maupun proses penuaan yang abnormal. Sebagian besar penyebab ini
ditemukan pada usia lanjut.
1
Struktur Otak
Daerah otak yang berperan dalam memori (ingatan) adalah Lobus temporalis, korteks
prafrontalis, daerah-daerah lain di korteks serebrum, sistem limbik dan serebellum.1
I. LOBUS TEMPORALIS
Bagian lobus temporalis dari hemispherium cerebri terletak di bawah fissura
lateralis cerebri (sylvii) dan berjalan ke belakang sampai fissura parieto-occipitalis.
Sulcus temporalis superior berjalan sepanjang lobus temporalis sejajar dengan fissura
lateralis cerebri. Sulcus temporalis medialis terletak di bawah sejajar dengan sulcus
temporalis superior, sedikit di bawahnya. Gyrus temporalis medius terdapat diantara
sulcus temporalis superior dan medius.Gyrus temporalis inferior berada dibawah
sulcus temporalis medius dan berjalan menuju ke posterior untuk berhubungan
dengan gyrus occipitalis inferior. Gyrus temporalis tranversalis (gyrus Heschl)
menempati bagian posterior dari bagian temporalis superior (batas inferior fissura
lateralis cerebri). Sulcus temporalis inferior berjalan sepanjang permukaan inferior
lobus temporalis, dari polus temporalis di sebelah depan sampai pada polus occipital
di belakang. Gyrus fusiformis atau occipitotemporalis berada di sebelah medial dan
gyrus temporalis inferior disebelah lateral terhadap sulcus temporalis inferior. Fissura
hippocampalis berjalan di sepanjang permukaan inferomedial lobus temporalis, dari
daerah splenium corpus callosum sampai pada uncus. Gyrus parahippocampalis
terletak di antara fissura hippocampalis dan bagian anterior fissura collateralis. Bagian
anteriornya melengkung berbentuk kaitan dan dikenal sebagai uncus.2-3
Gambar 1. Hemisferium cerebri sinistra, pandangan lateral
2
Gambar 2. Hemisferium cerebri dextra, pandangan medial
II. KORTEKS PRAFRONTALIS
Korteks prefrontal (PFC) adalah bagian anterior dari lobus frontalis dalam otak,
terletak di depan daerah motor dan premotor.
Orbitofrontal cortex (OFC) :
OFC termasuk bagian dari prefrontal cortex yang menerima proyeksi dari
magnocellular, nukleus medial (tengah – tengah) dari mediodorsal thalamus.
OFC merupakan bagian yang berperan pada proses kogntif decision-making
dengan peran alaminya sebagai pengekalkulasi ‘untung-rugi’ dari suatu
tindakan berdasarkan konstruk – konstruk dari reward dan punishment yang
sudah dapat dipelajari.
Gambar 3. Orbitofrontal cortex
3
Dorsolateral prefrontal cortex (DLPFC) :
Korteks prefrontal dorsolateral penting untuk "kognitif" dan ‘fungsi eksekutif’
seperti working memory,pembentukan niat tindakan yang goal-directed,
penalaran abstrak, dan pengendalian attensi (perhatian). Selain itu, daerah ini
otak diyakini penting untuk pengaturan mempengaruhi negatif. Penting untuk
penilaian kembali dan penekanan dari pengaruh perasaan negatif. Perannya
dalam pengendalian bukan hanya pada perasaan negatif, melainkan hingga
pada pengendalian diri, dimana pada akhirnya berperan besar dalam proses
pengambilan keputusan.
Gambar 4. Dorsolateral prefrontal cortex
Ventrolateral prefrontal cortex (VLPFC)
Ventrolateral PFC (VLPFC) diduga terlibat dalam tugas-tugas yang relative
sederhana, seperti pemeliharaan informasi jangka pendek yang sementara
tidak dapat dilakukan dalam working memory (misalnya, mengingat nomor
telepon yang baru saja dikatakan sebelum diketik pada telepon).2
Gambar 5, ventrolateral prefrontal cortex
III. KORTEKS SEREBRUM
4
Gambar 6. Struktur otak
Komponen Otak Fungsi Utama
Korteks serebrum 1. Persepsi sensorik
2. Kontrol gerak volunter
3. Bahasa
4. Sifat pribadi
5. Proses mental canggih, misalnya
berpikir, mengingat, membuat
keputusan, kreativitas, dan kesadaran
diri.
Nukleus basalis
(lateral terhadap hipotalamus)
1. Inhibisi tonus otot
2. Koordinasi gerakan yang lambat dan
menetap
3. Penekanan pola-pola gerakan yang
tidak berguna.
Thalamus 1. Stasiun pemancar untuk semua
masukan sinaps
2. Kesadaran kasar terhadap sensasi
3. Beberapa tingkat kesadaran
4. Berperan dalam kontrol motorik
Hipothalamus 1. Mengatur banyak fungsi homeostatik,
misalnya kontrol suhu, rasa haus,
pengeluaran urin, dan asupan
makanan
2. Penghubung penting antara sistem
5
saraf dan endokrin
3. Sangat terlibat dalam emosi dan pola
perilaku dasar
Serebellum 1. Memelihara keseimbangan
2. Peningkatan tonus otot
3. Koordinasi dan perencanaan aktivitas
otot volunter yang terlatih
Batang otak
(otak tengah, pons, dan medula)
1. Asal dari sebagian besar saraf
kranialis perifer
2. Pusat pengaturan kardiovaskular,
respirasi, dan pencernaan
3. Pengaturan refleks otot yang terlibat
dalam keseimbangan dan postur
4. Penerimaan dan integrasi semua
masukan sinaps dari korda spinali;
keadaan terjaga dan mengakifkan
korteks serebrum
5. Pusat tidur
Tabel 1. Fungsi komponen –komponen utama otak 1-3
IV. SISTEM LIMBIK(RHINENCEPHALON)
Rhinencephalon, yang secara phylogenetika merupakan bagian tua dari
hemispherium cerebri, mencakup bagian-bagian yang berhubungan dengan persepsi
sensasi olfaktorius. Bulbus olfaktorius, suatu bangunan berbentuk oval, terletak pada
lamina cribriformis os etmoidales dan menerima serabut-serabut saraf olfaktorius
yang berjalan ke bawah, melalui lamina cribriformis, dari zona olfaktorius dalam
cavum nasi. Tractus olfaktorius terletak di dalam sulcus olfaktorius pada pars orbitalis
lobus frontalis. Ke arah posterior, tractus ini terbagi menjadi stria olfaktorius lateralis,
yang berjalan ke lateral, lalu ke medial memasuki uncus, dan stria olfactorius
medialis, yang berjalan ke medial atas menuju gyrus subcallosum di dekat permukaan
inferior corpus callosum. Trigonum olfaktorius merupakan organ kecil berbentuk
segitiga dan terdapat di antara stria olfaktorius medialis dan lateralis. Tepat di depan
6
substansia perforata anterior. Substansia perforata anterior, suatu daerah substansia
grisea yang melekuk, meluas dari striaolfaktorius ke tractus opticus. Area piriformis
meliputi bagian anterior gyrus parahippocampalis, uncus, dan gyrus olfaktorius
lateralis.
Gambar 7. Sistem limbik
Gyrus paraternalis merupakan bagian substansia grisea yang menutupi permukaan
inferior dari rostrum corpus callosum dan lanjut sebagai gyrus supracallosum kira-kira
pada genu corpus callosum. Gyrus supracallosum (indusium griseum) adalah lapisan
substansia grisea yang tipis dan melebar dari gyrus subcallosum menutupi permukaan
atas corpus callosum. Striae longitudinalis medialis dan lateralis merupakan serat-
serat longitudinal yang halus dan berjalan sepanjang permukaan atas corpus callosum.
Corpus paraterminalis atau area septalis merupakan daerah segitiga dari cortex yang
terletak tepat di sebelah anterior lamina terminalis.
Fornix merupakan kumpulan serabut putih dan melengkung, berjalan dari
hippocampus. Alveus adalah lapisan putih pada permukaan ventricular hippocampus
yang mengandung serabut-serabut dari fascia dentatus dan hippocampus. Dari alveus,
serabut-serabut menuju ke sisi medial hippocampus dan membentuk fimbria, suatu
pita pipi yang terdiri atas serabut-serabut putih yang berjalan dibawah splenium
corpus callosum dan melengkung ke depan di atas thalamus membentuk crus dari
fornix. Commisura hippocampalis atau commisura fornicis, merupakan sekumpulan
serabut tranversal yang menghubungkan kedua crura fornices. Kedua crura tersebut
terletak di dekat permukaan bawah corpus callosum dan bersatu disebelah anterior
membentuk corpus fornicis. Kedua collum fornices melengkung ke arah inferior dan
posterior, berjalan dari corpus fornicis memasuki bagian anterior dari dinding lateral
7
dari ventriculus ketiga (ventriculus tertius) dan berakhir pada corpus mamilaris
hipothalamus.
Commisura anterior merupakan sebuah pita terdiri dari serabut-serabut putih yang
menyilang garis tengah untuk mempersatukan kedua hemispherium cerebri. Kedua
commisura ini diperkirakan terdiri atas dua bagian; bagian rostal yang menyatukan
kedua bulbus olfaktorius dan bagian lainnya yang menghubungkan daerah piriformis
kedua hemispher cerebri. Septum pellucidum, suatu bangunan berdinding tipis yang
memisahkan ventriculus lateralis, terdapat di antara fornix dan corpus callosum.
Bagian ini tersusun dari dua helai jaringan ventrikel yang tipis, yang kadang-kadang
dipisahkan oleh suatu ruangan yaitu rongga septum pellucidum (cavum septi
pellucidi).2-3
V. SEREBELLUM
Permukaan: permukaan cerebellum mempunyai banyak sulcus dan alur, yang
memberikan gambaran berlapis-lapis dan makin dipertegas oleh beberapa fissura yang
dalam yang membagi cerebellum menjadi beberapa lobus. Sejumlah besar sulcus
yang lebih dangkal pada masing-masing lobus memisahkan setiap folia yang satu
dengan yang lain.
Gambar 8. cerebellum
Lobus: cerebellum terdiri atas bagian medial yang kecil dan tidak
berpasangan yaitu vermis; ada 2 massa lateral yang besar, yaitu hemispherium
cerebelli. Lobus flocculonodularis mencakup nodulus vermis posterior serta flocculi
yang melekat padanya, dan kadang-kadang disebut sebagai archicerebellum.
tubuh cerebellum, atau corpus cerebelli, terletak disebelah anterior lobus
flocculonodularis dan dipisahkan dari lobus tersebut oleh fissura posterolateralis.
8
Corpus cerebelli dapat dibagi lagi menjadi lobus anterior dan lobus posterior, yang
dipisahkan oleh suatu fissura paling dalam, yaitu fissura prima. Lobus anterior, yang
terdiri atas lingula, lobus centralis, dan culmen monticuli, merupakan
paleocerebellum.
Lobus posterior membentuk bagian cerebellum yang besar. Bagian ini
dianggap sebagai neocerebellum. Neocerebellum meliputi lobus medialis, yang
tersusun dari tuber dan folium vermis; serta lobulus ansiformis yang mencakup
sisanya dari hemispherium cerebellum dan tonsil.
Struktur interna: struktur interna cerebellum ditandai oleh lapisan cortex
dan massa interna substansia alba yang didalamnya terdapat sekelompok nucleus.
Nucleus dentatus berada agak medial terhadap pusat substansia alba dari masing-
masing hemispherium cerebellum. Nucleus ini merupakan lamina yang bergerigi,
seperti kantong dengan sebua hilus yang terbuka, disebelah anteromedial. Nucleus
dentatus menerima serabut-serabut dari bagian neocerebellum lobus posterior dan
sebagian lagi dari lobus anterior. Ia mengirimkan serabut-serabutnya melalui
pedunculus cerebellaris superior ke nucleus ruber dan nucleus ventrolateralis thalami.
Nucleus emboliformis merupakan massa yang memanjang dan berada tepat disebelah
anteromedial terhadap hilus dari nucleus dentatus. Nucleus emboliformis ini
menerima serabut-serabut dari paleocerebellum dan mengirimkan serabut-serabutnya
ke nucleus ruber melalui pedunculus cerebellaris superior. Nucleus globosus tersusun
dari kelompok-kelompok kecil sel di antara nuclei emboliformis dan fastigius.
Hubungannya sama seperti hubungan nucleus emboliformis, dan kedua nuclei ini
bersama-sama disebut nucleus interpositus. Nucleus fastigius terletak dekat dengan
garis tengah tepat diatas atap ventriculus quartus pada bagian anterior vermis. Nucleus
vastigius lebih besar dari pada nuclei globosus atau emboliformis. Ia menerima
serabut-serabut dari lobus flocculonodularis dan mengirimkan serabut-serabutnya ke
nuclei vestibularis dan reticularis melalui fasciculus uncinatus (berkas seperti kaitan
dari Russell).2-3
9
Struktur Saraf Otak ( Nervus Cranial )
Gambar 9. Nervus-nervus cranial
A. Nervus Cranialis I (N.Olfaktorius):
Istilah ini umumnya ditunjukan kepada tractus olfactorius, yang muncul dari bulbus
olfaktorius pada bagian ventral lobus frontalis dan dilanjutkan ke posterior untuk
berakhir tepat di sebelah lateral chiasma opticum, tepat dimana jaras serabut tersebut
menembus cerebrum.
B. Nervus Cranialis II (N.Opticus):
Nervus opticus berisi serabut-serabut saraf yang timbul dari permukaan dalam retina
dan diteruskan ke posterior memasuki rongga cranium melalui foramen opticum.
Sebagian serabutnya menyilang ke sisi yang lain melalui chiasma opticum.
C. Nervus Cranialis III (N.oculomotorius):
Nervus oculomotorius meninggalkan otak pada sisi medial pedunculus cerebri dimana
serabut saraf ini terletak disebelah posterior arteri cerebri posterior, disebelah anterior
arteri cerebellaris superior dan di sebelah lateral arteri basilaris. Kemudian nervus
oculomotorius berjalan ke anterior, disebelah lateral arteri carotis interna, dalam sinus
cavernosus, dan meninggalkan rongga tengkorak melalui fissura orbitalis superior.
D. Nervus Cranialis IV (N. Trochlearis):
Nervus trochlearis mempunyai tempat asal superficial pada permukaan dorsal batang
otak, lalu melengkung ke ventral di antara arteri cerebri posterior dan arteri
cerebellaris superior (di sebelah lateral nervus occulomotorius). Nervus ini terus
berjalan ke anterior di dalam dinding lateral sinus cavernosus, di antara nervus
10
oculomotorius dan cbanag opthalamica nervus trigeminus dan memasuki orbita
melalui fissura orbitalis superior.
E. Nervus Cranialis V (N.Trigeminus):
Nervus trigeminus berisi radix sensorik yang besar dan radix motorik yang lebih
kecil. Bagian sensorik, atau bagian utamanya timbul dari sel-sel pada ganglion
semilunaris (gasseri) yang besar di bagian lateral sinus cavernosus, berjalan ke
posterior di antara sinus petrosus superior dan tentorium, serta menembus pedunculus
cerebellaris medius untuk memasuki pons. Serabut-serabut bagian opthalmica masuk
ke dalam tengkorak melalui fissura orbitalis superior. Serabut-serabut sensorik bagian
mandibularis bersatu dengan bagian motorik atau masticator ( yang meninggalkan
pons di sebalah ventromedial sensory rootlets), dan meninggalkan rongga cranium
melalui foramen ovale.
F. Nervus Cranialis VI (N.Abduscens):
Nervus abduscens keluar dari permukaan ventral batang otak di dalam alur antara
pyramis medulla dan ujung caudal pons, serta kemudian berjalan sepanjang sinus
cavernosus untuk keluar dari rongga cranium melalui fissura orbitalis superior.
G. Nervus Cranialis VII (N.Facialis):
Radix motorik nervus facialis muncul dari batas posterior pons tepat disebelah lateral
oliva inferior sepanjang sisi medial sudut cerebellopontinus dan meninggalkan
cranium melalui meatus acousticus internus. Radix sensorik berasal dari sel-sel pada
ganglion geniculatum dan berjalan sepanjang meatus acousticus internus untuk
menembus medulla oblongata melalui bagian yang berada di sebelah dorsal (nervus
dari wrisberg).
H. Nervus Cranialis VIII (N.Acousticus):
nervus acousticus, atau statoacousticus, memasuki rongga cranium melalui meatus
acousticus internus dan masuk ke dalam batang otak di belakang tepi posterior
pedunculus cerebellaris medius. Bagian vestibular timbul dari sel-sel dalam ganglion
vestibularis (ganglion dari scarpa) yang terletak di dalam bagian dorsal meatus
auditorius internus. Bagian cochlear timbul dari gangliom spiralis.
I. Nervus Cranialis IX (N.Glossopharyngeus):
Nervus glossopharyngeus berisi serabut-serabut saraf sensorik yang berasal dari sel-
sel dalam ganglion superior dan petrosus, lalu berjalan melewati foramen jugulare dan
memasuki medula oblogata pada sisi lateral oliva inferior tepat di belakang nervus
facialis. Bagian motorik muncul pada nucleus ambiguus dan meninggalkan lateral
11
medula oblongata untuk bersatu dengan bagian sensorik saraf glossopharyngeus
tersebut.
J. Nervus Cranial X (N.Vagus):
Nervus vagus berisi serabut-serabut afferent yang berasal dari sel-sel dalam ganglion
jugularis dan ganglion nodosum tepat di bawah foramen jugulare, dan berjalan
melewati foramen jugulare untuk memasuki medulla tepat di belakang nervus
glossopharyngeus. Serabut-serabut motoriknya mninggalkan medulla oblongata dan
bersatu dengan bagian sensorik dari saraf tersebut.
K. Nervus Cranial XI (N.Accessorius):
Nervus accessorius timbul superficial dari suatu rangkaian filamen yang berada di
belakang filamen-filamen radix nervus vagus, dari permukaan lateral medulla
oblongata dan medulla spinalis cervical atas, serta meninggalkan rongga cranium
melalui foramen jugulare.
L. Nervus Cranial XII (N.Hypoglossus):
Nervus hypoglossus berjalan dari tempat asal superficial melalui beberapa filamen di
dalam sulcus ventrolateralis medulla oblongata di antara oliva inferior dan pyramis;
filamen-filamen ini kemudian menyatu dan meninggalkan fossa posterior tulang
tengkorak melalui canalis hypoglossus.2-3
Nomo
rNama Jenis Fungsi
I Olfaktori SensoriMenerima rangsang dari hidung dan menghantarkannya ke
otak untuk diproses sebagai sensasi bau
II Optik SensoriMenerima rangsang dari mata dan menghantarkannya ke
otak untuk diproses sebagai persepsi visual
III Okulomotor Motorik Menggerakkan sebagian besar otot mata
IV Troklear Motorik Menggerakkan beberapa otot mata
V Trigeminal Gabungan
Sensori: Menerima rangsangan dari wajah untuk diproses
di otak sebagai sentuhan
Motorik: Menggerakkan rahang
VI Abdusen Motorik Abduksi mata
VII Fasial Gabungan Sensorik: Menerima rangsang dari bagian anterior lidah