Top Banner

of 31

makalah kasus 1

Mar 01, 2016

Download

Documents

mm
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANXIETY NEUROSIS KELOMPOK 7 :

1. Rizkytia Rohadirja

(220110080021)2. Nurhayati

(220110080078)3. Haeni Hartini

(220110080080)4. Indra Bakti Prakoso

(220110080081)5. Bayu Rizki Riannisa

(220110080084)6. Hasymi Dasniar

(220110080088)7. Milla Fitri

(220110080093)8. Amilia Destiani Sofia (220110080094)9. Silvia Junianty

(220110080097)10. Ita Purnama Sari .S

(220110080110)11. Indri Andini .M.

(220110080114)12. Okky Adelirandy

(220110080115)13. Marini Pita Sari

(220110080136)

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

JATINANGOR, 2010CASETn. B adalah seorang ayah dengan 3 orang anak, ia bekerja sebagai buruh serabutan karena sejak 3 bulan yang lalu mengalami kebangkrutan dan harus merelakan rumah dan harta miliknya disita oleh bank. Sebelumnya Tn. B adalah pengusaha kayu yang sukses dengan cabang perusahaan yang tersebar dimana-mana, dihormati dan dihargai oleh rekan-rekan bisnisnya. Sejak kebangkrutan yang dialaminya itu ia menjadi pemurung dan sering melamun dan menjadi malas makan. Istrinya sudah berusaha menghiburnya tetapi Tn. B tidak menunjukkan kemajuan. Ketika dikaji lebih dalam oleh seorang perawat jiwa, Tn. B mengatakan palpitasi tidak menentu, pusing kepala, dan terkadang sampai sesak kalau memikirkan nasibnya dan keluarganya. Ketika ditanyakan lebih lanjut, Tn.B mengutarakan kekhawatirannya bagaimana jika ia sudah tidak dapat lagi menafkahi keluarganya, tidak bisa membiayai sekolah anak-anaknya. Ia pun merasa sangat malu dan harga dirinya seolah-olah terkoyak. Ansietas yang dirasakan hari ke hari semakin kuat dan terkadang tidak dapat lagi diatasi.I. Teori gangguan jiwa

A. Gangguan kognisi

Kognisi adalah suatu proses mental dengannya seseorag individu menyadari dan mempertahankan hubungan dengan lingkungannya baik lingkungan dalam maupun lingkungan di luarnya (fungsi mengenal). Proses kognisi meliputi :

Sensasi

Perhatian

Ingatan

Asosiasi

Pertimbangan

Pikiran

Kesadaran

B. Gangguan Perhatian

Perhatian adalah pemusatan dan konsentrasi energy menilai dalam suatu proses kognitif yang timbul dari luar akibat suatu rangsang. Beberapa gangguan perhatian :

1. Distrakbiliti, yakni perhatian yang mudah dialihkan oleh rangsangan yang tidak berarti, misalnya : suara nyamuk, suara akapal, orang lewat.

2. Aproseksia, yakni suatu cara dimana terdapat ketidaksanggupan untuk memeperhatikan secara tekun terhadapa situasi tanpa memandang pentingnya masalah tersebut.

3. Hiperproseksia, yaitu suatu keadaan dimana terjadinya pemusat/konsentrasi perhatian yang berlebihan sehingga sangat mempersempit persepsi yang ada.

C. Gangguan Ingatan

Ingatan (kenangan, memori) adalaah kesanggupan untuk mencatat, menyimpan, memproduksi isi dan tanda-tanda kesadaran.

Beberapa gangguan ingatan, yakni :

1. Amnesia, yaitu ketidakmampuan mengingat kembali pengalaman yang ada, dapat bersikap sebagian atau retrograde/antregrad dan dapat ditimbulkan oleh factor organic/psikogen.

2. Hipernemsia, yaitu suatu keadaan pemanggilan kembali yang berlebihan sehingga seseorang dapat mengambarkan kejadian-kejadian yang lalu dengan sangat teliti sampai kepada hal-hal yang sekecil-kecilnya. Sering pada keadaan mania, paranoia, dan katatonik.

3. Paramnesia (pemalsuan/pemiuhan ingatan), yaitu gangguan dimana terjadi penyimpangan/pemiuhan terhadap ingatan-ingatan lam yang dikenal dengan baik. Hal ini terjadi akibat distorsi proses pemnaggilan paramnesia berguna sebagai pelindung terhadap rasa takut.

D. Gangguan Asosiasi

Asosisasi adalah proses mental yang dengannya suatu perasaan, kesan atau gambaran ingatan cenderung untuk menimbulkan kesan atau gambaran ingatan respon/konsep lain, yang memang sebelumnya berkaitan dengannya.

Faktor-faktor yang mennetukan pola-pola dalam proses asosiasi antara lain :

Keadaan lingkungan pada saat itu

Kejadian-kejadian yang baru terjadi

Pelajaran-pelajaran dan pengalaman sebelumnya

Harapan-harapan dan kebiasaan seseorang

Kebutuhan dan riwayat emosionalnyaE. Gangguan Pertimbangan

Pertimbangan adalah suatu proses mental untuk membandingkan /menilai beberapa pilihan dalam suatu kerangka kerja dengan membandingkan nilai-nilai untuk memutuskan maksud dan tujuan dari suatu aktivitas.Kecemasan merupakan suatu respon terhadap situasi yang penuh dengan tekanan. Stres dapat didefinisikan sebagai suatu persepsi ancaman terhadap suatu harapan yang mencetuskan cemas. Hasilnya adalah bekerja untuk melegakan tingkah laku (Rawlins, at al, 1993). Stress dapat berbentuk psikologis, sosial atau fisik. Beberapa teori memberikan kontribusi terhadap kemungkinan faktor etiologi dalam pengembangan kecemasan. Teori-teori tersebut adalah sebagai berikut :

a. Teori Psikodinamik

Freud (1993) mengungkapkan bahwa kecemasan merupakan hasil dari konflik psikis yang tidak disadari. Kecemasan menjadi tanda terhadap ego untuk mengambil aksi penurunan cemas. Ketika mekanisme diri berhasil, kecemasan menurun dan rasa aman datang lagi. Namun bila konflik terus berkepanjangan, maka kecemasan ada pada tingkat tinggi. Mekanisme pertahanan diri dialami sebagai simptom, seperti phobia, regresi dan tingkah laku ritualistik.Konsep psikodinamik menurut Freud ini juga menerangkan bahwa kecemasan timbul pertama dalam hidup manusia saat lahir dan merasakan lapar yang pertama kali. Saat itu dalam kondisi masih lemah, sehingga belum mampu memberikan respon terhadap kedinginan dan kelaparan, maka lahirlah kecemasan pertama. Kecemasan berikutnya muncul apabila ada suatu keinginan dari Id untuk menuntut pelepasan dari ego, tetapi tidak mendapat restu dari super ego, maka terjadilah konflik dalam ego, antara keinginan Id yang ingin pelepasan dan sangsi dari super ego lahirlah kecemasan yang kedua. Konflik-konflik tersebut ditekan dalam alam bawah sadar, dengan potensi yang tetap tak terpengaruh oleh waktu, sering tidak realistik dan dibesar-besarkan. Tekanan ini akan muncul ke permukaan melalui tiga peristiwa, yaitu : sensor super ego menurun, desakan Id meningkat dan adanya stress psikososial, maka lahirlah kecemasan-kecemasan berikutnya (Prawirohusodo, 1988).

b. Teori Perilaku

Menurut teori perilaku, Kecemasan berasal dari suatu respon terhadap stimulus khusus (fakta), waktu cukup lama, seseorang mengembangkan respon kondisi untuk stimulus yang penting. Kecemasan tersebut merupakan hasil frustasi, sehingga akan mengganggu kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang di inginkan.c. Teori Interpersonal

Menjelaskan bahwa kecemasan terjadi dari ketakutan akan penolakan antar individu, sehingga menyebabkan individu bersangkutan merasa tidak berharga.

d. Teori Keluarga

Menjelaskan bahwa kecemasan dapat terjadi dan timbul secara nyata akibat adanya konflik dalam keluarga.

e. Teori Biologik

Beberapa kasus kecemasan (5 - 42%), merupakan suatu perhatian terhadap proses fisiologis (Hall, 1980). Kecemasan ini dapat disebabkan oleh penyakit fisik atau keabnormalan, tidak oleh konflik emosional. Kecemasan ini termasuk kecemasan sekunder (Rockwell cit stuart & sundeens, 1998).f. Teori Genetik25 % diturunkan pada keturunan pertama dan beresiko dua kali pada wanita. Kembar monozigot lima kali lebih besar disbanding dizigot.

g. Teori NeurokimiaGaba merupakan neurotransmitter asam amino yang berfungsi pada gangguan ansietas. Dikatakan sebagai agens anti ansietas yang akan mengurangi frekuensi bangkitan neuron. Gaba terdapat pada sepertiga sinaps saraf terutama sinaps di system limbic dan lobus serules, tempat neurotransmitter norefinefrin diproduksi.II. Konsep Ansietasa. Definisi Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak nyaman dan kekhawatiran yang timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam (Depkes RI,1990).

Kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan individu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi adaptif yang sesuai. Kecemasan berfungsi sebagai mekanisme yang melindungi ego karena kecemasan memberi sinyal kepada kita bahwa ada bahaya dan kalau tidak dilakukan tindakan yang tepat maka bahaya itu akan meningkat sampai ego dikalahkan (Freud (dalam Alwisol, 2005:28)).

Kecemasan ialah suatu pengalaman subjektif mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dan ketidakmampuan menghadapi masalah atau adanya rasa aman. Perasaan yang tidak menyenangkan ini umumnya menimbulkan gejala-gejala fisiologis (seperti gemetar, berkeringat, detak jantung meningkat, dan lain-lain) dan gejala-gejala psikologis (seperti panik, tegang, bingung, tak dapat berkonsentrasi) (Taylor, 1995).

Kecemasan merupakan respon emosional yang tidak menentu terhadap suatu obyek yang tidak jelas (Stuard and sudeen, 1998: 175).

Kecemasan adalah suatu keadaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan yang disertai dengan tandaa somatik yang menyatakan terjadinya hiperaktivitas sisten saraf otonom. Kecemasan adalah gejala yang tidak spesifik yang sering ditemukan dan sering kali merupakan suatu emosi yang normal (Kusuma, 1997).

Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Ketika merasa cemas, individu tida merasa nyaman atau takut atau mungkin memiliki firasat akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi (Corner, 1992).

Dari beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah suatu perasaan atau respons emosi tanpa objek, berupa perasaan takut dan kekhawatiran yang tidak jelas dan berlebihan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman. b. Etiologi Menurut Maramis (1998 : 261), penyebab neurosis cemas (anxiety neurosis atau anxiety state) sering jelas dan secara psikodinamik berhubungan dengan factor-faktor yang menahun seperti kemarahan yang dipendam. Menurut Lubis (ahli psikoanalisa FK UI)

1. Psikoanalisa

Pengalaman di masa lalu yaitu konflik antara beberapa dorongan yang bertentangan (identitas dengan ego) dan timbulnya tingkah laku yang kompromi (contoh : Oedipus complex, castraxion anxiety) yang mendamaikan dan memuaskan dorongan sebagian dan sedapat-dapatnya meniadakan atau mengendalikan ansietas.

2. Behaviouristik

Pengalaman di masa lalu sebagai wadah pembentukan pola tingkah laku melalui proses belajar.

3. Fisik konstitusional

Manusia dilahirkan dengan kondisi fisik tertentu atau fisik eksogen.

Menurut Sigmund Freud, penyebab neurosis cemas (anxiety neurosis atau anxiety state) adalah kecemasan, ketakutan, kesusahan, kegagalan-kegagalan yang bertubi-tubi, dan bisa disebabkan juga karena dorongan-dorongan seksual yang tidak terpuaskan dan tehambat-hambat sehingga menimbulkan banyak konflik batin.Stress adalah keletihan dan kecemasan pada tubuh yang disebabkan oleh hidup (selye, 1956). Hans selye (1956, 1974) menetapkan tiga tahap reaksi terhadap stress :

Tahap reaksi alarm

Stress menstimulasi pesan fisiologis tubuh dari hipotalamus ke kelenjar (misalnya, kelenjar adrenal untuk mengirim adrenalin dan norepineprin sebagai pembangkit emosi) dan organ (misalnya, hati untuk mengubah kembali simpanan glikogen menjadi glukosa sebagai makanan) untuk mempersiapkan kebutuhan pertahanan potensial

Tahap resistensi

Ketika stress terus berlanjut, system pencernaan mengurangi kerjanya dengan mengalirkan darah ke area yang dibutuhkan untuk pertahanan, paru-paru memasukan lebih banyak udara dan jantung berdenyut lebih cepat dank eras sehingga dapat mengalirkan darah yang kaya oksigen dan nutrisi ke otot untuk mempertahankan tubuh melalui perilaku fight, flight atau freeze. Tahap kelelahan

Terjadi ketika individu berespon negative terhadap ansietas dan stress; cadangan tubuh berkurang atau komponen emosional berubah sehingga timbul respons fisiologis yang kontinyu dan kapasitas cadangan yang sedikit.c. Faktor PredisposisiBerbagai teori dikembangkan untuk menjelaskan asal ansietas,yaitu:

1. Teori Psikoanalitis.

Menurut teori psikoanalitis, ansietas adalah konflk emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian yaitu id dan superego. Id adalah dorongan insting dan impuls primitif, sedangkan superego adalah hati nurani dan dikendalikan norma budaya. Ego menengahi dua tuntutan dari dua elemen yang berbeda tersebut dan ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya yang datang.

2. Teori Interpersonal.

Ansietas timbul dari rasa takut terhadap ketidaksetujuan dan penolakan interpersonal. Ansietas berhubungan dengan dengan perkembangan trauma (perpisahan dan kehilangan). Individu dengan harga diri rendah rentan mengalami ansietas yang berat.

3. Teori Perilaku.

Ansietas adalah produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Ahli teori perilaku yang lain menyebutkan bahwa ansietas sebagai suatu dorongan yang dipelajari berdasarkan keinginan dari dalam diri untuk menghindari keperihan. Ahli teori pembelajaran mengatakan bahwa individu yang sejak kecil ketakutan berlebihan lebih sering menunjukan ansietas di kehidupan yang akan datang. Ahli teori konflik, pertentangan antara dua kepentingan yang berlawanan, adanya hubungan timbal balik antara konflik dan ansietas.4. Kajian Keluarga.

Menurut kajian keluarga, ansietas terjadi dalam keluarga, dimana ansietas tumpang tindih dengan depresi.

5. Kajian Biologis.

Dalam kajian biologis disebutkan bahwa otak memiliki reseptor khusus untuk benzodiazepin dimana dapat meningkatkan neuroregulator inhibisi asam-gama-aminobutirat (GABA) yang berperan penting dalam mekanisme biologis yang berhubungan dengan ansietas. Stressor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat menyebabkan timbulnya kecemasan (Suliswati, 2005). Ketegangan dalam kehidupan tersebut dapat berupa :1. Peristiwa traumatik, yang dapat memicu terjadinya kecemasan berkaitan dengan krisis yang dialami individu baik krisis perkembangan atau situasional.

2. Konflik emosional, yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan baik. Konflik antara id dan superego atau antara keinginan dan kenyataan dapat menimbulkan kecemasan pada individu.

3. Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu berpikir secara realitas sehingga akan menimbulkan kecemasan.

4. Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil keputusan yang berdampak terhadap ego.5. Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan ancaman terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri individu.6. Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani stress akan mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflik yang dialami karena pola mekanisme koping individu banyak dipelajari dalam keluarga.

7. Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi respons individu dalam berespons terhadap konflik dan mengatasi kecemasannya.

8. Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah pengobatan yang mengandung benzodizepin, karena benzodiazepine dapat menekan neurotransmiter gamma amino butyric acid (GABA) yang mengontrol aktivitas neuron di otak yang bertanggung jawab menghasilkan kecemasan.d. KlasifikasiMenurut Peplau (dalam, Videbeck, 2008) ada empat tingkat kecemasan yang dialami oleh individu yaitu :

1. Ansietas ringan

Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu individu memfokuskan perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah, berpikir, bertindak, merasakan, dan melindungi diri sendiri.

2. Ansietas sedang

Ansietas sedang merupakan perasaan yang menggangu bahwa ada sesuatu yang benar-benar berbeda; individu menjadi gugup atau agitasi.

3. Ansietas berat

Ansietas berat adalah ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman, memperlihatkan respons takut dan distress.

4. Panik

Keadaan di mana individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena hilangnya kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah.e. Manifestasi Klinis Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas ringan adalah sebagai berikut :

1. Respons fisik

2. Respon kognitif

3. Respons emosional

TINGKATRESPON FISIKRESPON KOGNITIFRESPON EMOSIONAL

Ringan Ketegangan otot ringan

Sadar akan lingkungan

Rileks atau sedikit gelisah

Rajin

Lapang persepsi luas

Terlihat tenang, percaya diri

Perasaan gagal

Sedikit waspada dan memerhatikan banyak hal Perilaku otomatis

Sedikit tidak sabar

Aktivitas menyendiri

Terstimulasi

Tenang

Sedang Ketegangan otot sedang

Tanda vital meningkat

Pupil dilatasi

Mulai berkeringat

Sering mondar-mandir, memukulkan tangan

Suara berubah: bergetar, nada suara tinggi

Kewaspadaan dan ketegangan meningkat

Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri punggung Lapang persepsi menurun

Tidak perhatian secara selektif

Fokus terhadap stimulus meningkat

Rentang perhatian menurun

Penyelesaian masalah menurun

Pembelajaran terjadi dengan memfokuskan

Tidak nyaman

Mudah tersinggung

Kepercayaan diri goyah

Tidak sabar

Gembira

Berat Ketegangan otot berat

Hiperventilasi

Kontak mata buruk

Pengeluaran keringat meningkat

Bicara cepat, nada suara tinggi

Tindakan tanpa tujuan dan serampangan

Rahang menegang, menggertakan gigi

Kebutuhan ruang gerak meningkat

Mondar-mandir, berteriak

Meremas tangan, gemetar Lapang persepsi terbatas

Proses berpikir terpecah-pecah

Sulit berpikir

Penyelesaian masalah buruk

Tidak mampu mempertimbangkan informasi

Hanya memerhatikan ancaman

Preokupasi dengan pikiran sendiri

Egosentris

Sangat cemas

Agitasi

Takut

Bingung

Merasa tidak adekuat

Menarik diri

Penyangkalan

Ingin bebas

Panik Flight,fight, atau freeze

Ketegangan otot sangat berat

Agitasi motorik kasar

Pupil dilatasi

Tanda vital meningkat kemudian menurun

Tidak dapat tidur

Hormon stres dan neurotransmiter berkurang

Wajah menyeringai, mulut ternganga Persepsi sangat sempit

Pikiran tidak logis, terganggu

Kepribadian kacau

Tidak dapat menyelesaikan masalah

Fokus pada pikiran sendiri

Tidak rasional

Sulit memahami stimulus eksternal

Halusinasi, waham, ilusi mungkin terjadi

Merasa terbebani

Merasa tidak mampu, tidak berdaya

Lepas kendali

Mengamuk, putus asa

Marah, sangat takut

Mengharapkan hasil yang buruk

Kaget, takut

Lelah

f. Mekanisme koping1. Strategi pemecahan masalah (Problem solving strategic) bertujuan untuk mengatasi atau menanggulangi masalah/ancaman yang ada dengan kemampuan pengamatan secara realistis. Beberapa contoh strategi pemecahan masalah yang dapat digunakan antara lain :

Meminta bantuan kepada orang lain.

Secara besar hati, mampu mengungkapkan perasaan sesuai dengan situasi yang ada.

Mencari lebih banyak informasi yang terkait dengan masalah yang dihadapi, sehingga masalah tersebut dapat diatasi secara realistis.

Menyusun beberapa rencana untuk memecahkan masalah.2. Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang. Tetapi karena mekanisme tersebut berlangsung secara relative pada tingkat tidak sadar dan mencakup penipuan diri dan distorsi realitas, mekanisme ini dapat menjadi respons maladaptive terhadap stress. Beberapa mekanisme pertahanan ego yang paling sering digunakan adalah sebagai berikut :

Mekanisme PertahananDefinisi

KompensasiProses individu dengan citra diri yang kurang berupaya menggantinya dengan menonjolkan kelebihan lain yang dianggapnya sebagai asset.

Penyangkalan Menghindari realitas yang tidak menyenangkan dengan mengabaikan atau menolak untuk mengakunya, kemungkinan merupakan mekanisme pertahanan yang paling seberhana dan paling primitive

Pengalihan (Dispalcement)Mengalihkan emosi yang seharusnya diarahkan pada orang atau benda tertentu ke benda atau orang yang biasanya netral atau tidak membahayakan

DisosiasiPemisahan setiap kelompok proses perilaku atau mental dari sisa kesadaran atau identitas

IdentifikasiProses individu mencoba untuk menjadi seseorang yang dikaguminya dengan menirukan pikiran, perilaku, atau kesukaanya.

IntelektualisasiPenggunaan alasan atau logika Yang berlebihan untuk menghindari perasaan-perasaan mengganggu yang dialaminya.

IntroyeksiTipe identifikasi yang intens yang di dalamnyaindividu menyatukan kualitas atau nilai-nilai orang lain atau kelompok ke dalam struktur egonya sendiri, salah satu mekanisme terdini pada anak-anak; penting dalam pembentukan hati nurani.

IsolasiMemisahkan komponen emosiaonal dari pikiran, yang dapat bersifat sementara atau jangka panjang.

ProyeksiMengingatkan pikiran atau impuls diri, terutama keinginan, perasaan emosional, atau motivasi yang tidak dapat ditoleransi kepada orang lain.

RasionalisasiMemberikan penjelasan yang diterima secara social atau tampak masuk akal untuk membenarkan impuls, perasaan, perilaku, dan motif yang tidak dapat diterima.

Formasi reaksiPembentukan sikap dan pola perilaku yang disadari, yang berlawanan dengan apa yang sebenarnya dirasakan atau ingin dilakukan individu.

RegresiKemunduran karakteristik perilaku dari tahap perkembangan yanglebih awal akibat stress.

RepresiPengesampingan secara tidak sadar tentang pikiran, impuls, atau memori yang menyakitkan atau bertentangan dari kesadaran; pertahanan ego primer, yang cenderung memperkuat mekanisme pertahanan lainnya.

SplintingMemandang orang atau situasi sebagai semuanya baik atau semuanya buruk; gagal untuk mengintegrasikan kualitas positif dan negative diri

SublimasiPenerimaan tujuan pengganti yang diterima secara social karena dorongan yang merupakan saluran normal ekspresi terhambat.

SupresiProses yang sering disebut sebagai mekanisme pertahanan, tetapi sebenarnya merupakan analogi represi yang disadari; pengesampingan yang disengaja tentang suatu topic dari kesadaran; suatu ketika dapat mengarah pada represi yang berikutnya.

UndoingTindakan atau komunikasi yang sebagian meniadakan yang sudah ada sebelumnya; merupakan mekanismepertahanan primitive.

g. Penatalaksanaan

Psikofarmakologi

Antiansietas dan hiptonik-sedatifAntiansietas dan hipnotik sedatif dibagi menjadi dua kategori : benzodiazepin dan nonbenzodiazepin, yang mencakup beberapa kelas obat. Benzodiazepin merupakan obat yang paling banyak diresepkan di seluruh dunia, dan dalam 20 tahun terakhir obat tersebut hampir seluruhnya menggantikan barbiturat dalam pengobatan ansietas dan gangguan tidur. Obat ini terkenal karena keefektifan dan margin keamanan yang luas.

1. BenzodiazepinMekanisme KerjaBenzodiazepin diduga memberikan efek antiansietasnya melalui potensiasi y7ang kuat pada neurotransmitter inhibisi asam aminobutirat (GABA).

Manfaat KlinisBenzodiazepin merupakan obat pilihan yang sering digunakan dalam penatalaksanaan ansietas, insomnia, dan kondisi yang berhubungan dengan stres. Banyak ahli yakin bahwa terapi dengan benzodiazepin harus singkat selama periode stres spesifik. Namun dengan pengawasan, obat ini sering diberikan dalam jangka panjang.

Indikasi utama dalam penggunaan benzodiazepin adalah :1. Gangguan ansietas umum

2. Ansietas yang berhubungan dengan depresi

3. Gangguan tidur

4. Ansietas yang berhubungan dengan gangguan fobia

5. Gangguan stress pascatrauma

6. Putus obat dan alkohol

7. Ansietas yang berhubungan dengan penyakit medis

8. Relaksasi muskuloskeletal

9. Gangguan kejang

10. Ansietas praoperasi

Reaksi yang merugikan dan pertimbangan keperawatanBenzodiazepin mempunyai indeks terapeutik yang sangat tinggi, sehingga overdosis obat ini saja hampir tidak pernah menyebabkan fatalitas. Efek samping merupakan hal yang umum, berhubungan dengan dosis, dan hampir selalu tidak membahayakan.

2. Nonbenzodiazepin

Nonbenzodiazepin sebagian besar digantikan oleh benzodiazepin walaupun obat tersebut kadang digunakan

Kewaspadaan Perawat :

1. Terjadi toleransi terhadap efek ansietas dari barbiturate

2. Obat ini ebih adiktif

3. Obat ini menyebabkan reaksi seriusdan bahkan reaksi putus yang letal

4. Obat ini berbahaya jika terjadi overdosis dan menyebabkan depresi SSP

5. Obat ini mempunyai berbagai interaksi obat yang berbahayaAntidepresanJenis antidepresan adalah antidepresan trisiklik (ATS), inhibitor monoamine oksidase (MAOI), inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI), dan sekelompok antidepresan lain yang tidak termasuk tiga kelas pertama (Tabel dibawah). Indikasi klinis utama untuk penggunaan antidepresan adalah penyakit depresif mayor. Obat ini juga berguna dalam pengobatan gangguan panik, gangguan ansietas lainnya dan enuresis pada anak-anak. Berbagai riset terdahulu menunjukkan bahwa obat ini berguna untuk mengatasi gangguan defisit perhatian pada anak-anak dan bulimia serta narkolepsi.

1. Antidepresan Trisiklik

Mekanisme kerja ATS tampaknya mengatur penggunaan neurotransmiter norepinefrin dan serotonin pada otak. Manfaat Klinis dengan riwayat jantung yang dapat diterima dan gambaran EKG dalam batas normal, terutama bagi individu di atas usia 40 tahun, ATS aman dan efektif dalam pengobatan penyakit depresif akut dan jangka panjang. Reaksi yang merugikan dan pertimbangan keperawatanPerawat harus mampu mengetahui efek samping umum dari anti depresan dan mewaspadai efek toksik serta pengobatannya. Obat ini menyebabkan sedasi dan efek samping antikolinergik, seperti mulut kering, pandangan kabur, konstipasi, retensi urine, hipotensi ortostatik, kebingungan sementara, takikardia, dan fotosensitivitas. Kebanyakan kondisi ini adalah efek samping jangka pendek dan biasa terjadi serta dapat diminimalkan dengan menurunkan dosis obat. Efek samping toksik termasuk kebingungan, konsentrai buruk, halusinasi, delirium, kejang, depresi pernafasan, takikardia, bradikardia, dan koma.2. Inhibitor Monoamin Oksidase ( MAOI)

Mekanisme kerja :MAOI menghambat monoamin oksidase i dalam otak dan di seluruh tubuh. Dengan menghambat MAO di dalam otak, makin sedikit norefionefrin yang dimetabolisme sehngga meningkatkan ketersediaannya dalam sinaps.

Manfaat klinis :MAOI adalah antidepresan yang sangat efektif dan obat antipanik yang jarang digunakan serta sangat ditakuti penggunaannya karena dapat menyebabkan krisis hiperteni jika mengonsumsi makanan yang mengandung tiramin dan obat-obat tertentu bersamaan dengan obat ini, penyuluhan kesehatan yang cermat pada pasien yang rentan sangat penting dilakukan. Pembatasan diet dalam terapi MAOI terdapat pada kotak dibawah.

Reaksi yang merugikan dan pertimbangan keperawatanEfek samping MAOI mencakup pusing, konstipasi, disfungsi seksual, kedutan otot, mengantuk, mulut kering, retensi cairan, insomnia, kesulitan memulai berkemih, dan peningkatan berat badan. Kotak 20.3 menyajikan tanda-tanda dan pengobatan krisis hipertensi selama terapi MAOI.

Kewaspadaan Perawat :1. MAOI dapat menjadi letal dalam dosis yang berlebihan

2. Pembatasan diet harus dimulai eberapa hari sebelum pemberian obat, dipertahankan selama minum obat, dan dianjurkan selama 2 minggu setelah penghentian terapi.

3. Obat ini tidak menyebabkan adiksi

4. Tidak terjadi toleransi terhadap efek terapeutik

5. MAOI menurunkan kemampuan tubuh untuk mengunakan vitamin B6 sehingga mungkin diperlukan pemberian suplemen.Tanda-tanda dan pengobatan krisis hipertensi selama terapi MAOI :Peningkatan tekanan darah, palpitasi, sering sakit kepala. Gejala Krisis Hipertensi kenaikan tekanan darah secara mendadak sakit kepala sangat berat, oksipital yang mungkin menyebar kearah frontal, kemerahan pada wajah dan kepala serta terasa sesak, Palpitasi, nyeri dada, berkeringat, demam, mual, muntah, dilatasi pupil, fotofobia, perdarahan intracranial.Pengobatan:Tunda pemberian dosis MAOI berikutnya, Jangan biarkan pasien berbaring (menaikkan tekanan darah di kepala) Berikan klorpromazin intramuscular sebanyak 10 mg ; ulangi jika perlu (mekanisme kerja : menyekat norefinefrin).

Berikan fentolamin intravena secara perlahan dalam dosis 5 mg (mekanisme kerja : berikatan dengan tempat reseptor norefineprin, yang menyekat norefineprin)Atasi demam dengan teknik pendinginan eksternal

Evaluasi diet, kepatuhan terhadap program pengobatan dan penyuluhan.3. Inhibitor Reuptake Serotonin Selektif (SSRI)

Mekanisme Kerja :SSRI menghambat reuptake serotonin pada membrane prasinaptik. Dengan demikian, SSRI meningkatkan neurotransmisi serotonin dalam otak. Salah satu antidepresan terbaru, venlafaksin, meningkatkan kadar serotonin dan norefineprin. Jadi venlafaksin mempunyai spectrum aktivitas yang luas dan disebut inhibitor reuptake nonselektif.

Manfaat Klinis :SSRI tidak hanya mewakili pendekatan baru untuk pengobatan depresi dan gangguan lain (missal : gangguan obsesif kompulsif), tetapi juga dapat memberikan pilihan pengobatan yang lebih aman daripada antidepresan lain karena obat ini relative aman dalam keadaan overdosis. Selain itu SSRI memiliki profil efek samping yang lebih aman daripada ATS dan MAOI.Reaksi yang Merugikan dan Pertimbangan Keperawatan :SSRI mempunyai efek antidepresan yang sebanding dengan kelas anti depresan lainnya tetapi tanpa efek samping antikolinergik, kardiovaskular dan sedative yang sidnifikan. Efek samping yang paling umum mencakup mual, diare, insomnia, mulut kering, gelisah, sakit kepala, disfungsi seksual, mengantuk, pusing dan berkeringat. Sebagian besar kondisi ini merupakan efek samping jangka pendek dan dapat diminimalkan dengan tindakan suportif, mentitrasi dosis atau mengubah jadwal pengobatan.Obat Penstabil Mood1. Lithium

Mekanisme kerja :Lithium adalah garam yang terbentuk secara alamiah dan mekanisme kerja yang pasti, tidak diketahui dengan baik. Banyak fungsi neurotransmitter yang berubah.

Manfaat klinis :Episode manik akut dan hipomania serta penyakit bipolar kambuhan merupakan indikasi terapi lithium yang paling sering terjadi. Gangguan lain dengan komponen afektif seperti depresi unipolar kambuhan, gangguan skizoafektif, katatonia, reaksi amuk dan alkoholisme kadang efektif diobati dengan lithium terutama jika gangguan ini terjadi secara periodic atau siklis.Reaksi yang merugikan dan pertimbangan keperawatan :Klien dapat menggunakan lithium selama beberapa tahun. Klien harus diberitahu tentang penyebab umum terjadinya peningkatan kadar lithium dan cara untuk menstabilkan kadar terapeutik (kotak 20-4). Efek samping lithium mencakup tremor halus pada tangan, keletihan, sakit kepala, ketumpulan mental, letargi, poliuria, polidipsi, iritasi lambung, mual ringan, muntah, diare, akne, perubahan EKG dan peningkatan berat badan.Tanda-tanda toksisitas lithium berhubungan dengan kadar lithium dan meliputi anoreksia, mmual, muntah, diare, tremor kasar pada tangan, kedutan, letargi, disartria, ataksia, demam, tanda-tanda vital tidak teratur, kejang dan koma.2. Antikonvulasi

Dalam dua decade terakhir, beberapa antikonvulsan telah berhasil digunakan untuk mengobati penyakit bipolar. Karbamazepin (Tegretol) memiliki berbagai efek pada otak yang membantu menstabilkan mood. Efek samping meliputi mengantuk, pusing, ataksia, pandangan kabur, mual, muntah dan ruam kulit. Masalah yang jarang terjadi tetapi serius adalah agranulosit ; sehingga kadar dalam darah dan hitung darah lengkap sering dipantau. Valproat (Depakote) adalah antikonvulsan lain yang digunakan dalam pengobatan penyakit bipolar. Pada umumnya obat ini ditoleransi dengan baik.Efek sampingnya meliputi anoreksia, mual, muntah, diare, tremor, sedasi, ataksia, peningkatan berat badan dan sangat jarang terjadi pankreatitis dan disfungsi hati yang mengharuskan pemeriksaan laboratorium yang teratur.Kewaspadaan Perawat:

1. Toksisitas litium adalah kedaruratan yang mengncap jiwa

2. Kadar dalam darah harus sering di pantau

3. Pengobatan mungkin saja gagal

4. Litium juga dapat dikombinasikan dengan antidepresan lain

5. Pasien membutuhkan penyuuhan yang cermat tentang rumatankadar litium

6. Litium kadang kala digunakan untuk meningkatkan keefektifan antidepresan lain

3. Antipsikotik

Mekanisme Kerja :Antipsikotik adalah antagonis dopamin dan menyekat reseptor dopamin dalam berbagai jaras di otak. Antipsikotik atipikal juga meningkatkan keefektifan serotonin. Manfaat Klinis :Tabel di bawah memuat antipsikotik yang paling sering diresepkan. Golongan kimia antipsikotik tipikal yang konvensional dibedakan oleh kedalaman, jenis, dan keparahan efek samping yang dihasilkan. Keefektifan klinis keseluruhan obat tersebut dalam dosis yang ekuivalen adalah sama.

Antispikotik atipikal terbaru, seperti klozapin, risperidon, olanzapin, dan ziprasidon, mempunyai efek klinis yang lebih besar daripada antipsikotik kelas lain dengan efek samping ekstrapiramidal akut yang minimal.

Penggunaan utama antipsikotik untuk skizofrenia, sindrom otak organik dengan psikosis. Obat ini juga berguna untuk pasien yang mengalami ansietas berat dan menyalahgunakan obat atau alkohol karena benzodiazepin dikontraindikasikan bagi mereka.Reaksi Yang Merugikan dan Pertimbangan Keperawatan :Efek samping antipsikotik banyak dan bervariasi serta menuntut banyak perhatian klinis dari perawat untuk memberikan perawatan yang optimal. Beberapa efek samping hanya menyebabkan rasa tidak nyaman bagi pasien, dan kebanyakan mudah ditangani, tetapi beberapa diantaranya mengancam jiwa. Perawat harus memberi perhatian khusus pada gejala atau sindrom ekstrapiramidal (EPS), baik jangka pendek maupun jangka panjang. Obat-obat yang paling umum untuk mengatasi EPS jangka pendek adalah:

1. Benztropin, 1-6 mg/hari

2. Triheksifenidil, 1-10mg/hari

3. Difenhidramin, 25-150 mg/hari

Efek merugikan klozapin yang paling serius adalah agranulositosis, yang terjadi pada kira-kira 1% sampai 2% pasien. Tabel 2 menyajikan beberapa efek samping yang lebih umum dan pertimbangan keperawatannya.

NonfarmakologiMenurut Hawari (2008) penatalaksanaan asietas pada tahap pencegahaan dan terapi memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencangkup fisik (somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial dan psikoreligius. Selengkpanya seperti pada uraian berikut :

1. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara :

a. Makan makan yang bergizi dan seimbang.

b. Tidur yang cukup.

c. Cukup olahraga.

d. Tidak merokok.

e. Tidak meminum minuman keras.

2. Terapi psikofarmaka.

Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan memakai obat-obatan yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neuro-transmitter (sinyal penghantar saraf) di susunan saraf pusat otak (limbic system). Terapi psikofarmaka yang sering dipakai adalah obat anti cemas (anxiolytic), yaitu seperti diazepam, clobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCl, meprobamate dan alprazolam. 3. Terapi somatikGejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau akibat dari kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk menghilangkan keluhan-keluhan somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan pada organ tubuh yang bersangkutan.

4. Psikoterapi

Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain :

a. Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan dorongan agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberi keyakinan serta percaya diri. b. Psikoterapi re-edukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi bila dinilai bahwa ketidakmampuan mengatsi kecemasan.

c. Psikoterapi re-konstruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki kembali (re-konstruksi) kepribadian yang telah mengalami goncangan akibat stressor.

d. Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu kemampuan untuk berpikir secara rasional, konsentrasi dan daya ingat.

e. Psikoterapi psiko-dinamik, untuk menganalisa dan menguraikan proses dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang tidak mampu menghadapi stressor psikososial sehingga mengalami kecemasan.

f. Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan, agar faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor keluarga dapat dijadikan sebagai faktor pendukung.5. Terapi psikoreligius

Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya dengan kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan yang merupakan stressor psikososial.III.Asuhan Keperawatana. Pengkajian :

Pengumpulan Data

Biodata

1. Nama

: Tn. B

2. Usia

: -3. Alamat

: -

4. Jenis kelamin

: Pria

5. Pendidikan

: -

6. Pekerjaan

: buruh serabutan

7. Agama

: -

8. Suku bangsa

: -

Do Ds

-1. Tn. B mengatakan sering merasa palpitasi tidak menentu, pusing kepala, dan terkadang sampe sesak kalau memikirkan nasibnya dan keluarga

2. Tn. B menghawatirkan bagaimana ia jika ia tidak dapat lagi menafkahi keluarganya dan membiayai sekolah anak anaknya

3. Tn. B merasa sangat malu dan merasa harga dirinya terkoyak koyak

4. Ansietas yang dirasakan hari ke hari semakin berat

Pengkajian umum dan prilaku motorik

1. Hygiene dan berhias

: -

2. Pakaian yang pantas

: -

3. Postur

: -

4. Kontak mata

: -

5. Prilaku gerak gerik yang tidak biasa: -

6. Cara bicara

: - Mood dan afek

1. Emosi yang diungkapkan

: Tn. B merasa ansietas yang dirasakan hari semakin hari semakin berat

2. Ekspresi wajah

: pemurung3. Dorongan untuk mencelakakan diri: - Proses dan isi pikir

1. Isi (yang klien pikirkan)

: -

2. Proses (cara berfikir klien)

: - Konsep diri

1. Pandangan personal tentang diri: Tn. B mengutarakan kekhawatirannya

bagaimana jika ia sudah tidak dapat lagi menafkahi keluarganya dan membiayai sekolah anak anaknya, iapun merasa sangat malu dan harga dirinya seolah oleh terkoyak.

2. Gambaran fisik diri

: -

3. Kualitas / sifat personal

: - Peran dan hubungan

1. Peran saat ini: ayah dari 3 orang anak

Bekerja sebagai buruh serabutan sejak 3 bulan lalu mengalami kebangkrutan

2. Kepuasan dalam peran: klien menjadi pemurung setelah

mengalami kebangkrutan dan seluruh hartanya disita (Perubahan peran)3. Keberhasilan dalam peran: -

4. Hubungan yang signifikan: -5. System pendukung: istri dan keluarga Perkembangan fisiologis dan perawatan diri

1. Pola makan: Tn. B malas makan

2. Pola tidur

: -

3. Masalah kesehatan

: -

4. Kepatuhan terhadap pengobatan yang diprogramkan: -

5. Kemajuan melakukan aktifitas tubuh sehari hari: -b. Analisa Data:DATAMASALAH

DO : palpitasi

DS :

1. Tn. B menghawatirkan bagaimana ia jika ia tidak dapat lagi menafkahi keluarganya dan membiayai sekolah anak anaknya

2. Ansietas yang dirasakan hari ke hari semakin berat

3. Tn. B merasa sangat malu dan merasa harga dirinya terkoyak koyak

4. Tn. B mengatakan sering merasa palpitasi tidak menentu, pusing kepala, dan terkadang sampe sesak kalau memikirkan nasibnya dan keluarga

Ansietas berat

DO : -

DS :

1. Tn. B merasa sangat malu dan merasa harga dirinya terkoyak koyakHarga diri rendah

c.Intervensi KeperawatanNoDiagnosaTujuanIntervensiRasional

1. Ansietas

Pasien akan mengalami penurunan ansietas. Dengan kriteria hasil :

1. Kemurungan pasien hilang.

2. Pasien akan terlibat dalam aktifitas sehari-hari.Mandiri 1. Bersikap tenang terhadap pasien.

2. Tetap bersama pasien ketika tingkat ansietasnya tinggi (berat/ panik).

3. Ajarkan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi secara mandiri.

4. Hindari meminta/ memaksa pasien membuat pilihan.

5. Penggunaan obat-obatan dapat diindikasikan jika tingkat ansietas pasien tinggi atau jika pasien mengalami waham, dsb.6. Memberikan dukungan dengan berbagi aktifitas sebagai penguatan perilaku produktif secara sosial.7. Berikan medikasi yang dapat membantu mengurangi rasa tidak nyaman pasien. Amati efek samping medikasi dan lakukan penyuluhan kesehatan yang relevan.1. Dengan bersikap tenang tidak akan memicu ansietas. Pasien akan merasa jika perawat tenang dan akan merasa bahwa perawat dapat mengendalikan situasi.

2. Keselamatan pasien merupakan suatu prioritas. Pasien yang sangat cemas tidak boleh ditinggal sendiri.

3. Penggunaan teknik relaksasi secara mandiri dapat memberi rasa percaya diri pada pasien dalam mengendalikan secara sadar perilaku cemasnya.

4. Kemampuan pasien untuk menyelesaikan masalah terganggu. Klien mungkin tidak membuat keputusan yang tepat/ tidak mampu membuat keputusan sama sekali.

5. Obat mungkin diperlukan untuk mengurangi ansietas pasien sampai ke tingkat ia dapat mendengar perawat dan merasa aman.

6. Dengan mendorong aktifitas ke luar rumah, perawat membatasi waktu pasien yang tersedia untuk mekanisme koping destruktif sambil meningkatkan partisipasi dan menikmati aspek kehidupan lainnya.7. Efek hubungan terapeutik dapat ditingkatkan jika kendali kimiawi terhadap gejala memungkinkan pasien untuk mengarahkan perhatian pada konflik yang mendasari.

2.Gangguan Konsep Diri : Harga Diri RendahKlien tidak merasa harga dirinya rendah dengan kriteria hasil, setelah dilakukan tindakan keperawatan klien akan :

1. Klien dapat memperluas kesadaran diri.

2. Klien dapat menerima keadaan dirinya secara positif.

3. Klien dapat mengevaluasi dirinyaMandiri :

1. Diskusikan dengan klien kelebihan yang dimilikinya.2. Diskusikan kelemahan yang dimiliki klien.3. Dengarkan apa yang membuat klien merasa kurang percaya diri.4. Beritahu klien bahwa manusia tidak ada yang sempurna, semua memiliki kelebihan dan kekurangan.

5. Anjurkan klien untuk meningkatkan kelebihan yang dimilikinya.

6. Beritahu klien bahwa kekurangan dapat ditutupi dengan kelebihan yang dimiliki klien.

7. Beritahukan bahwa ada hikmah dibalik kekurangan yang dimiliki.

8. Bantu klien mengembangkan antara keinginan dan kemampuan yang dimilikinya.

9. Beri kesempatan klien untuk berhasil.

10. Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai.

1. Mengidentifikasikan hal-hal positif yang masih dimilki klien.

2. Mengingatkan klien bahwa ia manusia biasa yang mempunyai kekurangan.

3. Mengetahui penyebab utama klien merasa harga dirinya rendah.

4. Menghadirkan realita pada klien.5. Memberikan kesempatan berhasil yang lebih tinggi.6. Memberikan harapan pada klien.7. Agar klien tidak merasa putus asa.8. Membantu klien membentuk harapan yang realistis.

9. Meningkatkan percaya diri.10. Meningkatkan penghargaan terhadap perilaku yang positif.

3.Berduka, kehilangan

Tn. B dapat menyelesaikan masa sedihnya dengan kriteria hasil:

1. Tn. B dapat mengerti arti kehilangan 2. Pasien mampu mengidentifikasi posisinya sendiri dalam proses berduka dan mengekspresikan perasaan-perasaannya yang berhubungan denga konsep kehilangan secara jujur .

3. Tn. B dapat mengurangi rasa bersalah

Mandiri :

1. Tentukan pada tahap berduka mana pasian terfiksasi. Identifikasi perilaku-perilaku yang berhubungan dengan tahap ini 2. Bina dan jalin hubungan saling percaya3. Perlihatkan sikap menerima dan membolehkan pasien untuk mengekspresikan perasaannya secara terbuka4. Identifikasi kemungkinan faktor yang menghambat proses berduka5. Kurangi dan hilangkan faktor penghambat proses berduka (mengalihkan peran keluarga klien, pada anak atau istri klien, tidak membahas tentang masalah keluarga di depan klien untuk sementara hingga peran dalam keluarga dapat kembali dialihkan)6. Dorong pasien untuk mengekspresikan rasa marah. Jangan menjadi defensif jika permulaan ekspresi kemarahan dipindahkan kepada perawat atau terapis. Bantu pasien untuk mengeksplorasikan perasaan marah sehingga pasien dapat mengungkapkan secara langsung kepada objek atau orang/pribadi yang dimaksud7. Bantu pasien untuk mengeluarkan kemarahan yang terpendam dengan berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas motorik kasar (mis, joging, bola voli,dll)8. Ajarkan tentang tahap-tahap berduka yang normal dan perilaku yang berhubungan dengan setiap tahap. Bantu pasien untuk mengerti bahwa perasaan seperti rasa bersalah dan marah terhadap konsep kehilangan adalah perasaan yang wajar dan dapat diterima selama proses berduka.9. Dorong pasien untuk meninjau hubungan dengan konsep kehilangan. Dengan dukungan dan sensitivitas, menunjukkan realita situasi dalam area-area dimana kesalahan presentasi diekspresikan10. Mengikutsertakan peran keluarga dalam proses keperawatan

1. Pengkajian data dasar yang akurat adalah penting untuk perencanaan keperawatan yang efektif bagi pasien yang berduka2. Rasa percaya merupakan dasar dari hubungan terapeutik yang mendukung dalam mengatasi perasaannya.3. Sikap menerima menunjukkan kepada pasien bahwa anda yakin bahwa ia merupakan seseorang pribadi yang bermakna. Rasa percaya meningkat. 4. Mengetahui apa saja yang menghambat proses berduka sehingga dapat dikurangi atau dihilangkan5. Membahas masalah keluarga di depan klien akan menambah kesedihan dan rasa bersalah klien sehingga menghambat proses penyembuhan.6. Pengungkapan secara verbal perasaan dalam suatu lingkungan yang tidak mengancam dapat membantu pasien sampai kepada hubungan dengan persoalan-persoalan yang belum terpecahkan7. Latihan fisik memberikan suatu metode yang aman dan efektif untuk mengeluarkan kemarahan yang terpendam.8. Pengetahuan tentang perasaan-perasaan yang wajar yang berhubungan dengan berduka yang normal dapat menolong mengurangi beberapa perasaan bersalah menyebabkan timbulnya respon-respon ini.9. Pasien harus menghentikan persepsi idealisnya dan mampu menerima baik aspek positif maupun negatif dari konsep kehilangan sebelum proses berduka selesai seluruhnya.10. Bila keluarga atau orang terdekat terlibat, terdapat kemungkinan keberhasilan yang lebih besar dalam pemecahan masalah.

DAFTAR PUSTAKADoenges, Marilyn E. dkk. 1999/2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta: EGC

Hawari, D., 2008, Manajemen Stres Cemas dan Depresi, Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

http://pastakyu.wordpress.com/2010/01/21/asuhan-keperawatan-kehilangan-dan-berduka/

http://psikologi.or.id/mycontents/uploads/2010/05/pengertian-kecemasan-anxiety.pdfhttp://tysar.wordpress.com/2009/06/24/pengertian-kecemasan/Stuart, G.W., dan Sundden, S.J., 1995, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3, Jakarta : EGC.Suliswati, dkk., 2005, Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa, Jakarta : EGC.

Yosep, Iyus. 2007. Keperawatn Jiwa. Bandung : PT Rafika Aditama

Videbeck, S.J., 2008, Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC