MAKALAH ILMIAH KEWARGANEGARAANNEGARA HUKUM DAN HAK AZASI
MANUSIA
Disusun oleh Kelompok 6 :
1. Muhammad Faizal A.14240100192. Yudi Setiawan Putra
14240100243. Hana Rahma Siwi 14240100294. Burhamtoro14240100385.
Laras N. Fitriani1424010042
FAKULTAS PERTANIAN PROGDI AGRIBISNISUNIVERSITAS PEMBANGUNAN
NASIONAL VETERAN JAWA TIMURSURABAYA, INDONESIA2014/2015
PENCURIAN KAYU DI SITUBONDO
Tujuan dari kami membuat materi ini karena Tujuan daripenulisan
makalahini adalahguna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan , selain itu penyusunan makalah ini juga merupakan
suatu cara untuk meningkatkan pemahaman tentang Negara hokum dan
Hak Azasi Manusia yang ada di Negara Indoneisa kepadapenyusun dan
kepada pembaca.
Disusun oleh Kelompok 6 :1. Muhammad Faizal A.14240100192. Yudi
Setiawan Putra 14240100243. Hana Rahma Siwi 14240100294.
Burhamtoro14240100385. Laras N. Fitriani1424010042FAKULTAS
PERTANIAN PROGDI AGRIBISNISUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
JAWA TIMURSURABAYA, INDONESIA2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur bagi ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat,
hidayah, serta inayah-Nya kepada seluruh umat-Nya. Shalawat dan
salam tercurah untuk baginda Rasulullah SAW yang menjadi teladan
untuk umat seluruh alam.
Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan makalah bertema
Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia dan berjudul Kasus Pencuri Kayu
Di Situbondo. telah menyelesaikan tugas makalah ilmiah yang sangat
sederhana ini, sebagai pemenuhan tugas karya ilmiah kelompok.
Dengan selesainya makalah ini, penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada bapak Prof. DR. Ir. H. Syarif Imam Hidayat, MM. selaku
dosen pendidikan kewarganegaraan dan media media lain nya yang
membantu saya dalam pengetikan.
Segala daya dan upaya penulis lakukan yang terbaik untuk
menyusun makalah ini, akan tetapi dengan keterbatasan waktu, tenaga
dan minimnya pengalaman, tentunya masih banyak kekurangan di
dalamnya, untuk itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya,
serta kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan
langkah penulis kedepan.Sekian, semoga bisa bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
Surabaya, 25 Maret 2015
Ketua kelompok
DAFTAR ISIHALAMAN SAMPULiJUDULiiKATA PENGANTARiiiDAFTAR ISIivBAB
1 PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang11.2 Rumusan Masalah11.3 Tujuan21.4
Manfaat2BAB II TINJAUAN PUSTAKA3BAB III PEMBAHASAN3.1 Negara Hukum
Indonesia113.1.1 Pengertian Hukum 113.1.2 Tujuan Hukum133.1.3
Penggolongan Hukum143.2 Indonesia Sebagai Negara hukum233.3 HAM Di
Indonesia263.3.1 Pengertian HAM263.3.2 Pengertian Pelanggaran
HAM303.4 Kasus Pelanggaran HAM (Nenek Asyani)31BAB IV PENUTUPA.
Kesimpulan .......45B. Saran .....45C. Daftar Pustaka47i
BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Negara Hukum haruslah
memiliki ciri atau syarat mutlak bahwa negara itu melindungi dan
menjamin Hak Asasi Manusia setiap warganya. Dengan demikian jelas
sudah keterkaitan antara Negara hukum dan Hak Asasi Manusia, dimana
Negara Hukum wajib menjamin dan melindungi Hak Asasi Manusia setiap
warganya.Pencarian fakta, penyidikan polisi, pengadilan sekalipun
nyatanya belum mampu mengungkap kasusnya secara tuntas dan
memuaskan, Tetapi kendati hakim telah memvonis nenek aryani sebagai
tersangka yang bersalah dan telah penjara selama 3 bulan dan saat
ini masih mengalami penangguhan tetapi proses hukum masih tetap
berjalan . Orang tak percaya begitu saja bahkan KOMNAS HAM turut
serta untuk melindungi hak nenek Aryani tersebut untuk mendapatkan
hak nya kembali. Hukum tidak hanya untuk gagah-gagahan tetapi
didalam hokum negara juga ada unsur kemanusiaannya yang melihat
suatu kondisi orang tersebut dan adanya hokum .
1.2 Rumusan MasalahSesuai dengan judul makalah ini Kasus Pencuri
Kayu Di Situbondo, maka masalah yang dapat diidentifikasi sebagai
berikut :1) Apapengertian pelanggaran HAM ?2) Apa yang dimaksud
dengan negara hukum dan hak azasi manusia ? 3) Bagaimana kasus
nenek asyani terhadap Negara hukum dan HAM di Indonesia ?
1.3 TujuanTujuan kami mengangkat materi ini tentang Kasus
Pencuri Kayu Di Situbondo yaitu :1) Untuk mengetahui pengertian
pelanggaran HAM.,2) Untuk mengetahui macam-macam pelanggaran
HAM.,3) Untuk mengetahui contoh pelanggaran HAM di Indonesia,4)
Mengetahui lebih dalam mengenai terjadinya kasus pencurian kayu di
Situbondo oleh nenek bernama Asyani,5) Upaya penyelesaian
pelanggaran HAM khususnya kasus pencurian kayu di Situbondo oleh
nenek bernama Asyani.
1.4 ManfaatHasil pembelajaran ini diharapkan dapat memberi
manfaat bagi penulis dan pembaca.1) Manfaat bagi penulis,
pengkajian ini memberikan pengetahuan tentang salah satu kasus
pelanggaran hak asasi manusia di Indonesia.2) Manfaat dari pembaca,
pengkajian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian atau referensi
tambahan bagi ilmu kewarganegaraan serta memperkaya informasi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKAIstilah negara hukum dalam berbagai
literatur tidak bermakna tunggal, tetapi dimaknai berbeda dalam
tempus dan locus yang berbeda, sangat tergantung pada idiologi dan
sistem politik suatu negara. Karena itu Tahir Azhary, (Tahir
Azhary, 2003) dalam penelitiannya sampai pada kesimpulan bahwa
istilah negara hukum adalah suatu genus begrip yang terdiri dari
dari lima konsep, yaitu konsep negara hukum menurut Al Quran dan
Sunnah yang diistilahkannya dengan nomokrasi Islam, negara hukum
menurut konsep Eropa kontinental yang disebut rechtstaat, konsep
rule of law, konsep socialist legality serta konsep negara hukum
Pancasila. Begitu juga Oemar Seno Adji (Lihat Seno Adjie, 1980)
menemukan tiga bentuk negara hukum yaitu rechtstaat dan rule of
law, socialist legality dan negara hukum Pancasila. Menurut Seno
Adji antara rechtstaat dan rule of law memiliki basis yang sama.
Menurut Seno Adji, konsep rule of law hanya pengembangan semata
dari konsep rechtstaats. Sedangkan antara konsep rule of law dengan
socialist legality mengalami perkembangan sejarah dan idiologi yang
berbeda, dimana rechtstaat dan rule of law berkembang di negara
Inggris, Eropa kontinental dan Amerika Serikat sedangkan socialist
legality berkembang di negara-negara komunis dan sosialis. Namun
ketiga konsep itu lahir dari akar yang sama, yaitu manusia sebagai
titik sentral (antropocentric) yang menempatkan rasionalisme,
humanisme serta sekularisme sebagai nilai dasar yang menjadi sumber
nilaiSedangkan dari sisi waktu ternyata konsep negara hukum
berkembang dinamis dan tidak statis. Tamanaha ( Lihat Tamanaha:
2006 : 91-1001) mengemukakan dua versi negara hukum yang berkembang
yaitu versi formal dan versi substantif yang masing-masing tumbuh
berkembang dalam tiga bentuk. Konsep negara hukum versi formal
dimulai dengan konsep rule by law dimana hukum dimaknai sebagai
instrument tindakan pemerintah. Kemudian berkembang dalam bentuk
formal legality, dimana konsep hukum diartikan sebagai norma yang
umum, jelas, prospektif dan pasti. Sedangkan perkembangan terakhir
dari konsep negara hukum versi formal adalah democracy and
legality, dimana kesepakatanlah yang menentukan isi atau substansi
hukum. Sedangkan versi substantif konsep negara hukum berkembang
dari individual rights, dimana privacy dan otonomi individu serta
kontrak sebagai landasan yang paling pokok. Kemudian berkembang
pada prinsip hak-hak atas kebebasan pribadi dan atau keadilan
(dignity of man) serta berkembang menjadi konsep social welfare
yang mengandung prinsip-prinsip substantif, persamaan,
kesejahteraan serta kelangsungan komunitas.Menurut Tamanaha
konsepsi formal dari negara hukum ditujukan pada cara dimana hukum
diumumkan (oleh yang berwenang), kejelasan norma dan dimensi
temporal dari pengundangan norma tersebut. Konsepsi formal negara
hukum tidak ditujukan kepada penyelesaian putusan hukum atas
kenyataan hukum itu sendiri, dan tidak berkaitan dengan apakah
hukum itu hukum yang baik atau jelek. Sedangkan konsepsi substantif
dari negara hukum bergerak lebih dari itu, dengan tetap mengakui
atribut formal yang disebut di atas. Konsepsi negara hukum
substantif ingin bergerak lebih jauh dari itu. Hak-hak dasar atau
derivasinya adalah menjadi dasarnya konsep negara hukum substantif.
Konsep tersebut dijadikan sebagai fondasi yang kemudian digunakan
untuk membedakan antara hukum yang baik yang memenuhi hak-hak dasar
tersebut dan hukum yang buruk yang mengabaikan hak-hak dasar.
Konsep formal negara hukum fokus pada kelayakan sumber hukum dan
bentuk legalitasnya sementara konsep substantif juga termasuk
persyaratan tentang isi dari norma hukum.Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) setelah perubahan
menegaskan bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum. Semula
istilah negara hukum hanya dimuat pada Penjelasan UUD 1945 yang
menegaskan bahwa Negara Indonesia berdasar atas hukum
(rechtstaats), tidak berdasar atas kekuasaan belaka (machtstaat).
Persoalannya apakah yang dimaksud dengan rechtstaat dalam konsepsi
UUD 1945 dan bagaimana impelementasinya dalam kehidupan negara.
Dengan dasar kerangka berpikir di atas dalam kajian singkat ini,
hendak menguraikan secara ringkas bagimana konsep negara hukum
Indonesia dan perbedaannya dengan konsep rechtstaat atapun rule of
law serta perkembangan pemahaman dan konsepnya pada tingkat
implementasi dalam pembentukan peraturan perundang-undangan dan
hukum dalam praktik (law in action).Kemudian Dicey ( Lihat Dicey,
1952: 2002203) yang dianggap sebagai teoretisi pertama yang
mengembangkan istilah rule of law dalam tradisi hukum
Anglo-Amerika, rule of law mengandung tiga elemen penting yang
secara ringkas dapat dikemukakan, yaitu absolute supremacy of law,
equality before the law dan due process of law, dimana ketiga
konsep ini sangat terkait dengan kebebasan individu dan hak-hak
asasi manusia. Kesemua konsep negara hukum Barat tersebut bermuara
pada perlindungan atas hak-hak dan kebebasan individu yang dapat
diringkas dalam istilah dignity of man dan pembatasan kekuasan
serta tindakan negara untuk menghormati hak-hak individu yang harus
diperlakukan sama. Karena itulah harus ada pemisahan kekuasaan
negara untuk menghindari absolutisme satu cabang kekuasaan terhadap
cabang kekuasaan lainnya serta perlunya lembaga peradilan yang
independen untuk mengawasi dan jaminan dihormatinya aturan-aturan
hukum yang berlaku, yang dalam praktik negara-negara Eropa
kontinental memerlukan peradilan administrasi negara untuk
mengawasi tindakan pemerintah agar tetap sesuai dan konsisten
dengan ketentuan hukum. Pandangan negara hukum Barat didasari oleh
semangat pembatasan kekuasaan negara terhadap hak-hak indivu.Pada
sisi lain konsep rule of law ditentang oleh para ahli hukum yang
menganut paham Marxis yang memperkenalkan istilah socialist
legality. Jika konsep rule of law ditujukan pada satu titik
sentral, yaitu dignity of man sehingga kekuasaan negara harus
dibatasi maka dalam konsep sosialist legality, hukum sebagai
guiding principles yang meliputi segala aktivitas dari organ-organ
negara, pemerintahnya, pejabat-pejabatnya serta warga-warganya.
Dalam kaitan ini Oemar Seno Adji berkesimpulan bahwa socialist
legality lebih memberi kemungkinan bagi uniformitas dan
similiaritas dalam asa-asanya daripada variatas yang
bermacam-macam. Ia dapat dikembalikan kepada putusan Lenin mengenai
On the precise observance of laws yang menghendaki agar supaya
semua warga negara, organ-organ negara dan pejabat-pejabat mematuhi
hukum dan dektrit-dekrit dari penguasa Uni Sovyet (Oemar Seno Adji,
1980: 13). Hak-hak individu dalam konsep socialist legality tetap
dihormati, akan tetapi harus dikaitkan dengan dan tunduk pada
cita-cita masyarakat sosialis. Karena itu pembatasan tidak saja
difokuskan pada kekuasaan negara terhadap individu tetapi juga pada
kebebasan individu terhadap negara dan cita masyarakat sosialis.
Demikian juga pengadilan yang independen diakui, tetapi memberikan
hak kepada pemerintah untuk memberikan rekomendasi, usul dan saran.
Walaupun Uni Soviet sudah runtuh sebagai sebuah negara namun konsep
socialist legality tetap memiliki pengaruh dan menjadi kajian yang
menarik sebagai sumber pengembangan konsep negara hukum pada masa
kini dan ke depan.Setelah mengkaji perkembangan praktik
negara-negara hukum moderen Jimly Asshiddieqie (lihat Jimly
Asshiddiqie, 2006: 151162), sampai pada kesimpulan bahwa ada 12
prinsip pokok negara hukum (rechtstaat) yang berlaku di zaman
sekarang, yaitu sumpremasi hukum (supremacy of law), persamaan
dalam hukum (equality before the law), asas legalitas (due process
of law), pembatasan kekuasaan, organ-organ eksekutif independen,
peradilan bebas dan tidak memihak, peradilan tata uasaha negara,
peradilan tata negara, perlindungan hak asasi manusia, bersifat
demokratis, berfungsi sebagai sarana mewujudkan tujuan negara serta
trasnparansi dan kontrol sosial. Keduabelas prinsip pokok itu
merupakan pilar-pilar utama yang menyangga berdiri tegaknya satu
negara hukum moderen dalam arti yang sebenarnya.Negara hukum
Indonesia yang dapat juga diistilahkan sebagai negara hukum
Pancasila, memiliki latar belakang kelahiran yang berbeda dengan
konsep negara hukum yang dikenal di Barat walaupun negara hukum
sebagai genus begrip yang tertuang dalam Penjelasan UUD 1945
terinspirasi oleh konsep negara hukum yang dikenal di Barat. Jika
membaca dan memahami apa yang dibayangkan oleh Soepomo ketika
menulis Penjelasan UUD 1945 jelas merujuk pada konsep rechtstaat.
Karena negara hukum dipahami sebagai konsep Barat, Satjipto Raharjo
(Lihat Satjipto Rahardjo, 2006: 48) sampai pada kesimpulan bahwa
negara hukum adalah konsep moderen yang tidak tumbuh dari dalam
masyarakat Indonesia sendiri, tetapi barang impor. Negara hukum
adalah bangunan yang dipaksakan dari luar. Lebih lanjut menurut
Satjipto, proses menjadi negara hukum bukan menjadi bagian dari
sejarah sosial politik bangsa kita di masa lalu seperti terjadi di
Eropa.Lahirnya negara hukum Pancasila menurut Padmo Wahyono (lihat
Tahir Azhary, 2003: 96) berbeda dengan cara pandang liberal yang
melihat negara sebagai suatu status tertentu yang dihasilkan oleh
suatu perjanjian bermasyarakat dari individu-individu yang bebas
atau dari status naturalis ke status civis dengan perlindungan
terhadap civil rights. Tetapi dalam negara hukum Pancasila terdapat
anggapan bahwa manusia dilahirkan dalam hubungannya atau
keberadaanya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu negara tidak
terbentuk karena perjanjian atau vertrag yang dualistis melainkan
atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas. Jadi
posisi Tuhan dalam negara hukum Pancasila menjadi satu elemen utama
bahkan menurut Oemar Seno Adji (Lihat Oemar Seno Adji, 1980: 25)
merupakan causa prima. Begitu pentingnya prinsip Ketuhanan ini
dalam negara Indonesia menempatkan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa,
sebagai prinsip pertama dari dasar negara Indonesia. Begitu
pentingnya dasar Ketuhanan ketika dirumuskan oleh para founding
fathers negara kita dapat dibaca pada pidato Soekarno pada 1 Juni
1945, ketika berbicara mengenai dasar negara (philosophische
grondslag ) yang menyatakan :Prinsip Ketuhanan! Bukan saja bangsa
Indonesia ber-Tuhan, tetapi masing-masing orang Indonesia hendaknya
ber-Tuhan. Tuhannya sendiri. Yang kristen menyembah Tuhan menurut
petunjuk Isa Al Masih, yang Islam menurut petunjuk Nabi Muhammad
s.a.w, orang Budha menjalankan ibadatnya menurut kitab-kitab yang
ada padanya. Tetapi marilah kita semuanya ber-Tuhan. Hendaknya
negara Indonesia ialah negara yang tiap-tiap orangnya dapat
menyembah Tuhannya dengan leluasa. Segenap rakyat hendaknya
ber-Tuhan. Secara kebudayaan yakni dengan tiada egoisme agama. Dan
hendaknya Negara Indonesia satu negara yang ber-Tuhan.Pidato
Soekarno ini, nampaknya merupakan rangkuman pernyataan dan pendapat
dari para anggota BPUPK dalam pemandangan umum mengenai dasar
negara yang dimulai sejak tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni itu.
Kesemuanya mengemukakan pentingnya dasar Ketuhanan ini menjadi
dasar negara, terutama pandangan dan tuntutan dari para tokoh Islam
yang menghendaki negara berdasarkan Islam. Dengan demikian negara
hukum Indonesia berbeda dengan konsep negara hukum Barat yang
menganut hak asasi dan kebebasan untuk ber-Tuhan maupun tidak
ber-Tuhan, serta tidak memungkinkan kampanye anti Tuhan maupun anti
agama dalam konsep socialist legality.Dengan demkian posisi agama
dalam negara hukum Pancasila tidak bisa dipisahkan dengan negara
dan pemerintahan. Agama menjadi satu elemen yang sangat penting
dalam negara hukum Pancasila. Negara hukum Indonesia tidak mengenal
doktrin separation of state and Curch. Bahkan dalam UUD 1945
setelah perubahan nilai-nilai agama menjadi ukuran untuk dapat
membatasi hak-hak asasi manusia (lihat Pasal 28J UUD 1945). Negara
hukum Indonesia tidak memberikan kemungkinan untuk adanya kebebasan
untuk tidak beragama, kebebasan untuk promosi anti agama serta
tidak memungkinkan untuk menghina atau mengotori ajaran agama atau
kitab-kitab yang menjadi sumber kepercayaan agama ataupun mengotori
nama Tuhan. Elemen inilah yang merupakan salah satu elemen yang
menandakan perbedaan pokok antara negara hukum Indonesia dengan
hukum Barat. Sehingga dalam pelaksanaan pemerintahan negara,
pembentukan hukum, pelaksanaan pemerintahan serta peradilan, dasar
ketuhanan dan ajaran serta nilai-nilai agama menjadi alat ukur
untuk menentukan hukum yang baik atau hukum buruk bahkan untuk
menentukan hukum yang konstitusional atau hukum yang tidak
konstitusional.Hak asasi (fundamental Untuk memahami hakikat Hak
Asasi Manusia, terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian dasar
tentang hak. Secara definitif hak merupakan unsur normatif yang
berfungsi sebagai pedoman berperilaku, melindungi kebebasan,
kekebalan serta menjamin adanya peluang bagi manusia dalam menjaga
harkat dan martabatnya. (Tim ICCE UIN, 2013)
John Locke menyatakan bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak
yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak
yang kodrati. Oleh karenanya, tidak ada kekuasaan apapun di dunia
yang dapat mencabutnya. Hak ini sifatnya sangat mendasar
(fundamental) bagi hidup dan kehidupan manusia dan merupakan hak
kodrati yang tidak bisa terlepas dari dan dalam kehidupan manusia.
(Masyhur Effendi, 1994)Konsepsi tentang HAM yang tumbuh dan
berkembang di kalangan sejarawan Eropa bermula dari Yurisprudensi
Romawi yang kemudian meluas pada etika teori alam (natural law).
Tentang hal ini, Robert Audi mengatakan sebagai berikut: the
concept of right arose in Roman Jurisprudence and was axtended to
ethics via natural law theory. Just a positive law makers, confers
legal right, so the natural confers natural right. (Robert Audi,
2005)Menurut Philipus M.Hadjon, 11 hak asasi manusia konsep Barat
yang pada dasarnya adalah pembatasan terhadap tindak tanduk negara
dan organ-organnya dan peletakan kewajiban negara terhadap warganya
sehingga prinsip yang terkandung dalam konsep hak asasi manusia
adalah tuntutan (claim) akan hak terhadap negara dan kewajiban yang
harus dilakukan oleh negara. (Philipus M. Hadjon, 2010)Hak asasi
manusia dalam Islam sebagaimana termasuk dalam fikih menurut Masdar
F. Masudi, memiliki lima prinsip utama, yaitu:1) Hak perlindungan
terhadap jiwaKehidupan merupakan sesuatu hal yang sangat niscaya
dan tidak boleh dilanggar oleh siapa pun, maka barang siapa yang
secara sengaja melanggar kehidupan orang lain, dia harus dihukum
setimpal supaya orang itu tidak melakukan hal yang sama di tempat
lain.
2) Hak Perlindungan KeyakinanPerlindungan keyakinan ini
dituangkan dalam ajaran La Iqrah fidhien (tidak ada pemaksaan dalam
beragama) atau Lakum dienukum waliyadien (bagimu agamamu, bagiku
agamaku). Oleh sebab itu, tidak diperbolehkan adanya pemaksaan
dalam memeluk agama. Tetapi dalam sejarah kemudian menurut Masdar
F. Masudi, hak perlindungan atas agama ini diterjemahkan dalam
aturan hukum yang memberi ketentuan keras terhadap orang yang
pindah agama. Padahal dalam konteks yang paling mendasar
(Al-Quran), tidak ada pemaksaandalam ketentuan memeluk agama.
3) Hak Perlindungan Terhadap Akal PikiranHak perlindungan
terhadap akal pikiran ini diterjemahkan dalam perangkathukum yang
sangat elementer, yakni tentang haramnya makan atau minum yang bisa
merusak akal pikiran. Barang siapa yang melanggar hal itu hukunya
cukup keras. Hukuman yang keras dimaksud sebagai perlindungan
terhadap akal pikiran. Sebenarnya dari penjabaran yang elementer
ini bisa ditarik lebih jauh, yakni perlindungan kebebasan
berpendapat, dan hak memperoleh pendidikan.
4) Hak Perlindungan Terhadap Hak MilikPerlindungan ini
diterjemahkan dalam hukum tentang keharaman mencuri dan hukuman
yang keras terhadap pencuri hak milik yang dilindungi secara sah.
Kalau diterjemahkan lebih luas hak ini dapat dipahami sebagai hak
bekerja atau memperoleh pendapatan yang layak, hak cipta, dan hak
kekayaan intelektual.
5) Hak Berkeluarga atau Hak Memperoleh Keturunan dan
Memertahankan Nama Baik Hak ini diterjemahkan begitu keras terutama
bagi mereka yang melakukan perbuatan zina. Orang yang menuduh
seseorang berbuat zina haruslah membuktikan dengan bukti 4 orang
saksi seperti yang terdapat di dalam AlQuran surat An-Nur ayat 4.
Jika tidak terbukti maka seseoarang itu tidak dapat dipersalahkan.
(Masdar F. Masudi, 2003
BAB IIIPEMBAHASAN3.1 Negara Hukum Indonesia3.1.1 Pengertian
hukumHukum merupakan peraturan-peraturan hidup di dalam masyarakat
yang dapat memaksa orang supaya menaati tata tertib dalam
masyarakat serta memberikan sanksi yang tegas berupa hukuman
terhadap yang tidak mentaatinya. Beberapa pendapat dari pakar hukum
antara lain sebagai berikut:a. Drs. E. Utrecht, S.H.Dalam bukunya
yang berjudul Pengantar dalam Hukum Indonesia (1953), beliau
mencoba membuat suatu batasan sebagai pegangan bagi orang yang
sedang mempelajari ilmu hukum. Menurutnya, hukum ialah himpunan
peraturan-peraturan (perintah dan larangan) yang mengatur tata
tertib kehidupan bermasyarakat yang seharusnya ditaati oleh anggota
masyarakat yang bersangkutan karena pelanggaran petunjuk hidup itu
dapat menimbulkan tindakan dari pihak pemerintah.b. Achmad AliHukum
ialah seperangkat norma tentang apa yang benar dan apa yangsalah
yang dibuat atau diakui eksistensinya oleh pemerintah, yang
dituangkanbaik dalam aturan tertulis (peraturan) maupun yang tidak
tertulis, yang mengikat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya
secara keseluruhan, dan dengan ancaman sanksi bagi pelanggar aturan
itu (2008).
c. Immanuel KantHukum ialah keseluruhan syarat-syarat yang
dengan ini kehendak bebas dari orang yang satu dapat menyesuaikan
diri dengan kehendak bebas dariorang lain, menuruti peraturan hukum
tentang kemerdekaan (1995).d. Leon DuguitHukum ialah aturan tingkah
laku para anggota masyarakat yang harusditaati oleh masyarakat
sebagai jaminan kepentingan bersama dan jika dilanggar akan
menimbulkan reaksi bersama terhadap orang yang melakukan
pelanggaran itu (1919).e. Prof. Dr. Mochtar KusumaatmadjaHukum
ialah keseluruhan kaidah-kaidah serta asas-asas yang mengatur
pergaulan hidup dalam masyarakat dan bertujuan memelihara
ketertiban serta meliputi lembaga-lembaga dan proses guna
mewujudkan berlakunya kaidahsebagai kenyataan dalam masyarakat
(1986).Dari rumusan-rumusan definisi tentang hukum tersebut, dapat
ditarik kesimpulan bahwa hukum itu meliputi beberapa unsur, yaitu
sebagai berikut:1. Peraturan tentang tingkah laku manusia dalam
pergaulan masyarakat2. Peraturan diadakan oleh badan-badan resmi
yang berwajib3. Peraturan tersebut bersifat memaksa4. Sanksi
terhadap pelanggaran bersifat tegas.
3.1.2 Tujuan hukumDalam pergaulan masyarakat terdapat aneka
macam hubungan antara anggota masyarakat, yakni hubungan yang
ditimbulkan oleh kepentingan kepentingan anggota masyarakat itu.
Untuk menjamin kelangsungan keseimbangan dalam hubungan antara
anggota masyarakat, diperlukan aturan-aturan hukum yang diadakan
atas kehendak dan kesadaran tiap-tiap anggota masyarakat itu.
Peraturan-peraturan hukum yang bersifat mengaturdan memaksa anggota
masyarakat untuk patuh mentaatinya, menyebabkan terdapatnya
keseimbangan dalam tiap perhubungan dalam masyarakat. Setiap
hubungan kemasyarakatan tak boleh bertentangan dengan
ketentuan-ketentuan dalam peraturan hukum yang berlaku dalam
masyarakat. Setiappelanggar hukum yang ada akan dikenai sanksi
berupa hukuman sebagaireaksi terhadap perbuatan yang melanggar
hukum.Untuk menjaga agar peraturan-peraturan hukum itu dapat
berlangsung terus dan diterima oleh anggota masyarakat, maka
peraturan-peraturan hukum yang ada harus sesuai dan tidak boleh
bertentangan dengan asas-asas keadilan dari masyarakat tersebut.
Dengan demikian, hukum itu bertujuan untuk:1. Menjamin kepastian
hukum bagisetiap orang dalam masyarakat.2. Menjaga jangan sampai
terjadiperbuatan main hakim sendiri dalampergaulan di masyarakat.3.
Menjamin ketertiban, ketentraman, kedamaian, keadilan, kemakmuran,
kebahagiaan, dan kebenaran dalam masyarakat.
3.1.3 Penggolongan hukuma.Menurut sumber hukumSumber hukum
adalah segala sesuatu yang berupa tulisan, dokumen, naskah, dan
sebagainya, yang dipergunakan oleh suatu bangsa sebagai pedoman
hidupnya pada masa tertentu. Adapun sumber hukum menurut Sudikno
Mertokusumo terbagi atas dua hal.1)Sumber hukum materialadalah
tempat dari mana materi itu diambil. Sumber hukum material ini
merupakan faktor yang membantu pembentukan hukum, misalnya,
hubungan sosial, hubungan kekuatan politik, situasi sosial ekonomi,
tradisi (pandangan keagamaan, kesusilaan),hasil penelitian ilmiah,
perkembangan internasional, dan keadaan geografis.2)Sumber hukum
formalmerupakan tempat atau sumber dari mana suatu peraturan
memperoleh kekuatan hukum. Hal ini berkaitan dengan bentuk atau
cara yang menyebabkan peraturan hukum itu formal berlaku. Sumber
hukum formal ialah undang-undang, perjanjian antarnegara,
yurisprudensi, dan kebiasaan.Berikut macam-macam sumber hukum yang
berlaku di Indonesia. Kebiasaan hukum tidak tertulisKebiasaan ialah
sumber hukum tertua, sumber dari mana dikenal ataudapat digali
sebagian dari hukum di luar undang-undang. Kebiasaan merupakan
tindakan menurut pola tingkah laku yang tetap, ajeg, lazim, normal
dalam masyarakat atau pergaulan hidup tertentu yang diulang-ulang
terhadap hal yang sama dan kemudian diterima serta diakui oleh
masyarakat. Di dalam masyarakat, keberadaan hukum tidak tertulis
(kebiasaan) diakui sebagai salah satu norma hukum yang dipatuhi.
Dalam praktik penyelenggaraan negara, hukum tidak tertulis disebut
konvensi. Hukum tidak tertulis dipatuhi karena adanya kekosongan
hukum tertulis yang sangat dibutuhkan masyarakat/negara. Oleh
karena itu, hukum tidak tertulis (kebiasaan) sering digunakan oleh
para hakim untuk memutuskan perkara yang belum pernah diatur
didalam undang-undang. DoktrinDoktrin adalah pendapat para ahli
hukum terkemuka yang dijadikan dasar atau asas-asas penting dalam
hukum dan penerapannya. Pendapat para sarjana hukum yang ternama
juga mempunyai kekuasaan dan pengaruh dalam pengambilan keputusan
oleh hakim. Ketika akan menetapkan apa yang akan menjadi dasar
keputusannya, hakim sering menyebut atau mengutip pendapat. Pendapa
titu menjadi dasar keputusan hakim tersebut. Doktrin bisa menjadi
sumber hukum formal apabila digunakan oleh para hakim dalam
memutuskan perkara melalui yurisprudensi di mana doktrin tersebut
menjadi alasan atau dasar hakim dalam memutuskan perkara tersebut.
Undang-undangPengertian undang-undang dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaituundang-undang dalam arti material dan undang-undang
dalam arti formal.a) Undang-undang dalam arti material ialah setiap
peraturan yangdikeluarkan oleh pemerintah yang dilihat dari isinya
disebut undang-undang dan mengikat setiap warga negara secara umum.
Di dalamUUD 1945, dapat kita jumpai beberapa contoh, seperti
undang-undang dasar, ketetapan MPR, undang-undang, peraturan
perundang-undangan, peraturan pemerintah, keputusan presiden, dan
peraturan daerah.b) Undang-undang dalam arti formal ialah setiap
keputusan penguasa yangdilihat dari bentuknya dan cara terjadinya
dapat disebut undang-undang. Jadi, undang-undang dalam arti formal
merupakan ketetapan pengua sayang memperoleh sebutan undang-undang
karena cara pembentukannya.Misalnya, ketentuan Pasal 5 ayat (1) UUD
1945 (amendemen) yangberbunyi: Presiden memegang kekuasaan
membentuk undang-undangdengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
Jadi, undang-undang yang dibentuk oleh presiden bersama DPR
tersebut dapat diakui sebagaisumber hukum formal karena dibentuk
oleh yang berwenang sehingga derajat peraturan itu sah sebagai
undang-undang. YurisprudensiYurisprudensi ialah keputusan hakim
terdahulu terhadap suatu perkara yang tidak diatur oleh
undang-undang dan dijadikan pedoman oleh hakim lainnya dalam
memutuskan perkara yang serupa. Munculnya yurisprudensi dikarenakan
adanya peraturan perundang-undangan yang kurang maupun tidak jelas
pengertiannya sehingga menyulitkan hakim dalam memutuskan suatu
perkara. Untuk itu, hakim membuat maupun membentuk hukum baru
dengan cara mempelajari putusan-putusan hakim terdahulu, khususnya
tentang perkara-perkara yang sedang dihadapinya.Diakuinya
yurisprudensi sebagai sumber hukum didasarkan pada bunyi Pasal 22B
Algemeene Bepalingenvan Wetgeving voor Indonesia (AB) atau
ketentuan-ketentuan umum tentang peraturan perundangan untuk
Indonesia yang menyatakan bahwa hakim tidak boleh menolak untuk
menyelesaikan suatu perkara dengan alasan bahwa peraturan
perundangan yang bersangkutan tidak menyebutkan, tidak jelas atau
tidak lengkap, maka ia dapat dituntut untuk dihukum karena menolak
mengadili. Hal itu sesuai dengan Pasal 16 ayat (1) UU No. 4 tahun
2004 tentang kekuasaan kehakiman yang berbunyi: Pengadilan tidak
boleh menolak untuk memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara
yang diajukan dengan dalih hanya hukum tidak ada atau kurang jelas,
melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya. TraktatTraktat
ialah perjanjian dalam hubungan internasional antara satu negara
dengan negara lainnya. Apabila dua orang mengadakan kata sepakat
(konsensus) tentang sesuatu hal, maka mereka lalu mengadakan
perjanjian. Akibat perjanjian ini ialah pihak-pihak yang
bersangkutan terikat pada isi perjanjian yang mereka adakan itu.
Hal ini disebut pacta sunt servanda, yang berarti bahwa perjanjian
mengikat pihak-pihak yang mengadakannya atau setiap perjanjian
harus ditaati dan ditepati. Traktat dapat dibedakan menjadi
dua.a)Traktat bilateralialah perjanjian yang diciptakan oleh dua
negara. Traktatini bersifat tertutup karena hanya melibatkan dua
negara yangberkepentingan. Misalnya, Perjanjian Dwi-Kewarganegaraan
antara Indonesia dan RRC.b)Traktat multilateralialah perjanjian
yang dibuat atau dibentuk oleh lebih dari dua negara. Contohnya,
perjanjian internasional tentang pertahanan bersama negara-negara
Eropa (NATO). Apabila ada traktat multilateral yang memberikan
kesempatan pada negara-negara yang semula tidakturut mengadakannya,
tetapi kemudian juga menjadi pihaknya, makatraktat tersebut adalah
traktat kolektif atau traktat terbuka, misalnya,Piagam Perserikatan
Bangsa-Bangsa.b.Menurut sasarannya1) Hukum satu golongan, yaitu
hukum yang berlaku bagi satu golongan tertentu.2) Hukum semua
golongan, yaitu hukum yang berlaku bagi semua golongantanpa
kecuali. Contohnya, UU No. 12/2006 tentang Kewarganegaraan.3) Hukum
antargolongan, yaitu hukum yang mengatur untuk kepentingantertentu
dengan golongan lain. Contohnya, UU No. 2/1958 tentang
Dwi-Kewarganegaraan RI-RRC.c.Menurut Bentuknya1)Hukum tertulis,
yaitu hukum yang dapat kita temui dalam bentuk tertulis,resmi, dan
dicantumkan dalam berbagai peraturan negara. Contohnya, UUD1945.
Mengenai hukum tertulis, ada yang telah dikodifikasikan dan yang
belum dikodifikasikan. Kodifikasi ialah pembukuan jenis-jenis hukum
tertentu dalam kitab undang-undang secara sistematis dan
lengkap.2)Hukum tidak tertulis, yaitu kebiasaan-kebiasan yang
tumbuh dan terpelihara dalam masyarakat atau hukum yang masih hidup
dan tumbuh dalam keyakinan masyarakat tertentu (hukum adat). Dalam
praktik ketatanegaraan, hukum tidak tertulis disebut konvensi.
Contohnya, pidato kenegaraan presiden setiap tanggal 16
Agustus.
d.Menurut isinya1) Hukum publik (hukum negara), yaitu hukum yang
mengatur hubungan antara negara dan alat-alat perlengkapan atau
hubungan antara negara dengan perseorangan (warga negara). Dalam
arti formal, hukum publik mencakup hukum acara, hukum tata negara,
hukum administrasi negara, dan hukum pidana. Hukum AcaraHukum acara
disebut juga hukum formal (pidana dan perdata). Hukum acara atau
hukum formal ini adalah rangkaian kaidah hukum yang mengatur
cara-carabagaimana mengajukan suatu perkara kemuka suatu badan
peradilan serta caracarahakim memberikan putusan. Hukum acara
dibedakan menjadi dua, yaitu hukumacara pidana dan hukum acara
perdata.Hukum acara pidanaadalah rangkaian peraturan hukum yang
menentukan bagaimana cara-cara mengajukan ke depan pengadilan
perkara-perkara kepidanaan, bagaimana cara-cara menjatuhkan hukuman
oleh hakim, dan jika ada orang yang disangka melanggar aturan hukum
pidana yang telah ditetapkan sebelum perbuatan melanggar hukum itu
terjadi.Adapun hukum acara perdataadalah rangkaian peraturan hukum
yang menentukan bagaimana cara-cara mengajukan ke depan pengadilan
perkara-perkara keperdataan dalam arti luas. Hukum
tatanegara.Hukumtata negara ialah peraturan-peraturan hukum yang
mengatur tentang bentuk, sifat, serta tugas negara berikut susunan
pemerintahan serta ketentuan yang menetapkan hak serta kewajiban
warga negara terhadap pemerintah. Demikian pula sebaliknya, hak
serta kewajiban pemerintahan terhadap warga negarnya. Hukum tata
negara hanya khusus menyorot negara tertentu saja yang menitik
beratkan pada hal-hal yang bersifat mendasar dari negara.
Hukum administrasi negaraHukum administrasi negara ialah
peraturan yang mengatur ketentuan mengenai hubungan antara alat
perlengkapan negara serta kekuasaan negara maupun antara warga
negara serta perlengkapan negara. Jadi, hukum administrasi negara
mengatur mengenai hal-hal yang bersifat teknis dari negara. Hukum
pidanaHukum pidana ialah hukum yang mengatur tentang pelanggaran
serta kejahatan terhadap kepentingan umum sehingga perbuatan
tersebut diancam dengan hukuman. Bentuk maupun jenis pelanggaran
serta kejahatan tertuang dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP). Pelanggaran ialah perbuatan yang diancam dengan hukuman
denda. Misalnya, pengendara motor tidak membawa SIM atau tidak
mengenakan helm. Kejahatan ialah perbuatan yang melawan hukum
mengenai persoalan besar. Misalnya, penganiayaan, pembunuhan,
danpencurian.Hukumpidana tidak berlaku terhadap perbuatan yang
dilakukan sebelum undang-undang ini diadakan. Prinsip ini sesuai
dengan Pasal 1ayat (1) KUHP, yang menyatakan bahwa suatu perbuatan
tidak dapat dihukum selain atas kekuatan aturan pidana dalam
undang-undang yang diadakan sebelum perbuatan itu terjadi.2) Hukum
privatPada pengertian luas, hukum privat (perdata) ialah rangkaian
peraturan hukum yang mengatur hubungan hukum antara orang yang satu
dengan orang yang lainnya, dengan menitikberatkan pada kepentingan
perseorangan. Pembagian dan sistematika hukum perdata adalah
sebagai berikut.
Hukum kekayaanPengertian hukum kekayaan adalah peraturan hukum
yang mengatur tentang hubungan-hubungan hukum yang dapat dinilai
dengan uang. Hukum kekayaan mengatur benda (segala barang serta hak
yang dapat menjadi milik orang maupun objek hak milik) serta
hak-hak yang dapat dimiliki atas benda. Hukum ini mencakup dua hal
berikut.a) Hukum benda, yakni hukum yang mengatur hak-hak kebendaan
yang bersifat mutlak. Artinya, hakterhadap benda diakui serta
dihormati oleh setiap orang.b) Hukum perikatan, yaitu hukum yang
mengatur hubungan yang bersifat kehartaan antara dua orang atau
lebih. Pihak pertama berhak atas sesuatu prestasi (pemenuhan
sesuatu), sedangkan pihak lain wajib memberikan sesuatu. Pihak yang
wajib memenuhi perikatan tersebut disebut debitur, sedangkan pihak
yang berhak atas pemenuhan sesuatu perikatan disebut kreditur.
Objek perikatan ialah prestasi, yaitu hal pemenuhan perikatan.
Hukum peroranganPengertian hukum perorangan ialah himpunan
peraturan yang mengatur manusia sebagai subjek hukum dan tentang
kecakapannya memiliki hak-hak serta bertindak sendiri dalam
melaksanakan hak-haknyaitu. Manusia dan badan hukum (PT, CV, Firma,
dan sebagainya)merupakan pembawa hak atau sebagai subjek hukum.
Hukum warisHukum yang mengatur benda atau kekayaan seseorang jika
ia meninggal dunia disebut hukum waris. Hukum ini mengatur akibat
dari hubungan keluarga terhadap harta peninggalan seseorang. Hukum
waris mengatur pembagian harta peninggalan, ahli waris, urutan
penerima waris, hibah, serta wasiat. Hukum keluargaHukum keluarga
ialah hukum yang memuat rangkaian peraturan yang timbul dari
pergaulan hidup keluarga. Hubungan keluarga terjadi sebagai akibat
adanya perkawinan yang sah antara seorang laki-lakidan perempuan.
Hukum dagang dan hukum adata) Hukum dagangHukum dagang ialah sebuah
hukum yang mengatur hubunganhukum antara manusia serta badan hukum
satu sama lainnya dalampermasalahan perdagangan atau perniagaan.
Berikut hal-hal yang diatur dalam hukum dagang.Hukum dagang bisa
juga disebut hukum perdata dalam pengertian sempit. Van Khan
berpendapat bahwa hukum dagang ialah satu tambahan hukum perdata,
tambahan khsusus (lex spesialis). Hukum dagang tidaklah berdiri
sendiri lepas dari hukum perdata, melainkan melengkapi hukum
perdata.b) Hukum adatHukum adat ialah peraturan hukum yang tumbuh
serta berkembang pada masyarakat tertentu dan hanya dipatuhi oleh
masyarakat yang bersangkutan. Hukum adat biasanya merupakan
perbuatan berulang-ulang terhadap hal yang sama, kemudian diterima
serta disetujui oleh masyarakat sehingga bagiorang yang
melanggarnya akan merasa bertentangan dengan perasaan hukum.
Beberapa contoh hukum adat ialah perkawinan adat Batak berdasarkan
garis keturunan patrilineal, tata cara pernikahan daerah Jawa, dan
pembagian warisan (adat) di Minangkabau menurut garis keturunan
matrilineal.e.Menurut wujudnya1) Hukum subjektif, yakni hukum yang
timbul dari hukum objektif yang dihubungkan dengan seseorang
tertentu. Contohnya, UU No. 1/74 tentang Perkawinan.2) Hukum
objektif, yaitu hukum dalam negara yang berlaku umum dan tidak
mengenal orang atau golongan tertentu. Contohnya, UU No. 14/92
tentang Lalu Lintas.f.Menurut waktu berlakunya1)lus contitutumatau
hukum positif, yaitu hukum yang berlaku sekarang bagisuatu
masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu atau hukum yang
berlaku bagi suatu masyarakat pada suatu waktu, dalam suatu tempat
tertentu. Ada sarjana yang menamakan hukum positif itu Tata
Hukum.2)lus constituendum, yaitu hukum yang diharapkan berlaku pada
waktu yang akan datang.3) Hukum antarwaktu, yaitu hukum yang
berlaku di mana-mana segala waktu dan untuk segala bangsa di dunia.
Hukum ini tak mengenal batas waktu melainkan berlaku untuk
selama-lamanya (abadi) terhadap siapapun juga di seluruh
tempat.g.Menurut ruang atau wilayah berlakunya1) Hukum lokal, yaitu
hukum yang hanya berlaku di suatu daerah tertentu.Contohnya, Hukum
Adat Batak, Jawa, Dayak, dan Minangkabau.2) Hukum nasional, yaitu
hukum yang berlaku di suatu negara tertentu.Contohnya, Hukum
Nasional Indonesia, Malaysia, dan Amerika Serikat.3) Hukum
internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum antara dua
negara atau lebih. Contohnya, hukum perang dan hukum perdata
internasional.h.Menurut tugas dan fungsiBerdasarkan tugas dan
fungsinya, hukum terbagi atas hukum material dan hukum formal.
Hukum yang mengatur peraturan yang berhubungan dengan kepentingan
yang berwujud perintah dan larangan disebut hukum material.
Misalnya, hukum pidana, hukum perdata, dan hukum dagang. Hukum yang
mengatur cara bagaimana mempertahankan berlakunya hukum material
apabila hukum material dilanggar disebut hukum acara atau formal.
Misalnya, bagaimana cara mengajukan tuntutan dan cara hakim
mengambil keputusan.3.2 Indonesia sebagai negara hukumDasar yuridis
bagi negara Indonesia sebagai negara hukum tertera pada Pasal 1
ayat (3) UUD Negara RI 1945 (amandemen ketiga), Negara Indonesia
adalah Negara Hukum Konsep negara hukum mengarah pada tujuan
terciptanya kehidupan demokratis, dan terlindungi hak azasi
manusia, serta kesejahteraan yang berkeadilan. Bukti lain yang
menjadi dasar yuridis bagi keberadaan negara hokum Indonesia dalam
arti material, yaitu pada: Bab XIV Pasal 33 dan Pasal 34 UUD Negara
RI 1945, bahwa negara turut aktif dan bertanggungjawab atas
perekonomian negara dan kesejahteraan rakyat.Dalam dekade abad 20
konsep negara hukum mengarah pada pengembangan negara hukum dalam
arti material. Arah tujuannya memperluas peran pemerintah terkait
dengan tuntutan dan dinamika perkembangan jaman. Konsep negara
hukum material yang dikembangkan di abad ini sedikitnya memiliki
sejumlah ciri yang melekat pada negara hukum atau Rechtsstaat,
yaitu sebagai berikut:1. HAM terjamin oleh undang-undang2.
Supremasi hukum3. Pembagian kekuasaan ( Trias Politika) demi
kepastian hukum4. Kesamaan kedudukan di depan hukum5. Peradilan
administrasi dalam perselisihan6. Kebebasan menyatakan pendapat,
bersikap dan berorganisasi7. Pemilihan umum yang bebas8. Badan
kehakiman yang bebas dan tidak memihakDi dalam negara hukum, setiap
aspek tindakan pemerintahan baik dalam lapangan pengaturan maupun
dalam lapangan pelayanan harus didasarkan pada peraturan
perundang-undangan atau berdasarkan padalegalitas. Artinya
pemerintah tidak dapat melakukan tindakan pemerintahan tanapa dasar
kewenangan.Unsur-unsur yang berlaku umum bagi setiap negara hukum,
yakni sebagai berikut:1. Adanya suatu sistem pemerintahan negara
yang didasarkan atas kedaulatan rakyat.2. Bahwa pemerintah dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya harus berdasar atas hukum atau
peraturan perundang-undangan.3. Adanya jaminan terhadap hak-hak
asasi manusia (warga negara).4. Adanya pembagian kekuasaan dalam
negara.5. Adanya pengawasan dari badan-badan peradilan
(rechterlijke controle) yang bebas dan mandiri, dalam arti lembaga
peradilan tersebut benar-benar tidak memihak dan tidak berada di
bawah pengaruh eksekutif.6. Adanya peran yang nyata dari
anggota-anggota masyarakat atau warga negara untuk turut serta
mengawasi perbuatan dan pelaksanaan kebijaksanaan yang dilakukan
oleh pemerintah.7. Adanya sistem perekonomian yang dapat menjamin
pembagian yang merata sumberdaya yang diperlukan bagi kemakmuran
warga negara.Unsur-unsur negara hukum ini biasanya terdapat dalam
konstitusi. Oleh karena itu, keberadaan konstitusi dalam suatu
negara hukum merupakan kemestian. Menurut Sri Soemantri, tidak ada
satu negarapun di dunia ini yang tidak mempunyai konstitusi atau
undang-undang dasar. Negara dan konstitusi merupakan dua lembaga
yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain.Eksistensi
Indonesia sebagai negara hukum secara tegas disebutkan dalam
Penjelasan UUD 1945 (setelah amandemen) yaitu pasal 1 ayat (3);
Indonesia ialah negara yang berdasar atas hukum (rechtsstaat).
Indikasi bahwa Indonesia menganut konsepsi welfare state terdapat
pada kewajiban pemerintah untuk mewujudkan tujuan-tujuan negara,
sebagaimana yang termuat dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945,
yaitu; Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan melaksanakan ketertiban dunia. Tujuan-tujuan ini
diupayakan perwujudannya melalui pembangunan yang dilakukan secara
bertahap dan berkesinambungan dalam program jangka pendek,
menengah, dan panjang.Menurut Philipus M. Hadjon, karakteristik
negara hukum Pancasila tampak pada unsur-unsur yang ada dalam
negara Indonesia, yaitu sebagai berikut :1. Keserasian hubungan
antara pemerintah dan rakyat berdasarkan asas kerukunan;2. Hubungan
fungsional yang proporsional antara kekuasaan-kekuasaan negara;3.
Prinsip penyelesaian sengketa secara musyawarah dan peradilan
merupakan sarana ter-akhir;4. Keseimbangan antara hak dan
kewajiban.Berdasarkan penelitian Tahir Azhary, negara hukum
Indonesia memiliki ciri-ciri sebagai berkut :1. Ada hubungan yang
erat antara agama dan negara;2. Bertumpu pada Ketuhanan Yang Maha
Esa;3. Kebebasan beragama dalam arti positip;4. Ateisme tidak
dibenarkan dan komunisme dilarang;5. Asas kekeluargaan dan
kerukunan.Meskipun antara hasil penelitian Hadjon dan Tahir Azhary
terdapat perbedaan, karena terdapat titik pandang yang berbeda.
Tahir Azhary melihatnya dari titik pandang hubungan antara agama
dengan negara, sedangkan Philipus memandangnya dari aspek
perlindungan hukum bagi rakyat. Namun sesungguhnya unsur-unsur yang
dikemukakan oleh kedua pakar hukum ini terdapat dalam negara hukum
Indonesia. Artinya unsur-unsur yang dikemukakan ini saling
melengkapi.3.3 HAM di IndonesiaUntuk memahami hakikat HAM terlebih
dahulu memahami pengertian dasar tentang hak. Secara definitif hak
merupakan unsur normatif yang berfungsi sebagai pedoman
berperilaku, melindungi kebebasan, kekebalan serta menjamin adanya
peluang bagi manusia dalam menjaga harkat dan martabatnya.3.3.1
Pengertian HAMMenurut Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999, HAM adalah
seperangkathak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai
makhluk TuhanYang Maha Esa. Hak itu merupakan anugerah-Nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh Negara,
hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.Sifat HAM adalah
universal, artinya berlaku untuk semua manusia tanpa
membeda-bedakan suku, ras, agama, dan bangsa (etnis). HAM harus
ditegakkan demi menjamin martabat manusia seutuhnya di seluruh
dunia. Hal itu tercermin dalam Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia.Ada berbagai versi definisi mengenai HAM. Setiap definisi
menekankan padasegi-segi tertentu dari HAM. Berikut beberapa
definisi tersebut.1. HAM dan kebebasan-kebebasan fundamental adalah
hak-hak individual yangberasal dari kebutuhan-kebutuhan serta
kapasitas-kapasitas manusia. (DavidBeetham dan Kevin Boyle)2. HAM
adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaanmanusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara,
hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkatdan martabat manusia. (Pasal 1 butir 1 UU No. 39
tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan Pasal 1 butir 1 UU No. 26
tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia)3. HAM adalah hak
hukum yang dimiliki setiap orang sebagai manusia. Hak-hak tersebut
bersifat universal dan dimiliki setiap orang, kaya maupun miskin,
laki-laki ataupun perempuan. Hak-hak tersebut mungkin saja
dilanggar, tetapi tidak pernah dapat dihapuskan. Hak asasi
merupakan hak hukum, ini berarti bahwa hak-hak tersebut merupakan
hukum. Hak asasi manusia dilindungi oleh konstitusi dan hukum
nasional di banyak negara di dunia. (C. de Rover)4. HAM adalah
ruang kebebasan individu yang dirumuskan secara jelas dalam
konstitusi dan dijamin pelaksanaannya oleh pemerintah.
(Austin-Ranney)5. HAM adalah hak yang dimiliki oleh semua umat
manusia di segala masa dan di segala tempat karena keutamaan
keberadaannya sebagai manusia.(A.J.M. Milne)6. HAM adalah hak-hak
yang dimiliki manusia bukan karena diberikan kepadanya oleh
masyarakat. Jadi bukan karena hukum positif yang berlaku, melainkan
berdasarkan martabatnya sebagai manusia. Manusia memilikinya karena
ia manusia. (Franz Magnis-Suseno) Ciri khusus HAMHak asasi manusia
memiliki ciri-ciri khusus jika dibandingkan dengan hakhakyang lain.
Ciri khusus hak asasi manusia sebagai berikut.1. Tidak dapat
dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat dihilangkan atau
diserahkan.2. Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak
mendapatkan semua hak,apakah hak sipil dan politik atau hak
ekonomi, social, dan budaya.3. Hakiki, artinya hak asasi manusia
adalah hak asasi semua umat manusia yang sudah ada sejak lahir.4.
Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang
tanpa memandang status, suku bangsa, gender, atau perbedaan
lainnya. Persamaan adalah salah satu dari ide-ide hak asasi manusia
yang mendasar.Macam-macam HAMSesuai dengan perkembangan zaman dan
tuntutan reformasi, maka aspek HAM berkembang demikian pesat
sebagaimana diatur dalam UUD dan perundangan yang berlaku.
Perkembangan tuntutan HAM tersebut berdasar tingkat kemajuan
peradaban budaya bangsa dapat dibagi secara garis besar meliputi
bidang berikut ini.Hak ekonomi, sosial, dan budaya, meliputi:1) hak
untuk membentuk serikat pekerja,2) hak atas pendidikan,3) hak atas
pekerjaan,4) hak atas pensiun, dan5) hak atas hidup yang layak.Hak
sipil dan politik, meliputi:1) hak mempunyai pendapat tanpa
mengalamigangguan;2) hak untuk hidup;3) hak untuk berserikat;4) hak
atas kebebasan dan persamaan;5) hak atas berpikir, mempunyai
konsiensi, danberagama;6) hak atas kesamaan di muka badan badan
peradilan;7) hak kebebasan berkumpul secara damai.Secara umum, hak
asasi asasi manusia terdiri atas lima macam.1. Hak asasi untuk
memperoleh perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan
(procedural rights).2. Hak asasi politik (political rights).3. Hak
asasi pribadi (personal rights).4. Hak asasi untuk memperoleh
perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan (rights of legal
equality).5. Hak asasi ekonomi (poverty rights).Dalam HAM,
terkandung pula kewajiban-kewajiban dasar manusia sebagai
berikut.1. Setiap orang wajib menghormati hak asasi orang lain,
moral, etika, dan tatatertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.2. Setiap orang yang ada di wilayah negara RI wajib
patuh pada peraturanperundang-undangan, hukum tidak tertulis, dan
hukum internasional (mengenaihak asasi manusia yang telah diterima
oleh negara RI).3. Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap
orang wajib tunduk kepada batasan yang ditetapkan oleh
undang-undang.4. Setiap warga negara wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara.5. Setiap hak asasi seseorang menimbulkan
kewajiban dasar dan tanggung jawabuntuk menghormati hak asasi orang
lain secara timbal balik. Hak Asasi Manusia di IndonesiaHAM di
Indonesia bersumber dan bermuara pada Pancasila, yang artinya bahwa
HAM adalah menjadi jaminan filsafat yang kuat dari filsafat bangsa.
Beberapa instrument HAM yang ada di Indonesia antara lain yaitu
Undang Undang Dasar 1945, Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang
Hak Asasi Manusia, Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia dan instrumennya yaitu Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia atau Komnas HAM.
3.3 Pengertian Pelanggaran HAMMenurut Pasal 1 Angka 6 UU No. 39
Tahun 1999 yang dimaksud dengan pelanggaran hak asasi manusia
adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk
aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian
yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau
mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang
dijamin oleh undang-undang dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan
tidak akan memperoleh penyesalan hukum yang adil dan benar
berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.Menurut UU no 26 Tahun
2000 tentang pengadilan HAM, Pelanggaran HAM adalah setiap
perbuatan seseorang atau kelompok orng termasuk aparat negara baik
disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi,
membatasi, dan atau mencabut Hak Asasi Manusia seseorang atau
kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak
didapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian
hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang
berlaku.Dengan demikian pelanggaran HAM merupakan tindakan
pelanggaran kemanusiaan baik dilakukan oleh individu maupun oleh
institusi negara atau institusi lainnya terhadap hak asasi individu
lain tanpa ada dasar atau alasan yuridis dan alasan rasional yang
menjadi pijakannya.
3.4.1 Kasus Pencurian Kayu Oleh Nenek AsyaniNenek berusia 63
tahun yang beralamat Dusun Kristal RT 02 RW 03 Desa Jatibanteng
Kecamatan Jatibanteng Kabupaten Situbondo, dituduh mencuri kayu
oleh pihak perhutani Desember 2014 lalu. Kayu jati yang sudah enam
tahun lalu dipugar oleh suami nenek arsyani yang saat ini telah
meninggal itu yang menurutnya diambil di lahan milik pribadinya
dulu pada tahun 2010 silam itu yang sekarang sudah di jual. Pada
bulan Juli 2014, dia hendak membuat dipan atau lencak (tempat duduk
seperti tempat kasur), dia pun meminta menantunya, Ruslan, menyewa
mobil milik Abdus Salam dan membawa kayu-kayu itu ke Sucipto,
tukang kayu. Tapi nahas, saat melintas di Perhutani, polisi hutan
menyita kayu tersebut karena dianggap barang curian di kawasan
hutan produksi. Kemudian Sawin hanya melaporkan telah kehilangan
dua pohon kayu jati di petak 43F yang di duga kayu milik nenek
Arsyani adalah hasil curian yang di ambil di tanah milik perhutani
tersebut dengan ukuran cukup beragam, mulai dari 3x8x 90
sentimeter, sebanyak 5 batang; 3x8x100 sebanyak 5 batang; 3x8x130
sebanyak 8 batang; 3x8x150 sebanyak 1 batang; 3x8x200 sebanyak 7
batang; 2x15x200 sebanyak 8 batang; dan 4 batang lagi juga
berukuran panjang 200 sentimeter itu dilihat dari serat-seratnya
terjadi ke samaan dan warnanya sama dengan kayu di petak 43F
tersebut yang telah hilang.Nenek Asyani pun akhirnya dijebloskan ke
sel tahanan sejak 15 Desember 2014 silam, beserta Ruslan, menantu
Asyani; Sucipto, seorang tukang kayu; serta Abdus Salam, sopir
pikap. Nenek asal Dusun Krastan Desa/Kecamatan Jatibanteng itu
dijerat dengan pasal 12 juncto pasal 83 UU Nomor 18 tahun 2013,
tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan yaitu :Pasal
12 UU RI Nomor 18 tahun 2013Setiap orang dilarang:a. melakukan
penebangan pohon dalam kawasan hutan yang tidak sesuai dengan izin
pemanfaatan hutan;b. melakukan penebangan pohon dalam kawasan hutan
tanpa memiliki izin yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang;c.
melakukan penebangan pohon dalam kawasan hutan secara tidak sah;d.
memuat, membongkar, mengeluarkan, mengangkut, menguasai,dan/atau
memiliki hasil penebangan di kawasan hutan tanpa izin;e.
mengangkut, menguasai, atau memiliki hasil hutan kayuyang tidak
dilengkapi secara bersama surat keterangan sahnya hasil hutan;f.
membawa alat-alat yang lazim digunakan untuk menebang, memotong,
atau membelah pohon di dalam kawasan hutan tanpa izin pejabat yang
berwenang;g. membawa alat-alat berat dan/atau alat-alat lainnya
yang lazim atau patut diduga akan digunakan untuk mengangkut hasil
hutan di dalam kawasan hutan tanpa izin pejabat yang berwenang;h.
memanfaatkan hasil hutan kayu yang diduga berasal dari hasil
pembalakan liar;i. mengedarkan kayu hasil pembalakan liar melalui
darat, perairan, atau udara;j. menyelundupkan kayu yang berasal
dari atau masuk ke wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
melalui sungai, darat, laut, atau udara;k. menerima, membeli,
menjual, menerima tukar, menerima titipan, dan/atau memiliki hasil
hutan yang diketahui berasal dari pembalakan liar;l. membeli,
memasarkan, dan/atau mengolah hasil hutan kayu yang berasal dari
kawasan hutan yang diambil atau dipungut secara tidak sah;
dan/ataum. menerima, menjual, menerima tukar, menerima titipan,
menyimpan, dan/atau memiliki hasil hutan kayu yang berasal dari
kawasan hutan yang diambil atau dipungut secara tidak sah.Sumber :
http://ppid.dephut.go.id/informasi_kemenhut/browse/24
Dikenakannya nenek Arsyani hukuman Pasal 12 UU RI Nomor 18 tahun
2013 bertentangan tentang Hak Azasi Manusia yang sudah ada sejak
didalam kandungan tersebut yang selayaknya dilindungi oleh Negara
hukum seperti Indonesia ini. HAM yang di lindungi oleh Negara
antara lain yaitu :HAK ASASI MANUSIA DALAM UUD 1945Masalah Hak
Asasi Manusia (HAM) secara jelas diatur dalam UUD 1945 yang
diamandemen. Tapi, bukan berarti sebelum itu UUD 1945 tidak memuat
masalah HAM. Hak asasi yang diatur saat itu antara lain hak tentang
merdeka disebut pada bagian pembukaan, alinea kesatu. Kemudian, hak
berserikat diatur dalam pasal 28, hak memeluk agama pada pasal 29,
hak membela negara pada pasal 30, dan hak mendapat pendidikan,
terdapat pada pasal 31. Dalam UUD 1945 yang diamandemen, HAM secara
khusus diatur dalam Bab XA, mulai pasal 28 A sampai dengan pasal 28
J. Pasal 28 A :Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
mempertahankan hidup dan kehidupannya.
Pasal 28 B :(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan
melanjutkan keturunan melalui perkawinan sah. (2) Setiap anak
berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak
atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Pasal 28 C :(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui
pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan
memperoleh manfaat dan ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan
budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan
umat manusia. (2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam
memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat,
bangsa, dan negaranya.
Pasal 28 D :(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang
sama di hadapan hukum. (2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta
mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan
kerja. (3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang
sama dalam pemerintahan. (4) Setiap orang berhak atas status
kewarganegaraan.
Pasal 28 E : (1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat
menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih
pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di
wilayah negara dan meninggalkannya, serta hendak kembali. (2)
Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuruninya. (3) Setiap orang
berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
pendapat.
Pasal 28F : Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan
memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan
sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan
segala jenis saluran yang tersedia. **) Pasal 28G :(1) Setiap orang
berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda yang dibawah kekuasaannya, serta berhak
atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk
berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi. **)(2)
Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan dan perlakuan yang
merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka
politik dari negara lain. **) Pasal 28H :(1)Setiap orang berhak
hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan medapatkan
lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan. **) (2) Setiap orang mendapat kemudahan dan perlakuan
khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna
mencapai persamaan dan keadilan. **) (3) Setiap orang berhak atas
jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh
sebagai manusia yang bermartabat. **)(4) Setiap orang berhak
mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh
diambil alih secara sewenangwenang oleh siapa pun. **)
Pasal 28I :(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak
diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan hukum, dan
hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah
hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.
**) (2) Setiap orang berhak bebas atas perlakuan yang bersifat
diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan
perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.
**)(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati
selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban. **) (4)
Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia
adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah. **) (5) Untuk
menegakan dan melindungi hak assi manusia sesuai dengan prinsip
negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia
dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan
perundangan-undangan. **) Pasal 28J :(1) Setiap orang wajib
menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. **) (2) Dalam menjalankan
hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan
yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud sematamata untuk
menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain
dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan
moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis. **)Nenek arsyani yang tinggal di sekitar
hutan jati terebut telah menjadi kesewenang-wenangan dari UU P3H
(Pencegahan dan Pemberantasan, Perusakan hutan), dan melanggar HAM
Pasal yang berhubungan dengan pelanggaran kasus yang terjadi yaitu
: Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 39 tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Bab I Ketentuan UmumDalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan
: Pasal 1 Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat
pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahkluk Tuhan Yang Maha
Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung
tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah, dan setiap
orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia; Dalam kasus nenek Arsyani, hak nenek Arsyani harusnya
dilindungi oleh komnas ham karena masyarakat local seperti nenek
arsyani tersebut menggantungkan hidupnya dengan sumber daya yang
ada di sekitar lingkungannya sebagai yang telah diputusan 35 tahun
2012 menegaskan hutan adat bukan hutan negara. Hal ini jelas
mengakui hutan adat sebagai entitas tersendiri dikelola masyarakat
hukum adat. Dengan adanya UU P3K hak masyarakat daerah hutan
tersebut menjadi di rebut oleh Pemerintah.
Pasal 3Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau
pengucilan yang langsung ataupun tak langsung didasarkan pada
pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok,
golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa,
keyakinan politik, yang berakibat pengurangan, penyimpangan atau
penghapusan pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan hak asasi
manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual maupun
kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, dan
aspek kehidupan lainnya. Nenek Arsyani dituduh mencuri kayu jati
milik perhutani tanpa bukti yang jelas, karena kayu yang disita
sekarang adalah dari lahannya 6 tahun yang lalu yang sekarang sudah
di jual oleh pihak nenek arsyani.
Bab IIAsas-Asas Dasar
Pasal 3Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia
dan kebebasan dasar manusia, tanpa diskriminasi. Hampir sama dengan
pasal 3 di atas bahwa Nenek Arsyani dituduh mencuri kayu jati milik
perhutani tanpa bukti yang jelas, karena kayu yang disita sekarang
adalah dari lahannya 6 tahun yang lalu yang sekarang sudah di jual
oleh pihak nenek arsyani serta data-data tentang nenek arsyani
tidak jelas seperti usia nenek arsyani dalam data berumur 45 th
sedangkan dalam pengakuannya dalam sidang usia nenek arsyani
berumur 63 tahun dan terlihat jelas secara fisiknya usia nenek
tidak mungkin berumur 45 tahun. Pasal 5 Setiap orang diakui sebagai
manusia pribadi yang berhak menuntut dan memperoleh perlakuan serta
perlindungan yang sama sesuai dengan martabat kemanusiaannya di
depan hukum. Nenek arsyani yang berumur sudah lanjut usia tidak di
perhatikan bahwa nenek tersebut sudah tua dan tidak sepantasnya
berada di dalam jeruji besi mengingat umur yang lanjut usia. Hukum
juga dapat melihat dalam sisi kemanusiaannya juga.
Bab IIIHak Asasi Manusia Dan Kebebasan Dasar ManusiaBagian
KeempatHak Memperoleh Keadilan Pasal 18 Setiap orang yang
ditangkap, ditahan, dan dituntut karena disangka melakukan sesuatu
tindak pidana berhak dianggap tidak bersalah, sampai dibuktikan
kesalahannya secara sah dalam suatu sidang pengadilan dan diberikan
segala jaminan hukum yang diperlukan untuk pembelaannya, sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan. Berkas-berkas nenek Arsyani
tidak kongkrit dan tidak di benarkan bahwa umur nenek dalam data
yaitu 45 tahun sedangkan pengakuan serta terlihat dari fisik
berumur 63 tahun tidak. Serta kayu tersebut pengakuannya juga
menebang di lahannya sendiri. Dan dimana seharusnya putusan 35
tahun 2012 menegaskan hutan adat bukan hutan negara. Hal ini jelas
mengakui hutan adat sebagai entitas tersendiri dikelola masyarakat
hukum adat. MK telah memulihkan hak masyarakat adat atas hutan. Dan
setiap UU negara wajib mengakui dan menghormati hak ulayat
masyarakat karena dilindungi konstitusi dan tidak boleh merugikan
rakyat, apalagi sampai menimbulkan kriminalisasi.sejak disahkan
pada 6 Agustus 2013, UU P3H telah memenjarakan masyarakat lokal
yang menggantungkan hidupnya dari sumber daya hutan. tercatat
setidaknya terdapat 22 orang yang sudah dihukum dengan dasar UU P3H
tersebut dan tak satupun Korporasi yang menjadi pelaku-nya,
melainkan individu individu yang hampi semua adalah warga yang
tinggal di dalam/sekitar kawasan hutan (Koalisi Anti Mafia Hutan).
Tak luput juga dengan nenek Arsyani yang mengambil kayu nya sendiri
di lahannya sendiri malah di jebloskan ke penjara oleh pihak
perhutani dengan dasar melanggar UU P3H Undang-undang ini justru
mengkriminalkan masyarakat lokal yang tinggal di dalam atau sekitar
kawasan hutan yang melakukan perladangan tradisional, yakni
masyarakat lokal yang tinggal di sekitar atau di dalam kawasan
hutan (siaran pers yang diterima wartawan, Minggu (15/03/15)).Dan
UUD P3H juga yang telah menyeret nenek Arsyani ke dalam jeruji besi
ini bertentangan dan melanggar ham :Pasal 18B(1) Negara mengakui
dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat
khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang.
Ketentuan ini mendukung keberadaan berbagai satuan pemerintahan
yang bersifat khusus atau istimewa (baik provinsi, kabupaten dan
kota, maupun desa). Contoh satuan pemerintahan bersifat khusus
adalah Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta; contoh satuan
pemerintahan bersifat istimewa adalah Daerah Istimewa (DI)
Yogyakarta dan Daerah Istimewa (DI) Nanggroe Aceh Darussalam
(NAD).(2) Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan
masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang
masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam
undang-undang. Satuan pemerintahan di tingkat desa seperti gampong
(di NAD), nagari (di Sumatera Barat), dukuh (di Jawa), desa dan
banjar (di Bali) serta berbagai kelompok masyarakat di berbagai
daerah hidup berdasarkan adat dengan hak-haknya seperti hak ulayat,
tetapi dengan satu syarat bahwa kelompok masyarakat hukum adat itu
benar-benar ada dan hidup, bukan dipaksa-paksakan ada; bukan
dihidup-hidupkan. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya, kelompok
itu harus diatur lebih lanjut dalam peraturan daerah yang
ditetapkan oleh DPRD. Selain itu, penetapan itu tentu saja dengan
suatu pembatasan, yaitu tidak boleh bertentangan dengan
prinsip-prinsip negara kesatuan. Tidak hanya pelanggaran ham
terjadi pada kasus nenek Arsyani saja. Kasus-kasus pelanggaran
serupa juga pernah terjadi di Negara Indonesia tercinta kita yaitu
:
Banyaknya kasus pelanggaran ham yang tertera pada table resmi
Litbang Kontras yang tidak di bawa ke perkara hukum sangatlah tidak
adil, karena jika di bandingkan oleh nenek arsyani yang mengambil
kayunya sendiri di lahannya sendiri malah menjadi tersangka dalam
DUGAAN pencurian kayu jadi oleh pihak perhutani, pemerintah tidak
boleh sewenang-wenang dengan adanya UU P3H yang di sahkan pada
tahun 2013 ini mengambil hak orang lain atau adat yang ada sejak
zaman dulu di antaranya yaitu nenek Arsyani yang memanfaatkan hutan
di sekitar rumahnya .
BAB IVPENUTUPA. KesimpulanBerikut ini beberapa kesimpulan yang
dapat penyusun tarik dalam makalah ini :1. Negara telah mengambil
hak masyarakat asli di sekitar hutan dengan adanya UU P3H.2. Nenek
Arsyani tidak bersalah karena data-data tidak kongkrit mengenai
umur dll yang menyangkut proses siding.3. Nenek berusia 63 tahun
yang beralamat Dusun Kristal RT 02 RW 03 Desa Jatibanteng Kecamatan
Jatibanteng Kabupaten Situbondo, dituduh mencuri kayu oleh pihak
perhutani Desember 20144. Negara telah mengambil hak masyarakat
asli di sekitar hutan dengan adanya UU P3H salah satu kasusnya
yaitu nenek Arsyani tidak bersalah karena data-data tidak kongkrit
mengenai umur dan lain-lain yang menyangkut proses sidang.B.
SaranSetelahkamimenyusun makalahini, saranyang
dapatkamiberikanterkait dengan Negara Hukum dan Hak azasi Manusia
dengan mengambil studi kasus pencurian kayu oleh nenek asyiani 63th
di situbondo ialahseharusnya pihak perhutani melakukan proses
Restorative justice, restorative justice itu sendiri memiliki makna
keadilan yang merestorasi, di dalam proses peradilan pidana
konvensional dikenal adanya restitusi atau ganti rugi terhadap
korban, sedangkan restorasi memiliki makna yang lebih luas.
Restorasi meliputi pemulihan hubungan antara pihak korban dan
pelaku.Pemulihan hubungan ini bisa didasarkan atas kesepakatan
bersama antara korban dan pelaku. Pihak korban dapat menyampaikan
mengenai kerugian yang dideritanya dan pelaku pun diberi kesempatan
untuk menebusnya, melalui mekanisme ganti rugi, perdamaian, kerja
sosial, maupun kesepakatan-kesepakatan lainnya.Serta jangan jadikan
hukum jadi gaya-gayaan atau gagah-gagahan. Lihat dari sisi
kemanusiaan jangan jadi seperti PENSIL yang diatasnya tumpul ada
penghapusnya yang di bawah runcing . harus adil seadil-adilnya
tetapi keadilan seesungguhnya Cuma di miliki oleh Allah SWT
DAFTAR PUSTAKAAzhary, Tahir. Negara Hukum, Suatu Study tentang
Prinsip-prinsipnya Dilihat dari Segi Hukum Islam, Implementasinya
pada Periode Negara Madinah dan Masa Kini. Edisi Kedua. Kencana.
Jakarta. 2003.Dicey, A.V. Introduction to the study of the Law and
the Constitution. Ninth Edition. MacMilland and CO. London.
1952.Oemar Seno Adji. Peradilan Bebas. Negara Hukum. Erlangga
Jakarta. 1980.Jimly Asshiddiqie. Konstitusi &
Konstitusionalisme Indonesia. Sekretariat Jenderal Mahkamah
Konstitusi RI. Jakarta.Masdar F. Masudi, Hak Asasi Manusia dalam
Islam. Dalam Sobirin Malian dan Suparman Marzuki, Pendidikan
Kewarga negaraan dan Hak Asasi Manusia. Yogyakarta: UII Press.
2003. hal. 103-104.Masyhur Effendi. Dimensi dan Dinamika Hak Asasi
Manusia dalam Hukum Nasional dan Internasional. Jakarta, Ghalia
Indonesia, 1994. Philipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum bagi Rakyat
Indonesia, (Surabaya: Bina Ilmu, 2010), hal 61.Robert Audi dalam
Majda El-Muhtaj, 2005, Hak Asasi Manusia dalam
Konstitusi-konstitusi Indonesia, Kencana: Jakarta, hal.
50.Tamanaha, Brian Z. On The Rule of Law, History, Politics,
Theory. Cambridge University Press, Edisi Keempat. 2006.Tim ICCE
UIN Jakarta. Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani.
(Jakarta : Prenada Media,2003) Satjipto Rahardjo. Membedah Hukum
Progresif. Penerbit Buku Kompas. Jakarta.
2006.http://ppid.dephut.go.id/informasi_kemenhut/browse/24http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4e25360a422c2/pendekatan-irestorative-justice-i-dalam-sistem-pidana-indonesia-broleh--jecky-tengens--sh-http://www.mongabay.co.id/2015/01/21/sidang-uu-p3h-soal-masyarakat-adat-inilah-kata-para-ahli/http://www.tempo.co/read/news/2015/03/19/063651283/Nenek-Asyani-Jalani-Sidang-Kelimahttp://www.blog.limc4u.com/2012/12/penjelasan-pasal-18b-uud-1945.htmlhttp://www.radarlampung.co.id/read/radar/berita-foto/78353-asyani-nenek-63-tahun-yang-didakwa-mencuri-7-batang-kayu-jatihttp://news.detik.com/read/2015/03/19/183317/2863992/10/inilah-wujud-kayu-jati-yang-menyeret-nenek-asyani-ke-sel-tahananhttp://www.elsam.or.id/article.php?act=content&id=3239&cid=101&lang=in#.VRAiOiuUddwhttp://www.kontras.org/index.php?hal=siaran_pers&id=2012http://cyberangjalan.blogspot.com/2013/04/hak-asasi-manusia-ham-dalam-amandemen_24.htmlhttp://www.academia.edu/9739630/NEGARA_HUKUM_DAN_HAK_ASASI_MANUSIA_HAM_Endang_Asad_Fauzy_5._Fahri_Ilham_Derajathttp://www.covesia.com/berita/11707/nenek-arsyani-dan-deretan-kasus-rakyat-kecil-tak-berdaya-di-hadapan-hukum.htmlhttps://www.youtube.com/watch?v=yw6D4kEfJ_Q
1