Top Banner
i MAKALAH KERANGKA KONSEPTUAL PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Disusun Oleh: 1. Dita Angelina (1411060016) 2. Septaria Seri Buena Ginting (1411060017) Dosen Pembimbing: Drs. Panubut Simorangkir, Ak., M.M. PERBANAS INSTITUTE TAHUN AJARAN 2015 ABFI Institute Perbanas Jakarta • Jl. Perbanas, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta, 12940 Telp.525 2533,522 2501-4 • Fax. 522 8460,522 3064 Email: [email protected]
21

Makalah psak 1 kerangka konseptual

Jan 23, 2018

Download

Education

Septaria Seri
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah psak 1 kerangka konseptual

i

MAKALAH

KERANGKA KONSEPTUAL PENYUSUNAN

DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

Disusun Oleh:

1. Dita Angelina (1411060016)

2. Septaria Seri Buena Ginting (1411060017)

Dosen Pembimbing: Drs. Panubut Simorangkir, Ak., M.M.

PERBANAS INSTITUTE TAHUN AJARAN 2015

ABFI Institute Perbanas Jakarta • Jl. Perbanas, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta, 12940

Telp.525 2533,522 2501-4 • Fax. 522 8460,522 3064

Email: [email protected]

Page 2: Makalah psak 1 kerangka konseptual

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada

waktunya.

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah

Seminar Akuntansi Keuangan yang dibimbing oleh Pak Drs. Panubut Simorangkir, Ak.,

M.M.. Makalah ini membahas tentang Kerangka Konseptual Penyusunan dan

Penyajian Laporan Keuangan

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi

kesempurnaan makalah ini agar ke depannya kami dapat lebih baik lagi. Semoga

dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan teman-

teman.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Apabila masih ada

kekurangan dan terdapat salah kata kami mohon maaf.

Jakarta, 10 Juli 2015

Penulis

Page 3: Makalah psak 1 kerangka konseptual

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii

Daftar Isi ............................................................................................................................ iii

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 1

1.3 Tujuan Penulisan.............................. .................................................................. 2

Bab 2 Pembahasan

Definisi Analisis Laporan Keuangan Internasional............................................ 3

Tujuan dan Tantangan Analisis Laporan Keuangan .......................................... 3

Tahap-tahap Analisis Laporan Keuangan Internasional..................................... 4-7

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tahap-tahap Analisis Laporan Keuangan

Internasional…………………………………………………………………

… ........................................................................................................................ 7-11

Bab 3 Penutup

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 12

Daftar Pustaka................................................................................................................... 13

Page 4: Makalah psak 1 kerangka konseptual

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang dapat diambil antara lain :

1. Apakah yang di maksud dengan kerangka konseptual penyusunan dan penyajian

pelaporan keuangan?

2. Apakah tujuan kerangka konseptual penyusunan dan penyajian pelaporan

keuangan?

3. Apa sajakah fungsi kerangka konseptual penyusunan dan penyajian pelaporan

keuangan?

4. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi kerangka konseptual penyusunan

dan penyajian pelaporan keuangan?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan kerangka konseptual penyusunan

dan penyajian pelaporan keuangan.

2. Untuk mengetahui tujuan kerangka konseptual penyusunan dan penyajian

pelaporan keuangan.

3. Untuk mengetahui fungsi kerangka konseptual penyusunan dan penyajian

pelaporan keuangan.

4. Untuk mengetahui apa sajakah faktor- faktor yang mempengaruhi fungsi kerangka

konseptual penyusunan dan penyajian pelaporan keuangan.

Page 5: Makalah psak 1 kerangka konseptual

2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kerangka Konseptual dan Pelaporan Keuangan

A. Tujuan

Pernyataan ini menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan

umum (general purpose financial statements) yang selanjutnya disebut “Laporan

Keuangan” agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya

maupun dengan laporan keuangan entitas lain. Pernyataan ini mengatur persyaratan

bagi penyajian laporan keuangan, struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimum

isi laporan keuangan.

FASB (1978) mendefinisikan kerangka konseptual sebagai berikut : suatu sistem

yang koheren tentang tujuan (objective) dan konsep dasar yang saling berkaitan yang

diharapkan dapat menghasilkan standar-standar yang konsisten dan memberikan

pedoman tentang jenis, fungsi dan keterbatasan akuntansi dan pelaporan keuangan.

Perlunya kerangka konseptual :

Sebagai pedoman dalam menetukan standar akuntansi.

Sebagai kerangka referensi untuk memecahkan masalah akuntansi apabila

standar yang sekarang ada tidak mengatur isu-isu yang baru muncul.

Sebagai dasar membuat pertimbangan dalam penyajian laporan keuangan.

Meningkatkan daya banding dengan cara mengurangi berbagai alternative

metode akuntansui yang ada.

Penjelasan istilah yang digunakan :

Laporan keuangan bertujuan umum adalah laporan keuangan yang ditujukan

untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan.

Ketidakpraktisan. Penerapan suatu persyaratan dianggap tidak praktis jika entitas

tidak dapat menerapkannya setelah melakukan usaha yang memadai.

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang

disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia,

yang terdiri dari :

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

Page 6: Makalah psak 1 kerangka konseptual

3

Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK)

Material. Kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat pos-

pos laporan keuangan adalah material jika, baik secara sendiri-sendiri maupun

bersama-sama dapat memengaruhi keputusan ekonomi pengguna laporan

keuangan. Materialitas tergantung pada ukuran dan sifat dari kelalaian dalam

mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat tersebut dengan memerhatikan

kondisi terkait. Ukuran atau sifat dari pos laporan keuangan tersebut atau

gabungan dari keduanya dapat menjadi faktor penentu penilaian apakah suatu

kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat dapat

memengaruhi keputusan ekonomi dari pengguna laporan dan dengan demikian

menjadi material membutuhkan pertimbangan mengenai karakteristik dari

masing-masing pengguna laporan tersebut. Kerangka Dasar Penyusunan dan

Penyajian Laporan Keuangan paragraf 25 menyatakan bahwa pengguna laporan

keuangan diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas

ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi

dengan ketekunan yang wajar. Oleh karena itu, penilaian tersebut perlu

memerhatikan bagaimana pengguna laporan dengan karakteristik tersebut

diharapkan terpengaruh dalam membuat keputusan ekonomi.

Catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan berisi informasi

tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan

pendapatan komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan

perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan

memberikan penjelasan atau rincian dari pos-pos yang disajikan dalam laporan

keuangan tersebut dan informasi mengenai pospos yang tidak memenuhi kriteria

pengakuan dalam laporan keuangan.

Pendapatan komprehensif lain berisi pos-pos pendapatan dan beban (termasuk

penyesuaian reklasifikasi) yang tidak diakui dalam laba rugi dari laporan

pendapatan komprehensif sebagaimana dipersyaratkan oleh SAK lainnya.

Pemilik adalah pemegang instrumen yang diklasifikasikan sebagai ekuitas.

Laba rugi adalah total pendapatan dikurangi beban tidak termasuk komponen-

komponen pendapatan komprehensif lain.

Page 7: Makalah psak 1 kerangka konseptual

4

Penyesuaian reklasifikasi adalah jumlah yang direklasifikasi ke bagian laba rugi

periode berjalan yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain

pada periode berjalan atau periode sebelumnya.

Total laba rugi komprehensif adalah perubahan ekuitas selama satu periode yang

dihasilkan dari transaksi dan peristiwa lainnya, selain perubahan yang dihasilkan

dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik.

Kerangka konseptual ditujukan untuk :

Penyusun standar akuntansi keuangan dalam pelaksanaan tugasnya.

Penyusun laporan keuangan untuk menanggulangi masalah akuntansi yang

belum diatur dalam standar akuntansi keuangan.

Auditor dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan

disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.

Para pemakai dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam Laporan

Keuangan.

Kerangka konseptual menurut PSAK terdiri dari :

Pengguna laporan keuangan

Tujuan laporan keuangan

Asumsi dasar

Karakteristik kualitatif

Konsep pengakuan dan pengukuran unsur laporan keuangan

Konsep pemeliharaan modal

Page 8: Makalah psak 1 kerangka konseptual

5

Kerangka konseptual menurut IFRS :

B. Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi

mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi

sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.

Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas

penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi

mengenai entitas yang meliputi :

Aset;

Liabilitas;

Page 9: Makalah psak 1 kerangka konseptual

6

Ekuitas

Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;

Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai

pemilik;dan

Arus kas.

Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas

laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas

masa depan dan, khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas

dan setara kas.

C. Komponen Laporan Keuangan Lengkap

Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini :

Laporan posisi keuangan pada akhir periode;

Laporan laba rugi komprehensif selama periode

Laporan perubahan ekuitas selama periode;

Laporan arus kas selama periode;

Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan

informasi penjelasan lainnya; dan

Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika

entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat

penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi

pos-pos dalam laporan keuangannya.

Entitas diperkenankan menggunakan judul laporan selain yang digunakan dalam

Pernyataan ini. Beberapa entitas menyajikan, terpisah dari laporan keuangan, suatu

kajian keuangan oleh manajemen yang menjelaskan karakteristik utama dari kinerja

keuangan dan posisi keuangan, dan kondisi ketidakpastian utama yang dihadapi.

Laporan tersebut dapat meliputi kajian mengenai :

Faktor dan pengaruh-pengaruh utama yang menentukan kinerja keuangan,

termasuk perubahan lingkungan tempat entitas beroperasi, tanggapan terhadap

perubahan dan pengaruhnya, dan kebijakan investasi untuk memelihara serta

meningkatkan kinerja keuangannya, termasuk kebijakan dividen;

Sumber pendanaan entitas dan target rasio laibilitas terhadap ekuitas; dan

Page 10: Makalah psak 1 kerangka konseptual

7

Sumber daya entitas yang tidak diakui dalam laporan posisi keuangan sesuai

dengan SAK.

Entitas dapat pula menyajikan terpisah dari laporan keuangan, laporan mengenai

lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi

industry dimana faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri

yang menganggap karyawan sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang

peranan penting. Laporan tambahan tersebut di luar ruang lingkup Standar Akuntansi

Keuangan.

D. Karakteristik Umum

Beberapa karakteristik umum Laporan Keuangan :

Penyajian Secara Wajar dan Kepatuhan terhadap SAK

Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan

dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara

jujur dampak dari transaksi, peristiwa dan kondisi lain sesuai dengan definisi dan

kriteria pengakuan aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang diatur dalam

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Penerapan SAK,

dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan, dianggap menghasilkan

penyajian laporan keuangan secara wajar.

Dalam hampir semua kondisi, entitas mencapai penyajian laporan

keuangan secara wajar apabila memenuhi SAK terkait. Penyajian secara wajar

juga mensyaratkan entitas untuk:

Memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan PSAK 25.

PSAK 25 mengatur hirarki pedoman otoritatif yang dipertimbangkan oleh

manajemen dalam hal tidak terdapat PSAK yang secara khusus mengatur

suatu pos tertentu.

Menyajikan informasi, termasuk kebijakan akuntansi, sedemikian rupa

sehingga dapat memberikan informasi yang relevan, andal, dapat

diperbandingkan, dan mudah dipahami.

Memberikan pengungkapan tambahan jika kesesuaian dengan persyaratan

khusus dalam SAK tidak cukup bagi pengguna laporan keuangan untuk

Page 11: Makalah psak 1 kerangka konseptual

8

memahami pengaruh dari transaksi tertentu, peristiwa dan kondisi lain

terhadap posisi keuangan dan kinerja keuangan entitas.

Entitas tidak dapat memperbaiki kebijakan akuntansi yang tidak tepat

baik dengan pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan atau

pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan atau materi penjelasan.

Ketika entitas menyimpang dari ketentuan suatu PSAK sesuai dengan paragraf

17, maka entitas mengungkapkan :

Bahwa manajemen telah menyimpulkan bahwa laporan keuangan

menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas

entitas;

Bahwa laporan keuangan telah patuh terhadap SAK terkait, kecuali pos

yang menyimpang dari ketentuan tertentu untuk mencapai penyajian yang

wajar;

Nama PSAK yang tidak diterapkan, sifat penyimpangan, termasuk

perlakuan yang disyaratkan oleh PSAK tersebut, alasan mengapa perlakuan

tersebut akan memberikan pemahaman yang salah dalam situasi tersebut

sehingga akan bertentangan dengan tujuan laporan keuangan yang diatur

dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, dan

perlakuan yang diterapkan; dan

Untuk masing-masing periode yang disajikan, pengaruh keuangan dari

penyimpangan untuk masing-masing pos dalam laporan keuangan yang

seharusnya dilaporkan sesuai dengan ketentuan tersebut.

Ketika entitas menyimpang dari suatu ketentuan dalam suatu PSAK pada

periode sebelumnya, dan penyimpangan tersebut berpengaruh terhadap jumlah

yang diakui dalam laporan keuangan pada periode berjalan, maka entitas

membuat pengungkapan.

Dalam keadaan yang sangat jarang terjadi, ketika manajemen

menyimpulkan bahwa kepatuhan terhadap suatu ketentuan dalam suatu PSAK

akan memberikan pemahaman yang salah yang bertentangan dengan tujuan

laporan keuangan yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian

Laporan Keuangan, tetapi peraturan yang relevan melarang penyimpangan

Page 12: Makalah psak 1 kerangka konseptual

9

tersebut, maka entitas semaksimal mungkin mengurangi pemahaman yang salah

tersebut dengan mengungkapkan :

Nama PSAK terkait, sifat ketentuan, dan alasan mengapa manajemen

menyimpulkan bahwa kepatuhan terhadap ketentuan dimaksud akan

memberikan pemahaman yang salah yang bertentangan dengan tujuan

laporan keuangan yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan

Penyajian Laporan Keuangan; dan

Untuk masing-masing periode yang disajikan, penyesuaian terhadap

masing-masing pos dalam laporan keuangan yang dipandang perlu oleh

manajemen untuk mencapai penyajian yang wajar.

Ketika menilai apakah kepatuhan terhadap ketentuan khusus dari suatu

PSAK akan memberikan pemahaman yang salah yang bertentangan dengan

tujuan laporan keuangan yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan

Penyajian Laporan Keuangan, manajemen mempertimbangkan :

Alasan tujuan laporan keuangan tidak tercapai dalam kondisi tersebut; dan

Bagaimana perbedaan kondisi entitas dengan kondisi entitas lain yang

mematuhi persyaratan. Jika entitas lain dengan kondisi yang sama

menerapkan persyaratan tersebut, maka akan muncul asumsi yang dapat

diperdebatkan bahwa kepatuhan terhadap persyaratan tersebut tidak akan

memberikan pemahaman yang salah yang bertentangan dengan tujuan

laporan keuangan yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan

Penyajian Laporan Keuangan.

Kelangsungan Usaha

Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen membuat penilaian tentang

kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Entitas

menyusun laporan keuangan berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, kecuali

manajemen bertujuan untuk melikuidasi entitas atau menghentikan perdagangan,

atau tidak mempunyai alternatif lainnya yang realistis selain melakukannya. Jika

manajemen menyadari (dalam membuat penilaiannya) mengenai adanya

ketidakpastian yang material sehubungan dengan peristiwa atau kondisi yang

dapat menimbulkan keraguan yang signifikan tentang kemampuan entitas untuk

mempertahankan kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan

Page 13: Makalah psak 1 kerangka konseptual

10

ketidakpastian tersebut. Jika entitas menyusun laporan keuangan tidak

berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan fakta

tersebut, bersama dengan dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan

keuangan dan alasan mengapa entitas tidak dipertimbangkan sebagai entitas yang

dapat menggunakan asumsi kelangsungan usaha.

Jika selama ini entitas menghasilkan laba dan mempunyai akses ke sumber

pembiayaan, maka dapat disimpulkan bahwa asumsi kelangsungan usaha telah

sesuai tanpa melalui analisis rinci.

Dasar Akrual

Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas.

Ketika akuntansi berbasis akrual digunakan, entitas mengakui pos-pos sebagai

aset, laibilitas, ekuitas, pendapatan dan beban (unsur-unsur laporan keuangan)

ketika pos-pos tersebut memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk unsure

unsur tersebut dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan

Keuangan.

Materialitas dan Agregasi

Entitas menyajikan secara terpisah kelompok pos sejenis yang material. Entitas

menyajikan secara terpisah pos yang mempunyai sifat atau fungsi berbeda

kecuali pos tersebut tidak material.

Laporan keuangan merupakan hasil dari pemrosesan sejumlah transaksi atau

peristiwa lain yang diklasifikasikan sesuai sifat atau fungsinya. Tahap akhir dari

proses penggabungan dan pengklasifikasian adalah penyajian dalam laporan

keuangan. Jika suatu klasifikasi pos tidak material, maka dapat digabungkan

dengan pos lain yang sejenis dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas

laporan keuangan. Suatu pos mungkin tidak cukup material untuk disajikan

terpisah dalam laporan keuangan tetapi cukup material untuk disajikan terpisah

dalam catatan atas laporan keuangan.

Saling hapus

Entitas tidak boleh melakukan saling hapus atas aset dan laibilitas atau

pendapatan dan beban, kecuali disyaratkan atau diijinkan oleh suatu PSAK.

Entitas melaporkan secara terpisah untuk aset dan laibilitas serta pendapatan dan

Page 14: Makalah psak 1 kerangka konseptual

11

beban. Saling hapus dalam laporan laba rugi komprehensif atau laporan posisi

keuangan atau dalam laporan laba rugi terpisah (jika disajikan) mengurangi

kemampuan pengguna laporan keuangan baik untuk memahami transaksi,

peristiwa dan kejadian lain yang telah terjadi maupun untuk menilai arus kas

entitas di masa depan, kecuali jika saling hapus mencerminkan substansi

transaksi atau peristiwa. Pengukuran aset secara neto setelah dikurangi

penyisihan penilaian (misalnya, penyisihan keusangan atas persediaaan dan

penyisihan piutang tak tertagih) tidak termasuk kategori saling hapus.

PSAK 23: Pendapatan mendefinisikan pendapatan dan mensyaratkan

entitas untuk mengukurnya berdasarkan nilai wajar dari jumlah yang diterima

atau akan diterima, dengan mempertimbangkan jumlah potongan dagang dan

rabat volume yang diperbolehkan. Dalam aktivitas normal, entitas juga

melakukan transaksi lain yang bukan merupakan penghasil utama pendapatan

dan bersifat insidentil. Entitas menyajikan hasil dari transaksi tersebut dengan

mengurangkan setiap pendapatan dengan beban terkait yang timbul dari transaksi

yang sama sepanjang penyajian tersebut mencerminkan substansi dari tra nsaksi

atau peristiwa lain. Misalnya:

Entitas menyajikan keuntungan dan kerugian atas pelepasan aset tidak

lancar, termasuk investasi dan asset operasional, dilaporkan dengan

mengurangkan penerimaan dari pelepasan dengan nilai tercatat dan beban

yang timbul dari pelepasan aset tersebut;

Entitas dapat mengurangkan pengeluaran yang terkait dengan ketentuan

yang diakui sesuai dengan PSAK 57 dan diganti berdasarkan perjanjian

kontraktual dengan pihak ketiga (seperti perjanjian garansi dari pemasok)

dengan penggantian yang diterima.

Entitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang timbul dari suatu

kelompok transaksi yang sejenis secara neto, misalnya keuntungan dan kerugian

dari transaksi mata uang asing atau keuntungan dan kerugian yang timbul dari

instrument keuangan yang dikategorikan sebagai diperdagangkan. Namun,

entitas menyajikan keuntungan dan kerugian tersebut secara terpisah jika

keuntungan atau kerugian tersebut material.

Page 15: Makalah psak 1 kerangka konseptual

12

Frekuensi Pelaporan

Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi komparatif)

setidaknya secara tahunan. Jika akhir periode pelaporan entitas berubah dan

laporan keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih panjang atau lebih

pendek dari periode satu tahun sebagai tambahan terhadap periode cakupan

laporan keuangan, maka entitas mengungkapkan :

Alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih

pendek; dan

Fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat

diperbandingkan secara keseluruhan.

Informasi Komparatif

Informasi kuantitatif diungkapkan secara komparatif dengan periode

sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan

periode berjalan, kecuali dinyatakan lain oleh SAK. Informasi komparatif yang

bersifat naratif dan deskriptif dari laporan keuangan periode sebelumnya

diungkapkan kembali jika relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode

berjalan.

Entitas yang mengungkapkan informasi komparatif menyajikan minimal

dua laporan posisi keuangan, dua laporan untuk tiap jenis laporan lainnya, dan

catatan atas laporan keuangan. Jika entitas menerapkan kebijakan akuntansi

secara retrospektif atau membuat penyajian kembali secara retrospektif atas pos-

pos dalam laporan keuangan atau mereklasifikasi pos-pos dalam laporan

keuangan, maka entitas menyajikan minimal tiga laporan posisi keuangan, dua

laporan untuk tiap jenis laporan lainnya, dan catatan atas laporan keuangan.

Entitas menyajikan laporan posisi keuangan pada :

Akhir periode berjalan,

Akhir periode sebelumnya (yang sama dengan awal periode berjalan), dan

Permulaan dari periode komparasi terawal.

Pada beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan pada laporan keuangan

periode sebelumnya masih tetap relevan untuk diungkapkan pada periode

Page 16: Makalah psak 1 kerangka konseptual

13

berjalan. Misalnya, rincian tentang sengketa hukum yang dihadapi dengan hasil

akhirnya belum diketahui secara pasti pada periode sebelumnya dan masih dalam

proses penyelesaian, perlu diungkapkan kembali pada periode berjalan.

Pengguna akan memperoleh manfaat dari informasi adanya ketidakpastian pada

akhir periode pelaporan sebelumnya, dan langkah yang telah dilakukan selama

periode berjalan untuk mengatasi ketidakpastian tersebut.

Jika entitas mengubah penyajian atau pengklasifikasian pos-pos dalam laporan

keuangan, maka entitas mereklasifikasi jumlah komparatif kecuali reklasifikasi

tersebut tidak praktis untuk dilakukan. Jika entitas mereklasifikasi jumlah

komparatif, maka entitas mengungkapkan :

Sifat reklasifikasi;

Jumlah masing-masing pos atau gabungan beberapa pos yang

direklasifikasi; dan

Alasan reklasifikasi.

Jika reklasifikasi jumlah komparatif tidak praktis untuk dilakukan, maka entitas

mengungkapkan :

Alasan tidak mereklasifikasi jumlah tersebut, dan

Sifat penyesuaian yang akan dilakukan jika jumlah tersebut direklasifikasi.

Peningkatkan komparabilitas informasi antar periode membantu pengguna

dalam membuat keputusan ekonomi, khususnya memungkinkan penilaian atas

tren informasi keuangan untuk tujuan prediksi. PSAK 25 mengatur penyesuaian

terhadap informasi komparatif yang dipersyaratkan ketika entitas melakukan

perubahan kebijakan akuntansi atau koreksi atas kesalahan mendasar.

Konsistensi Penyajian

Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode harus

konsisten kecuali :

Setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas atau

review atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa penyajian atau

pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat untuk digunakan dengan

Page 17: Makalah psak 1 kerangka konseptual

14

mempertimbangkan kriteria untuk penentuan dan penerapan kebijakan

akuntansi dalam PSAK 25; atau

Perubahan tersebut diperkenankan oleh suatu PSAK.

Misalnya, suatu akusisi atau pelepasan yang signifikan atau review atas

penyajian laporan keuangan, mungkin akan menghasilkan kesimpulan bahwa

laporan keuangan harus disajikan secara berbeda. Namun demikian perubahan

penyajian dapat dilaksanakan jika perubahan tersebut memberikan informasi

yang andal dan lebih relevan bagi pengguna atau struktur yang baru mempunyai

kecenderungan akan dipergunakan seterusnya.

2.2 Manajemen Laba

Manajemen laba sebagai suatu proses mengambil langkah yang disengaja dalam

batas prinsip akuntansi yang berterima umum baik didalam maupun diluar batas

General Accepted Accounting PrinciSP (GAAP).

Menurut sugiri (1998:1-18) membagi definisi manajemen laba menjadi dua, yaitu :

1. Definisi Sempit

Manajemen laba dalam hal ini hanya berkaitan dengan pemilihan metode

akuntansi. Manajemen laba dalam artian sempit ini didefinisikan sebagai

perilaku manajer untuk bermain dengan komponen discretionary accruals dalam

menentukan besarnya laba.

2. Definisi Luas

Manajemen laba merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan

(mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit usaha dimana

manajer bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan (penurunan)

profitabilitas ekonomi jangka panjang unit tersebut.

Pengertian manajemen laba oleh Merchan (1989) dalam Merchan dan Rockness (1994)

didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk

mempengaruhi laba yang dilaporkan yang bisa memberikan informasi mengenai

keuntungan ekonomis (economic advantage) yang sesungguhnya tidak dialami

perusahaan, yang dalam jangka panjang tindakan tersebut bisa merugikan perusahaan.

A. Sasaran Manajemen Laba

Page 18: Makalah psak 1 kerangka konseptual

15

Menurut Ayres (1994:27-29) terdapat unsur-unsur laporan keuangan yang dapat

dijadikan sasaran untuk dilakukan manajemen laba yaitu :

Kebijakan Akuntansi

Keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang wajib

diterapkan oleh suatu perusahaan, yaitu antara menerapkan akuntansi lebih awal

dari waktu yang ditetapkan atau menundanya sampai saat berlakunya kebijakan

tersebut.

Pendapatan

Dengan mempercepat atau menunda pengakuan akan pendapatan.

Biaya

Menganggap sebagai ongkos (beban biaya) atau menganggap sebagai suatu

tambahan investasi atas suatu biaya (amortize or capitalize of investment).

B. Alasan dilakukan manajemen laba

Manajemen laba dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap

manajer. Manajemen laba berhubungan eratdengan tingkat perolehan laba atau prestasi

usaha suatu organisasi, hal ini karena tingkat keuntungan atau laba dikaitkan dengan

prestasi manajemen dan juga besar kecilnya bonus yang akan diterima oleh manajer.

Manajemen laba dapat memperbaiki hubungan dengan pihak kreditor. Perusahaan

yang terancam default yaitu tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran utang pada

waktunya, perusahaan berusaha menghindarinya dengan membuat kebijakan yang dapat

meningkatkan pendapatan maupun laba. Dengan demikian akan memberi posisi

bargaining yang relatif baik dalam negoisasi atau penjadwalan ulang utang antara pihak

kreditor dengan perusahaan. Manajemen laba dapat menarik investor untuk

menanamkan modalnya terutama pada perusahaan go publik pada saat IPO.

C. Terjadinya Manajemen Laba

Menurut Ayres (1994:27-29) manajemen laba dapat dilakukan oleh manajer dengan

cara-cara sebagai berikut:

Manajer dapat menentukan kapan waktu akan melakukan manajemen laba

melalui kebijakannya. Hal ini biasanya dikaitkan dengan segala aktivitas yang

Page 19: Makalah psak 1 kerangka konseptual

16

dapat mempengaruhi aliran kas dan juga keuntungan yang secara pribadi

merupakan wewenang dari para manajer.

Keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang wajib

diterapkan oleh suatu perusahaan. Yaitu antara menerapkan lebih awal atau

menunda sampai saat berlakunya kebijakan tersebut.

Upaya manajer untuk mengganti atau merubah suatu metode akuntansi tertentu

dari sekian banyak metode yang dapat dipilih yang tersedia dan diakui oleh

badan akuntansi yang ada (GAAP).

2.3 Konsekuensi Ekonomi Laporan Keuangan

Economic consequences adalah konsep yang menyatakan bahwa, walaupun

bertentangan dengan implikasi teori pasar modal efisien, pilihan kebijakan akuntansi

dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Zeff (1978) mendefinisikan economic

consequences sebagai impak laporan akuntansi terhadap perilaku pengambilan

keputusan bisnis, pemerintah, dan kreditor. Esensi definisi tersebut adalah bahwa

laporan akuntansi dapat mempengaruhi (affect) keputusan nyata oleh manajer dan pihak

lain, tidak hanya sekedar menggambarkan (reflecting) hasil keputusan yang dibuat.

Economic consequences adalah konsep yang menyatakan bahwa, walaupun

bertentangan dengan implikasi teori pasar modal efisien, pilihan kebijakan akuntansi

dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Walaupun dengan implikasi kebijakan teori

pasar modal efisien, tampak bahwa pilihan kebijakan akuntansi memiliki konsekuensi

ekonomi bagi pamakai laporan keuangan, walaupun tidak secara langsung

mempengaruhi aliran kas perusahaan. Esensi dari economic consequences adalah bahwa

kebijakan akuntansi dan perubahan kebijakan akuntansi tersebut merupakan suatu

permasalahan, terutama permasalahan bagi manajemen. Akan tetapi, apabila hal

tersebut merupakan permasalahan bagi manajemen, kebijakan akuntansi juga

permasalahan bagi investor yang memiliki perusahaan karena manajer dapat mengubah

hasil operasi perusahaan sesungguhnya dengan melakukan perubahan kebijakan

akuntansi. Economic consequences muncul karena perusahaan melakukan kontrak

seperti kompensasi eksekutif (executive compensation) dan kontrak utang (debt

contract). Kebijakan akuntansi yang digunakan dapat merupakan sumber informasi

Page 20: Makalah psak 1 kerangka konseptual

17

yang penting bagi investor. Manajer dapat menggunakan sumber informasi berupa

pilihan kebijakan akuntansi yang dipilih sebagai signal tentang informasi dalam dari

perusahaan.

Teori pasar modal efisien gagal menjelaskan perilaku pasar. Berdasarkan teori pasar

modal efisien, suatu perubahan akuntansi direaksi oleh pasar hanya apabila perubahan

akuntansi tersebut berpengaruh terhadap arus kas perusahaan. Economic consequences

diperlukan untuk mengetahui respon pasar atas perubahan kebijakan akuntansi

walaupun perubahan kebijakan akuntansi tersebut tidak berpengaruh secara langsung

terhadap arus kas. Karena itu, economic consequences merupakan salah satu anomali

pasar modal efisien. Teori akuntansi positif (Positive Accounting Theory/PAT) adalah

penjelasan terhadap adanya economic consequences.

Page 21: Makalah psak 1 kerangka konseptual

18

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN