Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang dikategorikan dalam
negara berkembang. Dalam perkembangannya ini Indonesia membutuhkan
anggaran dalam pembangunan. Pembangunan yang sangat penting yang
dibutuhkan di suatu negara, adalah pembangunan infrastruktur. Dengan
adanya infrastruktur yang baik, suatu negara akan mampu mengembangkan
negaranya lebih baik dan dampak yang sangat baik akan dirasakan oleh penduduk
di dalam negara tersebut.
Dalam melaksanakan kegiatan pembangunan tersebut, tentu diperlukan
penyedia barang-barang kebutuhan dan jasa dari perusahaan-perusahaan yang
bergerak dalam bidang konstruksi. Oleh karena itu, untuk memperoleh perusahaan
mana yang akan melaksanakan kegiatan proyek maupun menyediakan kebutuhan-
kebutuhan tersebut, maka diadakan tender untuk mempertimbangkan dan memilih
perusahaan yang dianggap bisa melaksanakan atau memenuhi kebutuhan proyek
tersebut.
Tender atau pelelangan merupakan suatu proses pengajuan penawaran
yang dilakukan oleh kontraktor yang akan dilaksanakan di lapangan sesuai
dengan dokumen tender. Tujuan dari tender ini adalah menyeleksi dan
menetapkan calon kontraktor yang akan mengerjakan pekerjaan pada proyek yang
bersangkutan.
Dalam suatu proses tender, terdapat berbagai hal yang harus dipersiapkan,
seperti persiapan dokumen tender, mengikuti kegiatan-kegiatan tender,
membentuk tim tender, hingga pada akhirnya ditunjuk perusahaan yang akan
melaksanakan pekerjaan. Perusahaan yang ditunjuk untuk melaksanakan
pekerjaan wajib memenuhi kewajibannya di lapangan sesuai dokumen tender.
Pada kesempatan ini, penulis akan menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan
dengan tender dalam makalah ini.
1
Page 2
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah :
1. Apa pengertian tender ?
2. Apa sajakah jenis-jenis tender ?
3. Bagaimanakah isi dokumen tender ?
4. Apa sajakah kegiatan-kegiatan dalam suatu proses tender ?
5. Apa sajakah yang terdapat dalam tim tender ?
6. Apa yang dimaksud dengan tinjauan kontrak ?
7. Apa yang dimaksud dengan e-procurement ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Agar mengetahui dan memahami pengertian tender.
2. Agar mengetahui jenis-jenis tender.
3. Agar mengetahui isi dokumen tender.
4. Agar mengetahui kegiatan-kegiatan dalam suatu proses tender.
5. Agar mengetahui apa saja yang terdapat dalam tim tender.
6. Agar mengetahui dan memahami tinjauan kontrak.
7. Agar mengetahui dan memahami e-procurement ?
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai tender, jenis tender
dan tahap pelaksanaannya.
2. Sebagai referensi bagi pembaca dalam mengenal hal-hal yang berkaitan
dengan tender, sehingga ke depannya dapat berguna saat mengikuti proses
tender.
2
Page 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tender
Berdasarkan Penjelasan Pasal 22 UU No. 5/1999, tender adalah tawaran
mengajukan harga untuk memborong suatu pekerjaan, untuk mengadakan barang-
barang atau untuk menyediakan jasa. Dalam hal ini tidak disebut jumlah yang
mengajukan penawaran (oleh beberapa atau oleh satu pelaku usaha dalam hal
penunjukan/pemilihan langsung). Pengertian tender tersebut mencakup tawaran
mengajukan harga untuk:
1. Memborong atau melaksanakan suatu pekerjaan.
2. Mengadakan barang dan atau jasa.
3. Membeli suatu barang dan atau jasa.
4. Menjual suatu barang dan atau jasa.
Berdasarkan definisi tersebut, maka cakupan dasar penerapan pasal 22 UU
No. 5/1999 adalah tender atau tawaran mengajukan harga yang dapat dilakukan
melalui:
1. Tender terbuka
2. Tender terbatas
3. Pelelangan umum
4. Pelelangan terbatas
Berdasarkan cakupan dasar penerapan ini, maka pemilihan langsung dan
penunjukan langsung yang merupakan bagian dari proses tender/lelang juga
tercakup dalam penerapan pasal 22 UU No. 5/1999.
2.2 Jenis Tender
Berdasarkan Keppres no 4 tahun 2015 adapun jenis dari pengadaan barang
dan jasa antara lain:
1. Pengadaan Barang
Pengadaan barang adalah pengadaan setiap benda baik berwujud ataupun tak
berwujud, bergerak maupun tak bergerak, yang dapat diperdagangkan,
dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan oleh pengguna barang
3
Page 4
2. Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
Pengadaan pekerjaan konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan
dengan pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya.
3. Pengadaan Jasa Konsultasi
pengadaan jasa Konsultansi adalah jasa pelayanan profesional yang
membutuhkan keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan yang
mengutamakan adanya olah pikir.
4. Pengadaan Jasa Lainnya
Pengadaan jasa lainnya adalah jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu
yang mengutamakan keterampilan dalam suatu sistem tata kelola yang telah
dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau segala
pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain jasa konsultansi, pelaksanaan
pekerjaan konstruksi dan pengadaan barang.
2.3 Jenis Kontrak dengan Tender Terbatas
Disamping jenis kontrak pelaksanaan biasa, ada beberapa sistem kontrak
proyek lainnya yang ditawarkan kepada kontraktor melalui tender terbatas, antara
lain :
1. Kontrak Rancang Bangun (Design and Build Contract)
2. Turnkey Contract atau Contractor’s Full Prefinancing
3. Guaranted Maximum Price Contract (GMP)
4. Kontrak EPC (Engineering Procurement and Construction)
2.3.1 Kontrak Rancang Bangun (Design and Build Contract)
Kontrak rancang bangun adalah sistem kontrak dimana perencanaan dan
pelaksanaan diserahkan kepada kontraktor utama. Pemilik proyek hanya
menentukkan persyaratan-persyaratan yang diinginkan (Term of Reference),
kemudian akan dikembangkan dan dirinci oleh kontraktor. Dalam hal ini
kontraktor boleh menunjuk konsultasn perencana yang lebih ahli, namun
tanggung jawab sepenuhnya tetap pada kontraktor. Biasanya tahap desain dan
konstruksis dilakukan secara overlapping, sehingga dapat mempercepat waktu
penyelesaian proyek. Dalam kondisi ini, sering kali kontraktor mengalami
4
Page 5
kesulitan dalam menghitung harga penawaran secara akurat karena keterbatasan
dokumen. Untuk itu perlu diperhitungkan biaya cadangan (contingency cost),
yaitu sejumlah biaya yang disediakan untuk menyelesaikan segala pekerjaan yang
belum terhitung dari dokumen yang ada karena detal perencanaan belum dibuat.
Kontrak design and build ini dapat memperkecil resiko kesalahan
perhitungan harga karena keterlibatan kontraktor dalam proses perencanaan cukup
kuat.
Harga penawaran yang diusulkan meliputi :
1. Biaya desain/perencanaan struktur, arsitektur, MEP (Mechanical Electrical
and Plumbing).
2. Biaya pelaksanaan/konstruksi.
3. Interest During Construction (IDC), bila sistem pembayarannya erupa
contractor’s fully prefinancing.
Sistem pembayaran kepada kontraktor dapat dilakukan dengan cara :
1. Progress tertentu, misalnya setiap 20%.
2. Progress bulanan.
3. Contractor’s full prefinancing, pembayaran diakhir, setelah progress
mencapai 100%.
2.3.2 Turnkey Contract atau Contractor’s Full Prefinancing Contract
Turnkey contract yaitu sistem kontrak dimana kontraktor bertanggung
jawab untuk membiayai seluruh biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan
proyek. Pembayaran kepada kontraktor dilakukan setelah pembangunan
diserahkan pada siap dioperasikan oleh pemilik. Sebagai jaminan pembayaran,
kepada kontraktor diberikan surat jaminan bank senilai biaya pembangunan, yang
terdiri dari biaya pra-desain, biaya desain, biaya konstruksi dan biaya bunga
(Interest During Construction/IDC).
Surat jaminan bank ini bisa dicairkan oleh kontraktor apabila pemilik
gagal membayar pada waktu yang telah disepakati dan kewajiban kontraktor
sudah dipenuhi semuanya. Dalam kontrak ini, lingkup pekerjaan dapat meliputi
perecanaan dan pelaksanaan (design and build) ataupun pelaksanaan saja (build
only).
5
Page 6
Sebagai salah satu contoh turnkey contract, dimana kontraktor
bertanggung jawab dalam perencanaan dan pelaksanaan (design and build).
Adalah proyek pembangunan kembali Hotel Grand Bali Beach sebagai berikut :
Organisasi yang terlibat dalam proyek :
1. Pemilik
2. Konsultan Manajemen Konstruksi
3. Kontraktor Utama, membawahi :
a. Konsultan Perencana Struktur
b. Konsultan Perencana Arsitektur
c. Konsultan Perencana MEP (Mechanical Electrical And Plumbing)
d. Konsultan Perencana Interior
e. Sub Kontraktor Spesialis
Pembayaran kepada kontraktor utama dilaksanakan setelah proyek
diserahkan kepada pemilik dan siap dioperasikan. Peranan dan kemampuan
kontraktor utama dalam memimpin serta mengkoordinasikan berbagai kegiatan
yang berlangsung secara overlapping merupakan kunci keberhasilan proyek.
2.3.3 Guaranted Maximum Price Contract (GMP)
Guaranted Maximum Price Contract adalah kontrak antara pemilik proyek
dengan kontraktor yang diikat oleh suatu harga maksimum tertentu untuk
menyelesaikan seluruh lingkup pekerjaan yang dipersyaratkan oleh pemilik
proyek. Menurut literatur yang diterbitkan oleh The University Of New South
Wales, Building Contract Administration, Guaranted Maximum Price Contract
bukan merupakan tipe kontrak khusus melainkan hanya dipergunakan oleh
beberapa perusahaan yang ingin menawarkan kondisi kontrak tersebut. Dalam
prakteknya, Guaranted Maximum Price Contract jarang diterapkan.
2.3.4 Kontrak EPC (Engineering Procurement and Construction)
Kontrak EPC sering juga disebut sebagai kontrak EPCC. Kontrak EPCC
adalah sistem kontrak yang mencakup lingkup tanggung jawab Engineering
(perekayasaan), Procurement (Pengadaan), Construction (Konstruksi) dan
6
Page 7
Commissioning (Uji-coba operasi), sampai menghasilkan sistem yang mampu
berproduksi, misalnya pada proyek pembangunan pabrik.
Kontrak EPC atau EPCC mensyaratkan kontraktor untuk menyelesaikan
proyek dengan lingkup pekerjaan sebagai berikut :
1. Perekayasaan awal (basic engineering) mencakup perencanaan struktur,
arsitektur, listrik, peralatan, pemipaan dan lain-lain.
2. Perekayasaan rinci (detail engineering) dengan disiplin perekayasaan seperti
diatas.
3. Pengadaan luar negeri (foreign procurement) untuk mesin-mesin yang tidak
diproduksi di dalam negeri, misalnya rotating machines, heavy wall vessels,
distributed control system, dll.
4. Pengadaan dalam negeri (local procurement) pada umumnya mencakup
pengadaan material yang tersedia atau difabrikasi di dalam negeri seperti,
material alam, material untuk pekerjaan struktur dan arsitektur, listrik,
peralatan statis, instrumentasi dan pemipaan.
5. Pekerjaan konstruksi, mulai dari pondasi, struktur bangunan, instalasi listrik
dan instrumentasi sampai pemasangan peralatan dan permesinan.
6. Pekerjaan pra-operasi (pre-commissioning) yang mencakup pengujian dan
pembersihan peralatan-peralatan pabrik menggunakan utilitas air dan udara.
7. Pekerjaan uji-coba operasi (commissioning) menggunakan bahan baku yang
sebenarnya untuk memproduksi produk sesuai persyaratan kontrak.
8. Pekerjaan uji unjuk-kerja (performance test) untuk menguji apakah seluruh
peralatan dapat dioperasikan dalam memproduksi produk yang disyaratkan
dengan menerima bahan baku yang sesuai dengan spesifikasi kontrak.
Untuk proses tender, pada umumnya pemilik proyek akan menyusun
dokumen tender yang mencakup spesifikasi teknis berikut persyarayan-
persyaratan komersial yang mencakup draft kontrak, termin pembayaran dan
persyaratan waktu.
Biaya-biaya yang diperhitungkan dalam harga penawaran meliputi :
1. Biaya jasa
2. Biasa jasa pengelolaan proyek (project management)
3. Biaya jasa perekayasaan (engineering)
7
Page 8
4. Biaya jasa pengadaan (procurement) termasuk biaya jasa inspeksi
5. Biaya jasa manajemen konstruksi (construction management)
6. Biaya jasa uji coba operasi
7. Biaya peralatan dan material termasuk spare part bila diperlukan oleh pemilik
proyek
8. Biaya konstruksi
9. Biaya asuransi, cost of money, pajak-pajak dll.
Proyek EPC biasanya dibayar sesuai dengan kemajuan pekerjaan. Sistem
yang digunakan adalah sistem earned value. Sistem ini mengkonversi seluruh
progress pekerjaan ke nilai mata uang ataupun ke nilai jam kerja.
Proyek EPC umumnya diserahkan dalam 3 (tiga) tahap, yaitu :
1. Tahap Mechanical Completion (Penyelesaian mekanis)
Adalah tahap selesainya pabrik dari seluruh kegiatan konstruksi. Mechanical
completion dibagi dalam 2 (dua) tahap lagi, yaitu tahap penyelesaian dingin
dan tahap penyelesaian panas. Tahap dingin digunakan sebagai referensi bila
pabrik diserahkan tidak harus diuji coba dulu dengan steam. Untuk, tahap
panas, pabrik harus diuji coba dengan steam.
2. Tahap Plant Completion (Penyelesaian pabrik secara keseluruhan)
Adalah tahap selesainya tes ujuk kerja (performance test) operasi dari pabrik
yang telah dibangun. Pada umumnya para pengoperasi pabrik akan mengikuti
instruksi pengoperasian dari pemilik lisensi teknologi proses selama tes unjuk
kerja.
3. Tahap Final Acceptance
Kontraktor EPC akan menempatkan satu orang untuk perwakilan dipabrik
yang telah dibangun. Tugasnya untuk mengawasi dan memonitor peralatan
dan material yang dipasok. Bila ada kerusakan maka kontraktor akan
menjembatani perbaikan atau penggantian alat/material tersebut. Pada
umumnya masa warranty peralatan dan material tersebut sekitar 12 bulan.
2.4 Dokumen Tender
Berdasarkan standar nasional dokumen tender meliputi :
a. Undangan lelang
8
Page 9
b. Petunjuk kepada peserta lelang
c. Formulir penawaran
d. Syarat-syarat umum dan khusus yang akan diterapkan pada perjanjian
e. Spesifikasi teknik
f. Gambar tender
g. Dafatr item dan volume pekerjaan
h. Addendum
Berdasarkan standar internasional pada umumnya dokumen tender itu
sendiri terdiri dari :
1. Instruksi kepada peserta tender (notice to bidders)
2. Persyaratan tender (condition of tendering)
3. Fom surat penawaran (form for tender)
4. Kondisi kontrak (general condition of contract)
5. Spesifikasi teknik (technical spesificatio)
6. Gambar tender (tender drawing)
7. Daftar item dan volume pekerjaan (bill of quantities)
8. Addendum yaitu segaka tambahan dokumen yang bersifat mengubah dan atau
melengkapi dokumen tender.
2.5 Kegiatan Tender
Untuk memberikan gambaran yang lengkap mengenai kegiatan tender,
berikut ini akan diuraikan mengenai kegiatan tender pemerintah sesuai dengan
Keppres No 18 tahun 2000:
2.5.1 Prakualifikasi
Kegiatan prakualifikasi ini diadakan untuk menyeleksi peserta pelelangan
yang memenuhi syarat bagi proyek yang akan ditenderkan.
Pengumuman mengenai diadakannya prakualifikasi ini biasanya dimuat di
media cetak yang memiliki jangkuan distribusi luas serta oplah penjualan yang
besar.Bagi perusahaan yang mendaftar prakualifikasi akan mendapatkan dokumen
yang akan diisi.
9
Page 10
Sebagai salah satu contoh adalah prakualifikasi proyek pemerintah yang
didanai oleh pinjaman luar negeri (loan) dan ditenderkan dengan cara Local
Competitive Bidding (LCB) dengan persyaratan pengisian data sebagai berikut:
a. Data perusahaan meliputi:
Nama perusahaan
Alamat, telepon, faksimile, e-mail
Pendirian perusahaan
Susunan direksi
Jumlah karyawan tetap (menejer, staf teknik, staf administrasi)
b. Kinerja dalam proyek yang sama termasuk referensi terdahulu mencakup:
Jenis proyek
Pemilik Proyek
Tahun pelaksanaan
Posisi dalam kontrak proyek tersebut (sebagai kontraktor utama atau sub
kontaktor)
Nilai proyek (Rupiah atau equivalent Rupiah)
c. Daftar pengalaman proyek selama lima tahun terakhir beserta personil yang
menangani.
d. Sumber Daya Manusia yang direncanakan menangani proyek dilengkapi:
Sturuktur organisasi proyek
Nama personil, posisi, umur, pengalaman kerja.
e. Kemampuan penyediaan peralatan
Tipe alat
Jumlah
Tahun pembuatan
Kepemilikan alat
Kapasitas operasi
f. Kemampuan keuangan
Balance sheet (neraca) selama tiga tahun terakhir
Current asset pada enam bulan terakhir
Certificate of deposit selama enam bulan terakhir
Credit line certificate
10
Page 11
Letter of guarantee (surat jaminan bank yang memberi dukungan khusus
untuk proyek yang akan ditenderkan)
Berdasarkan data-data prakualifikasi yang masuk, panitia kemudian
melakukan penilain kriteria-kriteria penilaian tertentu sehingga dapat ditetapkan
perusahaan yang lulus maupun yang gagal.
Untuk kontraktor besar yang berpengalaman tingkat kegagalan
prakualifikasi ini cukup kecil. Sebagai gambaran, jumlah prakualifikasi yang
diikuti setiap tahun rata-rata sebanyak 150 buah, dengan jumlah kegagalan sekitar
3 sampai 4.
Penyebab kegagalan tersebut biasanya adalah:
1. Tidak dimilikinya pengalaman proyek sejenis
2. Jumlah pengalaman kerja menejer proyek yang diusulkan kurang memenuhi
3. Kemampuan keuangan yang tidak memenuhi syarat
2.5.2 Undangan Tender
a. Semua peserta lelang yang telah lulus prakualifikasi menerima undangan
untuk mengikuti pelelangan dan berhak mengambil dokumentender dari
Panitia Pelelangan. Peserta lelang yang diundang ini tercatat dalam sebuah
Daftar Calon Peserta Lelang yang disahkan oleh Panitia.
b. Jumlah peserta lelang tidak boleh kurang dari 3 peserta. Apabila ternyata
kurang dari 3 maka pelelangan lainnya untuk mengikuti pelelangan. Daftar
Calon Peserta Lelang harus diulang kembali.
c. Apabila tidak diperoleh 3 calon peserta lelang, maka Panitia dapat
mengusulkan kepada Pengguna Jasa untuk melakukan proses Pemilihan
Langsung dengan negoisasi atau menunjukan langsung apabila hanya terdapat
satu calon peserta lelang.
2.5.3 Rapat Penjelasan
Acara rapat penjelasan ini merupakan kesempatan yang sangat berharga
dan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh peserta tender, terutama untuk
mempertanyakan tentang ketentuan dalam dokumen tender yang kurang jelas, dan
yang dirasa memberatkan. Hasil rapat ini akan didokumentasikan menjadi
11
Page 12
masalah rapat (Minutes of Prebid Meeting) yang akan bersifat mengikat serta
menjadi satu kesatuan dengan Surat Perjanjian Pemborongan (Kontrak), apabila
peserta ditunjuk sebagai pemenang tender.
2.5.4 Peninjauan Lapangan (Site Visit)
Peninjauan untuk menyelidiki kondisi lapangan. Hasil tinjauan akan
dijadikan dasar pembuatan metode pelaksanaan pekerjaan (contruction method)
untuk menyusun harga penawaran yang benar.
Contoh:
Check list untuk pelaksana Survei Lapangan
Nama proyek :
Tanggal survei :
Dilaksanakan oleh :
Tabel 2.2 Check list untuk pelaksanaan survei
No. Uraian KeteranganI
II
III
IV
VVIVII
Mempersiapkan peralatan dokumentasi seperti kamera, handycam, spesifikasi, catatanMelaksanakan pengamanan di lapangan:1. Luas tempat kerja apakah :
Tersebar luas Satu tempat Sempit Luas
2. Jenis tanah Tanah berbatu Tanah liat Berawa - rawa
Melakukan pengamanan transportasi tenaga kerja:
Menggunakan kendaraan darat Menggunakan perahu sungai
Melakukan pengamatan ketersediaan tenaga kerja setempat:
ada dalam jumlah besar (> 100 orang) ada dalam jumlah kecil (< 100 orang) Tidak ada
Melakukan ketersediaan peralatan setempatMembuat dokumentasi lapanganMembuat laporan hasil survei
v
v
v
dikelilingi bangunan
sedalam +/- 1m
12
Page 13
Sumber: Buku Referensi untuk Kontraktor,2003
2.5.5 Pemasukan Penawaran
Untuk membuat penawaran, kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan
adalah:
1. Perhitungan volume (quantity taking off)
Format daftar volume biasanya telah ditetapkan oleh pemberi tugas berupa
Daftar Jenis dan Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), yang memuat jenis
pekerjaan dan volumenya, atau dalam bentuk Daftar Jenis Pekerjaan (Bill of
Item) yang hanya berisi daftar jenis pekerjaan tanpa volume.
Ada dua kondisi kontrak yagn perlu diperhatikan berkaitan dengan
perhitungan volume ini, yaitu:
a. Kontrak harga pasti (lump sum contract)
Ini merupakan kontrak yang paling sederhana, di mana kontraktor
bertanggung jawab penuh untuk melaksanakan seluruh perkerjaan sesuai
dengan gambar ternder serta tertulis dalam spesifikasi dengan harga yang
pasti, volume yang tercantum dalam vill of quantity (bila ada) hanya
sebgai acuan yang tidak mengikat. Dalam kondisi kontrak seperti ini,
kegiatan perhitungan voluma akan merupakan resiko yang harus
ditanggung kontraktor. Untuk mengurangoi kesalahan perhitungan
volume, pada saat ini sudah banyak tersedia program komputer, antara lain
roll up digitizer yang diintegrasikan dengan program WinEst untuk
menyelesaikan sampai perhitungan harga satuan yang secara otomatis
mesuk dalam format bill of quantity
b. Kontrak harga satuan (unit price contract)
Dalam kondisi kontrak harga satuan, kontraktor hanya wajib mengisi
harga satuan pekerjaan untuk setiap item yang telah disediakan
volumenya. Pembayaran kepada kontraktor akan didasarkan pada realisasi
volume pekerjaan yang dilaksanakan, tidak ada resiko kesalahan volume
yang diperhitungkan.
2. Perencanaan metode pelaksanaan (Contruction method)
Data-data yang diperlukan untuk menyusun metode pelaksanaan antara lain:
13
Page 14
Gambar tender
Hasil survei lapangan
Referensi pengalaman pekerjaan sejenis
Penyusunan metode pelaksanaan ini perlu melibatkan personil yang
berpengalaman dalam pekerjaan sejenis serta sub kontraktor sejenis apabila
terdapat pekerjaan-pekerjaan khusus, misalnya mekanikal/elektrikal.
3. Perhitungan biaya langsung (direct cost)
Data-data yang diperlukan dalam perhitungan biaya langsung untuk setiap
satuan pekerjaan adalah:
harga material
harga upah
harga pekerjaan khusus, yang didapat dari penawaran sub kontraktor
biaya operasi peralatan
metode pelaksanaan
Data tersebut kemudian dimasukkan dalam analisis harga satuan yang dapat
berupa analisis standar atau analisis yang dibuat berdasarkan metode
pelaksanaan yang direncanakan.
4. Perhitungan biaya tak langsung (Indirect cost)
Biaya tak langsung adalah segala baya yang diperlukan untuk mendukung
penyelesaian pekerjaan, yang terdiri dari komponen-komponen:
a. Biaya pekerjaan persiapan
b. Biaya lapangan, terdiri:
Biaya gaji pegawai
Biaya perlengkapan kantor direksi
Biaya perlengkapan kantor kontraktor
Biaya perlengkapan camp karyawan
Biaya perlengkapan rumah tangga
Biaya umum kantor lapangan
c. Biaya peralatan umum dan kendaraan
d. Biaya asuransi, yang termasuk dalam tanggung jawab kontraktor biasanya
adalah:
14
Page 15
Contruction all risk (CAR) untuk mencakup resiko bencana/
kecelakaan yang menimpa proyej selam periode pelaksanaan CAR
untuk proyek di darat berkisar 0,15-0,2 % dari nilai kontrak,
sedangkan proyek di laut sebesar 0,2-0,3%.
Third party liabilities untuk mencakup resiko bencana/kecelakaan
yang menimpa pihak ketiga di luar proyek, dan besarnya
pertanggungan biasanya ditentukan oleh pemilik proyek, misalnya
seratus juta rupiah setiap satu kali kejadian, sehingga dapat dihitung
baiya preminya.
asuransi tenaga kerja (ASTEK) sesuai undang-undang ketenagakerjaan
adalah sebagai jaminan apabila terjadi kecelakaan yang menimpa
tenaga kerja, dengan biaya sebesar 0,2 % dari nilai kontrak.
e. Biaya provisi bank, yaitu segala biaya yang diperlukan untuk menerbitkan
surat jaminan bank, berupa:
Jaminan tender, adalah surat yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga
kauangan lain untuk menjamin apabila peserta tender menarik diri
sebelum batas waktu berlakunya penawaran. Biasanya jaminan tender
ini sebesar 1%-3% dari harga penawaran.
Jaminan pelaksanaan, yaitu surat yang dikeluarkan oleh Bank atau
Lembaga Keuangan lain, untuk menjamin apabila kontraktor tidak
mampu menyelesaikan pekerjaan atau tidak memenuhi kewajibannya
selama masa pelaksanaan. Besarnya jaminan pelaksanaan pada
umumnya adalah 5 persen atau 10 persen dari Nilai Kontrak.
Jaminan uang muka, sebagai jamainan atas uang muka yang
dibayarkan kepada kontraktor. Nilai jaminan uang muka ini sama
dengan nilai uang muka yang dibayarkan.
Jaminan masa pemeliharaan, sebagai jaminan atas pemeliharaan
setelah serah terima pertama proyek. Besarnya jaminan pemeliharaan
pada umumnya 5 % dari Nilai Kontrak.
f. Biaya bunga, dihitung berdasarkan nilai hasil simulasi cash flow sesuai
dengan pembayaran (term of payment), dimana apabila terjadi kondisi
15
Page 16
cash flow negatif atau cash out lebih besar daripada cash ini maka akan
timbul biaya bunga.
5. Manajemen risiko (risk management)
Risiko dapat didefinisikan sebagai suatu atau peluang yang kemungkinan
terjadi dan berdampak pada pencapaian sasaran. Manejemen risiko adalah
prosedur yang ditujukan untuk mengelola secara efektif suatu potential
opportunities dan efeknya. Besarnya risiko dapat dihitung dari hasil perkalian
antara dampak/akibat yang terjadi dan tingkat kemungkinan yang terjadi.
Proses manajemen risiko menurut standar Australia: AS/NZS 4360:1999,
terdiri dari tahapan berikut:
Penetapan konteks
Identifikasi risiko
Analisis risiko
Evaluasi risiko
Pengobatan risiko (risk steatment)
Kegunaan manajemen risiko dalam tahap proses tender antara lain:
Mengidentifikasi risiko yang mungkin dapat terjdsi dengan mengacu pada
pengalaman-pengalaman sebelumnya.
Membuat rencana penanggulanagan apabila risiko yang diidentifikasi
tersebut benar-benar terjadi.
Menghitung efek biaya yang perlu dimasukkan dalam harga tender.
Memberikan petunjuk kepada tim proyek yang akan melaksanakan
tugasnya intuk membuat perencanaan terhadap penanggulanag risiko.
16
Page 17
Gambar 2.1 Contoh fotmat manajemen risikoSumber: Buku Referensi untuk Kontraktor,2003
6. Perhitungan harga penawaran (Tender price)
Besarnya harga penawaran dihitung sebagai berikut:
Biaya langsung ..................................................................... Rp
Biaya tak langsung
a. Biaya persiapan ......................................................... Rp
b. Biaya lapangan (site expenses) ................................. Rp
c. Biaya peralatan & kendaraan .................................... Rp
d. Biaya asuransi ........................................................... Rp
e. Biaya provisi bank .................................................... Rp
Risiko-risiko hasil manajemen risiko .................................... Rp
Jumlah ........................................................ Rp A
Biaya overhead kantor pusat ...%..xA................................... Rp
Keuntungan ....%...xA .................................................... Rp
.....................................................................
Sub total ..................................................................... Rp
Pajak-pajak (PPh & PPn) ...................................................... Rp
.....................................................................
Total ..................................................................... Rp
17
Page 18
7. Penyiapan dokumen-dokumen sebagai lampiran penawaran
Dokumen penawaran biasanya terdiri dari dua bagian:
Bagian I:
Proposal biaya (cost proposal)
a) Surat penawaran (form of tender)
b) Perincian harga (Priced bill of quantity)
c) Daftar harga satuan bahan
d) Daftar harga satuan upah
e) Analisa harga satuan (breakdown of unit price)
f) Jaminan tender (tender bond)
Bagian II:
Proposal teknik (tecnical proposal)
a) Metode pelaksanaan (contruction method)
b) Jadwal waktu pelaksanaan (time schedule)
c) jadwal tenaga kerja (manpower schedule)
d) Jadwal alat (equipment schedule)
e) Jadwal bahan (material schedule)
f) Organisasi proyek dan personil (project organization and nominated
personnel)
g) Daftar nama sub komntraktor yang diusulkan (list of personnel
contractors)
2.5.6 Pembukaan Dokumen Penawaran
Pada waktu yang telah ditentukan, panitia dihadapan para peserta tender
menyatakan bahwa saat penyampaian dokumen penawarn telah ditutup, kemudian
dilanjutkan dengan pembukaan dan pembacaan penawaran yang masuk sesuai
sistem yang ditetapkan.
2.5.7 Evaluasi Tender dan Klarifikasi
Untuk memberikan tambahan penjelasan tentang penawaran yang
disampaikan biasanya dilakukan pertemuan dengan beberapa peserta tender secara
bergantian untuk menjelaskan hal-hal yang dipertanyakan oleh panitia.
18
Page 19
Berdasarkan hasil klarifikasi ini, kemudian panitia membuat evaluasi untuk
menentukan pemenang tender.
2.5.8 Penetapan Calon Pemenang (Letter of Intent)
Keputusan mengenai calon pemenang tender diambil oleh panitia dalam
suatu rapat. Hasilnya selanjutnya akan diumumkan kepada seluruh peserta tender.
2.5.9 Masa Sanggah
Dalam hal tender proyek pemerintah, setelah diumumkannya calon
pemenang tender, peserta tender yang tidak menang berhak mengajukan keberatan
sampai dengan batas masa sanggah. Misalnya, selambta-lambatnya empat hari
setelah pengumuman.
2.5.10 Surat Penunjukan Pemenang (Letter of Award)
Setelah tidak ada keberatan peserta tender, biasanya pemilik proyek
mengeluarkan surat keputusan pemenang.
2.5.11 Surat Perintah Kerja/SPK (Notice to Proceed)
Surat perintah kerja diterbitkan oleh pemimpin proyek kepada kontraktor
untuk memulai pekerjaan persiapan. Biasanya dalam kurun waktu tertentu,
(misalnya tujuh hari) setelah diterbitkannya SPK. Kontraktor wajib melakukan
kegiatan lapangan yang dapat berupa persiapan lahan kerja, pemagaran,
pembuatan kantor sementara, dan sebagainya. Untuk kontrak dengan standar
internasional, Notice of Proceed biasanya diterbitkan setelah perjanjian
pemborongan ditandatangani, sedangkan untuk kontrak dengan standar nasional,
SPK diterbitkan sebelum perjanjian pemborongan ditandatangani.
2.5.12 Kontrak (Perjanjian Pemborongan)
Pembuatan kontrak biasanya dilakukan melalui proses negoisasi untuk
membahas secara detail tentang pasal-pasal kontrak guna menghasilkan kondisi
yang dapat diterima oleh kedua belah pihak.
19
Page 20
2.6 Tim Tender
Dalam pelaksanaan kegiatan tender diperlukan keterlibatan personil yang
berasal dari berbagai disiplin yang aka bekerja sesuai bayas waktu yang tervatas.
Untuk itu diperlukan Tim Tender pada setiap proses tender, dnegan susunan ketua
dan anggota, dan menetapkan tugas dan tanggung jawab masing-masing.
2.7 Tinjauan Kontrak (Contract Review)
Tinjauan kontrak diperlukan oleh kontraktor untuk menulai kemampuan
perusahaan untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan pemberi tugas
(customer requirement)
Adapun hal-hal yang ditinjau dapat meliputi:
1. Persyaratan administrasi:
a. Kondisi pemberi tugas
b. Perkiraan sumber dana
c. Perkiraan nilai kontrak
d. Cara pembayaran
e. Denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan
f. Denda ketelmabatan pembayaran oleh pemberi tugas
g. Pasal-pasal kontrak yang memberatkan kontraktor
h. Peserta tender yang menjadi pesaing.
2. Persyaratan teknik:
a. Pengalaman perusahaan terutama untuk pekerjaan sejenis.
b. Spesifikasi material yang harus disediakan
c. Peralatan konstruksi yang dibutuhkan
d. Waktu pelaksanaan konstruksi
e. Kualifikasi personil sesuai persyaratan
f. Kondisi lingkungan sekitar lokasi proyek.
Dalam hasil tinjauan kontrak ini, kemudian manajemen memutuskan
apakah akan mengikuti tender atau tidak. Apabila tidak ikut maka kontraktor
wajib mengirim surat kepada pemilik proyek.
Berikut merupakan contoh tinjauan kontrak:
20
Page 21
Gambar 2.2 Contoh format tinjauan kontrak untuk tinjauan administratifSumber: Buku Referensi untuk Kontraktor,2003
21
Page 22
Gambar 2.3 Contoh format tinjauan kontrak untuk tinjauan teknisSumber: Buku Referensi untuk Kontraktor,2003
2.8 Pelelangan Electronik (e-procurement)
Electronic Procurement (e-procurement) di definisikan sebagai
penggunaan teknologi informasi untuk mempermudah business-to-business (B2B)
bertransaksi pembelian untuk bahan/barang dan jasa (Wu et al, 2007.). Penerapan
teknologi sistem informasi untuk memfasilitasi proses pengadaan (procurement)
secara terpadu merupakan fenomena yang terus mendapat perhatian dari para
manajer, bahkan secara khusus menjadi bahan kajian akademik.
Pengadaan barang/jasa mengandung pengertian adanya transaksi, sehingga
diperlukan adanya persyaratan yaitu adanya identitas, kesepakatan, pertukaran
dokumen dan pengesahan. Untuk itu dalam transaksi elektronik diperlukan:
a. Identitas, mencakup user ID dan password
b. Pengamanan sistem terhadap registered and authorized client, aplikasi dan
kelancaran komunikasi transfer data
c. Alat pengesahan administrasi, seperti materai digital dan tanda tangan digital
Secara umum, e-procurement dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu E-
tendering dan e-purchasing. Instrumen ini memanfaatkan fasilitas teknologi
22
Page 23
komunikasi dan informasi meliputi pelelangan umum secara elektronik yang
diselenggarakan oleh Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).
E-tendering merupakan tata cara pemilihan penyedia barang/jasa yang
dilakukan secara terbuka dan dapat diikuti oleh semua penyedia barang/jasa yang
terdaftar pada sistem pengadaan secara elektronik dengan cara menyampaikan
1(satu) kali penawaran dalam waktu yang telah ditentukan. Ketentuan E-tendering
diatur dalam pasal 109 Perpres 54 Tahun 2010 dan Perka LKPP No. 18 Tahun
2012. Metode e-tendering terdiri dari e-lelang untuk pemilihan penyedia
barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya, dan e-seleksi untuk pemilihan penyedia
jasa konsultasi.
E-purchasing merupakan tata cara pembelian barang/jasa melalui sistem
katalog elektronik. Katalog elektronik adalah sistem informasi elektronik yang
memuat daftar, jenis, spesifikasi teknis dan harga barang tertentu dari berbagai
penyedia barang/jasa pemerintah. Ketentuan e-purchasing diatur dalam pasal 110
Perpres No. 70 Tahun 2012, Perka LKPP No. 17 Tahun 2012, SK Kepala LKPP
tentang Penetapan pencantuman barang/jasa.
2.8.1 Tujuan E-procurement
Internet telah muncul sebagai media efektif dari segi biaya dan dapat
diandalkan untuk melakukan transaksi bisnis online. Semakin banyak perusahaan
yang mengadopsi media ini dalam melakukan pengadaan barang. Menurut Seth
Miller dalam artikelnya keuntungan utama e-procurement meliputi menghemat
uang, waktu, dan beban kerja tambahan yang normalnya berhubungan dengan
pekerjaan tulis menulis. Proses pengadaan konvensional biasanya melibatkan
banyak pemrosesan kertas-kertas, yang mana menghabiskan sejumlah besar waktu
dan uang.
Keuntungan e-procurement tidak hanya meliputi penghematan uang tetapi
penyederhanaan keseluruhan proses. Rencana-rencana yang optimal dapat
dikomunikasikan dengan cepat kepada penyedia-penyedia jasa, oleh karena itu
dapat mengurangi biaya dan pemborosan. Keuntungan e-procurement meliputi
pengurangan biaya overhead seperti pembelian agen, juga peningkatan kendali
inventori, dan keseluruhan peningkatan siklus manufaktur. Sistem e-procurement
23
Page 24
membantu perusahaan-perusahaan mengkonsolidasikan data tentang pengadaan
bermacam-macam barang baik secara langsung maupun tidak langsung.
Tujuan dari implementasi e-procurement adalah:
a. Meningkatkan tingkat efektivitas dan efesiensi dalam pengadaan barang/jasa
b. Meningkatkan transparansi dan akutanbilitas
c. Mendukung proses monitoring dan audit
d. Memudahkan sourching dalam memperoleh data dan informasi tentang
pengadaan jasa konstruksi
e. Menjamin persamaan kesempatan, akses dan hak yang sama bagi para pihak
pelaku pengadaan jasa dan konstruksi
f. Menciptakan situasi yang kondusif agar terjadi persaingan yang sehat antar
penyedia jasa konstruksi
g. Menciptakan situasi yang kondusif bagi aparatur pemerintah dan menjamn
terselenggaranya komunikasi secara online untuk mengurangi intensitas
pertemuan langsung antara penyedia jasa konstruksi dengan panitia pengadaan
dalam mendukung pemerintah yang bersih dan bebas dari KKN.
2.8.2 Manfaat E-procurement
Manfaat e-procurement secara umum, adalah:
a. Pelaksanaan pengadaan barang atau jasa dapat berjalan secara transparan adil
dan persaingan sehat
b. Masyarakat luas dapat berperan aktif dalam pelaksanaan pelelangan dan
mempermudah masyarakat dalam memperoleh informasi
c. Tidak terjadi pengadaan barang/jasa yang bernuansa KKN, karena semua
peserta pengadaan barang/jasa dapat saling mengawasi
d. Tercapainya mutu produk, waktu pelaksanaan, pemanfaatan dana, sumberdaya
manusia, teknologi dalam pelaksanaannya
e. Mereduksi tenaga sumber daya manusia, menghemat biaya penyelenggaraan
pelelangan dan mengoptimalkan waktu pelaksanaan
Manfaat e-procurement bagi ULP/PP, penyedia dan masyarakat :
24
Page 25
1. Bagi ULP/PP yaitu mendapatkan penawaran yang lebih banyak,
mempermudah proses administrasi dan mempermudah pertanggungjawaban
proses pengadaan.
2. Bagi penyedia yaitu menciptakan persaingan usaha yang sehat, memperluas
peluang usaha, membuka kesempatan pelaku usaha mengikuti lelang dan
mengurangi biaya transportasi untuk mengikuti lelang.
3. Bagi masyarakat yaitu memberikan kesempatan masyarakat luas untuk
mengetahui proses pengadaan.
2.8.3 Tahap Pelaksanaan E-Procurement
Pelaksanaan e-procurement perlu dilakukan secara bertahap guna
penerapan yang semakin baik. Secara umum tahapan pelaksanaan e-procurement
dibagi dalam empat tahap, antara lain:
a. Penayangan informasi
Terdiri dari informasi umum dan paket pekerjaan.
b. Pelaksanaan copy to internet (CTI)
Adalah penayangan informasi, proses, dan hasil pengadaan barang/jasa.
c. Pelaksanaan semi e-procurement
Yaitu kegiatan pengadaan barang dan jasa yang sebagian prosesnya dilakukan
melalui media internet secara interaktif antara peserta lelang dan panitia
lelang.
d. Pelaksanaan full e-procurement
Yaitu proses pengadaan barang dan jasa yang dilakukan dengan transaksi
secara penuh melalui media internet, namun dalam pelaksanaanya full e-
procurement belum dapat dilakukan di Indonesia.
Tabel 2.1 Perbedaan Pelelangan Manual dan Elektornik
No. Uraian Manual Elektronik1 Proses
AdministrasiSulit, ribet,waktu kaku
Mudah, simple,waktu fleksibel
2 PendaftaranVendor Berulang-ulang Satu kali saja
3 PenyerahanDokumen
Datang langsung,
Via jaringan, maya
25
Page 26
fisik4 Frekuensi
Tatap Muka Sering Hampir tidak ada(faceless)
5Kerahasiaan
Peserta Tender
Tidak terjamin Terjamin
6 Transparansi Rendah Tinggi7 Persaingan Relatif tertutup Terbuka8 Peluang KKN Terbuka Tertutup9 Keamanan
Dokumen Kurang terjamin Terjamin10 Biaya proses Mahal Murah
Sumber : LPSE Provinsi Bali, 2013
2.8.4 Sumber Hukum Pelelangan
Pelaksanaan pelelangan di Indonesia diatur oleh Keputusan Presiden
Republik Indonesia tentang pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara.
Peraturan-peraturan yang mengatur pengadaan barang/jasa telah beberapa kali
mengalami penyempurnaan:
1. Keppres No. 14A tahun 1980, tanggal 14 April 1980
2. Keppres No. 18 tahun 1981, tanggal 5 Mei 2981
3. Keppres No. 29 tahun 1984, tanggal 21 April 1984
4. Keppres No. 16 tahun 1994
5. Keppres No. 6 tahun 1999
6. Keppres No. 18 tahun 2000
7. Keppres No. 80 tahun 2003
8. Perpres No. 54 tahun 2010
Penerapan E-Procurement sebagai sistem pengadaan barang dan jasa
memiliki beberapa prinsip. sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Presiden
Nomor 54 tahun 2011, prinsip-prinsip tersebut adalah :
1. Efisien, berarti pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan menggunakan
dana dan daya yang minimum untuk mencapai kualitas dan sasaran dalam
waktu yang ditetapkan atau menggunakan dana yang telah ditetapkan untuk
mencapai hasil dan sasaran dengan kualitas yang maksimum.
26
Page 27
2. Efektif, berarti pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan dan
sasaran yang telah ditetapkan serta memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya.
3. Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan
barang/jasa bersifat jelas dan dapat diketahui secara luas oleh penyedia
barang/jasa yang berminat serta oleh masyarakat pada umumnya.
4. Terbuka, berarti pengadaan barang/jasa dapat diikuti oleh semua penyedia
barang/jasa yang memenuhi persyaratan/kriteria tertentu berdasarkan
ketentuan dan prosedur yang jelas.
5. Bersaing, berarti pengadaan barang/jasa harus dilakukan melalui persaingan
yang sehat diantara sebanyak mungkin penyedia barang/jasa yang setara dan
memenuhi persyaratan, sehingga dapat diperoleh barang/jasa yang ditawarkan
secara kompetitif dan tidak ada intervensi yang mengganggu terciptanya
mekanisme pasar dalam pengadaan barang/jasa.
6. Adil/tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua
calon penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk member keuntungan
kepada pihak tertentu, dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional.
7. Akuntabel, berarti harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yang terkait
dengan pengadaan barang/jasa sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
27
Page 28
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan Penjelasan Pasal 22 UU No. 5/1999, tender adalah tawaran
mengajukan harga untuk memborong suatu pekerjaan, untuk mengadakan barang-
barang atau untuk menyediakan jasa. Dalam hal ini tidak disebut jumlah yang
mengajukan penawaran (oleh beberapa atau oleh satu pelaku usaha dalam hal
penunjukan/pemilihan langsung).
Berdasarkan Keppres no 4 tahun 2015 adapun jenis dari pengadaan barang
dan jasa antara lain:
1. Pengadaan Barang
2. Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
3. Pengadaan Jasa Konsultasi
4. Pengadaan Jasa Lainnya
Disamping jenis kontrak pelaksanaan biasa, ada beberapa sistem kontrak
proyek lainnya yang ditawarkan kepada kontraktor melalui tender terbatas, antara
lain :
1. Kontrak Rancang Bangun (Design and Build Contract)
2. Turnkey Contract atau Contractor’s Full Prefinancing
3. Guaranted Maximum Price Contract (GMP)
4. Kontrak EPC (Engineering Procurement and Construction)
Berdasarkan standar nasional dokumen tender meliputi :
a. Undangan lelang
b. Petunjuk kepada peserta lelang
c. Formulir penawaran
d. Syarat-syarat umum dan khusus yang akan diterapkan pada perjanjian
e. Spesifikasi teknik
f. Gambar tender
g. Dafatr item dan volume pekerjaan
h. Addendum
Berdasarkan standar internasional pada umumnya dokumen tender itu
sendiri terdiri dari :
28
Page 29
1. Instruksi kepada peserta tender (notice to bidders)
2. Persyaratan tender (condition of tendering)
3. Fom surat penawaran (form for tender)
4. Kondisi kontrak (general condition of contract)
5. Spesifikasi teknik (technical spesificatio)
6. Gambar tender (tender drawing)
7. Daftar item dan volume pekerjaan (bill of quantities)
8. Addendum yaitu segaka tambahan dokumen yang bersifat mengubah dan atau
melengkapi dokumen tender.
Kegiatan Tender
2.5.13 Prakualifikasi2.5.14 Undangan Tender2.5.15 Rapat Penjelasan2.5.16 Peninjauan Lapangan (Site Visit)2.5.17 Pemasukan Penawaran2.5.18 Pembukaan Dokumen Penawaran2.5.19 Evaluasi Tender dan Klarifikasi2.5.20 Penetapan Calon Pemenang (Letter of Intent)2.5.21 Masa Sanggah2.5.22 Surat Penunjukan Pemenang (Letter of Award)2.5.23 Surat Perintah Kerja/SPK (Notice to Proceed)2.5.24 Kontrak (Perjanjian Pemborongan)
1. Agar mengetahui kegiatan-kegiatan dalam suatu proses tender.
2. Agar mengetahui apa saja yang terdapat dalam tim tender.
3. Agar mengetahui dan memahami tinjauan kontrak.
4. Agar mengetahui dan memahami e-procurement ?
3.2 Saran
29
Page 30
DAFTAR PUSTAKA
Gramedia. 2003. Buku Referensi untuk Kontraktor Bangunan Gedung dan Sipil,
Surabaya
LPSE Provinsi Bali. 2013. Pengenalan e-proc Seminar Unud. Denpasar
30