BAB IPENDAHULUANKeberadaan pendidikan dan tenanga kependidikan
sangat strategis pada setiap sekolah. Karena dalam peran sebagai
pemimpin, maka para pendidikdan tenaga kependidikan memiliki
pemamahaman atas visi, misi tujuan dan tujuan sekolah menjadi
semangat untuk mempengarui sumberdaya manusia yang bertugas
mengelola pendidikan. Supervisi sangat erat hubungannya dengan
manajemen, sejatinya supervisi sejalan denga pengertian manajemen
sendiri yakni : Kepemimpinan proses pengatur, memimpin dan menjamin
kelancaran jalannya pekerjaandalam mencapai tujuan dengan
mengorbankan yang sekecil-kecilnya.Sementara Syafaruddin dan
bukunya: Manajemen Lembaga Pendidikan islam Mengemkakan Pendapat
tentang Kepemimpinan (Leadership) merupakan proses yang harus ada
dan perlu diadakan dalam kehidupan manusia selaku makhluk sosial.
Manusia tidakdapat hidup bermasyarakat sesuai kodratnya bila mereka
melepaskan diri dari kebergantungannya pada orang lain. Hidup
bermasyarakat memerlukan pemimpin dan kepemimpinan untuk
mengarahkan masyarakat dalam mencapai perubahan kehidupan lebih
baik, semakin sejahtera, maju dan berperadapan. Kepemimpinan dapat
menentikan arah atau tujuan yang dikehendaki, dan dengan cara
bagaimana arah atau tujuan tersebut dapat dicapai sangat ditentukan
oleh para pemimpin.Dalam tataran institusi pendidikan seperti
sekolah misalnya, kepemimpinan pendidikan dapat dilihat dalam
tataran mikro institusi, yaitu kepala sekolah, dan dalam tataran
mikro teknis yaitu tenaga pendidik (guru). Kepemimpinan kepala
sekolah merupakan pemimpin dalam tataran intitusi organisasi
sekolah yang akan menentukan bagaimana kinerja organisasi secara
keseluruhan dan sekaligus sebagai pengawasan dalam administrasi,
sedangkan guru adalah pemimpin dalam tataran teknis pembelajaran
yang akan menentukan keberhasilan proses pembelajaran guna
menghasilkan output pembembelajaran/pendidikan yang bermutu.
BAB IIPEMBAHASANESENSI KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN DAN
SUPERVISI PENDIDIKANA. Konsep Dasar Kepemimpinan Pendidikan
Beberapa pengertian tentang kepemimpinan yang dikemukakan para ahli
berbagai berikut : Menurut Prajudi Atmosudirdjo Kepemimpinan dapat
dirumuskan sebagai suatu kepribadian (personality) seseorangyang
mendatangkan keinginan pada kelompok orang-orang untuk
mencontohkannya atau menhikutinya, ataupun yang ,memancarkan suatu
pengaruh yang tertentu, suatu kekuatan atau wibawa, yang demikian
rupa sehingga membuat sekelompok orang-orang mau melakukan apa yang
dihendakinya.Menurut Bas , kepemimpinan merupakan suatu interaksi
antara anggota suatu kelompok sehingga pemimpin merupakan agen
pembaharu, agen perubahan, orang yang perlakunya akan lebih
memengaruhi orang lain daripaada perilaku orang lain yang
mempengarui mereka, dan kepemimpinan itu timbul ketika sat anggota
kelompok mengubah motivasi kepentingan anggota lain dalam
kelompok.
B. Unsur-unsur Kepemimpinan Unsur-unsur Kepemimpinan pendidikan
adalah segala yang mempengarui berlangsungnya keefektifan
kepemimpinan dalam usaha pencapaian tujuan. Setiap unsur tersebut
saling berinteraksi membentuk satu kesatuan yang utuh.Unsur-unsur
kepemimpinan pendidikan secara garis besar meliputi:a. Unsur
internalUnsur internal adalah segala kegiatan yang berhubungan
dengan kepemimpinan yang berlangsung dalam organisasi itu sendiri.
Unsur tersebut meliputi:1) Tujuan dan sasaran organisasi2)
Perencanaan dan penyusunan program serta pengambilan serta
pengambilan keputusan3) Pengorganisasian dan pendayagunaan
personal4) Komunikasi 5) Controlling, evaluating dan supervisi.
b. Unsur eksternal Unsur eksternal adalah kegiatan di luar
organisasi yang turut mempengaruhi kelancaran dan berkembangannya
suatu kepemimpinan. Unsur ini harus diperhatikan agar pemimpin
dapat menentukan kebijaksanaan pengembangan organisasi yang sejalan
dengan situasipolitik, ekonomi, sosial dan kebudayaaannya serta
adanya dukungan dari masyarakat dan organisasi lain.Unsur lain
yaitu Unsur gaya kepemimpinan lebih menekankan pada kemampan
pemimpin dalam memilih tipe gaya kepemimpinan yang sesuai dengan
situasi atau iklim organisasi untuk menggerakkan bawahannya secara
berhasil. Semakin jelas pula, bahwa tugas manajer sebenarnya adalah
merancang dan memelihara lingkungan kerja yang kondusif.
C. Peranan Seorang PemimpinAdapun peran seorang pemimpin adalah
sebagai berikut :1. Sebagai pelaksana (executive)2. Sebagai
perencana (planner)3. Sebagai seorang ahli (expert)4. Mewakili
kelompok dalam tindakannya ke luar (external group
re-presentative)5. Mengawasi hubungan antaranggota kelompo
(controller of internal relationship)6. Bertindak sebagai pemberi
ganjaran/pujian dan hukuman (purveyor of rewards and punishments)7.
Bertindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and mediator)8.
Merupakan bagian adari kelompok (exemplar)9. Merupakan lambang
kelompok (symbol of the group)10. Pemegang tanggung jawab para
anggota kelompok (surrogate for individual responsibility)11.
Sebagai pencipta/ memiliku cita-cita (ideologist)12. Bertindak
sebagai seorang ayah (father fighure)
D. Fungsi Kepemimpinan PendidikanFungsi kepemimpinan pendidkan
adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan. Menurut
James F. Stoner, agar kelompok dapat beroperasi secara efektif,
seorang pemimpin mempunyai dua fungsi pokok yaitu: 1. Task Related/
Problem Solving Function, dalam fungsi ini pemimpin memberikan
saran dalam pemecahan masalah serta memberikan sumbangan informasi
dan pendapat.2. Group Maintenance funcion/Social Funcion, dalam
fungsi ini pemimpin membantu kelompok beroperasi lebih lancar,
pemimpin memberikan persetujuan atau melengkapi anggota kelompok
yang lain, misalnya melerai kelompok yang sedang berselisih
pendapat, memperhatikan diskusi-diskusi kelompok. Seorang pemimpin
yang efektif adalah seorang pemimpin yang mampu menampilkan kedua
fungsi tersebut dengan jelas.
E. Pengertian SupervisiIstilah supervisi pendidikan bukanlah
istilah baru dalam pendidikan. Namun, masih banyak sekali orang
yang memiliki pengertian yang kurang benar tentang supervisi
pendidikan. Masih banyak sekali orang yang menyamakan supervisi
pendidikan dengan kegiatan penilaian atau inspeksi. Sering kali
dijumpai adanya seorang pengawas Sd dalam melakukan kunjungan
supervisi dengan mendatangi sekolah dasar hanya dengan membawa
instrumen pengukuran unjuk kerja. Mereka masuk ke kelas-kelas untuk
melakukan pengukuran terhadap unjuk kerja guru dalam mengajar.
Setelah selesai, lalu mereka mengisi buku tamu dan pulang.Kegiatan
supervisi sebagaimana digambarkan tersebut merupakan satu contoh
kasus yang sering kali terjadi di masyarakat. Kegiatan supervisi
yang demikian itu sama sekali tidak akan memberikan pengaruh
positif bagi peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan .
seandainya memberikan pengaruh, sangat kecil artinya begi
peningkatan mutu kualitas pembelajaran. Bahkan bisa jadi guru
beranggapan bahwa kegiatan supervisi itu identik dengan kegiatan
pengawasan dan penilaian. Jika demikian halnya, kemungkinan besar
guru tidak menyukai dan bahkan menghindari adanya kegiatan
supervisi.Kegiatan supervisi pendidikan sama sekali tidak identik
dengan penilaian terhadap guru. Dalam kegiatan pendidikan memang
terdapat kegiatan pengukuran terhadap unjuk kerja guru. Namun,
tujuannya bukan untuk menilai guru semata, melainkan untuk
mengetahui keterbatasan-keterbatasan kemampuannya dalam rangka
peningkatan kemampuannya. Demikian pula dalam kegiatan supervisi
terhadap sekolah terdapat kegiatan pengukuran terhadap unjuk kerja
sekolah yang bersangkutan. Namun, tujuannya bukan untuk menilai
sekolah semata, melainkan juga untuk mengetahui
keterbatasan-keterbatasannya dalam rangka pembinaanya.Demikianlah
supervisi dapat diartikan sebagai layanan profesional. Layanan
profesional tersebut berbentuk pemberian bantuan kepada personel
sekolah dalam meningkatkan kemampuannya sehingga lebih mampu
mempertahankan dan melakukan perubahan penyelenggaraan sekolah
dalam rangka meningkatkan pencapaian tujuan sekolah. Layanan
profesional itu bisa juga berupa membantu guru meningkatkan
kemampuannya dalam rmengelola proses belajar mengajar dalam rangka
pencapaian tujuan sekolah. Dengan demikian, supervisi pendidikan
itu pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan membantu personel
meningkatkan kemampuannya.Konsep supervisi modern dirumuskan oleh
Kimball Wiles sebagai berikut : Supervision is assistance in the
devolepment of a better teaching learning situation. Supervisi
adalah bantuan dalam pengembangan situasi pembelajaran yang lebih
baik. Rumusan ini mengisyaratkan bahwa layanan supervisi meliputi
keseluruhan situasi belajar mengajar (goal, material, technique,
method, teacher, student, an envirovment). Situasi belajar inilah
yang seharusnya diperbaiki dan ditingkatkan melalui layanan
kegiatan supervisi.Dengan demikian layanan supervisi tersebut
mencakup seluruh aspek dari penyelenggaraan pendidikan dan
pengajaran. Konsep supervisi tidak bisa disamakan dengan inspeksi,
inspeksi lebih menekankan kepada kekuasaan dan bersifat otoriter,
sedangkan supervisi lebih menekankan kepada persahabatan yang
dilandasi oleh pemberian pelayanan dan kerjasama yang lebih baik
diantara guru-guru, karena bersifat demokratis. Istilah supervisi
pendidikan dapat dijelaskan baik menurut asal usul (etimologi),
bentuk perkataannya (morfologi), maupun isi yang terkandung dalam
perkataan itu ( semantik).1) EtimologiIstilah supervisi diambil
dalam perkataan bahasa Inggris Supervision artinya pengawasan di
bidang pendidikan. Orang yang melakukan supervisi disebut
supervisor.2) MorfologisSupervisi dapat dijelaskan menurut bentuk
perkataannya. Supervisi terdiri dari dua kata Super berarti atas,
lebih. Visi berarti lihat, tilik, awasi. Seorang supervisor memang
mempunyai posisi diatas atau mempunyai kedudukan yang lebih dari
orang yang disupervisinya.3) SemantikPada hakekatnya isi yang
terandung dalam definisi yang rumusanya tentang sesuatu tergantung
dari orang yang mendefinisikan.Wiles secara singkat telah
merumuskan bahwa supervisi sebagai bantuan pengembangan situasi
mengajar belajar agar lebih baik. Adam dan Dickey merumuskan
supervisi sebagai pelayanan khususnya menyangkut perbaikan proses
belajar mengajar. Sedangkan Depdiknas (1994) merumuskan supervisi
sebagai berikut : Pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf
sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk
mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik.Dengan
demikian, supervisi ditujukan kepada penciptaan atau pengembangan
situasi belajar mengajar yang lebih baik. Untuk itu ada dua hal
(aspek) yang perlu diperhatikan : a. Pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar b. Hal-hal yang menunjang kegiatan belajar mengajarKarena
aspek utama adalah guru, maka layanan dan aktivitas kesupervisian
harus lebih diarahkan kepada upaya memperbaiki dan meningkatkan
kemampuan guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar. Untuk itu
guru harus memiliki yakni : 1) kemampuan personal, 2) kemampuan
profesional 3) kemampuan sosial (Depdiknas, 1982). Atas dasar
uraian diatas, maka pengertian supervisi dapat dirumuskan sebagai
berikut serangkaian usaha pemberian bantuan kepada guru dalam
bentuk layanan profesional yang diberikan oleh supervisor (Pengawas
sekolah, kepala sekolah, dan pembina lainnya) guna meningkatkan
mutu proses dan hasil belajar mengajar.Menurut Balliner David
(2000: 45) supervisi atau pembinaan guru tersebut lebih menekankan
pada pembinaan guru tersebut pula Pembinaan profesional guru yakni
pembinaan yang lebih diarahkan pada upaya memperbaiki dan
meningkatkan kemampuan profesional guru.Supervisi dapat kita
artikan sebagai pembinaan. Sedangkan sasaran pembinaan tersebut
bisa untuk kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha. Namun yang
menjadi sasaran supervisi diartikan pula pembinaan guru.
F. Pentingnya Pengembangan Sumber Daya Guru dengan SupervisiDi
abad sekarang ini, yaitu era globalisasi dimana semuanya serba
digital, akses informasi sangat cepat dan persaingan hidup semakin
ketat, semua bangsa berusaha untuk meningkatkan sumber daya
manusia. Hanya manusia yang mempunyai sumber daya unggul dapat
bersaing dan mempertahankan diri dari dampak persaingan global yang
ketat. Termasuk sumber daya pendidikan. Yang termasuk dalam sumber
daya pendidikan yaitu ketenagaan, dana dan sarana dan prasarana.
Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya
pada tataran institusional dan eksperiensial, sehingga upaya
meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai dari aspek "guru" dan
tenaga kependidikan lainnya yang menyangkut kualitas
keprofesionalannya maupun kesejahteraan dalam satu manajemen
pendidikan yang professional.Ada dua metafora untuk menggambarkan
pentingnya pengembangan sumber daya guru. Pertama, jabatan guru
diumpamakan dengan sumber air. Sumber air itu harus terus menerus
bertambah, agar sungai itu dapat mengalirkan air terus-menerus.
Bila tidak, maka sumber air itu akan kering. Demikianlah bila
seorang guru tidak pernah membaca informasi yang baru, tidak
menambah ilmu pengetahuan tentang apa yang diajarkan, maka ia tidak
mungkin memberi ilmu dan pengetahuan dengan cara yang lebih
menyegarkan kepada peserta didik.Kedua, jabatan guru diumpamakan
dengan sebatang pohon buah-buahan. Pohon itu tidak akan berbuah
lebat, bila akar induk pohon tidak menyerap zat-zat makanan yang
berguna bagi pertumbuhan pohon itu. Begitu juga dengan jabatan guru
yang perlu bertumbuh dan berkembang. Baik itu pertumbuhan pribadi
guru maupun pertumbuhan profesi guru.Setiap guru perlu menyadari
bahwa pertumbuhan dan pengembangan profesi merupakan suatu
keharusan untuk menghasilkan output pendidikan berkualitas. Itulah
sebabnya guru perlu belajar terus menerus, membaca informasi
terbaru dan mengembangkan ide-ide kreatif dalam pembelajaran agar
suasana belajar mengajar menggairahkan dan menyenangkan baik bagi
guru apalagi bagi peserta didik.Peningkatan sumber daya guru bisa
dilaksanakan dengan bantuan supervisor, yaitu orang ataupun
instansi yang melaksanakan kegiatan supervisi terhadap guru.
Perlunya bantuan supervisi terhadap guru berakar mendalam dalam
kehidupan masyarakat. Swearingen mengungkapkan latar belakang
perlunya supervisi berakar mendalam dalam kebutuhan masyarakat
dengan latar belakang sebagai berikut :1. Latar Belakang
KulturalPendidikan berakar dari budaya arif lokal setempat. Sejak
dini pengalaman belajar dan kegiatan belajar-mengajar harus
daingkat dari isi kebudayaan yang hidup di masyarakat itu. Sekolah
bertugas untuk mengkoordinasi semua usaha dalam rangka mencapai
tujuan-tujuan pendidikan yang dicita-citakan. 2. Latar Belakang
Filosofis Suatu system pendidikan yang berhasil guna dan berdaya
guna bila ia berakar mendalam pada nilai-nilai filosofis pandangan
hidup suatu bangsa. 3. Latar Belakang Psikologis Secara psikologis
supervisi itu berakar mendalam pada pengalaman manusia. Tugas
supervisi ialah menciptakan suasana sekolah yang penuh kehangatan
sehingga setiap orang dapat menjadi dirinya sendiri. 4. Latar
Belakang SosialSeorang supervisor dalam melakukan tanggung jawabnya
harus mampu mengembangkan potensi kreativitas dari orang yang
dibina melalui cara mengikutsertakan orang lain untuk
berpartisipasi bersama. Supervisi harus bersumber pada kondisi
masyarakat.5. Latar Belakang SosiologisSecara sosiologis perubahan
masyarakat punya dampak terhadap tata nilai. Supervisor bertugas
menukar ide dan pengalaman tentang mensikapi perubahan tata nilai
dalam masyarakat secara arif dan bijaksana.6. Latar Belakang
Pertumbuhan Jabatan Supervisi bertugas memelihara, merawat dan
menstimulasi pertumbuhan jabatan guru. Diharapkan guru menjadi
semakin professional dalam mengemban amanat jabatannya dan dapat
meningkatkan posisi tawar guru di masyarakat dan pemerintah, bahwa
guru punya peranan utama dalam pembentukan harkat dan martabat
manusia.
G. Kedudukan Supervisi Dalam Penyelenggaraan SekolahKedudukan
seorang supervisor dalam penyelenggaraan sekolah masih belum dapat
dikatakan beres dalam arti yang seluas-luasnya. Barangkali tugas
pokok dan tugas operasionalnya sudah disiapkan dengan baik, namun
demikian status dan tanggung jawab teknis dan administratifnya
dalam praktik belum kelihatan dengan nyata. Apa penyebaab hal ini
belum dapat diketahuidengan pasti, namun demikian terdapat
tanda-tanda bahwa wewenang dan tanggung jawab yang dilimpahkan
kepadanya belum dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Persoalan
ini perlu diperhatikan jika kita ingin meningkatkan mutu pengajaran
pada khususnya dan mutu pendidikan pada umumnya.Dalam kegiatan
system sekolah yang beukuran besar, seperti di kota besar,
kotamadya, kabupaten dan kecamatan yang mempunyai kebutuhan dan
ragam penduduk yang sudah begitu kompleks tuga supervisi tidak
dapat lagi dilaksanakan oleh seorang Kepala Bidang dan Supervisor.
Dalam daerah demikian kegiatan sekolah seolah-olah mencerminkan
kegiatan system ekonomi yang mempunyai prinsip pembagian kerja,
perbaikan kerja dan tenaga spesialisasi. Kita dapat menduga bahwa
dalam situasi demikian Kepala bidang dan Kepala Sekolah diduga
tidak akan dapat melakukan tugasnya secara pribadi dan bertanggung
jawab langsung untuk semua kegiatan normal administrasi dan
supervisi seperti: merekrut guru baru, supervisi dalam kelas,
riset, pengembangan kurukulum, pemilihan bahan-bahan dan peralatan,
koordinasi dalam permintaan gaji, dan banyak lagi kegiatan sekolah
lainya. Dalam hal ini sudah diperlukan perluasan fungsi dan
pelayanan sekolah secara tepat sehingga membutuhkan bagian-bagian
dan anggota staf yang baru. Struktur organisasi demikian dalam
administrasi disebut Organisasi Lini dan Staf. Prinsip dasar dari
organisasi lini dan staf ini ialah fungsi-fungsi yang dilaksanakan
oleh anggota staf bersifat bantuan dan pelayanan dari spesialis dan
merupakan bagian dari wewenang dan tanggung jawab utama yang turun
dari atas ke bawah. Di lain pihak semua orang mengakui bahwa
supervisi pendidikan ini sangat penting justru untuk meningkatkan
utu pendidikan kita yang dirasakan oleh umum dewasa ini sudah
merosot. Namun perlakuan terhadap mereka baik yang tergambar dalam
struktur organisasi maupun dalam praktik nyata di dalam kehidupan
organisasi, kelihatanya mereka diabaikan. Ditinjau dari teori
organisasi mana pun pengabdian tenaga spesialis ini sangat
merugikan. Kerugian itu bukan hanya di sekolah tempat di mana
mereka bertugas, akan tetapi kerugian itu akan berlangsung terus
pada sekolah di atasnya, bahkan generasi angkatan itu akan tetap
mengalami kerugian karena telah melampaui pelayanan yang paling
baik yang tidak pernah diterima.Oleh karena itu tidak dapat
disangkal lagi bahwa untuk meningkatkan mutu pendidikan kita, tanpa
mengecilkan usaha-usaha yang lain, maka kedudukan dan wewenang
supevisor perlu sekali dipertegas. Penegasan itu harus eksplisit
dalam suatu struktur organisasi dan betul-betul terealisasi dalam
praktik organisasi.
H. Supervisi Merupakan Kunci Perbaikan PengajaranHasil
pengajaran yang baik tidak akan datang tanpa usaha yang penuh
didekasi. Keberhasilan yang tinggi dan menonjol dalam bidang
pengajaran selalu diraih dengan kegiatan dan usaha yang gigih dan
tangguh. Hasil pengajaran yang gemilang di manapun hal itu terjadi
tetap berasal dari prakarsa-prakarsa yang intelegen yang didasari
oleh pemikiran dan pemahaman yang matang dari individu dan sejumlah
orang yang terlibat didalamnya. Oleh karena itu sudah masanya untuk
memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada supervisor atau orang
yang dipandang memiliki pemikiran dan pemahaman yang matang dalam
bidang mereka untuk melahirkan prakarsa-prakarsa yang betul-betul
bermanfaat untuk pembaharuan dan perbaikan yang dicita-citakan.Kita
semua mengetahui bahwa mutu pendidikan kita masih mengalami
penurunan kualitas yang memprihatinkan, bukan saja di tingkat
Sekolah Dasar tetapi juga sampai pada Sekolah Lanjutan Tingkat
Atas, bahkan sudah menjalar sampai tingkat Perguruan Tinggi. Banyak
pula usaha yang dilaksanakan baik oleh pemerintah maupun swasta
yang tertarik dalam bidang pendidikan dan pengajaran untuk mencoba
memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan itu.Perbaikan dan
pembaharuan yang sudah pernah dilaksanakan antara lain di bidang
(1) kurikulum, (2) struktur organisasi, (3) penataran staf
pengajar, (4) rekrutment staf pengajar baru, (5) berbagai program
jalan pintas, (6) penataran staf administrasi dan supervisi dan (7)
program regular jangka panjang. Walaupun sudah banyak perbaikan dan
pembaharuan dilaksanakan tetapi kelihatanya masih banyak orang yang
belum puas dengan hasil yang ditimbulkan oleh semua kegiatan
perbaikan pembaharuan itu. a. Asumsi-Asumsi kemunduran suatu
pedidikan1. Adanya anggapan bahwa program perbaikan dan pembaharuan
itu belum terkoordinasi dengan benar. Masing-masing program
kegiatan itu berjalan sendiri-sendiri tanpa lebih dulu
memperhitungkan kajian biaya dan kaitan antara program yang satu
dengan yang lain. Sesungguhnya masalah ini dengan halus telah
diperingatkan oleh C.E. Beeby (1979) bahwa kelemahan yang paling
besar dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di Indonesia
adalah lemahnya administrasi terutama sekali dalam fungsi
koordinasi yang merupakan kelemahan paling menyolok.2. Pendapat
yang mengatakan bahwa setelah semua penataran selesai dan peserta
kembali ke tempat asal masing-masing, apa pun nama penataranya,
sering sekali para peserta itu jarang diberi kesempatan untuk
menerapkan teori baru yang diperolehnya, karena gaya dan wibawa
kepemimpinan di tempat mereka bekerja sangat menekankan kepada
hal-hal yang rutin. Tidak heran kalau mereka itu kembali ke
cara-cara lama yang biasa dan gampang dilaksanakanya.3. Pandangan
yang mengatakan bahwa sangat sukar untuk melakukan perubahan
perilaku mengajar dengan hanya satu perolehan penataran yang begitu
singkat. Mungkin pengetahuan mereka dalam berbagai hal yang
ditawarkan sudah diperolehnya, tetapi pengetahuan saja tidak
menjamin aplikasinya dalam pelaku mengajar sehari-hari. Perubahan
perilaku lebih-lebih dalam mengajar tiga kali lebih sukar dari
perubahan dalam pengetahuan mengajar.4. Anggapan bahwa keengganan
para petatar untuk menerapkan teori baru itu karena kurangnya
kemampuan mereka dalam menyerap teori metoda baru itu. Kenyataan
ini dapat dipahami karena bahan penataran tersebut diperolehnya
dalam waktu yang sangat pendek dan disajikan dengan menggunakan
teknologi canggih dan sama sekali asing bagi mereka. Mereka belum
akrab dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
tumbuh dengan cepat.5. Pendapat yang mengatakan bahwa timbul
apatisme di kalangan staf pengajar yang memiliki prakarsa baru
karena peralatan dan bahan perlengkapan yang diperlukan untuk
melaksanakan program tersebut belum tersedia di tempat mereka
bekerja.6. Adanya anggapan yang mengatakan bahwa perbaikan dan
pembahruan dalam struktur organisasi lebih mementingkan upaya
bagaimana agar mudah memerintah dari atas dengan pengontrolan pusat
yang lebih terkendali. Diatas kertas pengontrolan pusat dengan satu
kendali ini kelihatanya lebih mudah dan menjamin keseragaman. Akan
tetapi setelah tiba dalam pelaksanaan di daerah-daerah yang jauh
dari pusat pengelolaan sarana komunikasi dan transportasi yang
sangat minim, maka program organisasi sudah dirancang dengan baik
berakhir dengan semakin jauhnya perbedaan kemajuan yang diperoleh
pusat dibandingkan dengan daerah-daerah. 7. Pandangan yang
mengatakan bahwa semua perbaikan dan pembaharuan dalam kurikulum
yang dijalankan tidak menyentuh inti persoalan dan baru pada taraf
kemampuan menciptakan proyek yang dianggap mungkin dapat
memperbaiki keadaan. Perbaikan dan peningkatan proses belajar
mengajar terjadi di dalam kelas dan perlu secara kontinu dimonitor
atau disupervisi oleh pihak yang berwenang dalam pekerjaan itu.
Kenyataan yang terjadi dalam penyelenggaraan kegiatan belajar
mengajar di sekolah-sekolah, justeru kegiatan supervisi ini yang
sudah lumpuh. Kegiatan belajar mengajar tanpa supervisi sama halnya
dengan pekerjaan borongan bangunan tanpa pengawasan. Berapa banyak
bangunan yang ambruk beberapa bulan saja setelah serah terima
antara pemimpin proyrk dengan pemborong.8. Pendapat yang mengatakan
bahwa kampanye yang sangat berpengaruh terhadap perluasan
pendidikan dan pengajaran regular harus disertai oleh tekad dan
kemauan yang tulus dan benar-benar dari para pemegang wewenang di
Negara. Pendapat ini didasari oleh pemikiran dan latar belakang
budaya bangsa kita yang sangat berorentasi ke atas. Oleh karena itu
contoh nyata dan tindakan positif dari atas lebih penting dari pada
pidato dan instruksi-instruksi yang disampaikan oleh kalangan atas.
Di beberapa Negara ketiga sudah terdapat bukti nyata yang sangat
berpengaruh dalam kampanye perluasan dan peningkatan pendidikan dan
pengajaran, sekaligus berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi
Negara yang bersangkuatn.9. Dikemukakan bahwa program pengadaan
guru yang berasal dari metoda jalan pintas bukan dapat memecahkan
masalah kekurangan guru, akan tetapi rekrutmen calon guru dari
program jalan pintas itu justru memperbesar masalah penurunan
kualitas pengajaran. Mereka disiapkan dalam waktu yang relative
sangat pendek belum sempat menyerap materi pelajaran secara utuh
sudah harus puas dengan bahan pelajaran yang ada di tangan.
Bagaimanapun sempurnanya kurikulum disusun di atas kertas akan
tetap macet dan tidak jalan di tangan guru yang setengah matang
ini. Mereka tidak dapat diharapan sebagai pelopor-pelopor perbaikan
dan pembaharuan pengajaran untuk menciptakan generasi baru yang
inteligen dan kreatif, bahkan dalam jangka panjang karena masa
tugas mereka masih akan lama, mereka ini akan selalu menjadi
penghalang dalam setiap perbaikan dan pembaharuan pendidikan dan
pengajaran.10. pandangan yang mengatakan bahwa program pengadaan
guru yang berasal dari program rekrutmen calon guru sering tidak
didasarkan kepada kebutuhan nyata di lapangan. Secara makro
permintaan dilapangan kebutuhan tingkat provinsi, sangat
disayangkan tenaga yang dikirim ke sekolah-sekolah jauh berbeda
dari permintaan sekolah semula.
b. Upaya menjadikan supervisor (kepala sekolah) sebagai kunci
perbaikan mutu pendidikan.Beberapa hal yang perlu diperhatikan
untuk menjadikan tenaga supervisor sebagai orang kunci adalah:1.
Supervisor dipersyaratkan memiliki pendidikan sesuai dengan
kualifikasi yang ditetapkan. Dengan kualifikasi tersebut
dimaksudkan agar ia mempunyai keberanian bertindak pada orang yang
dipimpinnya.2. Supervisor perlu dimasukkan dalam tim ahli berbagai
perencanaan perubahan dan pembaharuan pengajaran. Hal dimaksudkan
agar supervisor mendapat bahan informasi dari tangan perancang
pertama. Dengan demikian ia tidak ketinggalan dari kepala sekolah
dan guru yang disupervisinya dan terikat pada langkah-langkah
pengajaran baru.3. Supervisor sudah waktunya diberikan kebebasan
untuk memprakarsai satu atau dua eksperimen pengajaran yang
professional tanpa takut mendapat sanksi administrative. Dalam hal
ini pihak atasanya tidak Cuma bersimpati atas prakarsa itu tetapi
mereka juga melangkah kea rah yang sama. Eksperimen itu harus
dirancang secara matang dengan tujuan agar dapat meningkatkan
kualitas pengajaran dan menambah wawasan pengetahuan yang lebih
pada murid-murid yang dikenai oleh eksperimen.4. tenaga supervisor
dapat juga diseleksi dari guru-guru bidang studi SMTP/SMTA yang
telah lama berpengalaman dan mempunyai potensi untuk diangkat
menjadi supervisor. Mereka yang sudah terpilih ini diberi
kesempatan tugas belajar di jurusan Administrasi dan Supervisi
Pendidikan atau jurusan yang cocok untuk menjadi supervisor. 5.
Pemilihan tenaga supervisor harus dirancang lebih awal dengan
merekrut tenaga spesialis bidang yang diperlukan yang sudah duduk
di tingkat akhir strata (S1) atau (S2). Setelah mereka lulus diberi
kesempatan mengajar selama jangka waktu yang ditentukan kemudian
dipromosikan menjadi wakil kepala sekolah, kepala sekolah dan
akhirnya menjadi supervisor jika dia memperlihatkan prestasi kerja
yang baik.6. Setiap kantor untuk supervisor perlu dilengkapi dengan
satu set buku teks dan publikasi mutakhir lain yang berkaitan
dengan bidang tugas masing-masing supervisor agar mereka tetap
memiliki pengetahuan yang segar dalam bidangnya. Pengadaan sarana
ini dimaksudkan agar mereka mampu membantu guru yang mengalami
kesulitan dalam bidang tersebut.7. Setiap kantor untuk supervisor
perlu dilengkapi dengan sarana transportasi yang memadai. Kendaraan
ini semata-mata digunakan untuk mengadakan kunjungan ke sekolah,
konferensi dinas, peninjauan antar propinsi dan sejenisnya. Dengan
tersedianya sarana ini tidak ada alas an lagi bagi supervisor untuk
hanya tetap diam di kantornya. Dia harus membuat daftar perjalanan
rutin tiap minggu dan kunjungan secara tiba-tiba sekali sebulan.8.
Supervisor harus dapat mengkoordinasikan semua kegiatan yang
bersangkut-paut dengan urusan sekolah terutama pada kegiatan
belajar mengajar di sekolahnya dengan lebih memperhatikan mana yang
akan diberikan prioritas utama. Kriteria prioritas utama harus
lebih menekankan pada kebutuhan yang banyak dari pada kebutuhan
perorangan. Dengan penggunaan criteria ini banyak orang yang dapat
diselamatkan, meskipun mungkin ada orang yang akan merasa kecewa
karena keinginan pribadinya tidak terpenuhi.9. Supervisor perlu
menyediakan waktu tertentu bagi staf pengajarnya yang telah selesai
menjalani penataran dan/atau pendidikan lanjutan. Hal ini
dimaksudkan agar penerima pendidikan lanjutan dapat mengaplikasikan
ilmu yang diperolehnya itu bagi kepentingan dia sendiri dan
kawan-kawanya. 10. Sudah masanya untuk merencanakan dan menggunakan
sebuah computer mini untuk setiap kantor supervisor. Hal ini
dimaksudkan agar dia dapat memproses, menyimpan, dan memproduksi
semua informasi yang berkaitan dengan bidang tugasnya. Dengan
demikian supervisor dapat menyusun file tiap-tiap sekolah yang
menjadi bidang tugas dan tanggung jawabnya. Dalam setiap file sudah
memuat informasi yang lengkap tentang sekolah yang
bersangkutan.
I. Peran Supervisi Dalam Evaluasi Program PendidikanAdapun peran
supervisi dalam evaluasi program pendidikan adalah :1.
Mengkoordinasi Semua Usaha Sekolah.2. Memperlengkapi Kepemimpinan
Sekolah. Yakni melatih dan memperlengkapi guru-guru agar mereka
memiliki ketrampilan dan kepemimpinan dalam kepemimpinan sekolah.3.
Memperluas Pengalaman. Yakni memberi pengalaman-pengalaman baru
kepadaanggota staff sekolah, sehingga makin hari makin bertambah
pengalaman dalam hal mengajarnya.4. Menstimulasi Usaha-Usaha yang
Kreatif. Yakni kemampuan untuk menstimulir segala daya kreasi baik
bagi anak-anak, orang yang dipimpinnya dan bagi dirinya sendiri.5.
Memberikan Fasilitas dan Penilaian yang Kontinyu. Penilaian
terhadap setiap usaha dan program sekolah misalnya, memiliki
bahan-bahan pengajaran, buku-buku pengajaran, perpustakaan, cara
mengajar, kemajuan murid-muridnya harus bersifat menyeluruh dan
kontinyu.6. Menganalisa Situasi Belajar Situasi belajar merupakan
situasi dimana semua faktor yang memberi kemungkinan bagi guru
dalam memberi pengalaman belajar kepada murid untuk mencapai tujuan
pendidikan. 7. Memberi Pengetahuan dan Ketrampilan pada Setiap
Anggota Staf. Supervisi berfungsi memberi stimulus dan membantu
guru agar mereka memperkembangkan pengetahuan dan ketrampilan dalam
mengajar. 8. Mengintegrasikan Tujuan dan Pembentukan Kemampuan.
BAB IIIPENUTUP KESIMPULAN Unsur-unsur kepemimpinan pendidikan
secara garis besar meliputi:1. Unsur internalUnsur internal adalah
segala kegiatan yang berhubungan dengan kepemimpinan yang
berlangsung dalam organisasi itu sendiri. 2. Unsur eksternal Unsur
eksternal adalah kegiatan di luar organisasi yang turut
mempengaruhi kelancaran dan berkembangannya suatu kepemimpinan
Supervisi pendidikan adalah suatu aktivitas yang direncanakan untuk
membantu para guru dan pegawai di sekolah, baik dalam proses
administrasi maupun dalam proses belajar mengajar yang ditujukan
terutama untuk mengembangkan efektivitas performan (personalia
sekolah) yang berhubungan dengan tugas-tugas utama dalam
usaha-usaha pendidikanAdapun peran supervisi dalam evaluasi program
pendidikan adalah :1. Mengkoordinasi Semua Usaha Sekolah.2.
Memperlengkapi Kepemimpinan Sekolah. Yakni melatih dan
memperlengkapi guru-guru agar mereka memiliki ketrampilan dan
kepemimpinan dalam kepemimpinan sekolah.3. Memperluas Pengalaman.
Yakni memberi pengalaman-pengalaman baru kepadaanggota staff
sekolah, sehingga makin hari makin bertambah pengalaman dalam hal
mengajarnya.4. Menstimulasi Usaha-Usaha yang Kreatif. Yakni
kemampuan untuk menstimulir segala daya kreasi baik bagi anak-anak,
orang yang dipimpinnya dan bagi dirinya sendiri.5. Memberikan
Fasilitas dan Penilaian yang Kontinyu. Penilaian terhadap setiap
usaha dan program sekolah misalnya, memiliki bahan-bahan
pengajaran, buku-buku pengajaran, perpustakaan, cara mengajar,
kemajuan murid-muridnya harus bersifat menyeluruh dan kontinyu.6.
Menganalisa Situasi Belajar Situasi belajar merupakan situasi
dimana semua faktor yang memberi kemungkinan bagi guru dalam
memberi pengalaman belajar kepada murid untuk mencapai tujuan
pendidikan. 7. Memberi Pengetahuan dan Ketrampilan pada Setiap
Anggota Staf. Supervisi berfungsi memberi stimulus dan membantu
guru agar mereka memperkembangkan pengetahuan dan ketrampilan dalam
mengajar. 8. Mengintegrasikan Tujuan dan Pembentukan Kemampuan.
DAFTAR PUSTAKA
Isjoni. 2007. Manajemen Kepemimpinan dalam Pendidikan, Bandung :
Sinar BaruAlgensindo, Kartini Kartono. 1998. Pemimpin dan
Kepemimpinan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Ametembun. 1995.
Supervisi Pendidikan. Bandung:IKIPNanang Fattah. 1996. Landasan
Manajemen Pendidikan. Bandung : RosdakaryaNurtain. 1989. Supervisi
Pendidikan, Teori dan Praktik. Jakarta: Departemen Pendidikan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 12 tahun 2007 tentang
Standar Pengawas Sekolah/MadrasahPurwanto. 1999. Administrasi
Pendidikan. Mutiara: JakartaSupandi. 1996. Administrasi dan
Supervisi Pendidikan. Jakarta: Departemen Agama Universitas
Terbuka.Sutisna, Oteng. 1998. Azaz-azas Supervisi Pengajaran.
Bandung : Publikasi Jurusan Administrasi dan Supervisi Pendidikan
FIP-IKIP Bandung.Syafaruddin, 2014, Manajemen Kepengawasan
Pendidikan, Bandung: Ciptapustaka Media.Veithzal Rivai dan Dedy
Mulyadi. 2010 Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada.
1