Page 1
BAB I. PENDAHULUAN
Tahukah anda bahwa di sekitar kita ternyata banyak sekali terdapat radiasi?
Disadari ataupun tanpa disadari ternyata disekitar kita baik dirumah, dikantor,
dipasar, dilapangan, maupun ditempat-tempat umum lainnya ternyata banyak
sekali radiasi. Yang perlu diketahui selanjutnya adalah sejauh mana radiasi
tersebut dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan kita.
Radiasi dalam istilah fisika, pada dasarnya adalah suatu cara perambatan
energi dari sumber energi ke lingkungannya tanpa membutuhkan medium.
Beberapa contohnya adalah perambatan panas, perambatan cahaya, dan
perambatan gelombang radio. Selain radiasi, energi dapat juga dipindahkan
dengan cara konduksi, kohesi, dan konveksi. Dalam istilah sehari-hari radiasi
selalu diasosiasikan sebagai radioaktif sebagai sumber radiasi pengion.
Secara garis besar ada dua jenis radiasi yakni radiasi pengion dan radiasi
bukan pengion. Radiasi pengion adalah radiasi yang dapat menyebabkan proses
terlepasnya elektron dari atom sehingga terbentuk pasangan ion. Karena sifatnya
yang dapat mengionisasi bahan termasuk tubuh kita maka radiasi pengion perlu
diwaspadai adanya utamanya mengenai sumber-sumbernya, jenis-jenis, sifatnya,
akibatnya, dan bagaimana cara menghindarinya.
1
Page 2
BAB II. TEORI
2.1 Pengertian Radiasi
Radioaktivitas pertama kali ditemukan pada tahun 1896 oleh ilmuwan Perancis
Henri Becquerel ketika sedang bekerja dengan material fosforen. Material
semacam ini akan berpendar di tempat gelap setelah sebelumnya mendapat
paparan cahaya, dan dia berfikir pendaran yang dihasilkan tabung katoda oleh
sinar-X mungkin berhubungan dengan fosforesensi. Karenanya ia membungkus
sebuah pelat foto dengan kertas hitam dan menempatkan beragam material
fosforen diatasnya. Kesemuanya tidak menunjukkan hasil sampai ketika ia
menggunakan garam uranium. Terjadi bintik hitam pekat pada pelat foto ketika ia
menggunakan garam uranium tesebut. Tetapi kemudian menjadi jelas bahwa bintik
hitam pada pelat bukan terjadi karena peristiwa fosforesensi, pada saat percobaan,
material dijaga pada tempat yang gelap, dan juga garam uranium nonfosforen dan
bahkan uranium metal dapat juga menimbulkan efek bintik hitam pada pelat.
Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk
partikel atau gelombang. Jika suatu inti tidak stabil, maka inti mempunyai
kelebihan energi. Inti itu tidak dapat bertahan, suatu saat inti akan melepaskan
kelebihan energi tersebut dan mungkin melepaskan satu atau dua atau lebih
partikel atau gelombang sekaligus. Setiap inti yang tidak stabil akan
mengeluarkan energi atau partikel radiasi yang berbeda. Pada sebagian besar
kasus, inti melepaskan energi elektromagnetik yang disebut radiasi gamma, yang
dalam banyak hal mirip dengan sinar-X. Radiasi gamma bergerak lurus dan
mampu menembus sebagian besar bahan yang dilaluinya. Dalam banyak kasus,
inti juga melepaskan radiasi beta. Radiasi beta lebih mudah untuk dihentikan.
Seng atap atau kaca jendela dapat menghentikan radiasi beta. Bahkan pakaian
yang kita pakai dapat melindungi dari radiasi beta.
Unsur-unsur tertentu, terutama yang berat seperti uranium, radium dan
plutonium, melepaskan radiasi alfa. Radiasi alfa dapat dihalangi seluruhnya
dengan selembar kertas. Radiasi alfa tidak dapat menembus kulit kita. Radiasi alfa
sangat berbahaya hanya jika bahan-bahan yang melepaskan radiasi alfa masuk
2
Page 3
kedalam tubuh kita. Sinar-X merupakan jenis radiasi yang paling banyak
ditemukan dalam kegiatan sehari-hari. Semua sinar-X di bumi ini dibuat oleh
manusia dengan menggunakan peralatan listrik tegangan tinggi. Alat pembangkit
sinar-X dapat dinyalakan dan dimatikan. Jika tegangan tinggi dimatikan, maka
tidak akan ada lagi radiasi. Sinar-X dapat menembus bahan, misalnya jaringan
tubuh, air, kayu atau besi, karena sinar-X mempunyai panjang gelombang yang
sangat pendek. Sinar-X hanya dapat ditahan secara efektif oleh bahan yang
mempunyai kerapatan tinggi, misalnya timah hitam (Pb) atau beton tebal.
Radiasi gamma mempunyai sifat yang serupa dengan sinar-X, namun
radiasi gamma berasal dari inti atom. Karena berasal dari inti atom, radiasi gamma
akan memancar secara terus-menerus, dan tidak dapat dinyalakan atau dimatikan
seperti halnya sinar-X. Radiasi gamma yang terdapat di alam terutama berasal dari
bahan-bahan radioaktif alamiah, seperti radium atau kalium radioaktif. Beberapa
inti atom yang dapat memancarkan radiasi gamma juga dapat dibuat oleh
manusia.
Beberapa unsur, misalnya besi atau oksigen, dapat memiliki beberapa inti
atom yang hampir sama, disebut isotop. Jika suatu isotop dapat memancarkan
radiasi, maka disebut radioisotop. Radioisotop seringkali disebut juga sebagai
radionuklida. Perbedaan antara isotop yang satu dengan isotop lainnya biasanya
dinyatakan dengan angka. Sebagai contoh, kalium-39 dan kalium-40 merupakan
isotop-isotop dari unsur kalium. Pemancaran radiasi dari suatu bahan radioaktif
tidak dapat dimatikan atau dimusnahkan. Pemancaran radiasi hanya akan
berkurang secara alamiah. Akibat memancarkan radiasi, suatu bahan radioaktif
akan melemah aktivitasnya (kekuatannya), disebut peluruhan.
Selain itu, jika suatu bahan radioaktif memancarkan radiasi, bahan
radioaktif tersebut dapat berubah menjadi bahan lain. Bahan lain ini dapat bersifat
tidak stabil (masih dapat memancarkan radiasi lagi), dan dapat pula bersifat stabil
(tidak memancarkan radiasi lagi). Setiap radioisotop akan berkurang atau
melemah separo dari aktivitas awalnya dalam jangka waktu tertentu, yang
bervariasi dari beberapa detik hingga milyaran tahun, bergantung pada jenis
radioisotopnya. Jangka waktu tertentu tersebut disebut umur-paro. Sebagai
3
Page 4
contoh, umur-paro radium adalah 1.622 tahun; artinya, aktivitas radium akan
berkurang setengahnya dalam 1.622 tahun, setengah aktivitas sisanya akan
berkurang lagi dalam waktu 1.622 tahun berikutnya, dan seterusnya.
2.2 Jenis Radiasi
2.2.1 Radiasi Ionisasi
Beberapa jenis radiasi memiliki energi yang cukup untuk mengionisasi partikel.
Secara umum, hal ini melibatkan sebuah elektron yang terlempar dari cangkang
atom elektron, yang akan memberikan muatan (positif). Hal ini sering
mengganggu dalam sistem biologi, dan dapat menyebabkan mutasi dan kanker.
Jenis radiasi umumnya terjadi di limbah radioaktif peluruhan radioaktif dan
sampah.
Tiga jenis utama radiasi ditemukan oleh Ernest Rutherford, yaitu : alfa,
beta, dan sinar gamma. Radiasi tersebut ditemukan melalui percobaan sederhana,
Rutherford menggunakan sumber radioaktif dan menemukan bahwa sinar
menghasilkan memukul tiga daerah yang berbeda. Salah satu dari mereka menjadi
positif, salah satu dari mereka bersikap netral, dan salah satu dari mereka yang
negatif. Dengan data ini, Rutherford menyimpulkan radiasi yang terdiri dari tiga
sinar. Beliau memberi nama yang diambil dari tiga huruf pertama dari abjad
Yunani yaitu alfa, beta, dan gamma.
Radiasi alfa (α)
Peluruhan alpha adalah jenis peluruhan radioaktif di mana inti atom
memancarkan partikel alpha, dan dengan demikian mengubah (meluruh) menjadi
atom dengan nomor massa 4 kurang dan nomor atom 2 kurang. Namun, karena
4
Page 5
massa partikel yang tinggi sehingga memiliki sedikit energi dan jarak yang
rendah, partikel alfa dapat dihentikan dengan selembar kertas.
gambar 2.1 Peluruhan alfa
(sumber : wikipedia indonesia, 2010)
Radiasi beta (β)
Peluruhan beta adalah jenis peluruhan radioaktif di mana partikel beta
(elektron atau positron) dipancarkan. Peluruhan beta terbagi 2 yaitu beta-minus
dan beta plus. Radiasi beta-minus (β⁻) terdiri dari sebuah elektron yang penuh
energi. Radiasi ini kurang terionisasi daripada alfa, tetapi lebih daripada sinar
gamma. Elektron seringkali dapat dihentikan dengan beberapa sentimeter logam.
radiasi ini terjadi ketika peluruhan neutron menjadi proton dalam nukleus,
melepaskan partikel beta dan sebuah antineutrino.
Radiasi beta plus (β+) adalah emisi positron. Jadi, tidak seperti β⁻,
peluruhan β+ tidak dapat terjadi dalam isolasi, karena memerlukan energi, massa
neutron lebih besar daripada massa proton. peluruhan β+ hanya dapat terjadi di
dalam nukleus ketika nilai energi yang mengikat dari nukleus induk lebih kecil
dari nukleus. Perbedaan antara energi ini masuk ke dalam reaksi konversi proton
menjadi neutron, positron dan antineutrino, dan ke energi kinetik dari partikel-
partikel.
Radiasi gamma (γ)
Radiasi gamma atau sinar gamma adalah sebuah bentuk berenergi dari
radiasi elektromagnetik yang diproduksi oleh radioaktivitas atau proses nuklir
atau subatomik lainnya seperti penghancuran elektron-positron. Radiasi gamma
terdiri dari foton dengan frekuensi lebih besar dari 1019 Hz. Radiasi gamma
5
Page 6
bukan elektron atau neutron sehingga tidak dapat dihentikan hanya dengan kertas
atau udara, penyerapan sinar gamma lebih efektif pada materi dengan nomor atom
dan kepadatan yang tinggi. Bila sinar gamma bergerak melewati sebuah materi
maka penyerapan radiasi gamma proporsional sesuai dengan ketebalan permukaan
materi tersebut.
2.2.2 Radiasi Non-ionisasi
Radiasi non-ionisasi mengacu pada jenis radiasi yang tidak membawa
energi yang cukup per foton untuk mengionisasi atom atau molekul. Terutama
mengacu pada bentuk energi yang lebih rendah dari radiasi elektromagnetik
(yaitu, gelombang radio, gelombang mikro, radiasi terahertz, cahaya inframerah,
dan cahaya yang tampak). Dampak dari bentuk radiasi pada jaringan hidup hanya
baru-baru ini telah dipelajari. Alih-alih membentuk ion berenergi ketika melewati
materi, radiasi elektromagnetik memiliki energi yang cukup hanya untuk
mengubah rotasi, getaran atau elektronik konfigurasi valensi molekul dan atom.
Namun demikian, efek biologis yang berbeda diamati untuk berbagai jenis radiasi
non-ionisasi. Jenis-jenis radiasi non-ionisasi:
1. Radiasi Neutron
Radiasi neutron adalah jenis radiasi non-ion yang terdiri dari neutron
bebas. Neutron ini bisa mengeluarkan selama baik spontan atau induksi fisi nuklir,
proses fusi nuklir, atau dari reaksi nuklir lainnya. Ia tidak mengionisasi atom
dengan cara yang sama bahwa partikel bermuatan seperti proton dan elektron
tidak (menarik elektron), karena neutron tidak memiliki muatan. Namun, neutron
mudah bereaksi dengan inti atom dari berbagai elemen, membuat isotop yang
tidak stabil dan karena itu mendorong radioaktivitas dalam materi yang
sebelumnya non-radioaktif. Proses ini dikenal sebagai aktivasi neutron.
2. Radiasi elektromagnetik
Radiasi elektromagnetik mengambil bentuk gelombang yang menyebar
dalam udara kosong atau dalam materi. Radiasi EM memiliki komponen medan
listrik dan magnetik yang berosilasi pada fase saling tegak lurus dan ke arah
propagasi energi. Radiasi elektromagnetik diklasifikasikan ke dalam jenis
6
Page 7
menurut frekuensi gelombang, jenis ini termasuk (dalam rangka peningkatan
frekuensi): gelombang radio, gelombang mikro, radiasi terahertz, radiasi
inframerah, cahaya yang terlihat, radiasi ultraviolet, sinar-X dan sinar gamma.
Dari jumlah tersebut, gelombang radio memiliki panjang gelombang terpanjang
dan sinar gamma memiliki terpendek. Sebuah jendela kecil frekuensi, yang
disebut spektrum yang dapat dilihat atau cahaya, yang dilihat dengan mata
berbagai organisme, dengan variasi batas spektrum sempit ini. EM radiasi
membawa energi dan momentum, yang dapat disampaikan ketika berinteraksi
dengan materi.
3. Cahaya
Cahaya adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang yang
terlihat oleh mata manusia (sekitar 400-700 nm), atau sampai 380-750 nm. Lebih
luas lagi, fisikawan menganggap cahaya sebagai radiasi elektromagnetik dari
semua panjang gelombang, baik yang terlihat maupun tidak.
4. Radiasi termal
Radiasi termal adalah proses dimana permukaan benda memancarkan
energi panas dalam bentuk gelombang elektromagnetik. radiasi infra merah dari
radiator rumah tangga biasa atau pemanas listrik adalah contoh radiasi termal,
seperti panas dan cahaya yang dikeluarkan oleh sebuah bola lampu pijar
bercahaya. Radiasi termal dihasilkan ketika panas dari pergerakan partikel
bermuatan dalam atom diubah menjadi radiasi elektromagnetik. Gelombang
frekuensi yang dipancarkan dari radiasi termal adalah distribusi probabilitas
tergantung hanya pada suhu, dan untuk benda hitam asli yang diberikan oleh
hukum radiasi Planck. hukum Wien memberikan frekuensi paling mungkin dari
radiasi yang dipancarkan, dan hukum Stefan-Boltzmann memberikan intensitas
panas.
2.3 Sumber Radiasi
Berdasarkan asalnya sumber radiasi pengion dapat dibedakan menjadi dua
yaitu sumber radiasi alam yang sudah ada di alam ini sejak terbentuknya, dan
sumber radiasi buatan yang sengaja dibuat oleh manusia untuk berbagai tujuan.
7
Page 8
1. Sumber Radiasi Alam
Radiasi yang dipancarkan oleh sumber radiasi alam disebut juga sebagai
radiasi latar belakang. Radiasi ini setiap harinya memajan manusia dan
merupakan radiasi terbesar yang diterima oleh manusia yang tidak bekerja di
tempat yang menggunakan radioaktif atau yang tidak menerima radiasi berkaitan
dengan kedokteran atau kesehatan. Radiasi latar belakang yang diterima oleh
seseorang dapat berasal dari tiga sumber utama yaitu :
Sumber radiasi kosmis
Radiasi kosmis berasal dari angkasa luar, sebagian berasal dari ruang antar
bintang dan matahari. Radiasi ini terdiri dari partikel dan sinar yang berenergi
tinggi dan berinteraksi dengan inti atom stabil di atmosfir membentuk inti
radioaktif seperti Carbon -14, Helium-3, Natrium -22, dan Be-7. Atmosfir bumi
dapat mengurangi radiasi kosmik yang diterima oleh manusia. Tingkat radiasi dari
sumber kosmik ini bergantung kepada ketinggian, yaitu radiasi yang diterima
akan semakin besar apabila posisinya semakin tinggi. Tingkat radiasi yang
diterima seseorang juga tergantung pada letak geografisnya.
Sumber radiasi terestrial
Radiasi terestrial secara natural dipancarkan oleh radionuklida di dalam
kerak bumi. Radiasi ini dipancarkan oleh radionuklida yang disebut primordial
yang ada sejak terbentuknya bumi. Radionuklida yang ada dalam kerak bumi
terutama adalah deret Uranium, yaitu peluruhan berantai mulai dari Uranium-238,
Plumbum-206, deret Actinium (U-235, Pb-207) dan deret Thorium (Th-232, Pb-
208). Radiasi teresterial terbesar yang diterima manusia berasal dari Radon (R-
222) dan Thoron (Ra-220) karena dua radionuklida ini berbentuk gas sehingga
bisa menyebar kemana-mana. Tingkat radiasi yang diterima seseorang dari radiasi
teresterial ini berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lain bergantung pada
konsentrasi sumber radiasi di dalam kerak bumi. Beberapa tempat di bumi yang
memiliki tingkat radiasi diatas rata-rata misalnya Pocos de Caldas dan Guarapari
di Brazil, Kerala dan Tamil Nadu di India, dan Ramsar di Iran.
Sumber radiasi internal yang berasal dari dalam tubuh sendiri
8
Page 9
Sumber radiasi ini ada di dalam tubuh manusia sejak dilahirkan, dan bisa
juga masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, pernafasan, atau luka.
Radiasi internal ini terutama diterima dari radionuklida C-14, H-3, K-40, Radon,
selain itu masih ada sumber lain seperti Pb-210, Po-210, yang banyak berasal dari
ikan dan kerang-kerangan. Buah-buahan biasanya mengandung unsur K-40.
2. Sumber Radiasi Buatan
Sumber radiasi buatan telah diproduksi sejak abad ke 20, dengan ditemuk-
annya sinar-X oleh WC Rontgen. Saat ini sudah banyak sekali jenis dari sumber
radiasi buatan baik yang berupa zat radioaktif dan sumber pembangkit radiasi
(pesawat sinar-X dan akselerator). Radioaktif dapat dibuat oleh manusia
berdasarkan reaksi inti antara nuklida yang tidak radioaktif dengan neutron atau
biasa disebut sebagai reaksi fisi di dalam reactor atom. Radionuklida buatan ini
bisa memancarkan radiasi alpha, beta, gamma dan neutron.
Sumber pembangkit radiasi yang lazim dipakai yakni pesawat sinar-X dan
akselerator. Proses terbentuknya sinar-X adalah sebagai akibat adanya arus listrik
pada filamen yang dapat menghasilkan awan elektron di dalam tabung hampa.
Sinar-X akan terbentuk ketika berkas elektron ditumbukan pada bahan target.
9
Page 10
BAB III. MANFAAT DAN BAHAYA RADIASI
3.1 Manfaat Radiasi
Beberapa bahan yang ada di alam, seperti uranium, apabila direaksikan
dengan neutron, akan mengalami reaksi pembelahan dan menghasilkan energi
yang dapat digunakan untuk memanaskan air hingga menjadi uap. Selanjutnya
uap tersebut dapat digunakan untuk memutar turbin dan menghasilkan listrik.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir komersial yang pertama adalah Reaktor
Magnox, yang dibangun pada tahun 1950-an di Inggris.
Sedangkan penggunaan radioisotop secara sengaja untuk suatu tujuan
tertentu dilakukan oleh George du Hevesy pada tahun 1911. Pada saat itu, ia
masih berstatus seorang pelajar yang sedang meneliti bahan radioaktif alam.
Karena berasal dari luar kota dan dari keluarga yang sederhana ia tinggal di suatu
asrama yang sekaligus menyajikan makanan pokok sehari-hari. Pada suatu ketika,
ia curiga bahwa makanan yang disajikan dicampur dengan makanan sisa dari hari
sebelumnya, tetapi ia tidak bisa membuktikan kecurigaannya itu. Untuk itu ia
menaruh sejumlah kecil bahan radioaktif kedalam makanan yang sengaja tidak
dihabiskannya. Keesokan harinya ketika makanan yang jenisnya sama disajikan,
ia melakukan pemeriksaan makanan tersebut dengan menggunakan peralatan
deteksi radiasi yang sederhana, dan ternyata ia mendeteksi adanya radioisotop
dalam makanan yang dicurigainya. Mulai saat itulah ia mengembangkan
penggunaan bahan radioaktif sebagai suatu perunut (tracer) untuk berbagai
macam keperluan.
1. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Semua pembangkit tenaga listrik, termasuk PLTN, mempunyai prinsip
kerja yang relatif sama. Bahan bakar (baik yang berupa batu bara, gas ataupun
uranium) digunakan untuk memanaskan air yang akan menjadi uap. Uap memutar
turbin dan selanjutnya turbin memutar suatu generator yang akan menghasilkan
listrik.
10
Page 11
Perbedaan yang mencolok adalah bahwa PLTN tidak membakar bahan
bakar fosil, tetapi menggunakan bahan bakar dapat belah (bahan fisil). Di dalam
reaktor, bahan fisil tersebut direaksikan dengan neutron sehingga terjadi reaksi
berantai yang menghasilkan panas. Panas yang dihasilkan digunakan untuk
menghasilkan uap air bertekanan tinggi, kemudian uap tersebut digunakan untuk
menggerakkan turbin. Dengan digunakannya bahan fisil, berarti tidak
menghasilkan CO2, hujan asam, ataupun gas beracun lainnya seperti jika
menggunakan bahan bakar fosil.
Dibandingkan pembangkit listrik lainnya, PLTN mempunyai faktor
keselamatan yang lebih tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh studi banding kecelakaan
yang pernah terjadi di semua pembangkit listrik. Secara statistik, kecelakaan pada
PLTN mempunyai persentase yang jauh lebih rendah dibandingkan yang terjadi
pada pembangkit listrik lain. Hal tersebut disebabkan karena dalam desain PLTN,
salah satu filosofi yang harus dipunyai adalah adanya “pertahanan berlapis”
(defence in-depth). Dengan kata lain, dalam PLTN terdapat banyak pertahanan
berlapis untuk menjamin keselamatan manusia dan lingkungan. Jika suatu sistem
operasi mengalami kegagalan, maka masih ada sistem cadangan yang akan
menggantikannya. Pada umumnya, sistem cadangan berupa suatu sistem otomatis
pasif. Disamping itu, setiap komponen yang digunakan dalam instalasi PLTN
telah didesain agar aman pada saat mengalami kegagalan, sehingga walaupun
komponen tersebut mengalami kegagalan, maka kegagalan tersebut tidak akan
mengakibatkan bahaya bagi manusia dan lingkungannya.
2. Bidang Pertanian
Efisiensi Pemupukan
Pupuk harganya relatif mahal dan apabila digunakan secara berlebihan
akan merusak lingkungan, sedangkan apabila kurang dari jumlah seharusnya
hasilnya tidak efektif. Untuk itu perlu diteliti jumlah pupuk yang diserap oleh
tanaman dan berapa yang dibuang ke lingkungan. Penelitian ini dilakukan dengan
cara memberi “label” pupuk yang digunakan dengan suatu isotop, seperti
11
Page 12
nitrogen-15 atau phosphor-32. Pupuk tersebut kemudian diberikan pada tanaman
dan setelah periode waktu dilakukan pendeteksian radiasi pada tanaman tersebut.
Penelitian Tanaman Varietas Baru
Seperti diketahui, radiasi pengion mempunyai kemampuan untuk merubah
sel keturunan suatu mahluk hidup, termasuk tanaman. Dengan berdasar pada
prinsip tersebut, maka para peneliti dapat menghasilkan jenis tanaman yang
berbeda dari tanaman yang telah ada sebelumnya dan sampai saat ini telah
dihasilkan 1800 jenis tanaman baru. Varietas baru tanaman padi, gandum,
bawang, pisang, cabe dan biji-bijian yang dihasilkan melalui teknik radioisotop
mempunyai ketahanan yang lebih tinggi terhadap hama dan lebih mampu
beradaptasi terhadap perubahan iklim yang ekstrim.
Pengendalian Hama Serangga
Di seluruh dunia, hilangnya hasil panen akibat serangan hama serangga
kurang lebih 25-35%. Untuk memberantas hama serangga sejak lama para petani
menggunakan insektisida kimia. Akhir-akhir ini insektisida kimia dirasakan
menurun keefektifannya, karena munculnya serangga yang kebal terhadap
insekstisida. Selain itu insektisida juga mulai dikurangi penggunaannya karena
insektisida meninggalkan residu yang beracun pada tanaman. Salah satu metode
yang mulai banyak digunakan untuk menggantikan insektisida dalam
mengendalikan hama adalah teknik serangga mandul. Teknik serangga mandul
dilakukan dengan mengiradiasi serangga menggunakan radiasi gamma untuk
memandulkannya. Serangga jantan mandul tersebut kemudian dilepas dalam
jumlah besar pada daerah yang diserang hama. Apabila mereka kawin dengan
serangga betina, maka tidak akan dihasilkan keturunan. Dengan melepaskan
serangga jantan mandul secara berulang, populasi hama serangga akan turun
secara menyolok. Teknik ini telah digunakan secara intensif di banyak negara
penghasil pertanian seperti Amerika Selatan, Mexico, Jamaika dan Libya.
Pengawetan Makanan
Kerusakan makanan hasil panen dalam penyimpanan akibat serangga,
pertunasan dini atau busuk, dapat mencapai 25-30%. Kerugian ini terutama
diderita oleh negara-negara yang mempunyai cuaca yang panas dan lembab.
12
Page 13
Pengawetan makanan banyak digunakan dengan tujuan untuk menunda
pertunasan pada umbi-umbian, membunuh serangga pada biji-bijian, pengawetan
hasil laut dan hasil peternakan, serta rempah-rempah. Pada teknik pengawetan
dengan menggunakan radiasi, makanan dipapari dengan radiasi gamma
berintensitas tinggi yang dapat membunuh organisme berbahaya, tetapi tanpa
mempengaruhi nilai nutrisi makanan tersebut dan tidak meninggalkan residu serta
tidak membuat makanan menjadi radioaktif. Teknik iradiasi juga dapat digunakan
untuk sterilisasi kemasan.
Tabel Dosis Iradiasi Makanan dan Tujuannya
DOSIS TUJUAN PRODUK
Dosis rendah (s.d. 1
kGy)Menghambat pertunasan
Kentang, bawang, jahe,
rempah-rempah
Membunuh serangga
dan parasit
Makanan kering, buah
segar, padi-padian
Penundaan
kematangan/pembusuka
n
Buah segar, sayuran
Dosis menengah (1-10
kGy)
Memperpanjang masa
penyimpananIkan, strawberry, jamur
Menunda pembusukan,
membunuh serangga
berbahaya
Hasil laut dan hasil
ternak
High dose (10-50 Gy) SterilisasiHasil peternakan, hasil
laut, makanan siap masak
Dekontaminasi Rempah-rempah
3. Bidang Kedokteran
Di bidang kedokteran, radioisotop banyak digunakan sebagai alat
diagnosis dan alat terapi berbagai macam penyakit.
13
Page 14
Diagnosa
Radioisotop merupakan bagian yang sangat penting pada proses diagnosis
suatu penyakit. Dengan bantuan peralatan pembentuk citra (imaging devices),
dapat dilakukan penelitian proses biologis yang terjadi dalam tubuh manusia.
Dalam penggunaannya untuk diagnosis, suatu dosis kecil radioisotop yang
dicampurkan dalam larutan yang larut dalam cairan tubuh dimasukkan ke dalam
tubuh, kemudian aktivitasnya dalam tubuh dapat dipelajari menggunakan gambar
2 dimensi atau 3 dimensi yang disebut tomografi. Salah satu radioisotop yang
sering digunakan adalah technisium-99m, yang dapat digunakan untuk
mempelajari metabolisme jantung, hati, paru-paru, ginjal, sirkulasi darah dan
struktur tulang. Tujuan lain dari penggunaan di bidang diagnosis adalah untuk
analisis biokimia yang disebut radio-immunoassay. Teknik ini dapat digunakan
untuk mengukur konsentrasi hormon, enzim, obat-obatan dan substansi lain dalam
darah.
Terapi
Penggunaan radioisotop di bidang pengobatan yang paling banyak adalah
untuk pengobatan kanker, karena sel kanker sangat sensitif terhadap radiasi.
Sumber radiasi yang digunakan dapat berupa sumber eksternal, berupa sumber
gamma seperti Co-60, atau sumber internal, yaitu berupa sumber gamma atau beta
yang kecil seperti Iodine-131 yang biasa digunakan untuk penyembuhan kanker
kelenjar tiroid.
Sterilisasi Peralatan Kedokteran
Dewasa ini banyak peralatan kedokteran yang disterilkan menggunakan
radiasi gamma dari Co-60. Metode sterilisasi ini lebih ekonomis dan lebih efektif
dibandingkan sterilisasi menggunakan uap panas, karena proses yang digunakan
merupakan proses dingin, sehingga dapat digunakan untuk benda-benda yang
sensitif terhadap panas seperti bubuk, obat salep, dan larutan kimia. Keuntungan
lain dari sterilisasi dengan menggunakan radiasi adalah proses sterilisasi dapat
dilakukan setelah benda tersebut dikemas dan masa penyimpanan benda tersebut
tidak terbatas sepanjang kemasannya tidak rusak.
14
Page 15
4. Industri dan Lingkungan
Bidang Hidrologi
Dalam bidang hidrologi, sumber radiasi yang umum digunakan adalah
sumber radiasi gamma. Teknik hidrologi yang menggunakan radioisotop mampu
secara akurat melacak dan mengukur ketersediaan air dari suatu sumber air di
bawah tanah. Teknik tersebut memungkinkan untuk melakukan analisis,
pengelolaan dan pelestarian sumber air yang ada dan pencarian sumber air baru.
Teknik ini dapat memberikan informasi mengenai asal, usia dan distribusi,
hubungan antara air tanah, air permukaan dan sistem pengisiannya.
Pemanfaatan lainnya adalah sebagai perunut untuk mencari kebocoran
pada bendungan dan saluran irigasi, mempelajari pergerakan air dan lumpur pada
daerah pelabuhan dan bendungan, laju alir, serta laju pengendapan. Selain radiasi
gamma, radiasi neutron banyak juga digunakan untuk mengukur kelembaban
permukaan tanah.
Detektor Asap
Detektor yang menggunakan radioaktif biasanya menggunakan
ameresium-241 yang merupakan pemancar alfa. Pada saat tidak ada asap maka
partikel alfa akan mengionisasi udara dan menyebabkan terjadinya aliran ion
antara 2 elektroda. Jika asap di dalam ruangan masuk ke dalam detektor, maka
asap tersebut dapat menyerap radiasi alfa sehingga akan menghentikan arus yang
selanjutnya akan menghidupkan alarm.
Perunut Lingkungan
Radioisotop dapat digunakan sebagai perunut untuk menganalisis
pencemar, baik pencemar udara maupun air. Teknik ini dapat digunakan untuk
menganalisis kontaminasi sulfur dioksida di atmosfir yang dihasilkan dari gas
buang hasil pembakaran bahan bakar fosil, endapan lumpur laut dari limbah
industri dan tumpahan minyak.
Perunut Industri
Kemampuan untuk mengukur radioaktvitas dalam jumlah yang sangat
kecil telah memungkinkan pemakaian radioisotop sebagai perunut dengan
15
Page 16
menambahkan sejumlah kecil radioisotop pada bahan yang digunakan dalam
berbagai proses. Teknik ini memungkinkan untuk mempelajari pencampuran dan
laju alir dari berbagai macam bahan, termasuk cairan, bubuk dan gas. Teknik
perunut juga dapat digunakan untuk mendeteksi tempat terjadinya kebocoran.
Suatu perunut yang dimasukkan ke oli pelumas dapat digunakan untuk
menentukan laju keausan dari suatu mesin. Teknik perunut juga dapat digunakan
di berbagai fasilitas untuk mengukur kinerja peralatan dan meningkatkan
efisiensinya.
Alat Pengukur dan Kendali
Peralatan pengukur yang berisi sumber radioaktif secara luas telah
digunakan dalam industri yang memerlukan pengaturan permukaan gas, cairan
atau padatan secara akurat. Alat pengukur ini sangat bermanfaat dalam situasi
dimana panas dan tekanan yang ekstrim atau kondisi lingkungan yang korosif
mempersulit pelaksanaan pengukuran. Pengukur ketebalan yang menggunakan
radioisotop digunakan untuk mengukur ketebalan secara kontinu pada bahan,
seperti kertas, plastik, logam, dan gelas, yang dalam proses pengukuran tersebut
tidak diperlukan kontak antara alat pengukur dan bahan yang diukur.
Alat pengukur densitas yang menggunakan radioaktif digunakan pada saat
kendali otomatis dari cairan, bubuk atau padatan sangat diperlukan, misalnya
dalam pembuatan sabun detergen dan rokok. Penggunaan radioisotop pada alat
pengukur mempunyai beberapa kelebihan yaitu pengukuran dapat dilakukan tanpa
kontak fisik antara alat pengukur dan bahan yang akan diukur, perawatan yang
dibutuhkan relatif mudah, serta lebih ekonomis dibandingkan metode lainnya.
Radiografi
Radioisotop yang memancarkan radiasi gamma dan pesawat sinar-X dapat
digunakan untuk “melihat” bagian dalam dari hasil fabrikasi, seperti hasil
pengelasan atau hasil pengecoran, untuk melihat apakah produk tersebut
mempunyai cacat atau tidak, dan memeriksa isi dari suatu kemasan/bungkusan
tertutup, misalnya pemeriksaan bagasi di pelabuhan. Pada teknik ini suatu sumber
radiasi diletakkan pada jarak tertentu dari bahan yang akan diperiksa dan film
radiografi atau layar pendar (fluoresens) diletakkan pada sisi yang berlawanan
16
Page 17
dari sumber radiasi. Dari perbedaan tingkat kehitaman pada film radiografi atau
layar pendar, dapat dipelajari struktur atau cacat yang ada pada benda yang
diperiksa.
Penentuan Umur Suatu Benda
Teknik penentuan umur suatu benda yang menggunakan radioisotop
disebut Carbon Dating. Prinsip kerja teknik ini adalah membandingkan
konsentrasi unsur karbon yang tidak stabil pada suatu benda dengan benda
lainnya. Teknik ini banyak digunakan oleh para ahli geologi, antropologi dan
arkeologi untuk menentukan umur benda yang mereka temukan.
3.2 Bahaya Radiasi
Jika radiasi mengenai tubuh manusia, ada 2 kemungkinan yang dapat
terjadi: berinteraksi dengan tubuh manusia, atau hanya melewati saja. Jika
berinteraksi, radiasi dapat mengionisasi atau dapat pula mengeksitasi atom. Setiap
terjadi proses ionisasi atau eksitasi, radiasi akan kehilangan sebagian energinya.
Energi radiasi yang hilang akan menyebabkan peningkatan temperatur (panas)
pada bahan (atom) yang berinteraksi dengan radiasi tersebut. Dengan kata lain,
semua energi radiasi yang terserap di jaringan biologis akan muncul sebagai panas
17
Page 18
melalui peningkatan vibrasi (getaran) atom dan struktur molekul. Ini merupakan
awal dari perubahan kimiawi yang kemudian dapat mengakibatkan efek biologis
yang merugikan.
Satuan dasar dari jaringan biologis adalah sel. Sel mempunyai inti sel yang
merupakan pusat pengontrol sel. Sel terdiri dari 80% air dan 20% senyawa
biologis kompleks. Jika radiasi pengion menembus jaringan, maka dapat
mengakibatkan terjadinya ionisasi dan menghasilkan radikal bebas, misalnya
radikal bebas hidroksil (OH), yang terdiri dari atom oksigen dan atom hidrogen.
Secara kimia, radikal bebas sangat reaktif dan dapat mengubah molekul-molekul
penting dalam sel.
Sebagai contoh, radiasi gamma dengan dosis 2 Sv (200 rem) yang
diberikan pada seluruh tubuh dalam waktu 30 menit akan menyebabkan pusing
dan muntah-muntah pada beberapa persen manusia yang terkena dosis tersebut,
dan kemungkinan satu persen akan meninggal dalam waktu satu atau dua bulan
kemudian. Untuk dosis yang sama tetapi diberikan dalam rentang waktu satu
bulan atau lebih, efek sindroma radiasi akut tersebut tidak terjadi.
Contoh lain, dosis radiasi akut sebesar 3,5 – 4 Sv (350 – 400 rem) yang
diberikan seluruh tubuh akan menyebabkan kematian sekitar 50% dari mereka
yang mendapat radiasi dalam waktu 30 hari kemudian. Sebaliknya, dosis yang
sama yang diberikan secara merata dalam waktu satu tahun tidak menimbulkan
akibat yang sama. Selain bergantung pada jumlah dan laju dosis, setiap organ
tubuh mempunyai kepekaan yang berlainan terhadap radiasi, sehingga efek yang
ditimbulkan radiasi juga akan berbeda.
Sebagai contoh, dosis terserap 5 Gy atau lebih yang diberikan secara
sekaligus pada seluruh tubuh dan tidak langsung mendapat perawatan medis, akan
dapat mengakibatkan kematian karena terjadinya kerusakan sumsum tulang
belakang serta saluran pernapasan dan pencernaan. Jika segera dilakukan
perawatan medis, jiwa seseorang yang mendapat dosis terserap 5 Gy tersebut
mungkin dapat diselamatkan. Namun, jika dosis terserapnya mencapai 50 Gy,
jiwanya tidak mungkin diselamatkan lagi, walaupun ia segera mendapatkan
perawatan medis.
18
Page 19
Jika dosis terserap 5 Gy tersebut diberikan secara sekaligus ke organ tertentu saja
(tidak ke seluruh tubuh), kemungkinan besar tidak akan berakibat fatal. Sebagai
contoh, dosis terserap 5 Gy yang diberikan sekaligus ke kulit akan menyebabkan
eritema. Contoh lain, dosis yang sama jika diberikan ke organ reproduksi akan
menyebabkan mandul.
Efek radiasi yang langsung terlihat ini disebut Efek Deterministik. Efek ini
hanya muncul jika dosis radiasinya melebihi suatu batas tertentu, disebut Dosis
Ambang. Efek deterministik bisa juga terjadi dalam jangka waktu yang agak lama
setelah terkena radiasi, dan umumnya tidak berakibat fatal. Sebagai contoh,
katarak dan kerusakan kulit dapat terjadi dalam waktu beberapa minggu setelah
terkena dosis radiasi 5 Sv atau lebih.
Jika dosisnya rendah, atau diberikan dalam jangka waktu yang lama (tidak
sekaligus), kemungkinan besar sel-sel tubuh akan memperbaiki dirinya sendiri
sehingga tubuh tidak menampakkan tanda-tanda bekas terkena radiasi. Namun
demikian, bisa saja sel-sel tubuh sebenarnya mengalami kerusakan, dan akibat
kerusakan tersebut baru muncul dalam jangka waktu yang sangat lama (mungkin
berpuluh-puluh tahun kemudian), dikenal juga sebagai periode laten. Efek radiasi
yang tidak langsung terlihat ini disebut Efek Stokastik.
Efek stokastik ini tidak dapat dipastikan akan terjadi, namun probabilitas
terjadinya akan semakin besar apabila dosisnya juga bertambah besar dan
dosisnya diberikan dalam jangka waktu seketika. Efek stokastik ini mengacu pada
penundaan antara saat pemaparan radiasi dan saat penampakan efek yang terjadi
akibat pemaparan tersebut. Kecuali untuk leukimia yang dapat berkembang dalam
waktu 2 tahun, efek pemaparan radiasi tidak memperlihatkan efek apapun dalam
waktu 20 tahun atau lebih.
Salah satu penyakit yang termasuk dalam kategori ini adalah kanker.
Penyebab sebenarnya dari penyakit kanker tetap tidak diketahui. Selain dapat
disebabkan oleh radiasi pengion, kanker dapat pula disebabkan oleh zat-zat lain,
disebut zat karsinogen, misalnya asap rokok, asbes dan ultraviolet. Dalam kurun
waktu sebelum periode laten berakhir, korban dapat meninggal karena penyebab
lain. Karena lamanya periode laten ini, seseorang yang masih hidup bertahun-
19
Page 20
tahun setelah menerima paparan radiasi ada kemungkinan menerima tambahan
zat-zat karsinogen dalam kurun waktu tersebut. Oleh karena itu, jika suatu saat
timbul kanker, maka kanker tersebut dapat disebabkan oleh zat-zat karsinogen,
bukan hanya disebabkan oleh radiasi.
20
Page 21
BAB IV. APLIKASI RADIASI SECARA KHUSUS
4.1 Radiasi Untuk Mendeteksi Erosi dan Korosi pada Mesin Industri
Efisiensi usia pakai peralatan industri, seperti : mesin pada suatu pabrik,
sistem transportasi (kendaraan), pipa-pipa gas dan minyak, sangat dipengaruhi
oleh proses degradasi yang terjadi pada besi dan di dalamnya seperti,
pembentukkan erosi dan korosi pada mesin beroperasi. Dengan pertimbangan
keselamatan dan ekonomi, mengetahui tingkat degradasi sistem tersebut secara
cepat dan tepat dapat mencegah terjadinya bahaya kecelakaan selama instalasi
industri atau kendaraan beroperasi. Di samping itu, tentunya untuk menghindari
kerugian akibat kerusakan mesin-mesin terlalu dini. Untuk mengetahui tingkat
erosi dan korosi yang terjadi pada suatu permukaan bagian mesin pada saat
dioperasikan adalah sangat sulit, bahkan hampir tidak mungkin dengan
menggunakan cara konvensional. lagi pula untuk memonitor erosi dan korosi
dengan cara konvensional tersebut, walaupun pada saat mesin tidak beroperasi,
akan memerlukan waktu yang cukup lama untuk membongkarnya. Di samping
itu, dari segi ekonomi hal ini merupakan tambahansebagai cara untuk mengukur
laju erosi pada komponen-komponen mesin secara luas, seperti bearings
(bantalan), camshafts, priringan rem kendaraan (vehicle brake disks), ring piston
dan blok mesin. Beberapa metode aplikasi yang terbaru adalah berupa evaluasi
korosi dan erosi pada pipa-pipa, baling-baling turbin gas dan uap dll. Cara
pengujian tersebut dapat menghemat biaya dibanding dengan cara-cara yang
konvensional. Di beberapa negara industri di Eropa, Amerika dan juga Asia
penggunaan dan pengembangan metode ini telah maju dengan pesat. Tulisan ini
akan menyajikan
Tinjauan teknis metode pengujian TLA, membahas perkembangan
penggunaan metode TLA di beberapa negara industri, serta kemungkinan
penggunaan danperkembangannya di Indonesia. TLA merupakan metode yang
paling efejtif untuk mengukur tingkat erosi dan korosi pada permukaan dari
bagian mesin. Dengan menggunakan pengukuran jarak jauh, bagian mesin yang
penting atau suatu alat dalam pabrik dapat diperiksa pada saat kondisi beroperasi.
21
Page 22
Selanjutnya, laju erosi dan korosi pada bagian yang dimaksud dapat segera
ditentukan. Adapun prinsip dasar TLA adalah menjadikan suatu lapisan tipis pada
permukaan yang akan diuji radioaktif, memancarkan radiasi gamma. Untuk
menjadikannya radioaktif, maka lapisan yang akan diuji diiradiasi terlebih dahulu
dengan accelerator (alat pemercepat partikel, seperti cyclotron) dengan takaran
dosis dan energi radiasi tertentu. Cara untuk mengaktivasi lapisan pada
permukaan bagian mesin umumnya menggunakan accelerator. Hal ini merupakan
suatu metode yang sudah cukup maju dewasa ini. Metode tersebut dapat
digunakan untuk mengukur laju kerusakan permukaan dengan tingkat akurasi
tinggi, yaitu pada rentang dari 0,0001 sampai 1 milimeter pertahun. TLA telah
digunakanpercobaan secara terpisah, dengan cara khusus. Untuk memantau erosi
dan korosi pada suatu mesin dengan menggunakan metode TLA. Bagian mesin
yang telah disinari dengan partikel bermuatan kemudian dipasang ke dalam
mesin, untuk dihidupkan/dioperasikan sebagaimana biasanya. Aktivitas tracer
radioaktif kemudian diukur dengan menggunakan sistem spektrometri gamma,
seperti detektor NaI(TL) menggunakan penganalisis saluran ganda (multichannel
analyzer, MCA). Dalam keadaan mesin dihidupkan, bila terjadi proses erosi dan
korosi, maka aktivitas tracer radioaktif akan menurun secara tajam, lebih cepat
dari peluruhannya sendiri, lihat Gambar 1. Dari segi proteksi radiasi, karena
aktivitas tracer biasanya tidak melebihi 10 μCi (mikrocurie) atau 3,7x105 Bq
(Becquerel), maka biasanya tidak perlu digunakan perisai radiasi khusus .Dengan
lain perkataan tingkat radiasinyamasih dalam batas aman.
4.2 Mendeteksi Minyak Bumi
Lumpur pemboran, Pada waktu pemboran, lumpur yang dipakai sebagai
pelumas bercampur dan melarutkan minyak yang terdapat dalam formasi
yang sedang ditembus oleh mata bor. Lumpur yang keluar kembali itu dapat
diperiksa dibawah mikroskop binokuler dengan cahaya ultraviolet. Biasanya
adanya minyak dapat dilihat dari timbulnya warna kuning keemasan pada
lumpur pemboran tersebut.
22
Page 23
Gas dalam lumpur, pemboran dapat dideteksi dengan alat detektor gas. Alat
detektor ini terdiri dari suatu ruangan atau sel yang didalamnya gas dialirkan.
Didalam sel tersebut, terdapat suatu jarum pijar. Dengan masuknya gas
kedalam ruangan tersebut, terjadilah suatu pembakaran sehingga temperatur
meningkat dan demikiian juga dengan tahanan jenis jarum pijar berubah, dan
dapat dicatat. Perubahan tahanan jenis ini merupakan ukuran jumlah gas yang
keluar dari lumpur tersebut.
Serbuk Pemboran (cutting), keratan batuan yang dibawa naik oleh lumpur
pemboran ke permukaan dan diperiksa oleh seorang ahli geologi yang
menunggui sumur (wellsite geologist). cutting ini dapat diperiksa dibawah
mikroskop binokuler setelah mengalami pengujian, antara lain ekstrasi
serbuk yang digerus, dalam CCL4 (karbonntetrachlorida), chloroform atau
aceton kemudian dikocok. Jika warna menjadi putih, berarti terdapat
kandungan hidrokarbon.
Adanya tanda-tanda minyak dapat juga dilihat dari inti pemboran (core). Inti
pemboran yang mengandung minyak, biasanya begitu keluar dari pemboran
dapat bersifat hidup atau juga dikatakan mendarah (bleeding core), atau dapat
pula bersifat mati (dead oil). Yang tersebut terakhir merupakan residu
minyak yang telah bermigrasi ataupun sisa suatu akumulasi minyak.
4.3 Irradiasi
Irradiasi atau ionizing radiation mengambil bentuk sinar gama dari isotop
atau, yang jarang dilakukan dalam skala komersial, dari sinar-X dan elektron.
Irradiasi dapat menghancurkan mikoorganime atau inhibisi dari perubahan
biokimia.
Keunggulan utama dari irradiasi adalah:
Tidak ada atau sedikit sekali proses pemanasan pada makanan sehingga
hampir tidak ada perubahan dalam sensor karakteristik makanan.
Dapat dilakukan pada makanan kemasan dan makanan beku.
Dapat dilakukan pada makanan segar melalui satu kali operasi dan tanpa
menggunakan tambahan bahan kimia.
23
Page 24
Hanya membutuhkan sedikit energi.
Perubahan pada aspek nutrisi dapat dibandingkan dengan metoda pengawetan
makanan lainnya.
Proses otomatis terkontrol dan memiliki biaya operasi rendah.
Masalah utama dalam proses irradiasi adalah:
Proses dapat digunakan untuk mengeliminasi bakteri dalam jumlah besar
sehingga dapat membuat makanan yang tidak layak makan menjadi layak jual.
Jika mikro-organisme pembusuk dimusnahkan tetapi bakteria patogen tidak,
konsumen tidak bisa melihat indikasinya dari bentuk makanan.
Makanan akan berbahaya bagi kesehatan jika bakteri penghasil racun
dimusnahkan setelah bakteri tersebut mengkontaminasi makanan.
Kemungkinan perkembangan resistensi mikroorganisme terhadap radiasi.
Hilangnya nilai nutrisi makanan.
Sampai sekarang, prosedur analitik dalam mendeteksi apakah makanan telah
diirradiasi belum mencukupi.
Resistensi publik disebabkan oleh kekhawatiran akan pengaruh radioaktif atau
alasan lain yang berhubungan dengan kekhawatiran terhadap industri nuklir.
24
Page 25
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Radiasi adalah suatu cara perambatan energi dari sumber energi ke
lingkungannya tanpa membutuhkan medium.
2. Radiasi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Radiasi ionisasi :
radiasi alfa
radiasi beta
radiasi gamma
b. Radiasi nonionosasi
radiasi neutron
radiasi elektromagnetik
radiasi cahaya
radiasi termal
3. Secara umum radiasi dapat dimanfaatkan dalam bidang pertanian, kedokteran,
industri dan lingkungan serta pembangkit listrik tenaga nuklir.
4. Secara khusus, manfaat radiasi di bidang industry adalah untuk mendeteksi
erosi dan korosi pada mesin industri, untuk mendeteksi minyak bumi, dan
iradasi.
25
Page 26
DAFTAR PUSTAKA
Beiser,Arthur. 1987. Konsep Fisika Modern Edisi ke-empat. Jakarta : Erlangga.
Krane, Kenneth S. 1992. Modern Physics. New York : Jhon Willey and Sons.
Outlines , Schaum . 2006 . Fisika Universitas . Jakarta : Erlangga.
http ://www.google.com/sains/Radiasi, diakses pada tanggal 4-12-2010 pukul
14.15 WIB.
http ://www.google.com/sains/Manfaat-dan-Bahaya-Radiasi, diakses pada tanggal
4-12-2010 pukul 14.15 WIB.
26