MAKALAH
GUNUNGAPI DAN GEOTHERMAL
Disusun Oleh:KELOMPOK 2 ( DUA)WULAN SALLE KARURUNG
(H22112265)FITRIANI (H22112287)DESI PUTRI ANANDA
(H22112001)MUHAMMAD ARIF (H22112267)MUHAMMAD SATRIA ROBI
(H22112275)RAHMAT RIYADI (H22112255)PROGRAM STUDI GEOFISIKA JURUSAN
FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015KATA PENGANTARPuji syukur Penulis penjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa karena atas Rahmat-Nya maka Penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Makalah Gunung Api dan Geothermal.Dalam
penulisan laporan ini, masih terdapat beberapa kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi. Hal ini dikarenakan keterbatasan
kemampuan yang dimiliki oleh Penulis. Untuk itu, kritik dan saran
dari semua pihak sangat Penulis harapkan demi perbaikan penyusunan
tugas berikutnya.Dalam penyusunan tugas ini, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam pengerjaan tugas lengkap ini, khususnya kepada
Dosen dan teman-teman yang membantu dan menyemangati.Akhirnya,
Penulis berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa menjadikan tugas ini
lebih bermanfaat kedepannya. Amin.
PenulisBAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gunung berapi adalah sebuah gunung yang memiliki kawah yang
berisi magma dari dalam perut bumi. Gunung berapi yang aktif dapat
sewaktu-waktu mengeluarkan magma yang terkandung di dalam perut
bumi. Letusan tersebut dapat membawa dampak yang positif maupun
negative. HYPERLINK "http://www.gifninja.com/" Gunung berapi
terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong
keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.Indonesia berada pada
pertemuan antara 3 lempeng besar yang terdiri dari dari 2 lempeng
benua dan 1 lempeng samudera. Oleh karena itu, sangatlah wajar
kalau tatanan tektonik Indonesia sangat kompleks.
Di bagian barat sampai selatan Indonesia merupakan daerah zona
subduksiyang juga merupakan jalur gunung api. Di Indonesia terdapat
sekitar 129 buah gunung berapi yang masih aktif dan merentang
sepanjang 700 KM mulai dari Aceh (Sumatra), Jawa, Sulawesi (bukit
Barisan), Nusa Tenggara dan Maluku dengan luas daerah yang terancam
terkena dampak letusan sekitar 16.670 Km2.Aktivitas gunung api
menghasilkan beberapa morfologi (bentuk) yang berbeda-beda di
setiap jenis gunung api. Beberapa morfologi hasil aktivitas gunug
api diantaranya. Kawasan gunung api di Indonesia merupakan daerah
pertanian yang subur dan selalu padat penduduk sejak zaman dahulu,
walaupun tidak lepas dari ancaman bencana letusan. Dalam rekaman
sejarah gunung api di dunia, tercatat sepuluh letusan besar yang
menelan korban lebih dari 211.000 jiwa, dua di antaranya terjadi di
Indonesia, yaitu Gunung Tambora tahun 1815 (lebih dari 80.000
jiwa), dan Gunung Krakatau tahun 1883 (36.000 jiwa) (Davidson &
Da Silva, 2000 Pratomo & Abdurachman, 2004); B. Rumusan
Masalah
1. Menjelaskan apa saja jenis jenis klasifikasi letusan
gunungapi?
2. Bagaimanakah periode letusan gunungapi?
3. Bagaimana hasil letusan batuan gunungapi?
C. Tujuan
1. Dapat menjelaskan jenis jenis klasifikasi letusan
gunungapi.
2. Mengetahui periode letusan gunungapi.
3. Dapat menjelaskan apa saja hasil letusan batuan
gunungapi.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1. Klasifikasi Gunungapi
Tipegunungapibisadiklasifikasikanberdasarkansumebrerupsinya.Sumber
erupsi terbagi dua yaitu :
Erupsi pusat: erupsi yang keluar melalui kawah utama.
Erupsi samping: erupsi yang keluar dari lereng tubuh
gunungapiErupsi samping terdiri atas erupsi celah dan erupsi
eksentrik.
Erupsi celahadalah erupsi yang muncul pada sesar.
Erupsi eksentrikadalah erupsi samping tetapi magma yang keluar
langsung dari dapur magmamelalui kepundan sendiri bukan kepundan
pusat.
Berdasarkan tinggi rendahnya derajat fragmentasi dan luasnya,
kuat ataulemahnya letusan dan tinggi tiang asap, gunungapi dibagi
menjadi beberapatipe erupsi:
Tipe Hawaiian, yaitu erupsi efusif dari magma basaltic atau
mendekatibasalt,umumnya
berupasemburanlavapijar,danseringdiikutileleranlava secara
simultan, terjadi pada celah atau kepundan sederhana.
Tipe Strombolian, erupsinya hampir sama dengan Hawaiian berupa
semburanlava pijar dari magma yang dangkal, umumnya terjadi pada
gunungapi seringaktif di tepi benua atau di tengah benua.
Tipe Plinian, merupakan erupsi yang sangat ekslposif dari
magmaberviskositastinggiataumagmaasam,komposisimagmabersifatandesitic
sampai riolitik. Material yang dierupsikan berupa batuapung dalam
jumlahbesar.
Tipe vulkano mempunyai ciri-ciri, yaitu : - Cairan magma yang
kental dan dapur magma yang bervariasi dari dangkal sampai dalam,
sehingga memiliki tekanan yang sedang sampai tinggi. Tipe ini
merupakan tipe letusan gunung api pada umumnya. Contoh, Gunung
Semeru di Jawa Timur.
- Besar kecilnya letusan didasarkan atas kekuatan tekanan dan
kedalaman dapur magmanya.
- Baya rusak cukup besar.Contoh: Gunung Vesuvius dan Etna di
Italia, serta Gunung Semeru di Jawa Timur.
Tipe letusan merapi, Letusan tipe ini mengeluarkan lava kental
sehingga menyumbat mulut kawah. Akibatnya, tekanan gas menjadi
semakin bertambah kuat dan memecahkan sumbatan lava. Sumbatan yang
pecah-pecah terdorong ke atas dan akhirnya terlempar keluar.
Material ini menuruni lereng gunung sebagai ladu atau gloedlawine.
Selain itu, terjadi pula awan panas (gloedwolk) atau sering disebut
wedhus gembel. Letusan tipe merapi sangat berbahaya bagi penduduk
di sekitarnya.
Tipe perret termasuk tipe yang sangat merusak karena ledakannya
sangat dahsyat.
Ciri utama tipe ini ialah letusan tiangan, gas yang sangat
tinggi, dan dihiasi oleh awan menyerupai bunga kol di ujungnya.
Contoh, letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883dan St. Helens yang
meletus pada tanggal 18 Mei 1980merupakan tipe perret yang
letusannya paling kuat dengan fase gas setinggi 50 km. Karena
letusannya sangat hebat, menyebabkan puncak gunung menjadi
tenggelam dan merosotnya dinding kawah, kemudian membentuk sebuah
kaldera.
Letusan tipe Pelee ini biasa terjadi jika terdapat penyumbatan
kawah di puncak gunung api yang bentuknya seperti jarum,sehingga
menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah besar.Apabila penyumbatan
kawah tidak kuat, gunung tersebut meletus.
Letusan Tipe Sint Vincent, Letusan tipe ini menyebabkan air
danau kawah akan tumpah bersama lava.Letusan ini mengakibatkan
daerah di sekitar gunung tersebut akan diterjang lahar panas yang
sangat berbahaya.Contoh: Gunung Kelud yang meletus pada tahun 1919
dan Gunung Sint Vincent yang meletus pada tahun 1902.
Berdasarkan Frekuensi Letusan Di Indonesia
Berdasarkan catatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi, gunung api aktif di Indonesia terbagi dalam tiga kelompok
berdasarkan sejarah letusannya, yaitu:
1. Tipe A (79 buah), adalah tercatat pernah mengalami erupsi
magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600.
2. Tipe B (29 buah) adalah sesudah tahun 1600 belum tercatat
lagi mengadakan erupsi magmatik namun masih memperlihatkan gejala
kegiatan vulkanik seperti kegiatan solfatara.
3. Tipe C (21 buah) adalah sejarah erupsinya tidak diketahui
dalam catatan manusia, namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan
masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola pada tingkah
lemah.
Pengelompokan gunung api aktif seperti tersebut di atas, hanya
berdasarkan pernah dan tidaknya gunung api tersebut meletus sejak
tahun 1600, sehingga tidak menginformasikan jenis ancaman bahaya
dan karakteristik gunung api tersebut secara sistematik. Klasifi
kasi gunung api ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagai acuan
dalam penelitian dan pengembangan gunung api aktif di Indonesia
agar dapat mengantisipasi ancaman bahaya letusannya secara efektif.
Data dan informasi yang dipergunakan merupakan hasil kajian dan
penelitian penulis sejak tahun 1980, dengan acuan lain dari
makalah, laporan, dan pustaka baik nasional maupun
internasional.
II.2. Periode Letusan Gunungapi
VEI (Volcano Explosivity Index) atau Indeks Letusan Vulkanik:
sebuah skala letusan gunung berapi yang mencerminkan seberapa besar
letusan, material yang dikeluarkan dan dampak yang ditimbulkan.
Volcanic Explosivity Index (VEI) dirumuskan oleh Chris Newhall(U.S.
Geological Survey) dan Steve Self di University of Hawaii thn 1982
untuk mengukur kekuatan dan besaran relative letusan gunung. Jumlah
volume material, ketinggian asap erupsi, dan observasi kualitatif
(dng menggunakan istilah gentle sampai mega-colossal); digunakan
untuk menentukan tingkat/nilai exploitas letusan. Skala paling
tinggi (magnitude 8) diberikan untuk Letusan Terbesar dalam
sejarah. Magnitude 0 diberikan untuk erupsi yg non-explosif
(1,000,000 mkubic, weekly/mingguan, terjadi 3477 kali dlm 10,000
thn terakhir, contoh: Galeras di Amerika Latin (1993). VEI: 3,
Volcanian/Pelean, severe (parah/menghancurkan), plume: 3 - 15 km,
volume: >10,000,000 mkubic, yearly / tahunan, terjadi 868 kali
dlm 10,000 thn terakhir, contoh: Nevada del Ruiz (1985). VEI: 4,
Pelean/Plinian, cataclysmic, plume: 10 - 25 km, volume: >0.1
kmkubic, decade / 10 tahunan, terjadi 278 kali dlm 10,000 thn
terakhir, contoh: Soufriere Hills (1995).
VEI: 5, Plinian, paroxysmal, plume: > 25 km, volume: > 1
kmkubic, 50 tahunan, terjadi 84 kali dalam 10,000 thn terakhir,
contoh: St. Hellen (1980). VEI: 6, Plinian/Ultra-Plinian, colossal,
plume: > 25 km, volume: > 10 kmkubic, 100 tahunan, terjadi 39
kali dlm 10,000 thn terakhir, contoh: Pinatubo di Philipina (1991).
VEI: 7, Plinian/Ultra-Plinian, super-colossal, plume: > 25 km,
volume: > 100 kmkubic, 1000 tahunan, terjadi 4 kali dlm 10,000
thn terakhir, contoh:Gn. Tambora di Sumbawa, Indonesia (1815). VEI:
8, Plinian/Ultra-Plinian, super-colossal, plume: > 25 km,
volume: > 1000 kmkubic, 10,000 tahunan, tdk terjadi dlm 10,000
thn terakhir, contoh:Tobadi Sumatera, Indonesia (sekitar 73,000
tahun lalu).
Daftar Erupsi Volcanic (diambil beberapa contoh)
VEI 0: Mauna Loa Hawaii (1984), Piton de la Fournaise (2004),
Hoodoo Mountain (7050 BC / Before Century / Sebelum Masehi). VEI 1:
Kilauea Hawaii (1983 - sekarang), Nyiragonggo (2004), Wells
Gray-Clear Water Volcanic Field (sekitar thn 1500) VEI 2: Mount
Hood (1865 - 1866), Mount Usu (2000 - 2001) VEI 3: Nevada del Ruiz
(1985), Mount Etna (2002-2003), Eldfell (1973) VEI 4: Mount Pelee
(1902), Paricutin (1943-1952),Galunggung (1982)
VEI 5: Mount Vesuvius - Pompeii Eruption (79),Gn. Agung (1963),
Mount St. Helens (1980), El Chichon (1982) VEI 6: Santorini (1620
atau 1520 BC), Pinatubo (1991),Krakatau (1883) VEI 7: Yellowstone
(1,300,000 BP), Long Valley Caldera (760,000 BP), Kurile (6440 BC +
25 thn), Crater Lake Oregon (4860 BC), Taupo Hatepe Eruption (177,
181, atau 186; tdk terobservasi scr langsung),Gn. Tambora Indonesia
(1815) VEI 8: La Garita Caldera (27 juta thn yg lalu), Yellowstone
(2,200,000 BP), Yellowstone Lava Creek Eruption (640,000 BP),Toba
Sumatera (73,000 BP), Taupo (26,500 BP)
Catatan:
1. Belum ada letusan dengan VEI 8 dlm 10,000 thn terakhir
2. Tobadan Taupo merupakan Super-Volcano terakhir yg meletus
sktr 73,000 dan 26,500 thn yg lalu. Akibat letusan Toba
diperkirakan Homo-Sapiens tinggal beberapa ribu orang saja
diseluruh dunia, hampir punah
3. Tambora 1815adalah letusan terbesar dan terdasyat yg tercatat
dlm sejarah. Lebih dari 71,000 orang meninggal (tdk termasuk yg
mati kelaparan diseluruh dunia, ada yg menyebut korban jiwa
mencapai 92,000), suhu global turun 0.5 deg Celcius (sinar matahari
tertutup debu volcanic) mengakibatkan gagal panen diseluruh dunia
dan kelaparan yg hebat, abu letusan mencapai stratosphere dan
partikel-partikel debu bertahan di atmospheresampai bertahun-tahun,
thn 1816 adalah Year Without Summer alias Tahun Tanpa Musin Panas
(a.k.a. Poverty Year / Tahun Kelaparan atau Eighteen Hundred and
Froze to Death), Salju turun bulan Juli di belahan utara Bumi
(seharusnya Desember)
4. Krakatau 1883letusannya menghasilkan suara paling keras yg
pernah tercatat dlm sejarah (terdengar sampai Kep. Rodrigues di
Afrika sktr 4,800 kmjauhnya, dan di Perth Australia 3,100 km).
Korban jiwa 36,000 terutama krn tsunami ygtingginyamencapai 30
meter, efek tsunami terukur sampai di Selat Inggris. Debu letusan
tertiup angin mengelilingi Bumi 7 kali.VEI 6setara dng 200 megaton
TNT kira-kira 13,000 kali daya ledak Bom Atom Little Boy yg
dijatuhkan di Hiroshima.
5. 30% letusan gunung berapi dalam 10,000 thn terakhir, terjadi
di Indonesia & Jepang.
6. Indonesia adalah negara dng Gunung Api terbanyak di dunia (+
150 gunung api).
II.3. Material Yang Dikeluarkan Gunung Berapi
Gunung meletus,terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi
yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari
letusan-letusan seperti inilah gunung berapi terbentuk.Letusannya
yang membawa abu dan batu menyembur dengan keras sejauh radius 18
km atau lebih, sedang lavanya bisa membanjiri daerah sejauh radius
90 km. Letusan gunung berapi bisa menimbulkan korban jiwa dan harta
benda yang besar sampai ribuan kilometer jauhnya dan bahkan bias
mempengaruhi putaran iklim di bumi ini.Hasil letusan gunung berapi
berupa:
1. Material Padat (Efflata)
Material padat (efflata) terdiri atas:
a) Bom (batu-batu besar).
b) Terak (batu-batu yang tidak beraturan dan lebih kecil dari
bom).
c) Lapili, berupa kerikil.
d) Pasir
e) Debu
f) Batu apung
Menurut asalnya, efflata dibedakan menjadi dua, yaitu:
a) Efflata allogen, berasal dari batu-batu di sekitar kawah yang
terlempar ketika terjadi letusan.
b) Efflata autogen (Pyroclastica), berasal dari magma itu
sendiri.
2. Material Cair
Bahan cair dari dapur magma akan mengalir keluar dari gunung api
jika magma cair daridalam Bumi meleleh keluar dari lubang kawah
tanpa terhambat oleh sumbatan dan tidakterdapat sumbatan di
puncaknya. Material cair yang keluar ini terdiri atas:
a) Lava, yaitu magma yang meleleh di luar pada lereng gunung
api.
b) Lahar panas, yaitu campuran magma dan air, sehingga merupakan
lumpur panas yang mengalir.
c) Lahar dingin, terbentuk dari efflata porus atau bahan padat
di puncak gunung menjadi lumpur ketika turun hujan lebat dan
mengalir pada lereng serta lembah. Contohnya, akibat letusan Gunung
Merapi tahun 2006 yang lalu telah menghasilkan sekitar 6 juta meter
kubik timbunan material yang akan membentuk aliran lahar dingin
saat turun hujan.
3. Material Gas atau Ekshalasi
Material gas atau ekshalasi terdiri atas:
a) Solfatar, berbentuk gas belerang (H2S).
b) Fumarol, berbentuk uap air (H2O).
c) Mofet, berbentuk gas asam arang (CO2). Gas ini berbahaya bagi
kehidupan karena bersifat racun. Selain itu, sifatnya yang lebih
berat dari oksigen menyebabkan gas ini lebih dekat dengan permukaan
tanah sehingga mudah dihirup oleh makhluk hidup. Contohnya, gas
CO2yang keluar dari Gunung Dieng pada tahun 1979 telah membunuh 149
penduduk.
Gas vulkanikadalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan
gunung berapi yang dikeluarkan antara lain carbon monoksida (CO),
Carbondioksida(Co2), Hidrogen Sulfida (H2S), sulfurdioksida(SO2)
dan nitrogen (NO2) yang membahayakan manusia.
Lavaadalah cairan magma yang bersuhu tinggi yang mengalir ke
permukaan melalui kawah gunung berapi. Lava encer mampu mengalir
jauh dari sumbernya mengikuti sungai atau lembah yang ada sedangkan
lava kental mengalir tidak jauh dari sumbernya.
Laharadalah merupakan salah satu bahaya bagi masyarakat yang
tingla di lereng gunung berapi. Lahar adalah banjir Bandang di
lereng gunung yang terdiri dari campuran bahan vulkanik berukuran
lempung sampai bongkah. Dikenal sebagai lahar letusan dan lahar
hujan. Lahar letusan terjadi apabila gunung berapi yang memiliki
danau kawah meletus, sehingga air danau yang panas bercampur dengan
material letusan, sedangkan lahar hujan terjadi karena percampuran
material letusan dengan air hujan di sekitar puncaknya.
Abu letusan gunung berapiadalah material yang sangat halus.
Karena hembusan angin dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer
jauhnya.Dampak abu letusanpermasalahan pernafasan, kesulitan
penglihatan, pencemaran sumber air bersih, menyebabkan badai
listrik, mengganggu kerja mesin dan kendaraan bermotor, merusak
atap, merusak ladang, merusak infrastruktur tubuh.
Awan panasbisa berupa awan panas aliran, awan panas hembusan dan
awan panas jatuhan. Awan panas aliran adalah awan dari material
letusan besar yang panas, mengalir Turun dan akhirnya mengendap di
dalam dan disekitar sungai dari lembah. Awan panas hembusan adalah
awan dari material letusan kecil yang panas, dihembuskan angin
dengan kecepatan mencapai 90 km/jam. Awan panas jatuhan adalah awan
dari material letusan panas besar dan kecil yang dilontarkan ke
atas oleh kekuatan letusan yang besar.Material berukuran besar akan
jatuh di sekitar puncak sedangkan yang halus akan jatuh mencapai
puluhan, ratusan bahkan ribuan km dari puncak karena pengaruh
hembusan angin. Awan panas bisa mengakibatkan luka bakar pada
bagian tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki
dan juga menyebabkan sesak sampai tidak bernafas.
BAB III
PENUTUPIII.1. KESIMPULAN
1. Jenis Klasifikasi Letusan, Berdasarkan sumber erupsi:
1. Erupsi Pusat erupsi keluar melalui kawah utama;
2. Erupsi Samping erupsi keluar dari lereng tubuhnya;
3. Erupsi Celah erupsi yang muncul pada retakan/sesar dapat
memanjang sampai beberapa kilometer;
4. Erupsi Eksentrik erupsi samping tetapi magma yang keluar
bukan dari kepundan pusat yang menyimpang ke samping melainkan
langsung dari dapur magma melalui kepundan tersendiri.2. Periode
LetusanVEI (Volcano Explosivity Index) atau Indeks Letusan
Vulkanik: sebuah skala letusan gunung berapi yang mencerminkan
seberapa besar letusan, material yang dikeluarkan dan dampak yang
ditimbulkan
3. Batuan Hasil Letusan GunungapiKetiga jenis itu adalah
material padat, material cair (lava cair) dan gas. Material padat
yang disebutpiroklastika,dan dibedakan menjadi:1. Material Padat
(Eflata)2. Material Cair
3. Material Gas (Ekshalasi)
DAFTAR PUSTAKAPratomo.Indyo.2006.Klasifikasi gunung api aktif
Indonesia, studi kasus dari beberapa letusan gunung api dalam
sejarah.Museum Geologi. BandungSetiawan,Agus.2013.Bentang alam
gunungapi.
http://geograph88.blogspot.com/2013/06/bentang-alam-gunung-api-volcanic.htmlSumowijoyo.
2012. Indeks letusan gunung berapi - volcanic explosivity index
(vei).
http://wsumowijoyo.blogspot.com/2012/08/indeks-letusan-gunung-berapi-volcanic.html