MAKALAH HADITS MAUDHLUDi Ajukan untuk Memenuhi Nilai Mata Kuliah
Ilmu Hadits
Dosen Mata Kuliah Deden Suparman, M.Ag
Di susun oleh :Siti Mariam/ 1211703033 Diky Fauzi/1211703 Dewi
Rahayu/1211703 R. Asep Saiful Imam/1211703 Abdul Rohman
Sayyid/1211703002
JURUSAN FISIKA SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATIBANDUNG 20121
BABI PENDAHULUAN
1.1.
Latar BelakangHadits merupakan sumber hukum yang kedua setelah
Al-Quran. Keberadaan hadits merupakan bentuk nyata dari ajaran
Islam yang terkandung dalam Al-Quran. Sedangkan hadits pada
hakekatnya adalah penjelasan dan praktek dari ajaran Al-Quran itu
sendiri. Walaupn hadits merupakan sumber hukum Islam yang kedua,
namun hadits tidak seperti AlQuran yang secara resmi telah ditulis
pada zaman Nabi dan dibukukan pada zaman khalifah Abu Bakar Ash
Shiddiq. Hadits baru ditulis dan dibukukan pada masa khalifah Umar
bin Abdul Azis (abad ke-2) Kesenjangan waktu antara sepeninggalan
Rasulullah dengan waktu pembukuan hadits (hampir 1 abad). Merupakan
kesempatan yang baik bagi orang-orang atau kelompok tertentu untuk
memulai aksinya membuat dan mengatakan sesuatu yang kemudian
dinisbahkan kepada Rasulullah dengan alasan yang dibuat-buat
penisbatan sesuatu kepada Rasulullah SAW seperti inilah yang
kemudian dikenal sebagai hadist palsu atau Hadits Maudhu.Hadits
Maudhu sebenarnya tidak banyak disebut sebagai sebuah hadits,
karena ia sudah jelas bukan sebuah hadits yang bisa disandarkan
pada Nabi SAW. Lain halnya degan Hadits dhaif yang diperkirakan
masih ada kemungkinan disandarkan pada Nabi SAW. Hadits Maudhu ini
berbeda dengan Hadits Dhaif. Hadits Maudhu sudah ada kejelasan akan
kepalsuannya sementara hadits dhaif belum jelas hanya samar-samar.
Sehigga karena kesamarannya, hadits tersebut disebut dengan Dhaif.
Bagi Hadits Maudhu dan Dhaif ini, sebagaimana hadits shahih telah
banyak tersebar dan beredar dalam masyarakat. Disinilah kemudian
Hadits Maudhu perlu dimasukan kedalam kajian ilmu hadits.
1.2.
Rumusan Masalah Apa pengertian hadits maudlu ?2
Bagaimana awal munculnya hadits maudlu? Faktor apa saja yang
melatarbelakangi hadits maudlu ? Bagaimana kriteria kepalsuan
hadits maudlu ? Jelaskan beberapa Kumpulan contoh Hadits Maudlu'
dan sebabnya! Bagaimana Usaha para ulama memberantas sebuah hadits
?
1.3.
Tujuan Memahami Pengertian hadits maudlu. Mengetahui Awal
munculnya hadits maudlu. Mengetahui Faktor yang melatarbelakangi
hadits maudlu. Mengetahui Kriteria kepalsuan hadits maudlu.
Mengetahui Kumpulan contoh Hadits Maudlu' dan sebabnya. Mengetahui
Usaha para ulama memberantas sebuah hadits.
3
BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Hadits Maudlu'Kata maudlu
adalah isim maful dari yang menurut bahasa berarti
(meletakkan atau menyimpan),
(mengada-ada atau membuat-
buat) dan
( ditinggalkan).
Sedangkan secara terminologis, Hadits Maudlu' didefinisikan
sebagai berikut:
Hadits yang disandarkan kepada Rasulullah SAW. secara
dibuat-buat dan dusta, padahal beliau tidak mengatakan, melakukan
atau menetapkannya. Ada juga yang mengatakan bahwa Hadits Maudlu'
ialah:
Hadits yang diciptakan serta dibuat oleh seorang (pendusta) yang
ciptaan itu dibangsakan kepada Rasulullah SAW. secara palsu dan
dusta baik hal itu disengaja maupun tidak. Ibnu Al-Shalah, yang
kemudian diikuti oleh iman Al-Nawawi mendefisinikan Hadist Maudhu
sebegai hadits yang diciptakan dan dibuat-buat. Muhammad Al-Jajja
Al-Khatib mendefinisikan Hadist Maudhu dengan: hadits yang
dinisbahkan (disandarkan) kepada Rasulullah SAW, yang sifatnya
dibuat-buat dan diadaadakan, karena Rasulullah SAW sendiri tidak
mengatakannya, memperbuat, maupun menetapkannya. Mahmud Al-Tahan,
mendefinisikan sebagai: kebohongan yang diciptakan dan diperbuat
serta disandarkan kepada Rasulullah SAW.4
Al-Shalih, yang menyatakan bahwa Hadist Maudhuadalah suatu
berita yang diciptakan oleh para pembohong dan kemudian disandarkan
kepada Rasulullah SAW, yang sifatnya mengada-adakan atas nama
Beliau. Jadi dengan adanya pengertian di atas, dapat dikatakan
bahwa Hadits Maudlu' bukan Hadits yang bersumber dari Rasulullah
SAW. akan tetapi suatu perkataan atau perbuatan seseorang atau dari
pihak tertentu yang alasan kemudian dinisbatkan pada Rasulullah
SAW.
2.2. Awal Munculnya Suatu Hadits Maudlu'Para ulama berbeda
pendapat tentang kapan mulai terjadinya pemalsuan Hadits. Berikut
akan dikemukakan pendapat mereka. 1. Menurut Ahmad Amin bahwa
Hadits Maudlu' terjadi sejak masa Rasulullah SAW. masih hidup.
Alasan yang dijadikan argumentasi adalah sabda Rasulullah SAW.:
Barangsiapa yang secara sengaja berdusta kepadaku maka hendaknya
dia mengambil tempat di neraka. Menurutnya dengan dikeluarkannya
sabda tersebut, Rasulullah SAW. mengira telah ada pihak-pihak yang
ingin berbuat bohong pada dirinya. Oleh karena itu, Hadits tersebut
merupakan respon terhadap fenomena yang ada saat itu yang berarti
menggambarkan bahwa kemungkinan besar pada zaman Rasulullah SAW.
telah terjadi pemalsuan Hadits. Sehingga Rasulullah SAW. mengancam
kepada para pihak yang membuat Hadits palsu. Ahmad Amin juga
memaparkan satu Hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, bahwasannya
suatu waktu Basyir al-Adwy menemui Ibn Abbas kemudian mereka
berbincang-bincang dan Basyir berkata: Telah bersabda Rasulullah
SAW. ..... Akan tetapi Ibnu Abbas mengacuhkan hadistnya dan tak
memperhatikan apa yang dikatakan. Dalam hal ini dijelaskan bahwa
ketika Basyir ingin menyampaikan sabda Rasulullah SAW., maka ia
akan segera ke sana. Dan jika orang tersebut tidak bisa menjangkau
kebenaran maka ia tidak akan ada periwayatan kecuali memang
benar-benar sudah tahu. Ahmad Amin juga memaparkan bahwa semenjak
Islam mulai meluas ke berbagai daerah5
dan berbondong-bondong masuk Islam maka sebenarnya dari situlah
potensi melakukan pemalsuan Hadits. 2. Shalhah ad-Din ad-Dabi
mengatakan bahwa pemalsuan Hadits berkenaan dengan masalah
keduniawian telah terjadi pada masa Rasulullah SAW. Alasannya
adalah Hadits at-Tahawi dan at-Tabrani, dalam kedua Hadits tersebut
dinyatakan bahwa pada masa Nabi ada seseorang telah membuat berita
bohong dengan mengatasnamakan Nabi. Ia mengaku telah diberi
wewenang oleh Nabi untuk menyelesaikan suatu masalah yang terjadi
pada suatu kelompok masyarakat di sekitar Madinah. Kemudian dia
melamar seorang gadis di daerah tersebut. Tetapi lamaran itu
ditolak. Utusan dari masyarakat tersebut memberitahukan berita
utusan yang dimaksud kepada Nabi. Ternyata Nabi tidak pernah
menyuruh orang tersebut dan beliau lalu menyuruh sahabatnya untuk
membunuh orang yang bohong seraya berpesan: Apabila ternyata orang
yang bersangkutan telah meninggal dunia, maka jasadnya harus
dibakar. Hadits ini banyak yang diriwayatkan at-Tahawi (at-Tabrani)
memiliki sanad yang lemah (dha'if), karena itu kedua riwayat
tersebut tidak dapat dijadikan dalil. 3. Menurut Jumhur
al-Muhadditsin. Pemalsuan terjadi pada masa kekhalifahan Ali bin
Abi Thalib. Menurut mereka, haditsHadits yang ada sejak zaman Nabi
hingga sebelum terjadinya pertentangan antara Ali bin Abi Thalib
dengan Mu'awiyah bin Abi Sufyan masih terhindar dari pemalsuan.
Dengan demikian, jelaslah bahwa pada zaman Nabi, tidak mungkin ada
pemalsuan Hadits. Demikian pula pada masa kekhalifahan Abu Bakar
ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan. Hal ini dapat
dibuktikan dari kegigihan, kehati-hatian, dan kewaspadaan mereka
terhadap Hadits. Pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib mulai
terjadi pemalsuan. Pada masa tersebut telah terjadi perpecahan
politik antara golongan Ali dan pendukung Mu'awiyah. Upaya ishlah
dan tahkim tidak mampu meredam pertentangan mereka. Bahkan semakin
menambah ruwetnya masalah dengan keluarganya sebagai pengikut Ali
(Khawarij) dan membentuk kelompok sendiri. Golongan yang terakhir
ini kemudian tidak hanya memusuhi Ali tetapi juga Mu'awiyah.
6
Masing-masing golongan, selain berusaha mengalahkan lawannya,
juga berupaya mempengaruhi orang-orang yang tidak berada dalam
perpecahan. Salah satu cara yang mereka tempuh ialah dengan membuat
Hadits palsu. Dalam sejarah dikatakan bahwa yang pertama-tama
membuat Hadits palsu adalah golongan Syi'ah.
2.3. Faktor-faktor yang melatarbelakangiPemalsuan Hadits tidak
hanya dilakukan oleh orang-orang Islam, akan tetapi juga oleh
orang-orang non Islam yang berusaha mencemarkan Hadits sebagai
sumber ajaran Islam. Dari kalangan Islam sendiri, menurut para
ulama, yang mula-mula membuat Hadits semacam ini ialah golongan
Syi'ah. Kegiatan yang pengaruhnya sangat jelas pada banyaknya
hadits-Hadits ini untuk kepentingan mereka, serta bermunculannya
hadits-Hadits palsu yang lainnya dari pihak lawannya. Adapun
beberapa motif pendorong bagi mereka untuk pembuatan Hadits palsu
antara lain: a. Pertentangan politik Perpecahan umat Islam yang
diakibatkan politik yang terjadi pada masa kekhalifahan Ali bin Abi
Thalib besar sekali pengaruhnya terhadap perpecahan umat ke dalam
beberapa golongan dan kemunculan Hadits-Hadits palsu. Masing-masing
golongan berusaha mengalahkan lawan dan mempengaruhi orang-orang
dengan membawa-bawa Al-Quran dan al-Hadits. Konflik-konflik politik
telah menyeret permasalahan agama masuk kedalamnya dan membawa
pengaruh juga pada madzhab-madzhab keaamaan. Karena persaingan
untuk menonjolkan kelompok mereka masing-masing, maka ketika
mencari dalil dalam Al-Quran dan as-Sunnah tidak ada, mereka
membuat pernyataan-pernyataan yang disandarkan pada Nabi SAW. Dari
sinilah Hadits palsu berkembang. Materi Hadits pertama tentang
keunggulan seseorang dan kelompoknya. Menurut Ibnu Abi al-Haddad
dalam Syarah Nahi al-Balaghah, sebagaimana dikutip Mustafa
al-Siba'i yang pertama membuat adalah kelompok Ibn al-Mubarak
mengatakan:
7
Agama untuk ahli Hadits, percakapan dan menghayal untuk ahli
rayi dan kebohongan itu untuk golongan Rafidah. Hammad bin Salamah
pernah meriwayatkan bahwa ada seorang Rafidah berkata: Sekiranya
kita pandang baik maka kita jadikan Hadits. Imam Syafi'i juga
pernah berkata: Bahwa ia tidak melihat pemuas hawa nafsu yang
melebihi sekte Rafidah dalam membuat Hadits palsu. Contoh Hadits
palsu golongan Syi'ah antara lain:
Wahai Ali sesungguhnya Allah SWT. mengampunimu, keturunanmu,
kedua orang tuamu, keluargamu, golongan Syi'ahmu dan orang-orang
yang mencintai golongan Syi'ahmu. Golongan Mu'awiyah juga
membuat:
Tiga golongan yang dapat dipercaya yaitu saya (Rasul), Jibril
dan Mu'awiyah. Kamu termasuk golonganku dan aku bagianmu. Sedang
golongan Khawarij menurut sejarah tidak pernah membuat Hadits
palsu.
b. Usaha kaum Zindik Kaum Zinik adalah golongan yang membenci
Islam baik sebagai agama ataupun dasar pemerintahan. Mereka tidak
dapat melampiaskan kebenciannya melalui pemalsuan AlQuran akan
tetapi melalui pemalsuan Hadits. Abd al-Karim ibn Aur di hukum mati
oleh muahmmad bin Sulaiman bin Ali karena ia telah membuat Hadits
palsu sebanyak 4.000 Hadits. Seorang Zindik mengaku, ia juga
8
membuat ratusan ribu Hadits palsu. Hadits yang dibuat kaum
Zindik kata Hammad, berjumlah 12.000 Hadits. Contoh Hadits yang
dibuat kaum Zindik:
Melihat wajah cantik termasuk ibadah. c. Fanatik terhadap
bangsa, suku, bahasa, negeri dan pimpinan Mereka membuah Hadits
palsu karena didorong oleh skap ego dan fanatik buta serta ingin
menonjolkan seseorang, bangsa, kelompok atau yang lain. Golongan
al-Syuubiyah yang fanatik terhadap bahasa Persi mengatakan:
Apabila Allah murka, maka Dia menurunkan wahyu dengan bahasa
Arab, apabila senang maka akan menurunkannya dengan bahasa Persi,
Sebaliknya, orang Arab yang fanatik terhadap bahasanya
mengatakan:
Apabila Allah murka, menurunkan wahyu dengan bahasa Persi dan
apabila senang menurunkan dengan bahasa Arab. Golongan yang fanatik
kepada madzhab Abu Hanifah pernah membuat Hadits palsu. Di kemudian
hari akan ada seseorang umatku yang bernama Abu Hanifah bin NUman.
Ia ibarat obor bagi umatku. Demikian pula golongan yang fanatik
menentang Imam Syafi'i membuat Hadits palsu. Seperti Di kemudian
hari akan ada seseorang umatku yang bernama Muhammad bin Idris. Ia
akan lebih menimbulkan madharat kepada umatku daripada iblis. d.
Mempengaruhi kaum awam dengan kisah dan nasihat
9
Mereka melakukan pemalsuan hadits ini guna memperoleh simpatik
dari pendengarnya dan agar mereka kagum melihat kemampuannya.
Hadits yang mereka katakan terlalu berlebih-lebihan dan tidak masuk
akal. Sebagai contoh dapat dilihat pada berikut:
Barangsiapa yang mengucapkan kalimat Allah akan menciptakan
seekor burung (sebagai balasan dari tiap-tiap kalimat) yang
paruhnya terdiri dari emas dan bulunya dari marjan. Imam al-Suyuti
mengatakan: Salah seorang pawang yang berkediaman di Baghdad
menafsirkan firman Allah SWT.:
) 17 / 71 : ( Dengan arti: Nabi duduk bersanding dengan Allah di
atas Arasy-Nya. Riwayat ini sampai kepada Muhammad bin Jarir
al-Thabary dan beliau menjadi marah karenanya. Untuk menunjukkan
kemarahannya beliau menulis pada pintu rumahnya. Maha suci Allah
tidak memerlukan teman yang baik dan tidak pula seorang pun yang
duduk menemaninya di Arsy-Nya.
Ayub al-Ikhtiyar memberikan komentar terhadap akibat dari
pengaruh para tukang cerita dalam merusak Hadits:
Tiada sejelek-jeleknya pembicaraan kecuali (yang berasal) dari
tukang cerita. e. Perselisihan madzhab dan ilmu kalam Munculnya
hadits-Hadits palsu dalam masalah fiqih dan ilmu kalam ini berasal
dari para pengikut madzhab. Mereka berani melakukan pemalsuan
Hadits didorong sifat fanatik dan ingin menguatkan madzhabnya
masing-masing.10
Di antara hadits-hadits palsu tentang masalah ini adalah: Siapa
yang mengangkat kedua tangannya dalam shalat maka shalatnya tidak
sah. Jibril menjadi imamku dalam shalat di Ka'bah. Ia (Jibril)
membaca basmalah dengan nyaring. Yang junub wajib berkumur dengan
menghisap air tiga kali Semua yang ada di bumi dan langit serta di
antara keduanya adalah makhluk, kecuali Allah dan Al-Quran.
Barangsiapa yang mengatakan Al-Quran itu makhluk maka niscaya ia
kufur kepada Allah yang Maha Agung dan saat itu pula jatuhlah talak
kepada isterinya. f. Membangkitkan gairah beribadah, tanpa mengerti
apa yang dilakukan Banyak di antara kaum ulama yang membuat Hadits
palsu dari dan bahkan mengira usahanya itu benar dan merupakan
upaya pendekatan diri kepada Allah, serta menjunjung tinggi
agama-Nya. Mereka menyatakan: Kami berdosa semata-mata untuk
menjunjung tinggi nama Rasulullah dan bukan sebaliknya. Seperti
membaca surat-surat tertentu dalam Al-Quran, tentang keutamaan
wirid dengan maksud memperluas kalbu manusia, dan lain-lain.
g. Menjilat penguasa Ghiyar bin Ibrahim merupakan tokoh yang
banyak ditulis dalam kitab Hadits sebagai pemalsu Hadits tentang
perlombaan. Matan asli sabda Rasulullah berbunyi:
Kemudian Ghiyar menambah kata
dalam akhir Hadits tersebut dengan maksud
agar diberi hadiah oleh khalifah al-Mahdi. Lalu khalifah
memberikan hadiah 10.000 dirham namun Qiyas hendak pergi, al-Mahdi
menegur Aku yakin itu semua sebenarnya merupakan dusta atas nama
Rasulullah SAW. Beberapa motif pembuatan Hadits palsu di atas dapat
dikelompokkan menjadi:
11
Ada yang sengaja Ada yang tidak sengaja merusak agama Ada yang
karena merasa yakin bahwa membuat Hadits palsu diperbolehkan Ada
yang karena tidak tahu gila dirinya membuat Hadits palsu. Tujuan
mereka membuat hadits palsu ada yang positif dan ada juga yang
negatif. Apapun alasannya ditegaskan bahwa membuat Hadits Maudlu'
merupakan tercela dan menyesatkan, dengan sabda Rasulullah:
2.4. Kriteria Kepalsuan Suatu HaditsSebagaimana para ulama
menciptakan kaidah-kaidah dan ketentuan-ketentuan untuk mengetahui
sahih, hasan atau dha'ifnya suatu Hadits, mereka juga menentukan
ciri-ciri untuk mengetahui kemaudluan suatu Hadits. Ditentukan
ciri-cirinya terdapat pada matan dan sanadnya antara lain sebagai
berikut:
A. Ciri yang ada pada sanad 1) Pengakuan dari si pembuat
sendiri, sebagai pengakuan seorang guru tasawuf ketika ditanya
keutamaan ayat Al-Quran menjawab:
Tidak ada seorang pun yang meriwayatkan Hadits padaku, akan
tetapi serentak kami melihat manusia-manusia sama membenci
Al-Quran. Kami ciptakan untuk mereka Hadits ini (tentang keutamaan
ayat-ayat Al-Quran), agar mereka menaruh perhatian untuk mencintai
Al-Quran. Pengakuan seorang rawi menurut Ibnu Daqiqi belum dapat
dipastikan me-maudlu-kan suatu Hadits, karena mungkin sekali si
rawi itu bohong dalam pengakuannya.
12
2) Qarinah-qarinah yang memperkuat adanya pengakuan membuat
Hadits Maudlu' Seperti yang dilakukan Qiyas bin Ibrahim kepada
al-Mahdi:
Tidak sah perlombaan selain: mengadu anak panah, mengadu unta
dan mengadu kuda atau burung. Ia menambah burung untuk membenarkan
tindakan al-Mahdy yang pada saat itu mengadu burung. B. Ciri yang
ada pada matan 1) Dari segi makna, antara lain bertentangan dengan
Al-Quran, Hadits mutawattir, dan ijma' dan dengan logika yang
sehat.
Contoh yang bertentangan dengan Al-Quran:
Anak zina itu tidak dapat masuk surga sampai tujuh keturunan.
Makna Hadits ini bertentangan dengan Al-Quran surat al-Anam:
164:
Dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.
Contoh yang bertentangan dengan Hadits Mutawattir:
( ) Bahwa setiap orang dinamakan dengan nama-nama (Muhammad,
Ahmad atau semisalnya) ini tidak akan masuk neraka.
13
Hadits
tersebut
bertentangan
dengan
sunnah-Sunnah
Rasulullah
SAW.
yang
menerangkan bahwa neraka itu tidak dapat ditembus dengan
nama-nama tersebut akan tetapi keselamatan dari neraka karena
keimanan dan amal saleh. Contoh yang bertentangan dengan ijma':
Bahwa Rasulullah tidak menetapkan (menunjuk) seorang penggati
sesudah beliau meninggal dunia. 2) Dari segi lafadz yang
berlebih-lebihan. Contohnya:
Sesuap makanan di perut si lapar adalah lebih baik daripada
membangun seribu masjid jami. C. Dari sumber yang diriwayatkannya
Para pembuat Hadits Maudlu' dalam menjalankan tugas-tugasnya,
kadang-kadang mengambil dari pikiran sendiri semata-mata dan
kadang-kadang menukil dari perkataan orang-orang yang dipandang
alim pada waktu itu atau perkataan orang alim mutaqaddimin.
Misalnya Hadits Maudlu' yang dinukil dari perkataan orang-orang
mutaqaddimin:
Cinta keduniaan ialah modal kesalahan. Perkataan ini
sesungguhnya adalah perkataan Malik bin Dinar. Tetapi oleh
pembuatan Hadits Maudlu' dibangsakan (didakwakan) kepada sabda Nabi
Muhammad SAW.
2.5. Kumpulan contoh Hadits Maudlu' dan sebabnya
1) Cinta keduniaan ialah modal kesalahan.14
Keterangan : Perkatan ini, orang kataan sebagai hadits Nabi
padahal sebenarnya ucapan Junaid.
2) Sesungguhnya bulan pernah masuk dalam saku baju Nabi SAW. dan
keluar dari tangan bajunya.
Keterangan: -Tidak termasuk sabda Nabi - Sering dipakai tukang
cerita untuk menceritakan perjalanan mauled Nabi, dengan maksud
orang tertarik mendengar ceritanya. - Perasaan atau keyakinan kata
mesti mendustakan isinya karena dapat masuk dalam saku baju yang
tidak beda dengan saku dan keluar dari lubang tangan yang besar
sudah kita maklumi.
3) Bumi terletak antara sebuah batu yang besar dan batu besar
terletak atas tanduk seekor sapi; maka apabila sapi itu
menggerakkan tanduknya, bergoyanglah pula batu besar itu.
Keterangan: Bukan hadits Nabi Menurut pemeriksaan ahli alam, bahwa
bumi kita ini, di sebelah luarnya diliputi oleh
semacam udara. Udara itulah yang menahan bumi dari sekalian
penjurunya. Selain dari itu tidak ada yang lain lagi isi hadits
tersebut bertentangan dengan penyaksian ilmu.
15
Dari kata-kata apabila batu itu bergerak maka bergeraklah semua,
dengan kata lain
hancur juga, tidak terjadi karena apabila bumi ini gempa pada
satu sisinya maka tidak akan di lain tempat akan ikut gempa. 4)
Hadits yang menyatakan bahwa umur dunia ini 7.000 tahun dan
.....
Keterangan: Hadits itu memberi arti bahwa Nabi dan juga kita,
berarti diketahui waktu hari kiamat. Hal ini bertentangan dengan
Al-Quran surat al-Araf 187:
)( Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah
terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat
itu adalah pada sisi Tuhanku."
2.6. Usaha para ulama memberantas sebuah hadits1) Mengisnadkan
hadits Meminta sanad kepada mereka yang menyampaikan hadits dan
akhirnya menetapkan sanad suatu hadits. Sebab sanad bagi hadits
bagaikan nasab bagi seseorang. Setelah itu diteliti sanadnya kalau
terdiri dari ahli Sunnah diambil jika ahli bidah ditolak. 2)
Meningkatkan perlawatan mencari hadits Dengan cara meningkatkan
perlawatan mencari hadits dari suatu kota ke kota untuk menemui
sahabat yang meriwayatkan hadits. Jika di dengar ada hadits dari
selain sahabat mereka mencari sahabat Rasulullah SAW. untuk
memperkuatkannya. 3) Mengambil tindakan kepada para pemalsu hadits
Mereka menupas para pemalsu dan melarang mereka meriwayatkan hadits
dan menyerahkan pada penguasa.
16
4) Menjelaskan tingkah laku perawi Dengan cara demikian
perawi-perawi dijelaskan biografinya, tingkah laku, kelahiran,
kematian, keadilan dan daya ingatnya. 5) Membuat
ketentuan-ketentuan umum tentang klasifikasi hadits Membuat
ketentuan dan syarat-syarat bagi hadits shahih, hasan dan dha'if.
6) Membuat ketentuan-ketentuan untuk mengetahui ciri-ciri Hadits
Maudlu Mereka membuat ketentuan mengenai tanda-tanda Hadits Maudlu
baik ciri yang ada pada sanad maupun matan.
Hukum Meriwayatkan Hadits Maudhu 1. Secara mutlak, ulama sepakat
bahwa meriwayatkan hadits Maudhu itu hukumnya haram bagi mereka
yang sudah jelas mengetahui bahwa hadits itu palsu. Hal ini
berdasarkan sabda Nabi maka dia termasuk para pendusta. 2. Bagi
mereka yang meriwayatkan dengan tujuan memberi tahu kepada orang
bahwa hadits ini adalah palsu (menerangkan kepada mereka sesudah
meriwayatkan atau membacanya) maka tidak ada dosa atasnya. 3.
Mereka tidak tahu sama sekali kemudian meriwayatkan atau mereka
mengamalkan makna hadits tersebut karena tidak tahu, maka tidak ada
dosa atasnya. Kesalahan Sebagian Ahli Tafsir Dalam Menyebutkan
Hadits Maudhu Sebagian ulama tafsir melakukan kesalahan dengan
menyebutkan Hadits Maudhudalam tafsir mereka tanpa menjelaskan
kepalsuannya, khususnya riwayat tentang fadhilah Al-Quran surat per
surat diantara mereka adalah As-IsaLabi, Al-Wahidi, Az-Zamakhsyari,
dan Al-Badhawi. SAW, Barang siapa yang menceritakan hadits dariku
sedangkan ia mengetahui bahwa itu dusta,
17
18
BAB III PENUTUP
KesimpulanDari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa: 1. Hadits
Maudhu sebenarnya tidak layak disebut sebagai hadits, karena ia
sudah jelas bukan sebuah hadits yang bisa disandarkan pada Nabi
Muhammad SAW. Oleh karena itu, para ulama sepakat bahwasanya
meriwayatkan Hadits-Hadits Maudhu itu hukumnya haram bagi mereka
yang sudah jelas mengetahui bahwa hadits itu palsu, kecuali
disertai dengan penjelasan dan kemaudhuannya. 2. Hadits Maudhu baru
muncul dan berkembang ketika Ali menjabat sebagai khalifah. 3.
Pemalsuan hadits ternyata tidak hanya dilakukan oleh orang-orang
Islam, tetapi juga dilakukan oleh orang-orang non Islam. 4. Hadits
Maudhu dapat diketahui melalui beberapa kriteria, baik dari
tanda-tanda yang diperoleh pada sanad maupun dari tanda-tanda yang
diperoleh pada matan. 5. Untuk menyelamatkan hadits Nabi Muhammad
SAW ditengah-tengah gencarnya pembuatan Hadits Maudhu, para ulama
hadits telah merumuskan langkah-langkah yang dapat mengantisipasi
masalah Hadits Maudhu ini.
DAFTAR PUSTAKA
19
1. Ramuwijaya, Untung, 1996, Ilmu Hadis, Gaya Media Pratama,
Jakarta. 2. Mudasir, 2008, Ilmu Hadist, Pustaka Setia, Bandung. 3.
Suprapto, Munzier, 2002, Ilmu Hadist, PT. Raja Grafindo, Jakarta.
4. Rahman, Fatchur, 1974, Ikhtisar Mustholahul Hadis, PT. Almarif,
Bandung. 5. Hasan, Qodhi, 1996, Ilmu Mustholah Hadist, CV.
Diponegoro, Bandung.
20