MAKALAH MAKRO EKONOMI Peran Kebijakan Moneter Dalam Memajukan Perekonomian di Indonesia Oleh MUHAMMAD SULFIAN NIM. 140404020212 KELAS A4
MAKALAHMAKRO EKONOMI
Peran Kebijakan Moneter Dalam Memajukan Perekonomian di Indonesia
OlehMUHAMMAD SULFIANNIM. 140404020212
KELAS A4
PROGRAM STUDI AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNISUNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
2 0 1 5KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat
Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahnyalah
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Makro
Ekonomi yang berjudul “Peran Kebijakan Moneter dan Fiskal
Dalam Memajukan Perekonomian di Indonesia”.
Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas dan
memiliki tujuan menambah pengetahuan bagi pembacanya.
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam
penyajian makalah ini. Oleh sebab itu, penulis sangat
menerima saran dan kritik yang membangun sehingga dapat
menyempurnakan makalah ini karena tak ada gading yang tak
retak.
Dalam penyusunan makalah ini, Penulis mengucapkan
terima kasih Ibu Rita Indah Mustikowati, SE., MM. sebagai
dosen pengampu mata kuliah Makro Ekonomi serta kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan
moral sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan
baik.
ii
Penyusun,
Muhammad Sulfian
DAFTAR ISI
COVER
.........................................................
...i
KATA PENGANTAR
.........................................................
..ii
DAFTAR ISI
.........................................................
.iii
BAB I PENDAHULUAN
iii
A. Latar Belakang
....1
B. Rumusan Masalah
....2
C. Tujuan Penulisan .................................…2
BAB II ISI
A. kebijakan Moneter
1. Pengertian kebijakan moneter
...................................................
..2
2. Peran kebijakan moneter
...................................................
..3
3. Fungsi kebijakan moneter
...................................................
..4
4. Tujuan kebijakan moneter
...................................................
..5
B. Uang dan Inflasi
1. Uang
....7
2. Inflasi
....8
BAB III KESIMPULAN
iv
1. Kesimpulan
...................................................
10
2. Saran
...................................................
10
Daftar Pustaka
..11
v
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak krisis keuangan melanda Asia pada akhirtahun 1990-an dan era jatuhnya rezim Presiden Suhartodi Indonesia, menyebabkan penurunan ekonomi yang besardan searah dengan pengeluaran masyarakat, dimana utangdan subsidi meningkat secara drastis, sementara itubelanja pembangunan dikurangi secara tajam.
Sekarang ini, Indonesia berhasil keluar darikrisis dan berada dalam situasi dimana negara inimemiliki sumber daya keuangan yang cukup untuk memenuhikebutuhan pembangunan. Perubahan ini terjadi karenakebijakan makroekonomi yang hati-hati dan yang palingpenting defisit anggaran juga sangat rendah. kemudiancara pemerintah membelanjakan dana telah mengalamitransformasi melalui "perubahan besar" desentralisasitahun 2001 yang menyebabkan lebih dari sepertiga darikeseluruhan anggaran belanja pemerintah beralih kepemerintah daerah pada tahun 2006. Hal lain yang samapentingnya, pada tahun 2005, harga minyak internasionalyang terus meningkat menyebabkan subsidi minyakdomestik Indonesia tidak bisa dikontrol, mengancamstabilitas makroekonomi yang telah susah payah dicapai.Walaupun terdapat risiko politik bahwa kenaikan hargaminyak yang tinggi akan mendorong tingkat inflasimenjadi lebih besar, pemerintah mengambil keputusanyang berani untuk memotong subsidi minyak.(Wikipedia,2014)
Tahun 2013 merupakan tahun penuh perubahan dantantangan bagi perekonomian Indonesia. Di tengah
1
berbagai masalah struktural yang belum terselesaikan,perubahan kondisi ekonomi global di tahun 2013memunculkan ancaman terhadap stabilitas makroekonomidan kesinambungan pertumbuhan ekonomi. Respons baurankebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintahmampu mendorong ekonomi bergerak ke tingkat yang lebihseimbang dan mengembalikan stabilitas makroekonomi. Kedepannya, perekonomian Indonesia diperkirakan biaslebih baik, meskipun berbagai risiko perlu terusdiantisipasi. Kebijakan Bank Indonesia di tahun 2014akan tetap fokus pada upaya menjaga stabilitasmakroekonomi. Upaya-upaya ini tetap harus didukung olehpercepatan reformasi struktural dalam rangka mencapaipertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.(LaporanPerekonomian Indonesia, 2014)
B. Rumusan Masalah
1. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan kebijakan
moneter?
2. Apa yang dimaksud dengan tujuan, fungsi dan peran
kebijakan moneter untuk kemajuan perekonomian di
Indonesia ?
3. Apa yang dimaksud dengan uang dan inflasi serta
kaitannya kebijakan moneter yang ada di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa sebenarnya kebijakan moneter yang
ada di Indonesia
2
2. Mengetahui cara mengimplementasikan tujuan,
fungsi dan peran dari kebijakan moneter untuk
kemajuan perekonomian yang ada di Indonesia
3. Mengetahui kaitan antara kebijakan moneter dengan
inflasi yang berdampak pada perekonomian
Indonesia
BAB IIISI
A. KEBIJAKAN MONETER
1. Pengertian kebijakan moneter
Kebijakan moneter merupakan kebijakan bank sentral
atau otoritas moneter dalam bentuk pengendalian besaran
moneter dan suku bunga untuk mencapai perkembangan
kegiatan perekonomian yang diinginkan. Kegiatan
perekonomian tersebut ialah kegiatan ekonomi makro yang
tercermin dalam kestabilan harga (rendahnya laju
inflasi), membaiknya perkembangan pertumbuhan ekonomi
dan luasnya kesempatan kerja yang tersedia. Kebijakan
moneter yang dimaksud di atas merupakan bagian integral
dari kebijakan ekonomi makro yang pada umumnya
dilakukan dengan mempertimbangkan siklus ekonomi, sifat
perekonomian suatu negara (terbuka atau tertutup) serta
3
faktor-faktor fundamental ekonomi lainnya.(Ari Kusuma
Astuti, 2015)
2. Peran kebijakan moneter
Berikut adalah peran dari kebijakan moneter:
A. Mempertahankan iklim investasi
Dengan tingkat inflasi yang rendah, maka
iklim investasi akan tetap hidup. Jika inflasi
rendah maka suku bunga bank juga cenderung rendah.
Rendahnya suku bunga bank akan mendorong orang
untuk melakukan investasi.
B. Memperluas kesempatan kerja
Kebijakan moneter dapat menciptakan iklim
kondusif bagi berlangsungnya kegiatan ekonomi.
Setiap kegiatan ekonomi membutuhkan tenaga kerja.
Adanya kegiatan ekonomi berarti pula memperluas
kesempatan kerja.
C. Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi
Keadaan ekonomi yang kondusif memungkinkan
terjadinya pertumbuhan ekonomi. Adanya kestabilan
nilai kurs mata uang serta kestabilan harga barang
dan jasa sangat dibutuhkan para investor dan
pengusaha dalam menjalankan kegiatan ekonomi.
Kegiatan ekonomi yang berjalan baik maka
menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
D. Memperbaiki kondisi neraca pembayaran
Neraca pembayaran nasional dikatakan baik
jika mengalami surplus atau nilai ekspor melebih
4
nilai impor. Untuk mencapai kondisi tersebut,
kebijakan moneter yang terkait dengan nilai
kurs(mata uang) sangat diperlukan. Kebijakan
moneter dapat mempertahankan stabilitas kurs
maupun menurunkan ke tingkat yang diinginkan.
Dengan suatu tingkat kurs tertentu, diharapkan
barang-barang produksi dalam negeri akan bisa
lebih murah dibanding produk dari negara lain.
Kondisi ini meningkatkan daya saing produk dalam
negeri sehingga pada akhirnya akan memperbesar
volume ekspor (menciptakan neraca pembayaran yang
surplus).
E. Menjaga kestabilan nilai kurs mata uang
Untuk menjaga agar nilai kurs mata uang
stabil sesuai yang diharapkan, maka Bank Indonesia
melakukan kebijakan moneter berupa operasi pasar
terbuka. Dalam keadaan apabila nilai kurs mata
uang rupiah merosot tajam dibanding dollar Amerika
Serikat, maka Bank Indonesia melakukan intervensi
pasar dengan menjual dollar.
F. Menjaga kestabilan harga barang dan jasa
Masyarakat membutuhkan keadaan dimana harga
barang dan jasa tetap stabil sehingga dapat
menjalankan usahanya. Untuk menciptakan keadaan
seperti itu, maka Bank Indonesia dapat melakukan
kebijakan moneter berupa menaikkan atau menurunkan
suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Tujuan
5
kebijakan ini adalah untuk menurunkan atau
menaikkan jumlah uang yang beredar (JUB). Apabila
harga barang dan jasa naik terus-menerus (tidak
stabil) maka Bank Indonesia menaikkan suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia agar jumlah uang yang
beredar berkurang sehingga laju kenaikan harga
barang dan jasa dapat dikurangi.
G. Menurunkan laju inflasi
Apabila terjadi inflasi yang tinggi, Bank
Indonesia dapat melakukan kebijakan moneter untuk
menurunkan jumlah uang yang beredar (JUB). Untuk
menurunkan jumlah uang yang beredar, kebijakan
moneter yang diambil dapat berupa menaikkan atau
menurunkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia
(SBI) atau pun dengan kebijakan moneter lainnya
yaitu reserve requirements. Untuk menurunkan laju
inflasi berarti jumlah uang yang beredar harus
dikurangi. Untuk itu, dengan kebijakan reserve
requirements, Bank Indonesia menetapkan kenaikan
cadangan minimum dari bank-bank umum.
3. Fungsi kebijakan moneter
Kebijakan moneter berfungsi sebagai cara
untuk mempengaruhi perekonomian. Dipergunakan
untuk mencapai tujuan atau sasaran ekonomi yang
diharapkan, di antaranya ialah untuk mempercepat
pertumbuhan ekonomi, mengatasi pengangguran,
6
memperbaiki neraca pembayaran yang defisit dan
menjaga stabilitas nilai uang.
4. Tujuan kebijakan moneter
1) Memelihara stabilitas harga
Kebijakan moneter mempunyai sasaran untuk
menyeimbangkan penawaran dan permintaan uang agar
tidak terjadi kelebihan atau kekurangan uang yang
dapat berakibat pada ketidakstabilan harga.
2) Mendukung pertumbuhan ekonomi yang rill yang
mantap
Mantapnya kegiatan investasi dan usaha peningkatan
produksi merupakan prasyarat tercapainya
pertumbuhan ekonomi yang mantap. Pertumbuhan
ekonomi yang ingin dicapai adalah pertumbuhan rill
yakni pertumbuhan dalam ukuran jumlah barang dan
jasa yang dihasilkan bukan pertumbuhan dalam
hitungan uang semata- mata.
3) Mendukung tercapainya tingkat pengangguran yang
rendah
Pengangguran yang tinggi merupakan musuh setiap
perekonomian. Setiap negara berusaha melakukan
kebijakan untuk menguranginya, antara lain dengan
kebijakan moneter.
Kebijakan moneter yang dilakukan dalam rangka
pengendalian jumlah uang beredar (JUB), dapat
7
dilakukan melalui beberapa instrumen. Adapun
instrumen kebijakan moneter di Indonesia sebagai
berikut:
a. Kebijakan Moneter Kualitatif ialah kebijakan
moneter yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam
bentuk himbauan moral kepada para pemimpin bank-
bank umum agar ikut mengamankan apa yang menjadi
kebijakan Bank Indonesia. Wujud kebijakan moneter
kualitatif ini antara lain:
bujukan moral
kredit selektif dan lain-lain.
b. Kebijakan Moneter Kuantitatif ialah kebijakan
moneter dalam rangka pengendalian jumlah uang yang
beredar melalui pengendalian besaran moneter yang
berujud angka-angka. Wujud kebijakan moneter
kuantitatif antara lain:
Politik diskonto adalah kebijakan pemerintah
untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar
dengan cara menaikkan atau menurunkan tingkat
menurunkan tingkat bunga pada bank. Tingkat
bunga yang dapat diatur pemerintah adalah
tingkat bunga pinjaman dari bank sentral kepada
bank-bank umum.
Politik operasi pasar terbuka merupakan
kebijakan pemerintah untuk mempengaruhi jumlah
uang yang beredar dengan cara menjual atau
membeli surat-surat berharga milik negara.
8
Kebijakan syarat cadangan kas pada bank ialah
kebijakan pemerintah untuk mempengaruhi jumlah
uang yang beredar dengan cara menetapkan jumlah
minimum cadangan kas yang harus ada pada setiap
bank.
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan
menjalankan instrumen kebijakan moneter, antara lain:
1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan
uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat
berharga pemerintah (government securities). Jika ingin
menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli
surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah
uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan
menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat.
Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya
adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank
Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga
Pasar Uang. (Wikipedia, 2015)
2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang
yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank
sentral pada bank umum. Bank umum kadang-kadang
mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke
bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah,
pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta
9
sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang
yang beredar berkurang. (Wikipedia, 2015)
3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang
yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan
perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk
menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio
cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar,
pemerintah menaikkan rasio. (Wikipedia, 2015)
4. Imbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk
mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi
imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti
menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati
dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang
beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke
bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar
pada perekonomian. (Wikipedia, 2015)
B. UANG DAN INFLASI
1. Uang
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) uang
merupakan alat tukar
atau standar pengukur nilai (kesatuan hitungan) yang
sah, dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara berupa
kertas, emas, perak, atau logam lain yg dicetak dengan
bentuk dan gambar tertentu. (kbbi.web.id, 2015)
10
Uang memiliki peranan penting dalam menetukan
kegiatan ekonomi masyarakat suatu negara. Sudah sejak
lama para ahli ekonomi sepakat bahwa uang bisa
berakibat baik bagi perekonomian begitupun sebaliknya,
dan para ahli ekonom juga sepakat bahwa uang yang
tersedia dalam perekonomian sangat besar pengaruhnya
dalam menentukan kesetabilan dan pertumbuhan ekonomi
suatu negara .
Uang merupakan benda yang disetujui oleh
masyarakat umum sebagai alat perantara tukar menukar
dalam perdagangan.
Fungsi uang dalam perekonomian :
1. Sebagai alat pertukaran
2. Sebagai pengukur dan menyimpan nilai
3. Sebagai perhitungan dan akuntansi
Motif masyarakat menyimpan uang:
1. Motif transaksi
2. Motif berjaga-jaga
3. Motif spekulasi
Penggunaan uang memungkinkan roda perekonomian
berjalan lancar. Hal ini terjadi karena perekonomian
menghasilkan produk lebih banyak dan mengurangi waktu
yang digunakan oleh para penjual dan pembeli dalam
mengatur perekonomian dan transaksi.
2. Inflasi
11
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) inflasi
merupakan kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyak
dan cepatnya uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan
naiknya harga barang-barang.(kbbi.web.id, 2015)
Inflasi merupakan kecenderungan naiknya harga umum
barang dan jasa secara terus menerus akibat dari tidak
ada keseimbangan arus barang dan arus uang.
Ciri-ciri terjadinya inflasi pada suatu negara sebagai
berikut:
1. Pada umumnya harga-harga dalam keadaan naik secara
terus-menerus
2. Banyaknya uang yang beredar melebihi kebutuhan
3. Pergerakan barang relatif sedikit
4. nilai uang ( daya beli uang ) menurun
Pencegahan inflasi telah lama menjadi salah satu
tujuan utama dari kebijaksanaan ekonomi makro
pemerintahan dan bank sentral disetiap negara. Karena
inflasi dianggap sebagai bencana bagi perekenomian
khususnya pada masyarakat yang memiliki pendapatan
rendah, kegiatan pinjam meminjam (pemberi pinjaman
beruntung, peminjam merugi), spekulasi dan persaingan
dalam perdagangan internasional. Negara berkembang yang
mengalami defisit nerca perdagangan dan menganut APBN
defisit, biasanya melakukan penambahan dengan mencetak
uang untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Apabila
penctakan uang tidak diimbangi dengan kenaikan
pendapatan nasional ( GNP). Kenaikan harga atau
12
inlfasipun tidak akan terjadi secara langsung dirasakan
pada tahun pencetakan tahun tersebut, tetapi akan
terasa setelah beberapa tahun ( di Indonesia dampak
inflasi dirasakan setelah 2 – 3 tahun ) dari tahun saat
terjadi penambahan uang dengan pencetakan uang baru
fenomena ini sesuai dengan teori kuantitas Irving
Fisher. Jadi dapat dikatakan bahwa teori kuantitas uang
ini merupakan fondasi dari teori – teori ekonomi saat
ini.
Fenomena inflasi di Indonesia menurut pandangan
koynes adalah inflasi yang terjadi akibat kenaikan gaji
pegawai negeri. Jika Pemerintah Indonesia mengumumkan
gaji pegawai negeri, maka pemerintah menambah
pengeluaran rutinnya. Kenaikan gaji tersebut biasanya
akan diikuti kenaikan harga – harga bahan pokok seperti
beras dan minyak goreng. Kenaikan harga barang – barang
lain menyebabkan pengusaha swasta menaikan investasi
karena ada keuntungan akibat harga tersebut. Kenaikan
harga bahan pokok yang diikuti kenaikan harga barang –
barang lainnya menyebabkan tuntutan karyawan dan buruh
untuk menaikan upahnya menyesuaikan kenaikan harga
bahan pokok dan barang – barang lainnya. Pada
realitanya, tuntutan karyawan dan buruh seperti ini
jarang sekali dapat dipenuhi karena posisi tawaran yang
rendah.
Inflasipun sebenarnya bersifat relatif, karena
ukuran berat atau ringannya bergantung pada kekuatan
13
masyarakat dan negara yang mengalami inflasi . Pengaruh
positif inflasi terjadi apabila inflasi masih dibawah
persentasi tingkat bunga kredit yang berlaku bagi
negara maju, hal demikian akan mendorong kegiatan
ekonomi dan pembangunan, karena pengusaha dinegara
maju dapat memanfaatkan kenaikan harga untuk
berinvestasi, memproduksi, serta menjual barang dan
jasa.
Sedangkan tingkat inflasi di Indonesia selama 10
tahun terakhir rata-rata 7,98%. Salah satu cara
mengatasinya yaitu dengan kebijakan moneter oleh
pemerintah yang dalam hal ini menjadi tugas Bank
Indonesia (BI). Kenaikan harga dari satu atau dua
barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali jika
kenaikan itu meluas dan mengakibatkan kenaikan harga
pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut
deflasi.
Ragam inflasi dikategorikan menjadi:
1. inflasi ringan terjadi ketika kenaikan harga berada
di bawah angka 10% pertahun.
2. Inflasi sedang antara 10%—30% pertahun
3. Inflasi berat antara 30%—100% pertahun
4. Hiperinflasi (inflasi yang tidak terkendali),
terjadi ketika kenaikan harga berada di atas 100%
pertahun.
Indikator yang sering digunakan mengukur tingkat
inflasi di Indonesia yaitu Indeks Harga Konsumen (IHK),
14
yang dikelompokkan menjadi bahan makanan,
makanan/minuman, perumahan, sandang, kesehatan,
pendidikan, transportasi dan komunikasi. Penyebab
inflasi karena harga tersebut tidak stabil. Surveyor-
nya adalah Badan Pusat Statistik (BPS)
BAB IIIKESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Jadi keadaan seperti ini akan menyusahkan rakyat
kecil dimana di Indonesia sendiri belum mendapatkan
solusi yang tepat karena pertumbuhan penduduk tidak
sejalan dengan lapangan pekerjaan yang terbuka,
sehingga pengangguranpun tidak dapat dihindari. Akan
tetapi dari penjelasan singkat diatas, kebijakan
moneterlah yang menjadi penentu baik atau buruknya
perekonomian sebuah negara, karena setiap negara
memiliki permasalahan ekonomi tersendiri.
2. Saran
Kepada pemerintah dan Bank Indonesia agar senantiasa
mengawasi dan menjaga efisiensi lembaga keuangan
karena hanya dengan kekonsistenan bersama lembaga
tersebut dapat mengendalikan laju inflasi.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. http://vhiorainka.blogspot.com/2013/01/peran-
pemerintah-terhadap-perekonomian.html
2. http://www.bappenas.go.id/index.php/download_file/
view/8487/1713/
3. http://arikusumaastuti.blogspot.com/2015/02/peran-
dan-fungsi-kebijakan-moneter.html#.VT0GOtLtmko
4. http://arikusumaastuti.blogspot.com/2015/02/
kebijakan-moneter.html#.VT0GPtLtmko
5. http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_Indonesia
6. https://caturdj.wordpress.com/perekonomian-
indonesia-saat-ini/
7. http://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan-tahunan/
perekonomian/Pages/LPI_2013.aspx
8. http://kbbi.web.id/
9. http://www.anakciremai.com/2008/06/makalah-ekonomi-
tentang-uang-inflasi.html
16
10. http://lintasinfo10.blogspot.com/2013/12/
pengertian-inflasi-menurut-para-ahli-
ekonomi.html#.VT1sK9Ltmko
11. http://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_moneter
17