Top Banner

of 37

Makalah II For

Jul 18, 2015

Download

Documents

yukasa5
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB I Pendahuluan Kematian pada umumnya didefinisikan sebagai berhentinya kehidupan. Menurut sejarah, undang-undang selalu menerima definisi kematian dari sudut pandang kedokteran. Menurut sudut pandang kedokteran, cara kematian dibagi menjadi dua, yaitu kematian yang terjadi secara wajar dan tidak wajar. Kematian secara wajar adalah kematian yang disebabkan murni karena usia atau akibat didahului oleh penyakit. Sedangkan kematian yang tidak wajar adalah kematian yang seharusnya belum terjadi namun oleh karena sebab-sebab tertentu kematian itu terjadi, antara lain akibat bunuh diri, pembunuhan, ataupun kecelakaan. Untuk menangani kasus-kasus kematian yang tidak wajar inilah dibutuhkan sebuah penyelidikan oleh tim penyidik yang dibentuk menurut Undang-Undang. Undang-Undang mengatur segala jenis kegiatan penyidikan dan penyelidikan dalam KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana). Untuk membantu tugas penyidik ini dibutuhkan para staff ahli terutama dalam bidang kedokteran. Oleh sebab itu diaturlah mengenai ini di dalam KUHAP (Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana) yang mengatur mengenai medikolegal kedokteran. Hasil dari pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter ahli ini nantinya dapat digunakan sebagai bukti yang sah dalam persidangan. Hal ini diatur dengan sangat jelas dalam Pasal 184 KUHAP yang mengatur mengenai barang bukti.

1

BAB II Laporan Kasus Suatu hari anda didatangi penyidik dan diminta untuk membantu mereka dalam memeriksa suatu tempat kejadian perkara (TKP). Menurut penyidik, TKP adalah sebuah rumah yang cukup besar milik seorang pengusaha dan istrinya ditemukan meninggal dunia di dalam kamarnya yang terkunci dari dalam. Anaknya yang pertama kali mencurigai hal itu (pukul 08.00) karena si ayah yang biasanya bangun untuk lari pagi, hari ini belum keluar dari kamarnya. Ia bersama dengan pak ketua RT melaporkannya kepada polisi. Penyidik telah membuka kamar tersebut dan menemukan kedua orang tersebut tiduran di tempat tidurnya dan dalam keadaan mati. Tidak ada tanda-tanda perkelahian di ruang tersebut, segalanya masih tertata rapi sebagaimana biasa, tutur anaknya. Dari pengamatan sementara tidak ditemukan luka-luka pada kedua mayat dan tidak ada barang yang hilang. Salah seorang penyidik di telpon oleh petugas asuransi bahwa ia telah dihubungi oleh anak si pengusaha berkaitan dengan kemungkinan klaim asuransi jiwa pengusaha tersebut.

2

BAB III Pembahasan 1. Kronologis Pada jam 10 pagi ditemukan jasad pasangan suami istri yg berada diatas tempat tidur, setelah melakukan pemeriksaan lebih lanjut ditemukan bahwa mayat dari pasangan suami istri ini meninggal akibat keracunan gas CO yang dilakukan oleh anak mereka sendiri yang sudah lama mengincar harta sang orang tua. Berikut kronologisnya Diperkirakan pada jam 1 dini hari sang anak memulai rencana nya, sang anak mengatur saluran pembuangan dari genset di rumah itu kearah kamar orangtua nya. Setelah beberapa jam kemudian anaknya sudah memikirkan bahwa kedua orang tua nya sudah meninggal akibat CO hasil pembuangan dari genset, lalu sang anakpun membereskan saluran pembuangan dari genset tersebut ketempatnya semula. Pada jam 8 pagi hari, sang anak melapor kepada ketua RT setempat dan dilanjutkan dengan melapor ke polisi, hingga pada jam 10 pagi hari sang polisi sampai di tempat kejadian perkara untuk menyelidik kasus tersebut 2. Prosedur Medikolegal dan Aspek Hukum I. Penemuan dan Pelaporan Penemuan dan pelaporan dilakukan oleh warga masyarakat yang melihat, mengetahui atau mengalami suatu kejadian yang diduga merupakan suatu tindak pidana. Pelaporan dilakukan ke pihak yang berwajib dan dalam hal ini yaitu Kepolisian RI, dll. Pelapor juga bias dilakukan melalui instansi pemerintah terdekat seperti RT atau RW. Hak dan kewajiban pelaporan ini diatur dalam pasal 108 KUHAP. Pasal 108 KUHAP (1) Setiap orang yang mengalami, melihat, menyaksikan dan atau menjadi korban peristiwa yang merupakan tindak pidana berhak untuk mengajukan laporan atau pengaduan kepada penyelidik dan atau penyidik baik lisan maupun tertulis. (2) Setiap orang yang mengetahui pemufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana terhadap ketentraman dan keamanan umum atau terhadap jiwa atau terhadap hak milik wajib seketika itu juga melaporkan hal tersebut kepada penyelidik atau penyidik. (3) Setiap pegawai negeri dalam rangka melaksanakan tugasnya yang mengetahui tentang terjadinya peristiwa yang merupakan tindak pidana wajib segera melaporkan hal itu kepada penyelidik atau penyidik.

3

(4) Laporan atau pengaduan yang diajukan secara tertulis harus ditandatangani oleh pelapor atau pengadu. (5) Laporan pengaduan yang diajukan secara lisan harus dicatat oleh penyidik dan ditanda-tangani oleh pelapor atau pengadu dan penyidik. (6) Setelah menerima laporan atau pengaduan, penyedik atau penyelidik harus memberikan surat tanda penerimaan laporan atau pengaduan kepada yang bersangkutan. II. Penyelidikan

Yaitu serangkain tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur oleh undang-undang. Penyelidik yang dimaksud adalah setiap pejabat polisi Negara Republik Indonesia yang tertera didalam pasal 4 KUHAP. Didalam pasal 5 KUHAP disebutkan wewenang dan tindakan yang dilakukan oleh penyelidik. Pasal 4 KUHAP Penyelidik adalah setiap pejabat polisi Negara Republik Indonesia. Pasal 5 KUHAP (1) Penyelidik sebagaimana dimaksud pasal 4: a. Karena kewajibannya mempunyai wewenang: 1. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana. 2. Mencari keterangan dan barang bukti. 3. Menyuruh berhenti seseorang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri. 4. Mengadakan tindakan lain menurut hokum yang bertanggung-jawab. b. Atas perintah penyidik dapat melakukan tindakan berupa: 1. Penangkapan, penyitaan. 2. Pemeriksaan dan penyitaan surat. 3. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang. 4. Membawa dan menghadapkan seseorang pada penyidik.4

larangan

meninggalkan

tempat,

penggeledehan

dan

(2) Penyelidik membuat dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tindakan sebagaimana tersebut pada ayat (1) huruf a dan huruf b kepada penyidik. III. Penyidikan

Adalah serangkain tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undnag-undang ini untuk mencari serta mengumpulan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangka. Penyidikan yang melakukan penyidikan sebagaimana diatur di dalam pasal 6 KUHAP. Pasal 6 KUHAP (1) Penyidik adalah : a. Pejabat polisi Negara Republik Indonesia. b. Pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang. (2) Syarat kepangkatan pejabat sebagaiman dimaksud dalam ayat (1) akan diatur lebih lanjut dalam peraturan pemerintah. Penyidik dapat meminta bantuan seorang ahli dan didalam hal kejadian mengenai tubuh manusia, maka penyidik dapat meminta bantuan dokter untuk dilakukan penanganan secara kedokteran forensik. Kewajiban untuk membantu peradilan sebagai dokter forensic diatur dalam pasal 133 KUHAP. Pasal 133 KUHAP (1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya. (2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat. (3) Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilak dengan diberi cap jabatan yang diletakkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat.

5

IV.

Persidangan

Pasal 179 KUHAP (1) Setiap dokter yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan. (2) Semua ketentuan tersebut diatas untuk saksi berlaku juga bagi mereka yang memberikan keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa mereka mengucapkan sumpah atau janji akan memberikan keterangan yang sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya menurut pengetahuan dalam bidang keahliannya. Sangsi Bagi Pelanggar Kewajiban Dokter Pasal 216 KUHAP (1) Barang siapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang dilakukan menurut undang-undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi sesuatu, atau oleh pejabat berdasarkan tugasnya. Demikian pula diberikan kuasa untuk mengusut atau memeriksa tindak pidana; demikian pula barang siapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan tindakan guna menjalankan ketentuan, diancam dengan pidana penjara paling lambat empat bulan dua minggu atau denda paling banyak Sembilan ribu rupiah. (2) Disamakan dengan pejabat tersebut diatas, setiap orang yang menurut ketentuan undang-undang terus-menerus atau untuk sementara waktu diserahi tugas menjalankan jabatan umum. (3) Jika pada waktu melakukan kejahatan belum lewat dua tahun sejak adanya pemidanaan yang menjadi tetap karena kejahatan semacam itu juga, maka pidananya dapat ditambah sepertiga. Pasal 833 KUHPerdata Ahli waris mendapat semua hak dan harta orang meninggal.

6

3. Olah TKP Tempat kejadian perkara adalah tempat ditemukannya benda bukti dan atau tempat terjadinya perostiwa keajahatan yang diduga kejahatan menurut kesaksian. Meskipun kelak terbukti bahwa ditempat tersebut tidak pernah terjadi sesuatu tindak pidana, tempat tersebut disebut TKP. Peranan dokter di TKP adalah membantu penyidik dalam membantu penyidik dalam mengungkapkan kasus dari sudut kedokteran forensik. Pada kasus ini ditemukan korban yang telah tidak bernyawa. Untuk itu tugas dokter adalah menegakan diagnosis kematian, memperkirakan saat kematian, memperkirakan sebab kematian, memperkirakan cara kematian, menemukan dan mengamankan benda bukti bilogis dan medis. Perlengkapan yang sbeaiknya dibawa pada saat pemeriksaan di TKP adalah kamera, film berwarna hitam-putih (untuk ruangan gelap), lampu kilat, lampu senter, lampu ultra violet, alat tulis, tempat menyimpan benda bukti, pinset, scalpel, jarum, tang, kaca pembesar, thermometer rectal, termpmeter ruangan, sarung tanagan, kapas, kertas kertas untuk member label pada barang bukti. Langkah pertama dalam pemeriksaan TKP adalah dengan membuat foto dan sketsa TKP, dan juga memperoleh keterangan sebanyak-banyaknya. Bisa dengan mengajukan 6 pertanyaan ke penyidik atau ke saksi mata, yaitu: a. Apa yang terjadi? Pada kasus, sepasang suami istri meninggal di sebuah kamar di rumah yang cukup besar. Menurut saksi mata yaitu sang anak sendiri, ayahnya yang biasanya lari pagi belum keluar dari kamarnya. Menurut penyidik, ditempat kejadian perkara tidak ditemukan adanya tanda-tanda perkelahian diruang tersebut. b. Siapa yang tersangkut? Orang tua dari si anak yang menemukan bahwa orang tuanya telah meninggal. Kecurigaan bahwa anaknya ada sangkut pautnya juga belum dapat dihilangkan. c. Dimana dan kapan terjadi? Terjadi di salah satu kamar di rumah besar tersebut. Ditemukan pada saat jam 8 pagi. Untuk pemeriksaan lamanya kematian dapat diperiksa melalui pemeriksaan lebih lanjut terhadap mayat tersebut. d. Bagaimana terjadinya? Adanya kecurigaan mengarah ke kematian akibat keracunan, karena tidak ditemukannya adanya luka-luka pada kedua mayat tersebut menurut penyelidik. e. Dengan apa terjadinya?7

Dapat ditanyakan ke penyidik f. Kenapa terjadi hal tersebut? Perlu pemeriksaan lebih lanjut dari saksi-saksi oleh penyidik Pemeriksaan kedokteran forensik pada TKP harus mengkuti prosedur yang berlaku umum pada penyidikan TKP, yaitu tidak mengubah keadaan TKP. Semua benda bukti agar dikirim ke laboratorium setelah sebelumnya diamankan sesuai prosedur. Selanjutnya dokter dapat menyatakan pendapatnya atau mendiskusikannya dengan penyidik untuk menentukan langkah penyelidikan lebih lanjut. Sebab kematian diperkirakan pada saat itu juga. Mayat yang ditemukan kemudian dibungkus dengan plastic atau kantung plastic khusus untuk mayat setelah sebelumnya kedua tangannya dibungkus plastic sebatas pergelangan tangan untuk dan dikirim ke instalasi kedokteran forensic untuk penyelidikan lebih lanjut, berupa autopsy ataupun pemeriksaan toksikologi darah jika memang adanya kecurigaan mengarah ke kematian akibat keracunan. Benda bukti biologis/medis juga di kirim ke instlasi tersebut. Jika benda bukti bukan bilogis dapat langsung dikirim ke laboratorium kiriminil/forensik daerah setempat. 4. Penentuan Sebab Kematian Sebab kematian pada kasus ini adalah tembakan keracunan gas CO yang berasal daripada genset yang merupakan tindakan yang direkayasa oleh anak kedua korban. Mekanisme kematian diduga sebagai berikut: Karakteristik biologik yang paling penting dari CO adalah kemampuannya untuk berikatan dengan haemoglobin, pigmen sel darah merah yang mengakut oksigen keseluruh tubuh. Sifat ini menghasilkan pembentukan karboksihaemoglobin (HbCO) yang 200 kali lebih stabil dibandingkan oksihaemoglobin (HbO2). Penguraian HbCO yang relatif lambat menyebabkan terhambatnya kerja molekul sel pigmen tersebut dalam fungsinya membawa oksigen keseluruh tubuh. Kondisi seperti ini bisa berakibat serius, bahkan fatal karena dapat menyebabkan keracunan. Selain itu, metabolisme otot dan fungsi enzim intra-seluler juga dapat terganggu dengan adanya ikatan CO yang stabil tersebut. Dengan adanya pengikatan Hb dengan CO ini maka akan mengakibatkan Hb menjadi inaktif sehingga darah kurang kemampuannya untuk mengangkut O2 dan akan menghambat disosiasi Oxi-Hb. Oleh karena itulah, akan terjadi hipoksia jaringan sehingga pada kasus ini kedua korban dapat meninggal dengan keadaan sekitarnya yang tenang dan tidak diketemukan adanya luka pada kedua tubuh korban. 5. Cara kematian8

Cara kematian korban adalah kematian tidak wajar (unnatural death) dikarenakan sebab kematian yang merupakan pembunuhan yang terencana. 6. Saat Kematian Perkiraan saat kematian seseorang merupakan salah satu hal yang penting dalam kematian, khususnya adalah kematian-kematian dengan cara yang tak wajar. Pada studi kasus ini kami mengskenariokan bahwa korban sudah dalam jangka waktu 7 jam yaitu pada jam 3 pagi sampai dilakukannya pemeriksaan pada jam 10 pagi sehingga pada saat ini diperkirakan tubuh pasien sudah mengalami atau terdapat: a. Pemeriksaan luar Label mayat Sangatlah penting untuk melihat label ini pertama kali untuk mengetahui identitas pasien. Selain itu, mayat yang dikirimkan untuk pemeriksaan kedokteran forensik seharusnya diberi label pada pihak kepolisian baru setelah itu bisa dilakukan pemeriksaan. Pakaian Perlu diperhatikan apakah benar-benar tidak ditemukan adanya tindakan perlawanan daripada kedua korban. Namun, dikarenakan skenario kasus yang kami duga mengarah pada keracunan CO maka biasanya tidak ditemukan adanya tanda-tanda yang mencurigakan pada tubuh kedua korban. Perhiasan Dinyatakan bahwa tidak ada barang yang hilang dan dimungkinkan apabila ada perhiasan pada tubuh pasien maka harus dicatat jenis, bahan, warna, merk, bentuk serta ukiran nama/inisial pada benda tersebut untuk selanjutnya perhiasan ini dapat diserahkan sebagai barang bukti kepada penyidik. Benda di samping mayat Biasanya diperlukan pengumpulan barang bukti apabila kedua korban meninggal dikarenakan toksisitas. Namun, dikarenakan gas CO ini merupakan gas yang tidak berwarna dan berbau, maka tidak diketemukan bukti apapun di tempat kejadian. b. Tanda kematian Lebam mayat (livor mortis)9

Terjadi dikarenakan eritrosit yang menempati tempat terbawah akibat gaya tarik bumi (gravitasi), mengisi vena atau venula, membentuk bercak berwarna merah ungu (livide) pada bagian terbawah tubuh, kecuali pada bagian tubuh yang tertekan alas keras. Lebam ini biasanya mulai tampak 20-30 menit pasca kematian, makin lama intensitasnya bertambah dan menjadi lengkap dan menetap setelah 8-12 jam. Namun, dikarenakan kematian korban baru berlangsung 7 jam maka lebam ini mulai menetap walaupun dengan penekanan yang keras kemungkinan dapat menghilang. Yang perlu diperhatikan pada lebam mayat kedua korban apabila memang disebabkan keracunan CO adalah lebam tersebut berwarna merah muda terang (cherry pink colour) dikarenakan Penumpukan COHb. Kaku mayat (rigor mortis) Hal ini terjadi dikarenakan hilangnya kelenturan otot dikarenakan hilangnya ATP yang berasal dari ADP di mana pengubahan ini menggunakan energi yang berasal dari metabolisme tingkat seluler yang berasal dari pemecahan cadangan glikogen otot. Pada orang yang meninggal cadangan glikogen otot habis sehingga energi tidak terbentuk sehingga aktin dan miosin menggumpal dan otot menjadi kaku. Kekakuan ini biasanya terjadi pada otot yang kecil ke arah dalam dalam kurun waktu kira-kira 2 jam setelah mati klinis. Setelah mati klinis 12 jam kaku mayat menjadi lengkap. Pada kasus ini, kemungkinan sudah didapatkan kekakuan mayat pada daerah muka dan ujung ekstremitas kedua korban. Faktor lain seperti penurunan suhu tubuh belum dapat ditentukan dikarenakan diperlukan pemeriksaan dengan beberapa jangka waktu dan pembusukan pun belum dapat ditemukan.

c. IdentifikasiMerupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan membantu penyidik untuk menentukan identitas seseorang. Identifikasi personal sering merupakan suatu masalah

10

dalam kasus pidana maupun perdata. Menentukan identitas personal dengan tepat amat penting dalam penyidikan karena adanya kekeliruan dapat berakibat fatal. (Identifikasi forensik buku hijau halaman 197) Identifikasi pada pemeriksaan luar dapat dibagi kedalam dua kategori : Identifikasi umum

Catat tanda umum yang menunjukkan identitas mayat, seperti: jenis kelamin, bangsa atau ras,umur, warna kulit, keadaan gizi, tinggi, dan berat badan, keadaan zakar yang di sirkumsisi, serta adanya striae albicantes pada dinding perut. Pada kasus ini terdapat dua korban: 1. Seorang pria Kemungkinan sudah cukup tua dengan keadaan gizi sedang 2. Seorang wanita Kemungkinan sudah cukup tua dengan keadaan gizi sedang Identifikasi khusus

Catat segala sesuatu yang dapat digunakan untuk penentuan identitas secara khusus. 1. Rajah/tattoo Tentukan letak, bentuk,warna, serta tulisan tato yang ditemukan. Bila perlu buatlah dokumentasi foto. 2. Jaringan parut Catat seteliti mungkin jaringan parut yang ditemukan. Baik yang timbul akibat penyembuhan luka maupun yang terjadi sebagai akibat tindakan bedah. 3. Kapalan (callus) Dengan mencatat distribusi callus, kadangkala dapat diperoleh keterangan yang berharga mengenai pekerjaan mayat yang diperiksa semasa hidupnya. Pada pekerja /buruh pikul, akan ditemukan kapalan (callus) pada daerah bahu, pada pekerja kasar lainnya akan ditemukan kapalan pada telapak tangan atau kaki. Pada kasus dinyatakan bahwa korban merupakan pengusaha sehingga kemungkinan tidak didapatkan adanya callus. 4. Kelainan pada kulit Adanya kutil, angioma, bercak hiper atau hipopigmentasi, eksema dan kelainan lain sering kali dapat membantu dalam penentuan identitas. Pada kasus ini, identitas pasien sudah diketahui secara jelas maka kelainan pada kulit ini biasanya menjadi acuan unutk perkiraan kematian.

5. Anomali dan cacat pada tubuh Kelainan anatomis berupa anomali atau deformitas akibat penyakit atau kekerasan perlu dicatat dengan seksama.tidak tercatatnya huruf-huruf tersebut diatas dapat sangat 11

merugikan karena dapat menyebabkan diragukannya hasil pemeriksaan terhadap mayat seara keseluruhan.

d. Berdasarkan perkiraan saat kematian Perubahan pada mata Perubahan yang bisa dilihat adalah tepi retina dan batas diskus akan sangat kabur dengan latar belakang kuning-kelabu. Perubahan pada lambung Kecepatan pengosongan lambung ini tergantung kepada kapan korban makan terakhir kali sebelum meninggal. Namun, dapat diperkirakan pasien meninggal kurang dari 6 jam apabila masih terdapat bentuk makanan yang cukup jelas pada lambungnya. Diperkirakan lambung kedua korban sudah kosong Perubahan pada kulit Perlu diperhatikan apakah ada bekas suntikan pada kedua korban untuk lebih memastikan penyebab kematian. Selain itu, kemungkinan terdapat perubahan warna kulit yang disebabkan lebam yang berwarna merah muda terang ataupun adanya tanda-tanda sianosis dikarenakan hipoksia. 7. Pemeriksaan Medis Autopsi pada keracunan CO dapat memberikan petun juk penyebab kematian. Pada autopsi korban keracunan CO penampilan yang paling jelas adalah warna pada kulit terutama pada post-mortem hipostasis. Pada autopsi biasanya relatif mudah untuk menentukan korban yangmeninggal pada keracunan CO dengan melihat warna lebam mayat yang berupa cherryred pada kulit, otot, darah dan organ-organ interna, akan tetapi pada orang yang anemik atau mempunyai kelainan darah warna cherry red ini menjadi sulit dikenali. Warnaklasik Chery -pink pada CO-Hb sebagai bukti jika saturasi darah kira -kira >30%.Dibawah ini secara jelas 30%.Dibawah ini secara jelas