BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangDi dalam menghadapi kasus
kriminal yang melibatkan pemakaian senjata api sebagai alat yang
dimaksudkan untuk melukai atau mematikan seseorang, maka dokter
sebagai orang yang melakukan pemeriksaan khususnya atas diri korban
mempunyai wewenang dalam melakukan pemeriksaan seperti yang
tercantum pada pasal 133 ayat (1) KUHAP dan pasal 179 ayat (1)
KUHAP yang menjelaskan bahwa penyidik berwenang meminta keterangan
ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau bahkan ahli
lainnya. Keterangan ahli tersebut adalah Visum et Repertum, dimana
di dalamnya terdapat penjabaran tentang keadaan korban, baik korban
luka, keracunan, ataupun mati yang diduga karena tindak pidana.
Oleh karena itu dokter yang memeriksa perlu secara hati-hati,
cermat dan teliti dalam menafsirkan hasil yang didapatnya1. Untuk
dapat menjelaskan tugas dan fungsi sebagai pemeriksa maka dokter
harus menjelaskan berbagai hal, diantaranya: apakah luka tersebut
memang luka tembak, jenis luka tembak masuk atau keluar, jenis
senjata yang dipakai, jarak tembak, arah tembakan, perkiraan posisi
korban sewaktu ditembak, berapa kali korban ditembak dan luka
tembak mana yang menyebabkan kematian. Interpretasi yang benar
mengenai luka tembak oleh para ahli patologi tidak hanya memberikan
informasi berharga yang dapat menunjang pelaksanaan hukum selama
investigasi, tetapi juga penting untuk penentuan akhir jenis
kematian.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Definisi dan batasan pengertian luka
tembakLuka tembak merupakan suatu cedera pada tubuh yang
diakibatkan oleh senjata api. Senjata api adalah suatu senjata yang
menggunakan tenaga hasil peledakan mesiu, dapat melontarkan
proyektil (anak peluru) yang berkecepatan tinggi melalui
larasnya.22.2 Arti Klinis Luka TembakKulit terdiri dari lapisan
epidermis, dermis dan subkutis. Jika dilihat dari elastisitasnya,
epidermis kurang elastis bila dibandingkan dengan dermis. Bila
sebutir peluru menembus tubuh, maka cacat pada epidermis lebih luas
dari pada dermis. Diameter luka pada epidermis kurang lebih sama
dengan diameter anak peluru, sedangkan diameter luka pada dermis
lebih kecil. Keadaan tersebut dikenal sebagai kelim memar (contusio
ring).3Contusio ring ini didapatkan pada luka tembak masuk dan
luasnya tergantung pada arah peluru pada kulit. Peluru yang masuk
tegak lurus, maka contusio ringnya akan besar, sedangkan peluru
yang masuknya miring, contusio ringnya akan lebih lebar dibagian
dimana peluru membentuk mulut yang terkecil pada kulit. Peluru juga
mengandung lemak pembersih senjata. Lemak ini juga akan memberi
gambaran pada luka tembak berupa kelim lemak yang berupa pita
hitam, tetapi kelim lemak ini tidak selalu terdapat misalnya pada
senjata yang jarang dibersihkan.
2.3 Mekanisme Luka TembakDengan pengecualian efek perlambatan
pada luka yang disebabkan pada semua trauma mekanik seperti
pukulan, tusukan, atau tendangan, terjadi karena adanya transfer
energi dari luar menuju ke jaringan. Ini juga terjadi pada luka
tembak. Kerusakan yang terjadi pada jaringan tergantung pada
absorpsi energi kinetiknya, yang juga akan menghamburkan panas,
suara serta gangguan mekanik yang lainya4,5.Jumlah dari energi
kinetik yang terdapat pada proyektil sesuai dari massa dan
kecepatan. Industri militer modern telah mengambil banyak manfaat
untuk pengembangan senjata dengan dasar masa yang rendah dengan
kecepatan yang tinggi sehingga menghasilkan energi kinetic yang
maksimum untuk kerusakan jaringan. Rata-rata kecepatan peluru
berkisar 340m/s, dimana banyak digunakan pada panah, senapan angin,
serta revolver. Dari system mekanik ini akan mengakibatkan daya
dorong peluru ke suatu jaringan sehingga terjadi laserasi,
kerusakan sekunder terjadi kalau adanya rupture pembuluh darah atau
struktur lainnya dan terjadi luka yang sedikit lebih besar dari
diameter peluru. Jika kecepatan melebihi kecepatan udara, lintasan
dari peluru yang menembus jaringan akan terjadi gelombang tekanan
yang mengkompresi jika terjadi pada jaringan seperti otak, hati
ataupun otot akan mengakibatkan kerusakan dengan adanya zona-zona
disekitar luka.Dengan adanya lesatan peluru dengan kecepatan tinggi
akan membentuk rongga disebabkan gerakan sentrifugal pada peluru
sampai keluar dari jaringan dan diameter rongga ini lebih besar
dari diameter peluru, dan rongga ini akan mengecil sesaat setelah
peluru berhenti, dengan ukuran luka tetap sama. Organ dengan
konsistensi yang padat tingkat kerusakan lebih tinggi daripada yang
berongga. Efek luka juga berhubungan dengan gaya gravitasi. Pada
pemeriksaan harus dipikirkan adanya kerusakan sekunder seperti
infark atau infeksi4,5.
Gambar 1. Mekanisme luka tembak5
2.4 Deskripsi Luka TembakKepentingan medikolegal deskripsi yang
adekuat dari luka senjata api bergantung pada besarnya potensi
seorang korban meninggal. Jika korban masih hidup, deskripsi
singkat dan tidak terlalu detail. Dokter mempunyai tanggung jawab
yang utama untuk memberikan penatalaksanaan gawat darurat.
Membersihkan luka, membuka dan mengeksplorasi, debridement dan
menutupnya, kemudian membalut adalah bagian penting dari merawat
pasien bagi dokter. Penggambaran luka secara detail akan dilakukan
nanti, setelah semua kondisi gawat darurat dapat disingkirkan. Oleh
karena singkatnya waktu yang dimiliki untuk mempelajari
medikolegal, seringkali dokter merasa tidak mempunyai kewajiban
untuk mendeskripskan luka secara detail. Deskripsi luka yang
minimal untuk pasien hidup terdiri dari2 :1. Lokasia. jarak dari
puncak kepala atau telapak kaki serta ke kanan dan kiri garis
pertengahan tubuhb. lokasi secara umum terhadap bagian tubuh2.
Deskripsi luka luara. ukuran dan bentukb. lingkaran abrasi, tebal
dan pusatnyac. luka bakard. lipatan kulit, utuh atau tidake.
tekanan ujung senjata3. Residu tembakan yang terlihata. grains
powdera. deposit bubuk hitam, termasuk koronab. tattooc. metal
stippling4. Perubahana. oleh tenaga medisb. oleh bagian
pemakaman
5. Tracka. penetrasi organb. arah depan ke belakang (belakang ke
depan) kanan ke kiri(kiri ke kanan) atas ke bawahc. kerusakan
sekunder perdarahan daerah sekitar lukad. kerusakan organ
individu6. Penyembuhan luka tembakana. titik penyembuhanb. tipe
misilc. tanda identifikasi d. susunan7. Luka keluara. lokasib.
karakteristik8. Penyembuhan fragmen luka tembak9. Pengambilan
jaringan untuk menguji residuPada korban mati, tidak ada tuntutan
dalam mengatasi gawat darurat. Meskipun demikian, tubuhnya dapat
saja sudah mengalami perubahan akibat penanganan gawat darurat dari
pihak lain. Sebagai tambahan, tubuh bisa berubah akibat perlakuan
orang-orang yang mempersiapkan tubuhnya untuk dikirimkan kepada
pihak yang bertanggung jawab untuk menerimanya. Di lain pihak,
tubuh mungkin sudah dibersihkan, bahkan sudah disiapkan untuk
penguburan, luka sudah ditutup dengan lilin atau material lain.
Penting untuk mengetahui siapa dan apa yang telah dikerjakannya
terhadap tubuh korban, untuk mengetahui gambaran luka.
2.5 Identifikasi Luka Tembak1. Luka Tembak Masuk Menembak
seseorang dari belakang yang menjauhi anda, dibandingkan dengan
menembak seseorang pada dada, pada saat mempertahankan diri anda
dari serangan yang bersifat fatal, adalah penting untuk membedakan
luka masuk dari luka keluar. Dalam hukum kriminal, membedakan
secara tepat, antara kedua hal tersebut, berarti dapat membedakan
antara tuntutan pembunuhan tingkat pertama dan kemungkinan hukuman
mati atau tindakan mempertahankan diri dan tidak ada tuntutan.
Untungnya, aplikasi dari beberapa konsep dasar biasanya akan
memperbolehkan diferensiasi akurasi dari luka masuk dan luka
keluar. Ciri luka masuk biasanya dalam bentuk yang berentetan
dengan abrasi tepi yang melingkar di sekeliling defek yang
dihasilkan oleh peluru. Abrasi tepi tersebut berupa goresan atau
lecet pada kulit yang disebabkan oleh peluru ketika menekan masuk
ke dalam tubuh. Abrasi tepi dapat bersifat konsentris ataupun
eksentris. Ketika ujung peluru melakukan penetrasi ke dalam kulit,
maka hal tersebut akan menghasilkan abrasi tepi yang konsentris,
yaitu goresan pada kulit berbentuk cincin dengan ketebalan yang
sama, oleh karena peluru masuk secara tegak lurus terhadap kulit.
Ketika ujung peluru melakukan penetrasi pada kulit dengan membentuk
sudut, maka hal ini akan menghasilkan abrasi tepi yang eksentris,
yaitu bentuk cincin yang lebih tebal pada satu area. Area yang
tebal dari abrasi tepi yang eksentris mengindikasikan arah
datangnya peluru. Sebagai tambahan, semakin tebal abrasi tepi,
semakin kecil sudut peluru pada saat mengenai kulit. Luka masuk
yang tidak khas berbentuk ireguler dan mungkin memiliki sobekan
pada tepi luka. Jenis luka masuk seperti ini biasanya terjadi
ketika peluru kehilangan putaran oleh karena menembak di dalam
laras senjata. Bahkan dalam perjalananya dengan terpilin, peluru
bergerak secara terhuyung ketika menabrak kulit sehingga sering
memberikan gambaran bentuk D pada luka. Luka masuk yang tidak khas
dapat disebabkan oleh senjata yang tidak berfungsi baik atau oleh
karena amunisi yang rusak, tetapi lebih sering dihasilkan dari
peluru jenis Ricochets atau peluru yang mengenai benda lain
terlebih dulu, seperti jendela yang bergerak otomatis, sebelum
mengena tubuh. Kecepatan peluru teredam setelah mengena media
perantara, hal ini yang menyebabkan terbentuknya abrasi tepi yang
tidak khas pada luka tembak masuk, ketika peluru mengena kulit.
Jenis lain dari luka masuk yang tidak khas terjadi ketika mulut
senjata api mengalami kontak langsung dengan kulit di atas
permukaan tulang, seperti pada tulang tengkorak atau sternum.
Ketika senjata ditembakkan, maka hal ini akan menghentikan gas
secara langsung dari mulut senjata ke dalam luka di sekitar peluru.
Gas akan mengalami penetrasi ke dalam jaringan subkutan, dimana gas
tersebut meluas sehingga menyebabkan kulit di sekitar luka tembak
masuk menjadi meregang dan robek. Luka robek atau laserasi menyebar
dari bagian tengah dengan memberikan defek berbentuk stellata atau
penampakan seperti bintang. Luka tembak masuk dapat dibedakan lagi,
yaitu : a. Luka tembak masuk jarak jauh. Luka tembak masuk ini
dibentuk oleh komponen anak peluru.b. Luka tembak masuk jarak
dekat. Luka tembak masuk ini dibentuk oleh komponen anak peluru dan
butir-butir mesin yang tidak habis terbakar.c. Luka tembak masuk
jarak sangat dekat atau menempel dengan kulit. Dibentuk oleh
komponen anak peluru, butir mesin, jelaga dan panas api.Pada saat
seseorang melepaskan tembakan dan kebetulan mengenai sasaran yaitu
tubuh korban, maka pada tubuh korban, maka pada tubuh korban
tersebut akan didapatkan perubahan yang diakibatkan oleh berbagai
unsur atau komponen yang keluar dari laras senjata api tersebut
.
2. Luka Tembak KeluarKetika luka tembak mengenai tubuh, dapat
menghasilkan luka tembak keluar. Ketika senjata caliber kecil
mengenai tubuh, energi sisa pada tiap peluru biasanya tidak cukup
untuk menembus. Luka pada ekstremitas, leher dan kepala akan mudah
untuk dilalui. Jarak juga dapat mempengaruhi efek luka tembak
keluar.4Peluru yang berhasil melewati tubuh akan keluar dan
menghasilkan luka tembak keluar. Biasanya karakteristik luka
berbeda dengan luka tembak masuk. Bentuknya tidak sirkular
melainkan bervariasi dari seperti celah (slitlike), seperti
bintang, iregular, atau berjarak (gaping). Bentuk luka tembak
keluar tidak dapat di prediksi. Latar belakang variasi bentuknya
adalah sebagai berikut:a. Anak peluru terpental dari dalam tubuh
sehingga keluar dari tempatnya masuk b. Anak peluru mengalami
perubahan bentuk selama melewati tubuh sehingga memberi bentuk
iregular saat keluar. c. Anak peluru hancur di dalam tubuh,
sehingga keluar tidak dalam 1 kesatuan melainkan dalam
potongan-potongan kecil. Jika memiliki jaket, maka jaket dapat
terpisah komplit atau sebagian. d. Anak peluru yang mengenai tulang
atau tulang rawan, dapat membuat fragmen tulang tersebut ikut
terlontar keluar bersama anak peluru. e. Anak peluru yang melewati
kulit yang tidak ditopang oleh struktur anatomi apapun akan membuat
kulit tersebut koyak, hal ini sedikit berhubungan dengan bentuk
anak peluru yang menyebabkannya.Luka tembak keluar akan meghasilkan
gambaran acak atau tdak teratur, tergantung pada struktur
anatominya serta tulang dan jaringan, khasnya bergerigi,laserasi
yang tidak teratur dengan sisi luar yang membuka dan kemungkinan
fraktur komunitf. Luka tembak pada dada dan perut selalu sulit
keluar karena adanya hambatan yang cukup besar. Tidak adanya
penahan pada kulit akan menyebabkan anak peluru mengoyak kulit pada
saat keluar. Dalam beberapa keadaan dimana kulit memiliki penahan,
maka bentuk luka tembak sirkular atau mendekati mendekati sirkular
yang disekelilingnya dibatasi oleh abrasi. Teka-teki ilmiah
forensik klasik membedakan luka tembak masuk dan luka tembak
keluar. Luka tembak masuk dan luka tembak keluar sulit dibedakan
apabila pada luka tembak luar terdapat penahan kulit, pada luka
tembak masuk terdapat pakaian yang menghalangi residu lain, senjata
yang digunakan kaliber kecil (kaliber 22), dan tulang tidak
langsung berada di bawah kulit.Luka tembak luar bentuk shored
umumnya ditemukan pada pemakaian pakaian, pada posisi bagian tubuh
tertentu seperti pakaian yang sangat ketat, bagian ikat pinggang
dari celana panjang, celana pendek, atau celana dalam, bra, kerah
baju, dan dasi. Luka jenis sama juga terjadi karena bagian tangan
menahan tempat keluar anak peluru kemudian posisi pasien tiduran,
duduk, atau menempel pada objek yang keras. Tidak semua anak peluru
dapat keluar dari tubuh. Terdapat banyak tulang dan jaringan padat
yang dapat menghalangi lewatnya peluru. Peluru jarang dapat
dihentikan oleh tulang, terutama tulang-tulang yang tipis seperti
skapula dan ileum atau bagian tipis dari tenglorak. Kebanyakan anak
peluru masuk ke dalam tubuh dan menghabiskan energi kinetiknya di
kulit. Kulit adalah penghalang kedua yang paling menghalangi
lewatnya anak peluru. Anak peluru yang mengenai lokasi yang tidak
biasa dapat menyebabkan luka dan kematian tetapi luka tembak masuk
akan sangat sulit untuk ditemukan. Contohnya telinga, cuping
hidung, mulut, ketiak, vagina, dan rektum.
Gambar 2. Luka tembak masuk di sebelah kiri dan luka tembak
keluar di sebelah kanan2.6 Klasifikasi Luka Tembak Seperti yang
telah dijelaskan di atas, bahwa luka tembak terdiri atas luka
tembak masuk dan luka tembak keluar. Namun di sini, akan dijelaskan
karakteristiknya masing-masing, yaitu: 1. Luka Tembak Masuk a. Luka
tembak tempel (kontak) Banyak orang yang tidak mengetahui bahwa
pembakaran bubuk mesiu saat tembakan terjadi menghasilkan sejumlah
besar gas. Gas inilah yang mendorong anak peluru keluar dari
selongsongnya, dan selanjutnya menimbulkan suara yang keras. Gas
tersebut sangat panas dan kemungkinan tampak seperti kilatan
cahaya, yang jelas pada malam hari atau ruangan yang gelap.Terdapat
tiga faktor yang mempengaruhi bentuk luka yaitu hasil kombinasi
antara gas dan anak peluru: (1) sejumlah gas yang diproduksi oleh
pembakaran bubuk mesiu; (2) efektivitas pelindung antara kulit dan
anak peluru; dan (3) ada tidaknya tulang dibawah jaringan yang
terkena tembakan. Faktor pertama, jumlah gas yang diproduksi oleh
bubuk mesiu yang terbakar memilik hubungan dengan kecepatan
melontar senjata. Secara jelas dapat dikatakan dengan meningkatkan
kecepatan melontar berarti juga meningkatkan kecepatan anak peluru.
Meningkatnya jumlah gas yang diproduksi merupakan suatu prinsip
untuk meningkatkan dorongan terhadap anak peluru. Faktor kedua yang
berpengaruh terhadap efektifitas pelindung antara kulit dan anak
peluru. Makin efisien pelindung tersebut makin banyak gas yang
gagal ditiupkan di sekitar moncong senjata sehingga makin banyak
gas yang dapat ditemukan di jaringan tubuh. Faktor terakhir adalah
keberadaan lapisan tulang dalam jarak yang dekat di bawah kulit
yang dapat dibuktikan menjadi pembatas terhadap penetrasi yang
masif dan ekspansi gas menuju jaringan yang lebih dalam6. Ketika
senjata ditembakkan dengan menempel pada kulit, gambaran akan
tampak bermacam-macam tergantung apakah moncong senjata ditekan ke
permukaan kulit sehingga melekat erat, atau apakah tidak menempel
pada kulit. Gambaran akan tampak beda jika terdapat pakaian
diantara moncong senjata dan kulit. Pada jaringan lunak, seperti
ekstremitas, abdomen, dan juga dada, luka akan tampak kecil dan
sirkuler. Akan ada pembakaran dan penghitaman pada dinding luka,.
Jika antara moncong senjata denga kulit menempel kuat akan ada
sedikit bahkan tidak ada nyala api dan debu, kecuali kalau pakaian
menutupinya. Dalam luka, pada jaringan akan ada beberapa
bintilk-bintik kotoran dengan jelaga atau partikel-partikel
amunisi. Kebanyakan amunisi senjata tampak bersih, dibandingkan
dengan peluru senjata api sehingga jelaga bisa tidak
ditemukan.Biasanya hyperemia terdapat disebelah luar cetakan
diameter moncong senjata, dan karbon monoksida akan diserap oleh
Hemoglobin dan Mioglobin disekitar kulit luka dan pada bekas yang
lebih dalam. Kemungkinan akan ada luka memar yang kadang meluas
meskipun bentuknya tidak simetris dan jarang. Perluasan jaringan
karena gas yang masuk memaksa kulit lebih keras melawan ujung
laras, dan jejak moncong senjata mungkin akan terbentuk. Jika luka
tempel di atas tulang terutama tulang tengkorak, terjadi fenomena
yan sama dengan luka senjata api. Tampak gambaran linier atau
seperti bintang7. Pada umumnya luka tembak masuk kontak adalah
merupakan perbuatan bunuh diri. Cara yang biasa dilakukan: 1) Ujung
laras ditempelkan pada kulit dengan satu tangan menarik alat
penarik senjata. 2) Adakalanya tangan yang lain memegang laras
supaya tidak bergerak dan tidak miring.Sasarannya, yaitu : - Daerah
temporal - Dahi sampai occiput - Dalam mulut, telinga, wajah
dibawah dagu dengan arah yang menuju otak.Luka pada kulit tidak
bulat, tetapi berbentuk bintang dan sering ditemukan cetakan/jejas
ujung laras daun mata pejera. Terjadinya luka berbentuk bintang
disebabkan karena ujung laras ditempelkan keras pada kulit, maka
seluruh gas masuk kedalam dan akan keluar melalui lubang anak
peluru. Desakan keluar ini menembakkan cetakan laras dan robeknya
kulit. Bila korban menggunakan senjata api dengan picu, maka picu
akan menimbulkan luka lecet pada kulit antara ibu jari dan jari
telunjuk. Luka lecet ini dinamakan schot hand. Pada tembakan tempel
di kepala, sisa mesiu yang ikut menembus kulit, dapat dicari antara
kulit dengan tulang kepala (tabula eksterna), dan antara tulang
kepala dengan selaput otak keras (tabula interna).2,3,8
Gambar 3. Luka tembak tempel
b. Luka tembak jarak dekatTanda luka tembak dengan jarak senjata
ke kulit hanya beberapa inci adalah adanya kelim jelaga disekitar
tempat masuk anak peluru. Luasnya kelim jelaga tergantung kepada
jumlah gas yang dihasilkan, luasnya bubuk mesiu yang terbakar,
jumlah grafit yang dipakai untuk menyelimuti bubuk mesiu. Pada luka
tembak jarak dekat, bubuk mesiu bebas dapat ditemukan didalam atau
di sekitar tepi luka dan disepanjang saluran luka. Kelim tato yang
biasa tampak pada luka jarak sedang, tidak tampak pada luka jarak
pendek kemungkina karena efek penapisan oleh jelaga6.Pada luka
tembak jarak dekat, sejumlah gas yang dilepaskan membakar kulit
secara langsung. Area disekitarnya yang ikut terbakar dapat
terlihat. Terbakarnya rambut pada area tersebut dapat saja terjadi,
namun jarang diperhatikan karena sifat rambut terbakar yang rapuh
sehingga patah dan mudah diterbangkan sehingga tidak ditemukan
kembali saat dilakukan pemeriksaan. Rambut terbakar dapat ditemukan
pada luka yang disebabkan senjata apapun8. Pada umumnya luka tembak
masuk jarak dekat ini disebabkan oleh peristiwa pembunuhan,
sedangkan untuk bunuh diri biasanya ditemukan tanda-tanda schot
hand. Jarak dekat disini diartikan tembakan dari suatu jarak dimana
pada sekitar luka tembak masuk masih didapatkan sisa-sisa mesiu
yang habis terbakar. Jarak ini tergantung: - Jenis senjata, laras
panjang atau pendek- Jenis mesiu, mesiu hitam atau smokeless Tanda
utama adalah adanya kelim tato yang disebabkan oleh bubuk mesiu
yang tidak terbakar yang terbang kearah kulit korban. Disekitar
zona tato terdapat zona kecil berwarna magenta. Adanya tumbukan
berkecepatan tinggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah kecil
dan menghasilkan perdarahan kecil.Bentuk tato memberikan petunjuk
mengenai tipe bubuk mesiu yang digunakan. Serpihan mesiu
menyebabkan tato dengan bentuk yang beraneka ragam, tergantung
bagaimana masing-masing mesiu membentur kulit dengan bentuk pipih
pada tepinya. Gumpalan mesiu, berbentuk bulat atau bulat telur,
menyebabkan tato bentuk bintik-bintik atau titik-titik. Karena
bentuk gumpalan lebih kecil dari bentuk serpihan sehingga daerah
berkelim tato pada gumpalan lebih halus. Luas area tato menunjukkan
jarak tembak. Makin besar jarak tersebut, makin besar area, namun
semakin halus. Metode pengukuran luas yang umum dipakai adalah
dengan mengukur dua koordinat, potongan longitudinal dan
transversal. Untuk kemudian dibuat luka percobaan, dengan
menggunakan senjata yang sama, amunisis yang sama, kondisi
lingkungan yang sama dengan hasil luka terlihat yang sama persis
dengan korban, dapat di ukur jarak tembak.2,3,8
Gambar 4. Luka Tembak Jarak Dekat
c. Luka tembak jarak jauh Tidak ada bubuk mesiu maupun gas yang
bisa terbawa hingga jarak jauh. Hanya anak peluru yang dapat
terlontar memebihi beberapa kaki. Sehingga luka yang ada disebabkan
oleh anak peluru saja. Terdapat beberapa karakteristik luka yang
dapat dinilai. Umumnya luka berbentuk sirkular atau mendekati
sirkular. Tepi luka compang-camping. Jika anak peluru berjalan
dengan gaya non-perpendikular maka tepi compang-camping tersebut
akan melebar pada salah satu sisi. Pemeriksaan ini berguna untuk
menentukan arah anak peluru1,8. Pada luka tembak masuk jarak jauh
memberi arti yang besar terhadap pengusutan perkara. Hal ini karena
luka jenis ini menyingkirkan kemungkinan penembakan terhadap diri
sendiri, baik sengaja tau tidak. Terdapat 4 pengecualian, yaitu (1)
Senjata telah di set sedemikian rupa sehingga dapat di tembakkan
sendiri oleh korban dari jarak jauh; (2) kesalahan hasil
pemeriksaan karena bentuk luka tembak tempel yang mirip luka tembak
jarak jauh; (3) Kesulitan interpretasi karena adanya pakaian yang
menghalangi jelaga atau bubuk mesiu mencapai kulit; dan (4) Jelaga
atau bubuk mesiu telah tersingkir. Hal tersebut terjadi bila tidak
ada pengetahuan pemeriksa dan dapat berakibat serius terhadap
penyelidikan6. Pada luka tembak masuk jarak jauh ini, yang mengenai
sasaran hanyalah anak peluru saja. Sedangkan partikel lainnya tidak
didapatkan. Pada luka tembak jarak jauh ini hanya ditemukan luka
bersih dengan contusio ring. Pada arah tembakan tegak lurus
permukaan sasaran (tangensial) bentuk contusio ringnya konsentris,
bundar. Sedangkan pada tembakan miring bentuk contusio ringnya
oval. Luka tembak pada jaringan lunak sukar dibedakan antara
inshoot dan outshoot, oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan
mikroskopis, untuk mencari adanya pigmen mesiu, jelaga, minyak
senjata atau adanya serat pakaian yang ikut masuk kedalam luka.Luka
tembak jarak jauh adalah luka tembak dimana jarak antara moncong
senjata dengan korban diatas 50 cm, atau diluar jarak tempuh atau
jangkauan butir-butir mesiu.a. Terjadi bila jarak antara moncong
senjata dengan tubuh korban di luar jangkauan atau jarak tempuh
butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau terbakar sebagian.b.
Luka berbentuk bundar atau oval dengan disertai adanya kelim
lecet.c. Bila senjata sering dirawat (diberi minyak) maka pada
kelim lecet dapat dilihat pengotoran bewarna hitam berminyak, jadi
ada kelim kesat atau kelim lemak.
Gambar 5. Luka Tembak Jarak Jauh
2. Luka Tembak Keluar (Luka Tembus) Luka tembak keluar ini ialah
bahwa setelah peluru membuat luka tembak masuk dan saluran luka
tembakan maka akhirnya peluru akan mengenai kulit lagi dari sebelah
dalam dan kulit terdorong ke luar. Kalau batas kekenyalan kulit
dilampaui, maka kulit dari dalam menjadi robek dan akhirnya timbul
suatu lubang luka baru lagi, dan luka baru inilah yang dinamakan
luka tembak keluar.1Jika sebuah peluru setelah membuat lubang luka
tembakan masuk dan mengenai tulang (benda keras), maka bentuk dari
pada peluru tadi menjadi berubah. Tulang-tulang yang kena peluru
tadi akan menjadi patah pecah atau kadang-kadang remuk. Akibatnya
waktu peluru menembus terus dan membuat lubang luka tembak keluar,
tidak hanya peluru yang berubah bentuknya, tapi juga diikuti oleh
pecahan-pecahan tulang tadi oleh karena ikut terlempar karena
dorongan dari peluru. Tulang-tulang inipun kadang-kadang mempunyai
kekuatan menembus juga. Kejadian inilah yang mengakibatkan luka
tembakan keluar yang besar dan lebar, sedangkan bentuknya tidak
tertentu. Sering kali besar luka tembak keluar berlipat ganda dari
pada besarnya luka tembakan masuk. Misalnya saja luka tembakan
masuk beserta contusio ring sebesar kira-kira 8 mm dan luka
tembakan keluar sebesar uang logam. Berdasarkan ukurannya maka ada
beberapa kemungkinan, yaitu: a. Bila luka tembak keluar ukurannya
lebih besar dari luka tembak masuk, maka biasanya sebelum keluar
anak peluru telah mengenai tulang hingga berpecahan dan beberapa
serpihannya ikut keluar. Serpihan tulang ini bisa menjadi peluru
baru yang membuat luka keluar menjadi lebih lebar. b.Bila luka
tembak keluar ukurannya sama dengan luka tembak masuk, maka hal ini
didapatkan bila anak peluru hanya mengenai jaringan lunak tubuh dan
daya tembus waktu keluar dari kulit masih cukup besar. Gambar 5.
Tidak ditemukan kelim lecet pada luka tembak keluar
Adapun faktorfaktor yang menyebabkan luka tembak keluar lebih
besar dari luka tembak masuk adalah:1 Perubahan luas peluru, oleh
karena terjadi deformitas sewaktu peluru berada dalam tubuh dan
membentur tulang. Peluru sewaktu berada dalam tubuh mengalami
perubahan gerak, misalnya karena terbentur bagian tubuh yang keras,
peluru bergerak berputar dari ujung ke ujung (end to end), keadaan
ini disebut tumbling. Pergerakan peluru yang lurus menjadi tidak
beraturan, disebut yawing. Peluru pecah menjadi beberapa fragmen.
Fragmen-fragmen ini menyebabkan luka tembak keluar menjadi lebih
besar. Bila peluru mengenai tulang dan fragmen tulang tersebut
turut terbawa keluar, maka fragmen tulang tersebut akan membuat
robekan tambahan sehingga akan memperbesar luka tembak keluarnya.
Pada beberapa keadaan luka tembak keluar lebih kecil dari luka
tembak masuk, hal ini disebabkan:1 Kecepatan atau velocity peluru
sewaktu akan menembus keluar berkurang, sehingga kerusakannya
(lubang luka tembak keluar) akan lebih kecil, perlu diketahui bahwa
kemampuan peluru untuk dapat menimbulkan kerusakan berhubungan
langsung dengan ukuran peluru dan velocity. Adanya benda menahan
atau menekan kulit pada daerah dimana peluru akan keluar yang
berarti menghambat kecepatan peluru, luka tembak keluar akan lebih
kecil bila dibandingkan dengan luka tembak masuk.Beberapa variasi
luka tembak keluar9 Luka tembak keluar sebagian (partial exit
wound), hal ini dimungkinkan oleh karena tenaga peluru tersebut
hampir habis atau ada penghalang yang menekan pada tempat dimana
peluru akan keluar, dengan demikian luka dapat hanya berbentuk
celah dan tidak jarang peluru tampak menonjol sedikit pada celah
tersebut. Jumlah luka tembak keluar lebih banyak dari jumlah peluru
yang ditembakkan, ini dimungkinkan karena : Peluru pecah dan
masing-masing pecahan membuat sendiri luka tembak keluar. Peluru
menyebabkan ada tulang yang patah dan tulang tersebut terdorong
keluar pada tempat yang berbeda dengan tempat keluarnya peluru.Dua
peluru masuk ke dalam tubuh melalui satu luka tembak masuk (tandem
bullet injury), dan di dalam tubuh ke dua peluru tersebut berpisah
dan keluar melalui tempat yang berbeda.
2.7 Pemeriksaan Khusus pada Luka TembakPada beberapa keadaan,
pemeriksaan terhadap luka tembak masuk sering dipersulit oleh
adanya pengotoran oleh darah, sehingga pemeriksaan tidak dapat
dilakukan dengan baik, akibat penafsiran atau kesimpulan mungkin
sekali tidak tepat. Untuk menghadapi penyulit pada pemeriksaan
tersebut dapat dilakukan prosedur sebagai berikut: Luka tembak
dibersihkan dengan hidrogen perokside (3% by volume). Setelah 2-3
menit luka tersebut dicuci dengan air, untuk membersihkan busa yang
terjadi dan membersihkan darah. Dengan pemberian hidrogen perokside
tadi, luka tembak akan bersih, dan tampak jelas, sehingga diskripsi
dari luka dapat dilakukan dengan akurat. Selain secara makroskopik,
yaitu dengan karakteristik pada luka tembak masuk, tidak jarang
diperlukan pemeriksaan khusus untuk menentukan secara pasti bahwa
luka tersebut luka tembak masuk; ini disebabkan oleh karena tidak
selamanya luka tembak masuk memperlihatkan ciri-ciri yang jelas.
Adapun pemeriksaan khusus yang dimaksud adalah: pemeriksaan
mikroskopik, pemeriksaan kimiawi, dan pemeriksaan radiologik.
1. Pemeriksaan MikroskopikPerubahan mikroskopis yang tampak
diakibatkan oleh dua faktor, yaitu akibat trauma mekanis dan
termis1,3.Luka tembak tempel dan luka tembak jarak dekat1,3 : a.
Kompresi ephitel,di sekitar luka tampak epithel yang normal dan
yang mengalami kompresi,elongasi,dan menjadi pipihnya sel-sel
epidermal serta elongasi dari inti sel,b. Distorsi dari sel
epidermis di tepi luka yang dapat bercampur dengan butir-butir
mesiu.c. Epitel mengalami nekrose koagulatif,epitel
sembab,vakuolisasi sel-sel basal,d. Akibat panas, jaringan kolagen
menyatu dengan pewarnaan HE, akan lebih banyak mengambil warna biru
(basofilik staining) e. Tampak perdarahan yang masih baru dalam
epidermis (kelainan ini paling dominan), dan adanyabutir-butir
mesiuf. Sel-sel pada dermis intinya mengkerut, vakuolisasi dan
pignotikg. Butir-butir mesiu tampak sebagai benda tidak beraturan,
berwarna hitam atau hitam kecoklatan1) Pada luka tembak tempel hard
contact permukaan kulit sekitar luka tidak terdapat butir-butir
mesiu atau hanya sedikit sekali, butir-butir mesiu akan tampak
banyak dilapisan bawahnya, khususnya disepanjang tepi saluran luka
2) Pada luka tembak tempel soft contact butir-butir mesiu terdapat
pada kulit dan jaringan dibawah kulit.3) Pada luka tembak jarak
dekat, butir-butir mesiu terutama terdapat pada permukaan kulit,
hanya sedikit yang ada pada lapisan-lapisan kulit
2. Pemeriksaan KimiawiPada black gun powder dapat ditemukan
kalium, karbon, nitrit, nitrat, sulfis, sulfat, karbonat, tiosianat
dan tiosulfat. ,Pada smokeles gun powder dapat ditemukan nitrit dan
selulosa nitrat. Pada senjata api yang modern, unsur kimia yang
dapat ditemukan ialah timah, barium, antimon, dan
merkuri.Unsur-unsur kimia yang berasal dari laras senjata dan dari
peluru sendiri dapat di temukan ialah timah, antimon, nikel,
tembaga, bismut perak dan thalium. Pemeriksaan atas unsur-unsur
tersebut dapat dilakukan terhadap pakaian, didalam atau di sekitar
luka. Pada pelaku penembakan, unsur-unsur tersebut dapat dideteksi
pada tangan yang menggenggam senjata1.
3. Pemeriksaan dengan Sinar-X Pemeriksaan foto rontgen pada luka
tembak kurang bermanfaat. Ada beberapa alasan penggunaan fotot
rontgen yakni: a. Untuk mengetahui lokasi peluru. b. Untuk
mengetahui lokasi pecahan peluru. Meskipun luka tembaknya merupakan
luka tembak terbuka, peluru mungkin pecah dan berada dalam tubuh.
c. Untuk mengetahui saluran peluru. d. Untuk mengetahui defek pada
tulang.e. Untuk mengetahui adanya emboli udara berkaitan dengan
adanya bahaya pada pembuluh darah yang besar akibat peluru. f.
Sebagai bukti tertulis bahwa tubuh korban telah diperiksa dan
adanya luka akibat peluru. g. Untuk menyingkirkan adanya peluru
dalam tubuh.Radiografi dapat juga digunakan pada pasien hidup untuk
menentukan beberapa karakteristik adanya peluru dalam tubuh.
Terdapat masalah yang tidak diharapkan saat radiografi digunakan
sebagai pemeriksaan rutin untuk memeriksa luka tembak. Foto rontgen
dapat menyatakan ada peluru yang mungkin tidak berhubungan dengan
penembakan yang sedang diselidiki. Yang kedua, kaliber dari peluru
tidak dapat ditentukan dengan tepat dengan menggunakan foto
rontgen. Adanya distorsi dengan menggunakan foto rontgen besar dan
tergantung jarak peluru dari film X ray. Sangat sulit memperkirakan
kaliber yang tepat dari peluru berdasarkan penampilan peluru di
foto rontgen. Pemeriksaan radiografi yang lain kadang-kadang
digunakan pada pemeriksaan luka tembak. Ini terdiri dari soft
X-rays yang terkadang dinamakan grenz rays. Pemeriksaan secara
radiologik dengan sinar-X ini pada umumnya untuk memudahkan dalam
mengetahui letak peluru dalam tubuh korban, demikian pula bila ada
partikel-partikel yang tertinggal. Pada tandem bullet injury dapat
ditemukan dua peluru walaupun luka tembak masuknya hanya satu. Bila
pada tubuh korban tampak banyak pellet tersebar, maka dapat
dipastikan bahwa korban ditembak dengan senjata jenis shoot gun ,
yang tidak beralur, dimana dalam satu peluru terdiri dari berpuluh
pellet. Bila pada tubuh korban tampak satu peluru, maka korban
ditembak oleh senjata jenis rifled.Pada keadaan dimana tubuh korban
telah membusuk lanjut atau telah rusak sedemikian rupa, sehingga
pemeriksaan sulit, maka dengan pemeriksaan radiologi ini akan
dengan mudah menentukan kasusnya, yaitu dengan ditemukannya anak
peluru pada foto rongent (Idris, 1997). Pramono (1996) menyatakan
luka tembak masuk dilukis dalam keadaan asli atau dibuat foto. Pada
luka tembak jarak dekat dibuat percobaan parafin, yang kegunaannya
untuk menentukan sisa mesiu pada tangan penembak atau sisa-sisa
mesiu sekitar luka tembak untuk jarak dekat1.4. Pemeriksaan baju
pada korban luka tembakPemeriksaan korban luka tembak tidak lengkap
tanpa pemeriksaan defek baju yang dibuat oleh peluru. Beberapa cara
pemeriksaannya2 : a. Idealnya baju korban harus dilepaskan tanpa
merusak baju tersebut. b. Untuk mengidentifikasi korban, dapat
dicari barang-barang yang ada di saku. c. Baju harus dilepaskan
dari korban, tapi jika hal ini dapat merusak maka dilakukan
manipulasi sehingga luka dapat dilihat. d. Korban yang meninggal,
sekarat, dan potensial untuk resusitasi kardiopulmonologi dirawat
oleh petugas medis. Berkaitan dengan hal ini, baju koraban harus
dipotong atau dirobek. Pemeriksaan baju pada korban dapat dilakukan
dengan menggunakan tehnik yang berbeda. Ini meliputi : a. Dengan
mata telanjang b. Dengan menggunakan gelas c. Dengan mikroskop
binokular d. Dengan fotografi inframerah
BAB IIIPENUTUP
3.1 KesimpulanLuka tembak merupakan suatu cedera pada tubuh yang
diakibatkan oleh senjata api. Senjata api adalah suatu senjata yang
menggunakan tenaga hasil peledakan mesiu, dapat melontarkan
proyektil (anak peluru) yang berkecepatan tinggi melalui larasnya.
Berdasarkan panjang larasnya, senjata api ini dikelompokan menjadi
senjata api laras pendak dan senjata api laras panjang, sedangkan
berdasarkan alur pada laras, senjata api dikelompokan menjadi
senjata api baralur dan senjata api tanpa alur.Pada luka tembak
terjadi robekan dan kerusakan jaringan yang diakibatkan daya dorong
peluru dalam menembus jaringan. Luka tembak dikelompokan menjadi
luka tembak masuk dan luka tembak keluar, namun pada klasifikasi
ini yang tidak kalah penting adalah jarak tembakan yaitu luka
tembus masuk tempel, luka tembus masuk jarak dekat maupun luka
tembus masuk jarak jauh. Penentuan jarak ini juga dapat menentukan
efek dari tembakan. Efek dari tembakan ini diakibatkan oleh
komponen peluru yang mengenai tubuh yaitu anak peluru, mesiu, asap
jelaga, api dan partikel logamPendeskripsian luka tembak dilakukan
demi kepentingan medikolegal. Deskripsi luka ini mencakup lokasi
luka, ukuran dan bentuk luka, lingkaran abrasi, lipatan kulit yang
utuh dan robek, bubuk hitam sisa tembakan (jika ada), dan bagian
tubuh yang ditembus. Selain dekripsi luka, kita juga harus
menentukan jarak tembakan dan arah tembakan. Penentuan jarak
tembakan ini dapat dilihat dari adanya jejas laras, kelim api,
kelim jelaga, atau kelim tato. Pemeriksaan khusus pada luka tembak
masuk seperti pemeriksaa nmikroskopik, kimiawi, sinar x mungkin
diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Idries AM. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi I.
Jakarta: Binarupa Aksara; p.131-168.
2. Hueske E. 2006. Firearms and Tool Mark The Forensic
Laboratory Handbooks, Practice and Resource.
3. Anonim. 2007. Arti Klinis Luka Tembak. (online).
(http://medlinux.blogspot.com/
2007/11/arti-klinis-luka-tembak.html, diakses pada 19 Agustus
2014).
4. Pounder D.J. 2008. Department of Forensic Medicine,
University of Dundee, Lecture Note, Gunshot Wounds. (online).
(http://www.dundee.ac.uk/ forensicmedicine/notes/gunshot.pdf,
diakses pada 19 Agustus 2014).
5. Di Maio, V.J.M. 1999. Gunshot Wounds Practical Aspects of
Firearms, Ballistics, and Forensic Techniques.Second Edition. New
York : CRC Press. page. 72-140.
6. Windi, dkk. 2006. Traumatologi Forensik. (online).
(http://www.freewebs.com/ traumatologie2/traumatologi.htm, diakses
tanggal 19 Agustus 2014).
7. Anonim. 2011. Forensic Pathology. (online).
(http://library.med.utah.edu/ WebPath/FORHTsML/FOR039.html ,
diakses tanggal 19 Agustus 2014).
8. Indah PS, Lely, Irene, Elena, Luh S. 2011. Gunshot wound.
(online). (http://www.freewebs.com/ gunshot_wound/luka tembak pada
tulang.htm,, diakses tanggal 19 Agustus 2014).
9. Algozi Agus M. 2011. Luka Tembak. (online).
(www.fk.uwks.ac.id/elib/
Arsip/Departemen/Forensik/luka%20tembak.pdf, diakses tanggal 19
Agustus 2014).
23