KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR
MAKALAH KELOMPOKDisusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pengantar PendidikanDosen: Tri Yuliansyah Bintaro,
S.PdDisusun olehKelas: 1 FKelompok: 8
1. Ayu Nimah12011003032. Afriyani12011002843. Febri
Antoro12011002614. Karyanti12011002785. Wahyu Widodo1201100295
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO2012KATA
PENGANTAR
Assalamu alaikum Wr. WbAlhamdulilah puji dan syukur atas
kehadirat Allah Swt yang telah memberikan karunianya kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu dan makalah
ini yang berjudul : KURIKULUM PENDIDIKAN DASARAdapun tujuan penulis
membuat makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah
pengantar pendidikan yang dibimbing oleh dosen Tri Yuliansyah
Bintaro,S.Pd semoga makalah ini yang disusun oleh penulis dapat
bermanfaat dan berguna bagi pembaca.Demikian makalah ini dibuat
kami menyadari didalam penyusunan dan pembuatan makalah ini masih
banyak kekurangan dan maka dari pada itu kritik dan saran sangat
kami harapkan untuk mencapai kesempurnaan makalah ini agar lebih
baik lagi,dan atas kritik dan saran kami ucapkan
terimakasih.Wassalamualaikum Wr. Wb
Purwokerto,05 Oktober 2012
penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR iDAFTAR ISI iiBAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang
1B. Tujuan 2C. Permasalahan 2BAB IIPEMBAHASANA. Pengertian
Kurikulum 3B. Fungsi Kurikulum 5C. Pengembangan Kurikulum 6D.
Pendekatan Studi Kurikulum 7E. Model Kurikulum 11F. Berbagai
Masalah Kurikulum 16BAB IIIPENUTUPA. Simpulan 19B. Saran 19DAFTAR
PUSTAKA
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar BelakangKurikulum sebagai sebuah rancangan pendidikan
mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek
kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di
dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka
dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan
landasan yang kokoh dan kuat.Landasan pengembangan kurikulum tidak
hanya diperlukan bagi para penyusun kurikulum atau kurikulum
tertulis yang sering disebut juga sebagai kurikulum ideal, akan
tetapi terutama harus dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan
oleh para pelaksana kurikulum yaitu para pengawas pendidikan dan
para guru serta pihak-pihak lain yang terkait dengan tugas-tugas
pengelolaan pendidikan, sebagai bahan untuk dijadikan instrumen
dalam melakukan pembinaan terhadap implementasi kurikulum di setiap
jenjang pendidikan. Penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak
bisa dilakukan secara sembarangan. Dibutuhkan berbagai landasan
yang kuat agar mampu dijadikan dasar pijakan dalam melakukan proses
penyelenggaraan pendidikan, sehingga dapat memfasilitasi
tercapainya sasaran pendidikan dan pembelajaran secara lebih
efektif dan efisien.
B. TUJUAN1. Memiliki wawasan/pemahaman yang luas tentang
kurikulum pendidikan dasar.2. Mengidentifikasi beberapa kurikulum
pendidikan dasar yang harus dijadikan dasar pijakan dalam
mengembangkan kurikulum oleh berbagai pihak terkait, seperti para
pembuat kebijakan pendidikan, baik di tingkat pusat maupun daerah
dalam melakukan program perencanaan pendidikan maupun dalam
melakukan pembinaan.3. Memiliki sikap yang positif bahwa kurikulum
pendidikan dasar harus dijadikan dasar pertimbangan oleh para guru,
kepala sekolah terutama dalam mengembangkan isi maupun dalam
melaksanakan proses pembelajaran, sehingga program
pendidikan/kurikulum yang diterapkan memiliki nilai manfaat yang
optimal bagi siswa, masyarakat, bangsa, dan negara.
C. PERMASALAHAN1. Bagaimana cara agar mahasisiwa dapat memahami
pengertian kurikulum?2. Apa fungsi kurikulum dalam pendidikan dasar
?3. Model apa saja yang terdapat di dalam kurikulum?4. Berbagai
Masalah apa saja yang terdapat dalam kurikulum?
BAB IIPEMBAHASANA. KURIKULUM PENDIDIKAN DASARPengertian
kurikulumPengertian kurikulum secara etimologis Websters third new
international distionery menyebut curiculum berasal dari kata
currere. Dalam bahasa latin curere berarti:1. Berlari cepat ( pada
perlombaan lari distadion )2. Tergesa-gesa 3. Menjalani
Beberapa Definisi Tentang Kurikulum1. Pengertian secara
tradisional Menurut William B. Ragan dalam bukunya : Modern
elementary curiculum cetakan ketiga tahun 1966 mengemukakan
Traditionally, the curiculum has meant the subject taught in
school, or course of stady. Pada pertengahan abad ke XX pengertian
kurikulum berkembang dan dipakai dalam dunia pendidikan berarti
sejumlah pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa untuk kenaikan
kelas atau ijazah.2. Pengertian modern Menurut Saylor J. Gallen dan
Willian N. Alexander dalam bukunya: Curriculum planning
mengemukakan pengertian kurikulum sebagai berikut sum total of
school effortsto influence learning whether in theclassroom, play
ground or out of school.
Menurut Soerdijarto, sebuah pengalaman pemikiren bagi prosedur
perencanaan dan pengambangan: kurikulum perguruan tinggi, BP3K Dep.
P & K 1975 segala pengalaman dan kegiatan belajar yang
direncanakan dan diorganisir untuk diatasi oleh para
siswa/mahasiswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan bagi suatu lembaga pendidikan.
Dr. Sarimuda Nasution dalam bukunya: kurikulum usaha-usaha
perbaikan dalam bidang pendidikan dan admunistrasi pendidikan.
Pengertian ini gabungan dari definisi Saylor Alexander dan William
B. Ragan. Lima definisi yang pernah diungkapkan mengenai
kurikulum:1. Kurikulum dipandang sebagai suatu bahan tertulis yang
berisi uraian tentang program pendidikan suatu sekolah yang harus
dilaksanakan dari tahun ke tahun.2. Kurikulum dilukiskan sebagi
bahan tertulis yang dimaksudkan untuk digunakan oleh para guru di
dalam melaksanakan palajaran untuk murid-muridnya.3. Kurikulum
adalah suatu usaha untuk manyampaikan asas-asas dan ciri-ciri yang
penting dari suatu rencana pendidikan dalam bentuk yang sedemikian
rupa sehingga dapat dilaksanakan oleh guru di sekolah.4. Kurikulum
diartikan sebagai tujuan pengajaran, pengalaman-pengalaman belajar,
alat-alat pelajran dan cara-cara penilaian yang direncanakan dan
digunakan dalam pendidikan.5. Kurikulm dipandang sebagi suatu
program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk
mencapai tujuan-tujuan pendididkan tertentu.
B. FUNGSI KURIKULUM1. Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai
tujuan pendidikanKurikulum merupakan sesuatu alat atau jembatan
untuk mencapai tujuan, oleh sebab itu hasilnya harus dapat memenuhi
tujuan yang dikehendaki. Jadi fungsi kurikulum disini adalah
sebagai alat atau jembatan untuk mencapai tujuan.2. Fungsi
kurikulum bagi anakKurikulum sebagai organoisasi belajar tersusun,
adalah disiapkan untuk anak-anak atau murid sebagai salah satu
konsumsi pendidikan mereka, perkembangan anak guna melengkapi bekal
hidupnya.3. Fungsi kurikulum bagi Guru Pedoman kerja dalam menyusun
dan mengorganisir pengalaman belajar para anak didik. Pedoman untuk
mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak dalam rangka
menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan. Sebagai pedoman dalam
mengatur kegiatan pendidikan dan pengajaran.4. Fungsi kurikulum
bagi Kepala Sekolah dan Pembina Sekolah Sebagai pedoman dalm
mengadakan fungsi super visi yaitu memperbaiki situasi belajar.
Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi super visi dalam
menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar anak ke arah
yang lebih baik. Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi super
visi dalam memberikan bantuan kepada guru untuk memperbaiki situasi
belajar. Sebagai seorang administrator maka kurikulum dapat
dijadikan pedoman untuk mepertimbangkan kurikulum lebih lanjut
Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi belajar mengajar.5.
Fungsi kurikulum bagi orang tua muridMempunyai fungsi yaitu agar
orang tua dapat turut serta membantu usaha sekolah dalam memajukan
putra-putrinya. 6. Fungsi bagi sekolah pada tingkatan diatasnya
Pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan Penyiapan tenaga baru
Berfungsi menyiapkan tenaga guru bagi sekolah yang berada yang
berada dibawahnya, maka perlu sekali sekolah itu mengetahui
kurikulum sekolah yang berada dibawahnya tersebut.7. Fungsi bagi
masyarakat dan pemakai lulusan sekolah Ikut memberikan bantuan guna
memperlancar pelaksanaan progam pendidikan yang membutuhkan kerja
kerja sama dengan pihak orang tua atau masyarakatIkut memberikan
kritik atau saran yang membangun dalam rangka penyempurnaan program
pendidikan disekolah, agar lebih serasi dengan kebutuhan masyarakat
dan lapangan kerja.C. PENGEMBANGAN KURIKULUMa. Pengembangan
kurikulum dilakukan untuk menjaga agar kurikulum yang digunakan
oleh SD/MI selalu mengarah kepada tercapainya visi SD/MI, sesuai
dengan perkembangan IPTEK dan harapan stakeholders.b. Pengembangan
kurikulum dilaksanakan melalui proses tinjauan kurikulum yang di
lakukan oleh manajemen SD /MI, guru-guru dan stakeholders.c.
Pengembangan kurikulum dilakukan baik secara menyeluruh maupun
secara parsial.d. Pengembangan kurikulum secara menyeluruh
dilakkukan jika kompetensi kelulusan sudah tercapai atau ada
kebijakan baru dari pemerintah yang berkaitan dengan kurikulum.e.
Pengenbanngan kurikulum secara parsial dilakukan terhadap
kompetensi, materi, metode, dan eveluasi.f. Pengembangan terhadap
kompetensi dilakukan terhadap kompetensi mata pelajara, standar
kompetensi, maupun kompetensi dasar.g. Pengembangan terhadap
kompetensi dilakukan dengan memerhatikan perubahan beban belajar,
pencapaian ketuntasan belajar mata pelajaran, perkembangan IPTEK,
dam perkembangan sumer-sumber daya di SD/MI.h. Penegmbengan
terhadap materi dilakukan dengan memperhatikan pengembangan
kompetensi. Pengembangan materi dimuat dalam silabus.i.
Pengembangan terhadap metode dilakukan dengan memerhatikan
pengembangan materi dan sumber belajar baru yang tersedia.
Pengembangan metode dimuat dalam silabus.j. Pengembangan terhadap
evaluasi dilakukan dengan memerhatikan jenis kompetensi, alat ukur
yang tersedia. Pengembengan evaluasi dimuat dalam silabus.
D. PENDEKATAN STUDI KURIKULUMa. Pendekatan Mata
PelajaranPendekatan mata pelajaran bertitik tolak dari mata
pelajaran (subject matter) seperti Ilmu Bumi, Sejarah, Ekonomi,
Ilmu Biologi, Ilmu Kimia, Ilmu Alam, Ilmu Hitung, Ilmu Aljabar,
Menyanyi, Menggambar, Olah Raga, Pekerjaan Tangan, dan sebagainya.
Masing-masing mata pelajaran berdiri sendiri sebagai suatu disiplin
ilmu, tersimpan di dalam kotak-kotak mata pelajaran dan terlepas
satu sama lain. Berbagai mata pelajaran tersebut tidak mempunyai
hubungan maupun kaitan satu dengan yang lainnya, bahkan setiap mata
pelajaran cenderung menganggap dirinya yang paling penting. Itulah
sebabnya pola kurikulum yang ada dalam pendekatan ini merupakan
pola kurikulum terpisah.Dalam pendekatan ini, terdapat sistem
pembagian tanggung jawab di antara masing-masing guru mata
pelajaran, misalnya guru yang mengajar Ilmu Bumi di SMP atau SMA
hanya bertugas mengajar Ilmu Bumi saja. Sekalipun seorang guru
bertanggung jawab mengajar sejumlah mata pelajaran sekaligus
(seperti di Sekolah Dasar), namun guru tersebut mengajarkan secara
terpisah an tidak dikorelasikan satu dengan yang lainnya. Jenis
pendekatan inilah yang mengembangkan kurikulum mata pelajaran (
subject matter curriculum atau isolated curriculum). b. Pendekatan
InterdisiplinerUntuk mempelajari suatu ilmu yang telah tersusun
secara sistematis dan logis, diperlukan kematangan intelektual
tertentu, suatu hal yang tidak dimiiliki oleh murid-murid Sekolah
Dasar sampai dengan Sekolah Lanjutan Atas. Dengan pendekatan mata
pelajaran, para siswa di sekolah tidak memiliki kesempatan untuk
membahas berbagai masalah sosial dari masyarakat
lingkungannya.Berdasarkan pertimbangan diatas, para ahli
berpendapat bahwa kurikulum sekolah sebaiknya tidak disusun
berdasarkan mata pelajaran yang terpisah, melainkan merupakan
perpaduan sejumlah mata pelajaran yang memiliki ciri-ciri yang
sama, yang menjadi suatu bidang studi (broadfield). Dewasa ini,
pendekatan tersebut dikenal dengan nama pendekatan interdisipliner,
contohnya kurikulum IPS, IPA, Matematika, bahasa Indonesia,
Pendidikan moral Pancasila, dan sebagainya. Bahkan di berbagai
sekolah di Amerika ada yang disebut pendidikan kesehatan (health
education), aesthetic (seni dan musik) dan bidang-bidang studi
lainnya.Pendidikan interdisipliner terdiri lagi atas tiga jenis
pendekatan, yaitu:1. Pendekatan Struktural Pendekatan struktural
bertitik tolak dari suatu struktur tertentu, yang merupakan suatu
disiplin ilmu. Misalnya suatu topik dari Ilmu Bumi, maka kemudian
dipelajarilah berbagai disiplin lainnya, misalnya sejarah, Ekonomi,
Politik, dan Antropologi. Berbagai disiplin yang dipelajari
tersebut tentu saja berada dalam suatu bidang studi yang sama,
dalam hal ini Ilmu Pengetahuan Sosial. 2. Pendekatan
FungsionalPendekatan Fungsional bertitik tolak dari suatu maslah
tertentu dalam masyarakat atau lingkungan sekolah. Maslah yang
dipilih dan akan dipelajari tersebut adalah berbagai masalah yang
berfungsi dan bermakna bagi kehidupan manusia. Berdasarkan masalah
tersebu, dipelajarilah aspek-aspek dari berbagai disiplin yang
berada dalam suatu bidang studi yang sama, yang dinilai relevan
dengan masalah yang sedang dipelajari.3. Pendekatan
DaerahPendekatan Daerah bertitik tolak dari pemilihan suatu daerah
tertentu sebagai subjek pelajaran. Berdasarkan daerah tersebut,
kemudian akan dipelajari aspek biografi, ekonomi, antropologi, adat
istiadat, bahasa, dan aspek lainnya. Aspek-aspek yang dipelajaro
tentu saja merupakan hal yang relevan dengan daerah tersebut dan
berada dalam bidang studi yang sama.4. Pendekatan
IntergratifPendekatan integratif yang juga dikenal dengan nama
pendekatan terpadu, bertitik tolak dari suatu keseluruhan atau
kesatuan yang bermakna dan terstruktur.Bermakna mempunyai arti
bahwa setiap suatu keseluruhan tersebut memiliki makna, arti, dan
faedah tertentu. Keseluruhan tersebut bukanlah penjumlahan dari
berbagai bagian, melainkan suatu totalitas yang memiliki makna
tersendiri. Adapun terstruktur mmpunyai asumsi bahwa setiap bagian
yang ada dalam keseluruhan itu berada dan berfungssi dalam suatu
struktur tertentu.Dewasa ini, pendekatan terpadu banyak sekali
dikembangkan. Dalam perkembangan kurikulum kita, terdapat istilah
integrated curriculum dengan sistem yang mencakup pengajaran unit.
Semua mata pelajaran tidak terlepas atau terpisah satu dengan yang
lainnya, dantdak ada pembatas satu sama lain.5. Pendekatan
SistemSistem adalah suatu totalitas yang terdiri atas sejumlah
komponen atau bagian. Komponen itu salling berhubungan dan saling
memengaruhi satu sama lain. Suatu komponen juga dapat merupakan
sebuah subsistem dari suatu sistem.Pendekatan sistem digunakan
sebagai suatu sistem berpikir, bahkan sistem pendekatan ini
dikembangkan dalam upaya pembaharuan pendidikan. Langkah-langkah
digunakan adalah proses identifikasi dan perumusan masalah,
perumusan atau hasil-hasil yang diinginkan, dan penentuan yang
dinilai paling tepat melalui proper analysis atau eksperimen.
Selanjutnya dilakukan kegiatan try out dan revisi, dan langkah
terkhir yakni implementasi dan evaluasi.Berasarkan uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa dalam pebyusunan suatu progran pendidikan
da kurikulum, sangat penting untuk ditentukan terlebih dahulu jenis
pendekatan yang akan digunakan, tidak hanya satu penekatan tetapi
dapat juga digunakan sekaligus seperti dalam pembunaan kurikulum
tahun 1975.
E. MODEL KURIKULUMa. Kurikulum HumanistikBerdasarkan kurikulum
humanistik, fungsi kurikulum adlah menyiapkan peserta didik dengan
berbagai pengalaman naluriah yang sngat berrperan dalam
perkembangan individu.tujuan pendidikan dalam kurikulum humanistik
adalah proses atas diri individu yang dinamis, yang berkaitan
dengan pemikiran, integritas dan otonominya.Dalam kurikulum ini,
guru diharapkan dapat membangun hubungan emosional yang baik dengan
peserta didiknya untuk perkembangan individu peserta didik itu
selanjutnya. Oleh karena itu, peran guru yang diharapkan adalah
sebagai berikut:1. Mendengar pandangan ralitas peserta didik secara
komprehensif.2. Menghormati individu peserta didik.3. Tampil
alamiah, otentik, tidak dibuat-buat.Evaluasi dalam kurikulum
humanistik lebih memberi penekanan pada proses yang dilakukan.
Kurikulum ini melihat kegiatan sebagai sebuah manfaat untuk peserta
di masa depan.Beberapa acuan dalam kurikulum humanistik:1.
Integrasi semua domain afeksi peserta didik, yaitu emosi, sikap,
dan nilai-nilai dengan domain kognisi yaitu kemampuan dan
pengetahuan.2. Kesadaran dan kepentingan.3. Respon terhadap ukuran
tertentu, seperti kedalaman suatu keterampilan.
Kelemahan kurikulum humanistik:1. Keterlibatan emosional tidak
selamanya berdampak positif, bagii perkembangan individual peserta
didik.2. Meskipun kurikulum ini sangat menekankan individu peserta
didik, pada kenyataannya di setiap program terdapat keseragaman
peserta didik,3. Kurikulum ini kurang memperhatikan kebutuhan
masyarakat secara keseluruhan.4. Dalam kurikulum ini,
prinsip-prinsip psikologis yang ada kurang terhubungkan.
b. Kurikulum Rekonstruksi SosialKurikulum rekonstruksi sosial
sangat memerhatikan hubungan kurikulum dengan sosial masyarakat dan
politik perkembangan ekonomi. Pendukunng kurikulum rekonstruksi
sosial ini memberi komitmen yang tinggi pada ide sosial yang
dibatasi oleh konsensus sosial. Percepatan kurikulum rekonstruksi
sosial dapat terjjadi ketika para orang tua dan masyarakat terlibat
dalam mengajar dan berperan dalam pelayanan sosial. Sebaliknya
kurikulum ini akan sulit diimplementasikan pada negara yang
berkonstelasi politik status quo.Kurikulum rekonstruksi sosial
bertujuan untuk menghadapkan peserta didik pada berbagai
permasalahan manusia dan kemanusiaan. Para pendukung kurikulum ini
yakin, bahwa permasalahan yang muncul tidak harus diperhatikan oleh
pengetahuan sosial saja, tetapi oleh setiap disiplin ilmu, termasuk
ekonomi, kimia, matematika, dan lain-lain.Dalam kurikulum ini, guru
berperan menghubungkan tujuan peserta didik dengan manfaat lokal,
nasional, dan internasional. Para peserta didik diharapkan dapat
menggunakan minatnya dalam menemukan jawaban atas permasalahan
sosial yang dibahas di kelas.Evaluasi dalam kurikulum rekonstruksi
sosial mencakup spektrum yang luas, yaitu kemampuan peserta didik
dalam menyampaikan permasalahan, kemungkinan pemecahan masalah,
pendefinisian kembali pandangan mereka tentang dunia, dan kemauan
mengambil tindakan atass suatu ide. Di samping itu, peserta didik
diharapkan dapat menilai pembelajaran mandiri yang sudah dilakukan
untuk melihat apa yang sudah mereka pelajari.
c. Kurikulum TeknologiPerspektif teknologi sebagai kurikulum
ditekankan pada efektivitas program metode dan material untuk
mencapai suatu manfaat dan keberhasilan. Teknologi meemengaruhi
kurikulum dalam dua cara, yaitu aplikasi dan teori. Aplikasi
teknologi merupakan suatu rencana penggunaan beragam alat dan
media, atau tahapan basis instruksi. Sebagai teori, teknologi
digunakan dalam pengembangan dan evaluasi material kurikulum dan
instruksional.Inti dari kurikulum teknologi adalah keyakinan bahwa
materi kurikulum yang digunakan oleh peserta didik seharusnya dapat
menghasilkan kompetensi khusus bagi mereka. Teknologi beerperan
dalam meningkatkan kualitas kurikulum, dengan memberi kontribusi
mengenai keefektifan instruksional, tahapan instruksional, dan
memantau perkembangan peserta didik.Salah satu kelemahan dalam
kurikulum ini adalah kurangnya perhatian pada penerapan dan
dinamika inovasi. Model teknologi hanya menekankan pengembangan
efektivitas produk saja, sedangkan perhatian untuk mengubah
lingkungan yang lebih luas, seperti organisasi sekolah, sikap guru,
dan cara pandang masyarakat, sangat kurang.
d. Kurikulum AkademikDari waktu ke waktu, para ahli akademik
terus mencoba mengembangkan sebuah kurikulum yang akan melengkapi
peserta didik untuk masuk ke unia pengetahuan, dengan sesama,
analisis data, dan penarikan kesimpulan. Sebagai anggaota
masyarakat mereka perlu mengikuti perkembangan disiplin ilmu dengan
memahami dan mendukungnya dan jika perlu melanjutkan studinya ,
untuk menjadi seorang ahli dalam bidang tertentu.Satu kelemahan
dalam pendekatan in adalah kegagalan dalam untuk memberikan
perhatian pada yang lainnya, dan melihat bagaimana isi dan disiplin
dapat membawa mereka pada permasalahan kehidupan modern yang
kompleks, yang tidak dapat dijawab oleh hanya satu ilmu saja.e.
Model DinamikDalam model dinamik yang dikembangkan oleh Walker dan
Skilbeck ini, proses kurikulum tidak mengikuti pola urutan
tertentu. Pengembangan kurikulum dapat dimulai dengan unsur
kurikulum apa pun dan diproses dalam urutan atau susunan apa
pun.
f. Konsepsi KurikulumKonsepsi kurikulum adalah landasan dasr
(fundamental) tentang apa yang kita pikirkan dan tindakan apa yang
kita lakukan mengenai kurikulum.
Berikut ini adalah lima konsepsi yang didasarkan atas pendapat
McNeil (1985) dan Eisner (1979):1. Konsepsi rasionalis akademik,
yaitu peningkatan kemampuan intelektual individu melalui studi
terhadap mata pelajaran yang bermanfaat.2. Konsepsi proses-proses
kognitif, yaitu menyokong perkembangan keterampilan kognitif yang
memungkinkan peserta belajar untuk belajar, sehingga dapat
memecahkan permasalahan merek sendiri.3. Konsepsi humanistik, yang
berpendapat bahwa sekolah-sekolah harus memberikan berbagai
pengalaman belajar secra intrinsik, untuk eningkatkan pertumbuhan
personal.4. Konsepsi rekonstruksi sosial, yang mengklaim bahwa
kurikulum sekolah harus baik untuk semuanya.5. Konsepsi teknologis,
yang berusaha menghasilkan suatu resolusi yang lebih efektif dan
efisien terhadap tujuan-tujuannya.6. Konsepsi eklektik, yaitu
pengombinasian dua atau lebih konsepsi yang cocok secara nalar.
F. BERBAGAI MASALAH KURIKULUM
a. Masalah umum 1. Bidang cangkupan ( scope )Scope dapat
didefinisikan sebagai luas kurikulum, yang dialamnya mencakup
berbagai topik, pengalaman belajar, aktivitas, pengorganisasian
elemen-elemen, serta hubungan pengintergasian dan pengorganisasian
berbagai elemen tersebut yang harus diberikan kepada siswa
disekolah.untuk menentuan scope tersebut, para pengembang kurikulum
dihadapkan pada sejumlah permasalahan berikut:1. Pengorganisasian
Berbagai Elemen dan Hubungan Antar Elemen Tersebut2. Pesatnya
perkembangan IPTEK3. Penetapan Prosedur Tujuan4. Pengambilan
Keputusan2. RelevansiRelevansi atau kesesuaian adalah merupakan
masalah lain yang cukup esensial dan hrus mendapatkan perhatian
dalam pengembangan kurikulum.3. KeseimbanganKesimbangan merupakan
suatu masalah yang tidak dapat diabaikan begitu sajaoleh para
pengembang kurikulum. Sebaliknya, justru merupakan masalah yang
harus mendapatkan perhatian yang cukup maksimal.4.
IntegrasiPengintegrasian berarti memadukan, menggabungkan dan
menyatukan berbagai disiplin ilmu.5. Sekuens (Sequence)Sekuens
(sequence) berati susunan atau urutan pengelompokan kegiatan atau
langkah langkah yang dilakukan dalam perencanaan kurikulum. Bila
scope mengacu pada apa, maka sekuens lebih mengacu pada kapan dan
dimana. Pkok-pokok bahasan etrsebut ditempatkan dan dilaksanakan.6.
KontinuitasKontinuitas merupakan pengulangan terencana tentng isi
atau (containt) untuk mencapai keberhasilan. Pada dasarnya prinsip
kontinuitas menyerupai dengan apa yang disebut spiral kurikulum ,
yaitu pengenalan konsep, keterampilan dan pengetahuan secara
berulang.
7. Artikulasi Artikulasi diartikan sebagai pertautan antara
kelompok elemen atau unsur lintas tingkatan sekolah. Contohnya
dapat dilihat antara SD dan SLTP, SLTP dan SMA, serta antara SMA
dan Perguruan Tinggi, yang juga tak lepas dalam dimensi sekuens
seperti halnya kontinuitas.8. Kemampuan transfer ( Transferability
)Segala hal yang dierikan sekolah pada hakikatnya merupakan proses
pentranferan nilai, maksudnya apapun yang dipelajari sekolah
harusnya harus dapat diaplikasikan diluar sekolah saat siswa sudah
menamatkan pedidikannya. Dengan demikian proses pendidikan harus
dapat memperkaya kehidupan siswa b. Beberapa Masalah Khusus 1.
berbagai masalah yang berhubungan dengn tujuan dan hasil-hasil
kurikulum yang di harapkan oleh sekolah seperti:a. untuk siapa
kurikulum itu disediakanb. apakah kurikulum itu bersifat
mendoktrinasi sesuatu c. apakah kurikulum memberikan pelayanan
terhadap masyarakat atau perorangan.d. apakah kurikulum berkenaan
dengan permasalahan yang kontroversial.e. apakah kurikulum
disesuaikan dengan minat dan kebutuhan perorangan atau umum.
2. berbagai masalah yang berhubungan dengan isi dan organisasi
kurikulum, yang terdiri atas:a. jenis kurikulum yang digunakanb.
apakah dalam kurikulum terdapat pelajaran-pelajaran khusus.c.
berbagai pelajaran yang diperlukan untuk kenaikan kelas.d.
perbedaan-perbedan yang terdapat dalam kurikulum tersebut.e.
jenis-jenis kegiatan dan pengalaman yang terdapat dalam
kurikulum.
3. masalah yang berhubungan dengan proses penyusunan dan revisi
kurikulum, seperti;a. cara pengadaan artikulasi dan korelasi, b.
awal penyusunan dan perevisian kurikulumc. sumber-sumber informasi
yang dimanfaatkan untuk penyusunan kurikulum.d. cara perbaikan
proses penyusunan kurikulum.
BAB IIIPENUTUP
A. SIMPULANKurikulum sebagai sebuah rancangan pendidikan
mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek
kegiatan pendidikan. kurikulum pendidikan dasar harus dijadikan
dasar pijakan dalam mengembangkan kurikulum oleh berbagai pihak
terkait, seperti para pembuat kebijakan pendidikan, baik di tingkat
pusat maupun daerah dalam melakukan program perencanaan pendidikan
maupun dalam melakukan pembinaan dan juga dijadikan dasar
pertimbangan oleh para guru, kepala sekolah terutama dalam
mengembangkan isi maupun dalam melaksanakan proses pembelajaran,
sehingga program pendidikan/kurikulum yang diterapkan memiliki
nilai manfaat yang optimal bagi siswa, masyarakat, bangsa, dan
negara.
B. SARANMengingat penyunsunan kurikulum pendidikan dasar
dilakukan oleh sekolah dan satuan pendidikan,di harapkan
guru,kepala sekolah,komite sekolah dan dewan pendidikan akan sangat
bersahabat dengan kurikulum tersebut.Alhamdulillah berkat taufik
dan hidayah ALLAH SWT. Saya dapat menyelesaikan penulisan makalah
ini, saya yakin dalam rangkuman makalah ini masih banyak kekurangan
maka dari itu saya mengharapkan masukan-masukan dari pembaca demi
perbaikan dalam pembuatan makalah selanjutnya.Kepada para pembaca
dan teman-teman yang telah membantu saya, saya ucapkan banyak
terimakasih.Jazzakumullahu ansanal jazaaMudah-mudahan makalah ini
memberikan manfaat bagi kita semua amiiiin
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, oemar.2007.Dasar-Dasar Pengembangan
Kurikulum.Bandung:Remaja PosdakaryaAlisyahbana,
iskandar.1980.Teknologi dan Perkembangan.Jakarta:Yayasan
IdayuAnwar, jasin.1987.Pembaharuan Kurikulum Sekolah Dasar Sejak
Proklamasi Kemerdekaan.Jakarta:Balai Pustaka