7/25/2019 Makalah Referat Vertigo Edit http://slidepdf.com/reader/full/makalah-referat-vertigo-edit 1/30 Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit THT Periode 4 April s/d 7 Mei 2016 R !ayukarta Kara"an# Re$erat %erti#o Oleh: Frista Nathalia Hasugian 11.2015.180 Pembimbing : dr. H. Yuswandi, S. !H!"#$ dr. !antri #urniawati, S. !H!"#$., %.#es dr. &ulra'li, S. !H!"#$ F(#)$!(S #*+O#!*(N )#-+( )N-/*S-!(S #-S!*N #-+( ((N( 3l. !erusan (r4una N.6 #ebn 3eru7 3a7arta 9arat #ata Pengantar 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Terdapat tiga sistem yang mengelola pengaturan keseimbangan tubuh yaitu sistem
&estibular, sistem optik, dan sistem proprioseptik. Sistem &estibular meliputi labirin (aparatus
&estibularis), ner&us &estibularis dan &estibular sentral. 'abirin terletak dalam pars petrosa os
temporalis dan dibagi atas koklea (alat pendengaran) dan aparatus &estibularis (alat
keseimbangan). 'abirin yang merupakan saluran, terdiri atas labirin membran dan labirin tulang.
$ntara labirin membran dan labirin tulang terdapat perilim#a, sedangkan endolim#a terdapat di
dalam labirin membrane. %edua cairan ini mempunyai komposisi kimia berbeda dan tidak saling
berhubungan. +erat jenis cairan endolim#a lebih tinggi daripada cairan perilim#a. ('ihat -ambar
)
$paratus &estibularis yang ber#ungsi memberikan in#ormasi yang penting untuk sensasi
keseimbangan dan untuk koordinasi gerakan terdiri atas kanalis semisirkularis dan organ otolit
yaitu utrikulus dan sakulus. Sakulus dan utrikulus masing*masing mempunyai suatu penebalan
atau makula sebagai mekanoreseptor khusus. "akula terdiri dari sel*sel rambut dan sel
penyokong. %analis semisirkularis terdiri dari kanalis semisirkularis horizontal (lateral), kanalissemisirkularis anterior (superior), dan kanalis semisirkularis posterior (in#erior) dimana ketiga
kanalis semisirkularis tersebut terletak saling tegak lurus. Tiga kanalis semisirkularis terletak di
bidang yang berbeda. %analis semisirkularis lateral terletak di bidang horizontal, dan dua kanalis
semisirkularis lainnya tegak lurus dengannya dan satu sama lain. %analis semisirkularis posterior
sejajar dengan aksis os petrosus, sedangkan kanalis semisirkularis anterior tegak lurus
dengannya. %arena aksis os petrosus terletak pada sudut /0 terhadap garis tengah, kanalis
semisirkularis anterior satu telinga pararel dengan kanalis semisirkularis posterior telinga sisi
lainnya, dan kebalikannya. %edua kanalis semisirkularis lateralis terletak di bidang yang sama
ertigo timbul jika terdapat gangguan alat keseimbangan tubuh yang mengakibatkan
ketidakcocokan antara posisi tubuh (in#ormasi a#eren) yang sebenarnya dengan apa yang
dipersepsi oleh susunan sara# pusat (pusat kesadaran). Susunan a#eren yang terpenting dalam
sistem ini adalah susunan &estibuler atau keseimbangan, yang secara terus*menerus
menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan ialah sistem optik
dan pro*prioseptik, jaras*jaras yang menghubungkan nuklei &estibularis dengan nuklei . ;;;, ;
dan ;, susunan &estibuloretikularis, dan &estibulospinalis. ;n#ormasi yang berguna untuk
keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor &estibuler, &isual, dan proprioseptik9 reseptor
&estibuler memberikan kontribusi paling besar, yaitu lebih dari /0< disusul kemudian reseptor
&isual dan yang paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik.@
Dalam kondisi #isiologisnormal, in#ormasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangantubuh berasal dari reseptor &estibuler, &isual dan proprioseptik kanan dan kiri akan
dibandingkan. ika ketiga sistem keseimbangan tersebut dalam keadaan selaras dan seimbang
maka in#ormasi tersebut akan diproses lebih lanjut. 3espons yang muncul berupa penyesuaian
otot*otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari
posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. amun jika #ungsi alat keseimbangan
tubuh di peri#er atau sentral dalam kondisi tidak normaltidak #isiologis atau ada rangsang
gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan in#ormasi akan terganggu.
$kibatnya muncul gejala &ertigo dan gejala otonom. Di samping itu, ketidaksesuaian tersebut
menimbulkan respons penyesuaian atau usaha koreksi dalam bentuk gerakan abnormal yang
dapat berupa nistagmus, ketidakseimbangan tubuh, ataksia saat berdiriberjalan dan gejala
lainnya.@
Sistem &estibuler sangat sensiti# terhadap perubahan konsentrasi 2 1 dalam darah, oleh
karena itu perubahan aliran darah yang mendadak dapat menimbulkan &ertigo. ertigo tidak akan
timbul bila hanya ada perubahan konsentrasi 21 saja, tetapi harus ada #aktor lain yang
menyertainya, misalnya sklerosis pada salah satu arteri auditi&a interna, atau salah satu arteri
tersebut terjepit. Dengan demikian bila ada perubahan konsentrasi 21 hanya satu sisi saja yang
mengadakan penyesuaian, akibatnya terdapat perbedaan elektropotensial antara &estibuler kanan
dan kiri. $kibatnya akan terjadi serangan &ertigo. Perubahan konsentrasi 21 dapat terjadi,
• %abu7 gera7an motion sickness "abuk gerakan ini terjadi apabila terjadi
ketidakcocokan antara in#ormasi yang diterima oleh sistem &estibular dengan
in#ormasi yang diterima oleh sistem mata (dalam hal ini pandangan sekitar yang
dilihat oleh penderita). Contohnya ketika seseorang mabuk gerakan akibat naik
mobil, saat itu terjadi ketidakcocokan antara sistem &estibulum yang menangkap
adanya gerakan dari mobil namun sistem mata tidak menangkap adanya
pergerakan. +egitu pula dengan mabuk gerakaan saat membaca buku di dalam
mobil yang bergerak. "ata ter#okus pada buku yang tidak bergerak sementara
sistem &estibular menangkap adanya perubahan gerakan yang terjadi akibat mobil
yang sedang bergerak.
9. Vertigo periferal
Terjadi jika terdapat gangguan di saluran yang disebut kanalis semisirkularis,
yaitu telinga bagian tengah yang bertugas mengontrol keseimbangan. ertigo jenis ini
biasanya diikuti gejala*gejala seperti: pusing berputar, hilang keseimbangan, tidak
mampu berkonsentrasi, perasaan seperti mabuk, pendengaran mungkin menurun, mual*
muntah, dan tinitus. -angguan kesehatan yang berhubungan dengan &ertigo peri#eralantara lain penyakit*penyakit seperti benign parozysmal positional vertigo (&ertigo posisi
paroksismal jinak), penyakit Meniere, vestibular neuritis (peradangan pada sel*sel sara#
keseimbangan), dan labyrinthitis (radang di bagian telinga dalam).=
a. Benign Paroxysmal Positional Vertigo
+PP adalah gangguan keseimbangan peri#er yang sering dijumpai. -ejala yang
dikeluhkan adalah &ertigo yang datang tiba*tiba pada perubahan posisi kepala, beberapa pasien dapat mengatakan dengan tepat posisi tertentu yang
menimbulkan keluhan &ertigonya. +iasanya &ertigo dirasakan sangat berat,
berlangsung singkat hanya beberapa detik saja !alaupun pasien merasakannya
lebih lama. %eluhan dapat disertai mual bahkan muntah. Tidak ada gejala tinitus
. Di?*Hallpike maneu&er : pemeriksaan ini untuk menentukan letak lesi apakah di peri#er
atau di sentral. "ula*mula pasien duduk tegap pada meja pemeriksaan dengan kepala
menoleh /o ke kanan. Dengan cepat pasien dibaringkan dengan kepala tetap miring / o
ke kanan sampai kepala pasien menggantung 10*40o pada ujung meja pemeriksaan,
tunggu 0 detik sampai respon abnormal timbul. Penilaian respon dilakukan selama
menit atau sampai respon abnormal menghilang. +ila tidak ditemukan respon abnormal,
pasien secara perlahan*lahan didudukan kembali. %ali ini kepala pasien dihadapkan /o
ke kiri lalu dengan cepat pasien dibaringkan seperti sebelumnya. Tunggu maksimal 0
detik sampai respon abnormal hilang. Perhatikan saat timbul dan hilangnya &ertigo dan
nistagmus, dengan uji ini dapat dibedakan apakah lesinya peri#er atau sentral. ika lesi di peri#er (benign paro?ysmal positional &ertigo), maka &ertigo dan nistagmus timbul
setelah periode laten 1*0 detik, hilang dalam !aktu kurang dari menit, akan berkurang
atau menghilang bila tes diulang*ulang beberapa kali (#atigue). ika lesi di sentral, maka
tidak ada periode laten, nistagmus dan &ertigo ber*langsung lebih dari menit, bila
diulang*ulang reaksi tetap seperti semula (non*#atigue). ika terjadi nistagmus setelah di
pro&okasi dengan Di?*Hallpike maneu&er, maka diagnosis +PP tipe kanal posterior
dapat ditegakkan. ('ihat -ambar @)
1. Tes kalori : pada tes ini digunakan dua macam air, yaitu air dingin dan panas. Suhu air
dingin adalah 40IC sedangkan suhu air panas adalah IC. olume air yang dialirkan ke
dalam liang telinga masing*masing 1/0 m' dalam !aktu 0 detik. Setelah air dialirkan,
bola mata penderita segera diamati terhadap adanya nistagmus lalu dicatat lama
nistagmus yang timbul. $rah gerak nistagmus ialah ke sisi yang berla!anan dengan sisi
telinga yang dialiri. Setelah telinga kiri diperiksa dengan air dingin, diperiksa telinga
kanan dengan air dingin juga. %emudian telinga kiri dialirkan air panas, lalu telingakanan. Pada tiap*tiap selesai pemeriksaan (telinga kiri atau kanan atau air dingin atau air
panas) pasien diistirahatkan selama / menit untuk menghilangkan pusingnya. Setelah
mendapatkan hasil lama nistagmus, dihitung selisih !aktu nistagmus kiri dan kanan. +ila
selisih ini kurang dari 0 detik maka berarti kedua #ungsi &estibuler dalam keadaan
seimbang. Tetapi bila selisih ini lebih besar dari 0 detik, maka yang mempunyai !aktu
Susunan sara# pusat mempunyai kemampuan untuk mengkompensasi gangguan
keseimbangan. amun kadang*kadang dijumpai beberapa penderita yang kemampuan
adaptasinya kurang atau tidak baik. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya gangguan
lain di susunan sara# pusat atau didapatkan de#isit di sistem &isual atau propriosepti#nya.
%adang*kadang obat tidak banyak membantu, sehingga perlu latihan #isik &estibular.
'atihan bertujuan untuk mengatasi gangguan &estibular, membiasakan atau mengadaptasi
diri terhadap gangguan keseimbangan. $da berbagai macam latihan #isik, salah satunya
adalah latihan Kpley maneu&er C3T ($analith !epositioning %reatment ), Semont
maneu&er, dan +rand*Darro# maneu&er. Kpley maneu&er sebaiknya segera dilakukan
setelah hasil perasat Di?*Hallpike menimbulkan respon abnormal.
Perasat Kpley maneu&er dimulai pada posisi Di?*Hallpike yang menimbulkan respon
abnormal (misal posisi kanan yang menimbulkan respon abnormal, menunjukkan adanya
kanalitiasis pada kanal anterior kanan atau kanal posterior kanan) dengan cara kepala
ditahan pada posisi tersebut selama *1 menit, kemudian kepala direndahkan dan diputar
secara perlahan ke kiri dan dipertahankan selama beberapa saat. Setelah itu badan pasien
dimiringkan dengan kepala tetap dipertahankan pada posisi menghadap ke kiri dengan
sudut /o sehingga kepala menghadap ke ba!ah melihat ke lantai. $khirnya pasien
kembali ke posisi duduk dengan kepala menghadap ke depan.4, ('ihat gambar =)+ila terdapat keterlibatan kanal posterior kanan, terapi #isik Semont maneu&er liberatory
maneu&er dimulai dengan penderita diminta untuk duduk pada meja pemeriksaan dengan
kepala diputar menghadap ke kiri /o. Pasien yang duduk dengan kepala menghadap ke
kiri secara cepat dibaringkan ke sisi kanan dengan kepala menggantung ke bahu kanan.
Setelah menit, pasien digerakkan secara cepat ke posisi duduk a!al dan segera
&ertigo seperti Skopolamin. Dosis skopolamin ialah 0,4 mg 6 0,@ mg, 4 6 kali sehari.
K#ek samping adalah mulut kering, dilatasi pupil, dan sedasi.
=. O9(! 9*N&O+-(&*P-N*S
2bat ini ber#ungsi untuk mengobati ansietas, insomnia, depresi, serangan panik dengan
cara bekerja mempengaruhi antikolinergik di dalam otak, salah satunya adalah -$+$
(gamma*aminobutyric acid). K#ek samping obat ini adalah sedasi, mengantuk, dan rasa
lemah pada tubuh. Salah satu obat benzodiazepine adalah Diazepam (1*0 mg, 1* kali
per hari), $lprazolam (0,1/*0,/ mg, 4 kali sehari).
Prgnsis
Prognosis pasien dengan &ertigo &estibuler tipe peri#er umumnya baik dan dapat terjadiremisi sempurna. Sebaliknya pada tipe sentral prognosisnya tergantung dari penyakit yang