Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah gizi seimbang di Indonesia masih merupakan masalah yang
cukup berat. Kekurangan atau kelebihan makanan pada masa hamil dapat
berakibat kurang baik bagi ibu dan janin.
Sayangnya, masalah gizi pada ibu hamil di Indonesia masih kurang
menguntungkan. Ahli gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr
Elvina Karyadi, MSc, PhD, SpGK, memaparkan, berdasarkan riset kesehatan
dasar 2007, terdapat 13,6 persen wanita usia subur dengan kurang energi
kronis. Selain itu, ada 11,3 persen wanita dewasa yang mengalami anemia.
Bahkan, berdasarkan survei kesehatan rumah tangga 2001, prevalensi (angka
kejadian) anemia pada ibu hamil mencapai 40,1 persen. (Amirullah, tempo.co)
Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada
masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi
yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain bayi
yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama
hamil.
Masih rendahnya gizi buruk ibu hamil di Indonesia terus meningkat dari
tahun ke tahun, ini yang membuat kajian bagi pemerintah untuk mengatasi
permasalahan ini. Data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2007 menunjukkan Angka Kematian Balita sebesar 44/1000, Angka
Kematian Bayi 34/1000, dan Angka Kematian Neonatal 19/1000.
(neraca.co.id)
Selama hamil, calon ibu memerlukan lebih banyak zat-zat gizi daripada
wanita yang tidak hamil, karena makanan ibu hamil dibutuhkan untuk dirinya
dan janin yang dikandungnya, bila makanan ibu terbatas janin akan tetap
menyerap persediaan makanan ibu sehingga ibu menjadi kurus, lemah, pucat,
gigi rusak, rambut rontok dan lain-lain.
Gizi ibu hamil tersebut sangat mempengaruhi perkembangan janin dalam
kandungan. Beberapa kasus seperti bayi prematur dan kelainan bayi lainnya
Page 2
dapat disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi ibu hamil dan kesehatan si
ibu.
Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berjudul Born Too
Soon, The Global Action Report on Preterm Birth menyebutkan, secara global
15 juta bayi lahir prematur tiap tahun. Lebih dari satu juta bayi meninggal
karena komplikasi akibat lahir prematur. Bayi yang hidup selamat pun banyak
yang mengalami gangguan kognitif, penglihatan, dan pendengaran. Menurut
laporan itu juga, tahun 2010, Indonesia menempati peringkat kelima negara
dengan bayi prematur terbanyak di dunia (675.700 bayi) setelah India (3,5 juta
bayi), Tiongkok (1,2 juta bayi), Nigeria (773.600 bayi), dan Pakistan (748.100
bayi). (health.kompas.com)
Indonesia berada di urutan ke-5 dari 10 negara penyumbang bayi
prematur terbanyak. Posisi Indonesia berada setelah India. Indonesia
berkontribusi 15% atas kelahiran bayi prematur seluruh dunia.
(health.liputan6.com)
1.2 Rumusan Makalah
1.2.1 Apa pengertian nutrisi ibu hamil?
1.2.2 Apa saja nutrisi yang diperlukan ibu hamil?
1.2.3 Faktor apa saja yang mempengaruhi nutrisi ibu hamil?
1.2.4 Bagaimana pedoman makan bagi ibu hamil?
1.2.5 Apa akibat ibu hamil yang kekurangan gizi?
1.2.6 Bagaimana perkembangan janin dalam kandungan?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian nutrisi ibu hamil
1.3.2 Mengetahui nutrisi yang diperlukan ibu hamil
1.3.3 Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nutrisi ibu hamil
1.3.4 Mengetahui pedoman makan bagi ibu hamil
1.3.5 Mengetahui akibat ibu hamil yang kekurangan gizi
1.3.6 Mengetahui perkembangan janin dalam kandungan
Page 3
BAB II
KAJIAN TEORI
2.6 Perkembangan Janin dalam Kandungan
1) Bulan ke-1
Sperma membuahi ovum, membelah, masuk di uterus dan menempel
pada hari ke-11. (Rochmawati. 2015)
Pada minggu pertama hingga minggu ke-3 sang ibu mungkin belum
menyadari bahwa ia mengandung. Namun pada minggu ke-4, embrio
memproduksi hormon kehamilan (Chorionic Gonadotropin-CG), sehingga
apabila Anda melakukan test kehamilan, hasilnya positif. Janin mulai
membentuk struktur manusia. Saat ini telah terjadi pembentukan otak dan
tulang belakang serta jantung dan aorta (urat besar yang membawa darah ke
jantung). Bagian tubuh embrio yang pertama muncul akan menjadi tulang
belakang, otak, dan saraf tulang belakang. Jantung, sirkulasi darah dan
pencernaan juga sudah terbentuk. (Nugroho. 2015)
Gambar 1. (Kiri) Pembuahan (Tengah) Zigot (Kanan) Embrio
2) Bulan ke-2
Panjang janin 250 mm. Jantung mulai memompa darah. Raut muka
dan bagian utama otak dapat terlihat. Terbentuk telinga, tulang dan otot di
bawah kulit yang tipis. (Rochmawati. 2015)
Pada minggu ke-5, terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan
endoderm. Ectoderm adalah lapisan yang akan membentuk system saraf
yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit serta rambut.
Lapisan Mesoderm akan membentuk organ jantung, buah pinggang, tulang
dan organ reproduktif. Lapisan Endoderm membentuk usus, hati, pankreas
dan pundi kencing. Minggu ke-6, ukuran embrio rata-rata 2-4 mm, jantung
bayi mulai berdetak, sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk,
Page 4
pucuk-pucuk kecil yang akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai
tampak. Minggu ke-7, panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram.
Pucuk lengan mulai membelah menjadi bagian bahu dan tangan yang
mungil. Jantung dan paru-paru telah terbagi menjadi ruang-ruang. Minggu
ke-8, panjang kira-kira 14-20 mm, bayi sudah mulai terbentuk diantaranya
pembentukan lubang hidung, bibir, mulut serta lidah. Matanya juga sudah
kelihatan berada dibawah membran kulit yang tipis. (Nugroho. 2015)
Gambar 2. Janin 8 Minggu
3) Bulan ke-3
Panjang janin 7-9 cm. Tinggi rahim di atas simpisis (tulang
kemaluan). Embrio menjadi janin. Denyut jantung terlihat pada USG. Mulai
ada gerakan. Sudah ada pusat tulang, kuku, ginjal mulai memproduksi urin.
(Rochmawati. 2015)
Pada minggu ke-9, panjangnya sekitar 22-30 mm dan beratnya sekitar
4 gram. Minggu ke-10, semua organ penting yang telah terbentuk mulai
bekerjasama. Pertumbuhan otak meningkat dengan cepat, hampir 250.000
sel saraf baru diproduksi setiap menit. Minggu ke-11, panjang tubuhnya
mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan dan kakinya mulai
tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah menguap, janin sudah mulai bisa
mengubah posisinya. Minggu ke-12, panjang fetus 6-7 cm berat 14 gram,
jari dan kuku mulai terbentuk, janin bergerak secara spontan,
penyempurnaan seluruh organ tubuh. (Nugroho. 2015)
Page 5
Gambar 3. Janin 12 minggu
4) Bulan ke-4
Panjang janin 10-17 cm. Berat janin 100 gram. Tinggi rahim setengah
atas simpisis – pubis. Sistem muskuloskeletal sudah matang, sistem saraf
mulai melakukan kontrol. Pembuluh darah berkembang cepat. Tangan janin
dapat menggenggam. Kaki menendang aktif. Pankreas memproduksi
insulin. Kelamin luar sudah dapat ditentukan jenisnya. (Rochmawati. 2015)
Pada minggu ke-13 (akhir trimester pertama), plasenta berkembang
untuk menyediakan oksigen, nutrisi dan pembuangan sampah bayi. Kelopak
mata bayi merapat untuk melindungi mata yang sedang berkembang. Janin
mencapai panjang 76 mm dan beratnya 19 gram. Minggu ke-14, kelenjar
prostat bayi laki-laki berkembang dan ovarium turun dari rongga perut
menuju panggul. Minggu ke-15, bayi sudah mampu menggenggam
tangannya dan mengisap ibu jari. Kelopak matanya masih tertutup. Minggu
ke-16, bayi telah mempunyai tulang yang kuat dan mulai bisa mendengar
suara. (Nugroho. 2015)
Gambar 4. Bayi 16 minggu
5) Bulan ke-5
Panjang janin 18-27 cm. Berat janin 300 gram. Tinggi rahim setinggi
pusat. Verniks melindungi tubuh. Lanugo menutupi tubuh dan menjaga
Page 6
minyak pada kulit. Terbentuk alis, bulu mata, dan rambut. Janin membuat
jadwal teratur tidur, menelan dan menendang. (Rochmawati. 2015)
Pada minggu ke-17, lapisan lemak cokelat mulai berkembang, untuk
menjada suhu tubuh bayi setelah lahir, sidik jari mulai terbentuk. Minggu
ke-18, bayi sudah bisa melihat cahaya yang masuk melalui dinding rahim
ibu. Minggu ke-19, tubuh bayi diselimuti vernix caseosa, semacam lapisan
lilin yang melindungi kulit dari luka. Minggu ke-20, terjadi penyempurnaan
jantung dan sistem pernapasan. (Nugroho. 2015)
Gambar 5. Bayi 20 minggu
6) Bulan ke-6
Panjang janin 28-34 cm. Berat rahim 600 gram. Tinggi rahim di atas
pusat. Kerangka berkembang cepat. Berkembangnya sistem pernafasan.
(Rochmawati. 2015)
Pada minggu ke-21, usus bayi telah cukup berkembang sehingga ia
sudah mampu menyerap atau menelan gula dari cairan lalu dilanjutkan
melalui sistem pencernaan manuju usus besar. Gerakan bayi semakin pelan
karena beratnya sudah 340 gram dan panjangnya 20 cm. Minggu ke-22,
perbandingan kepala dan tubuh semakin proporsional. Minggu ke-23,
beratnya hampir 450 gram. Minggu ke-24, paru-paru mulai mengambil
oksigen meski bayi masih menerima oksigen dari plasenta. Untuk persiapan
hidup di luar rahim, paru-paru bayi mulai menghasilkan surfaktan yang
menjaga kantung udara tetap mengembang, kepala masih terlihat besar, bulu
mata dan alis mulai tampak, kulit bayi mulai menebal. (Nugroho. 2015)
Page 7
Gambar 6. Bayi 24 minggu
7) Bulan ke-7
Panjang janin 35-38 cm. Berat rahim 1000 gram. Tinggi rahim antara
pertengahan pusat – prosessus xifodeus. Janin bisa bernafas, menelan dan
mengatur suhu. Terbentuk surfaktan dalam paru-paru. Mata mulai membuka
dan menutup. Bentuk janin dua pertiga bentuk saat lahir. (Rochmawati.
2015)
Pada minggu ke-25, bayi cegukan, ini tandanya ia sedang latihan
bernafas. Ia menghirup dan mengeluarkan air ketuban. Jika air ketuban yang
tertelan terlalu banyak, ia akan cegukan, bagian hidung bayi mulai
berfungsi. Minggu ke-26, aktifitas otaknya yang berkaitan dengan
pendengarannya dan pengelihatannya sudah berfungsi, bunda dapat
memulai memperdengarkan lagu yang ringan dan mencoba untuk memberi
cahaya lebih disekitar perut, mungkin bunda akan merasakan anggukan
kepala si kecil. Minggu ke-27, paru-paru, hati dan sistem kekebalan tubuh
masih harus dimatangkan. Namun jika ia dilahirkan, memiliki peluang 85%
untuk bertahan. Minggu ke-28, kepalanya sudah mengarah ke bawah.
(Nugroho. 2015)
Gambar 7. Bayi 28 minggu
8) Bulan ke-8
Page 8
Panjang janin 42,5 cm. Berat rahim 1700 gram. Tinggi rahim dua
pertiga di atas pusat. Simpanan lemak berkembang di bawah kulit. Janin
mulai menyimpan zat besi, kalsium dan fosfor. Kulit merah dan gerak aktif.
(Rochmawati. 2015)
Pada minggu ke-29, kelenjar adrenalin bayi mulai menghasilkan
hormon, sensitifitas dari bayi semakin jelas, bayi sudah bisa
mengidentifikasi perubahan suara, cahaya, rasa dan bau. Selain itu otak bayi
sudah bisa mengendalikan nafas dan mengatur suhu badan dari bayi.
Minggu ke-30, beratnya sekitar 1400 gram dan panjangnya 27 cm, cairan
ketuban (amniotic fluid) di rahim bunda semakin berkurang, bayi sudah
mulai memproduksi air mata. Minggu ke-31, aliran darah di plasenta
memungkinkan bayi menghasilkan air seni, apabila diperdengarkan musik,
bayi akan bergerak. Minggu ke-32, panjang fetus 28 cm, berat 1800 gram,
bayi sudah mulai bisa bermimpi, pada usia kehamilan ini biasanya kepala
bayi sudah berada di bawah dan tidak berputar putar lagi. (Nugroho. 2015)
Gambar 8. Bayi 32 minggu
9) Bulan ke-9
Panjang janin 46 cm. Berat rahim 2500 gram. Tinggi rahim setinggi
prosessus xifodeus. Kulit penuh lemak, organ sudah sempurna.
(Rochmawati. 2015)
Pada minggu ke-33, bayi telah memiliki wajah, bayi sudah bisa
mengambil nafas dalam-dalam walaupun nafasnya masih di dalam air.
Minggu ke-34, tubuh bunda sedang mengirimkan antibodi melalui darah
bunda ke dalam darah bayi yang berfungsi sebagai sistem kekebalan
tubuhnya dan proses ini akan tetap terus berlangsung bahkan lebih rinci
pada saat bunda mulai menyusui, bayi berada di pintu rahim. Minggu ke-35,
Page 9
pendengaran sempurna, lemak dari tubuh bayi sudah mulai memadat pada
bagian kaki dan tangannya, lapisan lemak ini berfungsi untuk memberikan
kehangatan pada tubuhnya. Minggu ke-36, kulit bayi sudah semakin halus
dan sudah menjadi kulit bayi. (Nugroho. 2015)
Gambar 9. Bayi 36 minggu
10) Bulan ke-10
Panjang janin 50 cm. Berat rahim 3000 gram. Tinggi rahim dua jari
bawah prossesus xifodeus. Kepala janin masuk PAP (pintu atas panggul),
kuku panjang, testis telah turun. Kulit halus hampir tidak ada lanugo.
(Rochmawati. 2015)
Pada minggu ke-37, kepala bayi turun ke ruang pelvik. Bentuk bayi
semakin membulat dan kulitnya menjadi merah jambu. Rambutnya tumbuh
dengan lebat dan bertambah 5cm. Kuku terbentuk dengan sempurna. Bayi
sudah bisa melihat adanya cahaya diluar rahim. Bayi pada saat ini sedang
belajar untuk mengenal aktifitas harian, selain itu bayi juga sedang belajar
untuk melakukan pernafasan walaupun pernafasannya masih dilakukan di
dalam air. Minggu ke-38 hingga minggu ke-40, proses pembentukan telah
berakhir dan bayi siap dilahirkan. (Nugroho. 2015)
Gambar 10. Bayi 40 minggu
Page 10
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Contoh Kasus
Judul : Lahir Prematur dan Mungil, Tangan Bayi Ini Muat di Cincin
Ayahnya
Sumber : Dian Maharani, 28 Agustus 2015, http://health.kompas.com/
KOMPAS.com – Mollie Perrin, bayi perempuan yang lahir prematur
berhasil melewati masa kritisnya. Perjuangan Mollie untuk bertahan hidup pun
diceritakan sang ibu Stephanie Perrin (34) dan ayahnya James Perrin (38) asal
Hull, East Yorkshire, Inggris.
Mollie lahir pada usia kehamilan baru 27 minggu. Pertumbuhannya dalam
rahim terhenti karena gangguan plasenta yang disebut intrauterine growth
restriction (IUGR). Gangguan plasenta membuat Mollie tak bisa mendapat asupan
makanan dengan benar ketika berada dalam rahim ibunya.
Ukuran tubuh Mollie pun tak berkembang. Bayi mungil itu kemudian
langsung dilarikan ke perawatan intensif neonatal setelah dilahirkan.
Mollie lahir prematur dengan berat badan tak lebih dari 1 kilogram. Bahkan,
lengan bayi itu bisa masuk ke dalam lingkar cincin kawin ayahnya. Ukuran tangan
Mollie tak jauh berbeda dengan jari ayahnya. Sang ayah menunjukkan foto tangan
Mollie itu saat menggendongnya di usia 25 hari.
Saat itu, dokter memperkirakan Mollie tak akan bertahan hidup lebih dari
usia 3 minggu setelah kelahiran. Namun, Mollie menantang perkiraan dokter
tersebut. Saat usia 3 minggu, Mollie dipeluk oleh orangtuanya untuk pertama
kalinya. Bayi mungil itu ternyata terus berkembang.
Hingga akhirnya, pada usia 17 minggu Mollie sudah boleh dibawa pulang
oleh orangtuanya dari rumah sakit. Membawa Mollie pulang merupakan momen
yang paling dinanti keluarga ini.
“Saya tidak percaya, akhirnya datang hari bagi kita untuk membawa Mollie
pulang, "kata Perrin.
Keluarga Perrin mengaku sangat lega dan takjub bisa membawa Mollie
pulang dan menjadi anggota keluarga baru dalam kehidupan mereka. Saat dokter
Page 11
mengatakan hidup Mollie tak akan lama, keluarga Perrin hanya bisa berharap
melihat Mollie lebih dari waktu 3 minggu.
“Ini menunjukkan bahwa untuk mengatasi semua rintangan, suatu mukjizat
bisa terjadi, "kata Perrin.
3.2 Analisa Kasus
3.2.1 Faktor yang Mempengaruhi Bayi Lahir Prematur
Kelahiran prematur adalah kelahiran yang terjadi sebelum dimulainya
minggu ke-37 kehamilan. Normalnya, kehamilan biasanya berlangsung sekitar
40 minggu. Kelahiran prematur membuat bayi memiliki sedikit waktu untuk
berkembang di dalam rahim. (Mayo Clinic. 2014)
Pada kasus diatas, dijelaskan bahwa pertumbuhannya dalam rahim terhenti
karena gangguan plasenta yang disebut intrauterine growth restriction (IUGR).
Gangguan plasenta membuat Mollie tak bisa mendapat asupan makanan dengan
benar ketika berada dalam rahim ibunya. Janin yang mengalami pertumbuhan
yang terhambat (IUGR) adalah janin yang mengalami kegagalan dalam
mencapai berat standard atau ukuran standard yang sesuai dengan usia
kehamilannya. Pertumbuhan Janin Terhambat atau Intra Uterine Growth
Restriction adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan nutrisi dan
pertumbuhan janin yang mengakibatkan berat badan lahir dibawah batasan
tertentu dari usia kehamilannya.
Kelainan pada plasenta belum diketahui secara pasti penyebabnya, namun
faktor yang mempengaruhi kelainan plasenta seperti Plasenta Insufisiensi yaitu
kelainan ini timbul apabila fungsi transport nutrisi dari sang ibu kepada janinnya
tidak berjalan dengan baik atau terganggu. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh
ibu hami yang merokok, penderita diabetes kronis atau ibu hamil dengan
kelainan ginjal. Akibat dari kelainan ini adalah ukuran janin lebih kecil dari
normal karena terganggunya asupan makan tersebut.
Akibat kelainan plasenta, Mollie pun lahir dengan prematur. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi bayi lahir prematur, seperti kasus tersebut yaitu
kurangnya asupan nutrisi bayi. Asupan makanan memberikan pengaruh penting
terhadap perkembangan janin selama di dalam kandungan. Kekurangan asupan
Page 12
nutrisi pada ibu hamil bisa menyebabkan cacat pada bayi sehingga hal tersebut
memicu kelahiran secara prematur.
Faktor yang mempengaruhi bayi lahir prematur yaitu faktor ibu, faktor
janin, dan faktor lain seperti ekonomi dan pelayanan kesehatan yang tersedia.
Namun, faktor terbesar yang mempengaruhi adalah faktor ibu.
a. Ibu Tidak Sehat
Kondisi kesehatan ibu yang kurang baik sangat mempengaruhi kondisi
janin. Misalnya, anemia, ibu kekurangan asupan nutrisi, ibu mengalami
preeklamsi yaitu hipertensi pada kehamilan, dan eklamsi atau kehamilan
disertai kejang dan hipertensi berat. Ibu hamil yang menderita penyakit
diabetes juga berpotensi melahirkan bayi prematur. Tak hanya itu, adanya
masalah kesehatan pada alat reproduksi juga berisiko melahirkan bayi
prematur. Infeksi-infeksi yang sering mengakibatkan bayi lahir prematur
misalnya saja infeksi TORCH dan vagina. Bakteri yang menyebabkan
infeksi vagina umumnya mampu naik ke atas yang bisa membuat ketuban
mudah pecah sehingga terjadi kelahiran prematur yang tidak bisa diduga
sama sekali. Untuk mencegah hal ini, ibu harus rajin memeriksakan
kondisi kehamilan. (Maharani. 2014)
b. Gaya Hidup
Kelahiran bayi prematur juga bisa disebabkan oleh gaya hidup si ibu yang
tidak sehat seperti merokok, minum-minuman keras, kurang mengonsumsi
makanan bernutrisi dan konsumsi obat terlarang. Ibu yang tidak merokok
juga sebaiknya menghindar jadi perokok pasif atau menghisap asap rokok
dari perokok. Sebab, zat nikotin pada rokok bisa mengurangi oksigen yang
diterima bayi dan membuat pertumbuhan terhambat. (Maharani. 2014)
c. Riwayat Kehamilan
Ibu hamil yang pernah melahirkan bayi prematur sebelumnya, atau pernah
mengalami keguguran dan aborsi berpotensi lebih tinggi untuk kembali
melahirkan bayi prematur di kehamilan selanjutnya. (Maharani. 2014)
d. Kondisi Janin
Faktor lain yaitu karena kondisi janin. Diantaranya, pertumbuhan janin
terhambat (tidak normal), infeksi dalam kandungan, dan simpul tali pusat
Page 13
yang bisa menghambat pertumbuhan bayi. Janin pun harus diberi gizi
yang cukup agar tak lahir prematur. Dalam hal ini, para ibu harus rajin
kontrol ke dokter kandungan. (Maharani. 2014)
e. Kondisi Psikologi dan Usia Ibu
Jika sering merasa cemas, stres, hingga depresi, calon ibu juga berisiko
melahirkan bayi prematur. Kehamilan di usia yang terlalu muda juga tidak
dianjurkan, karena dapat menyebabkan bayi lahir prematur. (Maharani.
2014)
f. Postur Tubuh
(Uterine Abormalities) Rahim yang bentuknya tidak normal, memiliki
bentuk rahim yang tidak normal juga bisa memicu kelahiran secara
prematur. Terdapat beberapa perempuan yang mempunyai kelainan dalam
bentuk rahimnya, tapi memberikan hasil yang sama, yaitu bayi memiliki
ruang yang lebih sempit untuk tumbuh dibandingkan dengan bentuk rahim
yang normal. Selain itu, Antroprometis yaitu kondisi dimana si ibu
memiliki postur tubuh yang mungil sehingga tidak bisa memberikan ruang
untuk janin dapat berkembang. (Arta. 2010)
g. Faktor Lain
Faktor lain yaitu mengandung lebih dari satu bayi, hamil dengan jarak
kurang dari enam bulan dari kehamilan sebelumnya, kehamilan melalui
bayi tabung, berat tubuh kurang atau lebih dari normal sebelum hamil,
mengonsumsi obat diethylstilboestrol (DES) saat hamil, menggunakan
kontrasepsi IUD saat mengalami pembuahan dan IUD tersebut masih ada
di posisinya saat hamil, jenis pekerjaan Anda melibatkan aktivitas fisik
yang berat, beberapa kali mengalami pendarahan saat hamil, terutama di
trimester terakhir, ekonomi, dukungan psikologis dan ketersediaan
pelayanan kesehatan.
(Rini Hastuti. 2014)
3.2.2 Akibat Bayi Lahir Prematur
Bayi yang lahir secara prematur akan meningkatkan resiko kesehatan
jangka pendek atau jangka panjang. Salah satunya adalah berhubungan dengan
meningkatnya resiko penyakit jantung pada saat bayi tumbuh dewasa.
Page 14
Menurut para peneliti dari University of Rhode Island, bayi prematur
seringkali tumbuh menjadi anak yang kurang sehat dan menghadapi risiko
masalah jantung yang lebih besar daripada anak-anak lain. Mereka juga
cenderung akan mengalami masalah secara sosial. (Dini. 2011)
Sebuah penelitian yang diterbitkan tahun 2011 menganalisis efek jangka
panjang dari kelahiran prematur pada kemampuan kognitif seperti memori dan
rentang perhatian pada awal masa dewasa. Hasilnya menunjukkan bahwa orang
yang lahir prematur buruk pada tes fungsi eksekutif dan membutuhkan waktu
lebih lama untuk menyelesaikan tugas intelektual tingkat tinggi. Saat dewasa,
orang-orang ini juga mencetak poin rata-rata 8,4 lebih rendah pada penilaian IQ
dibandingkan dengan orang yang lahir normal. (Virgianti. 2013)
Bayi lahir prematur yang tak punya masalah medis -khususnya bayi laki-
laki- masih akan bergulat secara akademis. Mereka cenderung mengalami
masalah ketidakmampuan belajar, mengalami kesulitan dengan matematika, dan
membutuhkan lebih banyak layanan di sekolah ketimbang anak-anak yang
dulunya lahir dengan normal. (Rini Hastuti. 2014)
Bayi dengan lahir prematur, mempunyai kecenderungan untuk mengalami
kedisabilitasan. Beberapa jenis kedisabilitasan yang memungkinkan terjadi pada
bayi lahir prematur diantaranya adalah Retinopaty of prematurity (ROP),
gangguan metabolisme, gangguan belajar, gangguan mental kejiwaan, gangguan
bipolar, resiko epilepsi, dan lebih beresiko dengan autis. (Rini Hastuti. 2014)
3.2.3 Pencegahan Bayi Lahir Prematur
Melihat fenomena tersebut, pemerintah perlu lebih bekerja keras lagi untuk
menanggulangi persoalan kemiskinan yang berimbas pada persoalan daya beli
keluarga. Perlu sinergitas dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah pusat
sampai daerah, dengan segenap lapisan masyarakat. Program-program
penanggulangan kemiskinan dan kelaparan, jangan sampai salah sasaran atau
bahkan menimbulkan ruang-ruang untuk dikorupsi.
Tidak kalah pentingnya adalah membuka akses informasi untuk para
perempuan hamil akan ketercukupan gizi. Kader-kader PKK ataupun posyandu,
bisa dimanfaatkan oleh semua stakeholder terkait untuk sosialisasi tentang gizi,
kehamilan, kelahiran prematur terhadap peluang terjadinya disabilitas pada anak
Page 15
yang akan lahir. Pembuatan buku saku, leaflet, brosur yang mudah dicerna oleh
perempuan kebanyakan, akan sangat bermanfaat untuk memperkecil prevalensi
gizi buruk pada kehamilan. Sehingga akan mengurangi prevalensi bayi lahir
prematur dan kemungkinan disabilitas. Bagaimanapun, keterlibatan semua pihak
memang sangat dibutuhkan, untuk menghindari adanya lost generation akibat
dari kemiskinan dan gizi buruk.
Tidak semua kelahiran prematur dapat dicegah, namun dapat dihindari
dengan cara merawat kehamilan dengan baik. Untuk menghindari kelahiran
prematur, ibu hamil sangat dianjurkan untuk menghindari asap rokok, polusi
udara, serta meningkatkan asupan vitamin dan gizi. (Arta. 2010)
1. Menjaga berat badan ideal
Ibu hamil disarankan untuk menjaga berat badan ideal selama hamil dengan
cara mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang dan berolahraga.
2. Menjaga kesehatan mulut
Kesehatan mulut sangat berpengaruh terhadap kesehatan organ tubuh yang
lainnya.
3. Mencukupi kebutuhan nutrisi
Kekurangan nutrisi waktu hamil akan memicu kelahiran secara prematur
dan berat badan yang terlalu rendah pada bayi.
4. Rutin mengkonsusmi air putih
Kekurangan cairan pada waktu hamil sangat beresiko dehidrasi sehingga
memicu kontraksi dan kelahiran bayi sebelum waktunya. Air putih sangat
disarankan dikonsumsi oleh ibu hamil untuk melancarkan peredaran darah
yang membawa nutrisi dan oksigen bagi janin.
5. Menghindari rokok dan alkohol
Ibu hamil tidak disarankan untuk merokok dan mengkonsumsi minuman
dengan kandungan alkohol. Ibu hamil juga disarankan untuk menjauhi
lingkungan perokok karena paparan asap rokok juga berbahaya bagi
kehamilan.
6. Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan
Pemeriksaan secara rutin akan meminimalisir berbagai resiko yang terjadi
pada kehamilan.
Page 17
DAFTAR RUJUKAN
Maharani, Dian. 2015. Lahir Prematur dan Mungil, Tangan Bayi Ini Muat di
Cincin Ayahnya . (Online),
(http://health.kompas.com/read/2015/08/28/120000523/Lahir.Prematur.dan.
Mungil.Tangan.Bayi.ini.Muat.di.Cincin.Ayahnya) diakses 30 Agustus 2015
Nugroho Sp.OG, dr. 2015. Perkembangan Janin Bayi dalam Kandungan Usia 1-
40 Minggu. (Online), (http://dr-kandungan.com/gambar-proses-bayi-janin-
di-dalam-kandungan-perkembangan-pertumbuhan/) diakses 30 Agustus
2015
Rochmawati, Lusa. 2015. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin dalam
Kandungan. (Online), (http://www.kebidanan.org/pertumbuhan-dan-
perkembangan-janin-dalam-kandungan) diakses 30 Agustus 2015
Arta, Dewi. 2010. Kenali 7 Penyebab Bayi Lahir Prematur. (Online),
(http://lifestyle.okezone.com/read/2010/06/24/27/346282/kenali-7-
penyebab-bayi-lahir-prematur) diakses 30 Agustus 2015
Maharani, Dian. 2014. Apa Saja Penyebab Bayi Lahir Prematur? (Online),
(http://health.kompas.com/read/2014/09/14/150242523/Apa.Saja.Penyebab.
Bayi.Lahir.Prematur) diakses 30 Agustus 2015
Rini Hastuti, Saktya. 2014. Bayi Lahir Prematur dan Dampaknya terhadap
Kedisabilitasan. (Online), (http://solider.or.id/2014/10/24/bayi-lahir-
prematur-dan-dampaknya-terhadap-kedisabilitasan) diakses 30 Agustus
2015
Virgianti, Kartika. 2013. Dampak Jangka Panjang Bayu Lahir Prematur.
(Online), (http://www.satuharapan.com/read-detail/read/dampak-jangka-
panjang-bayi-lahir-prematur) diakses 30 Agustus 2015
Mayo Clinic Staff. 2014. Diseases and Conditions Premature Birth (Definition).
(Online),
(http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/premature-birth/basics/
definition/con-20020050) diakses 30 Agustus 2015