MAKALAH PROMOSI KESEHATANDEMAM BERDARAH DENGANMETODE
BRAINSTORMING (CURAH PENDAPAT)
DISUSUN OLEH :
1.Retno Purwati P174202130252.Rendi Saifinuha Hidayat
P174202130263.Ridho Alif Ramadhan P174202130274.Riris Prista
Wardani P174202130285.RiswandiP17420213029
Tingka 2A / Smt. 3
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES SEMARANGPRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO2014KONSEP METODE
BRAINSTORMING
A. DefinisiMetode Brainstorming adalah suatu teknik atau
mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas, yaitu dengan
melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru, kemudian siswa
menjawab atau menyatakan pendapat, atau komentar sehingga mungkin
masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru, atau dapat
diartikan pula sebagai suatu cara untuk mendapatkan banyak ide dari
sekelompok manusia dalam waktu yang singkat (Roestiyah 2001:
73).Metode brainstorming merupakan salah satu teknik untuk
memperkirakan sejauh mana pengetahuan (penguasaan materi) yang
telah dimiliki mahasiswa (Nurani, dkk, 2003:825)Metode
Brainstorming merupakan suatu bentuk diskusi dalamrangka menghimpun
gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan,pengalaman, dari semua
peserta. Berbeda dengan diskusi, dimanagagasan dari seseorang dapat
ditanggapi (didukung, dilengkapi,dikurangi, atau tidak disepakati)
oleh peserta lain, pada penggunaanmetode curah pendapat, pendapat
orang lain tidak untuk ditanggapi. Tujuan curah pendapat adalah
untuk membuat kompilasi (kumpulan)pendapat, informasi, pengalaman
semua peserta yang sama atauberbeda. Metode curah pendapat
(brainstorming) sesuai sebagai upayauntuk mengumpulkan pendapat/ide
yang dikemukakan oleh seluruhanggota kelompok, baik secara
individual maupun kelompok. Metodeini akan menghasilkan berbagai
pendapat atau ide dari peserta, baikyang sama (atau saling
mendukung) dan ide-ide yang berbeda (atausaling bertentangan).
B. Manfaat Metode BrainstormingMetode brainstorming mempunyai
beberapa manfaat yaitu :a. Dapat dijadikan sebagai evaluasi tahap
awal atau biasa disebutpre evaluation tentang kemampuan atau
pengetahuan yangdimiliki mahasiswa.b. Sebagai salah satu cara
pengembangan ide-ide atau pendapatbaru mengenai satu
permasalahan.c. Meningkatkan daya ingat agar terlatih berpikir
tentang sesuatuyang bersifat kuantitas, di samping permasalahan
sehari-haridan hal ini lebih baik dibandingkan kualitas.d. Menindak
lanjuti pemecahan masalah jika dengan cara yangkonvensional tidak
terpecahkan.e. Mengembangkan berpikir kreatif.f. Menumbuhkan rasa
percaya diri pada mahasiswa untuk ikutterlibat menyampaikan
pendapatnya.
C. Persamaan dan Perbedaan Metode Brainstorming dengan
DiskusiMetode brainstorming erat kaitannya dengan metode diskusi
namun terdapat persamaan dan perbedaan yang ada dalam metode
brainstorming dan metode diskusi Dra.Roestiyah,
(2008:73-75).PERSAMAAN :1. Memberikan suatu permasalahan untuk
didiskusikan2. Tukar menukar gagasan atau ide3. Menghasilkan
kesimpulan atau hasil setelah mencapai sepakatPERBEDAAN :Metode
brainstorming :1. Pendapat orang lain tidak untuk ditanggapi2.
Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut3. Hasil
kesimpulan dibantu oleh seorang yang mejadi peranpenengah seperti
guru.Metode diskusi :1. Gagasan dari seseorang dapat
ditanggapi(didukung, dilengkapi, dikurangi, atau tidak disepakati)
oleh peserta lain2. Menugaskan siswa untuk menjelaskan ,
menganalisa dan meringkas.3. Hasil kesimpulan didapatkan dari
kelompok diskusi.
D. Langkah Langkah Metode BrainstormingBerikut ini adalah
langkah-langkah pembelajaran yang menggunakan metode brainstorming
: Pemberian informasi dan motivasiGuru menjelaskan masalah yang
dihadapi beserta latar belakangnya dan mengajak peserta didik aktif
untuk menyumbangkan pemikirannya. Identifikasi Pada tahap ini
peserta didik diundang untuk memberikan sumbang saran pemikiran
sebanyak-banyaknya. Semua saran yang masuk ditampung, ditulis dan
tidak dikritik. Pimpinan kelompok dan peserta hanya boleh bertanya
untuk meminta penjelasan. Hal ini agar kreativitas peserta didik
tidak terhambat. Klasifikasi Semua saran dan masukan peserta
ditulis. Langkah selanjutnya mengklasifikasikan berdasarkan
kriteria yang dibuat dan disepakati oleh kelompok. Klasifikasi bisa
berdasarkan struktur/ faktor-faktor lain. Verifikasi Kelompok
secara bersama melihat kembali sumbang saran yang telah
diklasifikasikan. Setiap sumbang saran diuji relevansinya dengan
permasalahannya. Apabila terdapat sumbang saran yang sama diambil
salah satunya dan sumbang saran yang tidak relevan bisa dicoret.
Kepada pemberi sumbang saran bisa diminta argumentasinnya. Konklusi
(Penyepakatan)Guru/pimpinan kelompok beserta peserta lain mencoba
menyimpulkan butir-butir alternatif pemecahan masalah yang
disetujui. Setelah semua puas, maka diambil kesepakatan terakhir
cara pemecahan masalah yang dianggap paling tepat.TUGAS GURUTugas
guru dalam pelaksanaan metode ini adalah memberikan masalah yang
mampu merangsang pikiran siswa, sehingga mereka menanggapi, dan
guru tidak boleh mengomentari bahwa pendapat siswa itu benar/
salah, juga tidak perlu disimpulkan, guru hanya menampung semua
pernyataan pendapat siswa, sehingga semua siswa di dalam kelas
mendapat giliran, tidak perlu komentar atau evaluasi. TUGAS
SISWASiswa bertugas menanggapi masalah dengan mengemukakan
pendapat, komentar atau bertanya, atau mengemukakan masalah baru,
mereka belajar dan melatih merumuskan pendapatnya dengan bahasa dan
kalimat yang baik. Siswa yang kurang aktif perlu dipancing dengan
pertanyaan dari guru agar turut berpartisipasi aktif, dan berani
mengemukakan pendapatnya. E. Keunggulan Metode Storming1. Anak-anak
berfikir untuk menyatakan pendapat. 2. Melatih siswa berpikir
dengan cepat dan tersusun logis. 3. Merangsang siswa untuk selalu
siap berpendapat yang berhubungan dengan masalah yang diberikan
oleh guru.4. Meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima
pelajaran. 5. Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari
temannya yang sudah pandai atau dari guru. 6. Terjadi persaingan
yang sehat. 7. Anak merasa bebas dan gembira. 8. Suasana demokratis
dan disiplin dapat ditumbuhkan. F. Kelemahan Metode StormingMenurut
Dra.Roestiyah, ( 2008:73-75) : Guru kurang memberi waktu yang cukup
kepada siswa untuk berpikir dengan baik Anak yang kurang selalu
ketinggalan Kadang-kadang pembicaraan hanya dimonopoli oleh anak
yang pandai saja Guru hanya menampung pendapat tidak pernah
merumuskan kesimpulan Siswa tidak segera tahu apakah pendapatnya
itu betul atau salah Tidak menjamin hasil pemecahan masalah Masalah
bisa berkembang kearah yang tidak diharapkanBerbagai kekurangan
tersebut dapat diatasi apabila seorang guru atau pimpinan dalam
kelas bisa membaca situasi dan menguasai kelas dengan baik untuk
mencari solusi. Guru harus bisa menjadi penengah dan mengatur
situasi dalam kelas sebaik mungkin. Caranya yaitu dengan menguasai
betul-betul materi yang akan disampaikan dan membuat perencanaan
proses belajar mengajar dengan matang.
DEMAM BERDARAH DENGUEA. DefinisiPenyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah
kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan
perdarahan-perdarahan. Penyakit ini banyak ditemukan didaerah
tropis seperti Asia Tenggara, India, Brazil, Amerika termasuk di
seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian
lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut.
B. PatofisiologiVirus Dengue masuk ke dalam tubuh manusia lewat
gigitan nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Aedes albopictus. Di dalam
tubuh manusia, virus berkembang biak dalam sistem
retikuloendotelial, dengan target utama virus Dengue adalah APC
(Antigen Presenting Cells ) di mana pada umumnya berupa monosit
atau makrofag jaringan seperti sel Kupffer dari hepar dapat juga
terkena (Harikushartono et al., 2002). Segera terjadi viremia
selama 2 hari sebelum timbul gejala dan berakhir setelah lima hari
gejala panas mulai. Makrofag akan segera bereaksi dengan menangkap
virus dan memprosesnya sehingga makrofag menjadi APC (Antigen
Precenting Cell). Antigen yang menempel di makrofag ini akan
mengaktifasi sel T-Helper dan menarik makrofag lain untuk
memfagosit lebih banyak virus. T-helper akan mengaktifasi sel
T-sitotoksik yang akan melisis makrofag yang sudah memfagosit virus
juga mengaktifkan sel B yang akan melepas antibodi. Ada 3 jenis
antibodi yang telah dikenali yaitu antibodi netralisasi, antibodi
hemaglutinasi, antibodi fiksasi komplemen (Gubler DJ.,
1998).Patofisiologi primer DBD dan Dengue Shock Syndrom (DSS)
adalah peningkatan akut permeabilitas vaskuler yang diikuti
kebocoran plasma ke dalam ruang ekstravaskuler, sehingga
menimbulkan hemokonsentrasi dan penurunan tekanan darah (Gambar
2.1). Volume plasma menurun lebih dari 20% pada kasus-kasus berat,
yang didukung penemuan post mortem meliputi efusi serosa, efusi
pleura, hemokonsentrasi dan hipoproteinemi (Soedarmo, 2002).
Patogenesis DBD masih kontroversial dan masing-masing hanya dapat
menjelaskan satu atau beberapa manifestasi kliniknya dan belum
dapat menjelaskan secara utuh keseluruhan fenomena (Soetjipto et
al., 2000).
C. Tanda dan Gejala Masa tunas / inkubasi selama 3 15 hari sejak
seseorang terserang virus dengue. Selanjutnya penderita akan
menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah sebagai
berikut :1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 40 derajat
Celsius).2. Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya jentik
(puspura) perdarahan.3. Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata
bagian dalam (konjungtiva), Mimisan (Epitaksis), Buang air besar
dengan kotoran (Peaces) berupa lendir bercampur darah (Melena), dan
lain-lainnya.4. Terjadi pembesaran hati (Hepatomegali).5. Tekanan
darah menurun sehingga menyebabkan syok.6. Pada pemeriksaan
laboratorium (darah) hari ke 3 7 terjadi penurunan trombosit
dibawah 100.000 /mm3 (Trombositopeni), terjadi peningkatan nilai
Hematokrit diatas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi).7.
Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual,
muntah, penurunan nafsu makan (anoreksia), sakit perut, diare,
menggigil, kejang dan sakit kepala.8. Mengalami perdarahan pada
hidung (mimisan) dan gusi.9. Demam yang dirasakan penderita
menyebabkan keluhan pegal/sakit pada persendian.10. Munculnya
bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.D.
Cara Pemberantasan Demam BerdarahDepartemen kesehatan telah
mengupayakan berbagai strategi dalam mengatasi kasus ini. Pada
awalnya strategi yang digunakan adalah memberantas nyamuk dewasa
melalui pengasapan, kemudian strategi diperluas dengan menggunakan
larvasida yang ditaburkan ke tempat penampungan air yang sulit
dibersihkan. Akan tetapi kedua metode tersebut sampai sekarang
belum memperlihatkan hasil yang memuaskan. Pencegahan penyakit DBD
sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk Aedes
aegypti (Rozendaal JA., 1997). Pengendalian nyamuk tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu:1.
LingkunganMetode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut
antara lain dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan
sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk dan
perbaikan desain rumah. Sebagai contoh : menguras bak
mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu, mengganti
dan menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali,
menutup dengan rapat tempat penampungan? air, mengubur
kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah?.
Tumpah atau bocornya air dari pipa distribusi, katup air, meteran
air dapat menyebabkan air menggenang dan menjadi habitat yang
penting untuk larva Aedes aegypti jika tindakan pencegahan tidak
dilakukan.2. BiologisPengendalian biologis antara lain dengan
menggunakan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang), dan bakteri
(Bt.H-14). Peran pemangsa yang dimainkan oleh copepod crustacea
(sejenis udang-udangan) telah didokumentasikan pada tahun 1930-1950
sebagai predator yang efektif terhadap Aedes aegypti (Kay BH.,
1996). Selain itu juga digunakan perangkap telur autosidal
(perangkap telur pembunuh) yang saat ini sedang dikembangkan di
Singapura.3. KimiawiCara pengendalian ini antara lain dengan
pengasapan (fogging) (dengan menggunakan malathion dan fenthion),
berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu
tertentu. Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat
penampungan air seperti gentong air, vas bunga, kolam, dan
lain-lain.Fogging merupakan salah satu bentuk upaya untuk dapat
memutus rantai penularan penyakit DHF, dengan adanya pelaksanaan
fogging diharapkan jumlah penderita Demam Berdarah DHF dapat
berkurang. Sebelum pelaksanaan fogging pada masyarakat telah
diumumkan agar menutup makanannya dan tidak berada di dalam rumah
ketika dilakukan fogging termasuk orang yang sakit harus diajak ke
luar rumah dahulu, selain itu semua ternak juga harus berada di
luar. Namun demikian untuk menghindari hal hal yang tidak
diinginkan maka dalam pelaksanaannya fogging dilakukan oleh 2 orang
operator. Operator I (pendamping) bertugas membuka pintu, masuk
rumah dan memeriksa semua ruangan yang ada untuk memastikan bahwa
tidak ada orang dalam rumah termasuk bayi, anak-anak maupun orang
tua dan orang yang sedang terbaring sakit, selain itu ternak-ternak
sudah harus dikeluarkan serta semua makanan harus sudah ditutup.
Setelah siap operator pendamping ke luar dan operator II (Operator
swing Fog) memasuki rumah dan melakukan fogging pada semua ruangan
dengan cara berjalan mundur. Setelah selesai operator pendamping
baru menutup pintu. Rumah yang telah di fogging ini harus dibiarkan
tertutup selama kurang lebih satu jam dengan harapan nyamuk-nyamuk
yang berada dalam rumah dapat terbunuh semua, dengan cara ini
nyamuk-nyamuk akan terbunuh karena malathion bekerja secara knoc
donw. Setelah itu fogging dilanjutkan di luar rumah / pekarangan.
Setelah satu rumah beserta pekarangannya selesai difogging maka
fogging dilanjutkan ke rumah yang lain, sampai semua rumah dan
pekarangan milik warga difogging. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pelaksanaan fogging dengan swing fog untuk mendapatkan hasil
yang optimal adalah sebagai berikut :a. Konsentrasi larutan dan
cara pembuatannya. Untuk malation, konsentrasi larutan adalah 4 5
%.b. Nozzle yang dipakai harus sesuai dengan bahan pelarut yang
digunakan dan debit keluaran yang diinginkan.c. Jarak moncong mesin
dengan target maksimal 100m, efektif 50m.d) Kecepatan berjalan d.
Ketika memfogging, untuk swing fog kurang lebih 500 m2 atau 2 3
menit untuk satu rumah dan halamannya.e. Waktu fogging disesuaikan
dengan kepadatan/aktivitas puncak dari nyamuk, yaitu jam 09.00
11.00.Dalam pelaksanaan fogging inipun telah diperhatikan hal-hal
di atas sehingga diharapkan hasilnya juga optimal. Berdasarkan
hasil survei jentik ternyata masih ditemukan jentik di 5 rumah
penduduk. Jentik tersebut berada di kamar mandi, satu kamar mandi
ditemukan di luar rumah dengan kondisi kurang bersih dan kurang
terawat, sedang 4 kamar mandi yang lain berada di dalam rumah.
Bahkan satu kamar mandi terbuat dari keramik, namun demikian kamar
mandi ini berhubungan langsung dengan pekarangan yang cukup luas
dengan tanaman-tanaman besar yang cukup banyak, sehingga
dimungkinkan nyamuk berasal dari pekarangan. Bagi penduduk yang
kamar mandinya masih ditemukan jentik, maka pada saat itu juga team
yang bertugas langsung memberikan pengarahan dan penyuluhan pada
pemilik rumah untuk membersihkan kamar mandinya agar tidak menjadi
sarang nyamuk.Pendapat masyarakat bahwa fogging merupakan cara yang
paling tepat untuk mencegah penyebaran penyakit demam berdarah
sebenarnya kurang tepat, karena cara ini sesungguhnya hanya
bertujuan untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti dewasa, sehingga
jika di beberapa rumah penduduk masih diketemukan jentik nyamuk,
maka dimungkinkan penularan demam berdarah masih berlanjut dengan
dewasanya jentik yang menjadi nyamuk. Apalagi siklus perubahan
jentik menjadi nyamuk hanya membutuhkan waktu kurang lebih satu
minggu. Sehingga jika di daerah tersebut terdapat penderita demam
berdarah baru maka dimungkinkan akan cepat menyebar pula. Langkah
yang dianggap lebih efektif adalah dengan PSN (Pemberantasan Sarang
Nyamuk).Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah
dengan mengkombinasikan cara-cara di atas, yang disebut dengan 3M
Plus, yaitu menutup, menguras dan mengubur barang-barang yang bisa
dijadikan sarang nyamuk. Selain itu juga melakukan beberapa plus
seperti memelihara ikan pemakan jentik, menabur larvasida,
menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang kasa, menyemprot
dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang obat nyamuk dan
memeriksa jentik berkala sesuai dengan kondisi setempat (Deubel V
et al., 2001).Kegiatannya dapat berupa kerja bakti untuk
membersihkan rumah dan pekarangannya, selokan selokan di samping
rumah serta melakukan 3M ( Menguras kamar mandi (termasuk mengganti
air untuk minuman burung dan air dalam vas bunga), menutup
tampungan / tandon air dan mengubur barang-barang bekas yang
mungkin menjadi tempat sarang nyamuk, termasuk pecahan botol dan
potongan ban bekas). Jika diperlukan dapat ditaburkan abate dengan
dosis 10 gr/ 100 liter air, untuk membunuh jentik-jentik pada bak
kamar mandi maupun kolam-kolam ikan di rumah, dalam hal ini
masyarakat tidak perlu takut kalau-kalau terjadi keracunan karena
abate ini hanya membunuh jentik nyamuk dan aman bagi manusia maupun
ikan. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam memutus rantai
penularan penyakit demam berdarah adalah dengan pelaksanaan PSN
oleh masyarakat, kemudian dilakukan fogging oleh petugas dan
kembali dilaksanakan PSN oleh masyarakat. Jika cara ini telah
dilakukan oleh seluruh masyarakat secara merata di berbagai
wilayah, artinya tidak hanya satu Rt atau Rw saja, tetapi telah
meluas di semua wilayah maka pemberantasan demam berdarah akan
lebih cepat teratasi. Sebab jika hanya satu daerah saja yang
melaksanakan program tersebut namun daerah lainnya tidak, maka
dimungkinkan orang yang berasal dari wilayah yang telah bebas namun
berkunjung ke daerah yang masih terdapat penderita demam berdarah
dan tergigit oleh nyamuk Aedes aegypti akan tertular demam berdarah
pula dan dengan cepat penyakit inipun akan tersebar luas
kembali.Pemerintah juga memberdayakan masyarakat dengan
mengaktifkan kembali (revitalisasi) pokjanal DBD di Desa/Kelurahan
maupun Kecamatan dengan fokus pemberian penyuluhan kesehatan
lingkungan dan pemeriksaan jentik berkala. Perekrutan warga
masyarakat sebagai Juru Pemantau Jentik (Jumantik) dengan fungsi
utama melaksanakan kegiatan pemantauan jentik, pemberantasan sarang
nyamuk secara periodik dan penyuluhan kesehatan. Peran media massa
dalam penanggulangan KLB DBD dan sebagai peringatan dini kepada
masyarakat juga ditingkatkan. Dengan adanya sistem pelaporan dan
pemberitahuan kepada khalayak yang cepat diharapkan masyarakat dan
departemen terkait lebih wasapada. Intensifikasi pengamatan
(surveilans) penyakit DBD dan vektor dengan dukungan laboratorium
yang memadai di tingkat Puskesmas Kecamatan/Kabupaten juga perlu
dibenahi (Kristina et al., 2004). E. Pengobatan Demam BerdarahFokus
pengobatan pada penderita penyakit DBD adalah mengatasi perdarahan,
mencegah atau mengatasi keadaan syok / persyok, yaitu dengan
mengusahakan agar penderita banyak minum sekitar 1,5 sampai 2 liter
air dalam 24 jam (air teh dan gula sirup atau susu) penambahan
cairan tubuh melalui infus (intravena) mungkinb di perlukan untuk
mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi
platelet di lakukan jika jumlah platelet menurun drastis. Terhadap
keluhan yang timbul, selanjutnya adalah pemberian obat obatan
misalnya : Parasetamol membantu menurunkan demam Garam elektrolit
(oralit) jika di sertai diare Antibiotik berguna untuk mencegah
infeksi sekunder, lakukan kompres dingin, tidak perlu dengan es
karena bisa berdampak syok. Bahkan beberapa tim medis menyarankan
kompres dapat di lakukan dengan alkohol.Pengobatan alternatif yang
umum di kenal adalah dengan meminum jus jambu biji bangkok, namun
khasiatnya belum pernah di buktikan secara medis, akan tetapi jambu
biji kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena dan
peningkatan nilai trombosit darah.
F. Pencegahan Penyakit Demam BerdarahPencegahan dilakukan dengan
menghindari gigitan nyamuk diwaktu pagi sampai sore, karena nyamuk
aedes aktif di siang hari (bukan malam hari). Misalnya hindarkan
berada di lokasi yang banyak nyamuknya di siang hari, terutama di
daerah yang ada penderita DBD nya. Beberapa cara yang paling
efektif dalam mencegah penyakit DBD melalui metode pengontrolan
atau pengendalian vektornya adalah :Pengendalian Non Kimiawia) Pada
Larva / jentik nyamuk: Dilakukan dengan cara menjaga sanitasi /
kebersihan lingkungan yaitu pada umumnya 3M: Menguras dan menyikat
dinding bak penampungan air kamar mandi; karena jentik / larva
nyamuk demam berdarah (Aedest Aegypti) akan menempel pada dinding
bak penampungan air setelah dikuras dengan ciri-ciri berwarna
kehitam-hitaman pada dinding, hanya dengan menguras tanpa menyikat
dinding maka jentik / larva nyamuk demam berdarah (Aedest Aegypti)
tidak akan mati karena mampu hidup dalam keadaan kering tanpa air
sampai dengan 6 (enam) bulan, jadi setelah dikuras diding tersebut
harus disikat. Menutup rapat rapat bak bak penampungan air; yaitu
seperti gentong untuk persediaan air minum, tandon air, sumur yang
tidak terpakai karena nyamuk demam berdarah (Aedest Aegypti)
mempunyai ethology lebih menyukai air yang jernih untuk
reproduksinya, Mengubur barang-barang yang tidak berguna tetapi
dapat menyebabkan genangan air yang berlarut-larut ini harus
dihindari karena salah satu sasaran tempat nyamuk untuk
bereproduksi. Dilakukan dengan cara pencegahan preventive yaitu
memelihara ikan pada tempat penampungan airb) Pada Nyamuk Dewasa :
Dengan memasang kasa nyamuk atau screening yang berfungsi untuk
pencegahan agar nyamuk dewasa tidak dapat mendekat pada linkungan
sekitar kita. Dengan menggunkan Insect Light Killer yaitu perangkap
untuk nyamuk yang menggunakan lampu sebagai bahan penariknya
(attractan) dan untuk membunuhnya dengan mengunakan aliran listrik.
Cara kerja tersebut sama dengan Electric Raket.
Pengendalian kimiawia) Pada Larva / jentik nyamuk: Yaitu
dikakukan dengan menaburkan bubuk larvasida atau yang biasa disebut
dengan ABATE Untuk tempat-tempat air yang tidak mungkin atau sulit
dikuras, taburkan bubuk ABATE ke dalam genangan air tersebut untuk
membunuh jentik-jentik nyamuk. Ulangi hal ini setiap 2-3 bulan
sekali. Selama 3 bulan bila tempat penampungan air tersebut akan
dibersihkan/diganti airnya, hendaknya jangan menyikat bagian dalam
dinding tempat penampungan air tersebut Air yang telah dibubuhi
ABATE dengan takaran yang benar, tidak membahayakan dan tetap aman
bila air tersebut diminum Takaran penggunaan bubuk ABATE adalah
sebagai berikut :Untuk 10 liter air, ABATE yang diperlukan =
(100/10) x 1 gram = 10 gram ABATEUntuk menakar ABATE digunakan
sendok makan. Satu sendok makan peres berisi 10 gram ABATE. b) Pada
Nyamuk Dewasa : Dilakukan Space Treatment : Pengasapan (Fogging)
dan Pengkabutan (Ultra Low Volume) dengan insectisida yang bersifat
knock down mampun menekan tingkat populasi nyamuk dengan cepat.
Dilakukan Residual treatment : Penyemprotan (Spraying) pada tempat
hinggapnya nyamuk biasanya bekisaran antara 0 1 meter diatas
permukaan lantai bangunan. Dengan memasang obat nyamuk bakar maupun
obant nyamuk semprot yang siap pakai dan bisa juga memakai obat
oles anti nyamuk yang memberikan daya fungsi menolak (repellent)
pada nyamuk yang akan mendekat.Beberapa upaya untuk menurunkan,
menekan dan mengendalikan nyamuk dengan cara pengelolaan lingkungan
adalah sebagai berikut:1. Modifikasi LingkunganYaitu setiap
kegiatan yang mengubah fisik lingkungan secara permanen agar tempat
perindukan nyamuk hilang. Kegiatan ini termasuk penimbunan,
pengeringan, pembuatan bangunan (pintu, tanggul dan sejenisnya)
serta pengaturan sistem pengairan (irigasi). Kegiatan ini di
Indonesia populer dengan nama kegiatan pengendalian sarang nyamuk
3M yaitu dari kata menutup, menguras dan menimbun berbagai tempat
yang menjadi sarang nyamuk.2. Manupulasi LingkunganYaitu suatu
bentuk kegiatan untuk menghasilkan suatu keadaan sementara yang
tidak menguntungkan bagi keberadaan nyamuk seperti pengangkatan
lumut dari laguna, pengubahan kadar garam dan juga sistem pengairan
secara berkala di bidang pertanian.3. Mengubah atau Memanipulasi
Tempat Tinggal dan Tingkah LakuYaitu kegiatan yang bertujuan
mencegah atau membatasi perkembangan vektor dan mengurangi kontak
dengan manusia. Pendekatan ini dilakukan dengan cara menempatkan
dan memukimkan kembali penduduk yang berasal dari sumber nyamuk
(serangga) penular penyakit, perlindungan perseorangan (personal
protection), pemasangan rintangan-rintangan terhadap kontak dengan
sumber serangga vektor, penyediaan fasilitas air, pembuangan air,
sampah dan buangan lainnya.4. Pengendalian HayatiYaitu cara lain
untuk pengendalian non kimiawi dengan memanfaatkan musuh-musuh
alami nyamuk. Pelaksanaan pengendalian ini memerlukan pengetahuan
dasar yang memadai baik mengenai bioekologi, dinamika populasi
nyamuk yang akan dikendalikan dan juga bioekologi musuh alami yang
akan digunakan. Dalam pelaksanaanya metode ini lebih rumit dan
hasilnyapun lebih lambat terlihat dibandingkan dengan penggunaan
insektisida. Pengendalian hayati baru dapat memperlihatkan hasil
yang optimal jika merupakan bagian suatu pengendalian secara
terpadu.5. Musuh alami yang yang digunakan dalam pengendalian
hayati adalah predator, patogen dan parasit.a. Predator Adalah
musuh alami yang berperan sebagai pemangsa dalam suatu populasi
nyamuk. Contohnya beberapa jenis ikan pemakan jentik atau larva
nyamuk.Ikan pemakan jentik nyamuk yang telah lama digunakan sebagai
pengendali nyamuk adalah ikan jenis guppy dan ikan kepala timah.
Jenis ikan lain yang dikembangkan adalah ikan mas, mujahir dan ikan
nila di persawahan. Selain ikan dikenal pula larva nyamuk yang
bersifat predator yaitu jentik nyamuk Toxorrhynchites yang
ukurannya lebih besar dari jentik nyamuk lainnya ( sekitar 4-5 kali
ukuran larva nyamuk Aedes aegypti). Di beberapa negara pemanfaatan
larva Toxorrhynchites telah banyak dilakukan dalam rangkaian usaha
memberantas nyamuk demam berdarah secara tepadu.b. PatogenMerupakan
jasad renik yang bersifat patogen terhadap jentik nyamuk. Sebagai
contoh adalah berbagai jenis virus (seperti virus yang bersifat
cytoplasmic polyhedrosis), bakteri (seperti Bacillus thuringiensis
subsp.israelensis, B. sphaericus), protozoa (seperti Nosema
vavraia, Thelohania) dan fungi (seperti Coelomomyces, Lagenidium,
Culicinomyces)c. ParasitYaitu mahluk hidup yang secara metabolisme
tergantung kepada serangga vektor dan menjadikannya sebagai inang.
Contohnya adalah cacing Nematoda seperti Steinermatidae
(Neoplectana), Mermithidae (Romanomermis) dan Neotylenchidae
(Dalandenus) yang dapat digunakan untuk mengendalikan populasi
jentik nyamuk dan serangga pengganggu kesehatan lainnya. Nematoda
ini memerlukan serangga sebagai inangnya, masuk ke dalam rongga
tubuh, merusak dinding dan jaringan tubuh serangga tersebut. Jenis
cacing Romanomermis culiciforax merupakan contoh yang sudah
diproduksi secara komersial untuk mengendalikan nyamuk. Meskipun
demikian pemanfaatan spesies Nematoda sampai saat ini masih
terbatas pada daerah-daerah tertentu karena sebaran spesiesnya
terbatas, hanya menyerang pada fase dan spesies serangga tertentu
dan memerlukan dasar pengetahuan bioekologi yang kuat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym. 2011.Pengendalian Nyamuk.
http://www.pc3news.com/index.php?cat=news&id=911&sub=2&view=news.
Di akses tanggal 23 maret 2012. Anonym. 2011. Pengendalian Nyamuk
Dengan Pendekatan Secara Non Kimiawi
LebihDiutamakan.http://masterhama.wordpress.com/2009/04/22/pengendalian-nyamuk-dengan-pendekatan-secara-non-kimiawi-lebih-diutamakan/.
Di akses tanggal 23 maret 2012. Anonym. 2011. Vektor DBD.
http://indonesiannursing.com/2008/05/vektor-dbd. Di akses tanggal
23 maret 2012. Anonym. 2011. Etiologi dan Patogenesis DBD.
http://indonesiannursing.com/2008/05/etiologi-dan-patogenesis-dbd/.
Di akses tanggal 23 maret 2012. Anonym. 2011. Program
Penanggulangan DBD di Indonesia.
http://indonesiannursing.com/2008/05/program-penanggulangan-dbd-di-indonesia/.
Di akses tanggal 23 maret 2012. Anonym. 2011. Nyamuk Transgenic
Harapan Baru Penanggulangan DBD
http://majalahkesehatan.com/nyamuk-transgenik-harapan-baru-penanggulangan-dbd.
Di akses tanggal 23 maret 2012. Anonym. 2011. Aedes aegypti.
http://id.wikipedia.org/wiki/Aedes_aegypti. Di akses tanggal 23
maret 2012. Anonym. 2011. Ciri-Ciri Nyamuk Penyebab Penyakit Demam
Berdarah
http://danialonline.wordpress.com/2009/08/07/ciri-ciri-nyamuk-penyebab-penyakit-demam-berdarah-nyamuk-aedes-aegypti/.
Di akses tanggal 23 maret 2012. Anonym. 2011. Penyakit Demam
Berdarah Dengue.
http://www.infopenyakit.com/2008/03/penyakit-demam-berdarah-dengue-dbd.html.
Di akses tanggal 23 maret 2012. Anonym. 2011. Demam_berdarah
dengue. http://id.wikipedia.org/wiki/Demam_berdarah. Di akses
tanggal 23 maret 2012. Dr.Faziah A. Siregar.2004.Epidemiologi dan
Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di
Indonesia.www.library.usu.co.id Di akses tanggal 23 maret
2012.http://city-selatiga.blogspot.com/2012/07/makalah-dbddemam-berdarah.htmldiakses
pada tanggal 11 September 2014