BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Audit memiliki banyak manfaat bagi perusahaan. Manfaat audit (Jusup dalam Pradipto, 2010) Secara ekonomis, antara lain : (1) Akses ke pasar modal, (2) Biaya modal menjadi lebih rendah. (3) Pencegah terjadinya ketidakefisienan dan kecurangan, dan (4) Perbaikan dalam pengendalian dan operasional. Selain itu audit laporan keuangan juga diharapkan dapat menjembatani pertentangan kepentingan antara pihak internal perusahaan, yaitu manajemen dengan pihak external perusahaan yaitu, investor, kreditor, pemerintah, dan masyarakat. Agar audit dapat bermanfaat bagi para pemakainya, auditor independen memiliki tanggungjawab untuk menghasilkan pendapat yang benar-benar dapat dipertanggungjawabkan dan memiliki obyektivitas yang tinggi. Oleh karena itu sebelum menjalankan proses audit, tentu saja proses audit harus direncakan terlebih dahulu. Perencanaan audit adalah suatu tahapan yang terperinci, yang menyangkut prosedur dan rencana auditor yang akan digunakan dalam pelaksanaan suatu audit. Tujuan audit, jadwal kerja audit, dan staf yang 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Audit memiliki banyak manfaat bagi perusahaan. Manfaat audit (Jusup dalam
Pradipto, 2010) Secara ekonomis, antara lain : (1) Akses ke pasar modal, (2)
Biaya modal menjadi lebih rendah. (3) Pencegah terjadinya ketidakefisienan dan
kecurangan, dan (4) Perbaikan dalam pengendalian dan operasional. Selain itu
audit laporan keuangan juga diharapkan dapat menjembatani pertentangan
kepentingan antara pihak internal perusahaan, yaitu manajemen dengan pihak
external perusahaan yaitu, investor, kreditor, pemerintah, dan masyarakat.
Agar audit dapat bermanfaat bagi para pemakainya, auditor independen
memiliki tanggungjawab untuk menghasilkan pendapat yang benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan dan memiliki obyektivitas yang tinggi. Oleh karena itu
sebelum menjalankan proses audit, tentu saja proses audit harus direncakan
terlebih dahulu. Perencanaan audit adalah suatu tahapan yang terperinci, yang
menyangkut prosedur dan rencana auditor yang akan digunakan dalam
pelaksanaan suatu audit. Tujuan audit, jadwal kerja audit, dan staf yang akan
diikutsertakan dalam proses audit, harus diterangkan secara jelas dalam
perencanaan audit.
Perencanaan audit yang cukup dapat membantu auditor untuk memastikan
bahwa perhatian yang sesuai diberikan kepada area audit yang penting, sehingga
permasalahan dapat dikenali dengan baik, dan pekerjaan dapat diselesaikan secara
efektif. Bekerja secara efektif berarti tercapainya tujuan untuk prosedur audit yang
dilaksanakan sesuai dengan target yang diharapkan. Auditor harus merencanakan
audit dengan sikap skeptis professional (SA Seksi 230) tentang berbagai hal
seperti integritas (Mulyadi, dalam Pradipto, 2010) manajemen, kekeliruan dan
ketidakberesan, dan tindakan melawan hukum. Sehingga pada akhirnya pendapat
1
yang diberikan oleh auditorpun dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
harapan publik.
Perencanaan audit yang memadai tercantum dalam standar pekerjaan lapangan
pertama pada Standar Auditing seksi 311 tentang perencanaan dan supervisi yang
mengharuskan bahwa “Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan
jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.” Seksi ini berisi
panduan bagi auditor untuk melaksanakan audit berdasarkan standar auditing di
dalam mempertimbangkan dan menerapkan prosedur perencanaan dan supervisi,
termasuk penyiapan program audit, pengumpulan informasi tentang bisnis entitas,
dan penyelesaian pendapat di antara personel KAP.
Dalam makalah ini kami akan mencoba membahas tentang perencanaan audit
dan bagaimana hubungannya dengan internal control dan resiko.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
1. Apakah perencanaan audit itu?
2. Apakah internal control itu dan hubungannya dengan perencanaan audit?
3. Apakah resiko dan hubungannya dengan perencanaan audit?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa itu perencanaan audit.
2. Untuk mengetahui apa itu internal control dan kaitannya dengan
perencanaan audit.
3. Untuk mengetahui resiko dan kaitannya dengan perencanaan audit.
2
D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari tulisan ini adalah:
1. Bagi penulis, tulisan ini bermanfaat dalam memperdalam pengetahuan
penulis tentang perencanaan audit dan hubungannya dengan internal
control dan resiko.
2. Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
bagi rekan-rekan pembaca.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perencanaan Audit
Prosedur pelaksanaan audit laporan keuangan menurut Mulyadi (dalam
Pradipto, 2010), dibagi menjadi empat tahap:
a. Penerimaan perikatan audit
b. Perencanaan Audit
c. Pelaksanaan pengujian audit
d. Pelaporan audit
Dalam makalah ini kita akan memfokuskan pada perencanaan audit. Dalam
pelaksanaan proses audit, audit dibagi menjadi empat tahapan kegiatan penting.
Salah satu tahapan kegiatan penting dalam audit laporan keuangan adalah
perencanaan. Perencanaan meliputi pengembangan strategi menyeluruh
pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan. Auditor harus merencanakan
audit dengan sikap skeptis profesional tentang berbagai hal seperti integritas
manajemen, kekeliruan dan ketidakberesan, dan tindakan melawan hukum (Jusup
dalam Pradipto, 2010). Oleh karena itu, dalam perencanaan audit diperlukan
penyusunan suatu kerangka kerja yang menyeluruh tentang pelaksanaan yangakan
dilakukan, waktu, luas, tempat, tujuan, personal, dan sifat dari audit yang
dilakukan.
Perencanaan audit adalah suatu tahapan yang terperinci, yang menyangkut
prosedur dan rencana auditor yang akan digunakan dalam pelaksanaan suatu audit.
Dalam mengaudit laporan keuangan, auditor harus benar-benar merencanakan
audit agar audit berjalan efektif dan efisien. Perencanaan audit yang memadai,
tercantum dalam standar pekerjaan lapangan pertama pada standar auditing seksi
311 tentang perencanaan dan supervisi, yang mengharuskan bahwa “Pekerjaan
harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya.”
4
Supervisi mencakup pengarahan asisten yang tergabung dalam tim audit yang
berhubungan dengan pencapaian tujuan audit dan penentuan apakah tujuan
tersebut telah tercapai (Jusup dalam Pradipto, 2010).
Menurut SA seksi 311 paragraf 3 (dalam Pradipto, 2010), dalam perencanaan
audit, auditor harus mempertimbangkan antara lain :
a. Masalah yang berkaitan dengan bisnis entitas dan industri yang menjadi
tempat usaha entitas tersebut.
b. Kebijakan dan prosedur akuntansi entitas tersebut.
c. Metode yang digunakan oleh entitas tersebut dalam mengolah informasi
akuntansi yang signifikan, termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar
untuk mengelola informasi akuntansi pokok perusahaan.
d. Tingkat resiko pengendalian yang direncanakan
e. Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit.
f. Pos laporan keungan yang mungkin memerlukan penyesuaian (adjustment).
g. Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian
audit, seperti risiko kekeliruan atau kecurangan yang material atau adanya
transaksi antarpihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
5
Mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha klienMelaksanakan prosedur dan analitisMenetapkan pertimbangan awal tentang tingkat materialitas
Mempertimbangkan resiko auditMenetapkan strategi audit awal untuk asersi-asersiMendapatkan pemahaman tentang struktur pengendalian intern klien
B. Tahapan Perencanaan Audit
Tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam perencanaan auditing agar auditing
yang dilakukan mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan yaitu :
Penjelasan :
Seperti yang terlihat dalam urutan diatas, tahapan-tahapan yang harus dilakukan
dalam perencanaan auditing yaitu :
1. Mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha klien
Untuk dapat membuat perencanaan audit secara memadai, auditor harus
memiliki pengetahuan tentang bisnis kliennya agar memahami kejadian,
transaksi, dan praktik yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap laporan
keuangan. Dalam hal ini yang perlu dilakukan adalah :
a. Mereview kertas kerja tahun lalu
Dalam penugasan audit ulangan, auditor bisa memperoleh pengetahuan
tentang klien dengan cara mereview kertas kerja tahun yang lalu.Kertas
kerja juga bisa menunjukkan masalah-masalah yang muncul dalam audit
pada tahun lalu yang mungikin masih akan berlanjut pada audit tahun-
tahun selanjutnya.
6
b. Mereview data industry dan bisnis klien
Informasi mengenai industri yang di dalamnya klien beroperasi dapat
diperoleh dengan membaca data industri yang dikumpulkan oleh kantor
akuntan dan berbagai publikasi (misalnya majalah) yang diterbitkan
industri yang bersangkutan.
c. Melakukan peninjauan ke tempat operasi klien
Kegiatan ini dilakukan untuk melihat langsung fasilitas operasi dan
perkantoran. Hal ini dikarenakan :
1. Dengan Peninjauan langsung ke pabrik, auditor akan mengetahui tata
letak pabrik, proses operasi, dll
2. Auditor juga mendapat pengetahuan tentang jenis dan lokasi catatan
akuntansi dan fasilitas PDE, dan kebiasaan para karyawan.
d. Mengajukan pertanyaaan ke komite audit
Komite audit dari dewan komisaris bisa memberi penjelasan penting
kepada auditor mengenai bisnis dan industri klien. Komite audit juga bisa
memberi informasi kepada auditor tentang perubahan-perubahan penting
dalam manajemen perusahaan dan struktur organisasi.
e. Mengajukan pertayaan ke manajemen
Baik bagi klien baru maupun klien ulangan, diskusi dengan manajemen
akan berguna bagi auditor untuk dapat mengetahui perkembangan terakhir
perusahaan yang mungkin berpengaruh signifikan pada audit yang akan
dilakukan auditor.
f. Menentukan adanya hubungan istimewa
Prinsip akuntansi yang berlaku umum mencakup keharusan untuk
membuat pengungkapan khusus dan dalam hal tertentu menetapkan
perlakuan akuntansi khusus, untuk transaksi transaksi dengan pihak-pihak
yang mempunyai hubungan istimewa. Pihak-pihak yang memiliki
hubungan istimewa yang telah teridentifikasi hendahknya diberitahukan
kepada semua anggota.
7
g. Mempertimbangkan dampak dari pernyataan akuntansi dan auditing
tertentu yang relevan
Dampak dari sejumlah pernyataan yang dibuat oleh instansi berwenang
tertentu seperti Bapepam atau pedoman yang diterbitkan oleh IAI auditor
harus memperimbangkan khusus atas penyataan-pernyataan akuntansi dan
penyataan standar auditing terbaru
2. Melaksanakan prosedur dan analitis
Evaluasi informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan yang
masuk antara data keuangan yang satu dengan data keuangan lainnya, atau
antara data keuangan dan data non keuangan. Prosedur analitis mencakup
perbandingan yang paling sederhana hingga model yang rumit yang
mematikan berbagai hubungan dan unsur data.
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam melaksanakan prosedur dan analitis yaitu
a. Mengidentifikasi perhitungan/perbandingan yang akan dibuat
Jenis perhitungan dan perbandingan yang umum digunakan meliputi:
1) Perbandingan data absolut
2) Analisis Vertikal
3) Analisa Rasio
4) Analisa Trend
b. Mengembangkan ekspektasi dan harapan
Dasar pikiran yang melandasi penggunaan prosedur analitis dalam
auditing ialah bahwa hubungan antar data bisa diperikrakan akan berlanjut
seandainya tidak terjadi hal2 atau kondisi berbeda yang tidak diketahui.
Dalam mengembangkan ekspektasi selain menggunakan data keuangan
juga digunakan data non-keuangan.
c. Melakukan perhitungan perbandingan
Tahap ini menyangkut penumpulan data yang akan digunakan untuk
menghitung jumlah-jumlah absolut dan selisih persentase antara jumlah
tahun ini dengan jumlah tahun yang lalu, menghitung data common-size ,
dan rasio-rasio.
8
d. Analisis data dan identifikasi perbedaan signifikan
Analisis hasil perhitungan dan perbandingan akan dapat menambah
pengetahuan auditor tentang bisnis klien.Bagian penitng dari analisis
adalah mengidentifikasi fluktuasi dalam data yang tidak
diharapkan( unxpected) atau tidak adanay fluktuasi ayng diharapkan yang
bisa memberi petunjuk meningkatnya risiko terjadinya salah saji.
e. Menyelidiki selisih tak diharapkan yang signifikan
Selisih tak diharapkan yang signifikan harus diselidiki. Hal ini biasanya
menyangkut peninjauan kembali metoda dan faktor2 yang digunakan
dalam mengembangkan ekspektasi dan mengajukan pertanyaan kepada
manajemen
f. Menentukan pengaruh atas perencanaan audit
Selisih signifikan yang tidak dapat dijelaskan alasan terjadinya, harus
dipandang sebagai incikasi kenaikan resiko salah saji dalam rekening atau
rekening-rekening yang tercakup dalam perhitungan atau perbandingan.
3. Menentapkan pertimbangan awal tentang tingkat materialitas
4. Mempertimbangkan resiko audit
5. Menetapkan strategi audit awal untuk asersi-asersi
6. Mendapatkan pemahaman tentang struktur pengendalian intern klien
C. Prosedur Perencanaan Auditing
Prosedur yang dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam perencanaan dan
supervisi biasanyamencakup review terhadap catatan auditor yang berkaitan
dengan entitas dan pembahasandengan personel lain dalam kantor akuntan dan
personel entitas tersebut. Contoh prosedur tersebutmeliputi: