BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu mengenai kesehatan lingkungan diberi batasan sebagai ilmu yang mempelajari tentang dinamika hubungan interaktif antar kelompok penduduk atau masyarakat dengan segala macam perubahan komponen lingkungan hidup seperti spesies kehidupan, bahan, zat, atau kekuatan disekitar manusia yang menimbulkan ancaman, atau berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat serta berupaya mencari-cari upaya pencegahan. Tak hanya itu, kesehatan lingkungan juga terkadang di artikan sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologis yang dinamis antara manusia dan lingkungan untuk mendukung tercapainya realitas hidup manusia yang sehat, sejahtera, dan bahagia. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ilmu mengenai kesehatan lingkungan diberi batasan sebagai
ilmu yang mempelajari tentang dinamika hubungan interaktif antar
kelompok penduduk atau masyarakat dengan segala macam perubahan
komponen lingkungan hidup seperti spesies kehidupan, bahan, zat, atau
kekuatan disekitar manusia yang menimbulkan ancaman, atau
berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat serta
berupaya mencari-cari upaya pencegahan.
Tak hanya itu, kesehatan lingkungan juga terkadang di artikan
sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologis yang dinamis antara manusia dan lingkungan
untuk mendukung tercapainya realitas hidup manusia yang sehat,
sejahtera, dan bahagia.
Oleh karena itu, kesehatan lingkungan dianggap penting untuk
dibahas, karena melalui pembahasan tentang kesehatan lingkungan kita
akan mengetahui hal-hal seperti dibawah ini:
- Mencegah penyakit
- Memperpanjang harapan hidup
- Meningkatkan kesehatan dan efisiensi masyarakat melalui
usaha masyarakat yang terorganisir untuk :
1
a) Sanitasi lingkungan
b) Pengendalian penyakit menular
c) Pendidikan hygne perseorangan
d) Mengorganisir pelayanan media dan perawatan agar
dapat dilakukan, diagnosis dini, pengobatan pencegahan,
serta
e) Membangun mekanisme sosial sehingga setiap insan
dapat menikmati standar kehidupan yang cukup baik
untuk dapat memelihara kesehatan. Dengan demikian,
setiap warga dapat menyadari halnya atas kehidupan
yang sehat dan panjang.
1.2. Rumusan Masalah
1. Sebutkan pengertian dan dasar-dasar kesehatan lingkungan?
2. Jelaskan indicator kesehatan lingkungan !
3. Jelaskan bagaimana sanitasi lingkungan yang baik !
4. Apa-apa saja masalah yang mempengaruhi kesehatan lingkungan ?
5. Jelaskan factor-faktor yang mempengaruhi K3 !
6. Jelaskan program keselamatan kerja sebuah perusahaan !
7. Jelaskan pengertian amdal dan sebutkan manfaatnya !
8. Jelaskan bagaimana prosedur sebuah perusahaan untuk
mendapatkan amdal !
9. Apa saja dampak yang ditimbbulkan oleh limbah industri ?
10. Bagaimana cara mengatasi efek industry ?
11. Jelaskan bagaimana cara mengidentifikasi bahaya dilingkungan
kerja !
12. Bagaimana cara mengevaluasi factor-faktor bahaya di lingkungan
kerja !
2
1.3. Tujuan Instruksional Umum
Setelah pembelajaran modul ini selesai mahasiswa di harapkan
dapat menjelaskan tentang kesehatan lingkungan, keselamatan dan
kesehatan kerja.
1.4. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah pembelajaran modul ini, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan tentang problematika kesehatan lingkungan
2. Menjelaskan tentang indicator kesehatan lingkungan
3. Menjelaskan tentang environmental sanitasi yang benar
4. Menjelaskan mengenai dasar-dasar environmental health
5. Menjelaskan tentang pengaruh perkembangan social ekonomi
terhadap perkembangan kesehatan lingkungan
6. Menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi keselamatan
kerja dan kesehatan kerja dilingkungan kerja.
7. Mengidentifikasi bahaya dilingkungan kerja
8. Mengukur dan mengevaluasi factor-faktor bahaya dilingkungan
kerja.
9. Menjelaskan cara yang aman dan sehat serta menetapkan
pekerja sesuai dengan keahliannya.
10. Menjelaskan program keselamatan dan kesehatan kerja.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kesehatan lingkungan
2.1.1 Pengertian Kesehatan Lingkungan
Pengertian kesehatan lingkungan sangat beragam, hal ini sangat tergantung
dari latar belakang, sudut pandang masing-masing ahli yang membahasnya. Ada
beberapa pengertian kesehatan lingkungan sebagai berikut.
1. WHO Expert Committee
Kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada
antara manusia dan lingkungannya agar dapat menjamin sehat dari
manusia.Keadaaan sehat disini adalah sehat fisik, mental dan sosial serta
mampu berproduktivitas secara ekonomi.
2. Walter R. Lyn
Kesehatan lingkungan adalah hubungan timbal balik antara manusia
dengan lingkungan yang berakibat atau mempengaruhi derajat kesehatan
manusia.
3. Slamet Ryadi
Kesehatan lingkungan adalah bagian integral ilmu kesehatan masyarakat
dengan lingkungannya dalam keseimbangan ekologi dengan tujuan
membina dan meningkatkan derajat kesehatan maupun kehidupan sehat
yang optimal.
4
4. Numenklatur bidang kesehatan
Kesehatan lingkungan adalah penerapan prinsip kesehatan dalam
perubahan dan penyusunan sifat-sifat fisik,kimiawi, atau biologis dari
lingkungan untuk kepentingan kesehatan, kenyamanan dan kesejahteraan
manusia.
5. Anwar Daud
Kesehatan lingkungan adalah semua aspek lingkungan yang dapat
mempengaruhi derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
6. HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia)
Kesehatan lingkungan adalah Suatu kondisi lingkungan yang mampu
menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan
lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang
sehat dan bahagia.”
Dapat disimpulkan Pengertian Kesehatan Lingkungan adalah
Upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang
diarahkan menuju keseimbangan ekologi pada tingkat kesejahteraan
manusia yang semakin meningkat.
2.1.2 Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal
yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan
faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya
masalah kesehatan masyarakat.
5
Ruang lingkup Kesehatan lingkungan adalah :
a. Menurut WHO
1) Penyediaan Air Minum
2) Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
3) Pembuangan Sampah Padat
4) Pengendalian Vektor
5) Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6) Higiene makanan, termasuk higiene susu
7) Pengendalian pencemaran udara
8) Pengendalian radiasi
9) Kesehatan kerja
10) Pengendalian kebisingan
11) Perumahan dan pemukiman
12) Aspek kesling dan transportasi udara
13) Perencanaan daerah dan perkotaan
14) Pencegahan kecelakaan
15) Rekreasi umum dan pariwisata
16) Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah,
bencana alam dan perpindahan penduduk.
17) Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.
b. Menurut UU No 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan (Pasal 22 ayat 3), ruang lingkup
kesehatan lingkungan sebagai berikut :
1) Penyehatan Air dan Udara
2) Pengamanan Limbah padat/sampah
3) Pengamanan Limbah cair
4) Pengamanan limbah gas
5) Pengamanan radiasi
6) Pengamanan kebisingan
6
7) Pengamanan vektor penyakit
8) Penyehatan dan pengamanan lainnya : Misal Pasca bencana.
2.1.3 Sanitasi lingkungan yang baik
Sanitasi lingkungan adalah Status kesehatan suatu lingkungan yang
mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebaginya
(Notoadmojo, 2003).
Salah satu kebutuhan penting akan kesehatan lingkungan adalah masalah air
bersih, persampahan dan sanitasi, yaitu kebutuhan akan air bersih, pengelolaan
sampah yang setiap hari diproduksi oleh masyarakat serta pembuangan air limbah
yang langsung dialirkan pada saluran/sungai. Hal tersebut menyebabkan pandangkalan
saluran/sungai, tersumbatnya saluran/sungai karena sampah. Pada saat musim
penghujan selalu terjadi banjir dan menimbulkan penyakit.
Beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh sanitasi yang kurang baik serta
pembuangan sampah dan air limbah yang kurang baik diantaranya adalah:
1. Diare
2. Demam berdarah
3. Disentri
4. Hepatitis A
5. Kolera
6. Tiphus
7. Cacingan
8. Malaria
7
Jamban sendiri merupakan tempat penampung kotoran manusia yang sengaja dibuat
untuk mengamankannya, dengan tujuan:
1. Mencegah terjadinya penyebaran langsung bahan-bahan yang berbahaya bagi
manusia akibat pembuangan kotoran manusia.
2. Mencegah vektor pembawa untuk menyebarkan penyakit pada pemakai dan
lingkungan sekitarnya
Lalat yang hinggap disampah dan dipermukaan air limbah atau tikus selokan yang
masuk kedalam saluran air limbah dapat membawa sejumlah kuman penyebab
penyakit. Bila lalat atau tikus tersebut menyentuh makanan atau minuman maka besar
kemungkinan orang yang menelan makanan dan minuman tersebut akan menderita
salah satu penyakit seperti yang tersebut diatas. Demikian pula dengan anak-anak
kecil yang bermain atau orang dewasa yang bekerja didekat atau mengalami kontak
8
langsung dengan air limbah dan sampah dapat terkena penyakit seperti yang tersebut
diatas, terutama bila tidak membersihkan anggota badan terlebih dahulu.
1. Air limbah dapat dikelompokkan kedalam 2 bagian, yaitu:
2. Air bekas yang berasal dari bak atau lantai cuci piring atau peralatan rumah tangga,
lantai cuci pakaian dan kamar mandi
3. Lumpur tinja yang berasal dari jamban atau water closet (WC)
Tangki septic atau unit pengolahan air limbah terpusat diperlukan guna
mengolah air limbah sebelum dibuang kesuatu badan air. Disamping untuk mencegah
pencemaran termasuk diantaranya organisme penyebab penyakit, pengolahan air
limbah dimaksudkan untuk mengurangi beban pencemaran atau menguraikan
pencemar sehingga memenuhi persyaratan standar kualitas ketika dibuang kesuatu
badan air penerima.
Sampah dan air limbah mengandung berbagai macam unsur seperti gas-gas
terlarut, zat-zat padat terlarut, minyak dan lemak serta mikroorganisme.
Mikroorganisme yang terkandung dalam sampah dan air limbah dapat berupa
organisme pengurai dan penyebab penyakit. Penanganan sampah dan air limbah yang
kurang baik seperti:
1. Pengaliran air limbah ke dalam saluran terbuka
2. Dinding dan dasar saluran yang rusak karena kurang terpelihara
Pembuangan kotoran dan sampah kedalam saluran yang menyebabkan penyumbatan
dan timbulnya genangan akan mempercepat berkembangbiaknya mikroorganisme
atau kuman-kuman penyebab penyakit, serangga dan mamalia penyebar penyakit
seperti lalat dan tikus.
Suatu badan air seperti sungai atau laut mempunyai kapasitas penguraian
tertentu. Bila air limbah langsung dimasukkan begitu saja kedalam badan air tanpa
dilakukan suatu proses pengolahan, maka suatu saat dapat menimbulkan terjadinya
pencemaran lingkungan. Pencemaran tersebut berlangsung bila kapasitas penguraian
9
limbah yang terdapat dalam badan air dilampaui sehingga badan air tersebut tidak
mampu lagi melakukan proses pengolahan atau penguraian secara alamiah. Kondisi
yang demikian dinamakan kondisi septik atau tercemar yang ditandai oleh:
1. Timbulnya bau busuk
2. Warna air yang gelap dan pekat
3. Banyaknya ikan dan organisme air lainnya yang mati atau mengapung.
Pola Hidup Bersih dan Sehat
Hidup bersih dan sehat dapat diartikan sebagai hidup di lingkungan yang
memiliki standar kebersihan dan kesehatan serta menjalankan pola/perilaku hidup
bersih dan sehat. Lingkungan yang sehat dapat memberikan efek terhadap kualitas
kesehatan. Kesehatan seseorang akan menjadi baik jika lingkungan yang ada di
sekitarnya juga baik. Begitu juga sebaliknya, kesehatan seseorang akan menjadi buruk
jika lingkungan yang ada di sekitarnya kurang baik.
Dalam penerapan hidup bersih dan sehat dapat dimulai dengan mewujudkan
lingkungan yang sehat. Lingkungan yang sehat memiliki ciri-ciri tempat tinggal
(rumah) dan lingkungan sekitar rumah yang sehat.
2.1.4 Problematika Kesehatan Lingkungan
Pencemaran lingkungan sebagian besar disebabkan oleh ulah manusia sendiri.
Berdasarkan lingkungan yang mengalami pencemaran, secara garis besar pencemaran
lingkungan dapat dikelompokkan menjadi pencemaran air, tanah, dan udara.
10
Pencemaran pada tanah dan air biasanya terjadi pada areal perairan seperti laut,
sungai, danau, air tanah, dan seterusnya.
Sementara pencemaran pada tanah adalah pencemaran yang terjadi pada
wilayah daratan. Prevalensi pencemaran air dan tanah berlangsung sangat massif
sehingga membuat daya dukung alam sudah tidak mampu mengembalikan pada
kondisi sediakala. Karena itu alam kehilangan kemampuan untuk memurnikan
pencemaran yang telah terjadi.
Pencemaran yang dominan dan memperparah kondisi pengrusakan lingkungan
adalah sampah dan zat seperti sampah plastik, deterjen, DDT (Dikloro Difenil
Trikloroetana) yang semuanya tidak ramah lingkungan.
Faktor-faktor penyebab pencemaran lingkungan pada tanah adalah:
1. Sampah buangan manusia dari pemukiman penduduk;
2. Zat kimia dari rumah penduduk, industry, pertanian, dan sebagainya;
3. Erosi karena curah hujan yang tinggi.
Sementara penyebab pencemaran pada air umumnya karena akibat dari
penggunaan zat kimia pemberantas hama DDT, utamanya di pedesaan. DDT banyak
digunakan oleh petani untuk memberantas hama yang menyerang tanaman pertanian.
Sementara pencemaran udara terjadi bila pada lapisan udara mengandung
unsur-unsur yang mengotori udara. Adapun bentuk pencemar udara berbagai macam
jenisnya: ada yang berbentuk gas dan ada yang berbentuk partikel cair atau padat.
Pencemar udara berbentuk gas adalah karbon monoksida, senyawa belerang (SO2 dan
H2S), senyawa nitrogen (NO2), dan chloroflourocarbon (CFC).
Pencemar udara berbentuk partikel cair titik-titik air atau kabut sedang yang
berbentuk padat berupa debu atau abu vulkanik.Secara teoritis, pencemaran udara
dalam bentuk gas terjadi bila beberapa gas dengan jumlah melebihi batas toleransi
lingkungan masuk ke lingkungan udara sehingga dapat mengganggu kehidupan
makhluk hidup.
11
Misalnya kadar CO2 yang terlampau tinggi di udara dapat menyebabkan suhu
udara di permukaan bumi meningkat dan dapat mengganggu sistem pernapasan. Kadar
gas CO lebih dari 100 ppm di dalam darah dapat merusak sistem saraf dan dapat
menimbulkan kematian. Gas SO2 dan H2S dapat bergabung dengan partikel air dan
menyebabkan hujan asam. Keracunan NO2 dapat menyebabkan gangguan sistem
pernapasan, kelumpuhan, dan kematian.
Sementara itu, CFC dapat menyebabkan rusaknya lapian ozon di atmosfer.
Partikel yang mencemari udara dapat berasal dari pembakaran bensin. Bensin yang
digunakan dalam kendaraan bermotor biasanya dicampur dengan senyawa timbal agar
pembakarannya cepat mesin berjalan lebih sempurna. Timbal akan bereaki dengan
klor dan brom membentuk partikel PbClBr.
Partikel tersebut akan dihamburkan oleh kendaraan melalui knalpot ke udara
sehingga akan mencemari udara.Sementara pencemaran udara yang berbentuk partikel
cair berupa kabut dapat menyebabkan sesak napas jika terhiap ke dalam paru-paru.
Bila dalam bentuk padat dapat berupa debu atau abu vulkanik merupakan sumber
penyakit yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Selain debu dan abu vulkanik,
partikel padat dapat juga berasal dari makhluk hidup, misalnya bakteri, spora, virus,
serbuk sari, atau serangga-serangga yang telah mati.
Selain itu, masalah produk rekayasa genetik masih kontroversi di seluruh dunia
karena baik ilmuwan, pemerintah maupun pengembang produk rekayasa genetik
belum bisa memastikan keamanan dan efek negatifnya bagi kesehatan manusia dan
lingkungan hidup. Jadi masyarakat hanya ditekankan prinsip kehati-hatian
(precautionary principle) dalam menggunakan dan mengonsumsi produk rekayasa
genetik.
2.2 Kesehatan dan Keselamatan LIngkungan ( K3 )
2.2.1 Pengertian Kesehatan dan Keselatan Kerja
Pengertian K3 menurut beberapa pendapat para ahli, yaitu :
1. Mangkunegara (2002, p.163)
12
Keselamatan dan kesehatan kerjaadalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga
kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk
menuju masyarakat adil dan makmur.
2. Suma’mur (2001, p.104)
keselamatan kerja merupakanrangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja
yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang
bersangkutan.
3. Simanjuntak (1994)
Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan
dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan,
kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja .
4. Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000, p.6)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang
sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat
dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
5. Jackson (1999, p. 222)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi
fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan
kerja yang disediakan oleh perusahaan.
Menurut Mangkunegara (2002, p.165) bahwa tujuan dari keselamatan dan
kesehatan kerja adalah sebagai berikut:
a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja