Top Banner
[GUIDED DISCOVERY - ELASTISITAS] January 1, 2012 Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery Learning) a. Pengertian Metode Pembelajaran Discovery Discovery ialah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksud antara lain: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Dengan teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan intruksi. Dengan demikian pembelajaran discovery ialah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri. Pembelajaran dengan penemuan (Discovery Learning) merupakan suatu komponen penting dalam pendekatan konstruktivis yang telah memiliki sejarah panjang dalam dunia pendidikan. Ide pembelajaran penernuan (Discovery Learning) muncul dari keinginan untuk memberi rasa senang kepada anak atau siswa dalam "menemukan" sesuatu oleh mereka sendiri dengan mengikuti jejak para ilmuwan (Nur: 2000). 1 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3
35

Makalah Guided Discovery

Aug 05, 2015

Download

Documents

Makalah + RPP + LKS
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah Guided Discovery

[ ] January 1, 2012

Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing

(Guided Discovery Learning)

a. Pengertian Metode Pembelajaran Discovery

Discovery ialah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan

suatu konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksud antara lain: mengamati,

mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan,

mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Dengan teknik ini siswa dibiarkan

menemukan sendiri atau mengalami proses mental sendiri, guru hanya

membimbing dan memberikan intruksi. Dengan demikian pembelajaran discovery

ialah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental

melalui tukar pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri,

agar anak dapat belajar sendiri.

Pembelajaran dengan penemuan (Discovery Learning) merupakan suatu

komponen penting dalam pendekatan konstruktivis yang telah memiliki sejarah

panjang dalam dunia pendidikan. Ide pembelajaran penernuan (Discovery Learning)

muncul dari keinginan untuk memberi rasa senang kepada anak atau siswa dalam

"menemukan" sesuatu oleh mereka sendiri dengan mengikuti jejak para ilmuwan

(Nur: 2000).

Menurut Gilstrap dalam Moedjiono dan Moh. Dimyati (1991:86) metode

penemuan didefinisikan sebagai suatu prosedur yang menekankan belajar secara

individual, manipulasi objek atau pengaturan/pengkondisian objek, dan

eksperimentasi lain oleh siswa sebelum generalisasi atau penarikan kesimpulan

dibuat. Discovery atau penemuan dibedakan menjadi 2, yaitu pembelajaran

penemuan bebas (Free Discovery) atau sering disebut open ended discovery dan

pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discovery) (Khulsum: 2005). Menurut

Gorman dan Richard M (Hadiningsih: 2009) bahwa pembelajaran dengan metode

discovery (penemuan) dapat dilakukan dalam dua bentuk yaitu free discovery

(penemuan bebas) dan guided discovery (penemuan terbimbing).

Metode pembelajaran discovery merupakan suatu metode pengajaran

yang menitikberatkan pada aktifitas siswa dalam belajar. Dalam proses

1 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3

Page 2: Makalah Guided Discovery

[ ] January 1, 2012

pembelajaran dengan metode ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan

fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep, dalil, prosedur,

algoritma dan semacamnya.

Tiga ciri utama belajar menemukan yaitu:

1) Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan,

menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan;

2) Berpusat pada siswa;

3) Kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang

sudah ada.

Blake et al, membahas tentang filsafat penemuan yang dipublikasikan oleh

Whewell. Whewell mengajukan model penemuan dengan tiga tahap, yaitu:

1) Mengklarifikasi;

2) Menarik kesimpulan secara induksi;

3) Pembuktian kebenaran (verifikasi).

Prosedur Pelaksanaan Model Guided Discovery

Menurut Gilstrap dan Richard Schuman dalam Moedjiono dan Moh.

Dimyati (1991: 89), langkah-langkah pelaksaan metode penemuan sebagai berikut:

1. Identifikasi kebutuhan siswa;

2. Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan

generalisasi pengetahuan;

3. Seleksi bahan, problema/ tugas-tugas;

4. Membantu dan memperjelas tugas/ problema yang dihadapi siswa serta

peranan masing-masing siswa;

5. Mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan;

6. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan;

7. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan;

8. Membantu siswa dengan informasi/ data jika diperlukan oleh siswa;

9. Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang

mengarahkan dan mengidentifikasi masalah;

10. Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa;

11. Membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya.

2 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3

Page 3: Makalah Guided Discovery

[ ] January 1, 2012

Menurut Hendro Darmodjo dalam Hadiningsih (2009: 33) langkah-

langkah model guided discovery adalah sebagai berikut:

1) Melontarkan masalah-masalah mengundang siswa untuk memecahkan

masalah tersebut,

2) Memberi motivasi belajar,

3) Membantu siswa yang benar-benar memerlukan agar tidak mengalami jalan

buntu dan frustasi.

Menurut Sudjana dalam Hadiningsih (2009: 34), langkah-langkah metode

penemuan dalam pembelajaran sebagai berikut;

1) Merumuskan masalah untuk dipecahkan siswa,

2) Menetapkan jawaban sementara,

3) Siswa mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab

permasalahan atau hipotesis,

4) Menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi,

5) Mengaplikasikan kesimpulan atau generalisasi dalam situasi baru.

b. Jenis Metode Discovery

Pembelajaran penernuan dibedakan menjadi 2, yaitu:

1. Pembelajaran penemuan bebas (Free Discovery Learning) atau sering disebut

open ended discovery.

Dalam hal ini siswa benar-benar dilepas dalam mengidentifikasi masalah, dan

menguji hipotesis dengan konsep-konsep, dan prinsip yang sudah ada, dan

berusaha menarik pada situasi baru. Struktur peristiwa belajar dalam free

discovery ini, siswa dilepas sepenuhnya untuk menemukan sesuatu melalui

proses asimilasi, yaitu memasukkan hasil pengamatan ke dalam struktur

kognitif yang ada, dan proses akomodasi yaitu dengan perubahan dalam arti

penyesuaian kogitif yang lama, sehingga cocok dengan fenomena yang

diamati.

2. Pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discovery Learning) (UT 1997).

Dalam hal ini guru berperan sebagai pembimbing siswa dalam belajar. Guru

membantu siswa memperoleh pengetahuan yang dicarinya dengan cara

mengorganisasi masalah, mengumpulkan data, mengkomunikasikan,

3 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3

Page 4: Makalah Guided Discovery

[ ] January 1, 2012

memecahkan masalah, dan menyusun kembali data-data sehingga

membentuk konsep baru. Proses pembelajaran dengan model guided

discovery menitik beratkan pada pertanyaan-pertanyaan yang berarti dan

mengarah pada pencapaian tujuan pembelajaran, dalam hal ini daftar kegiatan

yang telah dipersiapkan.

Dalam pelaksanaannya, pembelajaran penemuan terbimbing (Guided

Discovery Learning) lebih banyak diterapkan, karena dengan petunjuk guru siswa

akan bekerja lebih terarah dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Namun bimbingan guru bukanlah semacam resep yang harus dlikuti tetapi hanya

merupakan arahan tentang prosedur kerja yang diperlukan.

Metode discovery (penemuan) yang mungkin dilaksanakan pada siswa

SMP adalah metode penemuan terbimbing. Hal ini dikarenakan siswa SMP masih

memerlukan bantuan guru sebelum menjadi penemu murni. Oleh sebab itu metode

discovery (penemuan) yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

discovery (penemuan) terbimbing (guided discovery).

Carin (1993) memberi petunjuk dalam merencanakan dan menyiapkan

pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discovery Learning) sebagai berikut.

1) Menentukan tujuan yang akan dipelajari oleh siswa;

2) Memilih metode yang sesuai dengan kegiatan penernuan;

3) Menentukan lembar pengamatan data untuk siswa;

4) Menyiapkan alat dan bahan secara lengkap;

5) Menentukan dengan cermat apakah siswa akan bekerja secara individu atau

secara berkelompok yang terdiri dari 2-5 siswa;

6) Mencoba terlebih dahulu kegiatan yang akan dikerjakan oleh siswa.

Untuk mencapai tujuan di atas Carin (1993) menyarankan hal-hal di

bawah ini:

1) Membantu siswa untuk memahami tujuan dan prosedur kegiatan yang harus

dilakukan;

2) Memeriksa bahwa semua siswa memahami tujuan dan prosedur kegiatan

yang harus dilakukan;

3) Menjelaskan pada siswa tentang cara bekerja yang aman;

4 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3

Page 5: Makalah Guided Discovery

[ ] January 1, 2012

4) Mengamati setiap siswa selama mereka melakukan kegiatan;

5) Memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk mengembalikan alat dan

bahan yang digunakan;

6) Melakukan diskusi tentang kesimpulan untuk setiap jenis kegiatan.

c. Keuntungan Metode Discovery

Keuntungan dari motode ini disampaikan oleh beberapa ahli diantaranya:

Beberapa keunggulan metode penemuan juga diungkapkan oleh Suherman,

dkk (2001: 179) sebagai berikut:

1. Siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan

kemampuan untuk menemukan hasil akhir;

2. Siswa memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri proses

menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama

diingat;

3. Menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini

mendorong ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya

meningkat;

4. Siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan

lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks;

5. Metode ini melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri.

Menurut Bruner beberapa kelebihan dari pembelajaran guided discovery

adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran guided discovery dianggap membantu siswa

mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan

ketrampilan dan proses kognitif siswa. Kekuatan dari proses penemuan

datang dari usaha untuk menemukan, jadi seseorang belajar bagaimana

belajar itu.

2. Dengan pembelajaran guided discovery, pengetahuan diperoleh dari

strategi ini sangat pribadi. Sifatnya dan mungkin merupakan suatu

pengetahuan yang sangat kukuh, dalam arti pendalaman dari pengertian

retensi dan transfer.

5 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3

Page 6: Makalah Guided Discovery

[ ] January 1, 2012

3. Pembelajaran guided discovery menyebabkan siswa mengarahkan sendiri

cara belajarnya, sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri

untuk belajar.

4. Mengembangkan potensi intelektual. Siswa hanya akan dapat

mengembangkan pikirannya dengan berfikir, dengan menggunakan

pikiran itu sendiri. Dengan model guided discovery pikiran siswa

digunakan, dilatih untuk memecahkan persoalan.

5. Belajar menemukan sesuatu. Untuk terampil dalam menemukan sesuatu,

siswa hanya dapat lewat praktik menemukan sesuatu. guided Discovery

ini adalah praktik menemukan sesuatu yang dapat memperkaya siswa

dalam penemuan hal-hal yang lain dikemudian hari.

6. Pembelajaran guided discovery, akan membuat ingatan lebih lama.

Dengan menemukan sendiri, siswa lebih ingat akan yang dipelajari dan

sesuatu yang ditemukan sendiri besarnya tahan lama, tidak mudah

dilepaskan.

Jadi, jika disimpulkan keuntungannya adalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan bertahan lama dan mudah diingat

2. Hasil belajar discovery mempunyai efek transfer yang lebih baik dari pada

hasil lainnya.

3. Secara menyeluruh belajar discovery meningkatkan penalaran siswa dan

kemampuan untuk berpikir bebas. Secara khusus belajar penemuan

melatih keterampilan-keterampilan kognitif siswa untuk menemukan dan

memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain.

4. Siswa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang

dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan nyata.

d. Kelemahan Metode Discovery

Kelemahan dari model pembelajaran guided discovery adalah sebagai

berikut:

1. Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini.

Misalnya siswa yang lamban mungkin bingung dalam usahanya

6 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3

Page 7: Makalah Guided Discovery

[ ] January 1, 2012

mengembangkan pikirannya, jika berhadapan dengan hal-hal yang abstrak,

atau dalam usahanya menyusun suatu hasil penemuan dalam bentuk tertulis.

Siswa yang lebih pandai mungkin akan memonopoli penemuan dan akan

menimbulkan frustasi..

2. Dalam beberapa ilmu (misalnya IPA) fasilitas yang dibutuhkan untuk

mencoba ide-ide mungkin tidak ada.

3. Harapan yang ditumpahkan pada pembelajaran guided discovery ini mungkin

mengecewakan guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan

pengajaran secara tradisional.

4. membutuhkan waktu belajar yang lebih lama dibandingkan dengan belajar

menerima.

7 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3

Page 8: Makalah Guided Discovery

[ ] January 1, 2012

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)Satuan Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas / Semester : XI / 1

Pokok Bahasan : Elastisitas

Sub Pokok Bahasan : Gaya Pegas (Hukum Hooke)

Alokasi Waktu : 1 x 45 Menit

I. Standar Kompetensi

1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika

benda titik.

II. Kompetensi Dasar

1.3 Menganalisis pengaruh gaya pada sifat elastisitas bahan.

III. Indikator

A. ASPEK KOGNITIF

1. Produk :

1) Menganalisis karakteristik sifat elastisitas serta sifat plastis bahan.

2) Menentukan besar tegangan, regangan, dan modulus elastisitas kawat

dengan perhitungan.

3) Menentukan besar gaya pegas, tetapan gaya pegas dan pertambahan

panjang dari berbagai macam benda elastis dengan perhitungan.

4) Menganalisis prinsip susunan pegas secara seri, paralel dan

campuran.

5) Memformulasikan konsep energi potensial pegas.

2. Proses

1) Menganalisis hubungan antara pertambahan gaya (F) dengan

pertambahan panjang pegas (∆x).

8 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3

Page 9: Makalah Guided Discovery

[ ] January 1, 2012

2) Menentukan besar konstanta pegas berdasarkan pertambahan gaya

dan pertambahan panjang melalui percobaan Hooke.

3) Menyimpulkan hasil percobaan yang telah dilakukan.

B. ASPEK AFEKTIF

1. Karakter

Berpikir kreatif, kritis dan logis, Jujur dalam melakukan percobaan,

Bertanggungjawab, peduli, serta berprilaku santun, Menghargai

perbedaan pendapat.

2. Keterampilan Sosial

Bekerja sama dalam melakukan percobaan, Mendengarkan dengan aktif

materi yang disampaikan, Menyampaikan ide atau pendapat,

Menyampaikan pertanyaan, Berada dalam kelompok.

C. ASPEK PSIKOMOTOR

1) Terampil merakit alat dan bahan (rangkaian) percobaan hukum Hooke

untuk menentukan konstanta pegas berdasarkan pertambahan gaya dan

pertambahan panjang dengan menggunakan pegas spiral.

2) Mengukur perubahan panjang pegas dengan menggunakan mistar.

IV. Tujuan Pembelajaran

A. ASPEK KOGNITIF

1. Produk :

1) Diberikan handout mengenai “Elastisitas”, siswa dapat menganalisis

karakteristik sifat elastisitas serta sifat plastis bahan sesuai dengan

Kunci LP Produk butir 1.

2) Diberikan data mengenai besaran-besaran yang terdapat dalam

elastisitas zat padat, siswa dapat menentukan besar tegangan,

regangan, dan modulus elastisitas kawat dengan perhitungan sesuai

dengan Kunci LP Produk butir 2.

3) Diberikan data mengenai basaran-besaran yang terdapat dalam

hukum Hooke, siswa dapat menentukan besar gaya pegas, tetapan

9 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3

Page 10: Makalah Guided Discovery

[ ] January 1, 2012

gaya pegas dan pertambahan panjang dari berbagai macam benda

elastis dengan perhitungan sesuai dengan Kunci LP Produk butir 3.

4) Diberikan handout mengenai “Elastisitas”, siswa dapat menganalisis

prinsip susunan pegas secara seri, paralel dan campuran sesuai

dengan Kunci LP Produk butir 4.

5) Diberikan handout mengenai “Elastisitas”, siswa dapat

Memformulasikan konsep energi potensial pegas sesuai dengan Kunci

LP Produk butir 5.

2. Proses

1) Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, siswa dapat

menganalisis hubungan antara pertambahan gaya (F) dengan

pertambahan panjang pegas (∆x) sesuai dengan Kunci LKS

“Elastisitas”.

2) Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, siswa dapat

menentukan besar konstanta berdasarkan pertambahan gaya dan

pertambahan panjang melalui percobaan Hooke sesuai dengan Kunci

LKS “Elastisitas”.

3) Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, secara mandiri

siswa dapat menyimpulkan hasil percobaan yang telah dilakukan

sesuai dengan Kunci LKS “Elastisitas”.

B. AFEKTIF

1. Karakter

Dalam proses belajar mengajar yang berpusat pada siswa, siswa dinilai

membuat kemajuan dalam menunjukkan karakter Berpikir kreatif, kritis

dan logis, Jujur dalam melakukan percobaan, Bertanggungjawab, peduli,

serta berprilaku santun, Menghargai perbedaan pendapat.

2. Keterampilan Sosial

Dalam proses belajar mengajar yang berpusat pada siswa, siswa dinilai

membuat kemajuan dalam menunjukkan keterampilan sosial Bekerja

sama dalam melakukan percobaan, Mendengarkan dengan aktif materi

10 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3

Page 11: Makalah Guided Discovery

[ ] January 1, 2012

yang disampaikan, Menyampaikan ide atau pendapat, Menyampaikan

pertanyaan, Berada dalam kelompok.

C. PSIKOMOTOR

1) Dengan diberikan alat dan bahan serta LKS “Elastisitas”, siswa dapat

terampil merakit alat dan bahan (rangkaian) percobaan hukum Hooke

untuk menentukan konstanta pegas berdasarkan pertambahan gaya dan

pertambahan panjang dengan menggunakan pegas spiral sesuai dengan

rincian tugas kinerja dalam LKS “Elastisitas”.

2) Secara mandiri, siswa dapat mengukur perubahan panjang pegas dengan

menggunakan mistar sesuai dengan rincian tugas kinerja dalam LKS

“Elastisitas”.

V. Materi Pembelajaran

A. Sifat Elastisitas Bahan

Elastisitas atau sifat elastis adalah kemampuan suatu benda untuk

kembali ke bentuk awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan kepada

benda itu dihilangkan.

Berdasarkan sifat elastisnya benda digolongkan menjadi 2, yaitu :

1. Benda elastis, adalah benda-benda yang memiliki sifat elastis. Contoh :

Karet dan pegas.

2. Benda plastis, adalah benda-benda yang tak memiliki sifat elastis.

Contoh : Plastisin (lilin mainan), lumpur dan tanah liat.

Besaran-besaran yang terdapat dalam elastisitas zat padat antara lain :

1. Tegangan (Stress)

Tegangan ( ) didefinisikan sebagai perbandingan besar gaya F dan luasσ

penampang A, dirumuskan dengan :

σ= FA

dengan:

σ = tegangan (Pa)

F = gaya (N)

A = luas penampang (m2)

11 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3

Page 12: Makalah Guided Discovery

[ ] January 1, 2012

2. Regangan (Strain)

Regangan (e) didefinisikan sebagai perbandingan antara pertambahan

panjang L dan panjang mula-mula LΔ 0, dirumuskan dengan :

e= Δ LL 0

dengan:

e = regangan

ΔL = pertambahan panjang (m)

L = panjang mula-mula (m)

3. Modulus Elastisitas

Modulus Elastisitas merupakan perbandingan antara tegangan dan

regangan, dirumuskan dengan :

E=σe

dengan:

E = modulus Young (N/m2)

σ = tegangan (Pa)

e = regangan

4. Hubungan antara gaya tarik F dengan Modulus Elastis :

E=σe=

FA

ΔLL

→ E=F .L

A . ΔL

B. Gaya Pegas

1. Hukum Hooke

Hukum Hooke menyatakan bahwa “ jika gaya tarik tidak melampaui

batas elastis pegas, maka pertambahahn panjang pegas berbanding lurus

(sebanding) dengan gaya tariknya”. Secara matematis ditulis F = k ∆x.

Percobaan hukum Hooke bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara

gaya dengan pertambahan panjang.

2. Susunan pegas

Dua buah pegas atau lebih dapat disusun seri, paralel, atau gabungan

seri dan paralel. Susunan pegas ini dapat diganti dengan sebuah pegas

12 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3

Page 13: Makalah Guided Discovery

[ ] January 1, 2012

pengganti. Berikut hal-hal yang berkaitan dengan pegas pengganti dari

susunan pegas seri dan paralel.

a. Susunan Seri

Besar tetapan pegas pengganti seri merupakan jumlah total dari

kebalikan tiap-tiap tetapan gaya, yang dirumuskan dengan :

1KS

= 1K1

+ 1K2

+ 1K3

+… ..+ 1Kn

b. Susunan Paralel

Tetapan pegas pengganti paralel besarnya sama dengan jumlah total

tiap-tiap tetapan gaya, yang dirumuskan dengan :

K P=K1+K2+K3+… ..+Kn

C. Gaya Pemulih

Gaya yang akan bekerja pada pegas yaitu gaya pemulih. Gaya

pemulih merupakan gaya yang arahnya selalu berlawanan dengan gaya

penyebabnya, dirumuskan dengan: F = - k . xΔ

D. Energi potensial Pegas

Energi potensial pegas merupakan kemampuan pegas untuk

kembali ke bentuk semula.

Jika F = k . x, makaΔ

W =EP=12

F . Δ x

EP=12

(k . Δ x ) . Δ x=¿ 12

k .¿

Keterangan :

Ep = energi potensial pegas (joule)

k = konstanta gaya pegas (N/m)

x = pertambahan panjang pegas (m)Δ

Contoh pengunaan gaya pegas adalah ketapel. Jika ketapel

direnggangkan, kemudian dilepaskan, ketapel dapat melontarkan batu.

Dalam hal ini, energi potensial elastis berubah menjadi energi kinetik batu.

EP (ketapel )=Ek ( batu )

13 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3

Page 14: Makalah Guided Discovery

[ ] January 1, 2012

12

k .¿

k .¿

Keterangan :

k = konstanta pegas karet ketapel (N/m)

x = pertambahan panjang karet (m)Δ

m = massa benda (kg)

v = kecepatan benda (m/s)

VI. Model Pembelajaran

Model / Strategi Pembelajaran

Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)

Metode Pembelajaran

Percobaan dan Diskusi

VII. Perangkat Pembelajaran

1) Silabus “Elastisitas”.

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) “Elastisitas”.

3) Handout “Elastisitas” untuk SMA Kelas XI Semester 1.

4) Lembar Kerja Siswa (LKS) dan kunci “Elastisitas”.

5) Lembar Penilaian Produk (LES) dan Kunci Jawaban “Elastisitas”.

6) Lembar Penilaian Afektif.

7) Lembar Penilaian Psikomotor.

VIII. Alat dan Bahan

1) Statif dengan klem.

2) Pegas bentuk spiral.

3) Beban.

4) Penggaris

5) Neraca.

14 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3

Page 15: Makalah Guided Discovery

[ ] January 1, 2012

IX. Kegiatan Belajar Mengajar

A. Pendahuluan (5 menit)

Fase 1 : Motivation

1. Guru menggali pengetahuan awal siswa mengenai materi terkait yang

telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya mengenai pengertian

elastisitas menurut bahasa mereka masing-masing.

2. Memotivasi siswa dengan meminta seorang siswa untuk maju ke depan

kelas dan melakukan hal sebagai berikut :

“Dua orang siswa diminta untuk menggunakan ketapel. Satu orang

diminta menarik pegas ketapel dengan tarikan yang besar dan satu

orang lagi diminta menarik pegas ketapel dengan tarikan yang kecil.

Siswa lain diminta untuk mengamati seberapa jauh remasan kedua

kertas tersebut terlempar dari ketapel”.

3. Selanjutnya guru membimbing siswa dengan pertanyaan untuk dapat

menemukan mengapa kedua kertas tersebut jarak lemparannya

berbeda.

4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu tentang gaya-gaya yang

terjadi pada benda elastis

B. KEGIATAN INTI (35 menit)

Fase 2 : Data Collection

1. Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok dimana masing-

masing kelompok terdiri dari 3 siswa yang heterogen. Selanjutnya Guru

membagikan LKS kepada masing-masing kelompok sebagai panduan

dalam melakukan percobaan.

2. Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok untuk mengambil

alat dan bahan yang telah disediakan sesuai dengan LKS yang diberikan

3. Guru menjelaskan prosedur kerja sesuai dengan LKS

4. Guru membimbing semua kelompok sesuai dengan kebutuhan masing-

masing kelompok serta mengamatinya.

15 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3

Page 16: Makalah Guided Discovery

[ ] January 1, 2012

Fase 3 : Data Processing

5. Guru membimbing siswa untuk menganalisis data percobaan yang

mereka dapatkan serta menjawab pertanyaan yang ada dalam LKS

6. Masing –masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan

kelas dan kelompok yang lain mengajukan pertanyaan

C. PENUTUP (5menit)

Fase 4 : Closure.

7. Guru membimbing siswa untuk menemukan konsep materi dari hasil

percobaan yang telah dilakukan bersama kelompoknya yakni nilai

konstanta pegas dapat diperoleh dari persamaan di bawah ini

Untuk satu pegas adalah k= F∆ x

Hubungan antara gaya dan pertambahan pegas adalah sebanding

8. Guru memberikan handout kepada siswa

Fase 5 : Appraisal

9. Guru memberikan siswa lembar evaluasi sebagai pemantapan

pengetahuan siswa

10. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi secara

keseluruhan dan bersama-sama menjawab motivasi di awal, yaitu jika

kita ingin melempar benda dengan jarak yang jauh menggunakan

ketapel, maka gaya yang diberikan harus besar. Sebab gaya sebanding

dengan pertambahan panjang karet.

11. Untuk lebih memahami materi yang telah diajarkan, guru memberikan

tugas sebagai pekerjaan rumah.

X. Sumber Belajar dan Media

1. Silabus “Elastisitas”.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) “Elastisitas”.

3. Handout “Elastisitas” untuk SMA Kelas XI Semester 1.

4. Lembar Kerja Siswa (LKS) dan kunci “Elastisitas”.

16 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3

Page 17: Makalah Guided Discovery

[ ] January 1, 2012

5. Lembar Penilaian Produk (LES) dan Kunci Jawaban “Elastisitas”.

6. Lembar Penilaian Afektif.

7. Lembar Penilaian Psikomotor.

8. LCD + Laptop

XI. Lembar Penilaian

1. Lembar penilaian Kognitif-Produk (terlampir)

2. Lembar penilaian afektif (terlampir)

3. Lembar penilaian psikomotor (terlampir)

Mengetahui

Kepala Sekolah SMA NEGERI .....

.............................................................

NIP.

DAFTAR PUSTAKA

Nur, M. 2008. Pengajaran Diskusi. Surabaya: PSMS Unesa.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun

2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan dasar dan Menengah.

17 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3

Page 18: Makalah Guided Discovery

[ ] January 1, 2012

Melakukan percobaan hukum Hooke untuk menentukan konstanta pegas berdasarkan

pertambahan gaya dan pertambahan panjang dengan menggunakan pegas spiral.

I. Standar Kompetensi

1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika

benda titik.

II. Kompetensi Dasar

1.3 Menganalisis pengaruh gaya pada sifat elastisitas bahan.

III. Indikator

A. ASPEK KOGNITIF

1. Proses

1) Menganalisis hubungan antara pertambahan gaya (F) dengan

pertambahan panjang pegas (∆x).

18 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3

Nama Anggota Kelompok / Kelas :

1. ....................................................../...........................

2. ....................................................../...........................

3. ....................................................../...........................

4. ....................................................../...........................

5. ....................................................../............................

Page 19: Makalah Guided Discovery

[ ] January 1, 2012

2) Menentukan besar konstanta pegas berdasarkan pertambahan gaya

dan pertambahan panjang melalui percobaan Hooke.

3) Menyimpulkan hasil percobaan yang telah dilakukan.

B. ASPEK PSIKOMOTOR

1) Terampil merakit alat dan bahan (rangkaian) percobaan hukum Hooke

untuk menentukan konstanta pegas berdasarkan pertambahan gaya

dan pertambahan panjang dengan menggunakan pegas spiral.

2) Mengukur perubahan panjang pegas dengan menggunakan mistar.

IV. Tujuan Pembelajaran

A. ASPEK KOGNITIF

1. Proses

1) Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, siswa dapat

menganalisis hubungan antara pertambahan gaya (F) dengan

pertambahan panjang pegas (∆x) sesuai dengan Kunci LKS

“Elastisitas”.

2) Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, siswa dapat

menentukan besar konstanta berdasarkan pertambahan gaya dan

pertambahan panjang melalui percobaan Hooke sesuai dengan

Kunci LKS “Elastisitas”.

3) Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, secara mandiri

siswa dapat menyimpulkan hasil percobaan yang telah dilakukan

sesuai dengan Kunci LKS “Elastisitas”.

B. PSIKOMOTOR

1) Dengan diberikan alat dan bahan serta LKS “Elastisitas”, siswa dapat

terampil merakit alat dan bahan (rangkaian) percobaan hukum Hooke

untuk menentukan konstanta pegas berdasarkan pertambahan gaya dan

pertambahan panjang dengan menggunakan pegas spiral sesuai dengan

rincian tugas kinerja dalam LKS “Elastisitas”.

19 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3

Page 20: Makalah Guided Discovery

[ ] January 1, 2012

2) Secara mandiri, siswa dapat mengukur perubahan panjang pegas dengan

menggunakan mistar sesuai dengan rincian tugas kinerja dalam LKS

“Elastisitas”.

V. Materi

Elastisitas (Gaya Pegas – Hukum Hooke)

Hukum Hooke

Hukum Hooke menyatakan bahwa “ jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis

pegas, maka pertambahahn panjang pegas berbanding lurus (sebanding) dengan

gaya tariknya”. Secara matematis ditulis F = k ∆x.

VI. Metode

Percobaan / Demonstrasi

VII. Tujuan Percobaan

a. Menentukan hubungan antara pertambahan beban (F) dengan pertambahan

panjang pegas (∆x).

b. Menghitung Konstanta Pegas

VIII. Rumusan Masalah

a. ..........................................................................................................

b. ..........................................................................................................

IX. Hipotesis

a. ..........................................................................................................

b. ..........................................................................................................

X. Alat dan Bahan

1) Statif dengan klem : 1 Buah

2) Pegas bentuk spiral : 1 Buah

3) Beban : Secukupnya

20 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3

Page 21: Makalah Guided Discovery

M

Gambar : Rancangan Percobaan

A B

[ ] January 1, 2012

4) Penggaris : 1 Buah

5) Neraca : 1 Buah

XI. Variabel Percobaan

Variabel Percobaan

a. Variabel Kontrol : ..............................................

b. Variabel Manipulasi : ..............................................

c. Variabel Respon : ..............................................

Definisi Operasional Variabel Kontrol

................................................................................................................................................................

....................................................................................................................................................

Definisi Operasional Variabel Manipulasi

................................................................................................................................................................

....................................................................................................................................................

Definisi Operasional Variabel Respon

................................................................................................................................................................

....................................................................................................................................................

XII. Rancangan Percobaan

XIII. Langkah Kerja

a. Mengukur panjang awal (X0) pegas dengan penggaris kemudian menyusun

pegas seperti gambar di atas (menggantungkan pegas pada statif)!

21 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3

Page 22: Makalah Guided Discovery

[ ] January 1, 2012

b. Mengukur massa beban dengan menggunakan neraca!

c. Menggantungkan beban ke ujung bebas pegas, kemudian mengukur panjang

akhir (X) dan menghitung pertambahan panjang ( X) pegas setelahΔ

mengalami pembebanan!

d. Mengulangi langkah 2 dan 3 dengan menambah massa beban yang berbeda!

e. Mencatat hasil pengamatan pada tabel!

f. Membuat grafik berat beban terhadap pertambahan panjang pegas!

XIV. Hasil Percobaan

Tabel 1 : Data hasil percobaan

Percobaan

ke-

m

(kg)

F = m.g

(N)

X0

(m)

X

(m)

X = X -Δ

X0 (m)

K = F/ XΔ

(N/m)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

XV. Analisa Data

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

22 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3

Page 23: Makalah Guided Discovery

[ ] January 1, 2012

XVI. Kesimpulan

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

23 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3