BAB IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANGDewasa kini, kehidupan manusia
di abad dua puluh semakin modern dan canggih disebabkan oleh
kemajuan di seluruh bidang terutama kemajuan teknologi dan
informasi. Pesatnya kemajuan ini seiring dengan kebutuhan
perkembangan zaman. Batas ruang dan waktu tidaklah menjadi
penghalang dalam mencari informasi yang diinginkan. Setiap hal apa
saja yang terjadi di belahan dunia mana pun dapat kita saksikan
secara langsung tanpa harus beranjak. Fenomena semacam ini biasa
kita kenal dengan istilah globalisasi.Globalisasi adalah proses
penyebaranunsur-unsurbaru, khususnya yang menyangkut
informasisecara mendunia melalui media cetak dan elektronik.
Pengertian globalisasi menurut bahasa adalah global dan sasi.
Global adalah mendunia dan sasi adalah proses. Jadi, apabila
pengertian globalisasi menurut bahasa ini digabungkan menjadi
"proses sesuatu yang mendunia". Sebagai istilah, globalisasi begitu
mudah diterima atau dikenal masyarakat seluruh dunia. Wacana
globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu
mengubah dunia secara mendasar.Globalisasi memiliki banyak
penafsiran dari berbagai sudut pandang. Sebagian orang menafsirkan
globalisasi sebagai proses pengecilan dunia atau menjadikan dunia
sebagaimana layaknya sebuah perkampungan kecil. Sebagian lainnya
menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat
dunia dari sisi gaya hidup, orientasi, dan budaya. Pengertian lain
dari globalisasi seperti yang dikatakan oleh Barker (2004) adalah
bahwa globalisasi merupakan koneksi global ekonomi, sosial, budaya
dan politik yang semakin mengarah ke berbagai arah di seluruh
penjuru dunia dan merasuk ke dalam kesadaran kita.Proses
perkembangan globalisasi pada awalnya ditandai dengan kemajuan
bidang teknologi informasi dan komunikasi. Bidang tersebut
merupakan penggerak globalisasi. Dari kemajuan bidang ini kemudian
memengaruhi sektor-sektor lain dalam kehidupan, seperti bidang
politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Contoh sederhana
yaitu, dengan teknologi internet, parabola, dan televisi orang di
belahan bumi mana pun akan dapat mengakses berita dari belahan
dunia yang lain secara cepat. Hal ini menimbulkan interaksi
antarmasyarakat dunia secara luas, yang akhirnya akan saling
memengaruhi satu sama lain terutama pada kebudayaan. Merambahnya
budaya asing ke Indonesia melalui media massa (elektronik, cetak)
serta media dunia maya (internet) sangat memengaruhi perkembangan
budaya Indonesia. Proses saling memengaruhi adalah hal yang wajar
dilakukan dalam interaksi antarmasyarakat. Melalui interaksi dengan
masyarakat negara lain, bangsa Indonesia telah mengalami proses
dipengaruhi dan memengaruhi. Pada hakikatnya bangsa Indonesia juga
sama dengan bangsa lain, berkembang karena adanya pengaruh-pengaruh
dari luar. Kemajuan bisa dihasilkan oleh interaksi dengan pihak
luar. Hal inilah yang terjadi dalam proses globalisasi. Namun,
gencaran globalisasi yang seakan-akan tak dapat dihindari
kehadirannya membuat eksistensi kebudayaan nasional menjadi sangat
mengkhawatirkan. Padahal Indonesia dikenal oleh mata dunia sebagai
negara yang kaya budaya, mempunyai keanekaragaman dalam berbagai
hal seperti upacara adat, rumah adat, hukum adat, tarian daerah,
bahasa, suku, musik tradisional, pakaian daerah, dan lain-lain.
Kekayaan budaya lokal inilah yang menjadi salah satu identitas
bangsa. Selain menjadi kebanggaan, hal ini sekaligus menjadi
tantangan kita sebagai rakyat Indonesia untuk mempertahankan,
melestarikan, dan melindungi semua budaya ini agar dapat kita
wariskan lagi kepada generasi selanjutnya. Hal ini sangat penting
agar generasi saat ini dan generasi yang akan datang dapat menggali
nilai-nilai budaya yang ada untuk dapat dipelajari dan lebih
mengenal jati diri bangsa sendiri.Seiring perkembangan zaman, pola
hidup dan pola pikir masyarakat berubah menjadi lebih modern.
Derasnya budaya asing yang masuk melalui globalisai tanpa dilakukan
penyaringan terlebih dahulu mengakibatkan budaya asing mendominasi
di Indonesia sehingga budaya lokal terlupakan. Budaya asing mungkin
dianggap lebih praktis, modern, dan tidak kuno dibandingkan dengan
budaya lokal Indonesia. Faktor lain yang menjadi masalah adalah
kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya peranan budaya
lokal. Budaya lokal adalah identitas bangsa. Sebagai identitas
bangsa, budaya lokal harus terus dijaga keaslian maupun
kepemilikannya agar tidak dapat diakui oleh negara lain. Walaupun
demikian, tidak menutup kemungkinan budaya asing masuk asalkan
sesuai dengan kepribadian negara karena suatu negara juga
membutuhkan input-input dari negara lain yang akan berpengaruh
terhadap perkembangan di negaranya.
Kekurangan ilmu pengetahuan akan kekayaan budaya bangsa dan
cinta tanah air pada bangsa sendiri menyebabkan goyahnya keberadaan
budaya nasional dalam jiwa rakyat Indonesia. Pesatnya laju
teknologi informasi atau teknologi komunikasi telah menjadi sarana
difusi budaya yang ampuh, sekaligus juga alternatif pilihan hiburan
yang lebih beragam bagi masyarakat luas. Akibatnya masyarakat tidak
tertarik lagi menikmati berbagai seni pertunjukan tradisional yang
sebelumnya akrab dengan kehidupan mereka.Kita memang tidak bisa
menghentikan arus globalisasi yang sudah mendunia, tetapi
setidaknya kita dapat memilih dan menyesuaikan hal mana yang bisa
diambil dan sesuai dengan bangsa kita tanpa meninggalkan budaya
nasional bangsa Indonesia. Dengan globalisasi ini juga bangsa kita
berusaha berkembang menjadi negara maju. Banyak keuntungan yang
negara Indonesia dapatkan dari proses globalisasi ini agar kita
menjadi negara yang selalu mengikuti perkembangan zaman dalam
berbagai aspek kehidupan. Kita tidak perlu mengikuti budaya barat
yang lebih modern, percaya dirilah bahwa budaya bangsa kita juga
sangat membanggakan. Sungguh miris melihat kenyataan yang ada.
Budaya Indonesia yang sangat unik dan kaya akan keanekaragamannya
semakin pudar serta terkikis. Jika hal ini dibiarkan terus-menerus
akan membuat keragaman budaya lokal Indonesia tenggelam di tengah
maraknya budaya asing yang mendominasi. Relakah kita mengorbankan
budaya bangsa kita dan lebih memilih budaya bangsa lain? Di manakah
rasa nasionalisme yang mengaku cinta tanah air? Itulah yang menjadi
dasar bagi penulis untuk mengangkat topik ini ke dalam karya tulis
ilmiah.1.2 RUMUSAN MASALAHBerdasarkan latar belakang yang telah
dikemukakan di atas, dapat dirumuskan permasalahannya sebagai
berikut.1) Apa itu pengertian globalisasi dan budaya?2) Bagaimana
pengaruh yang ditimbulkan peradaban global terhadap eksistensi
kebudayaan nasional?3) Faktor-faktor apa saja yang mendorong
timbulnya globalisasi budaya ?4) Bagaimana upaya pencegahan dan
penanggulangan memudarnya budaya Indonesia?
1.3 TUJUAN PENULISANBerdasarkan rumusan masalah yang telah
dikemukakan diatas, dapat dirumuskan tujuan dari penulisan karya
tulis ilmiah ini sebagai berikut.1. Untuk mengetahui pengertian
globalisasi dan budaya.2. Untuk mengetahui pengaruh yang
ditimbulkan peradaban global terhadap eksistensi kebudayaan
nasional.3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menimbulkan
globalisasi budaya.4. Untuk mengetahui upaya pencegahan dan
penanggulangan memudarnya budaya Indonesia.
1.4 MANFAAT PENULISANDari penulisan karya tulis ilmiah ini
diharapkan para pembaca dapat mengambil ilmu dan pelajaran tentang
pengaruh peradaban global terhadap kebudayaan nasional Indonesia
serta sadar akan bahaya dari dampak negatif globalisasi yang
menyerang kekayaan budaya bangsa jika tidak ditanggapi secara
serius. Pembaca senantiasa menjaga, melindungi, dan melestarikan
keragaman budaya Indonesia yang luar biasa kaya ini agar tetap
menjadi karakter bangsa yang tak tergantikan. Semua pengaruh dari
budaya luar yang masuk ke Indonesia bisa di filter terlebih dahulu,
kemudian diambil hal positifnya yang sesuai dengan budaya bangsa
kita. Setelah itu, bisa dilakukan penerapan berbagai upaya seperti
yang terdapat dalam karya tulis ilmiah ini sebagai upaya kita untuk
menjaga budaya nasional tetap utuh dan tidak terjadi gegar
budaya.
1.5 METODE PENULISANPenulisan karya tulis ilmiah ini dilakukan
dengan menggunakan kajian pustaka yang ada dan analisis dilakukan
secara kualitatif terhadap berbagai sumber informasi yang dijadikan
bahan penelitian berkenaan dengan topik karya tulis ilmiah.
Analisis ini menonjolkan pembahasan materi secara rinci dengan
mengumpulkan hasil kajian pustaka yang dilakukan sehingga terbentuk
rangkaian informasi yang bermanfaat dalam penyelesaian karya tulis
ilmiah ini.
BAB IIPENGARUH PERADABAN GLOBAL TERHADAP KEBUDAYAAN NASIONAL2.1
Pengertian Globalisasi.Pengertian globalisasi menurut
wikipedia.Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan
antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia melalui perdagangan,
investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi
yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin
sempit.
Pengertianglobalisasimenurut bahasa adalah global dan sasi.
Global adalah mendunia dan sasi adalah proses, jadi apabila
pengertian globalisasi menurut bahasa ini digabungkan menjadi
"proses sesuatu yang mendunia".Adapun pengertian globalisasi
menurut para ahli, antara lain.1. Thomas L. Friedman :Globalisasi
memiliki dimensi ideologi dan teknologi. Dimensi ideologi yaitu
kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan dimensi teknologi adalah
teknologi informasi yang telah menyatukan dunia.2.
MalcomWaters:Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat
bahwa pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi
kurang penting yang terjelma di dalam kesadaran orang.3. Emanuel
Ritcher :Globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan
menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan
terisolasi ke dalam salingketergantungan dan persatuan dunia .4.
Achmad Suparman :Globalisasi adalah sebuah proses menjadikan
sesuatu benda atau perilaku sebagai ciri dan setiap individu di
dunia initanpadibatasi oleh wilayah .5. Martin Albrown :Globalisasi
menyangkut seluruh proses dimana penduduk dunia terhubung ke dalam
komunitas dunia tunggal, komunitas global.
2.2 Pengertian Budaya.Budaya atau yang dikenal dengan kata
kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu kata buddhayah.
Kata buddhayah adalah bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti
sebagai hal hal yang berkaitan dengan budi atau akal manusia.
Sedangkan dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut dengan culture.
Kata culture sendiri berasal dari kata latin colere yang berarti
mengola atau mengerjakan.Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama, politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri
manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan
secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan
orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat
kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan
perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan
meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Beberapa alasan mengapa
orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari
budaya lain terlihat dalam definisi budaya. Budaya adalah suatu
perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra
yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiriKebudayaan
sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits
dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang
terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki
oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah
Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai
sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang
lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas
Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,
norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur
sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan
intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain
yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Menurut Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat.Dari berbagai definisi tersebut,
dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang
akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh
manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan
benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan
lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat.Satu kesamaan dalam definisi
tentang kebudayaan menurut para ahli, adalah variabel yang menyusun
kebudayaan sehingga dikatakan demikian, dan semua itu memiliki
sumber yang sama adalah masyarakat. Jadi, masyarakat sangat
memiliki peranan yang banyak dalam membentuk kebudayaan. Dalam hal
ini, tentunya sifat solid yang dimiliki oleh masyarakat sebagai
suatu kesatuan komunitas yang membentuk budaya, akan
mampumempertahankannya.2.3 Pengaruh Globalisasi di Dalam Kebudayaan
Nasional.Kemampuan berubah merupakan sifat yang penting dalam
kebudayaan manusia.Tanpa itu kebudayaan tidak mampu menyesuaikan
diri dengan keadaan yang senantiasa berubah. Perubahan yang terjadi
saat ini berlangsung begitu cepat. Hanya dalam jangka waktu satu
generasi banyak negara-negara berkembang telah berusaha
melaksanakan perubahan kebudayaan, padahal di negara-negara maju
perubahan demikian berlangsung selama beberapa generasi.Kemajuan
bisa dihasilkan oleh interaksi dengan pihak luar, hal inilah yang
terjadi dalam proses globalisasi. Oleh karena itu, globalisasi
bukan hanya soal ekonomi namun juga terkait dengan masalah atau isu
makna budaya dimana nilai dan makna yang terlekat di dalamnya masih
tetap berarti. Dalam proses alami ini, setiap bangsa akan berusaha
menyesuaikan budaya mereka dengan perkembangan baru sehingga mereka
dapat melanjutkan kehidupan dan menghindari kehancuran. Tetapi
menurut Simon Kimoni , dalam proses ini negara-negara harus
memperkokoh dimensi budaya mereka dan memelihara struktur
nilai-nilainya agar tidak dieliminasi oleh budaya asing.Budaya
asing memang sudah mendominasi di negara Indonesia akibat dari
derasnya arus globalisasi. Banyak pengaruh yang bisa kita rasakan
secara langsung dari dampak yang ditimbulkan oleh globalisasi.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, globalisasi merupakan
penyatuan masyarakat dunia. Dari hal ini globalisasi telah membawa
nilai budaya kaum kapitalisme berakulturasi dengan budaya ketimuran
kita. Nilai-nilai budaya dari luar begitu mudahnya masuk ke negara
kita tanpa dilakukan pemfilteran yang cerdas oleh rakyat
Indonesia.Seperti yang kita tahu, terlalu dibanggakannya budaya
westernisasi saat ini menyebabkan budaya kita tersisihkan. Semakin
mudahnya budaya luar memasuki jaringan kehidupan di negara kita
menyebabkan kekhawatiran pada kebudayaan tradisional kita. Setiap
harinya kita disuguhi oleh tayangan acara televisi dari
negara-negara lain yang mudah ditangkap oleh parabola seperti film
dari Korea, Thailand, Jepang dan lain-lain. Tersebarnya
gadget-gadget yang lebih canggih dan modern menambah lengkap akses
ke dunia luar. Hiburan yang ditawarkan oleh negara-negara pemilik
teknologi mutakhir menyebabkan kita melupakan budaya tradisional
kita yang merupakan khasanah khas Indonesia.Banyak sekali
nilai-nilai luhur budaya Indonesia yang sudah tergerus akibat
keasikan kita mengidolakan hal-hal dari luar. Semua yang berbau
dari negara luar terkesan lebih hebat daripada buatan Indonesia.
Orang-orang berlomba untuk mendapatkan cap buatan internasional.
Mulai dari gaya hidup, cara berpakaian, tingkah laku, dan berbahasa
masyarakat kini nampak lebih suka kebarat-baratan.Indonesia yang
dulunya sangat gencar melakukan gotong royong dalam hal apa pun
sekarang lebih mementingkan kepentingan pribadi masing-masing.
Gotong royong sudah dilakukan sejak zaman dahulu bahkan sebelum
Indonesia merdeka karena gotong royong merupakan budaya dari nenek
moyang kita. Gotong royong merupakan ajang silaturahmi diantara
kerabat, saudara, tetangga sehingga menimbulkan rasa kebersemaan
dan peduli diantara sesama.Tetapi, fakta yang sering kita lihat
bahwa masyarakat kini lebih suka hidup dengan dunianya sendiri
bahkan menjurus ke sifat apatis. Kurangnya respon dan perhatian
terhadap lingkungan sekitar. Anak muda sekarang lebih nyaman
menggunakan sosial media daripada berinteraksi langsung dengan
orang lain. Ditambah lagi gadget sebagai pelengkap, apabila gadget
sudah berada dalam genggaman maka dunia disekitar tak dianggap
lagi.Tersebarnya dengan mudah tontonan trend berpakaian budaya
barat yang serba minim memberi pengaruh yang besar terhadap cara
berpakaian anak muda kini khususnya. Banyak kita lihat siaran
televisi yang menontonkan cara pakaian artis Indonesia yang
diadaptasi dari model-model luar negri. Majalah fashion yang
berkiblat dari budaya barat yang seronok dan jauh dari norma
kesopanan budaya bangsa kita.Menjamurnya warung internet atau yang
biasa disebut warnet sebagai tempat nongkrong anak-anak mulai dari
anak sekolahan SMP, SMA bahkan SD sekali pun. Game online menjadi
hiburan menarik yang membuat permainan tradisional Indonesia
tersingkirkan. Mereka rela menghabiskan waktu, uang dan tenaga demi
bermain game online yang membuat mereka ketagihan. Permainan buatan
luar negri membuat kita terlena dan melupakan permainan adat kita
seperti congklak, panjat pinat, main gasing, gebuk bantal, bakiak
dan lain-lain.Hal ini bertanda apresiasi terhadap nilai-nilai
budaya sudah berkurang. Banyak tempat-tempat bersejarah seperti
monumen nasional yang sangat jarang dikunjungi dan tidak mendapat
bantuan dana perawatan dari pemerintah menyebabkan kondisi
tempat-tempat bersejarah menjadi memprihatinkan. Sumber sejarah
Indonesia tersebut menjadi tidak kelihatan menarik perhatian para
wisatawan untuk berkunjung.\Yang paling utama dari dampak negatif
globalisasi ini adalah hilangnya rasa nasionalisme dan patriotisme
dalam jiwa anak bangsa sehingga Indonesia kehilangan arah sebagai
bangsa yang memiliki jati diri. Budaya tradisional kita yang
beragam, bervariasi dan sangat unik adalah jati diri bangsa kita.
Apabila ini sudah menghilang, jadi dimana jati diri bangsa kita
?Tetapi jika mengkaitkan dengan hilangnya identitas nasional,
globalisasi tidak bisa dijadikan tumbal utama kesalahan secara
mutlak. Globalisasi yang datang sebagai penyesuaian akan kebutuhan
zaman. Hilangnya jati diri ini sebenarnya ada ditangan kita,
bagaimana kita mengambil sikap dalam menyikapi setiap perubahan
yang datang. Bahasa, tarian, adat isitiadat, tradi keagamaan yang
turun menurun harus diperhatankan sebagai dimensi nasional kita
yang bisa membanggakan dimata dunia.Globalisasi bukan lah penyebab
utama runtuhnya jati diri bangsa ini, padahal kita sendiri yang
tidak menjaganya. Identitas nasional bangsa Indonesia yang paling
umum adalah bahasa Indonesia. Namun, melihat kenyataan masa kini
(atau bisa jadi masa lalu), ikatan primordial malah bisa
mengacaukan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu,
sekaligus identitas nasional. Ikatan primordial yang lebih dulu ada
sebelum Indonesia menjadi suatu wilayah yang berdaulat, justru
hingga sekarang masih tetap bertahan, terbukti dengan masih adanya
penggunaan bahasa kesukuan hingga sekarang ini dibandingkan dengan
penggunaan bahasa Indonesia. Banyak bukti yang menyebabkan
demikian, khususnya penggunaan bahasa Indonesia dengan EYD masih
sangat minim, bahkan hingga sekarang ini salah satu stasiuntelevisi
swasta menghadirkan salah satu acara yang berjudul snapshoot, yang
menampilkan kesalahan-kesalahan para figur publik dalam menggunakan
bahasa Indonesia sehari-hari. Ini adalah kritik bagi identitas
nasional Indonesia, khususnya bahasa Indonesia, yang oleh figur
publik sekalipun masih ditemukan banyak kesalahan pengucapan atau
penyampaian.Jika demikian, globalisasi budaya bukan hanya menjadi
faktor utama yang mampu menghilangkan identitas nasional, jika
globalisasi budaya dikategorikan sebagai salah satu faktor yang
mampu menghapus identitas nasional. Padahal masyarakat Indonesia
sendiri masih tidak mampu mengidentifikasi identitas nasional
mereka. Bahwa ternyata, penggunaan bahasa slang Indonesia (lu, gue)
dalam kasus-kasus tertentu lebih mencerminkan jiwa metropolis
Jakarta daripada Indonesia. Maka, bilamana identitas nasional
Indonesia adalah bahasa Indonesia, sementara bangsa Indonesia
sendiri tidak mampu untuk menjaganya, sangatlah perlu bagi bangsa
Indonesia untuk kembali melihat sumpah pemuda agar mampu memahami
atau mengidentifikasi apa-apa saja identitas nasional Indonesia
seperti teritorial, kebangsaan, dan bahasa.Selain dari sisi
negatif, ada beberapa hal positif yang dibawa globalisasi dalam
peradaban global ini. Semakin meningkatnya toleransi antar negara
karena kita tahu keadaan Indonesia sebagai negara berkembang sangat
membutuhkan bantuan dan kerjasama dari negara-negara sahabat
diluar. Kesempatan ekonomi antarnegara pun nampak terbuka lebar dan
pendapatan negara bisa bertambah. Adanya globalisasi membuat kita
bisa saling mengenalkan budaya masing-masing guna menambah wawasan
pengetahuan.2.4 Faktor-Faktor yang Menimbulkan Globalisasi
Budaya.Globalisasi bukan datang begitu saja dan tidak mungkin
tersebar luas seperti sekarang ini tanpa ada faktor-faktor yang
mendukungnya. Ada beberapa hal yang bisa dikategorikan sebagai
factor pendukung timbulnya globalisasi budaya, yaitu1. Kemajuan di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi informasi.Kemajuan teknologi
adalah sesuatu yang tidak bisakitahindari dalam kehidupanini,
karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan
manfaatpositifbagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan,
serta sebagaicarabaru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus
dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat
yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade
terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan
untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga memungkinkan
digunakan untuk hal negatif. Di era modernisasi sekarang ini tak
ada batasan bagi kita untuk mengetahui informasi apa pun. Adanya
keberadaan seperti google, yahoo messenger, email, facebook,
twitter, line, path, instagram, dan sebagainya membuat sekat
antarindividu, kelompok, bahkan antarnegara seperti tanpa jarak.
Karena adanya sarana seperti itu, dengan mudahnya dilakukan
tukar-menukar informasi termasuk budaya. Indonesia bisa menerima
banyak budaya asing dari luar seperti musik, trend berpakaian dan
cara pergaulan. Budaya internet yang sudah dikenal hampir oleh
seluruh masyarakat dunia menjadi jendela untuk bisa mengakses ke
dunia luar. Kemajuan di bidang teknologi membawa kita kepada suatu
peradaban yang sangat modern di setiap harinya Kita pun
berlomba-lomba untuk bisa memenuhi kebutuhan zaman agar tidak
dibilang ketinggalan zaman.Dengan hadirnya internet yang merupakan
pengembangan teknologi komunikasi dan informasi, maka semakin mudah
mengakses berbagai informasi secara internasional. Internet
merupakaninterconnection networkingsecaraglobal karenamerupakan
jaringan komputer dalam skala internasional. Internet merupakan
salah satu sumber belajar bagi pelajar, karena dengan menggunakan
internet pelajar dapat mengakses informasi-informasi secara cepat
dan mudah. Bahkan berbagai sumber informasi dari berbagai media
dapat dimodifikasi melalui internet.Kemajuan ilmu dan teknologi
akan terus terjadi seiring dengan perjalanan kehidupan manusia dari
masa kemasa.Penerapan iptek pada setiap aktivitas manusia menjadi
lebih mudah, lebih nyaman, dan lebih cepat dalam mencapai
tujuan.Penerapan iptek dalam bidang informasi dan komunikasi
ternyata membawa dampak yang besar dalam kehidupan masyarakat
dunia, bahkan dengan adanya perubahan yang begitu cepat sehingga
dikenal dengan nama revolusi informasi dan komunikasi yang
menghadirkan suatu peradaban baru.
2. Hubungan internasional negara.Setiap negara tentunya
membutuhkan bantuan dari negara lain karena berdirinya suatu negara
pun harus memeliki pengakuan dari negara-negara dunia. Dalam
membangun sebuah negara, lazimnya setiap negara mengadakan hubungan
internasional antarnegara yang akan memberikan manfaat dalam bidang
ekonomi, politik, keamanan, sosial, budaya, pendidikan, dan
sebagainya.Hubungan internasional ini yang melibatkan banyak negara
dan diberbagai bidang dapat menimbulkan juga pertukaran budaya
terutama dalam bidang perdagangan. Indonesia bisa saja mengadakan
hubungan kerja sama dengan negara lain dalam hal transaksi
penjualan album artis-artis luar negeri, film-film terkenal,
musik,dan majalah fashion yang secara langsung atau pun tidak
langsung telah memperkenalkan budaya luar kedalam budaya kita.Hal
ini tak dapat kita hentikan karena hubungan internasional
antarnegara tak dapat dihentikan. Karena Indonesia adalah salah
satu negara berkembang yang tentunya masih membutuhkan pegangan
kepada negara lain untuk dapat berdiri. Ikut terbawanya pengaruh
budaya asing melalui hubungan internasional ini telah berdampak
secara luas bagi bangsa Indonesia. Kaum remaja sedang
gemar-gemarnya mengidolakan artis dari luar negri bahkan sampai
mengikuti kebiasaan hidupnya yang sudah pasti berdampak dengan
lunturnya budaya nasional kita.Indonesia terletak pada jalur
perdaganganAsiaTimur denga India, Timur Tengah bahkan Eropa Barat.
Itulah sebabnya Indonesia sebagai persinggahan pedagang-pedagang
besar selain berdagang mereka juga memperkenalkan budaya mereka
pada masyarakat setempat sehingga terjadilah perubahan budaya
dengan percampuran budaya yang ada.
3. Kepribadian bangsaSesungguhnya semua pengaruh yang masuk dari
luar itu tergantung dengan tanggapan dan tindakan yang diambil oleh
si penerima budaya tersebut. Memang globalisasi ini memberi efek
yang kuat dan cepat, tapi jika dimensi budaya kita kokoh maka apa
pun pengaruhnya kita tidak akan kehilangan khasanah budaya karakter
bangsa seperti sekarang ini.Sikap masyarakat Indonesia yang terlalu
terbuka tetapi tanpa pengendalian menjadikan masyarakat Indonesia
mudah terpengaruh budaya luar yang tidak sesuai dengan kiblat
budaya Indonesia. Sifat masyarakat Indonesia pun cenderung labil,
serta kurang berani mengambil keputusan sendiri. Kurangnya kontrol
dan penyaringan atau filterisasi terhadap budaya asing yang masuk
ke Indonesia. Kurangnya rasa cinta tanah air baik di sisi cinta
budaya maupun cinta produk dalam negeri. Munculnya anggapan gengsi
yang marak di kalangan remajayang notabene generasi penerus bangsa
menjadikan remaja cenderung menyukai budaya luar daripada budaya
sendiri.Kesalahan pengambilan sikap dalam menyikapi globalisasi
budaya mengakibatkan kita menyalahkan globalisai yang telah
menghilangkan budaya kita. Padahal semuanya itu berbalik pada
kepribadian bangsa kita sendiri. Mau mengikuti arus zaman namun
tetap pertahankan jati diri atau hanyut terbawa arus kemudian
menghilang.2.5 Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Pudarnya Budaya
Indonesia.Upaya atau tindakan yang dapat diambil dalam penanganan
pudarnya budaya bangsa mencakup semua kalangan. Ini bukanlah suatu
tugas tapi sebagai bentuk kecintaan kita terhadap tanah air Ibu
Pertiwi yang harus kita jaga kelestarian budayanya. Semua kalangan
harus ikut berperan aktif dalam upaya ini. Oleh karena itu, dapat
dikategorikan menjadi tiga kategori peran, yaitu sebagai
berikut.
1.Peran MasyarakatSebenarnya, kita tidak perlu khawatir dalam
menghadapi globalisasi karena dampak globalisasi yang tidak
diinginkan dapat dicegah dan diatasi. Langkah-langkah yang dapat
dilakukan untuk mencegah dampak negatif globalisasi adalah bersikap
waspada dan selektif terhadap segala macam arus globalisasi
tersebut. Sikap selektif dapat diartikan sebagai sikap untuk
memiliki dan menentukan alternatif yang terbaik bagi kehidupan
diri, lingkungan masyarakat, bangsa, dan negara melalui proses yang
berhati-hati, rasional, dan normatif terhadap segala macam pengaruh
luar sehingga apa yang telah menjadi pilihan dapat diterima oleh
semua pihak dengan penuh tanggung jawab. Untuk mengatasi
globalisasi juga dapat dilakukan dengan menumbuhkan kembali rasa
nasionalisme bangsa agar masyarakat dapat mencintai negaranya.
Langkah-langkah dapat dilakukan antara lain yaitu: Menumbuhkan
semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk
dalam negeri. Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama. Mewujudkan supremasi
hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar-benarnya
dan seadil-adilnya. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di
bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.Dalam
bidang teknologi dan informasi, langkah yang dapat ditempuh adalah
dengan menyaring informasi yang baik dan bermanfaat. Selain itu
juga diperlukan adanya pengawasan dari semua pihak agar informasi
yang beredar di masyarakat tidak membawa dampak negatif terutama
untuk kalangan muda. Masyarakat juga harus berusaha mengikuti
perkembangan IPTEK agar tidak tertinggal dari negara lain dan tidak
mudah dibodohi oleh informasi-informasi yang masuk dari luar.Untuk
mengurangi sikap konsumtif, hendaknya setiap orang mempunyai
kesadaran untuk tidak bergaya hidup yang bermewah-mewahan atau
dapat dilakukan dengan membeli barang yang harganya lebih
terjangkau namun mempunyai kualitas yang tidak jauh berbeda seperti
produk-produk dalam negeri. Hal ini juga berkaitan dengan bidang
ekonomi. Untuk mengurangi globalisasi dapat dilakukan dengan
meningkatkan produksi dan kualitas produk dalam negeri agar dapat
bersaing dengan produk luar. Promosi produk lokal melalui berbagai
media massa juga dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
produk dalam negeri dan menarik konsumen untuk beralih pada produk
lokal.Masalah-masalah pencemaran lingkungan yang lebih parah juga
dapat dihindari dengan berbagai macam cara antara lain dengan
mengurangi penggunaan bahan-bahan yang berbahaya untuk lingkungan,
membuat alat filter pada cerobong-cerobong asap, membuat tempat
pembuangan dan pengolahan limbah serta meregenerasi hutan sebagai
alat filter alami.Dalam bidang budaya, masyarakat harus selektif
memilih budaya dari luar dengan mengambil kebudayan-kebudayaan yang
sesuai dengan kebudayaan lokal. Budaya lokal juga harus diangkat
kembali dengan mengadakan berbagai macam pameran, seminar,
lomba-lomba kebudayaan, dan sebagainya. Kebudayaan yang diwariskan
secara turun-temurun harus terus dilestarikan agar tidak ada bagian
yang tertinggal. Untuk mendukung hal tersebut juga dapat dilakukan
dengan menjaga tempat-tempat bersejarah, wisata budaya, wisata
alam, dan berbagai hal yang berkaitan dengan adat istiadat
daerah.Dalam bidang pendidikan juga tidak jauh berbeda. Pendidikan
tidak akan pernah luput dari komponen-komponen yang saling memiliki
keterkaitan yaitu pendidik (guru), peserta didik (murid), orang tua
(keluarga), dan lingkungan. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan oleh semua komponen tersebut dalam menghadapi
globalisasi di dunia pendidikan. Pendidik (guru) mempunyai tugas
utama untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik dijalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru adalah orang yang
bertanggung jawab atas peningkatan moral pelajar dan
kemerosotannya. Oleh karena itu, tugas guru tidak terbatas pada
kegiatan mengajar tapi yang terpenting adalah mencetak karakter
murid. Dengan cara mendidik yang baik maka dapat terbentuk karakter
murid yang baik dan kritis. Pembentukan karakter ini diperlukan
agar murid dapat menanggapi dan menyaring pengaruh globalisasi
dengan tepat. Hal tersebut juga dapat diperkuat dengan dukungan
keluarga dan lingkungan sekitar. Kedua komponen ini harus lebih
kuat menanamkan nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat karena
dengan penanaman tersebut anak akan lebih mempunyai sifat
nasionalisme. Pengawasan juga harus dilakukan agar anak tidak
terpengaruh oleh pihak luar dengan mudah.2. Peran Pemerintah.Peran
kebijaksanaan pemerintah yang lebih mengarah kepada
pertimbangan-pertimbangan ekonomi daripadaculturalatau budaya dapat
dikatakan merugikan perkembangan suatukebudayaan.Dalam pengamatan
yang lebih sempit dapat kita melihat tingkah laku aparat pemerintah
dalam menangani perkembangan kesenian rakyat, di mana banyaknya
campur tangan dalam menentukan objek dan berusaha merubah agar
sesuai dengan tuntutan pembangunan.Dalam kondisi seperti ini arti
dari kesenian rakyat itu sendiri menjadi hambar dan tidak ada rasa
seninya lagi. Melihat kecenderungan tersebut, aparat pemerintah
telah menjadikan para seniman dipandang sebagai objek pembangunan
dan diminta untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan simbol-simbol
pembangunan.Hal ini tentu saja mengabaikan masalah pemeliharaan dan
pengembangan kesenian secara murni, dalam arti benar-benar didukung
oleh nilai seni yang mendalam dan bukan sekedar hanya dijadikan
model saja dalam pembangunan. Dengan demikian, kesenian rakyat
semakin lama tidak dapat mempunyai ruang yang cukup memadai untuk
perkembangan secara alami atau natural, karena itu, secara tidak
langsung kesenian rakyat akhirnya menjadi sangat tergantung oleh
model-model pembangunan yang cenderung lebih modern dan
rasional.Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak dikehendaki
terhadap keaslian dan perkembangan yang murni bagi kesenian rakyat
tersebut, maka pemerintah perlu mengembalikan fungsi pemerintah
sebagai pelindung dan pengayom kesenian-kesenian tradisional tanpa
harus turut campur dalam proses estetikanya. Memang diakui bahwa
kesenian rakyat saat ini membutuhkan dana dan bantuan pemerintah
sehingga sulit untuk menghindari keterlibatan pemerintah dan bagi
para seniman rakyat ini merupakan sesuatu yang sulit pula membuat
keputusan sendiri untuk sesuai dengan keaslian (oroginalitas) yang
diinginkan para seniman rakyat tersebut. Oleh karena itu pemerintah
harus melakoni dengan benar-benar peranannya sebagai pengayom yang
melindungi keaslian dan perkembangan secara estetis kesenian rakyat
tersebut tanpa harus merubah dan menyesuaikan dengan
kebijakan-kebijakan politik.Selama ini pembinaan dan pengembangan
kesenian tradisional yang dilakukan lembaga pemerintah masih
sebatas pada unsur formalitas belaka, tanpa menyentuh esensi
kehidupan kesenian yang bersangkutan.Akibatnya, kesenian
tradisional tersebut bukannya berkembang dan lestari, namun justru
semakin dijauhi masyarakat.Dengan demikian, tantangan yang dihadapi
oleh kesenian rakyat cukup berat.Karena pada era teknologi dan
komunikasi yang sangat canggih dan modern ini masyarakat dihadapkan
kepada banyaknya alternatif sebagai pilihan, baik dalam menentukan
kualitas maupun selera.Hal ini sangat memungkinkan keberadaan dan
eksistensi kesenian rakyat dapat dipandang dengan sebelah mata oleh
masyarakat, jika dibandingkan dengan kesenian modern yang merupakan
imbas dari budaya pop. Untuk menghadapi hal-hal tersebut di atas
ada beberapa alternatif untuk mengatasinya, yaitu meningkatkan
Sumber Daya Manusia (SDM ) bagi para seniman rakyat. Selain itu,
mengembalikan peran aparat pemerintah sebagai pengayom dan
pelindung, dan bukan sebaliknya justru menghancurkannya demi
kekuasaan dan pembangunan yang berorientasi pada dana-dana proyek
atau dana-dana untuk pembangunan dalam bidang ekonomi
saja.Langkah-langkah di atas tidak dapat dilaksanakan jika tidak
ada peran aktif dari semua komponen negara baik pemerintah maupun
masyarakat. Untuk itu diperlukan kerjasama yang baik agar hasilnya
dapat maksimal. Kerjasama itu tidak lepas dari persatuan dan
kesatuan bangsa sehingga pancasila sebagai ideologi negara harus
dihidupkan kembali.
3. Peran MahasiswaKita sebagai seorang mahasiswa yang aktif dan
kreatif tentunya tidak ingin kebudayaan kita menjadi pudar bahkan
lenyap karena pengaruh dari budaya-budaya luar.Mahasiswa memiliki
kedudukan dan peranan penting dalam pelestarian seni dan budaya
daerah. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa mahasiswa merupakan anak
bangsa yang menjadi penerus kelangsungan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara Indonesia. Sebagai intelektual muda yang
kelak menjadi pemimpin-pemimpin bangsa, pada mereka harus
bersemayam suatu kesadaran kultural sehingga keberlanjutan negara
bangsa Indonesia dapat dipertahankan. Pembentukan kesadaran
kultural mahasiswa antara lain dapat dilakukan dengan pengoptimalan
peran mereka dalam pelestarian seni dan budaya daerah.Optimalisasi
peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah dapat
dilakukan melalui dua jalur, yaitu intrakurikuler dan
ekstrakulikuler. Jalur Intrakurikuler dilakukan dengan menjadikan
seni dan budaya daerah sebagai substansi mata kuliah; sedangkan
jalur ekstrakurikuler dapat dilakukan melalui pemanfaatan unit
kegiatan mahasiswa (UKM) kesenian dan keikutsertaan mahasiswa dalam
kegiatan-kegiatan seni dan budaya yang diselenggarakan oleh
berbagai pihak untuk pelestarian seni dan budaya daerah.a.Jalur
Intrakurikuler.Untuk mengoptimalkan peran mahasiswa dalam
pelestarian seni dan budaya daerah diperlukan adanya pemahaman
mahasiswa terhadap seni dan budaya daerah. Tanpa adanya pemahaman
yang baik terhadap hal itu, mustahil mahasiswa dapat menjalankan
peran itu dengan baik. Peningkatan pemahaman mahasiswa terhadap
seni dan budaya daerah dapat dilakukan melalui jalur
intrakurikuler; artinya seni dan budaya daerah dijadikan sebagai
salah satu substansi atau materi pembelajaran dalam satu mata
kuliah atau dijadikan sebagai mata kuliah. Kemungkinan yang pertama
dapat dilakukan melalui mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar
(ISBD) bagi mahasiswa program studi eksakta, dan Ilmu Budaya Dasar
dan Antropologi Budaya bagi mahasiswa program studi ilmu sosial.
Dalam dua mata kuliah itu terdapat beberapa pokok bahasan yang
dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap
seni dan budaya daerah yaitu tentang manusia dan kebudayaan,
manusia dan peradaban, dan manusia, sains teknologi, dan
sen.Kemungkinan yang kedua tampaknya telah diakomodasi dalam
kurikulum program studi-program studi yang termasuk dalam rumpun
ilmu budaya seperti program studi di lingkungan Fakultas Sastra
atau Fakultas Ilmu Budaya. Beberapa mata kuliah yang secara khusus
dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman terhadap seni dan
budaya daerah adalah Masyarakat dan Kesenian Indonesia, Manusia dan
Kebudayaan Indonesia, dan Masyarakat dan Kebudayaan Pesisir.
Melalui mata kuliah-mata kuliah itu, mahasiswa dapat diberi
penugasan untuk melihat, memahami, mengapresiasi, mendokumentasi,
dan membahas seni dan budaya daerah. Dengan kegiatan-kegiatan
semacam itu pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya daearah
akan meningkat yang juga telah melakukan pelestarian.Jalur
intrakurikuler lainnya yang dapat digunakan untuk meningkatkan
pemahaman bahkan mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian
seni dan budaya daerah adalah Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Mahasiswa-mahasiswa yang telah mendapatkan pemahaman yang mencukupi
terhadap seni dan budaya daerah dapat berkiprah langsung dalam
pelestarian dan pengembangan seni dan budaya daerah. Kuliah Kerja
Profesi (KKP) yang merupakan bentuk lain dari KKN di Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Diponegoro telah digunakan untuk berperan serta
dalam pelestarian dan pengembangan seni dan budaya daerah.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, khususnya yang berasal dari program
studi Sejarah, dalam tiga tahun terakhir sebagian telah membantu
merevitalisasi seni budaya yang tumbuh dan berkembang di Semarang,
misalnya batik Semarang, arsitektur Semarang, dan membantu
mempromosikan perkumpulan Wayang Orang Ngesthi Pandhawa.b.Jalur
Ekstrakurikuler.Pembentukan dan pemanfaatan Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM) Kesenian Jawa (Daerah Lainnya) merupakan langkah lain yang
dapat ditempuh untuk mengoptimalkan peran mahasiswa dalam
pelestarian seni dan budaya daerah. Sehubungan dengan hal itu,
pimpinan perguruan tinggi perlu mendorong pembentukan UKM Kesenian
Daerah. Lembaga kemahasiswaan itu merupakan wahana yang sangat
strategis untuk upaya-upaya tersebut, karena mereka adalah
mahasiswa yang benar-benar berminat dan berbakat dalam bidang seni
tradisi. Latihan-latihan secara rutin sebagai salah satu bentuk
kegiatan UKM kesenian daerah (Jawa misalnya) yang pada gilirannya
akan berujung pada pementasan atau pergelaran merupakan bentuk
nyata dari pelestarian seni dan budaya daerah. Forum-forum festival
seni mahasiswa semacam Pekan Seni Mahasiswa Tingkat Nasional
(Peksiminas) merupakan wahana yang lain untuk pengoptimalan peran
mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah.
BAB IIISIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Norma-norma yang terkandung dalam kebudayaan bangsa Indonesia
perlahan-lahan mulai pudar. Gencarnya serbuan teknologi disertai
nilai-nilai intrinsik yang diberlakukan di dalamnya, telah
menimbulkan isu mengenai globalisasi dan pada akhirnya menimbulkan
nilai baru tentang kesatuan dunia. Proses perkembangan globalisasi
pada awalnya ditandai dengan kemajuan bidang teknologi informasi
dan komunikasi. Bidang tersebut merupakan penggerak globalisasi.
Dari kemajuan bidang ini kemudian memengaruhi sektor-sektor lain
dalam kehidupan, seperti bidang politik, ekonomi, sosial, budaya
dan lain-lain. Contoh sederhana yaitu, dengan teknologi internet,
parabola, dan televisi orang di belahan bumi mana pun akan dapat
mengakses berita dari belahan dunia yang lain secara cepat. Hal ini
menimbulkan interaksi antarmasyarakat dunia secara luas, yang
akhirnya akan saling memengaruhi satu sama lain terutama pada
kebudayaan. Globalisasi telah membawa nilai budaya kaum kapitalisme
berakulturasi dengan budaya ketimuran kita. Nilai-nilai budaya dari
luar begitu mudahnya masuk ke negara kita tanpa dilakukan
pemfilteran yang cerdas oleh rakyat Indonesia.Seperti yang kita
tahu, terlalu dibanggakannya budaya westernisasi saat ini
menyebabkan budaya kita tersisihkan. Semakin mudahnya budaya luar
memasuki jaringan kehidupan di negara kita menyebabkan kekhawatiran
pada kebudayaan tradisional kita.Salah satu cara yang paling
mendasar adalah dengan penyaringan budaya yang masuk ke Indonesia
dan pelestarian budaya bangsa. Banyak hal yang menjadi faktor dari
timbulnya globalisasi budaya ini yaitu kemajuan dibidang ilmu
pengetahuan dan teknologi, hubungan internasional negara,
kepribadian bangsa. Dalam upaya pencegahan dan penanggulangannya
diperlukan partisipasi semua pihak mulai dari masyarakat,
pemerintah dan mahasiswa.Namun, dibalik itu semua, tak bisa kita
menyalahkan globalisasi sebagai aktor utama penyebab terkikisnya
budaya nasional bangsa kita yang menjadi khasanah jati diri
Indonesia. Tapi intropeksi lah dan berkaca ke dalam diri kita,
bagaimana tindakan kita selama ini terhadap budaya kita. Sudah kah
kita mencintai produk Indonesia? Sudah kah kita lebih
memprioritaskan budaya Indonesia daripada budaya modern diluar
sana?Meskipun kapitalisme berpengaruh besar kepada budaya populer
global, dalam kaitannya dengan globalisasi budaya sekarang ini,
indikasi bahwa globalisasi kebudayaan adalah sumber utama yang
menjadikan hilangnya identitas nasional, dirasakan perlu redefinisi
terhadap identitas nasional itu sendiri. Sebab, meskipun sudah
diketahui bahwa identitas nasional adalah simbolisasi terhadap
individu teritori, kemampuan masyarakat khususnya Indonesia tidak
cukup baik dalam mempertahankan kebudayaan mereka sendiri sebagai
suatu identitas. Kita sebagai masyarakat Indonesia harus ikut
menjaga, melindungi, dan melestarikan budaya ini dengan bentuk
aplikasi yang nyata. Lakukanlah dalam kehidupan sehari-hari. Jangan
berdiam diri dan bersikap tak peduli kalau kekayaan bangsa ini
direnggut begitu saja oleh negara lain. Semua harus bergerak, ambil
bagian, jangan bertopang dagu mengharapkan yang lain saja. Namun,
kita selayaknya ikut berpartisipasi dan mengambil posisi sebagai
bagian dalam perjuangan budaya ini.
B. Saran
1. Jadilah masyarakat yang cerdas saat ini. Jangan sampai
kemajuan peradaban yang menguasai kita, tapi seharusnya kita lah
yang menguasai kemajuan global tersebut dalam genggaman kita. 2.
Masyarakat perlu menyeleksi kemunculan globalisasi kebudayaan baru,
sehingga budaya yang masuk tidak merugikan dan berdampak negatif.3.
Pemerintah perlu mengkaji ulang perturan-peraturan yang dapat
menyebabkan pergeseran budaya bangsa.4. Masyarakat harus
berhati-hati dalam meniru atau menerima kebudayaan baru sehingga
pengaruh globalisasi di negara kita tidak terlalu berpengaruh pada
kebudayaan yang merupakan jati diri bangsa kita.5. Masyarakat perlu
berperan aktif dalam pelestarian budaya daerah masing-masing
khususnya dan budaya bangsa pada umumnya.6. Para pelaku usaha media
massa perlu mengadakan seleksi terhadap berbagai berita, hiburan
dan informasi yang diberikan agar tidak menimbulkan pergeseran
budaya.7. Mulailah dari dalam diri sendiri baru mentrasfer semangat
perlindungan budaya itu kepada orang di sekitar kita. Jika tidak
dimulai, tidak akan ada tindakan.
DAFTAR PUSTAKAPurwanti, Rina. 2009. Cara-Cara Menghadapi Era
Globalisasi dalam
http://kelimasos3-globalisasi.blogspot.com/2009/03/cara-cara-menghadapi-era-globalisasi.html,
4Maret, diakses tanggal 10 Desember 2013.Permata, Intan. 2012.
Faktor yang Menyebabkan Perubahan Kebudayaan dalam
http://intanpermata92.blogspot.com/2012/03/faktor-yang-menyebabkan-perubahan.html,
16 Maret, diakses tanggal 10 Desember 2013.A.Z, Ridwan. 2008.
Pengertian Budaya dalam http
://ridwanaz.com/umum/akademik/pengertian budaya, 25 Agustus,
diakses tanggal 8 Desember 2013.Sayidah, Rifa Riviyah. 2013.
Pengertian Globalisasi dalam
http://globalisasiriva.blogspot.com/p/pengertian-globalisasi.html,
31 Januari, diakses tanggal 7 Desember 2013.Khaerudin, Iman. 2012.
Pengaruh Globalisasi Terhadap Budaya dalam
http://imanizty.wordpress.com/2012/04/09/pengaruh-globalisasi-terhadap-budaya,
19 April, diakses tanggal 4 Desember 2013.Sutrisno, Aji. 2013.
Dampak Negatif Globalisai dalam
http://ajibavarian8.blogspot.com/2013/01/contoh-karya-ilmiah-dampak-negatif.html,
16 Januari, diakses tanggal 4 Desember 2013.
20