TUGAS MAKALAH PNEUMONIA Diajukan dalam rangka memenuhi persyaratan co-assisten SMF Radiologi RSUP Dr. Sardjito Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Disusun oleh : Infithar 09/289500/KU/13488 PENDIDIKAN PROFESI KEDOKTERAN SMF RADIOLOGI RSUP DR SARDJITO 2014
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TUGAS MAKALAH
PNEUMONIA
Diajukan dalam rangka memenuhi persyaratan co-assisten
SMF Radiologi RSUP Dr. Sardjito
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Disusun oleh :
Infithar
09/289500/KU/13488
PENDIDIKAN PROFESI KEDOKTERAN
SMF RADIOLOGI
RSUP DR SARDJITO
2014
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Pneumonia adalah infeksi dari jaringan paru. Jaringan paru terbentuk oleh
kantung-kantung berdinding tipis yang mengandung udara. Ketika seseorang terkena
pneumonia kantung udara mereka terisi dengan mikroorganisme, air, dan sel-sel
inflamasi sehingga paru-paru tidak dapat bekerja dengan baik. Diagnosis pneumonia
berdasarkan dari tanda dan gejala klinis dari infeksi saluran pernafasan bawah dan
dikonfirmasikan oleh pemeriksaan X-ray dada yang menunjukkan suatu bayangan yang
bukan disebabkan oleh penyakit lain.
Pneumonia dibedakan menjadi Community Acquired Pneumonia (CAP) atau
nosocomial pneumonia (NP) tergantung dari faktor resiko pasien dan mikroba
penyebabnya, karena masing-masing memiliki penatalaksanaan yang berbeda..
Nosocomial pneumonia berdasarkan penyebab dan faktor resikonya dibedakan lagi
menjadi Hospital Acquired Pneumonia (HAP), Ventilator Associated Pneumonia
(VAP), dan Healthcare Associated Pneumonia (HCAP) Antara 0,5% sampai 1% dewasa
mengidap CAP di UK. Sebanyak 5-12% orang dewasa yang terdiagnosis pneumonia
dengan gejala infeksi saluran pernafasan bawah, sekitar 22%-42% dirawat di rumah
sakit, dengan persentasi mortalitas antara 5-14 %. Anatar 1,2% dan 10% dewasa yang
dirawat di rumah sakit denngan CAP dirawat di ICU, dan mortalitasnya sebanyak 30%.
Lebih dari setengah kasus pneumonia yang ditemukan pada lansia usia 84 tahun ke atas
menyebabkan kematian.
Menurut survey kesehatan rumah tangga tahun 2002, penyakit saluran nafas
merupakan penyebab kematian nomor 2 di Indonesia. Data dari SEAMIC Health
Statistic 2011 menunjukkan bahwa pneumonia merupakan penyebab kematian nomor 6
di Indonesia. Pada usia anak-anak, Pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar
terutama di negara berkembang termasuk Indonesia. Angka kematian Pneumonia pada
balita di Indonesia diperkirakan mencapai 21 % (Unicef, 2006). Adapun angka
kesakitan diperkirakan mencapai 250 hingga 299 per 1000 anak balita setiap tahunnya.
Fakta yang sangat mencengangkan. Karenanya, kita patut mewaspadai setiap keluhan
panas, batuk, sesak pada anak dengan memeriksakannya secara dini.
I.II Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa definisi pneumonia?
2. Apa yang menyebabkan pneumonia?
3. Bagaimana proses terjadinya pneumonia ?
4. Bagaimana gejala pneumonia ?
5. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis
pneunonia?
6. Bagaimana gambaran radiologis dari pneumonia pada foto thoraks?
7. Bagaimana penatalaksanaan pasien dengan pneumonia?
I.III Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah:
1. Memberikan penjelasan tentang pneumonia, definisi, klasifikasi, etiologi,
patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, gambaran radiologi, dan
penatalaksanaan.
2. Menjelaskan penemuan klinis pneumonia pada foto polos thorax
I.IV Manfaat
Makalah ini memiliki manfaat berupa
1. Meningkatkan pengetahuan kita tentang pneumonia, mulai dari gejala klinis,
tampakan radiologi, sampai penatalaksanaan
2. Apabila dapat dipahami dengan baik makalah ini memiliki manfaat untuk
mendiagnosis pneumonia secara awal dan menanganinya sesuai dengan guideline.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.I Anatomi
Paru-paru adalah organ berbentuk kerucut yang memiliki apeks di bagian ujung
atasnya. Pada bagian medial paru, terdapat bronkus, pembuluh darah, pembuluh limfe,
dan saraf yang membentuk bangunan seolah-olah tampak sebagai akar dari paru dan
masuk ke dalam paru melalui hilum.
Paru-paru kanan memiliki tiga lobus, yaitu superior, medial, dan inferior
sedangkan paru-paru kiri memiliki dua lobus, lobus superior dan inferior. Pada bagian
medioinferior paru-paru kiri terdapat penekanan oleh jantung.
Pada paru-paru terdapat bronchial tree, dimulai dari bronkus primer hingga
bronkus terminalis. Trakea bercabang menjadi bronkus primer. Bronkus primer kanan
memiliki posisi lebih vertikal dan lebih lebar dibandingkan bronkus primer kiri.
Bronkus primer akan bercabang menjadi bronkus sekunder sesuai dengan lobus masing-
masing paru. Bronkus sekunder akan bercabang menjadi bronkus tertier atau
segmentalis sesuai dengan segmen masing-masing lobus, sehingga terdapat sepuluh
bronkus segmentalis pada paru-paru kanan dan delapan bronkus segmentalis pada paru-
paru kiri. Bronkus segmentalis akan bercabang menjadi bronkiolus. Kartilago pada
bronkiolus sangat minimal dan didominasi oleh otot polos dan spasmodik pada struktur
ini dapat menyebabkan kematian. Bronkiolus dari bronkus segmentalis disebut
bronkiolus terminalis dan bercabang menjadi bronkiolus respiratorius. Bronkiolus
respiratorius kemudian bercabang menjadi ductus alveolaris dan berakhir pada saccus
alveolus.
Alveolus merupakan kantung kecil dengan diameter 0,2-0,5 mm. Dindingnya
terdiri dari sel alveolaris tipe II (squamous) yang berfungsi sebagai pertukaran gas di
ruang alveolus ke pembuluh darah dan sel alveolaris tipe II (kuboid) yang berfungsi
untuk memproduksi surfaktan.
II.II Definisi
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru
(alveoli) biasanya disebabkan oleh masuknya kuman yang ditandai oleh gejala klinis
batuk, demam tinggi dan disertai adanya nafas cepat ataupun tarikan dinding dada
bagian bawah ke dalam. Pada anak balita umur 2-5 tahun taaikan nafasnya 40 kali atau
lebih dalam satu menit, balita umur 2 bulan sampai 2 tahun tarikan nafasnya 50 kali
atau lebih per menit.
II.III Epidemiologi
Insiden HAP dilaporkan 5-10 kasus dari 1000 pasien rawat inap sekitar 10%
pasien ICU menderita HAP dan sebanyak 20-30% pasien yang menggunakan ventilasi
mekanik menderita HAP. HAP merupakanm infeksi nosokomial kedua tersering dengan
angka kematian tertinggi dibanding infeksi nosokomial lainnya. Pada pasien CAP
sekitar 20-30% perlu dirawat di rumah sakit, 5-10% diantaranya dirawat di ICU dan 5-
10% meninggal dunia. Pneumonia komunitas (CAP) dan pneumonia nosokomial (NP)
keduanya memiliki etiologi yang sama yaitu kuman streptococcus pneumonia,
Hemophillus influenza, Moraxella catarrhalis, dan beberapa bakteri atipikal.
Penyebab utama PN adalah bakteri gram negatif seperti Hemofillus Influenza.
Meskipun begitu PN yang disebabkan oleh Pseudomonas Aeruginosa juga ditemukan
dan dapat menyebabkan kematian. Pneumonia karena jamur sangat jarang ditemukan
tapi biasanya terdapat pada pasien dengan gangguan imunologik seperti AIDS dan
pemakaian obat-obatan imunosupresif pada pasien post-transplantasi, kemoterapi,
kanker, dan yang lainnya.
II.III Etiologi
Pneumonia disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, parasit, mycoplasma,
dan yang lainnya.
a. Bakteri
Bakteri yang paling menyebabkan pneumonia adalah Streptococcus Pneumonia.
Normalnya, bakteri ini terdapat di kerongkongan manusia, apabila pertahanan tubuh
menurun yang bisa disebebkan oleh usia tua, malnutrisi, dan lainnya bakteri akan segera
memperbanyak diri dan menyebabkan klinis penyakit pneumonia yang disebabkan oleh
bakteri dapat menyerang segala kelompok usia dari bayi sampai usia lanjut. Penyebab
oleh bakteri antara lain adalah pada grup bakteri gram positif Streptococcus
pneumoniae, Strreptococcus, Staphylococcus, Actinomyces, dan Nocardia, sedangkan
akteri gram negatif antara lain Klebsiella, Haemophillus influenza, Eschericia coli,