Top Banner
Bagian Kedokteran Forensik dan Medikolegal Referat Fakultas Kedokteran Januari 2016 Universitas Hasanuddin LUKA TEMBAK PADA KEPALA Oleh: Nurmasdalina Ithnin C11 111880 Michael MS Aritonang A daptasi LN Pembimbing dr. Herri Mundung Supervisor Prof Dr. dr. Gatot S. Lawrence, MSc, SpPA(K), DFM, SpF, FESC Library Manager Date Signature
55

Luka Tembak Pada Kepala

Apr 14, 2016

Download

Documents

Michael sabom

forensik
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Luka Tembak Pada Kepala

Bagian Kedokteran Forensik dan Medikolegal ReferatFakultas Kedokteran Januari 2016Universitas Hasanuddin

LUKA TEMBAK PADA KEPALA

Oleh:

Nurmasdalina Ithnin C11111880Michael MS Aritonang Adaptasi LN

Pembimbing

dr. Herri Mundung

Supervisor

Prof Dr. dr. Gatot S. Lawrence, MSc, SpPA(K), DFM, SpF, FESC

Dibuat Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik

Pada Bagian Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin

Makassar

2016

Library ManagerDate Signature

Page 2: Luka Tembak Pada Kepala

ii

Page 3: Luka Tembak Pada Kepala

Lembar Pengesahan

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa:

1. Nama : Nurmasdalina IthninNIM : C11111880

2. Nama : Michael AritonangNIM : Adaptasi LN

Judul Referat : Luka Tembak Pada Kepala

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Makassar, Januari 2016

Supervisor Pembimbing

Prof Dr. dr. Gatot S. Lawrence, MSc, SpPA(K), DFM, SpF, FESC

dr. Herri Mundung

Page 4: Luka Tembak Pada Kepala

Luka tembak dalam Standar Kompetensi Dokter Indonesia tingkat 3a

yang berarti mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik

dan mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien

selanjutnya dan mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

Page 5: Luka Tembak Pada Kepala

Kerangka Penulisan

Luka Tembak Pada Kepala

Luka tembak masuk

komponen LTM jarak jauh

LTM jarak sedang/dekat LTM tempel

luka tembak keluar

luka tembak pada tulang

Page 6: Luka Tembak Pada Kepala

DISCLAIMER

Referat ini kami buat dengan mengambil dan menambahkan pembahasan dari referat yang dibuat oleh :

1. Judul : Luka Tembak

Penyusun : Mohamaad Haris 110208046

Hari Sudarjat 110208116

Sazida Subetan 110208149

Pembimbing : dr. Ulfa C. Indiasari

Supervisor : Prof. Dr. dr. Gatot S. Lawrence, MSc, Sp. PA(K), DFM, Sp F, FESC

Tahun : 2013

2. Judul : Luka Tembak Masuk

Penyusun : Karina Goysal C11109794

Indah Rosidha C11109819

Andi Nurul Khairyah Fadila Sultan C11109105

Pembimbing : dr. Roni Tobo

Supervisor : Dr. dr. Rina Masadah, Sp. PA, DFM, M. Phil

Tahun : Maret 2015

3. Judul : Luka Tembak : Penentuan Arah

Penyusun : Ahmad Saiful Asyraf C11108767

Dionisus Giri S C11109309

Izza Munira Hamidin C11108791

Pembimbing : dr. Ulfa Camelia Indiasari

Supervisor : drg. Peter Sahelangi, DFM

Tahun : 2014

Page 7: Luka Tembak Pada Kepala

4. Judul : Luka Tembak : Penentuan Jarak Tembakan

Penyusun : Felix Sugi 0908012840

Henry Desmania 0908012846

Pembimbing : dr. Ulfa Camelia Indiasari. Sp.F

Supervisor : dr. Ulfa Camelia Indiasari. Sp.F

Tahun : 2014

Page 8: Luka Tembak Pada Kepala

Daftar isi

Halaman Judul……… ……………………………………………………………………………………………….. i

Lembar Pengesahan….…………………………………………………………………………………………… ii

Relevansi Dengan SKDI……………………………………………………………………………………………iii

Kerangka Penulisan…………………………………………………………………………………………………iv

Disclaimer………………………………………………………………………………………………………………..v

Daftar Isi…………………………………………………………………………………………………………………vii

1 Pendahuluan ……………………………………………….………………………………………… 1

2 Definisi Luka Tembak …………………………………………………………………………….. 3

3 Klasifikasi Luka Tembak ………………………………………………………………………… 3

4 Mekanisme Kerja Senjata……………………………………………………………………… 19

5 Mekanisme Kematian …………………………………………………………………………… 21

6 Luka tembak Senjata Api pada Anggota Tubuh …………………………………….. 22

7 Proses Terjadinya tembakan ………………………………………………………………... 25

8 Pemeriksaan Khusus Yang Dilakukan pada Luka tembak ……………………… 26

9 Kesimpulan……………………………………………………………………………………………30

Daftar Pusaka ………………………………………………………………………………………………………. 31

Page 9: Luka Tembak Pada Kepala

LUKA TEMBAK PADA KEPALA

1. PENDAHULUAN

Pada dua dekade terakhir terjadi peningkatan insiden terhadap luka pada

kepala yang di sebabkan oleh senjata api. Meningkatnya luka tembak pada kepala

pada daerah perkotaan di Amerika Serikat sebagian besar di pengaruhi oleh maraknya

kekerasan dan pembunuhan oleh anggota gank selain dari bunuh diri dan kecelakaan

yang tidak di sengaja.1

Laporan dari Inggris danWalespada tahun 2001 angka kejadian luka tembak

adalah 0,4/100.00 kasus dan ada laporan dari Kanada mengenai angka kejadian luka

tembak yaitu 2,6/100.000 kasus. Dalam konteks kesehatan masyarakat, diperkirakan

terdapat lebih dari 500.000 luka per tahunnya yang merupakan luka akibat senjata api.

Menurut WHO pada tahun 2001, jumlah tersebut mewakili seperempat dari total

perkiraan 2,3 juta kematian akibat kekerasan. Dari 500.000 kasus luka tembak, 42 %

merupakan kasus bunuh diri, 38% merupakan kasus pembunuhan dan 20%

merupakan kasus perang dan konflik senjata.

Luka tembak pada kepala merupakan penyebab kematian akibat pembunuhan

baik di negara-negara maju maupun berkembang dan pada banyak yurisdiksi, paling

sering digunakan pada kasus bunuh diri. Di Indonesia, menurut laporan hak asasi

manusia triwulan kedua tahun 1998 yang dikeluarkan oleh ELSAM ( Lembaga Studi

dan Advokasi Masyarakat) pada triwulan ke II tercatat ada 102 warga negara yang

menjadi korban kekerasan akibat senjata api.2

Pentingnya peranan forensik dalam hal ini yaitu untuk mengetahui apakah

luka yang terjadi memang disebabkan oleh luka tembak atau tidak, termasuk luka

tembak masuk atau luka tembak keluar, jarak tembakan, arah tembakan dan pengaruh

bentuk luka pada elastisitas jaringan.

Page 10: Luka Tembak Pada Kepala

Beberapa faktor yang dapat menentukan seberapa besar kerusakan pada luka

tembak senjata api seperti kaliber dari senjata api, ukuran dan kecepatan dari peluru,

arah lintasan peluru dan lokasi pada kepala.

Dalam referat ini kami akan membahas mengenai luka tembak pada kepala

yang meliputi pembahasan luka tembak masuk berdasarkan jarak tembakan, arah

tembakan, elastisitas jaringan, gambaran morfologi luka,dan luka tembak keluar yang

merupakan ilmu dasar balistik yang perlu di ketahui sebahai ilmu dasar dalam

foresik.Faktor-faktor ini merupakan hal yang penting dalam analisa dan

pendeskripsian dari luka tembak masuk tersebut.3

Page 11: Luka Tembak Pada Kepala

2.DEFINISI

Luka tembak adalah luka yang disebabkan oleh penetrasi anak peluru kedalam

tubuh yang diproyeksikan lewat senjata api atau persentuhan peluru dengan tubuh.

Luka tembak terdiri dari luka tembak masuk dan luka tembak keluar.Luka tembak

masuk terjadi apabila anak peluru memasuki suatu objek dan tidak keluar lagi,

sedangkan pada luka tembak keluar, anak peluru menembus objek secara

keseluruhan.Umumnya luka tembak ditandai dengan luka masuk yang kecil dan luka

keluar yang lebih besar.Luka ini biasanya juga disertai dengan kerusakan pada

pembuluh darah, tulang, dan jaringan sekitar. Luka tembakdapat dibagi

menjadiempatkategori, berdasarkanjarakdarimoncongketarget:kontak,kontak jarak

dekat,menengah dan jauh.1

Luka tembak terjadi karena energi dari peluru saat menembus tubuh.Semakin

besar energi yang dihasilkan peluru, semakin parah luka yang dapat terjadi. Energi

akan meningkat seiring besar, berat dan kecepatan pelurunya. Secara umum, peluru

berukuran besar yang ditembakkan dari senapang menyebabkan luka yang lebih besar

dibandingkan dengan peluru berukuran kecil yang ditembakkan dari pistol.1

3. KLASIFIKASI

Luka tembak dapat diklasifikasikan berdasarkan jarak tembak antara moncong

senjata dengan target yaitu tubuh korban. Luka tembak yang terjadi dapat ditemukan

dalam bentuk penetrasi atau perforasi.Penetrasi luka terjadi apabila peluru memasuki

objek dan tidak dapat keluar, sedangkan perforasi luka terjadi apabila peluru dapat

melewati keseluruhan objek.1

Klasifikasi luka tembak ditentukan berdasarkan ciri-ciri yang khas

ditimbulkan pada setiap tembakan yang dilepaskan dari berbagai jarak. Dalam balistik

luka tembak diklasifikasikan menjadi :1

A. Luka Tembak Masuk

Pada saat seseorang melepaskan tembakan dan kebetulan mengenai sasaran

yaitu tubuh korban, maka pada tubuh korban tersebut akan didapatkan perubahan

Page 12: Luka Tembak Pada Kepala

yang diakibatkan oleh berbagai unsur atau komponen yang keluar dari laras senjata

api tersebut.Adapun komponen atau unsur-unsur yang keluar pada setiap penembakan

adalah :4

- Anak peluru,

- Butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau sebagian terbakar,

- Asap atau jelaga,

- Api, dan

- Partikel logam.

Bila senjata yang dipergunakan sering diberi minyak pelumas maka minyak yang

melekat pada anak peluru dapat terbawa dan melekat pada luka.Bila penembakan

dilakukan dengan posisi moncong senjata menempel dengan erat pada tubuh korban,

maka akan terjadi jejas laras. Selain itu bila senjata yang dipakai termasuk senjata

yang tidak beralur (smooth bole), maka komponen yang keluar adalah anak peluru

dalam satu kesatuan atau tersebar dalam bentuk pelet, tutup dari peluru itu sendiri

juga dapat menimbulkan kelainan dalam bentuk luka.

Komponen atau unsur-unsur yang keluar pada setiap peristiwa penembakan akan

menimbulkan kelainan pada tubuh korban sebagai berikut :4, 5

a) Akibat anak peluru (bullet effect) : luka terbuka. Luka terbuka yang terjadi

dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu :

- Kecepatan,

- Posisi peluru pada saat masuk kedalam tubuh,

- Bentuk dan ukuran peluru, dan

- Densitas jaringan tubuh dimana peluru masuk.

Peluru yang mempunyai kecepatan tinggi (high velocity), akan menimbulkan luka

yang relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan peluru yang kecepatannya lebih

rendah. Kerusakan jaringan tubuh akan lebih berat bila peluru mengenai bagian tubuh

yang densitasnya lebih besar.Pada organ tubuh yang berongga seperti jantung dan

kandung kencing bila terkena tembakan dan kedua organ tersebut sedang terisi penuh

(jantung dalam fase diastol), maka kerusakan yang terjadi akan lebih hebat bila

dibandingkan dengan jantung dalam fase sistol dan kandung kencing yang kosong;

hal tersebut disebabkan karena adanyaa adanya penyebaran tekanan hidrostatik

keseluruh bagian.

Page 13: Luka Tembak Pada Kepala

b) Akibat butir-butir mesiu (gunpowder effect): tattoo, stippling.6

- Butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau sebagian terbakar akan masuk

kedalam kulit

- Daerah dimana butir-butir mesiu tersebut masuk akan tampak berbintik bintik

hitam dan bercampur dengan perdarahan

- Oleh karena penetrasi butir mesiu tadi cukup dalam, maka bintik-bintik hitam

tersebut tidak dapat dihapus dengan kain dari luar

- Jangkau butir-butir mesiu untuk senjata genggam berkisar sekitar 60

sentimeter

- “black powder” adalah butir mesiu yang komponennya terdiri dari nitrit,

tiosianat, tiosulfat, kalium karbonat, kalium sulfat, dan kalium sulfide,

sedangkan “smoke less powder”, terdiri dari nitrit dan selulosa nitrit yang

dicampur dengan karbon dan grafit.

c) Akibat asap (smoke effect) : jelaga5

- Oleh karena setiap proses pembakaran itu tidak sempurna maka terbentuk asap

atau jelaga,

- Jelaga yang berasal dari “black powder” komposisinya CO2 (50%), Nitrogen

(35%), CO (10%), Hidrogen Sulfid (3%), Hidrogen (2%), serta sedikit

Oksigen dan Methane,

- “Smokeless powder” akan menghasilkan asap yang jauh lebih sedikit,

- Jangkauan jelaga untuk senjata genggam berkisar sekitar 30 sentimeter,

- Oleh karena jelaga itu ringan, jelaga hanya menempel pada permukaan kulit,

sehingga bila dihapus akan menghilang.

d) Akibat api (flame effect) : luka bakar

- terbakarnya butir-butir mesiu akan menghasilkan api serta gas panas yang

mengakibatkan kulit akan tampak hangus terbakar (scorching, charring),

- jika tembakan terjadi pada daerah yang berambut, maka rambut akan terbakar,

- jarak tempuh api serta gas panas untuk senjata genggam sekitar 15 sentimeter;

sedangkan untuk senjata yang kalibernya lebih kecil, jaraknya 7 ½ sentimeter.

Page 14: Luka Tembak Pada Kepala

e)Akibat partikel logam (metal effect) : “fouling”- oleh karena diameter peluru lebih besar dari diameter laras, maka sewaktu

peluru bergulir pada laras yang beralur akan terjadi pelepasan partikel logam

sebagai akibat pergesekan tersebut,

- partikel atau fragmen logam tersebut akan menimbulkan luka lecet atau luka

terbuka dangkal kecil-kecil pada tubuh korban,

- partikel tersebut dapat masuk ke dalam kulit atau tertahan pada pakaian

korban.

f)Akibat moncong senjata (muzzle effect) : jejas laras

- Jejas laras dapat terjadi pada luka tempel, baik luka tembak tempel yang erat

(hard contact), maupun yang hanya sebagian menempel (soft contact),

- Jejas laras dapat terjadi bila moncong senjata ditempelkan pada bagian tubuh

dimana dibawahnya ada bagian yang keras (tulang),

- Jejas laras terjadi oleh karena adanya tenaga yang terpantul oleh tulang dan

mengangkat kulit sehingga terjadi benturan yang cukup kuat antara kulit

dengan moncong senjata,

- Jejas laras dapat pula terjadi jika si penembak memukulkan moncong

senjatanya dengan cukup keras pada tubuh korban, akan tetapi hal ini jarang

terjadi,

- Pada “hard contact” jejas laras tampak jelas mengelilingi lubang luka,

sedangkan pada “soft contact” jejas laras yang sebetulnya luka lecet tekan

tersebut akan tampak sebagian, sebagai garis lengkung,

- Bila pada “ hard contact” tidak akan dijumpai kelim jelaga atau kelim tattoo,

oleh karena tertutup rapat oleh laras senjata, maka pada ‘soft contact’ jelaga

dan butir mesiu ada yang keluar melalui celah antara moncong senjata dan

kulit, sehingga masih terdapat adanya kelim jelaga dan kelim tattoo.6

Page 15: Luka Tembak Pada Kepala

Gambar 1 gambaran pada sasaran yang diakibatkan oleh pelbagai komponen suatu tembakan.

(dikutip dari kepustakaan 4

Luka tembak masuk dibedakan menjadi :

Luka tembak masuk jarak jauh

Pada luka tembak masuk jarak jauh, yang mengenai sasaran hanyalah anak

peluru sahaja.Sedangkan partikel lainnya tidak didapatkan, hanya ditemukan luka

bersih dengan contusion ring.Pada arah tembakan lurus permukaan sasaran, bentuk

contusion ringnya konsentris.Sedangkan pada tembakan miring contusion ringnya

oval.Terjadi bila jarak antara moncong senjata dengan tubuh korban diluar jangkauan

atau jarak tempuh butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau terbakar sebagian.Jarak

diatas > 30 inch/2 feets.Ukuran luka jauh lebih kecil dibandingkan peluru. Warna

kehitaman atau kelim tattoo tidak ada. Bila senjata sering dirawat (diberi minyak)

maka pada kelim lecet dapat dilihat pengotoran berwarna hitam berminyak, jadi ada

kelim kesat atau kelim lemak.Pada luka tembak masuk jarak jauh ini, dibentuk oleh

komponen anak peluru.17

Gambar 2

Page 16: Luka Tembak Pada Kepala

Luka tembak masuk jarak jauh.Arah tembakan lurus permukaan sasaran, bentuk contusion

ringnya konsentris. (dikutip dari kepustakaan 7)

Luka tembak masuk jarak dekat/sedang

Pada umumnya disebabkan oleh peristiwa pembunuhan, sedangkan untuk

bunuh diri ditemukan tanda-tanda schot hand.Terjadi bila jarak antara moncong

senjata dengan tubuh korban masih dalam jangkauan butir-butir mesiu (luka tembak

sedang) atau jangkauan jelaga dan api (luka tembak dekat). Luka berbentuk bundar

atau oval tergantung sudut masuknya peluru, dengan disekitarnya terdapat bintik-

bintik hitam (kelim tato) dan atau jelaga.Ukuran luka lebih kecil dibanding peluru.Di

sekitar luka dapat ditemukan daerah yang berwarna merah atau hangus terbakar.Bila

terdapat kelim tato, berarti jarak antar moncong senjata dengan korban sekitar 60 cm

(50-60 cm), yaitu untuk senjata genggam.Bila terdapat pula kelim jelaga, jaraknya

sekitar 30 cm (25-30 cm). Bila terdapat juga kelim api, maka jarak antara moncong

senjata dengan korban sekitar 15 cm. Luka tembak sedang dibentuk oleh komponen

anak peluru dan butir-butir mesiu yang tidak habis terbakar. Sedangkan luka tembak

jarak dekat dibentuk oleh komponen anak peluru, butir mesiu, jelaga dan panas/api.18

Page 17: Luka Tembak Pada Kepala

Gambar3Disekitar luka tembak di bagian kepala terdapat bintik-bintik hitam (kelim

tattoo) dan kelim jelaga. (dikutip dari kepustakaan 8 )

Luka Tembak Tempel (Contact wound)

Luka tembak masuk tempel pada umumnya merupakan luka pada kasus bunuh

diri.Pada luka tembak tempel, moncong senjata saat penembakan diletakkan

berlawanan dengan permukaan tubuh. Luka tembak masuk tempel pada kulit

umumnya tidak bulat, tetapi dapat berbentuk bintang apabila mengenai tulang dan

sering ditemukan cetakan/jejas ujung laras. Terjadinya luka berbentuk bintang

disebabkan karena ujung laras ditempelkan keras pada kulit, sehingga seluruh gas

masuk kedalam dan jalannya terhalang oleh tulang sehingga membalik keluar melalui

lubang anak peluru. Desakan keluar ini menimbulkan cetakan laras dan robeknya

kulit. Pada luka tembak tempel, semua unsur-unsuryang keluar dari laras masuk ke

dalam luka. Dalam tubuh, masing-masing anak peluru (pellet) yang berasal dari shot

gun akan saling berbenturan sehingga terjadi dispersi atau penyebaran pellet

keseluruh tubuh yang dikenal dengan fenomena billiard ball richochet effect.

Berdasarkan kontak terhadap kulit, luka tembak tempel dapat dibedakan menjadi

kontak keras (hard), tidak erat (loose/soft), bersudut (angled), incomplete (variation

angle).178

Page 18: Luka Tembak Pada Kepala

Gambar 4.Gambaran hard contact.(dikutip dari kepustakaan 1 )

Gambar 5 Gambaran incomplete wound pada kepala. (dikutip dari kepustakaan 1)

Gambar 6 Luka tembak tempel bersudut (dikutip dari kepustakaan 1)

Page 19: Luka Tembak Pada Kepala

Ciri-ciri Luka tembak kontak pada regional kepala adalah :1

- Kebiasaannya sasaran tembak untuk kasus bunuh diri di :

- Daerah temporal

- Dahi sampai occiput

- Dalam mulut, telinga, wajah dibawah dagu dengan arah yang menuju otak.

-Terjadi bila moncong senjata ditekan pada tubuh korban dan ditembakkan.Bila

tekanan pada tubuh erat disebut “hard contact”, sedangkan yang tidak eratdisebut

“soft contact”.

- Umumnya luka berbentuk bundar yang dikelilingi kelim lecet yang sama lebarnya

pada setiap bagian.

- Jaringan subkutan 5-7,5 cm di sekitar luka tembak masuk mengalami laserasi.

- Di sekeliling luka tampak daerah yang berwarna merah atau merah cokelat, yang

menggambarkan bentuk dari moncong senjata, ini disebut jejas laras.

- Rambut dan kulit sekitar luka dapat hangus terbakar.

- Saluran luka akan berwarna hitam yang disebabkan oleh butir-butir mesiu,jelaga dan

minyak pelumas.

- Tepi luka dapat berwarna merah, oleh karena terbentuknya COHb.

- Bentuk luka tembak tempel sangat dipengaruhi oleh keadaan / densitas jaringan

yang berada dibawahnya, dengan demikian dapat dibedakan :

1. Luka tembak tempel di daerah dahi

a. Luka berbentuk bintang

b. Terdapat jejas laras

2. Luka tembak tempel di daerah pelipis

a. Luka berbentuk bendar

b. Terdapat jejas laras

3. Luka tembak tempel di daerah perut

a. Luka berbentuk bundar

b. Kemungkinan besar tidak terdapat jejas laras

Page 20: Luka Tembak Pada Kepala

Gambar7 Luka tembak tempel didaerah dahi. (dikutip dari kepustakaan 3 )

Gambaran LTM jarak jauh dapat juga ditemukan pada korban yang tertembak

pada jarak yang dekat/sangat dekat, apabila diatas permukaan kulit terdapat

penghalang misalnya pakaian yang tebal, ikat pinggang, helm dan sebagainya

sehingga komponen-komponen butir mesiu yang tidak habis terbakar, jelaga dan api

tertahan oleh penghalang tersebut.

Gambar 8.Butir mesiu keluar dari senjata api, terdiri atas dua bentuk 1) butir-butir mesiu yang

habis terbakar (jelaga) dan 2) partikel-partikel yang terbakar atau tidak terbakar (tattoo).

Partikel-partikel tersebut akan melintas lebih cepat daripada jelaga dan kulit akan terkupas

(dikutip dari kepustakaan10)

Scalp

Skull

Stellate,seared,blackenedwoundmargins

Gases andsoot

Page 21: Luka Tembak Pada Kepala

Luka tembak masuk yang dihasilkan dari senapan shotgun berbeda dengan

senjata api yang lainnya. Luka yang dihasilkan berukuran lebih besar dari ukuran

anak pelurunya, dan bersifat menyebar untuk menghasilkan dampak yang lebih luas

dibanding luka tembak masuk dari peluru senjata api lainnya hanya menghasilkan

satu luka masuk.

1 2

3 4

Gambar 9. Luka tembak masuk shotgun; 1) luka tembak masuk jarak jauh, 2) fragmen dari

anak peluru shotgun lebih menumpuk di pusat luka dan menyebar di sekitarnya 3) luka

tembak masuk jarak sedang (kelihatan kelim jelaganya), 4) luka tembak masuk jarak dekat

(kelihatan jejas laras dan jelaga ).

(dikutip dari kepustakaan 8)

Pada keadaan tembakan pantulan (richocheting bullet), luka tembak masuk

cenderung lebih besar dan lebih tidak teratur, tepi bergerigi, dengan zona sekitarnya

terabrasi kulit. Kelim stippling, tattoo, atau jelaga tidak akanditemukan pada luka

Page 22: Luka Tembak Pada Kepala

tembak masuk pantulan. Luka-luka ini cenderung penetrasi daripada perforasikarena

ketika peluru memantul dan kontak pada kulit , anak peluru itu sudah cacat, tidak

stabil, dan telah kehilangan sejumlah besar energinya karena pantulan permukaan

yang keras. Hampir segera setelah penetrasi, peluru mulai jatuh dalam tubuh,

kehilangan kecepatan yang masih tersisa dan energi kinetik dalam jarak pendek.Pada

kasus peluru timbal, peluru memantul yang dikeluarkan dari tubuh biasanya memiliki

permukaan rata, seperti cermin permukaan pada satu sisi. Hal ini berbeda pada peluru

yang dibuat dari projektil jaket logam parsial, akan pecah menjadi fragmen-fragmen

pada saat terkena pada permukaan keras dan penetrasi permukaan tubuh.5

Gambar 9: 1. peluru timbal yang dipantulkan a) pantulan pada permukaan rata

b) menyerupai cermin bentuk permukaan yang dipantulkan,

2. fragmen-fragmen hasil dari peluru pantulan jaket logam parsial

(dikutip dari kepustakaan 1)

Sebuah proyektil bergerak, berdasarkan gerakannya, memiliki energi kinetik.

Untuk peluru, jumlah energi kinetik ini ditentukan oleh berat (m) dan kecepatan (v2);

K.E= m x v2 / 2. Dari rumus ini, dapat dilihat bahwa kecepatan memainkan peran

lebih besar dalam menentukan jumlah energi kinetik yang dimiliki oleh berat

peluru. Menggandakan berat peluru maka akan menghasilkan energi kinetik dua kali

Page 23: Luka Tembak Pada Kepala

lipat, tapi menggandakan kecepatan peluru dan menghasilkan empat kali lipat energi

kinetik.1

Hubungan panjang laras dengan luka tembak yang dihasilkan dapat

dihubungkan dengan rumus yang diatas. Senjata api laras panjang akan menyebabkan

anak peluru yang ditembak dari senjata api mempunyai kecepatan yang tinggi

berbanding anak peluru yang ditembak dari senjata api laras pendek. Berdasarkan

rumus jumlah energi kinetik, menggandakan kecepatan proyektil akan menghasilkan

jumlah tenaga kinetik yang lebih besar. Pada saat kontak proyektil kecepatan tinggi

pada permukaan sasaran, lebih banyak energi yang dipindahkan pada permukaan yang

menyebabkan kerusakan jaringan yang lebih luas dan menghasilkan ukuran luka yang

lebih besar.Hal yang sebaliknya terjadi dengan kontak proyektil dengan kecepatan

rendah.2

B. Luka Tembak Keluar

Luka tembak keluar terbentuk setelah peluru membentuk luka tembak masuk

dansaluran luka tembakan dan akhirnya peluru akan mengenai kulit lagi dari

sebelahdalam dan kulit terdorong ke luar. Jika batas kekenyalan kulit dilampaui, maka

kulitdari dalam menjadi robek dan akhirnya timbul suatu lubang luka baru lagi, dan

lukabaru inilah yang dinamakan luka tembak keluar.1, 7

Jika sebuah peluru mengenai tulang (benda keras), maka bentuk dari

padapeluru akan menjadi berubah. Tulang-tulang yang terkena peluru akan menjadi

patah, pecah dan kemungkinan remuk sehingga ketika peluru menembus terus dan

membuat lubang luka tembak keluar, tidak hanya peluru yang berubah bentuknya,

tapi jugadiikuti oleh pecahan-pecahan tulang yang ikut keluar karena dorongan dari

peluru.Hal inilah yang mengakibatkan luka tembak keluar yang besar dan lebih lebar

dariluka tembak masuk namun dengan bentuk yang irregular.Jadi bentuk luka

tembakkeluar bisa diakibatkan oleh dua hal yaitu (1) putaran (spin) yang

menstabilkan pelurudi udara tidak efektif pada jaringan.Hal ini disebabkan karena

densitas jaringan yanglebih besar (2) Peluru kemungkinan berubah bentuk setelah

melewati jaringan tubuh.

Luka tembak keluar umumnya lebih besar dari luka tembak masuk akibat

terjadi deformitas anak peluru, bergoyangnya anak peluru dan terikutnya jaringan

Page 24: Luka Tembak Pada Kepala

tulang yang pecah keluar dari luka tembak keluar. Pada anak peluru yang menembus

tulang pipih, seperti tulang atap tengkorak, akan terbentuk corong yang membuka

searah dengan gerak anak peluru. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan luka

tembak keluar lebih besar dari luka tembak masuk adalah:

- Perubahan luas peluru, oleh karena terjadi deformitas sewaktu peluru berada

dalam tubuh dan membentur tulang.

- Peluru sewaktu berada dalam tubuh mengalami perubahan gerak, misalnya

karena terbentur bagian tubuh yang keras, peluru bergerak berputar dari ujung

ke ujung (end to end), keadaan ini disebut “tumbling”

- Pergerakan peluru yang lurus menjadi tidak beraturan , disebut “yawing”

- Peluru pecah menjadi beberapa fragmen. Fragmen-fragmen ini menyebabkan

luka tembak keluar menjadi lebih besar.

- Bila peluru mengenai tulang dan fragmen tulang tersebut turut terbawa keluar,

maka fragmen tulang tersebut akan membuat robekan tambahan sehingga akan

memperbesar luka tembak keluarnya.

Luka tembak keluar mungkin lebih kecil dari luka tembak masuk bila terjadi

pada luka tembak tempel/kontak, atau pada anak peluru yang telah kehabisan tenaga

pada saat keluar meninggalkan tubuh, bentuk luka tembak keluar tidak khas dan

sering tidak beraturan. Pada beberapa keadaan luka tembak keluar lebih kecil dari

luka tembak masuk, hal ini disebabkan:

a. Kecepatan atau velocity peluru sewaktu akan menembus keluar berkurang,

sehingga kerusakannya (lubang luka tembak keluar) akan lebih kecil, perlu

diketahui bahwa kemampuang peluru untuk dapat menimbulkan kerusakan

berhubungan langsung dengan ukuran peluru dan velocity

b. Adanya benda menahan atau menekan kulit pada daerah dimana peluru akan

keluar yang berarti menghambat kecepatan peluru, luka tembakkeluar akan

lebih kecil bila dibandingkan dengan luka tembak masuk.

Bentuk dan jumlah luka tembak keluar tidak dapat diprediksi. Luka tembak

keluar sebagian (parsial exit wound), hal ini dimungkinkan oleh karena tenaga peluru

tersebut hampir habis atau ada penghalang yangmenekan pada tempat dimana peluru

Page 25: Luka Tembak Pada Kepala

akan keluar, dengan demikian luka dapat hanya berbentuk celah dan tidakjarang

peluru tampak menonjol sedikit pada celah tersebut. Jumlah luka tembak keluar bisa

lebih banyak daripada luka tembak masuk, hal ini dimungkinkan karena:

a. Peluru pecah dan masing-masing pecahan membuat sendiri luka tembak keluar.

b. Peluru menyebabkan ada tulang yang patah dan tulang tersebut terdorong keluar

pada tempat yang berbeda dengan tempat keluarnya peluru.

c. Dua pelurunya masuk kedalam tubuh melalui satu luka tembak masuk (“tandem

bullet injury”) dan di dalam tubuh ke dua peluru tersebut berpisah dan keluar

melalu tempat yang berbeda.

Peluru jarang dapat dihentikan oleh tulang, terutama tulang-tulang yang tipis

seperti scapula dan ileum atau bagian tipis dari tengkorak. Anak peluru yang

mengenai lokasi yang tidak biasa dapat menyebabkan luka dan kematian tetapi luka

tembak masuk akan sangat sulit untuk ditemukan. Contohnya telinga, cuping hidung,

mulut, ketiak, vagina, dan rektum.9

C.Luka tembak pada tulang. 1

Khususnya tulang pipih akan akan menunjukkan kelainan yang khas, sehingga

walupun korban telah mengalami pembusukan masih tetap akan dapat dikenali dari

bagian sebelah mana peluru masuk pada bagian mana pula peluru tersebut keluar.

Luka tembak pada kepala merupakan contoh yang baik untuk melihat kelainan

dimaksud.

- Pada tempat masuknya peluru, lubang yang terjadi pada tabula eksterna akan

lebih kecil dibandingkan dengan lubang pada tabula interna, sehingga

membentuk corong yang membuka keluar.

- Pada tempat keluarnya peluru, lubang yang terjadi pada tabula interna akan

lebih kecil bila dibandingkan dengan lubang eksterna, sehingga membentuk

corong yang membuka keluar.

- Pada luka tembak temple dapat dijumpai pengotoran berwarna hitam yang

ditimbulkan oleh butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau sebagian terbakar,

yang menempel pada tepi lubang yang terbentuk pada tengkorak atau tulang.

Page 26: Luka Tembak Pada Kepala

Gambar12 Gambaran luka tembak masuk dan luka tembak keluar pada tulang

tengkorak. (dikutip dari kepustakaan 1 )

Gambar 13.Luka tembak masuk (A) dan luka tembak keluar (B). (dikutip dari

kepustakaan 1)

A

B

Page 27: Luka Tembak Pada Kepala

4. MEKANISME KERJA SENJATA1,2

Mekanisme kerja senjata, baik senjata angin atau senjata api pada prinsipnya

sama yaitu memanfaatkan tekanan tinggi dari udara atau gas untuk melontarkan anak

proyektil atauanak peluru keluar dari laras dengan kecepatan tinggi.

Pada senjata angin, tekanan yang tinggi itu diperoleh dengan cara

memanfaatkanudara atau dengan merubah CO2 cair menjadi gas dalam ruangan yang

volumenya tetap.Sedang pada senjata api, tekanan yang tinggi diperoleh dari

pembakaran mesiu sehinggadalam waktu sekejap berubah menjadi gas dengan

volume yang besar didalam ruangan yangvolumenya tetap. Dari saru gram mesiu

dapat dihasilkan gas (CO2,CO,hydrogen sulfanida,dan methane) antara 200-900

mililiter dengan suhu yang sangat panas.Fungsi picu itu sendiri pada senjata angin

sebetulnya untuk melepaskan udara yangtekanannya telah dibuat tinggi guna

melontarkan proyektil, sedang pada senjata api untukmembuatnya, pin atau pemukul

penggalak melakukan tugasnya sehingga menimbulkanpercikan api pada penggalak

(primer) guna membakar mesiu. Selanjutnya, anak peluru atauproyektil yang telah

memiliki gaya kinetic itu, sesudah meninggalkan laras jalannya amatdipengaruhi oleh

banyak hal; seperti misalnya berat massa, bentuk dan diameternya, gravitasiserta

tahanan (resistensi) udara yang dilaluinya. Akibat dari gravitasi itu maka arah

anakpeluru atau proyektil akan membentuk kurva. Semakin jauh moncong, pengaruh

gravitasisemakin dominan sehinggga bentuk kurvanya semakin tampak nyata.

Menembak seseorang dari depan dan dari belakang penting untuk

membedakan lukatembakmasuk dengan luka tembak keluar. Luka tembak masuk

khusus biasanya berbentuk bulatdengan tepi abrasi melingkar yang mengelingi cacat

yang disebabkan oleh senjata. Garis tepiabrasi merupakan lecet atau kikisan kulit

yang disebabkan oleh peluru saat ia mendorong kedalam. Garis tepi mungkin

konsetntrik atau eksentrik. Ketika peluru masuk ke dalam kulit, iaakan menyebabkan

abrasi tepikonsentrik, karena ia masuk perpendikuler kulit. Ketika ujung peluru

memfenetrasi kulit pada suatu sudut, ia akan menyebabkan garis tepi abrasi

yangeksentrik. Daerah marginabrasi eksentrik yang tebal mengindikasikan sudut

peluru yang lebihdangkal saat ia peluru menembus kulit.

Page 28: Luka Tembak Pada Kepala

Luka tembak keluar dari senjata berkekuatan tinggi sangat mungkin

dikarenakanolehkecepatan dan energi kinetic yang tinggi amunisi yang

ditembakkan.Stellate-shaped exitwounds, sering ditemukan dan mungkin menyerupai

luka tembak masuk kontak.Walaupun luka tembak keluar dari senjata bisa lebih besar

dan mungkinmenyebabkan banyak kerusakan dibandingkan luka tembak keluar dari

senjatagenggam.

Dengan memperkirakan tepi luka, ada atau tidak adanya tepi abrasi

bisadikonfirmasi.Normalnya, suatu peluru saat ditembakkan akan mengikuti suatu

lengkung arah ataujalur tertentu. Namun, semakin cepat peluru melesat maka semakin

lurus arah dan jalurpeluru tersebut.Disipasi energi adalah bagaimana energi kinetis

peluru yang disalurkan ketubuhdari suatu kekuatan yang menahannya. Pada kasus

proyektil velositas medium dantinggi,disipasi energi dipengaruhi oleh Drag

(‘hambatan’), Profile (‘profil’) danCavitation(‘kavitasi’).

Drag – Faktor-faktor yang memperlambat suatu peluru, termasuk tahanan

angin,hambatan oleh jaringan, dll.Profile – Titik tumbuk peluru merupakan profil dari

peluru tersebut. Semakin besarukuran titik tumbuk semakin besar energi yang

disalurkan.

Cavitation – Sering disebut sebagi perluasan alur masuk peluru. Merupakan

lubang dijaringan tubuh yang dihasilkan oleh energi kinetis peluru.Lubang ini lebih

besardaripadalubang masuk peluru. Karenanya,luka yang dihasilkan lebih besar dari

diameterpeluru tersebut. Kadang kala, karenaenergi kinetis peluru sedemikian besar,

peluru dapatmenembus jaringan di sebaliknya. Oleh karena itu selalu kaji adanya

lubang keluar peluru(‘exit wound’).

Jika luka tembak masuk dan hubungannya dengan luka tembak keluar

telahditentukan,langkah selanjutnya adalah menentukan arah tembakan. Arah

tembakan adalahjaras jalannya peluru memasuki tubuh melalui luka tembak masuk

menuju luka tembakkeluar.Untuk alasan klaritas dan konsistensi, ahli forensik selalu

menggambarkan arahtembakan sebagaimana tubuh korban dalam posisi anatomis

standar saat ia ditembak. Tubuhkorban berdiri penuh dengan tangan ekstensi pada sisi

tubuhnya dengan bagian palmar ke depan. Sebagai contoh luka tembak yang

menembus dada kiri dan keluar pada punggungkanan bawah, arah tembakan

digambarkan dari depan ke belakang, kiri ke kanan dan atasdan ke bawah. Biasanya

Page 29: Luka Tembak Pada Kepala

ahli forensik hanya bisa membuat opini dimana posisi tubuh korbanbisa atau tidak

konsisten dengan arah tembakan, dan hanya bisa disesuaikan dengan saksimata.

5. MEKANISME KEMATIAN 1,2

Tengkorak merupakan suatu ruang yang memiliki tekanan yang terlalu

konstan. Berbagai proses patologis yang mengenai otak dapat mengakibatkan

kenaikan tekanan intrakranial yang dapat mengganggu fungsi otak. Tekanan

intracranial merupakan perjumlahan dari volume vena, volume arteri, otak, dan cairan

serebrospinal.

Bila terdapat penambahn massa seperti adanya pendarahan akan menyebabkan

tergesernya CSS dan darah vena keluar dari ruang intracranial dengan volume yang

sama, TIK akan tetap normal. Namun bile maknisme kompensasi ini terlampaui

maka, kenaikan jumlah massa sedikit saja akan menyebabkan kenaikan TIK yang

atajam.

Adanya peningkatan tekanan intracranial akan menyebabkan struktur otak

tergeser tergeser dimana terlihat batang otak mengalami indentisasi dan herniasi.

Batang otak merupakan pusat pernapasan sehingga adanya indentasi dan herniasi

batang otak akan menyebabkan depresi pusat pernapasan dan kesadaran, dan pada

akhirnya dapat menyebabkan kematian.

Page 30: Luka Tembak Pada Kepala

6. LUKA TEMBAK SENJATA API PADA ANGGOTA TUBUH1,10

Kepala

Ketika energi proyektil memasuki tengkorak dan mulai mengalami disipasi,

jaringanotak secara alamiah akan tertekan secara berat ( kepala adalah ruang tertutup

yangdibatasi jaringan tulang tengkorak yang kuat).Bila peluru mengenai wajah maka

jalan napasakan rusak atau hancur tergantung pada velositas peluru.

Gambar 14 : Luka tembak pada kepala

(dikutip dari kepustakaan 11)

Dada

Jaringan paru relative tahan terhadap kavitasi proyektil. Alveoli membentuk

massaberongga yang mudah bergerak. Sedangkan jantung tidak tahan terhadap

kavitasisebagaimana paru.Namun lapisan terluar yang meliputi pembuluh pulmoner,

aorta danjantung merupakan jaringan yang kuat dan elastic. Jaringan ini mungkin

mampu menutupiluka akibat luka tembus velositas rendah,namun tidak mampu

mengatasi kavitasi akibat lukatembus velositas medium dan tinggi.Bila terjadi cedera

Page 31: Luka Tembak Pada Kepala

di antara garis puting dada dan pinggang, maka selalu curigaikemungkinan adanya

cedera abdominal juga.

Gambar 15 : Luka tembak pada daerah dada

(dikutip dari kepustakaan 9)

Abdomen

Abdomen sering mengalami cedera sekunder saat dada mengalami

cedera.Ruangabdominal merupakan ruang yang besar yang berisi jaringan yang berisi

cairan, udara, jarring padat dan jaringan tulang.Jaringan yang berisi udara dan cairan

lebih tahan terhadap kavitasidaripada jaringan padat.

Page 32: Luka Tembak Pada Kepala

Gambar 16: Luka tembak pada

abdomen, peluru dapat

mengenai organ –organ dalam

seperti limpa,hati dll.(dikutip

dari kepustakaan 9)

Ekstremitas

Ekstremitas terdiri dari tulang, otot, pembuluh darah dan jaringan saraf. Luka

tembaksering menyebabkan tulang pecah dan pecahan ini dapat mengakibatkan

lukasekunder.Pecahan ini dapat bersifat seperti misil atau proyektil yang merusak

jaringan lain disekitarnya. Akibatnya jaringan di sekitar akan rusak sehingga fungsi

sensorik, motorik danbahkan aliran sirkulasi akan terhambat atau bahkan hancur.

- Luka ledakan terbagi dalam 4 kategori yaitu : primer, sekunder, tertier dantambahan.

Korban mungkin mengalami luka lebih dari hanya satu mekanismetersebut.

- Luka ledakan primer disebabkan oleh efek langsung ledakan bertekanan

tinggiterhadap jaringan tubuh. Udara mudah menekan, tidak seperti air. Hasilnya,

lukaledakan primer hampir selalu mengenai struktur yang mengandung udara seperti

paru,

telinga dan saluran cerna.

- Luka ledakan sekunder disebabkan oleh objek melayang yang menyerang orang

disekitarnya.

- Luka ledakan tertier adalah gambaran ledakan energi tinggi. Jenis ini

terjadiketikaorang-orang terlempar dan menabrak objek lainnya.

Page 33: Luka Tembak Pada Kepala

Gambar 17 : Luka yang dapat terjadi akibat tembakan di ekstremitas atas

(dikutip dari kepustakaan 9)

7. PROSES TERJADINYA TEMBAKAN. 1,10

a. Senjata yang digunakan, meliputi:

- Jenisnya

Dengan melihat ciri-ciri luka akan dapat ditentukan apakah disebabkan

olehsenjata api, senjata angin, atau shotgun.

- Kalibernya

Kaliber senjata dapat diperkirakan dengan melihat diameter cincin lecet.

Kalibertersebut ditentukan berdasarkan diameter lumen dari laras, yang tidak selalu

samadengan diameter peluru.Akibat adanya elastisitas kulit maka biasanya diameter

anak peluru sedikit lebihbesar dari diameter cincin lecet. Pada bagian tubuh yang

bagian kulitnya terlihatsangat dekat dengan tulang maka diameter anak peluru hampir

sama besar dengandiameter cincin lecet sebab tulang dapat menjadi penahan terhadap

elastisitas kulitdiatasnya ketika mendapat dorongan anak peluru.

Page 34: Luka Tembak Pada Kepala

b. Cara melakukan tembakan, meliputi:

- Arah tembakan

Secara teori arah tembakan dapat ditentukan dengan pasti dengan

menghubungkan luka tembak masuk dengan luka tembak keluar.Hanya saja luka

tembak keluar selalu tidak ditemukan.Kalaupun ditemukan kadang-kadang luka

tersebut terjadi sesudah arah anak peluru berubah setelah membentur tulang. Selain

itu kadang-kadangjumlah luka tembak banyak sehingga sulit menentukan luka

tembakmasuk dan luka tembak keluar dari anak peluru yang sama. Dalam keadaan

demikian maka perkiraan arah tembakan dapat didasarkan pada posisi lubang luka

terhadap cincin lecet.Bila letaknya terpusat berarti arah tembakan tegak lurus terhadap

permukaansasaran dan bila episentris berarti arahnya miring.

- Jarak tembak

Kecuali pada jarak tempel, jarak tembak hanya dapat ditentukan secara kasar

dengan melihat bentuk lukanya serta ada tidaknya produk-produk dari ledakanmesiu.

Selain itu ada tidaknya luka tembak keluar juga dapat dijadikan dasar

perhitungansecara kasar.Namun harus diingat bahwa banyak senapan modern

sekarang iniyang memiliki kemampuan tinggi, sehingga dapat menimbulkan luka

tembakkeluar meskipun ditembakkan dari jarak yang sangat jauh.Mengenai daya

tembusnya baik pada manusia atau binatang, dipengaruhi olehkecepatan (velocity)

ketika menyentuh tubuh, berat massa, resistensi jaringan, serta jaraktembakan.

8. PEMERIKSAAN KHUSUS YANG DILAKUKAN PADA LUKA TEMBAK

Pada beberapa keadaan, pemeriksaan terhadap luka tembak masuk sering

dipersulit dengan adanya pengotoran oleh darah, sehingga pemeriksaan tidak dapat

dilakukan dengan baik dan penafsiran atau kesimpulan jenis luka mungkin sekali

tidak tepat. Untuk menghadapi hambatan pada pemeriksaan tersebut dapat dilakukan

prosedur sebagai berikut:

1. Luka tembak dibersihkan dengan hidrogen perokside (3% by volume)

2. Setelah 2-3 menit luka tersebut dicuci dengan air untuk membersihkan busayang

terjadi dan membersihkan darah,

Page 35: Luka Tembak Pada Kepala

3. Dengan pemberian hidrogen perokside, luka tembak akan bersih, dan tampak jelas,

sehingga deskripsi dari luka dapat dilakukan dengan tepat.3

Pengambilan sampel darah untuk analisis pemakaian alkohol dan obat-obatan

sebelum terjadinya pengenceran atau pemberian infus akan memberikan hasil

pemeriksaan yang akurat. Spesimen urin mungkin juga dapat digunakan, tetapi kurang

memberikan hasil yang memuaskan.Darah korban biasa digunakan untuk analisis

komparatif DNA dengan darah yang ditemukan di TKP, pada tersangka, atau senjata

api, serta di partikel jaringan pada peluru yang ditemukan ditempat kejadian.

Debridement dari luka tembak secara permanen akan mengubah penampilan luka.

Jika tidak didokumentasikan dengan baik, difoto, atau dipertahankan untuk evaluasi

mikroskopis, ini dapat menyebabkan salah tafsir oleh pemeriksa berikutnya. Penting

untuk dilakukan pengambilan jaringan di pinggir batas luka untuk keperluan

pemeriksaan mikroskopis dan evaluasi Scanning Microscope Energy Dispersive X-

Ray Spectrometry (SEM-EDX) yang berguna untuk :3

mengkonfirmasi kisaran pintu masuk luka

menentukan apakah seseorang memiliki pseudo-efek jelaga yang menghitam atau

bubuktatto ( mesiu yang tidak terbakar sempurna) pada luka nya.

Menentukan mana dari dua luka tembak yang merupakan luka tembak masuk

memastikan jenis senjata atau amunisi yang digunakan.

Penentuan luka tembak masuk tidak hanya dapat ditentukan melalui

karakteristik luka, tetapi juga diperlukan pemeriksaan khusus untuk menentukan

secara pasti bahwa luka tersebut merupakan luka tembak masuk.Hal ini disebabkan

karena tidak selamanya luka tembak masuk memperlihatkan ciri-ciri yang

jelas.Pemeriksaan-pemeriksaan khusus yang diperlukan dalam pemeriksaan ini adalah

pemeriksaan mikroskopik, pemeriksaan kimiawi, dan pemeriksaan radiologic.3

a. Pemeriksaan Mikroskopik Luka Tembak

Perubahan yang tampak pada luka tembak masuk diakibatkan oleh dua faktor,

yaitu trauma mekanis dari peluru dan trauma thermis akibat panas dari pembakaran

mesiu. Pada pemeriksaan mikroskopis luka tembak tempel dan luka tembak jarak

dekat akan diperoleh kompresi epitel dimana di sekitar luka tampak epitel yang

normal dan yang mengalami kompresi, elongasi, dan menjadi pipihnya sel-sel

Page 36: Luka Tembak Pada Kepala

epidermal serta elongasi dari inti sel. Pada sel epidermis tepi luka juga akan

mengalami distorsi yang dapat bercampur dengan butir-butir mesiu. Epitel luka juga

tampak mengalami nekrosis koagulatif, epitel sembab, serta vakuolisasi sel-sel basal.

Panas yang dihasilkan dari pembakaran mesiu akan memperlihatkan jaringan kolagen

menyatu dengan pewarnaan HE dan akan lebih banyak mengambil warna biru

(basofilik staining). Pada luka akan tampak perdarahan yang masih baru dalam

epidermis (kelainan ini paling dominan), dan adanya butir-butir mesiu. Sel-sel pada

dermis akan mengalami beberapa perubahan yakni intinya mengkerut, vakuolisasi dan

pignotik.3

Pada pemeriksaan mikroskopis akan terlihat butir-butir mesiu yang tampak

sebagai benda tidak beraturan, berwarna hitam atau hitam kecoklatan. Pada luka

tembak temple“hard contact”, permukaan kulit sekitar luka tidak terdapat mesiu atau

hanya sedikit sekali butir-butir mesiu, butir-butir mesiu akan tampak banyak pada

lapisan bawah, khususnya disepanjang tepi saluran luka. Sedangkan pada luka tembak

tempel “softcontact”butir-butir mesiu akan terdapat pada permukaan kulit dan

jaringan dibawah kulit. Pemeriksaaan mikroskopis pada luka tembak jarak dekat akan

ditemukan adanya butir-butir mesiu terutama terdapat pada permukaan kulit dan

hanya sedikit yang ditemukan pada lapisan-lapisan kulit. 3

b. Pemeriksaan Kimiawi Luka Tembak

Hasil pemeriksaan kimiawi pada luka tembak tergantung dari jenis mesiu yang

gunakan.Pada black gun powder dapat ditemukan kalium, karbon, nitrit, nitrat, sulfis,

sulfat, karbonat, tiosianat dan tiosulfat sedangkan pada smokeles gun powder dapat

ditemukan nitrit dan selulosa nitrat. Pada senjata api yang modern, unsur kimia yang

dapat ditemukan ialah timah, barium, antimon, dan merkuri. Unsur-unsur kimia yang

berasal dari laras senjata dan dari peluru yang dapat ditemukan berupa timah,

antimon, nikel, tembaga, bismut perak dan thalium. Pemeriksaan terhadap unsur-

unsur tersebut dapat dilakukan terhadap pakaian, didalam atau di sekitar luka.Pada

pelaku penembakan, unsur-unsur tersebut dapat dideteksi pada tangan yang

menggenggam senjata.1

c. Pemeriksaan Radiologi Luka Tembak

Page 37: Luka Tembak Pada Kepala

X-Ray biasanya dilakukan sebelum otopsi dengan dua bidang pemeriksaan

yakni anteroposterior dan lateral. X-ray tidak hanya digunakan untuk dokumentasi

objektif dan permanen namun juga berfungsi untuk menentukan lokasi dan

karakteristik dari peluru dan fragmen metal termasuk jaket peluru yang terpisah.

Radiologi merupakan alat yang penting untuk menemukan peluru pada tubuh yang

susah ditemukan lewat autopsi (misalnya pada columna vertebra). Pemeriksaan X-ray

juga dapat memperlihatkan adanya peluru yang membelok atau mengalami

penyumbatan pada pembuluh darah.Radiologi memiliki peranan yang cukup besar

dalam bidang forensik terutama dalam mengidentifikasi luka tembak. Pemeriksaan

radiologi dengan sinar X ini pada umumnya digunakan untuk memudahkan dalam

mengetahui letak dan jumlah peluru dalam tubuh korban, membantu memeriksa

partikel-partikel peluru yang tertinggal, untuk mengetahui kerusakan tulang akibat

peluru, membantu menentukan apakah luka tembak disebabkan karena bunuh diri

atau pembunuhan, membantu menentukan migrasi peluru dan penyumbatan peluru

pada pembuluh darah, penilaian kaliber peluru, berperan sebagai alat dokumentasi

yang bersifat objektif dan permanen.1

9. KESIMPULAN

Page 38: Luka Tembak Pada Kepala

Luka tembak merupakan salah satu jenis luka yang diakibatkan oleh cedera

mekanik (senjata api). Luka tembak paling umum dijumpai sebagai penyebab

kematian adalah akibat pembunuhan dan di beberapa diantaranya adalaah akibat

bunuh diri.

Luka tembak masuk pada kepala menyebabkan robekan yang terjadi

membentuk tidak beraturan atau berbentuk bintang, bila dengan posisi moncong

senjata menempel dengan erat pada tubuh korban maka akan terdapat jejas laras,

tattoo atau stippling terbentuk dari butir-butir mesiuyang tidak atau sedikit terbakar

masuk ke dalam kulit dan bercampur dengan perdarahan, akibat butir-butir mesiu,

kulit dan rambut di sekitar luka akan tampak hangus terbakar. Sdangkan pada luka

tembak keluar pada kepala luka juga tampak seperti bintang (stellate) yang

membedakan denga luka tembak masuk adalah tidak adanya kelim lecet serta pada

luka tembak keluar umumnya lebih besar dari luka tembak masuk.

Luka tembak pada tulang, khususnya tulang pipih akan menunjukkan kelainan

yang khas, sehingga walaupun pada korban telah mengalami pembusukan masih tetap

akan dapat dikenali dari bagian sebelah mana peluru masuk dan pada bagian mana

peluru tersebut keluar. Luka tembak pada kepala merupakan comtoh yang baik untuk

melihat kelainan yang dimaksud.

Pada tempat masuknya peluru, lubang yang terjadi pada tabula eksterna akan

lebih kecik dibandingkan dengan lubang pada tabula interna, sehingga membentuk

corong yang membuka ke dalam. Pada tempat keluarnya peluru, lubang yang terjadi

pada tabula interna akan lebih kecil bila dibandingka dengan lubang pada tabula

eksterna , sehingga membentuk corong yang membuka keluar. Pada luka tembak

temple dapat dijumpai pengotoran berwarna hitam yang ditimbulkan oleh butir-butir

mesiu yang tidak terbakar atau sebagian terbakar, yang menempel pada tepi lubang

yang terbentuk pada tengkorak atau tulang.

DAFTAR PUSTAKA

Page 39: Luka Tembak Pada Kepala

1. J.M. Di Maio, Vincent. Gunshot Wounds Practical Aspects of Firearms,

Ballistics, and Forensic Techniques.Second Edition. New York :

CRC.1999. Press. 83

2. Rilano V. S. Umboh , Nola T. S. Mallo, Djemi Tomuka Pola luka pada

korban mati akibat senjata api di bagian ilmu kedokteran forensik medikolegal

fk unsrat - rsup prof. dr. r. d. kandoumanado periode januari 2007-desember

2013, Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015

3. Adam J. Brooks. Ryan’s Ballistic Trauma. Third Edition. New York.

2011. Pg 168

4. M.J. Thali, B.P. Kneubuehl, U. Zollinger, R. Dirnhofer, study of the

morphology of gunshot entrance wounds, in connection with their dynamic

creation, utilizing the ‘‘skin–skull–brain model’’ California: Elsevier

Academic Press; 2002. p. 190-194.

5. Beat P. Kneubuehl (Ed.), Robin M. Coupland, Markus A. Ro.

thschild, Michael J. Thali. Wound Ballistics. 3rd edition. 2008. Pg 87-110

6. Author: Randall E Frost, MD; Chief Editor: Stephen J Cina, Forensic

Pathology of Firearm Wounds, April 2011. Pg 1-29

7. Shkrum J. Michael, Ramsay A. David. Forensic Pathology of Trauma.

Common Problems for the Pathologist. Humana Press.Totowa, New

Jersey.2007.

8. Shkrum J. Michael, Ramsay A. David. Forensic Pathology of Trauma.

Common Problems for the Pathologist. Humana Press.Totowa, New

Jersey.2007.

9. Nimrod Rozen and Israel Dudkiewicz. Wound Ballistics and Tissue Damage.

Springer-Verlag Berlin Heidelberg 201Boca Raton London New York

Washington, D.C. 2000

10. Jay dix. Color Atlas of Forensic Pathology. Boca Raton London New York

Washington, D.C.2000. pg 60-100.