Page 1
MAKALAH
KEWAJIBAN HUKUM
Nama Kelompok :
Adhella Maya Erchamnita ( 071510003 )
Anisaul Hikmah ( 071510006 )
Fifi Aminatul Masruroh ( 071510023 )
Inggar Nur Fatonah ( 071510030 )
Noval Adi Prasetiya ( 071510046 )
Feri Yoansyah Putra ( 071510022 )
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
i
Page 2
LAMONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT,
karena dengan rahmat, taufik, dan hidayahnya sehingga
saya dapat menyusun makalah yang berjudul “Kewajiban
Hukum Auditing” ini. Shalawat serta salam senantiasa
selalu tercurahkan kepada junjungan baginda Nabi Muhamad
SAW yang telah membawa kita kejalan yang lurus seperti
yang kita rasakan sekarang ini.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi
Tugas Partisipasi Mahasiswa dalam presentasi makalah, dan
dimana diharapkan bisa mengambil pelajaran dan manfaat
dari makalah serta bisa mengembangkan kompetensi dalam
pengetahuan dan pembelajaran tentang Auditing yaitu
Kewajiban Hukum.
Selanjutnya kami menyadari bahwa makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan baik dari segi pembahasan
maupun teknis penulisannya, tetapi meskipun demikian
penulis telah berusaha sebaik-baiknya, sesuai dengan
kemampuan penulis yang terbatas. Pada akhirnya penulis
berharap laporan ini dapat bermanfaat, khususnya bagi
penulis sendiri dan pembaca pada umumnya.
ii
Page 3
Lamongan, 02 Oktober 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................... i
Lembar Pengesahan...................................... ii
Kata Pengantar......................................... iii
Daftar Isi............................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................ 1
1.2 Rumusan masalah ............................... 2
1.3 Tujuan Pembahasan.............................. 2
BAB II PEMBAHASANiii
Page 4
2.1 Pengertian..................................... 3
2.2 Tanggung Jawab Auditor......................... 3
2.3 Konsep-konsep Hukum yang Mempengaruhi
Kewajiban........................................ 5
2.4 Membedakan Antara Kegagalan Bisnis,
Kegagalan Audit, Dan Resiko Audit................ 7
2.5 Sumber Kewajiban Hukum......................... 8
2.6 Kewajiban Kepada Klien......................... 9
2.7 Tanggapan Profesi terhadap Kewajiban Hukum..... 10
2.8 Tanggapan Akuntan Publik
Terhadap Kewajiban Hukum......................... 10
BAB III PENUTUP
4.1 Kesimpulan..................................... 12
4.2 Saran.......................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
iv
Page 5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kita hidup di masyarakat hukum. Saat ini auditor
patut berhati-hati karena setiap tindakan tidak
terlepas apakah hal itu benar atau salah dapat
dipersoalkan secara hukum dan mungkin menimbulkan
kerugian yang substansial. Akuntan publik bertanggung
jawab atas setiap aspek tugasnya, termasuk audit,
pajak, konsultasi manajemen, dan pelayanan akuntansi,
sehingga jika benar-benar terjadi kesalahan yang
diakibatkan oleh pihak akuntan publik dapat diminta
pertanggungjawabannya secara hukum.
Meningkatnya kesadaran pemakai laporan keuangan
akan tanggung jawab akuntan public dapat manearik
perhatian pihak-pihak yang terkait dengan pasar modal
sehubungan dengan tanggung jawab untuk melindungi
kepentingan investor. Pemahaman terhadap hukum tidaklah
mudah mengingat pemahaman tersebut menuntut suatu
kesadaran dari perilaku-perilaku yang terlibat di
dalamnya dan juga adanya kemungkinan interpretasi yang
berbeda-beda terhadap keberadaan suatu hukum.
Hal ini juga yang terjadi pada profesi akuntan
publik di mana perilaku-perilaku yang terlibat
terkadang kurang memahami secara benar apa yang telah
menjadi kewajiban yang nantinya akan mempunyai1
Page 6
konsekuensi terhadap hukum. Suatu pemahaman yang baik
terhadap hukum akan membawa profesi akuntan publik ke
dalam praktek-praktek yang sehat, yang dapat
meningkatkan performance dan kredibilitas publik yang
lebih baik. Sebaliknya apabila akuntan publik kurang
memahaminya pada iklim keterbukaan di era reformasi
seperti sekarang ini maka akan dapat membawa
perkembangan fenomena ke dalam konteks yang lebih luas
pada publik yang sudah mulai berani melakukan tuntutan
hukum terhadap berbagai profesi termasuk profesi
akuntan publik.
Dapat disimpulkan bahwa kewajiban hukum bagi
seorang akuntan publik adalah bertanggung jawab atas
setiap aspek tugasnya sehingga jika memang terjadi
kesalahan yang diakibatkan oleh kelalaian pihak
auditor. Untuk itu dalam makalah ini, pemakalah menulis
tentang hal-hal yang berhubungan dengan kewajiban hukum
yang harus diperhatikan dan ditaati oleh akuntan publik
dalam melaksanakan pekerjaannya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana tanggung jawab kewajiban hukum bagi
auditor ?
2. Apa Konsep-konsep Hukum yang Mempengaruhi Kewajiban
?
3. Bagaimana Membedakan Antara Kegagalan Bisnis,
Kegagalan Audit, Dan Resiko Audit ?
2
Page 7
4. Bagaimana Sumber Kewajiban Hukum dan Kewajiban
Kepada Klien ?
5. Bagaimana Tanggapan Profesi terhadap Kewajiban Hukum
dan Tanggapan Akuntan Publik Terhadap Kewajiban
Hukum ?
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui tanggung jawab kewajiban hukum bagi
auditor.
2. Untuk mengetahui Konsep-konsep Hukum yang
Mempengaruhi Kewajiban.
3. Untuk mengetahui Membedakan Antara Kegagalan Bisnis,
Kegagalan Audit, Dan Resiko Audit.
4. Untuk mengetahui Sumber Kewajiban Hukum dan
Kewajiban Kepada Klien.
5. Untuk mengetahui Tanggapan Profesi terhadap
Kewajiban Hukum dan Tanggapan Akuntan Publik
Terhadap Kewajiban Hukum.
3
Page 8
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Kewajiban Hukum bagi seorang auditor adalah
bertanggung jawab atas setiap aspek tugasnya sehingga
jika memang terjadi kesalahan yang diakibatkan oleh
kelalaian pihak auditor, maka akuntan public dapat
dimintai pertanggung jawaban serta hukum sebagai bentuk
kewajiban hukum auditor.
2.2 Tanggung Jawab Auditor
Dalam hal terjadinya pelangaran yang dilakukan oleh
seorang Akuntan Publik dalam memberikan jasanya, baik
atas temuan-temuan bukti pelanggaran apapun yang
bersifat pelanggaran ringan hingga yang bersifat
pelanggaran berat, berdasarkan PMK No. 17/PMK.01/2008
hanya dikenakan sanksi administratif, berupa: sanksi
peringatan, sanksi pembekuan ijin dan sanksi pencabutan
ijin. Penghukuman dalam pemberian sanksi hingga
pencabutan izin baru dilakukan dalam hal seorang
Akuntan Publik tersebut telah melanggar ketentuan-
ketentuan yang diatur dalam SPAP dan termasuk juga
pelanggaran kode etik yang ditetapkan oleh IAPI, serta
juga melakukan pelanggaran peraturan perundang-undangan4
Page 9
yang berlaku yang berhubungan dengan bidang jasa yang
diberikan, atau juga akibat dari pelanggaran yang terus
dilakukan walaupun telah mendapatkan sanksi pembekuan
izin sebelumya, ataupun tindakan-tindakan yang
menentang langkah pemeriksaan sehubungan dengan adanya
dugaan pelanggaran profesionalisme akuntan publik.
Akan tetapi, hukuman yang bersifat administratif
tersebut walaupun diakui merupakan suatu hukuman yang
cukup berat bagi eksistensi dan masa depan dari seorang
Akuntan Publik , ternyata masih belum menjawab
penyelesaian permasalahan ataupun resiko kerugian yang
telah diderita oleh anggota masyarakat, sebagai akibat
dari penggunaan hasil audit dari Akuntan Publik
tersebut.
Selama melakukan audit, auditor juga bertanggungjawab
menurut (Boynton,2003,h.68):
1. Mendeteksi kecurangan
a. Tanggung jawab untuk mendeteksi kecurangan
ataupun kesalahan-kesalahan yang tidak
disengaja, diwujudkan dalam perencanaan dan
pelaksanaan audit untuk mendapatkan keyakinan
yang memadai tentang apakah laporan keuangan
bebas dari salah saji material yang disebabkan
oleh kesalahan ataupun kecurangan.
5
Page 10
b. Tanggung jawab untuk melaporkan kecurangan jika
terdapat bukti adanya kecurangan. Laporan ini
dilaporkan oleh auditor kepada pihak manajemen,
komite audit, dewan direksi.
2. Tindakan pelanggaran hukum oleh klien
a. Tanggung jawab untuk mendeteksi pelanggaran
hukum yang dilakukan oleh klien. Auditor
bertanggung jawab atas salah saji yang berasal
dari tindakan melanggar hukum yang memiliki
pengaruh langsung dan material pada penentuan
jumlah laporan keuangan. Untuk itu auditor
harus merencanakan suatu audit untuk mendeteksi
adanya tindakan melanggar hukum serta
mengimplementasikan rencana tersebut dengan
kemahiran yang cermat dan seksama.
b. Tanggungjawab untuk melaporkan tindakan
melanggar hukum. Apabila suatu tindakan
melanggar hukum berpengaruh material terhadap
laporan keuangan, auditor harus mendesak
manajemen untuk melakukan revisi atas laporan
keuangan tersebut. Apabila revisi atas laporan
keuangan tersebut kurang tepat, auditor
bertanggung jawab untuk menginformasikannya
kepada para pengguna laporan keuangan melalui
suatu pendapat wajar dengan pengecualian atau
pendapat tidak wajar bahwa laporan keuangan
6
Page 11
disajikan tidak sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum.
Lebih jauh Soedarjono dalam Sarsiti (2003)
mengungkapkan bahwa auditor memiliki beberapa tanggung
jawab yaitu:
1. Tanggung jawab terhadap opini yang diberikan.
Tanggung jawab ini hanya sebatas opini yang
diberikan, sedangkan laporan keuangan merupakan
tanggung jawab manajemen. Hal ini disebabkan
pengetahuan auditor terbatas pada apa yang
diperolehnya melalui audit. Oleh karena itu
penyajian yang wajar posisi keuangan, hasil usaha
dan arus kas sesuai dengan standar akuntansi yang
berlaku umum, menyiratkan bagian terpadu tanggung
jawab manajemen.
2. Tanggung jawab terhadap profesi.
Tanggung jawab ini mengenai mematuhi
standar/ketentuan yang telah disepakati IAI,
termasuk mematuhi prinsip akuntansi yang berlaku,
standar auditing dan kode etik akuntan Indonesia.
3. Tanggung jawab terhadap klien.
Auditor berkewajiban melaksanakan pekerjaan dengan
seksama dan menggunakan kemahiran profesionalnya,
jika tidak dia akan dianggap lalai dan bisa
dikenakan sanksi.
4. Tanggung jawab untuk mengungkapkan kecurangan.
7
Page 12
Bila ada kecurangan yang begitu besar tidak
ditemukan, sehingga menyesatkan, akuntan publik
harus bertanggung jawab.
5. Tanggung jawab terhadap pihak ketiga
Tanggung jawab ini seperti investor, pemberi
kredit dan sebagainya. Contoh dari tanggung jawab
ini adalah tanggung jawab atas kelalaiannya yang
bisa menimbulkan kerugian yang cukup besar,
seperti pendapat yang tidak didasari dengan dasar
yang cukup.
6. Tanggung jawab terhadap pihak ketiga atas
kecurangan yang tidak ditemukan. Dengan melihat
lebih jauh penyebabnya, jika kecurangan karena
prosedur auditnya tidak cukup, maka auditor harus
bertanggung jawab.
2.3 Konsep-konsep Hukum yang Mempengaruhi Kewajiban
Faktor-faktor yang mendorong makin meningkatnya jumlah
tuntutan hukum maupun besarnya tuntutan :
1. Meningkatnya kesadaran pemakai laporan keuangan akan
tanggung jawab akuntan public.
2. Meningkatnya perhatian Bapepam sehubungan dengan
tanggung jawab melindungi kepentingan investor.
3. Bertambahnya kompleksitas masalah auditing dan
akuntansi.
4. Meningkatnya penerimaan masyarakat atas gugatan-
gugatan oleh pihak yang dirugikan terhadap siapa
saja yang dapat memberikan ganti rugi tanpa
8
Page 13
memandang siapa yang bersalah (konsep kewajiban
"deep pocket").
5. Kesediaan banyak kantor akuntan publik untuk
menyelesaikan masalah hukum di luar pengadilan.
6. Banyaknya alternatif prinsip akuntansi yang dapat
dipilih oleh klien.
Akuntan publik bertanggung jawab atas setiap aspek
dari tugasnya, termasuk audit, pajak, konsultansi
manajemen, dan pelayanan akuntansi serta pembukuan.
beberapa konsep hukum dapat diterapkan pada segala
macam gugatan terhadap akuntan publik. Konsep-konsep
ini adalah konsep kehati-hatian, kewajiban atas
tindakan orang lain, dan terbatasnya hak komunukasi
istimewa :
1. Konsep Kehati-Hatian (Prudent Person)
Ada perjanjian antara profesi akuntan dan pengadilan
bahwa auditor bukan penjamin atau penanggung jawab
laporan keuangan. Auditor hanya berkewajiaban untuk
melakuakan audit secara teliti. Meskipun demikian,
auditor bukan tanpa cela. Standar ketelitian yang
dapat diharapkan dari auditor sering disebut sebagai
konsep prudent person. Ini dinyatakan dalam cooley
on Torts sebagai berikut: “ Setiap orang yang
memberikan jasanya kepada orang lain dan
dipekerjakan olehnya mempunyai keawjiban untuk
menggunakan keahlian yang dimilikinya dengan hati-
hati dan sungguh-sungguh. Dalam semua pekerjaan yang
9
Page 14
membutuhkan keahlian khusus ini, jika seseorang
menawarkan jasanya, dapat dianggap bahwa dia
menyediakan dirinya kepada masyarakat sebagai orang
yang mempunyai tingkatan keahlian yang juga dipunyai
oleh orang lain dalam mengerjakan pekerjaan yang
sama, dan jika apa yang dia janjikan ternyata tidak
berdasar, berarti dia melakukan penipuan terhadap
semua orang yang telah memeprcayainya. Akan tetapi
tidak seorang pun, apakah dia ahli atau bukan, yang
dapat menjamin bahwa pekerjaan yang dilakukannya
akan berhasil 100% tanpa kekeliruan atau kesalahan.
Dian hanya menjamin itikad baik dan integritas
tetapi tidak menjamin akan bebas dari kesalahan, dan
dia bertanggungjawab atas kecerobohan, itikad buruk,
atau ketidakjujuran, tetapi terbebas dari kerugian
yang berakibatkan oleh kekeliruan dalam
pertimbangan”.
2. Konsep Kewajiban Atas Tindakan Orang Lain
Para partner atau pemegang saham dalam perseroan
professional secara bersama-sama bertanggungjawab
atas tindakan perdata yang ditujukan terhadap salah
seorang anggotanya.
3. Kurangnya Hak Komunikasi Istimewa
Menurut common law, akuntan publik tidak berhak
untuk menahan informasi jika diminta oleh pengadilan
dengan alas an bahwa informasi itu dirahasiakan.
Seperti informasi dalam kertas kerja seorang auditor10
Page 15
dapat diminta dan diwajibkan oleh pengadilan jika
diperlukan. Pembicaraan rahasia klien dan auditor
tidak dapat ditutupi dalam pengadilan.
2.4 Membedakan Antara Kegagalan Bisnis, Kegagalan Audit,
Dan Resiko Audit
Banyak professional akuntansi dan hukum yakin bahwa
penyebab utama tuntutan hukum terhadap kantor akuntan
publik adalah kurangnya pemahaman para pemakai laporan
keuangan tentang perbedaan antara kegagalan bisnis dan
kegagalan audit, dan antara kegagalan audit dan resiko
audit.
1. Kegagalan Bisnis, terjadi jika perusahaan tidak
mampu membayar kembali utangnya atau tidak mampu
memenuhi harapan para investornya, karena kondisi
ekonomi dan bisnis, seperti resesi, keputusan
manajemen yang buruk, atau persaingan yang tak
terduga dalam industri itu.
2. Kegagalan Audit, terjadi jika auditor mengeluarkan
pendapat audit yang salah karena gagal dalam
memenuhi persyaratan-persyaratan standat auditing
yang berlaku umum.
3. Resiko Audit, adalah resiko dimana auditor
menyimpulkan bahwa laporan keuangan disajikan dengan
wajar dan oleh karenanya dapat dikeluarkan pendapat
wajar tanpa pengecualian, sedangkan dalam kenyataan
laporan tersebut disajikan salah secara material.
Audit tak dpaat diharapkan untuk mengungkapkan semua
11
Page 16
kesalahan laporan keuangan yang material. Audit
terbatas pada pemeliharaan sampel, dan kesalahan
yang di sembunyikan dengan rapi sangat sulit
ditemukan: oleh karena itu, ada resiko bahwa audit
tidak akan mengungkapkan kesalahan yang material
dalam laporan keuangan.
2.5 Sumber Kewajiban Hukum
Ada Empat sumber kewajiban hukum adalah sebagai
berikut :
1. Kewajiban kepada klien, Sumber tuntutan hukum yang
paling umum terhadap akuntan public adalah klien.
Tuntutan bervariasi, meliputi klaim seperti
kegagalan untuk menyelesaikan penugasan nonaudit
pada tanggal yang telah disepakati, menarik diri
dari audit secara tidak smestinya, kegagalan untuk
menemukan penggelapan (pencurian aktiva), dan
melanggar untuk menemukan penggelapan public.
2. Kewajiban terhadap pihak ketiga menurut common law,
Pihak ketiga meliputi pemegang saham actual dan
calon pemegang saham, pemasok, bankir, dan kreditor
lain, karyawan serta pelanggan. Sebuah kantor
akuntan publik dapat mempunyai kewajiban terhadap
pihak ketiga jika pihak yang mengeklaim menderita
kerugian akibat mengandalkan laporan keuangan yang
menyesatkan.
12
Page 17
3. Kewajiban Sipil Menurut Undang-Undang Sekuritas
Federal, meskipun ada beberapa pertumbuhan dalam
tindakan terhadap akuntan oleh kliennya atau pihak
ketiga menurut common law, pertumbuhan paling pesat
dalam proses litigasi kewajiban akuntan public
adalah diatur menurut UU Sekuritas federal. para
penuntut umumnya berusaha mendapatkan ganti rugi
dari pengadilan federal karena tersedianya litigasi
atau proses pengadilan class action.
4. Kewajiban Kriminal,( criminal liability) adalah
sarana yang berfungsi sebagai penghukum dan pencegah
perilaku, yang melalui tuntutan hukum, dianggap
masyarakat tidak bisa diterima.
Terdapat empat sumber utama kewajiban hukum auditor
serta contoh klaimnya yaitu:
Kewajiban Contoh Klaim Potensial
Klien-common law Klien menuntut auditor karena
tidak menemukan penggelapan
selama audit.
Pihak ketiga-
common law
Bank menuntut auditor karena
tidak menemukan salah saji yang
material dalam laporan keuangan.
Federal
securities act
Pada pemegang saham menuntut
auditor kerana tidak menemukan
salah saji yang material dalam
laporan keuangan.
Kriminal Pemerintah federal menuntut13
Page 18
auditor kerena secara sadar
menerbitkan laporan audit yang
tidak benar.
2.6 Kewajiban Kepada Klien
Kantor Akuntan Publik biasanya menggunakan satu atau
kombinasi dari empat pembelaan berikut bila terdapat
tuntutan hukum oleh klien yaitu :
1. Tidak ada kewajiban
Tidak ada kewajiban untuk melakukan jasa berarti
kantor akuntan publik mengklaim bahwa tidak ada
kontrak yang tersirat atau yang dinyatakan. Misalnya
KAP mengklaim bahwa kekeliruan itu tidak dapat
diungkapkan karena kantornya hanya melakukan jasa
penelaahan, bukan audit yaitu dengan penggunaan
surat penugasan yang menunjukkan tidak adanya
kewajiban untuk melaksanakan tugas.
2. Tidak ada kelalaian dalam pelaksanaan pekerjaan
Untuk pelaksanaan kerja yang tidak mengandung
kelalaian di dalam suatu audit, KAP mengklaim bahwa
auditnya itu dilaksanakan sesuai dengan standar
auditing yang berlaku umum. Seandainya terdapat
kesalahan, salah saji yang disengaja atau salah
pernyataan yang tidak ditemukan, auditor tidak
bertanggung jawab jika auditnya dilakukan secara
benar.
3. Kelalaian kontribusi
14
Page 19
Pembelaan terhadap kelalaian kontribusi yang
dilakukan oleh klien mengandung arti bahwa KAP
menjamin jika klien telah melaksanakan kewajiban
tertentu , tidak akan terjadi kerugian.
4. Ketiadaan hubungan timbal balik
Agar sukses dalam tuntutan terhadap auditor, klien
harus mampu menunjukkan terdapat hubungan timbal
balik yang dekat antara pelanggaran auditor terhadap
standar kesungguhan dengan kerugian yang dialami
klien.
2.7 Tanggapan Profesi terhadap Kewajiban Hukum
Ada banyak hal yang dapat dilakukan organisasi
auditor dan profesi secara keseluruhan untuk mengurangi
risiko terkena sanksi hukum. Beberapa langkah positif
yang dapat dilaksanakan, yaitu :
1. Riset secara berkesinambungan, untuk menemukan cara-
cara yang lebih baik dalam melaksanakan audit
seperti mengungkap salah saji atau fraud yang tidak
sengaja, menyampaikan hasil audit kepada pemakai
laporan dan menyakinkan bahawa auditor adalah
independen.
2. Penetapan standar dan aturan, untuk menyesuaikan
terhadap kebutuhan audit, kebutuhan masyarakat dan
timbulnya teknologi baru.
3. Menetapkan persyaratan untuk melindungi auditor.
15
Page 20
4. Menetapkan persyaratan penelaahan sejawat,untuk
mendidik anggota dan mngindentifikasi kantor akuntan
publik yang tidak memenuhi standar profesi.
5. Melawan hukum, terutama untuk melawan tuntutan yang
kurang berdasar.
6. Pendidikan bagi pemakai laporan, terutama mengenai
maksud dari pendapat auditor dan wawasan serta sifat
dari pekerjaan auditor.
7. Memberi sanksi kepada anggota karena hasil kerja
yang tak pantas.
8. Perundingan untuk perubahan hukum, tujuannya untuk
mengurangi biaya kewajiban sebagai sasaran untuk
mngurangi biaya asuransi kewajiban yang dibebankan
kepada pelanggan melalaui kenaikan harga.
2.8 Tanggapan Akuntan Publik Terhadap Kewajiban Hukum
Seorang auditor yang berpraktek dapat pula mengambil
langkah tertentu untuk meringankan kewajibannya.
Beberapa langkah yang dapat diambil, antara lain :
1. Hanya berurusan dengan klien yang memiliki
integritas.
2. Memperkerjakan staf yang kompeten dan melatih serta
mengawasi mereka dengan pantas.
3. Memahami dan mengikuti standar profesi serta
pedoman-pedoman kerja lainnya.
4. Mempertahankan independensi.
5. Memahami cara kerja industri dan operasi klien.
16
Page 21
6. Melaksanakan audit yang bermutu melalui bahan bukti
yang cukup dan pertimbangan yang tepat.
7. Mendokumentasikan pekerjaan yang memadai.
8. Mendapatkan surat penugasan dan surat pernyataan.
9. Mempertahankan hubungan yang bersifat rahasia.
10. Perlunya asuransi yang memadai dalam hal
tuntutan hukum.
11. Mencari bantuan hukum bial timbul masalah yang
serius dalam suatu audit.
17
Page 22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kewajiban Hukum bagi seorang auditor adalah
bertanggung jawab atas setiap aspek tugasnya sehingga
jika memang terjadi kesalahan yang diakibatkan oleh
kelalaian pihak auditor, maka akuntan public dapat
dimintai pertanggung jawaban serta hukum sebagai bentuk
kewajiban hokum auditor
Faktor-faktor yang mendorong makin meningkatnya
jumlah tuntutan hukum maupun besarnya tuntutan:
Meningkatnya kesadaran pemakai laporan keuangan akan
tanggung jawab akuntan publik, Meningkatnya perhatian
Bapepam sehubungan dengan tanggung jawab melindungi
kepentingan investor, Bertambahnya kompleksitas masalah
auditing dan akuntansi, Meningkatnya penerimaan
masyarakat atas gugatan-gugatan oleh pihak yang
dirugikan terhadap siapa saja yang dapat memberikan
18
Page 23
ganti rugi tanpa memandang siapa yang bersalah.
Kesediaan banyak kantor akuntan publik untuk
menyelesaikan masalah hukum di luar pengadilan,
Banyaknya alternatif prinsip akuntansi yang dapat
dipilih oleh klien.
Membedakan Antara Kegagalan Bisnis, Kegagalan
Audit, Dan Resiko Audit
Banyak professional akuntansi dan hukum yakin bahwa
penyebab utama tuntutan hukum terhadap kantor akuntan
publik adalah kurangnya pemahaman para pemakai laporan
keuangan tentang perbedaan antara kegagalan bisnis dan
kegagalan audit, dan antara kegagalan audit dan resiko
audit. Kegagalan Bisnis, Kegagalan Audit, Resiko Audit,
Sumber Kewajiban Hukum Ada Empat sumber kewajiban
hukum adalah
Kewajiban kepada klien, Kewajiban terhadap pihak ketiga
menurut common law, Kewajiban Sipil dan Kewajiban
Kriminal,( criminal liability) adalah sarana yang
berfungsi sebagai penghukum dan pencegah perilaku, yang
melalui tuntutan hukum, dianggap masyarakat tidak bisa
diterima. Kewajiban Kepada Klien Tidak ada kewajiban
untuk melakukan jasa berarti kantor akuntan publik
mengklaim bahwa tidak ada kontrak yang tersirat atau
yang dinyatakan. Tidak ada kelalaian dalam pelaksanaan
pekerjaan untuk pelaksanaan kerja yang tidak mengandung
kelalaian di dalam suatu audit, KAP mengklaim bahwa
auditnya itu dilaksanakan sesuai dengan standar
19
Page 24
auditing yang berlaku umum. Kelalaian kontribusi
Pembelaan terhadap kelalaian kontribusi yang dilakukan
oleh klien mengandung arti bahwa KAP menjamin jika
klien telah melaksanakan kewajiban tertentu , tidak
akan terjadi kerugian. Ketiadaan hubungan timbal balik
Agar sukses dalam tuntutan terhadap auditor, klien
harus mampu menunjukkan terdapat hubungan timbal balik
yang dekat antara pelanggaran auditor terhadap standar
kesungguhan dengan kerugian yang dialami klien.
Tanggapan Profesi terhadap Kewajiban Hukum Ada
banyak hal yang dapat dilakukan organisasi auditor dan
profesi secara keseluruhan untuk mengurangi risiko
terkena sanksi hukum. Beberapa langkah positif yang
dapat dilaksanakan, yaitu Riset secara
berkesinambungan, untuk menemukan cara-cara yang lebih
baik dalam melaksanakan audit seperti mengungkap salah
saji atau fraud yang tidak sengaja, menyampaikan hasil
audit kepada pemakai laporan dan menyakinkan bahawa
auditor adalah independen. Penetapan standar dan
aturan, untuk menyesuaikan terhadap kebutuhan audit,
kebutuhan masyarakat dan timbulnya teknologi baru.
Tanggapan Akuntan Publik Terhadap Kewajiban Hukum.
Seorang auditor yang berpraktek dapat pula mengambil
langkah tertentu untuk meringankan kewajibannya. Hanya
berurusan dengan klien yang memiliki integritas.
Memperkerjakan staf yang kompeten dan melatih serta
mengawasi mereka dengan pantas.
20
Page 25
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini, Penulis menyadari
masih terdapat banyak kekurangan dan tentunya masih
sangat jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu Penulis
berharap kepada para pembaca untuk bersedia memberikan
kritik ataupun saran yang sifatnya konstruktif agar
bisa lebih baik lagi dalam menyusun makalah yang serupa
di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Alvin A Arens., Randal J Elder, Mark S Beasley, Auditing
dan Jasa Assurance (Pendekatan Sistematis), (Jakarta: Erlangga),
Jilid 1, Edisi 12, 2008
Elder J Randal, Mark S Beasley, Alvin A Arens, Amir
Abadi, Auditing dan Jasa Assurance (Pendekatan Teintegrasi),
(Jakarta: Salemba Empat), Jilid 1, 2012.
Wati, Ela. 2016. Audit kewajiban hukum audit.
http://elawatiekonomiislam.blogspot.co.id/2016/04/makalah
21
Page 26
-audit-kewajiban- hukum-audit.html?m=1. Diakses pada 02
Oktober 2017
22