Top Banner
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah blok Karies, modul IV dengan judul Restorasi Gigi pada Anak-anakdi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin. Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantua dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : drg. Heny Hendrastuti, M.Kes. yang telah memberikan kesempatan dan mendampingi dalam tutorial sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Begitu juga dengan teman kelompok 4 tutorial yang sudah bekerja sama dan turut andil dalam pembuatan makanalah ini. Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan penyusunan makalah ini. Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat dan berguna bagi kehidupan masyarakat. Makassar, 30 Oktober 2014 i
27

Makalah Modul IV.docx

Oct 03, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

KATA PENGANTARDengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah blok Karies, modul IV dengan judul Restorasi Gigi pada Anak-anak di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantua dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : drg. Heny Hendrastuti, M.Kes. yang telah memberikan kesempatan dan mendampingi dalam tutorial sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Begitu juga dengan teman kelompok 4 tutorial yang sudah bekerja sama dan turut andil dalam pembuatan makanalah ini. Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan penyusunan makalah ini. Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat dan berguna bagi kehidupan masyarakat.

Makassar, 30 Oktober 2014

Peyusun

DAFTAR ISIKATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiBAB I PENDAHULUAN1A. LATAR BELAKANG1B. BATASAN TOPIK1BAB II PEMBAHASAN2A. KARIES GIGI PADA ANAK21. DEFINISI RAMPAN KARIES22. GAMBARAN KLINIS RAMPAN KARIES23. ETIOLOGI RAMPAN KARIES24. PEMERIKSAAN KLINIS55. PERAWATAN DAN PENCEGAHAN76. DAMPAK 13BAB III RINGKASAN15DAFTARPUSTAKA16i

13

BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGKesehatan gigi dan mulut dapat memengaruhi kesehatan tubuh secara menyeluruh karena kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan tubuh secara keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara umum. Pada anak anak di masa tumbuh kembang mereka, paling banyak dijumpai permasalahan dalam kesehatan gigi dan mulut yaitu karies pada gigi sulung. Karies merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan adanya kerusakan pada jaringan keras gigi itu sendiri (lubang pada gigi) yang mengakibatkan hilangnya bentuk anatomis pada gigi. Karies pada gigi anak anak terdiri atas dua jenis, yaitu rampan karies dan karies botol ( Nursing Bottle Caries). Anak anak cenderung terkena karies disebabkan karena adanya kebiasaan buruk dan kurangnya pengetahuan orang tua terhadap kesehatan gigi dan mulut. Ada 4 komponen yang saling memengaruhi dalam proses terbentuknya karies, yaitu host, oral mikroflora, substrat, dan waktu. Keempat komponen ini tidak dapat berdiri sendiri. Kerusakan yang terjadi akibat adanya karies pada gigi anak anak dapat memengaruhi perkembangan fisik anak itu sendiri. Oleh karenanya, diperlukan suatu metode perawatan untuk dapat memulihkan kembali bentuk anatomi gigi yang telah rusak. Selain perawatan, juga diperlukan tindakan preventif sehingga dapat mencegah kerusakan yang berlanjut pada gigi itu sendiri.B. BATASAN TOPIKPermasalahan yang dikaji pada makalah ini dibatasi pada hal-hal berikut ini :1. Menjelaskan tentang pengertian karies secara umum.2. Menjelaskan faktor faktor yang memicu terjadinya karies secara umum.3. Menjelaskan tentang pengertian rampan karies4. Menjelaskan tentang gambaran klinis dari rampan karies5. Menjelaskan etiologi dari rampan karies6. Menjelaskan pemeriksaan klinis yang dapat dilakukan untuk menunjang penegakan diagnosis.7. Menjelaskan macam-macam perawatan yang dapat dilakukan pada masing masing kasus.8. Menjelaskan tentang pencegahan yang dapat dilakukan terhadap rampan karies.9. Menjelaskan dampak yang ditimbulkan dari rampan karies.

BAB IIPEMBAHASAN

Secara umum, karies gigi dapat terjadi pada 3 fase tumbuh kembang seseorang, yaitu karies pada fase gigi sulung, gigi bercampur, dan gigi permanen. Karies gigi pada anak merupakan salah satu penyakit kronis pada masa gigi sulung. Karies pada masa tumbuh kembang paling banyak ditemukan. Hal ini bisa disebabkan karena kurangnya pengetahuan orang tua terhadap kesehatan gigi dan mulut, status sosial ekonomi, oral hygiene yang buruk atau faktor genetik. Umumnya, ada 4 unsur esensial yang saling berinteraksi dalam proses terjadinya karies, yaitu substrat (fermentasi karbohidrat), mikroorganisme, host (bentuk anatomi gigi dan aliran saliva), dan waktu. Ke empat unsur tersebut tidak dapat berdiri sendiri karena saling memengaruhi satu sama lain. 1A. Karies Gigi pada AnakKaries pada anak anak dibagi atas dua yaitu : rampan karies dan early childhood caries. Rampan karies ialah suatu jenis karies yang proses terjadinya dan meluasnya sangat cepat dan tiba-tiba, sehingga menyebabkan lubang pada gigi, terlibatnya pulpa dan cenderung mengenai gigi yang tahan terhadap karies yaitu gigi insisivus depan bawah. Dikatakan cepat karena dalam waktu satu tahun, gigi yang terlibat bisa mencapai 10 buah, dan dikatakan tiba-tiba karena pulpa langsung terlibat. 2,31. Gambaran Klinis Rampan Karies Gambaran klinis rampan karies biasanya terjadi pada anak dengan kebiasaan diet yang tidak baik, menunjukkan adanya perluasan pada daerah interproximal dan karies pada permukaan halus gigi. Gambaran dari rampan karies pada gigi sulung biasanya berhubungan dengan pola erupsi gigi, terkecuali pada gigi insisivus rahang bawah. Gigi insisivus rahang bawah lebih resisten terhadap karies karena terletak di sekitar daerah sekresi pada kelenjar submandibular yang berfungsi membersihkan lidah selama proses menyusui pada botol susu.

Gambar 1.1 Rampan Karies pada gigi sulungLesi pertama yang muncul biasanya terletak pada daerah permukaan labial gigi insisivus rahang atas dekat marginal gingiva, berwarna keputih-putihan karena adanya dekalsifikasi atau lubang pada permukaan email segera setelah gigi erupsi. Lesi ini kemudian berpigmen dan berubah warna menjadi kuning terang dan pada saat yang sama meluas ke bagian lateral permukaan proximal dan lanjut ke arah edge insisal. Biasanya, dekalsifikasi awalnya mucul pada permukaan palatal, atau bahkan di tepi incisal dalam beberapa kasus yang ekstrim. Sebagai tahap yang lebih maju, proses tersebut dapat mengelilingi lingkar gigi, sehingga dapat memicu patahnya mahkota dengan trauma yang minimal.Nursing bottle caries, juga dikenal dengan beberapa nama, seperti bottle caries, baby bottle syndrome dan baby bottle decay merupakan tahap awal terbentuknya rampan karies pada gigi sulung yang biasanya dialami oleh balita dan anak (2, 3, 4 tahun). Rampan karies juga dapat terjadi pada remaja, karena frekuensi asupan makanan (cariogenik) dan minimun manis. Tipe rampan karies pada remaja, dikarakteristikkan dengan munculnya caries pada permukaan bukkal dan lingual pada gigi premolar dan molar dan pada permukaan proximal dan labial pada gigi geligi rahang bawah.Secara spesifik terjadinya rampan karies pada anak dan remaja yang memiliki aliran saliva yang sangat kurang, hal ini biasanya disebabkan karena penggunaan readioterapi untuk pengobatan kanker khususnya pada regio kepala dan leher sebagai hasil operasi pengangkatan Neoplasma di rongga mulut. 4

2. Etiologi Rampan KariesSecara umum, terjadinya karies pada seseorang dipengaruhi oleh 4 komponen utama yang selalu berkaitan satu sama lain. Diantaranya, host, oral microflora, substrat dan waktu. Keempat komponen ini saling memengaruhi satu sama lain dan tidak dapat berdiri sendiri.

Gambar 1.2 Komponen Utama Penyebab KariesAda 2 faktor predisposisi utama pada rampan karies yaitu spesifik mikroorganisme dan diet. Mikroorganisme spesifik yang ada pada rongga mulut yaitu Streptococcus mutan, Lactobacillus sp. Streptococcus mutans merupakan bakteri patogen yang memicu perkembangan karies pada gigi. Mikroorganisme lain seperti Lactobacillus, Veillonella juga berpengaruh terhadap karies pada gigi anak (Actinomyces viscoses). Mikroorganisme ini dapat bereaksi dengan substrat (diet) seperti sukrosa untuk membentuk extracelullar dan intracelullar polisakarida yaitu amylopectins, dextrans, dan levans. Zat kimia pada extracelullar membentuk zat yang lengket sehingga mengikat plak pada stuktur gigi dan intacelullar polisakarida memberikan makanan secara terus menerus pada plak yang dibentuk oleh bakteri. Jika tingkat Streptococcus mutans pada ibu lebih dari 10 CFU per ml (CFU Colonies Forming Units), berarti anaknya 9 kali lebih rentan terjadi karies pada gigi.3Dalam sebuah pengamatan laboratorium dikatakan bahwa sukrosa lebih berperluang dalam memicu terjadinya rampan karies dibandingkan dengan glukosa, fruktosa, dan lain. Hal ini dikarenakan, sukrosa merupakan kandungan makanan yang paling significan terhadap bakteri kariogenik. Sukrosa meningkatkan proporsi Streptococcus mutans dan Lactobacillus sp. Kedua patogen ini dapat berkoloni pada permukaan gigi. Ketika dikombinasikan dengan produk yang mengandung fermentasi karbohidrat, maka proses metabolisme dimulai oleh bakteri, menghasilkan asam yang merupakan produk akhir yang mendemineralisasi email, hal inilah yang memicu terjadinya karies pada gigi.Faktanya, sukrosa merupakan kandungan gula yang paling kariogenik dalam kondisi diet seseorang, karena :1) Ukurannya yang kecil memudahkan molekulnya dengan mudah berdifusi ke dalam plak gigi2) Memiliki daya larut yang tinggi dan bertindak sebagai substrat untuk menghasilkan extracellular polisakarida dan menghasilkan asam. 3) Memberikan kemudahan dalam perkembangan Streptococcus mutans pada gigi.

Penyebab lain dari rampan karies yaitu ;a. Kekurangan nutrisi dan malnutrisi. Hal ini dapat memicu terjadinya berat badan lahir rendah yang berpengaruh terhadap kesehatan rongga mulut, biasanya dipengaruhi oleh faktor sosio-ekonomi.b. Gangguan emosional. Gangguan emosional dari seorang anak dapat memicu keinginan yang tidak biasa untuk ngemil makanan yang manis-manis, sehingga pada gilirannya dapat memengaruhi insiden karies gigi.c. Anak (remaja) yang sedang mengalami stress, cenderung mengonsumsi obat-obatan (seperti ; tranquilizers dan sedative) untuk mengatasi stresnya. Penggunaan obat-obatan tersebut dapat menyebabkan penurunan jumlah aliran saliva sehingga menurunkan resistensi gigi terhadap karies yang disebabkan oleh adanya gangguan pada fase remineralisasi.d. Bad habit. Adanya kebiasan buruk, seperti : penggunaan botol susu oleh bayi hingga bayi tertidur, anak-anak yang menggunakan dot biasanya dicelupkan ke dalam madu atau gula, atau remaja yang sering ngemil, makanan yang lengket (sticky food) dan cokelat, jus buah dengan kadar gula yang tinggi.e. Faktor penyakit sistemik. Dalam sebuah penelitian menyimpulkan bahwa seorang penderita asthma dengan penyembuhan menggunakan corticostheroid memiliki resiko gigi karies (rampan karies) yang tinggi disebabkan karena adanya perubahan saliva dan agent yang mencakup komposisi pada medical agen yang mempertahankan pH rendah dan membantu perkembangan bakteri kariogenik.1,2,3,4,5, 6

3. Pemeriksaan Klinis 1,2,7Dalam menegakkan sebuah diagnosa terhadap sebuah kasus, maka hal yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah dengan melakukan pemeriksaan klinik baik yang bersifat subjektif dan objektif. Pada pemeriksaan klinis, terdiri atas :a. Anamnesis. Anamnesis merupakan suatu bentuk pemeriksaan yang bersifat subjektif, dilakukan dengan menanyakan beberapa pertanyaan pada pasien terkait keluhan pasien. Seperti ; umur, jenis kelamin, sejak kapan munculnya penyakit tersebut, dll. Pemeriksaan ini dikatakan bersifat subjektif karena tidak semua yang dipaparkan oleh pasien tersebut benar. Sehingga, tidak hanya dilakukan anamnesa saja untuk membenarkan apa apa yang telah dipaparkan oleh pasien. Selain anamnesis, dapat dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti : Pemeriksaan intra dan ekstraoral.b. Pemeriksaan intra dan ekstraoralPada pemeriksaan intraoral yang diamati / diperiksa adalah kondisi rongga mulut itu sendiri, seperti : gigi, gingiva, evaluasi permukaan oklusal pada gigi posterior, bentuk lengkung rahang. Sedangkan pada pemeriksaan ekstraoral hal hal yang perlu diamati berupa bentuk wajah secara menyeluruh seperti ; hubungan skeletal, hubungan vertikal wajah, posisi bibir, dan asimetris wajah. c. Pemeriksaan RadiografiPemeriksaan radiografi memiliki peran penting dalam bidang konservasi, salah satunya yaitu mengetahui kedalaman karies pada gigi di dalam rongga mulut. Pemeriksaan radiografi ini sangat mendukung dalam penegakan diagnosis dan rencana perawatan.

Gambar 1.3 Hasil Pemeriksaan RadiografiAda berbagai macam teknik penggunaan radiografi dalam menunjang pemeriksaan. Beberapa teknik yang sering digunakan untuk melakukan pemeriksaan radiografi pada anak-anak. Teknik ini memastikan tahapan erupsi gigi. Adapun teknik yang sering digunakan dalam pemeriksaan radiografi, yaitu :1) Bite-wing2) Periapikal3) Occlusal4) Panoramik

Usulan Pemeriksaan Radiografi pada Pasien Anak yang Sebelumnya Belum Pernah melakukan Radiografi

Usia (Tahun)PertimbanganPemeriksaan Radiografi

3 - 5Tidak terlihatnya abnormalitas (open contacts)Tidak dilakukan pemeriksaan radiologi

Tidak terlihatnya abnormalitas (closed contacts2 posterior bite-wings, size 0 film

Karies yang luas4 film ( 2 bite-wings, size 0 dan 2 occlusal proyection )

Karies yang dalamTeknik periapikal ditambah 4 film untuk menderita

6 - 7Tidak terlihatnya abnormalitasPemeriksaan dengan menggunakan 8 film.Pemeriksaan dengan teknik periapkial ditambah dengan pemeriksaan menggunakan 8 film

8 - 9Tidak terlihatnya abnormalitas atau karies yang luas / dalamPemeriksaan dengan menggunakan 12 film

10 12 Tidak terlihatnya abnormalitas atau karies yang luas atau dalamPemeriksaan menggunakan 12 / 16 film, tergantung dari ukuran yang sesuai dengan pasie.

Tabel 1.1 Pemeriksaan Radiografi pada Anak yang Sebelumnya tidak pernah melakukan pemeriksaan radiograf4. Perawatan dan PencegahanTipe perawatan dimulai dari pasien dengan rampan karies dengan memberikan kepercayaan kepada pasien anak dan orang tua selama perawatan. Adapun bentuk perawatan yang dapat dilakukan yaitu ;1) Restorasi Restorasi merupakan hasil akhir prosedur kedokteran gigi yang bertujuan mengembalikan kembali bentuk, fungsi, dan penampilan gigi dengan menggunakan bahan-bahan tumpatan sesuai dengan indikasi dan kontraindikasi penggunaannya. Terdapat berbagai macam macam bahan restorasi yang dapat digunakan untuk menumpat kerusakan yang ada pada gigi seperti amalgam, GIC, resin composite, dll. Pada skenario modul IV dipaparkan sebuah kasus dengan berbagai macam kerusakan pada beberapa gigi dengan tingkat kerusakan berbeda beda. Dari hasil diagnosis yang dilakukan, diperoleh hasil : Gigi 51 dan 61 mengalami karies pada email regio mesial sampai insisal. Berdasarkan karakteristiknya, diidentifikasi bahwa gigi 51 dan 61 merupakan karies kelas IV GV. Black. Gigi 52, 54, 62, dan 64 mengalami karies pada regio servikal. Berdasarkan karakteristiknya, diidentifikasi bahwa gigi 52, 52, 62, dan 64 merupakan karies kelas V GV. Black. Adanya white spot pada gigi 53, 63, 73,83. Termasuk klasifikasi karies berdasarkan jenis lesi dengan menunjukkan adanya lesi non kavitas pada gigi. Gigi 74 dan 84 mengalami karies yang luas pada regio mesial, oklusal, dan distal. Telah dijelaskan bahwa kerusakan yang terjadi sangat luas pada regio MOD. Gigi 75 dan 85 terdapat karies kelas II GV. Black. Dapat disimpulkan bahwa kerusakan tersebut dapat terjadi pada daerah distal atau mesial gigi molar dua sulung bawah.Perawatan dan pembuatan restorasi tergantung pada diagnosa masing- masing gigi misalnya pencabutan, penumpatan dengan amalgam, resin komposit, GIC, SSC, atau menggunakan topikal aplikasi. Restorasi pada gigi 51 dan 61 ; 52, 54, 62, dan 64 ; 75 dan 78Dalam skenario dijelaskan bahwa anak berusia 5,5 tahun. Untuk melakukan restorasi diperlukan pengamatan terhadap masa erupsi gigi sulung. Karena gigi 51 dan 61 tanggal pada usia 7 8 tahun, maka tindakan pencabutan pada gigi 51 dan 61 tidak dilakukan karena jarak yang cukup lama terhadap erupsi gigi incicivus centralis permanen.

Gambar 1.4 Kelas IV

Oleh karenanya, dilakukan restorasi pada gigi 51 dan 61. Ada beberapa pilihan restorasi pada gigi insisivus yang mengalami karies, yaitu GIC, restorasi komposite, penggunaan strip crown, veneer anterior crown, atau stainless steel crown. Salah satu tipe preparasi yang dilakukan untuk estetik restorasi pada gigi insisivus sulung dengan karies pada bagian proximal atau sudah meluas ke arah edge insisal pada gigi yaitu dengan panggunaan bahan restorasi GIC. Indikasi penggunaan pada GIC, yaitu ; untuk restorasi gigi decidui yaitu pada kelas I IV, juga pada anak anak yang menderita rampan karies dan nursing bottle caries. Keuntungan dari penggunaan GIC ini sangat baik dalam hal estetik karena memiliki warna yang cocok dengan warna gigi pada umumnya dan bersifat traslusen, selain itu memiliki biocompatibilitas yang sangat baik, minimnya preparasi gigi yang dibutuhkan sehingga mudah digunakan pada anak anak. Selain GIC, restorasi juga dapat dilakukan dengan menggunakan composite resin. Indikasi pengggunaan restorasi komposite dapat dilakukan pada restorasi kelas I, II, dan IV dengan pertimbangan estetik. Dalam hal estetik resin komposite lebih baik dibandingkan dengan stainless steel crown karena bersifat translusen. Akan tetapi, beberapa macam dari stainless steel crown juga telah tersedia dalam hal estetiknya. Seperti crown yang tersedia untuk pemasangan secara direct.

Gambar 1.5 Penggunaan Resin Komposit pada Gigi Central RA, dan SSC pada Gigi Lateral RA.Untuk Gigi 52, 54, 62, dan 64 mengalami karies pada bagian servical. Perawatan yang dapat dilakukan sama dengan perawatan yang dilakukan pada gigi 51 dan 61 yaitu menggunakan bahan tumpatan berupa GIC. Umumnya, salah satu indikasi penggunaan karies yaitu pada gigi anak yaitu rampan karies dan nursing bottle children.

Gambar 1.6 Karies kelas VUntuk gigi 75 dan 85 terdapat karies kelas II GV. Black. Dapat disimpulkan bahwa kerusakan tersebut dapat terjadi pada daerah distal atau mesial gigi molar dua sulung bawah. Bahan restorasi yang digunakan juga sama pada gigi 51 dan 61 yaitu GIC.

Gambar 1.6 Preparasi Kavitas Kelas II Restorasi gigi 53,63,73,83Pada gigi 53,63, 73, dan 83 ditemukan adanya white spot pada permukaan email gigi. White spot menunjukkan telah terjadi proses awal dari sebuah karies pada gigi anak (early decay) walau pun belum tampak adanya lubang (kavitas). White spot ini terjadi karena email gigi kehilangan mineralnya karena terbentuknya asam dari makanan manis dan bakteri. White spot ini dapat dicegah agar tidak berlanjut menjadi lubang gigi yaitu dengan mengembalikan mineral-mineral gigi, caranya dengan meningkatkan kebersihan gigi, mengurangi konsumsi makanan manis dan lengket, serta secara khusus dokter gigi dapat mengaplikasikan kalsium dan fluoride di klinik gigi.

Gambar 1.7 White Spot Restorasi gigi 74 dan 84Gigi 74 dan 84 mengalami karies yang luas pada regio mesial, oklusal, dan distal. Karena menunjukkan kerusakan yang luas pada 3 regio yaitu regio MOD.

Gambar 1.8 Karies MOD pada gigi PosteriorDapat disimpulkan bahwa karies tersebut sudah hampir mengenai seluruh permukaan gigi. Maka, perawatan yang dapat dilakukan yaitu penggunaan Stainless Steel Crown (SSC). Inidkasi Stainless Steel Crown : Restorasi pada gigi molar sulung dengan caries yang mengenai hampir seluruh permukaan. Restorasi pada gigi molar sulung setelah perawatan pulpa atau setelah pulp capping secara indirect Anak dengan rampan caries Restorasi pada gigi molar sulung dengan kerusakan yang terus berkembang. Restorasi pada karies gigi molar sulung yang luas pada masa prasekolah. Pada anak-anak cacat dengan bruxism parah yang menyebabkan kerusakan gigi.

Gambar 1.9 Stainless Steel Crown2) DietOrang tua harus dididik untuk mengurangi frekuensi konsumsi sukroas pada anak. Konsumsi makan yang mengandung gula dan minuman harus dibatasi pada waktu makan. Orang tua dapat diinstruksikan untuk mencatat jumlah dan kuantitas dari makanan dan minuman yang dikonsumsi selama makan/ selain itu juga, diet suplemen vitamin merupakan indikasi (perawatan) pada rongga mulut.3) Instruksi menjaga oral hygieneBanyak anak pada usia 3 5 tahun tidak menyikat gigi mereka secara teratur, ketika tidak diperintah dan diawasi. Lebih dari anak yang berusia 5 tahun menghabiskan kurang dari 60 detik menyikat gigi mereka dan lebih dari 80 % pada waktu menggosok gigi ditempatkan pada karies yang kurang mudah mengenai regio anterior mandibula. Sangat penting untuk memberikan informasi tentang teknik menggosok gigi yang baik dan benar pada usia yang berbeda. Di usia < 8 tahun penyampaian dapat dilakukan dengan speaking. Sedangkan, pada usia 11 12 tahun dengan peragaan teknik menggosok gigi.4) Perawatan fluorideFluoride dalam rongga mulut sangat penting untuk menjaga ketahanan enamel, mengurangi jumlah mineral yang hilang selama demineralisasi dan mempercepat remineralisasi. Pada perawatan fluoride dibutuhkan peran orang tua untuk memperkenalkan tentang kesehatan rongga mulut dann bagaimana cara mencegah perkembangan yang berlanjut dari kerusakan pada gigi. ADA merekomendasikan penggunaan fluoride pada air, yaitu ;4,8,9

UsiaRekomendasi Kekuatan Fluoride berdasarkan Konsentrasi Fluoride di dalam Air Minum

< 0,3 tambahan fluoride0,3 0,6 tambahan fluoride>0,6 tambahan fluoride

0 6 bulanTidak adaTidak adaTidak ada

6 bulan 3 tahun0,2 mg/dTidak adaTidak ada

3 6 tahun0,5 mg / d0,25 mg/dTidak ada

6 16 tahun1 mg / d0,5 mg/dTidak ada

Tabel 1.2 Rekomendasi Kekuatan Fluoride berdasarkan Konsentrasi Fluoride di dalam Air Minum5. Dampak yang DitimbulkanKerusakan gigi pada anak dalam hal ini rampan karies merupakan penyakit yang tergolong kronis. Ketika tidak ditangani lebih dini tentu akan berdampak langsung terhadap anak dalam kesehariaannya. Yang paling sering, dampak langsung yang ditimbulkan dari karies gigi dalam hal ini rampan karies yang tidak ditangani adalah ;1) Timbulnya rasa nyeri pada gigi yang memengaruhi kegiatan rutin anak. Seperti ; makan, berbicara, tidur, dan bermain.2) Anak anak yang memiliki karies gigi geligi di awal kehidupan akan lebih berseiko terhadap perkembangan lesi karies pada gigi decidui maupun gigi permanen.Rampan karies merupakan jenis karies yang hampir seluruh gigi mengalami kerusakan. Jika terjadi pada usia dini, maka anak mungkin akan menderita perkembangan lebih lanjut, seperti kesulitan dalam penyebutan huruf dan artikulai pada tahun tahun awal masa tumbuh kembang dalam tahap perkembangan biacara anak. Anak-anak dengan gejala rampan rampan karies dapat menyebabkn keterlambatan pertumbuhan fisik. Rasa sakit yang ditimbulkan oleh penyakit ini dapat menyebabkan penurunan nafsu makanan, akhirnya anak mengalami defisiensi nutrisi. Bahkan ektraksi awala atau kehilangan gigi mengakibatkan anak-anak menderita trauma psikologis dari prosedur gigi yang diperlukan untuk memperbaiki gigi mereka. Juga dapat menyebabkan terganggunya kondisi psikologis anak karena adanya tekanan sosial berupa ejekan dari teman sebaya, keluarga karena jeleknya gigi mereka atau hilangnya gigi mereka.5

BAB IIIRINGKASAN

Karies merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan adanya kerusakan pada jaringan keras gigi itu sendiri (lubang pada gigi) yang mengakibatkan hilangnya bentuk anatomis pada gigi. Karies pada gigi anak anak terdiri atas dua jenis, yaitu rampan karies dan karies botol (Nursing Bottle Caries). Anak anak cenderung terkena karies disebabkan karena adanya kebiasaan buruk dan kurangnya pengetahuan orang tua terhadap kesehatan gigi dan mulut. Ada 4 komponen yang saling memengaruhi dalam proses terbentuknya karies, yaitu host, oral mikroflora, substrat, dan waktu. Keempat komponen ini tidak dapat berdiri sendiri. Rampan karies ialah suatu jenis karies yang proses terjadinya dan meluasnya sangat cepat dan tiba-tiba, sehingga menyebabkan lubang pada gigi, terlibatnya pulpa dan cenderung mengenai gigi yang tahan terhadap karies yaitu gigi insisivus depan bawah. Dikatakan cepat karena dalam waktu satu tahun, gigi yang terlibat bisa mencapai 10 buah, dan dikatakan tiba-tiba karena pulpa langsung terlibat. Rampan karies terjadi karena adanya 2 faktor predisposisi utama yaitu mikroorganisme yang spesifik dan diet. Selain kedua faktor tersebut, ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya rampan karies, seperti penyakit sistemik, gangguan emosional, dll. Karies yang terjadi pada anak dan tidak ditangani lebih dini dapat memengaruhi perkembangan fisik anak itu sendiri dan berbagai dampak lainnya. Oleh karenanya, diperlukan suatu metode perawatan untuk dapat memulihkan kembali bentuk anatomi gigi yang telah rusak. Selain perawatan, juga diperlukan tindakan preventif sehingga dapat mencegah kerusakan yang berlanjut pada gigi itu sendiri. Dalam hal perawatan, ada banyak bahan restorasi yang tersedia untuk menumpat kerusakan-kerusakan yang terjadi pada masing masing gigi. Seperti aplikasi penggunaan GIC, resin komposite, Stailess steel crown, topikal aplikasi, dll. Aplikasi ini digunakan sesuai indikasi perawatan yang akan dilakukan. Tujuan dari dilakukannya restorasi ini adalah untuk memulihkan kembali fungsi anatomi dari gigi itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA1. Dean, Avery, McDonald. Dentistry for the child and adolescent. Ed. 9th. China : Elsevier ; 2001. P. 53, 177-181, 3312. Asnani K H. Essential of pediatric dentistry. Ed 1st. New Delhi : Jaypee ; 2010. P. 33-34, 49-50.3. Ghom A G. Textbook of oral medicine. Ed 1st. New Delhi : Jaypee ; 2005. P. 449.4. Tilakraj T N. Essential of pedodontics. Ed. 1st. New Delhi : Jaypee ; 2003. P. 101-104.5. Zafar S. Harnekar S Y, Shiddiq A. Early childhood caries : etiology, clinical consideration, sonsequences, and management. International Dentistry SA. Vol.11(4). P.26-30.6. Balacel I, Lacatusu S T. Topoliceanu D, dkk. Influence of salivary factor of rampant caries to patient with asthma. Romanian Journal of Oral Rahbilitation. July-2011. Vol. 3 (3). P. 27-31.7. Chaundry M, Shweta D C. Essential of pediatric oral pathologhy. Ed. 1st. New Delhi : Jaypee ; 2011. P. 75, 81.8. Mahat G, Lyons R, Bowen, Felesia. Early childhood caries and the role of pediatric nurse practitioners. Journal for nurse practitioners. 2014 : 10 (3). P.3.9. Garg N, Amit G. Textbook of preclinical conservative dentistry. Ed. 1st. New Delhi : Jaypee ; 2011. P. 157.