Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan patologik pada organ auditorik akibat proses degenerasi pada orang tua (geriatri), menyebabkan gangguan pendengaran. Jenis ketulian yang terjadi pada kelompok geriatri umumnya adalah tuli saraf, namun juga dapat berupa tuli konduktif atau tuli campur. Presbikusis adalah tuli sensorineural pada usia lanjut yang pada umumnya terjadi mulai usia 65 tahun akibat proses degenerasi organ pendengaran yang terjadi secara berangsur-angsur dan simetris di kedua sisi telinga. Presbikusis merupakan salah satu masalah kesehatan yang terpenting dalam masyarakat. Hampir 40 % penderita usia 65 tahun ke atas mengalami gangguan pendengaran. Akibat gangguan pendengaran tersebut, penderita mengalami gangguan masalah sosial seperti frustasi, depresi, cemas, paranoid, merasa kesepian dan meningkatnya angka kecelakaan. Kehilangan pendengaran akan berpengaruh pada situasi psikososial. Ancaman yang terjadi bila pendengaran terganggu adalah isolasi lingkungan sosial, depresi dan kehilangan kepercayaan diri. Gangguan pendengaran akan berimplikasi pada demensia, 1
40

makalah presbiakusis

Feb 07, 2016

Download

Documents

presbikularis
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: makalah presbiakusis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perubahan patologik pada organ auditorik akibat proses degenerasi pada

orang tua (geriatri), menyebabkan gangguan pendengaran. Jenis ketulian yang

terjadi pada kelompok geriatri umumnya adalah tuli saraf, namun juga dapat

berupa tuli konduktif atau tuli campur. Presbikusis adalah tuli sensorineural

pada usia lanjut yang pada umumnya terjadi mulai usia 65 tahun akibat proses

degenerasi organ pendengaran yang terjadi secara berangsur-angsur dan simetris

di kedua sisi telinga.

Presbikusis merupakan salah satu masalah kesehatan yang terpenting

dalam masyarakat. Hampir 40 % penderita usia 65 tahun ke atas mengalami

gangguan pendengaran. Akibat gangguan pendengaran tersebut, penderita

mengalami gangguan masalah sosial seperti frustasi, depresi, cemas, paranoid,

merasa kesepian dan meningkatnya angka kecelakaan.

Kehilangan pendengaran akan berpengaruh pada situasi psikososial.

Ancaman yang terjadi bila pendengaran terganggu adalah isolasi lingkungan

sosial, depresi dan kehilangan kepercayaan diri. Gangguan pendengaran akan

berimplikasi pada demensia, meskipun banyak faktor yang lain yang

mempengaruhinya.

Beberapa penelitian menunjukkan adanya gangguan pendengaran pada

usia di atas 60 tahun. Adanya gangguan tersebut tertu mempengaruhi proses

pengertian akan pembicaran dan secara tidak langsung mempengaruhi proses

komunikasi.

Oleh karena latar belakang diatas penulisan referat presbikusis ini perlu

dilakukan.

1

Page 2: makalah presbiakusis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Telinga

Telingaterdiridaritigabagian, yaitu :

1. Telinga Luar

Telinga luar terdiri aurikula, meatus akustikus eksernus, dan membran

timpani.Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit.Liang telinga

berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar,

sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya

kira-kira 2,5 – 3 cm.Pada sepertiga bagian luar kulit telinga terdapat banyak

kelenjar serumen dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh liang

telinga.Pada duapertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen.

2

Page 3: makalah presbiakusis

Membran timpani yaitu membran fibrosa tipis yang berwarna

putihmutiara. Berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga

dan terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga.Membran timpani dibentuk dari

3

Page 4: makalah presbiakusis

dinding lateral kavum timpani danmemisahkan liang telinga luar dari kavum

timpani.

Membran timpani dibagi atas 2 bagian yaitu bagian atas disebut pars

flasida (membrane sharpnell) dimana lapisan luar merupakan lanjutan epitel

kulit liang telinga sedangkan lapisan dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia, dan

pars tensa merupakan bagian yang tegang dan memiliki satu lapis lagi ditengah,

yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin.

Membrana ini panjang vertical rata-rata 9-10 mm dan diameter antero-

posterior kira-kira 8-9 mm, ketebalannya rata-rata 0,1 mm.Letak membrana

timpani tidak tegak lurus terhadap liang telinga akan tetapimiring yang arahnya

dari belakang luar kemuka dalam dan membuat sudut 450 daridataran sagital

dan horizontal. Membrana timpani merupakan kerucut, dimanabagian puncak

dari kerucut menonjol kearah kavum timpani, puncak ini dinamakanumbo.Dari

umbo kemuka bawah tampak refleks cahaya (cone of light).Membran timpani

mempunyai tiga lapisan yaitu :

1) Stratum kutaneum (lapisan epitel) berasal dari liang telinga.

2) Stratum mukosum (lapisan mukosa) berasal dari kavum timpani.

3) Stratum fibrosum (lamina propria) yang letaknya antara stratum kutaneum

dan mukosum.

Lamina propria yang terdiri dari dua lapisan anyaman penyabung elastic

yaitu: bagian dalam sirkuler, dan bagian luar radier.

4

Page 5: makalah presbiakusis

2. Telinga Tengah

Teling tengahberbentuk kubus denganbatas-batas :

Batasluar : membrane timpani

Batasdepan : tuba eustachius

Batasbawah : vena jugularis

Batasbelakang : aditus ad antrum

Batasatas : tegmen timpani

Batasdalam :berturut-turutdariataskebawah, kanalis semi sirkularis

horizontal, kanalisfasialis, tingkaplonjong (oval window), tingkapbundar

(round window) danpromontorium.

Telinga tengah terdiri dari:

a. Cavum timpani

b. Tuba eustaceus

c. Prosesus Mastoid

Kavum timpani terletak didalam pars petrosa dari tulang temporal,

bentuknya bikonkaf, atau seperti kotak korek api. Diameter anteroposterior atau

vertikal 15 mm, sedangkan diameter transversal 2-6 mm.Kavum timpani terdiri

dari :

1. Tulang-tulang pendengaran

a. Malleus (hammer/martil).

5

Page 6: makalah presbiakusis

Malleus adalah tulang yang paling besar diantara semua tulang-

tulang pendengaran dan terletak paling lateral, leher, prosesus brevis

(lateral), prosesus anterior, lengan (manubrium). panjangnya kira-kira 7,5

sampai 9,0 mm. kepala terletak pada epitimpanum atau didalam rongga

atik, sedangkan leher terletak dibelakang pars flaksida membran timpani.

Manubrium terdapat didalam membrane timpani, bertindak sebagai

tempat perlekatan serabut-serabut tunika propria.Ruang antara kepala dari

maleus dan membran Shrapnell dinamakan Ruang Prussak. Maleus

ditahan oleh ligamentum maleus anterior yang melekat ke tegmen dan

juga oleh ligamentum lateral yang terdapat diantara basis prosesus brevis

dan pinggir lekuk Rivinus.

b. Inkus (anvil/landasan)

Inkus terdiri dari badan inkus ( corpus) dan 2 kaki yaitu : prosesus

brevis dan prosesus longus. Sudut antara prosesus brevis dan longus

membentuk sudut lebih kurang 100 derajat. Inkus berukuran 4,8 mm x 5,5

mm pada pinggir dari corpus, prosesus longus panjangnya 4,3 mm-5,5

mm.

Inkus terletak pada epitimpanum, dimana prosesus brevis menuju

antrum, prosesus longus jalannya sejajar dengan manubrium dan menuju

ke bawah.Ujung prosesus longus membengkok kemedial merupakan suatu

prosesus yaitu prosesus lentikularis.Prosesus ini berhubungan dengan

kepala dari stapes.

Maleus dan inkus bekerja sebagai satu unit, memberikan respon

rotasi terhadap gerakan membran timpani melalui suatu aksis yang

merupakan suatu garis antara ligamentum maleus anterior dan ligamentum

inkus pada ujung prosesus brevis.Gerakan-gerakan tersebut tetap

dipelihara berkesinambungan oleh inkudomaleus.Gerakan rotasi tersebut

6

Page 7: makalah presbiakusis

diubah menjadi gerakan seperti piston pada stapes melalui sendi

inkudostapedius.

c. Stapes (stirrup/pelana)

Merupakan tulang pendengaran yang teringan, bentuknya seperti

sanggurdiberatnya hanya 2,5 mg, tingginya 4mm-4,5 mm. Stapes terdiri

dari kepala, leher,krura anterior dan posterior dan telapak kaki (foot

plate), yang melekat padaforamen ovale dengan perantara ligamentum

anulare.

Tendon stapedius berinsersi pada suatu penonjolan kecil pada

permukaanposterior dari leher stapes.Kedua krura terdapat pada bagian

leher bawah yanglebar dan krura anterior lebih tipis dan kurang

melengkung dari pada posterior.

Kedua berhubungan dengan foot plate yang biasanya mempunyai

tepi superior yangmelengkung, hampir lurus pada tepi posterior dan

melengkung di anterior dan ujungposterior. panjang foot plat e 3 mm dan

lebarnya 1,4 mm, dan terletak pada fenestravestibuli dimana ini melekat

pada tepi tulang dari kapsul labirin oleh ligamentumanulare Tinggi stapes

kira-kira 3,25 mm.

7

Page 8: makalah presbiakusis

2. Dua otot

Terdiri dari : otot tensor timpani ( muskulus tensor timpani) dan otot

stapedius ( muskulus stapedius).

Otot tensor timpani adalah otot kecil panjang yang berada 12 mm

diatas tuba eustachius.Otot ini melekat pada dinding semikanal tensor timpani.

Kanal ini terletak diatas liang telinga bagian tulang dan terbuka kearah liang

telinga sehingga disebut semikanal. Serabut -serabut otot bergabung dan

menjadi tendon pada ujung timpanisemikanal yang ditandai oleh prosesus

kohleoform.

Prosesus ini membuat tendon tersebut membelok kearah lateral

kedalam telinga tengah. Tendon berinsersi pada bagian atas leher

maleus.Muskulus tensor timpani disarafi oleh cabang saraf kranial ke V. kerja

otot ini menyebabkan membran timpani tertarik kearah dalamsehingga

menjadi lebih tegang dan meningkatkan frekuensi resonansi sistem penghantar

suara serta melemahkan suara dengan freksuensi rendah.

Otot stapedius adalah otot yang relatif pendek.Bermula dari dalam

kanalnya didalam eminensia piramid, serabut ototnya melekat ke perios kanal

tersebut.Serabut-serabutnya bergabung membentuk tendon stapedius yang

berinsersi pada apek posterior leher stapes. M. Stapedius disarafi oleh salah

satu cabang saraf kranial ke VII yang timbul ketika saraf tersebut melewati m.

stapedius tersebut pada perputarannya yang kedua. Kerja m.stapedius menarik

stapes ke posterior mengelilingi suatu pasak pada tepi posterior basis

stapes.Keadaan ini stapes kaku, memperlemah transmisi suara dan

meningkatkan frekuensi resonansi tulang-tulang pendengaran.

8

Page 9: makalah presbiakusis

3. Saraf korda timpani

Merupakan cabang dari nervus fasialis masuk ke kavum timpani dari

kanalikulus posterior yang menghubungkan dinding lateral dan posterior.

Korda timpani memasuki telinga tengah bawah pinggir posterosuperior sulkus

timpani dan berjalan keatas depan lateral keprosesus longus dari inkus dan

kemudian ke bagian bawah leher maleus tepatnya diperlekatan tendon tensor

timpani. Setelah berjalan kearah medial menuju ligamentum maleus anterior,

saraf ini keluar melalui fisura petrotimpani.

Korda timpani juga mengandung jaringan sekresi parasimpatetik yang

berhubungan dengan kelenjar ludah sublingual dan submandibula melalui

ganglion submandibular. Korda timpani memberikan serabut perasa pada 2/3

depan lidah bagian anterior.

4. Saraf pleksus timpanikus

Adalah berasal dari n. timpani cabang dari nervus glosofaringeus dan

dengannervus karotikotimpani yang berasal dari pleksus simpatetik disekitar

arteri karotisinterna.

Tuba eustachius, yang menghubungkan rongga telinga tengah dengan

nasofaring.Tuba eustachius disebut juga tuba auditory atau tuba

faringotimpani.bentuknya seperti huruf S. Tuba ini merupakan saluran yang

menghubungkankavum timpani dengan nasofaring. Pada orang dewasa panjang

tuba sekitar 36 mmberjalan ke bawah, depan dan medial dari telinga tengah 13

dan pada anak dibawah9 bulan adalah 17,5 mm.

9

Page 10: makalah presbiakusis

Tuba terdiri dari 2 bagian yaitu :

1) Bagian tulang terdapat pada bagian belakang dan pendek (1/3 bagian).

2) Bagian tulang rawan terdapat pada bagian depan dan panjang (2/3

bagian).

Bagian tulang sebelah lateral berasal dari dinding depan kavum

timpani, danbagian tulang rawan medial masuk ke nasofaring. Bagian tulang

rawan iniberjalan kearah posterior, superior dan medial sepanjang 2/3 bagian

keseluruhanpanjang tuba (4 cm), kemudian bersatu dengan bagian tulang atau

timpani.

Tempat pertemuan itu merupakan bagian yang sempit yang disebut

ismus.Bagian tulang tetap terbuka, sedangkan bagian tulang rawan selalu

tertutup danberakhir pada dinding lateral nasofaring. Pada orang dewasa

muara tuba padabagian timpani terletak kira-kira 2-2,5 cm, lebih tinggi

dibanding denganujungnya nasofaring. Pada anak-anak, tuba pendek, lebar

dan letaknyamendatar maka infeksi mudah menjalar dari nasofaring ke telinga

tengah.Tubadilapisi oleh mukosa saluran nafas yang berisi sel-sel goblet dan

kelenjar mucus dan memiliki lapisan epitel bersilia didasarnya.Epitel tuba

terdiri dari epitelselinder berlapis dengan sel selinder.Disini terdapat silia

dengan pergerakannyake arah faring.Sekitar ostium tuba terdapat jaringan

limfosit yang dinamakantonsil tuba.Otot yang berhubungan dengan tuba

eustachius yaitu :

1. M. tensor veli palatine

2. M. elevator veli palatine

3. M. tensor timpani

4. M. salpingofaringeus

Fungsi tuba eustachius sebagai ventilasi telinga yaitu

mempertahankankeseimbangan tekanan udara didalam kavum timpani dengan

tekanan udaraluar, drenase sekret dari kavum timpani ke nasofaring dan

menghalangimasuknya sekret dari nasofaring ke kavum timpani.

10

Page 11: makalah presbiakusis

3. Telinga dalam

Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang berupa duasetengah

lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis.Ujung

atau puncak koklea disebut helikotrema, menghubungkan perilimfa skala

timpani dengan skala vestibuli.

Kanalis semisirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap dan

membentuk lingkaran yang tidak lengkap.Pada irisan melintang koklea tampak

skala vestibule sebelah atas, skala timpani sebelah bawah dan skala media

(duktus koklearis) diantaranya.

Skala vestibule dan skala timpani berisi perilimfa sedangkan skala media

berisi endolimfa.Ion dan garam yang terdapat di perilimfa berbeda dengan

endolimfa. Dimana cairan perilimfe tinggi akan natrium dan rendah kalium,

sedangkan endolimfe tinggi akan kalium dan rendah natrium. Hal ini penting

untuk pendengaran.

Dasar skala vestibuli disebut sebagai membran vestibuli (Reissner’s

Membrane) sedangkan skala media adalah membran basalis.Pada membran ini

terletak organ corti yang mengandung organel-organel penting untuk

mekanisme saraf perifer pendengaran.Organ corti terdiri dari satu baris sel

rambut dalam (3000) dan tiga baris sel rambut luar (12000).Sel-sel ini

menggantung lewat lubang-lubang lengan horizontal dari suatu jungkat jangkit

yang dibentuk oleh sel-sel penyokong.Ujung saraf aferen dan eferen menempel

pada ujung bawah sel rambut.Pada permukaan sel-sel rambut terdapat

11

Page 12: makalah presbiakusis

stereosilia yang melekat pada suatu selubung di atasnya yang cenderung datar,

bersifat gelatinosa dan aselular, dikenal sebagai membrane tektoria.Membran

tektoria disekresi dan disokong oleh suatu panggung yang terletak di medial

disebut sebagai limbus.

B. Fisiologi Pendengaran

Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energy bunyi oleh daun

telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang

kekoklea. Getaran tersebut menggetarkan membran timpani diteruskan

ketelinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan

mengimplikasi getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian

perbandingan luas membran timpani dan tingkap lonjong. Energi getar yang

telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang menggerakkan tingkap

lonjong sehingga perilimfa pada skala vestibule bergerak.

12

Page 13: makalah presbiakusis

Getaran diteruskan melalui membrane Reissner yang mendorong

endolimfa, sehingga akan menimbulkan gerak relative antara membran basilaris

dan membran tektoria. Proses ini merupakan rangsang mekanik yang

menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion

terbuka dan terjadi penglepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan

ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan

neurotransmiter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada

saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nucleus auditorius sampai ke korteks

pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis.

13

Page 14: makalah presbiakusis

C. Definisi

Tuli perseptif merupakan kelainan pendengaran yang disebabkan

karenakelainan pada koklea dan atau kelainan pada organ retrokoklea (Nervus

Vestibulochohlea atau otak). Presbikus adalah tuli sensorineural pada usia lanjut

yang pada umumnya terjadi mulai usia 65 tahun akibat proses degenerasi organ

pendengaran yang terjadi secara berangsur-angsur dan simetris di kedua sisi

telinga.

D. Epidemiologi

Berdasarkan definisinya, prevalensi presbiakusis meningkat seiring

bertambahnya usia. Secara global prevalensi presbikusis bervariasi,Presbiakusis

dialami sekitar 30-35% pada populasi berusia 65-75 tahun dan 40-50% pada

populasi diatas 75 tahun. Prevalensi pada laki-laki sedikit lebih tinggi daripada

wanita.Perbedaan prevalensi presbiakusis antar ras belum diketahui secara pasti.

E. Etiologi dan Faktor Resiko

Umumnya diketahui bahwa presikusis merupakan akibat dari proses

degenerasi. Schucknecht menerangkan penyebab kurang pendengaran pada

presbikusis antara lain :  

1) Degenerasi sel rambut di koklea.

2) Degenerasi fleksibilitas dari membran basiler

3) Berkurangnya neuron pada jalur pendengaran

14

Page 15: makalah presbiakusis

4) Perubahan pada sistem pusat pendengaran dan batang otak

5) Degenerasi jangka pendek dan auditory memory

6) Menurunnya kecepatan proses pada pusat pendengaran di otak (central

auditory cortex )

Cepat lambatnya proses degenerasi ini dipengaruhi juga oleh tempat

dimana seseorang tinggal selama hidupnya. Orang kota lebih cepat datangnya

presbikusis ini dibandingkan dengan orang desa. Diduga kejadian presbikusis

usia mempunyai hubungan dengan faktor-faktor herediter, metabolisme,

arterosklerosis, infeksi, bising, gaya hidup atau bersifat multifaktor. Faktor

resiko yang dapat memperberat penurunan pendengaran pada presbikusis antara

lain :

a) Usia dan jenis kelamin

Presbikusis rata-rata terjadi pada usia 60-65 tahun keatas. Pengaruh usia

terhadap gangguan pendengaran berbeda antara laki-laki dan

perempuan.Laki-laki lebih banyak mengalami penurunan pendengaran pada

frekuensi tinggi dan hanya sedikit penurunan pada frekuensi rendah bila

dibandingkan dengan perempuan. Perbedaan jenis kelamin pada ambang

dengar frekuensi tinggi ini disebabkan laki-laki umumnya lebih sering

terpapar bising di tempat kerja dibandingkan perempuan.

Sunghee et al. menyatakan bahwa perbedaan pengaruh jenis kelamin pada

presbikusis tidak seluruhnya disebabkan perubahan di koklea. Perempuan

memiliki bentuk daun danliang telinga yang lebih kecil sehingga dapat

menimbulkan efek masking noise pada frekuensi rendah.

b)  Hipertensi

Hipertensi yang berlangsung lama dapat memperberat resistensi vaskuler

yang mengakibatkan disfungsi sel endotel pembuluh darah disertai

peningkatan viskositas darah, penurunan aliran darah kapiler dan transpor

oksigen. Hal tersebut mengakibatkan kerusakan sel-sel auditori

sehinggaproses transmisi sinyal mengalami gangguan yang menimbulkan

gangguan komunikasi. Kurang pendengaran sensori neural dapat terjadi

akibat insufisiensi mikrosirkuler pembuluh darah seperti emboli,

perdarahan, atau vasospasme.

15

Page 16: makalah presbiakusis

c)  Diabetes Melitus

Pada pasien dengan diabetes melitus (DM), glukosa yang terikat pada

protein dalam proses glikosilasi akan membentuk advanced glicosilation

end product (AGEP) yang tertimbun dalam jaringan dan mengurangi

elastisitas dinding pembuluh darah (arteriosklerosis). Proses selanjutnya

adalah dinding pembuluh darah semakin menebal dan lumen menyempit

yang disebut mikroangiopati. Mikroangiopati pada organ koklea akan

menyebabkan atrofi dan berkurangnya sel rambut, bila keadaan ini terjadi

pada vasa nervus VIII, ligamentum dan ganglion spiral pada sel Schwann,

degenerasi myelin, dan kerusakan axon maka akan menimbulkan neuropati.

National Health Survey USA melaporkan bahwa 21% penderita diabetik

menderita presbikusis terutama pada usia60-69 tahun. Hasil audiometri

penderita DM menunjukkanbahwa frekuensi derajat penurunan

pendengaran padakelompok ini lebih tinggi bila dibandingkan penderita

tanpaDM.

d) Merokok

Rokok mengandung nikotin dan karbonmonoksida yang mempunyai efek

mengganggu peredaran darah, bersifat ototoksik secara langsung, dan

merusak sel saraf organ koklea. Karbonmonoksida menyebabkan iskemia

melalui produksi karboksi-hemoglobin (ikatan antara CO dan

haemoglobin)sehingga hemoglobin menjadi tidak efisien mengikat oksigen.

Seperti diketahui, ikatan antara hemoglobin dengan CO jauh lebih kuat

ratusan kali dibanding dengan oksigen. Akibatnya, terjadi gangguan suplai

oksigen ke organ korti di koklea dan menimbulkan efek iskemia.

Selain itu, efek karbonmonoksida lainnya adalah spasme pembuluh darah,

kekentalan darah, dan arteriosklerotik. Insufisiensi sistem sirkulasi darah

koklea yang diakibatkanoleh merokok menjadi penyebab gangguan

pendengaran pada frekuensi tinggi yang progresif. Pembuluh darah yang

menyuplai darah ke koklea tidak mempunyai kolateral sehingga tidak

memberikan alternatif suplai darah melalui jalur lain.

Mizoue et al. meneliti pengaruh merokok dan bising terhadap gangguan

pendengaran melalui data pemeriksaan kesehatan 4 624 pekerja pabrik baja

16

Page 17: makalah presbiakusis

di Jepang. Hasilnya memperlihatkan gambaran yang signifikan

terganggunyafungsi pendengaran pada frekuensi tinggi akibat merokok

dengan risiko tiga kali lebih besar.

e) Hiperkolesterol

Hiperkolesterolemia adalah salah satu gangguan kadar lemak dalam darah

(dislipidemia) di mana kadar kolesterol dalam darah lebih dari 240

mg/dL.Keadaan tersebut dapat menyebabkan penumpukan

plak/atherosklerosis pada tunika intima. Patogenesisatherosklerosis adalah

arteroma dan arteriosklerosis yangterdapat secara bersama. Arteroma

merupakan degenerasailemak dan infiltrasi zat lemak pada dinding

pembuluh nadipada arteriosklerosis atau pengendapan bercak kuning

kerasbagian lipoid dalam tunika intima arteri sedangkanarteriosklerosis

adalah kelainan dinding arteri atau nadi yangditandai dengan penebalan dan

hilangnnya elastisitas/pengerasan pembuluh nadi. Keadaan tersebut

dapatmenyebabkan gangguan aliran darah dan transpor oksigen.

Teori ini sesuai dengan penelitian Villaresyang menyatakanterdapat

hubungan antara penderita hiperkolesterolemiadengan penurunan

pendengaran.

f) Riwayat Bising

Gangguan pendengaran akibat bising adalah penurunan pendengaran tipe

sensorineural yang awalnya tidak disadarikarena belum mengganggu

percakapan sehari-hari. Faktorrisiko yang berpengaruh pada derajat

parahnya ketulian ialahintensitas bising, frekuensi, lama pajanan per hari,

lama masakerja dengan paparan bising, kepekaan individu, umur, danfaktor

lain yang dapat berpengaruh. Berdasarkan hal tersebutdapat dimengerti

bahwa jumlah pajanan energi bising yangditerima akan sebanding dengan

kerusakan yang didapat.Hal tersebut dikarenakan paparan terus menerus

dapatmerusak sel-sel rambut koklea.

17

Page 18: makalah presbiakusis

F. Klasifikasi

Gacek dan Schucknecht mengidentifikasi 4 lokasi penuaan koklea dan

membagi presbikusis menjadi 4 tipe berdasarkan lokasi tersebut. Perubahan

histologik ini berhubungan dengan gejala yang timbul dan hasil pemeriksaan

auditorik.Adapun keempat tipe dari prebikusis adalah sebagai berikut :

1. Presbikusis sensorik

Tipe ini menunjukkan atrofi dari epitel disertai hilangnya sel-sel rambut dan

sel penyokong Organ Corti. Prosesnya berasal dari bagian basal koklea dan

perlahan-lahan menjalar ke daerah apeks. Perubahan ini berhubungan

dengan penurunan ambang frekuensi tinggi, bersifat bilateral simetris, dan

tidak menganggu diskriminasi suara. Secara histologyi ditemukan

degenerasi/atrofi organ korti pada daerah basiler kemudian berjalan

progresif kearah apical tetapi hanya terbatas sepanjang lebih kurang 15 mm

dari ujung basal koklea sehingga tidak mempengaruhi pendengaran pada

frekuensi bicara. Perubahan pertama berupa flattening dan distorsi organ

korti yang akhirnya sel rambut menghilang dan atrofi sel penyokong.

2. Presbikusis Neural

Tipe ini memperlihatkan atrofi dari sel-sel saraf di koklea dan jalur saraf

pusat. Schuknecht memperkirakan adanya 2100 neuron yang hilang setiap

dekadenya ( dari totalnya sebanyak 35000 ). Hilangnya neuron ini dimulai

pada awal kehidupan dan mungkin diturunkan secara genetik. Efeknya tidak

disadari sampai seseorang berumur lanjut sebab gejala tidak akan timbul

sampai 90 % neuron akhirnya hilang. Atrofi terjadi mulai dari koklea,

18

Page 19: makalah presbiakusis

dengan bagian basilarnya sedikit lebih banyak terkena dibanding sisa dari

bagian koklea lainnya. Tetapi, tidak didapati adanya penurunan ambang

terhadap frekuensi tinggi bunyi. Keparahan tipe ini menyebabkan penurunan

diskriminasi kata-kata yang secara klinik berhubungan dengan presbikusis

neural dan dapat dijumpai sebelum terjadinya gangguan pendengaran.

3. Presbikusis Metabolik

Kondisi ini dihasilkan dari atrofi stria vaskularis. Stria vaskularis normalnya

berfungsi menjaga keseimbangan bioelektrik dan kimiawi dan juga

keseimbangan metabolik dari koklea. Atrofi dari stria ini menyebabkan

hilangnya pendengaran yang direpresentasikan melalui kurva pendengaran

yang mendatar (flat) sebab seluruh koklea terpengaruh. Diskriminasi kata-

kata dijumpai. Proses ini berlangsung pada seseorang yang berusia 30-60

tahun. Berkembang dengan lambat dan mungkin bersifat familial.

19

Page 20: makalah presbiakusis

4. Presbikusis Mekanik ( Cochlear presbykusis )

Kondisi ini disebabkan oleh penebalan dan kekakuan sekunder dari

membran basilaris koklea. Terjadi perubahan gerakan mekanik dari duktus

koklearis dan atrofi dari ligamentum spiralis. Berhubungan dengan tuli

sensorineural yang berkembang sangat lambat.

G. Patofisiologi

Tuli sensorineural pada usia lanjut disebabkan oleh berkurangnya sel-sel

rambut dan elemen penunjang. Degenerasi yang tejadi di basal membran

menyebabkan penurunan pada frekuensi tinggi. Pada usia lanjut ditemukan

atrofi stria vaskularis yang memberikan gambaran audiometri nada murni

berbentuk flat. Kekakuan membran basal juga memberikan gambaran

penurunan audiometri nada murni yang berbentuk kurva menurun, kerusakan

bisa juga mengenai nervus koklearis.Kerusakan terjadi akibat adanya lesi yang

disebabkan oleh infeksi atau penyakit sistemik, sehingga menghambat impuls

yang ditansmisikan ke otak.

Selain itu proses degenerasi menyebabkan perubahan struktur koklea dan

N. VIII. Pada koklea perubahan yang mencolok adalah atrofi. Proses atrofi

disertai pula dengan perubahan vascular pada stria vaskularis serta

berkurangnya jumlah dan ukuran sel ganglion dan saraf. Hal yang serupa juga

terjadi pada myelin akson saraf.

20

Page 21: makalah presbiakusis

H. Gejala klinis

Keluhan utama presbikusis berupa berkurangnya pendengaran secara

perlahan-lahan dan progresif, simetris pada kedua telinga. Kapan berkurangnya

pendengaran tidak diketahui pasti.Keluhan lainnya adalah telinga berdenging

(tinitus nada tinggi). Pasien dapat mendengar suara percakapan, tetapi sulit

untuk memahaminya, terutama bila diucapkan dengan cepat di tempat dengan

latar belakang yang bising (cocktail party deafness). Bila intensitas suara

21

Faktor herediter, hipertensi, penyakit sistemik, multifaktor

Atrofi dan degenerasi sel-sel rambut penunjang pada organ corti, perubahan vaskular pada stria vakularis, jumlah dan ukuran sel ganglion saraf menurun

Bila intensitas suara tinggi dapat timbul nyeri, disertai tinitus dan vertigo

Proses degenerasi telinga dalam pada lansia

Perubahan struktur koklea dan nervus akustik

Pendengaran berkurang secara perlahan, progresif, dan simetris pada kedua telinga

Telinga berdenging, pasien dapat mendengar tapi sulit memahami

Page 22: makalah presbiakusis

ditinggikan akan timbul suara nyeri di telinga, hal ini disebabakan oleh faktor

kelemahan saraf (recruitment).

I. Penegakan Diagnosis

1. Anamnesis

Gejala gangguan pendengaran pada usia lanjut pertama kali adalah

kesulitan untuk mengerti percakapan. Lama-kelamaan kemampuan untuk

menentukan jenis dan arah suara akan berkurang. Kehilangan sensitivitas

dimulai dari frekuensi tinggi, sehingga menimbulkan kesulitan untuk

mengerti percakapan pada lingkungan bising (cocktail party

deafness).Penurunan yang progresif terlihal pada frekuensi 24

kHz.Frekuensi ini sangat penting untuk dapat mengerti vokal

konsonan.Kadang-kadang disertai dengan tinitus yaitu persepsi

munculnya suara baik di telinga atau di kepala.

Gejalapenurunan ketajaman pendengaran pada usia lanjut, bersifat

sensorineural, simetris bilateral dan progresif lambat.

2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada penderita biasanya normal setelah pengambilan

serumen yang merupakan problem pada penderita usia lanjut dan

penyebab kurang pendengaran terbanyak.

a) Pada pemeriksaan otoskopi, tampak membran timpani normal atau

bisa juga suram, dengan mobilitas yang berkurang.

b) Tes penala

Uji rinne

Uji rinne membandingkan hantaran tulang dan hantaran udara

pendengaran pasien.Rinne positif bila pasien masih mendengar

penala melalui hantaran udara, setelah penala tidak terdengar

melalui hantaran tulang (HU>HT).Rinne negatif bila pasien tidak

dapat mendengar melalui hantaran udara setelah penala tidak lagi

terdengar melalui hantaran tulang (HU<HT). Interpretasi uji rinne :

22

Page 23: makalah presbiakusis

Pendengaran dan Lokasi Gangguan Telinga

Hasil Uji Rinne Status Pendengaran Lokus

Positif HU≥ HT Normal atau gangguan

sensorineural

Tidak ada atau

koklearis –

retrokoklearis

Negatif HU< HT Gangguan Konduktif Telinga luar atau

tengah

Uji Weber

Interpretasi :

- Jika nada terdengar pada telinga yang dilaporkan lebih

buruk, maka tuli konduktif perlu dicurigai pada telinga

tersebut.

- Jika nada terdengar pada telinga yang lebih baik, maka

dicurigai tuli sensorineural pada telinga yang terganggu

Uji schwabach

Uji schwabach membandingkan hantaran tulang pasien

dengan pemeriksa.Cara kerjaGarpu tala digetarkan, letakkan garpu

tala pada prosesus mastoideus penderita sampai tidak terdengar

23

Page 24: makalah presbiakusis

bunyi. Kemudian tangkai penala segera dipindahkan pada prosesus

mastoideus pemeriksa.

Hasil Uji Schwabach Status Pendengaran Lokus

Normal Normal Tidak ada

Memanjang Tuli Konduktif Telinga luar dan/atau

tengah

Memendek Tuli Sensorineural Koklearis dan/atau

retrokoklearis

3. Pemeriksaan Penunjang

a. Audiometri murni

Pemeriksaan penunjang yang biasanya dilakukan adalah pemeriksaan

audiometri nada murni.Pemeriksaan audiometri nada murni menunjukkan

suatu tuli sensorineural nada tinggi bilateral dan simetris.Pemeriksaan

audiometri nada murni ditemukan perurunan ambang dengar nada murni

yang menunjukkan gambaran tuli sensorineural.Pada tahap awal terdapat

penurunan yang tajam (sloping) setelah frekuensi 1000 Hz. Gambaran ini

khas pada gangguan pendengaran jenis sensorik dan neural.Kedua jenis

ini paling sering ditemukan.

Garis ambang dengar pada audiogram jenis metabolik dan mekanik lebih

mendatar, kemudian pada tahap berikutnya berangsur-angsur terjadi

penurunan.Semua jenis presbikusis tahap lanjut juga terjadi penurunan

pada frekuensi yang lebih rendah.

b. Audiometri tutur

Menunjukkan adanya gangguan diskriminasi wicara (speech

discriminatin) dan biasanya keadaan ini jelas terlihat pada presbikusis

jenis neural dan koklear.

Pada pemeriksaan audiometri tutur pasien diminta untuk mengulang kata

yang didengar melalui kasettape recorder. Pada tuli persepti koklea,

pasien sulit untuk membedakan bunyi R, S, C, H, CH, N. Sedangkan pada

tuli retrokoklea lebih sulit lagi umtuk membedakan kata tersebut.

24

Page 25: makalah presbiakusis

Guna pemeriksaan ini adalah untuk menilai kemampuan pasien dalam

pembicaraan sehari-hari, dan untuk menilai pemberian alat bantu dengar.

Hasil uji audiometri suara :

90-100 % normal

75-90% tuli ringan

60-75% tuli sedang

50-60% kesukaran mengikuti pembicaraan sehari-hari

<50% tuli berat

J. Penatalaksanaan

a) Rehabilitasi

Penatalaksanaan pada pasien ini bertujuan untuk memperbaiki efektifitas

pasien dalam berkomunikasi, atau yang biasa disebut dengan rehabilitasi.

Alat bantu dengar (hearing aid)

Rehabilitasi ini bertujuan sebagai upaya untuk mengembalikan fungsi

pendengaran dengan pemasangan alat bantu dengar (hearing aid). Alat

ini berfungsi untuk membantu sisa pendengaran untuk berkomunikasi.

Alat bantu dengar ini digunakan apabila terjadi penurunan pendengaran

>40 dB.

25

Page 26: makalah presbiakusis

Pemasangan alat bantu dengar ini hasilnya akan lebih memuaskan bila

dikombinasikan dengan latihan membaca (speech reading) maupun

latihan mendengar (auditory training), hal tersebut dilakukan oleh ahli

terapi wicara di rehabilitasi.Program rehabilitasi ini agar mencapai

tujuan,dibutuhkan penilaian menyeluruh terhadap gangguan

komunikasi pasien secara individual, seperti partisipasi dan

motivasinya.Motivasi ini melibatkan keikutsertaan kerabat maupun

keluarga dekat.

Dalam rehabilitasi ini, salah satunya adalah membaca gerak bibir dan

latihan pendengaran, dimana pasien diarahkan untuk memanfaatkan

secara maksimal isyarat-isyarat visual dan pembacaan gerak bibir.

Selama latihan pendengaran ini, pasien dapat melatih bicara, yaitu

dengan cara mendengarkan kata-kata bersuku satu dalam lingkungan

yang sunyi dan bising. Latihan tambahan dapat dipusatkan pada suatu

lokalisasi, seperti pemakaian telepon.

Program rehabilitasi ini efektif dilakukan secara perorangan atau

individual, sedangkan latihan secara berkelompok melatih agar

berkomunikasi sebagaimana di lingkungan atau situasi sehari-

hari.Yang harus diperhatikan pada rehabilitasi ini adalah

mengembangkan kesadaran terhadap isyarat-isyarat lingkungan dan

bagaimana isyarat tersebut dapat membantu kekurangan informasi

dengarnya.

K. Prognosis

Telah diketahui bahwa presbikus ini merupakan tuli sensoris yang mana

mengganggu kerja dari saraf, maka sifatnya tetap atau irreversible, sehingga

tidak dapat diobati secara medikamentosa maupun pembedahan, maka

prognosisnya kurang baik, namun perjalanan penyakit dapat diperlambat dengan

menghindari penyebab atau faktor resiko yang memperburuk penyakit yang

diderita. Penderita presbiakusis tidak memerlukan perawatan khusus, namun

sebaiknya penderita melakukan pemeriksaan berkala pada ahli THT untuk

memonitor ambang pendengaran dan untuk menyesuaikan amplifikasi alat

bantu pendengaran. Selain itu, diperlukan juga motivasi untuk menenangkan

kondisi psikis dari penderita presbiakusis.

26

Page 27: makalah presbiakusis

BAB III

RINGKASAN

Presbiakusis merupakan tuli sensorineural pada usia lanjut yang pada

umumnya terjadi mulai usia 65 tahun akibat proses degenerasi organ

pendengaran yang terjadi secara berangsur-angsur dan simetris di kedua sisi

telinga.Penyebab prebiaskusis kompleks dan multifaktorialdegenerasi sel

rambut di koklea, degenerasi fleksibilitas dari membran basiler, berkurangnya

neuron pada jalur pendengaran, perubahan pada sistem pusat pendengaran dan

batang otak, degenerasi jangka pendek dan auditory memory, menurunnya

kecepatan proses pada pusat pendengaran di otak (central auditory cortex ).

Hal ini menyebabkan penurunan pendengaran yang awalnya pada nada tinggi

kemudian meliputi seluruhnya Keseluruhan penyebab ini mendasari

mekanisme utama presbiakusis.

Pemeriksaan penunjang yang biasanya dilakukan adalah pemeriksaan

audiometri nada murni.Pemeriksaan audiometri nada murni menunjukkan

suatu tuli sensorineural nada tinggi bilateral dan simetris.Presbiaskusis bersifat

irreversibel sehingga perlu pencegahan faktor risiko dan rehabilitasi pada

penderita presbiakusis.

27

Page 28: makalah presbiakusis

DAFTAR PUSTAKA

1. Suwento, Ronny et Hendarmin, Hendarto. 2010. Buku Ajar Ilmu Kesehatan

Telinga Hidung Tengorok Kepala dan Leher. Edisi 6. Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia. Jakarta.

2. Adams, Boies, Higler. 1997. BOIES Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6. EGC.

Jakarta.

3. Inner ear: Presbycusis. Diunduh dari www.emedicine.com. [Diakses tanggal 27

Mei 2013]

4. Moore, Keith. Anatomi Klinis Dasar. 2002. Edisi 1. Jakarta.

28