KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Akrilik. Sebagai Barang Berguna ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Dosen mata kuliah yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Kerangka Logam. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata- kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Gigi Tiruan
Sebagian Lepasan Akrilik. Sebagai Barang Berguna ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Dosen mata kuliah yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Kerangka Logam. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
Makassar, 10 September 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gigi tiruan sebagian adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengembalikan
beberapa gigi asli yang hilang dengan dukungan utama adalah jaringan lunak di
bawah plat dasar dan dukungan tambahan dari gigi asli yang masih tertinggal dan
terpilih sebagai gigi pilar. Restorasi prostetik ini sering disebut juga Removable
Partial Denture. Untuk melakukan perawatan gigi tiruan sebagian, kita harus
mengetahui tahapan tahapan dari penatalaksanaan atau perawatan gigi tiruan
sebagian. Diawali dengan pemeriksaan, pemeriksaan utama maupun pemeriksaan
penunjang. Mencetak merupakan tahapan kedua yang dilakukan. Mencetak dilakukan
berdasarkan pertimbangan resiliensi jaringan mukosa mulut. Preparasi gigi tempat
sandaran termasuk salah satu dalam tahap perawatan preprotestik. Penentuan relasi
rahang atas dan rahang bawah dari pasien. Pemilihan elemen gigi tiruan yang dilihat
dari bentuk, ukuran dan warna serta tahapan penyusunan gigi.
Untuk menentukan desain gigi tiruan sebagian lepasan pada rencana
perawatan kita harus mengetahui terlebih dahulu bagian-bagian dari GTSL (Gigi
Tiruan Sebagian Lepasan) tersebut berdasarkan indikasi dari tiap komponen tersebut
serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya. Pemakaian gigi tiruan mempunyai
tujuan bukan hanya memperbaiki fungsi pengunyahan, fonetik, dan estetik saja, tetapi
juga harus dapat mempertahankan kesehatan jaringan yang tersisa. Untuk tujuan
terahir ini selain erat kaitannya dengan pemeliharaan kebersihan mulut, juga
bagaimana mengatur agar gaya-gaya yang terjadi masih bersifat fungsional atau
mengurangi besarnya gaya yang kemungkinan akan merusak.
Gigi tiruan berujung bebas mempunyai lebih banyak masalah dibandingkan
dengan gigi tiruan sebagian lepasan sadel tertutup. Klasifikasi Kennedy maupun
klasifikasi Soelarko yang berdasarkan topografi daerah tidak bergigi memasukkan
daerah tidak bergigi berujung bebas sebagai kelas yang pertama (Kelas-1).(2) Hal ini
menunjukkan bahwa gigi tiruan berujung bebas lebih banyak mempunyai masalah–
masalah yang memerlukan penanganan istimewa. Masalah utama pada gigi tiruan
ujung bebas ialah gigi tiruan tidak stabil. Gigi tiruan yang tidak stabil dapat
menyebabkan resopsi lingir alveolar berjalan lebih cepat, atau ungkitannya dapat
menimbulkan kelainan periodontal pada gigi penyangga.
B. Rumusan Masalah
1. Bahan apa yang digunakan untuk pembuatan GTSL dan bahan yang
digunakan pada kasus
2. Jelaskan kelebihan dan kekurangan GTS Akrilik disbanding GTSKL
3. Apa yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan GTSKL
4. Syarat yang harus dipenuhi dalam pembuatan GTSKL
5. Bagaimana cara menentukan hubungan rahang
6. Bagaimana biomekanisme dari GTSKL
7. Bagaimana penyaluran tekanan kunyah pada GTSKL
8. Mengapa GT patah dua
9. Bagaimana penanganan pada pasien yang memiliki torus
10. Bagaimana preparasi untuk occlusal rest dan GTSKL
11. Bagaimana pengaruh jaringan periodontal terhadap penggunaan GTSKL
12. Apa saja komponen dari GTSKL
13. Jelaskan jenis cengkram yang digunakan pada GTSKL
14. Jelaskan penanggulangan cengkram yang patah
15. Jelaskan jenis GTSKL dilihat dari konektornya
16. Bagaimana mempersiapkan gigi penyangga pada GTSKL
17. Bagaimana tahap pemeriksaan pada kasus
18. Jelaskan Syarat – syarat dari SCI
19. Bagaimana pembuatan SCI
20. Bagaimana pengaruh penggunaan GTSKL terhadap fonetik, mastikasi dan
estetiks
21. Bagaimana diagnosis pada kasus
22. Jelaskan design kasus
23. Jelaskan rencana perawatan pada kasus
24. Jelaskan prosedur pembuatan GTSKL
25. Bagaimana proses surveying dan kegunaannya pada GTSKL
26. Bagaimana work authoritazion dari pembuatan GTSKL
27. Bagaimana try-in dari operator pada GTSKL
28. Pemeliharaan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Kerangka Logam
29. Kegagalan Pada Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Kerangka Logam dan
Penanggulangannya
30. Bagaimana penambahan unsur pada GTSKL
31. Bagaimana penanggulananganmasalah pada protesa freeend pada kasus
32. Dampak bila kasus tidak ditangani
BAB II
PEMBAHASAAN
2.1 Bahan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Kerangka Logam
Bahan Basis Logam :
1. Logam Campur Emas Kuning (Yellow Gold Alloy)
2. Logam Campur Emas Putih (White Gold Alloy)
3. Logam Baja Tahan Karat (Stainless Steel)
4. Logam Campur Kobalt Kromium
Sifat dari logam tersebut :
Berat Jenis
Berat jenis bahan basis gigi tiruan penting terutama untuk kerangka logam
rahang atas. Bila retensi kurang atau tidak cukup, sebaiknya memilih bahan yang
ringan. Logam campur kobalt kromium dan stainless steel lebih ringan dibanding
emas.
Tensile Strength
Dengan tensile strength dimaksudkan daya tahan logam terhdap deformasi
permanen, misalnya patahnya gigi tiruan. Daya tahan kobalt kromium sama dengan
emas kuning tuang.
Modulus elastisitas
Modulus elastisitas adalah besarnya gaya yang dapat menyebabkan bahan itu
menjadi tegang atau elastis. Modulus elastisitas logam kobalt kromium adalah
207x10.000 N/m3 sedangkan aloi emas 96x10.000 N/m3.
Korosi
Korosi adalah reaksi permukaan logam oleh medium yang berkontak
dengannya, contohnya cairan mulut. Dalam praktek, emas putih tampak lebih buram
dibanding emas kuning setelah pemakaian beberapa lama di dalam mulut, sebab
kadar emas pada emas putih lebih rendah, sedangkan kadar peraknya lebih tinggi. Di
antara semua jenis logam campur, kobalt kromium merupakan aloi terbaik sebagai
bahan kerangka logam protesa, sedangkan aloi emas kuning (yellow gold alloy) dan
baja tahan karat (stainless steel) cukup memuaskan.
Penghantar Listrik Galvanis (Galvanic Potential)
Semua jenis logam mempuny`ai kemampuan menghantarkan listrik.
Sebaliknya dengan emas, platinum, dan perak adalah logam penghantar listrik tinggi,
sedangkan kromium, kobalt, tungsten, dan nikel adalah penghantar listrik yang
rendah.
Tabel : Perbedaan Sifat Fisik Aloi Emas dan Kromium
Karakteristik Aloi Emas Aloi Kobalt Kromium
Warna superior Cukup
Daya tahan korosi cukup sangat baik
Kekuatan cukup lebih dari cukup
Modulus Elastisitas 1/2x kobalt
kromium
2x aloi emas
Kekuatan Yield baik Baik
Adaptasi Reparasi superior kurang ideal
Potensi Galvanik rendah sangat rendah
Untuk pemilihan jenis logam yang akan digunakan pada kasus, di antara
semua jenis logam campur, kobalt kromium merupakan aloi terbaik sebagai kerangka
logam protesa.
Penghalusan dan Pemolesan
Makin keras suatu bahan, makin sulit pula permukaan bahan ini dihaluskan
dan dipoles. Kobalt kromium lebih keras daripada emas, karena itu proses
penghalusan dan pemolesannya menjadi lebih lama. Namun, permukaan yang sudah
dipoles ini lebih bertahan.
2.2 Kelebihan dan Kekurangan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Logam, Gigi Tiruan
Sebagian Lepasan Akrilik dan Gigi Tiruan Cekat
Gigi Tiruan Sebgian Lepasan Kerangka Logam
Kelebihan :
1. Lebih nyaman dipakai (karena dapat dibuat tipis dan sempit)
2. Cukup kaku (rigid) walaupun tipis dan sempit
3. Gaya-gaya yang timbul akibat pengunyahan dapat disalurkan lebih baik
4. Gingival sulcus lebih sehat (tidak tertutup/teriritasi landasan)
5. Menyalurkan pansa lebih cepat karena logam bersifat “thermal
conductivity” dengan logam maka termal panas bisa mengionisasi dan
mengoksidasi jaringan pendukung gigi
6. Logam tahan terhadap abrasi, sehingga permukaannya tetap licin dan
mengkilat serta tidak menyerap saliva sehingga membuatdeposit makanan
dan kalkulus sulit melekat.
7. Logam dapat dipolish dengan baik
8. Logam tidak dapat mengalami perubahan bentuk sehingga aman selama
pemakaian
9. GT ini lebih banyak membantu mempertahankan dan memulihkan
oklusidan artikulasi dibandingkan dengan protesa plat sebagian dari
akrilik.Cengkramnya menjamin suatu stabilitas yang lebih besar sehingga
GT inikurang terbenam dalam mukosa. Adanya penunjang oleh gigi geligi
beban pada mukosa akan menjadi lebih ringan diharapkan resorpsi
prosesus alveolaris juga berkurang.
Kekurangan :
1. Estetik yang kurang jika terlihat saat pemakaian
2. Biaya pembuatan yang lenih tinggi
3. Pembuatan GTSKL tergolong sulit
4. Manipulasi warna dan bentuk yang lebih rumit
Gigi Tiruan Sebgian Lepasan Akrilik
Kelebihan :
1. Manipulasi bentuk yang mudah
2. Sederhana dan harganya yang murah
3. Dapat digunakan pada semua kasus kehilangan gigi
4. Dapat dipolish dengan baik
5. Cukup stabil didalam rongga mulut
6. Memiliki estetik yang baik karena warnanya menyerupai jaringan di
dalam rongga mulut
Kekurangan :
1. Sulit diadaptasikan pada daerah gerong (Undercut)
2. Metil metakrilat yang bersifat rapuh sehingga mudah fraktur
3. Monomer sisa metil metakrilat yang dapat menyebabkan alergi
4. Desain pada rahang atas pada umumnya menutupi seluruh palatum
sehingga indra perasa kurang berfungsi
5. Selain itu, bahan resin akrilik polimerisasi panas juga mengalami
perubahan dimensi disebabkan pengerutan selama proses polimerisasi, dan
dapat menyerap air
Gigi Tiruan Cekat
Kelebihan :
1. Bisa di gunakan pada gigi yang masih hidup walaupun kerusakannya
sudah mencapai setengah mahkota gigi atau sampai di incisal gigi
2. Bisa juga di gunakan pada gigi yang sudah mati, setelah perawatan akar
gigi, di gunakan crown untuk melindungi gigi asli dari resiko patah
3. Pembersihannya lebih mudah hanya dengan menyikat gigi seperti untuk
gigi asli
4. Tidak menyebabkan bau mulut
5. Tidak dapat berubah warna
6. Tidak mudah aus
7. Penggunaan yang lebih tahan lama dibandingkan gigi tiruan lepasan
Kekurangan :
1. Perawatannya harus ekstra karena jika terjadi kerusakan, akan
berpengaruh pada pasak gigi yang mengakibatkan gigi palsu patah
2. Pemasangannya cukup rumit, memakan waktu lama, jika ada kerusakan
harus dibongkar kembali dan biaya yang dikeluarkan jauh lebih mahal.
3. Hanya untuk mengganti beberapa gigi yang tanggal saja
4. Gigi tiruan dengan tipe ini kadang pada akhirnya dapat merusak gigi
tetangga yang di gunakan sebagai penyangga, karena pembersihan di
bawah mahkota tiruan tersebut sulit di lakukan pasien, sehingga lambat
laun gigi tetangga yang di pasang mahkota tiruan penyangga tersebut
dapat mengalami karies dan kegoyangan.
2.3 Pertimbangan dalam Pembuatan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
Usia
Usia pasien sesuatu yang penting untuk menentukan sebuah protesa. Sebagai
contoh, pasien anak muda tidak perlu dilakukan pencabutan gigi, bila gigi yang masih
tersisa dapat dijadikan gigi penyangga dari gigi tiruan sebagian lepasan. Pertumbuhan
juga menjadi faktor dari desain dari gigi tiruan sebagian lepasan.
Sebagai gigi yang baru tumbuh di rongga mulut pasien usia muda,
memerlukan pendesainan ulang protesa. Maksud disini gigi orang yang sudah tua
banyak mengalami atrisi dan tidak memiliki mamelon, sehingga kita sebagai dokter
gig harus menyesuaikan bentuk gigi dengan usianya.
Pasien yang berusia tua biasanya tidak dapat beradaptasi dengan protesa yang
baru. Masalah lain yaitu beberapa pasien dengan usia lanjut yang kehilangan gigi
masih memiliki keinginan yang tidak realistis untuk mempertahankan giginya yang
secara structural tidak sesuai.
Disisi lain, dokter gigi harus menolak permintaan pasien yang hanya ingin
memperbaiki estetik, hanya untuk memperbaiki penampilan, bagaimanapun gigi asli
lebih baik dibandingkan gigi tiruan.
Mental dan Keadaan Fisik Pasien
Mental dan keadaan fisik pasien merupakan faktor yang paling penting.
Protesanya harus dapat memperbaiki atau mengoreksi, tidak melukai mental pasien
atau fisik pasien.
Beberapa kondisi fisik, seperti diabetes mempengaruhi kekuatan jaringan
lunak untuk mentoleransi tekanan dari gigi tiruan sebagian.
Seseorang yang meimiliki mental yang tidak baik dikhawatirkan dapat mengiritasi
mulut pasien tersebut. Pasien dengan usia yang lanjut dan perkembangan mental yang
lambat tidak disarankan untuk menggunakan gigi tiruan sebagian lepasan karena
dikhawatirkan tidak adekuat dan tidak dapat menjaga oral hygiene.
Pekerjaan
Pasien yang memiliki pekerjaan berkaitan langsung dengan orang banyak atau
public pasti akan merasakan penampilan yang berubah karena adanya transisi dengan
gigi tiruan sebagian lepasan atau gigi tiruan lengkap. Dokter gigi dapat membuat
perjanjian untuk melakukan operasi apabila memang diindikasikan untuk melakukan
operasi.
Retensi
Daya perlawanan terhadap lepasnya protesa atau gigi tiruan kea rah oklusal.
faktor pemberi retensi antara lain kualtitas klamer, oklusal resrt, kontur, landasan gigi
tiruan, oklusi, adhesi, tekanan atmosfer, dan surface tension
Stabilisasi
Perawatan atas ketahanan terhadap perpindahan tempat gigi tiruan sebagian
dalam arah horizontaldalam keadaan berfungsi. Stagnasi ditentukan oleh tiga titik
sandaran yang harus meliputi luas permukaan yang sebesar-besarnya agar beban yang
diterima protesa setiap unit bisa sekecil mungkin. Dalam hal ini semua bagian
cengkeram berfungsi kecuali bagian terminal atau ujung lengan retentive. Gigi yang
mempunyai stabilisasi pasti mempunyai retensi, sedangkan gigi yang mempunyai
retensi belum tentu mempunyai stabilisasi.
Estetika
Dalam prostodonsia, yang berhubungan dengan pembuatan gigi tiruan sebagian
adalah:
a. Penempatan klamer harus sedemikian rupa sehingga tidak terlihat dalam
posisi bagaimanapun
b. Gigi tiruan harus tampak asli dan pantas untuk tiap-tiap pasien, meliputi
warna dan inklinasi/posisi gigi
c. Gambaran countering harus sesuai dengan keadaan pasien
d. Perlekatan gigi diatas ridge
Support
Bagaimana pertemuan tekanan oklusal
Kekuatan
Gigi tiruan akan bereaksi apabila ada teknan atau beban
Fungsi otot
Otot wajah bekontribusi dalam prosesmastikasi dan kontrol terhadap protesa.
Semakin kuat perlekatan otot maka protesa akan semakin baik. Di sisi lain, lidah yang
membesar dapat mempersulit penggunaan protesa. Pasien dengan kelainan saraf
(facial eccentric habits) dapat mempersulit dalam penggunaan protesa dikarenakan
protesa akan berubah bentuk dan dudukannya, sehingga mudah patah.
Kelenjar saliva
Perawatan dan konsisi fisik pasien mempengaruhi kerja dari kelenjar saliva
(kelenjar ludah) dapat merubah kualitas dan kuantitas kelenjar saliva. Dalam kondisi
kronis, dapat mempengaruhi laju kerja kelenjar saliva (salivary flow) dan kekentalan
dari saliva tersebut sehingga menyebabkan kurangnya perlekatan dan kenyamanan
dari protesa.
Keberadaan benda asing dalam rongga mulut juga dapat merangsang kerja dari
kelenjar saliva, sehingga dapat memproduksi saliva berlebih. Respon ini biasanya
tidak dapat dikontrol oleh beberapa pasien yang mengalami paralisis otot muka dan
penderita stroke.
Alveolar ridge
Protesa bergantung dari residual alveolar ridge sebagai dukungan protesa.
Jika alveolar ridge tinggi dan berbentuk datar maka memberikan dukungan
terhadapat tegangan ketika beroklusi. Jika alveolar ridge sudah mengalami resorbsi,
maka tidak aakan memberikan dukungan yang adekuat kepada basis dari protesa
tersebut.
Mukosa
Muka menutupi residual ridge, yang bisanya dikenal dengan mukosa
fungsional, jika kondisi fisik pasien berubah maka akan berdampak pada mukosa
sehingga terjadi pergeseran protesa dan protesa sulit digunakan oleh pasien.
2.4 Syarat yang Harus dipenuhi dalam Pembuatan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
Kerangka Logam
1. Dudukan sandaran harus duduk seluruhnya (dukungan adekuat).
2. Lengan resiprokal dan plat proksimal harus berkontak dengan model.
3. Konektor mayor dan minor harus sesuai (kepadatannya, dan hygine nya)
4. Cengkram harus berbentuk taper.
5. Finishing dan polishing kerangka harus adekuat.
6. Persyaratan bahan basis:
a. Kecermatan adaptasi jaringan tinggi.
b. Perubahan volume/dimensi rendah.
c. Permukaannya keras, sehingga tak mudah tergores atau aus.
d. Penghantar termis. Rangsang termis seperti ini perlu untuk menstimulasi
jaringan dibawah protesa agar tetap sehat.
e. Mudah dibersihkan.
f. Bisa dilepas atau dicekatkan kembali.
2.5 Penentuan Hubungan Rahang
Sebagian garis besar, penentuan oklusi ditetapkan menurut salah satu dari
kedua cara berikut ini:
1. Teknik penentuan lintasan fungsional (functionally generated path)
2. Teknik articulator atau static
2.1. Penangkupan langsung
2.2. Rekaman antar oklusal
2.3. Bantuan gelengan gigit
2.4. Bantuan sepenuhnya galengan gigit
1. Teknik Penentuan Lintasan Fungsional
Dasar pemikiran penggunaan teknik adalah merekam setiap gerakan
fungsinal gigi yang sudah tak ada antagonisnya lagi. Dengan demikian gigi tiruan
(elemen) dipasang dan dibentuk sedemikian rupa sehingga setiap saat berada
dalam kontak serasi dengan antagonisnya pada sepanjang gerakan yang
berlaangsung.
Cara ini dalam prakteknya cukup rumit dan membutuhkan keterampilan
tinggi dari operatornya. Selain itu, cara ini juga membutuhkan alat yang sebanyak
mungkin dapat meniru gerakan rahang.
2. Teknik Artikulator
2.1. Penangkupan Langsung
Cara pertama ini digunakan bila ada banyak geligi berantagonis yang
dapat menunjukkan hubungan rahang yang sebenarnya, dan hanya sedikit saja
geligi yang harus diganti serta rentang daerah tak bergigi yang cukup pendek.
Dalam cara ini, penangkupan dapat dilakukan dengan tangan. Kedua model
rahang ditangkupkan dan direkat dengan malam, sampai pemasangan pada
articulator selesai dilaksanakan.
Keuntungan cara ini adalah dapat memindahkan tanpa dimensi
vertikal yang sudah ada dan diharmoni oklusi yang ada di antara geligi asli.
Karena itu, analisis disharmoni oklusi dan koreksinya sudah harus selesai
sebelum rekam hubungan rahang ini.
Jelas cara ini punya keterbatasan. Namun, rekaman seperti ini masih lebih
baik daripada rekaman hubungan antarokusal yan lebih rumit, tetapi tidak
cermat. Bila rekaman terakhir ini dilakukan tanpa gangguan dimensi dan
konsistensi bahan medium perekam, penangkupan langsung masih lebih
mampu memperkecil kemungkinan salahnya penentuan hubungan rahang ini.
2.2. Perekaman Antaroklusal
Cara kedua ini merupakan modifikasi cara pertama dan digunakan
bila terdapat cukup geligi asli yang akan mendukung protesa, umpamanya
padda kasus kelas III Kennedy, tetapi relasi geligi berantagonis ini tidak
memungkinkan penangkupan model begitu saja dengan tangan. Dalam
keadaan penentuan hubungan rahang harus dilakukan seperti pada pembuatan
geligi tiruan cekat dengan menggunakan salah satu jenis bahan Media
Perekam Antaroklusal. Bahan-bahan ini antara lain: Malam berlapis timah
(wafer bite wax), pasta oksida metalik (metallic oxide paste), plaster.
Ketidakcermatan cara ini terletak pada bahan media perekamnya.
Keberhasilan rekaman relasi sentrik dengan malam sebagai media perekam
dipengaruhi oleh bentuk dan konsistensi malam tersebut serta kecermatannya
setelah mendingin. Kontak berlebihan antara malam dengan permukaan
jaringan akan menggeser jaringan lunak, sehingga bentuknya berubah.
Akibatnya lempeng gigi ini tidak akurat lagi bila ditempatkan di atas model.
2.3 Perekaman dengan Bantuan Galengan Gigit
Teknik ini digunakan bil ada satu atau lebih daerah perluasan distal
atau sadel tertutup yang terlalu lebar atau gigi yang masih ada sudah saling
tidak berkontak. Dalam keadaan sepeerti ini, galengan gigi digunakan untuk
penentuan relasi rahang yang cermat.
2.4. Perekaman dengan Bantuan Sepenuhnya Galengan Gigit
Cara ini digunakan bila tidak ada kontak oklusi sama sekali antara
geligi yang masih tinggal, umpanya bila GTL rahang atas harus dibuat
berasamaan dengan GTL rahang bawah. Cara ini juga digunakan dalam kasus
di mana geligi yang masih ada sudah tinggal sedikit dan karenanya tidak
mempengaruhi gerakan eksentrik rahang. Rekaman relasi rahang dibuat pada
galengan gigit bila salah satu atau dua rahang hanya mempunyai gigi anterior
saja.
2.6 Biomekanisme Gigi Tiruan Sebagian Kerangka Logam
Biologi, meliputi aspek kondisi gigi beruapa struktur jaringannya, apakah ada
kondisi jaringan periodontal yang berubah, kondisi tepi gingiva yang
seharusnya tetap terjaga tanpa terluka ataupun terganggu oleh pemakaian gigi
tiruan, kondisi oklusi yang tidak berubah setelah penggunaan gigi tiruan dan
sebagaimana kuatnya gigi dalam menjaga strukturnya dari fraktur ataupun
kegoyangan gigi.
Mekanikal, yang tepenting dari mekanikal gigi tiruan ialah retensi, resistensi
dan deformasi. Ketiganya bertujuan agar gigi tiruan tidak terlepas maupun
terungkit serta tdk mudah rusak ketika di pakai oleh pasien.
2.7 Penyaluran Tekanan Kunyah pada Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Kerangka
Logam
Tooth-Borne :
Pada gigi tiruan jembatan ataupun cekat tekanan kunyah dari gigi tiruan
terdapat pada gigi yang jatuh padanya melalui oklusal rest ke gigi penyangga lalu
ke jaringan periodontal dan akhirnya ke tulang alveolaris. Pada gigi tiruan
kerangka logam juga menggunakan oklusal rest sebagai tekanan kunyah namun
hal tersebut juga tergantung dari basis gigi tiruan itu sendiri. Jika basis dari
GTSLKL lebih lebar maka tekanan kunyah yang diberikan kecil, namun jika basis
GTSLKL kecil maka tekanan kunyah yang dihasilkan akan besar dan
penyalurannya melalui oklusal rest pada gigi tiruan tersebut.
Tissue-Borne :
Pada gigi tiruan lepasan pada bahan akrilik dengan lepasan sebagian
maupun full denture atau lepasan lengkap tekanan kunyah yang disalurkan yang
jatuh pada saat pengunyahan yaitu ke basis gigi tiruan lalu ke mukosa mulut dan di
teruskan ke jaringan pendukung gigi, hal ini biasa di sebut dengan tissue borne.
Pada kerangka logam penyaluran tekanan kunyah tissue borne juga dapat terjadi
dengan kombinasi tekanan kunyah melalui tooth borne. Hal ini tergantung dari
lebar basis (sayap) atau konektor yang dibuat.
2.8 Gigi Tiruan Patah Dua
Klasifikasi Patahnya Protesa
a. Patahnya plat atau basis geligi tiruan dan gigi
Hal ini disebabkan
- Kesalahan konstruksi
1. Bila gigi belakang, terutama pada rahang atas, disusun di luar puncak lingir,
maka sebagain besar komponen gaya kunyah akan disalurkan kebagian
tengah geligi tiruan tersebut. Hal ini merupakan sebab patahnya bagian
tengah protesa rahang atas
2. Kurang tebalnya plat resin akrilik pada bagian depan palatum, akan
memperlemah protesa. Hal ini terjadi terutama pada pemakaian gigi depan
yang terbuat dari resin. Bila bagian singulum gigi dibentuk secara anatomis,
maka pada wkatu pembuatan plat malam, sering dilaukan penipisan bagian
ini untuk mempertahankan bentuk gigi
3. Kekuatan dan ketidatepatan dimensional basi protesa, karena tidak tepatnya
konsistensi adonan pada waktu packing, lama dan suhu polimerisasi yang tak
memadai, dan atau kuvet terlalu cepat didinginkan setelah pemasakan
(curing)
4. Pelbagai factor yang menyebabkan patahnya gigi porselen. Gigi porselen
mungkin saja patah pada saat pemrosesan protesan resin. Factor penyebab
terjadinya hal ini antara lain :
Pertama, strain yang terjadi pada geligi tiruan pada saat pembongkaran
dari kuvet (deflasking). Karena insersi pin merupakan bagian terlemah
dari gigi porselen, maka pecahnya gigi ini biasanya terjadi pada bagian
ini. Itulah sebabnya, perlu menentukan teknik pembongkaran
sebelumnya
Kedua, melakukan packing pada pada saat kuvet masih panas. Kuvet
panas ini mengakibatkan berbedanya konsistensi resin dan ini
menimbulkan tekanan tak memadai, yang dialami gigi geligi selama
tahap penutupan percobaan akhir
Ketiga, rendahnya mutu gigi porselen. Pada gigi porselen dengan pin
yang harganya murah atau kualitasnya rendah, kadang – kadang terdapat
ruang pada tempat insersi pinnya. Dengan demikian, resin dpat masuk
dalam celah ini dan tekanan yang mengenainya dapat menyebabkan
pecahnya gigi pada bagian pin ini. Bila diketahui sebelumnya, adanya
celah sebaiknya disemen dahulu
Keempat, perbedaan koefisien muai panas yang menyolok antara mentil
metakrilat, porseln dan logam mungkin merupakan penyebab pecahnya
gigi. Selama proses pendinginan temperature dari 100 derajat celcius ke
suhu kamar, kontraksi resin adalah 20 kali kontraksi yang dialami
porselen
Kelima, keemahan karena adanya lubang – lubang retensi. Penyebab
pecahnya gigi belakang dalam jurusan mesio distal adalah kelemahan
karena adanya lubang – lubang retensi pada elemen tiruan. Itulah
sebabnya dianjurkan untuk tidak menyusun gigi belakang semacam ini
terlalu rapat satu sama lian, akrena tekanan selama polimerisasi bias
menyebakan pecahkan gigi
Keenam, pengasahan gigi porselen secara berlebihan, baik pada
permukaan oklusal ataupun yang menghadap lingir bisa memperlemah
beberapa waktu lamanya
b. Faktor penyebab dari dalam mulut
- Tekanan berlebihan yang terjadi selama proses pengunyahan atau karena
menggertak, atau mengatup – ngatup gigi (clenching atau grinding). Dalam hal
ini, basis resin geligi tiruan perlu diganti dengan bahan metal
- Resorpsi tulang alveolar yang terjadi sesudah pemasangan geligi tiruan akan
menyebakan geligi tiruan tidak stabil lagi dengan akibat mudah terjadi fraktur
- Frenulum labialis yang terlalu tinggi mengharuskan dibuatnya kekakuan yang
dalam pada plat geligi tiruan. Lekukan semacam ini biasanya merupakan tempat
awal terjadinya fraktur
- Rilif yang tidak memadai pada geligi tiruan rahang atas di bagian tengah palatum
pada penderia – penderita yang perbedaan ketebalan mukosanya menyolok, dapat
menyebabkan geligi tiruan melengkung pada bagian tengah palatum selama
berfungsi. Proses ini dapat berakhir dengan fraktur
c. Faktor - faktor yang berasal dari luar mulut
- Tekanan berlebihan selama perbersihan
- Kecelakaan, umpamanya geligi tiruan jatuh ke lantai
2.9 Penanganan Pasien yang Memiliki Torus
Torus merupakan suatu pembesaran, penonjolan tulang (exsostosis) yang
membulat pada rongga mulut. Exostosis adalaha suatu pertubuhan benigna jaringan
tulang yang menonjol di luar permukaan tulang. Jika terletak di daerah palatum
disebut torus palatinus, sedangkan terjadi pada daerah lingual ingual disebut torus
lingualis. Torus lebih sering terjadi pada wanita daripada laki-laki. torus biasanya
berdiameter 1,5-4 cm.
Torus (Palatinus dan lingualis) merupakan variasi normal setiap individu.
Torus tidak membutuhkan treatmen kecuali jika menjadi besar dan menggangu
penempatan gigi tiruan dan fungsi rongga mulut atau menyebabkan ulcer atau trauma
yang berulang.
Penatalaksanaan torus berkaitan dengan pembuatan gigi tiruan diantaranya :
1. Metode bedah
Torus removal surgery, indikasi torus removal adalah bagi orang yang
memakai gigi tiruan terdapat ulserasi yang berulang (kambuhan) dan
kesulitan makan dan berbicara. Menurut Fragiskos (2007) torus removal
perlu dilakukan jika torus tersebut membesar dan pasien merasa terganggu
dengan adanya torus tersebut , sedangkan dapat menghambat fungsi dari
rongga mulut itu sendiri.
2. Metode non bedah
Metode non bedah dilakukan dengan cara mendesain basis kerangka
logam dengan pembebasan daerah torus (palatiunus dan lingualis). Untuk
torus yang berukuran besar dan meluas di daerah palatal menggunakan U
shape konektor. Indikasi pemakaian plat palatal bentuk U adalah kehilangan
1 atau lebih gigi anterior dan posterior atas dan adanya torus palatinus yang
luas. Untuk rahang bawah menggunakan Lingual plate dengan indikasi
pemakaian pada kasus torus mandibularis yang besar sehngga tidak bisa
menggunakan batang konvensional. Pembuatan plat akan menghindari
kontak dengan torusdan mempertahankan konektor tetap lebar dan cukup
kuat.
Untuk torus yang berukuran kecil dilakukan pada tahap pengecoran kerangka
logam, daerah torus di isolasi dan dicetak kembali dengan menggunakan gips
encer kemudian dilapisi malam dan dilakukan pengecoran sehingga torus dapat
tertutupi kerangka logam dengan baik.
2.10 Preparasi Occlusal Rest dan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Kerangka Logam
1. Occlusal rest terletak pada fossa mesial atau distal dari gigi premolar atau molar.
2. Bentuk outline form dari occlusal rest harus berbentuk triangular bulat dengan
ujung dekat dengan pusat gigi.
3. Turunkan marginal ridge 1,5mm. Dasar dudukan berbentuk konkaf atau sendok
dengan inklinasi mengarah ke pusat gigi. Marginal ridge dari gigi penyangga harus
diturunkan agar terdapat tempat yang cukup untuk logam untuk kekuatan dan
rigiditas dari rest dan konektor minor.
4. Sudut yang terbentuk antara occlusal rest dan konektor minor vertikal darimana
berasal, sebaiknya kurang dari 90o. Karena hanya dengan cara ini, tekanan oklusal
dapat disalurkan sepanjang aksis dari gigi penyangga.
2.11 Pengaruh Gigi Tiruan Terhadap Jaringan Periodontal
1. Akumulasi plak menyebabkan dekalsifikasi gigi dan karies gigi, pada jaringan
periodontal menyebabkan inflamasi pada gingiva dan menekan jaringan
periodontal.
2. N v Direct trauma dari komponen menyebabkan abrasi dan fraktur restorasi,
pada jaringan periodontal menyebabkan inflamasi pada gingival dan menekan
jaringan periodontal
3. Penyebaran tekanan yang terlalu berlebihan, menyebabkan gigi goyang dan
menekan jaringan periodontal
4. Oklusal eror, menyebabkan gigi goyang dan menekan jaringan periodontal
2.12 Komponen Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Kerangka Logam
1. Basis/ Sadel
Basis atau sadel gigi tiruan kerangka logam adalah bagian dari
komponen gigi tiruan sebagian lepasan yang merupakan tempat
dipasangkannya anasir gigi tiruan.
2. Retainer langsung
Retainer langsung adalah suatu komponen gigi tiruan yang berkontak
langsung dengan permukaan gigi penyangga, berupa retainer intra koronal
dan ekstra koronal. Retainer intrakoronal dapat berupa kaitan persisi,
sedangkan retainer ekstra koronal dapat berupa cangkolan.
Secara structural cangkolan terdiri dari bagian-bagian:
- Badan cangkolan (body): terletak antara lengan dan sandaran oklusal.
- Lengan cangkolan (arm): terdiri dari bahu dan terminal
- Bahu cangkolan (shoulder): bagian lengan yang berada di atas garis
survey.
- Ujung lengan (terminal): bagian ujung lengan cangkolan
- Sandaran (rest): bagian yang bersandar pada permukaan oklusal/
insisal gigi penyangga.
Rest terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
a. oklusal rest: rest yang di tempatkan pada permukaan oklusal
gigi premolar atau molar
b. lingual (cingulum) rest: rest yang ditempatka pada
permukaan cingulum dari gigi anterior (biasanya gigi caninus).
Rest juga dapat diletakkan pada bagian lingual gigi posterior
dengan membuat tepian pada permukaan gigi.
c. isisal rest: rest yang diletakkan pada gigi anterior pada edge
insisalnya.
d. intracoronal rest: rest yang ditempatkan secara teliti di kontur
mahkota gigi atau penyangga.
- Konektor utama (mayor connector): penghubung untuk bagian kiri-
kanan sadel kerangka logam
- Konektor tambahan (minor connector): bagian yang menyatukan
cangkolan dengan konektor utama.
3. Retainer tidak langsung
Retainer tidk langsung adalah suatu komponen gigi tiruan sebagian
lepasan yang membantu retainer langsung dan memberikan retensi
tambahan untuk melawan pergerakan gigi tiruan kea rah mukosa.
Dalam desain gigi tiruan sebagian lepasan, pemakaian retainer tidak
langsung biasanya pada kasus –kasus tertentu seperti pada kasus kelas I dan
IV Kennedy, yang sumbu rotasinya di sskitar ujung cangkolan tidak
mungkin dihindari sehingga diperlukan retainer tidk langsung untuk
menahan tekanan pergeseran pada daerah berlawanan dan mencegah gerak
sadel menekan jaringan pendukung.
4. Konektor utama
Konektor uutama merupakan bagian dari gigi tiruan tersangka logam yang
menghubungkan komponen gigi tiruan pada sisi rahang sebelah kiri dan
kanan yang bertindak sebagai basis gigi tiruan kerangka logam.
5. Konektor tambahan
Konektor tambahan merupakan bagian gigi tiruan sebagian lepasan
yang menghubungkan konektor utama dengan bagian lain, seperti retainer
langsung dan retainer tidak langsung.
Konektor tambahan harus mempunyai ketebalan yang cukup supaya
tetap kaku, konektor tambahan diletakkan pada daerah embrasure gigi dan
berbentuk melancip ke arah gigi penyangga atau diletakkan pada
bagianruang interproksimal gigi dan menjadi penghubung cangkolan
dengan konektor utama.
2.13 Cengkram Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Kerangka Logam
Beradasarkan dsain, cengkeram terbagi menjadi dua yaitu cengkeram oklusal
dan cengkeram gingival. Cengkeram oklusal meupakan cengkeram yang mengaruh ke
daerah gerong dari arah oklual. Cengkeram gingival merupakan cengkeram yang
mengarah ke daerah gerong servikal.
Kelompok cengkeram oklusal antara lain:
1. Cengkeram akers, merupakan bentuk dasar dari jrnis sikumferensia yang
terdiri atas lengan bukal, lengan lingual, dan sandaran oklusal. Cengkeram ini
paing umum digunakan karena retentife dan stabil. (Gambar 4.a)
2. Cengkeram mengarah belakang, merupakan, merupakan modifikasi dari
cengkeram cicin. Gerong dapat dicpai dengan sedikit bagian gigi yang
tertutupi dan sedikit cengkeram logam yang terlihat. (Gambar 4.b)
3. Cengkeram kail, lengan cengkolan diputar membalik untuk mencapai gerong
retentif. Lengan cengkeram juga didesain untuk mencapai gerong proksimal
dari oklusal. Indikasi penggunaan cengkeram ini adalah ketika gerong
proksimal akan digunakan pada gigi penyangga posterior, gigi yang miring,
atau perlekatan jaringan yang menghalangi penggunaan cengkeram gingival
(Gambar 4.c)
4. Cengkeram setengah-setengah (half and half clasp), terdiri dari lengan
retentive pada satu sisi dan lengan resiprokal dari sisi yang berlawanan.
Indikasi penggunaan cengkeram ini adalah ketika diperlukan retensi ganda
dan hanya diaplikasikan pada desain GTSL unilateral. (Gambar 4.d)
5. Cengkeram ganda, terdiri dari dua cengkeram sirkumferensial yang
bergabung pada bigian akhir dari dua lengan resiprokal. Indikasi penggunaan
cengkeram ini adalah ketika diperlukan retensi dan stabilisasi tambahan,
umumnya pada gigitiruan dukungan gigi. (Gambar 4.e)
6. Cengkeram embrasure, terdiri dari dua lengan retentif, dua lengan pemeluk
dan dua sandaran oklusal. Indikasi penggunaannya adalah pada klas II dan
klas III tanpa modifikasi yang tidak memiliki ruang edentulous pada sisi yang
berlawanan untuk menempatkan cengkeram (Gambar 4.f)
7. Cengkeram cincin, merupakan cengkeram yang mengeliligi hamir selruh
permukaan gigi penyangga. Indikasi penggunaannya adalah pada gerong
proksimal yang tidak dapat dicapai dengan cara lain (Gambar 4.g)
Kelompok cengkeram gingival antara lain:
1. Cengkeram T, daerah luas yang tertutup oleh ujung cengkeram T jarang
diperlukan untuk retensi yang adekuat
2. Cengkeram I, berkontak dengan gigi hanya pada bagian ujungnya. Lekukan
pada cengkeram I harus ditempatkan paling sedikit 3mm dari margin
gingival
3. Cengkolan Y, area luas yang tertutupi oleh ujung cengkolan Y jarang
diperlukan untuk retensi yang adekuat
Kontraindikasi penggunaan cengkeram gingival yaitu gigi yang terlalu miring ke
bukal atau lingual, gerong jaringan yang terlalu besar atau vestibulum bukal yang
terlalu dangkal.
2.14 Penanggulangan Cengkram yang Patah
Kebutuhan untuk melakukan perbaikan atau penambahan unsur akan dapat
menghasilkan komplikasi yang tak terduga pada gigi abutment atau pada gigi
lainnya dimana dapat terjadi kerusakan maupun distorsi gigi tiruan. Sangatlah
penting untuk menginstruksikan pasien bagaiman cara peletakkan (try-in) gigi tiruan
yang benar . Sebelum melakukan reparasi, dokter gigi harus mengetahui apa
penyebab dari patahnya komponen-komponen gigi tiruan agar dapat menentukan
reparasi yang tepat dan tidak akan menyebabkan terulangnya kepatahan.
Cengkeram yang patah biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya
sering di keluar-maukkan melalui undercut yang terlalu dalam, bila dukungan dari
jaringan terlalu besar maka cengkeram akan mengalami kepatahan. Selanjutnya,
bisa dikarenakan dari desain yang salah, dan kesalahan dari pasien. Untuk kasus
cengkeram yang patah apabila dilakukan perbaikan maka diperlukan evaluasi yang
secara terus menerus terhadap gigi tiruan. Sering kali, penanganan yang paling baik
untuk pasien dengan cengkeram yang patah adalah pembuatan ulang.
Untuk kasus cengkeram yang patah dan penambahan elemen gigi tiruan dapat
direparasi dengan cara melekatkan basis metal dengan menggunakan electric
soldering. Pembuatan dengan basis yang terbuat dari resin merupakan pekerjaan
yang sederhana dibanding dengan basis kerangka logam. Begitu pula dengan
penambahan unsur pada gigi tiruan kerangka logam. Color-matching gold solder
digunakan untuk soldering kedua gold dan chromium cobalt aloy. Solder untuk gold
alloy akan meleleh pada suhu 1420 derajat fahrenheit dan 1500 derajat fahrenheit.
2.15 Konektor Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Kerangka Logam
Mandibular lingual bar
Indikasi : Lingual bar digunakan untuk mandibula gigi tiruan sebagian lepasan
ketika terdapat ruang yang cukup antara elevasi sulcus lingual alveolar dan jaringan
gingiva lingual.
Karakteristik dan lokasi :
1. Bentuk setengah buah pir dengan porsi terbesar berada di inferior.
2. Batas superior meruncing kearah jaringan lunak
3. Batas superior terletak setidaknya 4 mm dibawah margin gingiva dan lebih
jauh jika memungkinkan.
4. Batas inferior terletak diatas sulcus alveolar lingual ketika lidah pasien sedikit
berelevasi.
Blockout dan relief master cast :
1. Semua jaringan memotong sejajar dengan jalur penempatan.
2. Ketebalan tambahan 32-gauge lembar lilin ketika permukaan lingual alveolar
ridge adalah undercut atau sejajar dengan jalur penempatan.
3. Tidak dibutuhkan relief ketika permukaan lingual alveolar ridge telah halus
dibagian inferior dan posterior.
4. Ketebalan baseplate lebih tebal terhadap basal seat area ( untuk mengelevasi
konektor minor untuk memasang basis gigi tiruan resin akrilik).
Spesifikasi waxing :
1. Six-gauge, malam yang berbentuk setengah pir yang diperkuat dengan 22-24
gauge lembar malam atau bentuk plastik yang serupa yang disesuaikan
dengan bentuk lebar.
2. Bar yang panjang dibutuhkan dengan jumlah besar dari bar yang pendek, tapi
bentuk cross-sectional tidak berubah.
Finishing line :
Butt-type joint dengan konektor minor untuk retensi basis gigi tiruan.
Mandibular linguoplate
Indikasi:
1. Ketika sulcus lingual alveolar nyaris mendekati servikal gingival lingual yang
menyebabkan hilangnya ruang yang cukup untuk rigid lingual bar.
2. Dalam hal tersebut yangmana residual ridge kelas I lengkung telah
mengalami semacam resorbsi vertikal sehingga hanya akan memberikan
ketahanan yang minimum untuk rotasi horizontal basis gigi tiruan.
3. Untuk penggunaan periodontal gigi yang lemah di group fungsi untuk
melengkapi dukungan prosthesis dan untuk membantu rotasi horizontal resist
2.30 Penambahan Unsur pada Gigi Tiruan Seagian Lepaan Kerangka Logam
Untuk kasus cengkeram yang patah dan penambahan elemen gigi tiruan dapat
direparasi dengan cara melekatkan basis metal dengan menggunakan electric soldering.
Pembuatan dengan basis yang terbuat dari resin merupakan pekerjaan yang sederhana
dibanding dengan basis kerangka logam. Begitu pula dengan penambahan unsur pada
gigi tiruan kerangka logam. Color-matching gold solder digunakan untuk soldering
kedua gold dan chromium cobalt aloy. Solder untuk gold alloy akan meleleh pada suhu
1420 derajat fahrenheit dan 1500 derajat fahrenheit.
Penambahan unsur pada gigi tiruan kerangka logam dapat dilakukan dengan
melekatan menggunakan electric soldering, sama seperti cengkeram yang patah atau
dengan membuat elemen retentif sebagai perlekatan pada perpanjangan resin (resin
extension). Sebagai contoh, ketika perpanjangan bagian distal (distal extension) gigi
tiruan meluas, maka sebaiknya dilakukan relining pada seluruh basis.
2.31 Penangan Masalah Gigi Tiruan Berujung Bebas
Tidak stabilnya gigi tiruan berujung bebas dapat berupa : gigi tiruan mengungkit pada arah vertikal; bagian ujung mengungkit pada arah horizontal; rotasi bagian sadel pada poros rotasi sagital ; dan pergeseran anteroposterior.
Ungkitan Pada Arah Vertikal
Pada ungkitan ini poros rotasi berjalan horizontal pada bidang frontal. Ungkitan pada arah vertikal dapat dibagi dua macam yaitu ungkitan kearah oklusal, dan ungkitan ke arah apikal.
Ungkitan ke Arah Oklusal (menjauhi lingir alveolar)
Ungkitan ke arah oklusal dapat terjadi pada pengunyahan jenis makanan yang lengket, yang menyebabkan ujung distal sadel ujung bebas akan terangkat, sedangkan ujung mesialnya karena ada ujung tangan retentif, akan tetap menempel pada gigi sandaran. Pada awal gerak, poros rotasi ada pada kedua ujung tangan retentif, selanjutnya poros melalui retainer indirek yang paling dekat dan terletak mesial dari tangan retentif. Untuk mengatasi ungkitan ke arah oklusal dapat dilakukan :
Perpanjangan landasan lebih jauh ke anterior dari titik retensi makin panjang/jauh ke anterior landasan/penghubung major maka ungkitan ke arah oklusal makin mudah diatasi. Bagian landasan yang memanjang ke anterior akan menahan terangkatnya sadel ujung bebas ke arah oklusal. Untuk gigi tiruan rangka logam penghubung utama/major tidak perlu dibuat terlalu luas/lebar, tetapi harus cukup panjang.
Disain retainer dibuat menjadi ungkitan kelas II Ungkitan kelas II pada kasus gigi tiruan ujung bebas terjadi apabila titik fulkrum berada sebelah anterior dari titik retensi. Pada posisi seperti ini sadel ujung bebas akan tertahan waktu terangkat ke arah oklusal. Makin jauh jarak antara titik fulkrum, maka kemampuan menahannya akan makin baik. Pada gigi tiruan rangka logam sebaiknya dibuat retainer indirek yang ditempatkan sejauh mungkin ke anterior.
Menganjurkan pasien agar hati-hati/tidak mengunyah makanan yang lengket. Hal ini merupakan pencegahan atas penyebabnya, akan tetapi hampir setiap jenis makanan terutama karbohidrat cenderung bersifat lengket. Yang perlu
dihindarkan ialah jenis makanan yang sangat lengket misalnya jenis dodol dan permen karet.
Ungkitan ke Arah Apikal (ke arah lingir alveolar)
Ungkitan ke apikal terjadi pada saat pengunyahan makanan di daerah sadel ujung bebas. Sadel akan menekan jaringan pendukung di bawahnya. Akibat adanya perbedaan kompresibilitas jaringan pendukung yang mendukung sadel ujung bebas, maka terjadi ungkitan pada gigi tiruannya. Gerak dan kekuatan ungkitan yang terjadi tergantung pada perbedaan kompresibilitas jaringan pendukung, tekanan penggigitan, dan letak tempat penggigitan. Perbedaan kompresibilitas dapat terjadi antara mukosa daerah ujung sadel berujung bebas.
Resorpsi Lingir Alveolar
Suatu ungkitan ke arah apikal dari landasan gigi tiruan yang tidak stabil akan menyebabkan tidak meratanya penyaluran tekanan kunyah. Pada kasus gigi tiruan sebagian lepasan ujung bebas, tekanan kunyah ke arah apikal akan lebih terkonsentrasi di bagian posterior (daerah ujung bebas), sehingga akan menimbulkan tekanan berlebih (overload/overfunction), yang selanjutnya akan mengakibatkan resorpsi lingir alveolar yang lebih hebat di tempat tersebut. Untuk mengatasi ungkitan ke arah apikal dapat dilakukan :
a. Memperluas landasan ujung bebas (daerah posterior) Makin luas landasan/sadel maka penyaluran tekanan kunyah per satuan luas tertentu akan makin kecil, sehingga mukosa akan lebih sedikit tertekan, dan gerak ungkit yang terjadi juga akan makin kecil. Perluasan landasan/sadel yang maksimal dapat diperoleh dengan cara melakukan muscle trimming baik untuk gigi tiruan rangka logam maupun gigi tiruan akrilik sederhana.
c. Pencetakan khusus yang mengurangi tekanan terhadap lingir pada saat pengunyahan, misalnya : pencetakan berganda; pemakaian bahan cetak mukostatik; dan teknik alter cast.
d. Memperkecil luas permukaan oklusal gigi artifisial pada sadel ujung bebas Makin kecil/sempit luas permukaan kunyah, makin sedikit bagian bolus makanan yang dikunyah, sehingga makin kecil tenaga/tekanan/gaya yang diperlukan. Dengan demikian tekanan ke apikal terhadap sadel ujung bebas akan makin kecil. Agar hal ini dapat dicapai, maka dipiilih gigi artifisial berukuran mesiodistal dan bukolingual yang lebih kecil
e. Mengurangi jumlah gigi artifisial di distal Dengan dikuranginya jumlah gigi artifisial di distal, maka selain akan mengurangi luas permukaan oklusal, juga akan memperpendek panjang lengan ungkit (jarak dari titik beban ke titik fulkrum), sehingga apabila disain retainernya ungkitan kelas I, ungkitan yang terjadi akan lebih kecil.
f. Membuat titik retensi mesial/lebih jauh ke mesial dari titik fulkrum paling distal. Pada ungkitan kelas I maka dengan bertambah besarnya jarak dari titik fulkrum ke titik retensi, sedangkan jarak lengan ungkit dan besar beban tetap, maka ungkitan yang terjadi akan lebih kecil. Pembuatan tangan retentif pada gigi
yang lebih ke anterior atau di gigi anterior (kaninus) dapat mengganggu estetika karena akan lebih banyak bagian logam yang terlihat. Untuk mengatasi hal ini dipilih jenis retainer yang lebih estetis antara lain: ‘T” clasp; “I” clasp; bahan plastik khusus; atau kombinasi dengan cara sebagian retainer yang nampak dibuat dari bahan cangk. kawat. Selain itu agar ujung tangan retentif dapat ditempatkan serendah mungkin mendekati margin gusi, tangan retentif harus dibuat sangat fleksibel.
Ungkitan Terhadap gigi sandaran
Gigi tiruan yang mengungkit selain dapat menyebabkan resorpsi lingir alveolar yang lebih hebat, juga dapat mengungkit gigi sandaran apabila disain retainer pada gigi sandaran tersebut menimbulkan ungkitan kelas I. Faktor utama yang menimbulkan gaya ungkit paling besar adalah tekanan/gaya kunyah, yang menyebabkan ungkitan bagian sadel ke arah apikal/lingir alveolar. Akibat ungkitan kelas I gigi tiruan ujung bebas ke apikal, gigi sandaran seolah-olah diputar dan ditarik arah posterior. Karena hal ini berlangsung kontinu, maka dapat terjadi kerusakan jaringan periodontal.
Bagian Ujung Mengungkit pada Arah Horizontal
Akibat tidak adanya gigi sandaran di ujung distal ujung bebas, bagian ini bebas bergeser/berrotasi baik ke arah medial maupun ke arah lateral. Poros rotasi yang terjadi berjalan vertikal melalui titik fulkrum paling distal pada gigi sandaran. Penyebab pergeseran ke lateral atau medial ialah karena bekerjanya komponen gaya lateral/medial pada fungsi pengunyahan. Untuk mengurangi pergeseran ke arah tersebut dapat dilakukan usaha-usaha sebagai berikut :
a. Perluasan landasan yang maksimal (ant., post., sisi lain). Perluasan landasan yang maksimal diperoleh dengan melakukan muscle trimming. Landasan yang lebih luas akan memberikan tahanan gesekan yang lebih besar yang akan mengurangi bergesernya landasan ke arah lateral/medial. Besarnya tahanan ini akan bertambah apabila lingir alveolarnya masih tinggi.
b. Retainer indirek (makin ke anterior > baik) Adanya retainer indirek yang menempati seat (lekuk dudukan) di anterior akan menahan sadel ujung bebas bergeser ke arah lateral/medial. Seperti halnya pada ungkitan, makin jauh retainer indirek ke titik fulkrum, maka akan makin besar kemampuannya untuk menahan pergeseran titik beban ke arah apikal.
c. Menghilangkan sangkutan oklusi (interference) Gigi artifisial disusun sesuai dengan kaidah Hukum Artikulasi, dan menghilangkan disharmoni oklusal waktu artikulasi perlu dilakukan baik pada saat remounting maupun grinding in.
d. Gigi artifisial non-anatomik Pemakaian gigi artifisial non-anatomik juga akan menghilangkan terjadinya komponen gaya kunyah yang mengarah ke lateral/medial.
Rotasi Bagian Sadel pada Poros Rotasi Sagital
Bagian sadel dapat berotasi dengan poros melalui puncak lingir alveolar. Pada sadel ujung bebas satu sisi sehubungan tidak ada gigi penyanggadi posterior sadel, cenderung lebih mudah terjadi. Untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan ini, dapat dilakukan tindakan-tindakan berikut :
a. Perluasan landasan ke sisi lain Perluasan penghubung major/landasan ke sisi lain akan mencegah terputarnya sadel ke arah medial pada poros rotasi sagital.
b. Retensi di sisi lain Adanya retensi di sisi lain akan mencegah penghubung major/landasan di sisi ini terangkat, sehingga selanjutnya akan mencegah sadel ujung bebas terputar ke arah lateral.
c. Sandaran oklusal yang lebih lebar Lebar sandaran oklusal yang biasa kira-kira sepertiga lebar permukaan oklusal gigi sandarannya. Untuk dapat lebih mencegah terputarnya sadel ujung bebas, lebar sandaran oklusal harus ditambah. Pada gigi tiruan rangka logam hal ini mudah diperoleh, akan tetapi untuk gigi tiruan akrilik sandaran oklusal yang dibuat dari cangk. kawat ukurannya jauh lebih kecil dari sepertiga lebar permukaan oklusal gigi sandaran. Untuk mengatasi kekurangan ini sandaran oklusal pada satu tempat dibuat dari beberapa cangk. kawat yang disusun melebar.
d. Tangan retentif di permukaan bukal dan mesial gigi sandaran (mod. Akers) Apabila tangan retainer baik di bukal maupun lingual bersifat retentif, maka kedua tangan retainer ini dapat mengurangi terputarnya sadel baik ke arah medial maupuin lateral.
e. Perluasan landasan maksimal Landasan yang lebih luas terutama ke medial maupun lateral akan lebih dapat mencegah terputarnya sadel. Perluasan landasan yang maksimal ke bagian forniks maupun ke posterior dapat dilakukan dengan muscle trimming. Pergeseran Anteroposterior
Pada kasus “all tooth supported” Pergeseran sadel ke arah mesial maupun distal dapat dicegah karena baik sebelah mesial maupun sebelah distal tertahan oleh gigi kodrat. Pada gigi tiruan berujung bebas karena sebelah distal dari sadel sudah tidak ada lagi gigi kodrat, maka sadel ujung bebas mudah sekali bergeser ke arah posterior. Untuk mencegah bagian sadel ujung bebas tergeser ke arah posterior dapat dilakukan hal-hal berikut :
a. Retainer merangkum gigi sandaran > 200 Dengan cara ini hampir seluruh gigi sandaran dirangkum oleh tangan retainer, sehingga dapat mencegah pergeseran sadel baik ke arah distal maupun ke mesial. Untuk gigi tiruan rangka logam dapat dipilih retainer Ring Clasp atau Back Action Clasp. Untuk gigi tiruan akrilik sederhana agak tidak mudah, karena tangan retainer cangk. kawat yang terlalu panjang akan sangat lemah sekali (misalnya “C “clasp), sehingga untuk mengatasinya perlu tambahan lain.
b. Sandaran oklusal diletakkan di bagian mesial permukaan oklusal gigi sandaran. Dengan meletakkan sandaran oklusal di tempat ini pergeseran sadel ujung bebas ke posterior dapat dicegah. Baik untuk gigi tiruan rangka logam
maupun akrilik sederhana dapat dibuat membuat retainer yang berjalan dari mesial ke distal.
c. Retainer indirek Dengan menempatkan indirek retainer di gigi anterior, akan mencegah pergeseran sadel ujung bebas ke posterior.
d. Ada sadel “all tooth supported” (sadel lain di mesial sadel ujung bebas)Sadel lain yang menempati daerah tidak bergigi sebelah anterior sadel ujung bebas juga akan menahan bergesernya sadel ujung bebas ke posterior.
2.32 Dampak Bila Kasus Tidak Ditangani
Migrasi dan Rotasi Gigi
Hilangnya kesinambungan pada lengkung gigi dapat menyebabkan
pergeseran, miring atau berputarnya gigi. Karena gigi ini tidak lagi menempati
posisi yang normal untuk menerima beban yang terjadi pada saat pengunyahan,
maka akan mengakibatkan kerusakan struktur periodontal. Gigi yang miring
lebih sulit dibersihkan, sehingga aktivitas karies dapat meningkat.
Erupsi Berlebih
Bila gigi sudah tidak mempunyai antagonis lagi, maka akan terjadi
erupsi berlebih (overeruption). Erupsi berlebih dapat terjadi tanpa atau disertai
pertumbuhan tulang alveolar, maka struktur periodontal akan mengalami
kemunduran sehingga gigi mulai extrusi. Bila terjadinya hal ini disertai
pertumbuhan tulang alveolar berlebih, makan akan menimbulkan kesulitan jika
pada suatu hari penderita perlu dibuatkan geligi tiruan lengkap.
Penurunan Efisiensi Kunyah
Mereka yang sudah kehilangan cukup banyak gigi, apalagi yang
belakang, akan merasakan betapa efisiensi kunyahnya menurun. Pada kelompok
orang yang dietnya cukup lunak, hal ini mungkin tidak terlalu berpengaruh,
maklum pada masa kini banyak jenis makanan yang dapat dicerna hanya dengan
sedikit proses pengunyahan saja.
Gangguan pada Sendi Temporo-Mandibula
Kebiasaan mengunyah yang buruk, penutupan berlebih (over closure),
hubungan rahang yang eksentrik akibat kehilangan gigi, dapat menyebabkan
gangguan pada struktur sendi rahang.
Beban Berlebih pada Jaringan Pendukung
Bila penderita sudah kehilangan sebagian gigi aslinya, maka gigi yang
masih ada akan menerima tekanan mastikasi lebih besar sehingga terjadi
pembebanan berlebih. Hal ini akan mengakibatkan kerusakan membrane
periodontal dan lama kelamaan gigi tadi menjadi goyang dan akhirnya terpaksa
dicabut.
Kelainan Bicara
Kehilangan gigi depan atas dan bawah sering kali menyebabkan kelainan
bicara, karena gigi khususnya gigi depan termasuk bagian organ fonetik.
Memburuknya Penampilan
Menjadi buruknya penampilan karena kehilangan gigi depan akan
mengurangi daya tarik wajah seseorang, apalagi dari segi pandang manusia
modern.
Terganggunya Kebershian Mulut
Migrasi dan rotasi gigi menyebabkan gigi kehilangan kontak dengan
tetangganya, demikian pula gigi yang kehilangan lawan gigitnya. Adanya ruang
interproksimal tidak wajar ini, mengakibatkan celah antar gigi mudah disisipi
sisa makanan. Dengan sendirinya kebersihan mulut jadi terganggu dan mudah
terjadi plak. Pada tahap berikut terjadi karies yang menigkat.
Atrisi
Pada kasus tertentu dimana membran periodontal gigi asli masih
menerima beban berlebihan, tidak akan mengalami kerusakan, malahan tetap
sehat. Toleransi terhadap beban ini biasa berwujud atrisi pada gigi-gigi tadi,
sehingga dalam jangka waktu panjang akan terjadi pengurangan dimensi vertikal
wajah pada saat gigi dalam keadaan oklusi sentrik.
Efek terhadap Jaringan Lunak Mulut
Bila ada gigi yang hilang, ruang yang ditinggalkannya akan ditempati
jaringan lunak pipi dan lidah. Jika berlangsung lama, hal ini akan menyebabkan
kesukaran adaptasi terhadap geligi tiruan yang kemudian dibuat, karena
terdesaknya kembali jaringan lunak dari tempat yang ditempati protesis. Dalam
hal seperti ini, pemakaian geligi tiruan akan dirasakan sebagai suatu benda asing
yang cukup mengganggu.
BAB III
KESIMPULAN
Gigi tiruan sebagian lepasan kerangka logam memiliki keuntungan dan kerugian bagi
pemakai baik dari segi estetik, biaya maupun bahan dari gigi tiruan itu sendiri. Gigi tiruan ini
memiliki komponen – komponen yang menyusunnya terdiri dari konektor dan sebagainya.
Terdapat banyak pertimbangan saat memilih gigi tiruan ini, seperti designnya yang
dimodifikasi jika terdapat torus besar yang berada di palatum.
DAFTAR PUSTAKA
Boucher,LJ; Renner,RP. 1982. Treatment of Partially Edentulous Patients. The CV Mosby