Top Banner
BAB I PENDAHULUAN Keberadaan pendidikan dan tenanga kependidikan sangat strategis pada setiap sekolah. Karena dalam peran sebagai pemimpin, maka para pendidikdan tenaga kependidikan memiliki pemamahaman atas visi, misi tujuan dan tujuan sekolah menjadi semangat untuk mempengarui sumberdaya manusia yang bertugas mengelola pendidikan. Supervisi sangat erat hubungannya dengan manajemen, sejatinya supervisi sejalan denga pengertian manajemen sendiri yakni : “Kepemimpinan proses pengatur, memimpin dan menjamin kelancaran jalannya pekerjaandalam mencapai tujuan dengan mengorbankan yang sekecil- kecilnya. Sementara Syafaruddin dan bukunya: “Manajemen Lembaga Pendidikan islam” Mengemkakan Pendapat tentang Kepemimpinan (Leadership) merupakan proses yang harus ada dan perlu diadakan dalam kehidupan manusia selaku makhluk sosial. Manusia tidakdapat hidup bermasyarakat sesuai kodratnya bila mereka melepaskan diri dari kebergantungannya pada orang lain. Hidup bermasyarakat memerlukan pemimpin dan kepemimpinan untuk mengarahkan masyarakat dalam mencapai perubahan kehidupan lebih baik, semakin sejahtera, maju dan berperadapan. Kepemimpinan dapat menentikan arah atau tujuan yang 1
32

Makalah esensi kepemimpinan dan supervisi pendidikan

Nov 22, 2015

Download

Documents

Makalah
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB IPENDAHULUANKeberadaan pendidikan dan tenanga kependidikan sangat strategis pada setiap sekolah. Karena dalam peran sebagai pemimpin, maka para pendidikdan tenaga kependidikan memiliki pemamahaman atas visi, misi tujuan dan tujuan sekolah menjadi semangat untuk mempengarui sumberdaya manusia yang bertugas mengelola pendidikan. Supervisi sangat erat hubungannya dengan manajemen, sejatinya supervisi sejalan denga pengertian manajemen sendiri yakni : Kepemimpinan proses pengatur, memimpin dan menjamin kelancaran jalannya pekerjaandalam mencapai tujuan dengan mengorbankan yang sekecil-kecilnya.Sementara Syafaruddin dan bukunya: Manajemen Lembaga Pendidikan islam Mengemkakan Pendapat tentang Kepemimpinan (Leadership) merupakan proses yang harus ada dan perlu diadakan dalam kehidupan manusia selaku makhluk sosial. Manusia tidakdapat hidup bermasyarakat sesuai kodratnya bila mereka melepaskan diri dari kebergantungannya pada orang lain. Hidup bermasyarakat memerlukan pemimpin dan kepemimpinan untuk mengarahkan masyarakat dalam mencapai perubahan kehidupan lebih baik, semakin sejahtera, maju dan berperadapan. Kepemimpinan dapat menentikan arah atau tujuan yang dikehendaki, dan dengan cara bagaimana arah atau tujuan tersebut dapat dicapai sangat ditentukan oleh para pemimpin.Dalam tataran institusi pendidikan seperti sekolah misalnya, kepemimpinan pendidikan dapat dilihat dalam tataran mikro institusi, yaitu kepala sekolah, dan dalam tataran mikro teknis yaitu tenaga pendidik (guru). Kepemimpinan kepala sekolah merupakan pemimpin dalam tataran intitusi organisasi sekolah yang akan menentukan bagaimana kinerja organisasi secara keseluruhan dan sekaligus sebagai pengawasan dalam administrasi, sedangkan guru adalah pemimpin dalam tataran teknis pembelajaran yang akan menentukan keberhasilan proses pembelajaran guna menghasilkan output pembembelajaran/pendidikan yang bermutu.

BAB IIPEMBAHASANESENSI KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN DAN SUPERVISI PENDIDIKANA. Konsep Dasar Kepemimpinan Pendidikan Beberapa pengertian tentang kepemimpinan yang dikemukakan para ahli berbagai berikut : Menurut Prajudi Atmosudirdjo Kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai suatu kepribadian (personality) seseorangyang mendatangkan keinginan pada kelompok orang-orang untuk mencontohkannya atau menhikutinya, ataupun yang ,memancarkan suatu pengaruh yang tertentu, suatu kekuatan atau wibawa, yang demikian rupa sehingga membuat sekelompok orang-orang mau melakukan apa yang dihendakinya.Menurut Bas , kepemimpinan merupakan suatu interaksi antara anggota suatu kelompok sehingga pemimpin merupakan agen pembaharu, agen perubahan, orang yang perlakunya akan lebih memengaruhi orang lain daripaada perilaku orang lain yang mempengarui mereka, dan kepemimpinan itu timbul ketika sat anggota kelompok mengubah motivasi kepentingan anggota lain dalam kelompok.

B. Unsur-unsur Kepemimpinan Unsur-unsur Kepemimpinan pendidikan adalah segala yang mempengarui berlangsungnya keefektifan kepemimpinan dalam usaha pencapaian tujuan. Setiap unsur tersebut saling berinteraksi membentuk satu kesatuan yang utuh.Unsur-unsur kepemimpinan pendidikan secara garis besar meliputi:a. Unsur internalUnsur internal adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan kepemimpinan yang berlangsung dalam organisasi itu sendiri. Unsur tersebut meliputi:1) Tujuan dan sasaran organisasi2) Perencanaan dan penyusunan program serta pengambilan serta pengambilan keputusan3) Pengorganisasian dan pendayagunaan personal4) Komunikasi 5) Controlling, evaluating dan supervisi.

b. Unsur eksternal Unsur eksternal adalah kegiatan di luar organisasi yang turut mempengaruhi kelancaran dan berkembangannya suatu kepemimpinan. Unsur ini harus diperhatikan agar pemimpin dapat menentukan kebijaksanaan pengembangan organisasi yang sejalan dengan situasipolitik, ekonomi, sosial dan kebudayaaannya serta adanya dukungan dari masyarakat dan organisasi lain.Unsur lain yaitu Unsur gaya kepemimpinan lebih menekankan pada kemampan pemimpin dalam memilih tipe gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi atau iklim organisasi untuk menggerakkan bawahannya secara berhasil. Semakin jelas pula, bahwa tugas manajer sebenarnya adalah merancang dan memelihara lingkungan kerja yang kondusif.

C. Peranan Seorang PemimpinAdapun peran seorang pemimpin adalah sebagai berikut :1. Sebagai pelaksana (executive)2. Sebagai perencana (planner)3. Sebagai seorang ahli (expert)4. Mewakili kelompok dalam tindakannya ke luar (external group re-presentative)5. Mengawasi hubungan antaranggota kelompo (controller of internal relationship)6. Bertindak sebagai pemberi ganjaran/pujian dan hukuman (purveyor of rewards and punishments)7. Bertindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and mediator)8. Merupakan bagian adari kelompok (exemplar)9. Merupakan lambang kelompok (symbol of the group)10. Pemegang tanggung jawab para anggota kelompok (surrogate for individual responsibility)11. Sebagai pencipta/ memiliku cita-cita (ideologist)12. Bertindak sebagai seorang ayah (father fighure)

D. Fungsi Kepemimpinan PendidikanFungsi kepemimpinan pendidkan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan. Menurut James F. Stoner, agar kelompok dapat beroperasi secara efektif, seorang pemimpin mempunyai dua fungsi pokok yaitu: 1. Task Related/ Problem Solving Function, dalam fungsi ini pemimpin memberikan saran dalam pemecahan masalah serta memberikan sumbangan informasi dan pendapat.2. Group Maintenance funcion/Social Funcion, dalam fungsi ini pemimpin membantu kelompok beroperasi lebih lancar, pemimpin memberikan persetujuan atau melengkapi anggota kelompok yang lain, misalnya melerai kelompok yang sedang berselisih pendapat, memperhatikan diskusi-diskusi kelompok. Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin yang mampu menampilkan kedua fungsi tersebut dengan jelas.

E. Pengertian SupervisiIstilah supervisi pendidikan bukanlah istilah baru dalam pendidikan. Namun, masih banyak sekali orang yang memiliki pengertian yang kurang benar tentang supervisi pendidikan. Masih banyak sekali orang yang menyamakan supervisi pendidikan dengan kegiatan penilaian atau inspeksi. Sering kali dijumpai adanya seorang pengawas Sd dalam melakukan kunjungan supervisi dengan mendatangi sekolah dasar hanya dengan membawa instrumen pengukuran unjuk kerja. Mereka masuk ke kelas-kelas untuk melakukan pengukuran terhadap unjuk kerja guru dalam mengajar. Setelah selesai, lalu mereka mengisi buku tamu dan pulang.Kegiatan supervisi sebagaimana digambarkan tersebut merupakan satu contoh kasus yang sering kali terjadi di masyarakat. Kegiatan supervisi yang demikian itu sama sekali tidak akan memberikan pengaruh positif bagi peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan . seandainya memberikan pengaruh, sangat kecil artinya begi peningkatan mutu kualitas pembelajaran. Bahkan bisa jadi guru beranggapan bahwa kegiatan supervisi itu identik dengan kegiatan pengawasan dan penilaian. Jika demikian halnya, kemungkinan besar guru tidak menyukai dan bahkan menghindari adanya kegiatan supervisi.Kegiatan supervisi pendidikan sama sekali tidak identik dengan penilaian terhadap guru. Dalam kegiatan pendidikan memang terdapat kegiatan pengukuran terhadap unjuk kerja guru. Namun, tujuannya bukan untuk menilai guru semata, melainkan untuk mengetahui keterbatasan-keterbatasan kemampuannya dalam rangka peningkatan kemampuannya. Demikian pula dalam kegiatan supervisi terhadap sekolah terdapat kegiatan pengukuran terhadap unjuk kerja sekolah yang bersangkutan. Namun, tujuannya bukan untuk menilai sekolah semata, melainkan juga untuk mengetahui keterbatasan-keterbatasannya dalam rangka pembinaanya.Demikianlah supervisi dapat diartikan sebagai layanan profesional. Layanan profesional tersebut berbentuk pemberian bantuan kepada personel sekolah dalam meningkatkan kemampuannya sehingga lebih mampu mempertahankan dan melakukan perubahan penyelenggaraan sekolah dalam rangka meningkatkan pencapaian tujuan sekolah. Layanan profesional itu bisa juga berupa membantu guru meningkatkan kemampuannya dalam rmengelola proses belajar mengajar dalam rangka pencapaian tujuan sekolah. Dengan demikian, supervisi pendidikan itu pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan membantu personel meningkatkan kemampuannya.Konsep supervisi modern dirumuskan oleh Kimball Wiles sebagai berikut : Supervision is assistance in the devolepment of a better teaching learning situation. Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi pembelajaran yang lebih baik. Rumusan ini mengisyaratkan bahwa layanan supervisi meliputi keseluruhan situasi belajar mengajar (goal, material, technique, method, teacher, student, an envirovment). Situasi belajar inilah yang seharusnya diperbaiki dan ditingkatkan melalui layanan kegiatan supervisi.Dengan demikian layanan supervisi tersebut mencakup seluruh aspek dari penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran. Konsep supervisi tidak bisa disamakan dengan inspeksi, inspeksi lebih menekankan kepada kekuasaan dan bersifat otoriter, sedangkan supervisi lebih menekankan kepada persahabatan yang dilandasi oleh pemberian pelayanan dan kerjasama yang lebih baik diantara guru-guru, karena bersifat demokratis. Istilah supervisi pendidikan dapat dijelaskan baik menurut asal usul (etimologi), bentuk perkataannya (morfologi), maupun isi yang terkandung dalam perkataan itu ( semantik).1) EtimologiIstilah supervisi diambil dalam perkataan bahasa Inggris Supervision artinya pengawasan di bidang pendidikan. Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor.2) MorfologisSupervisi dapat dijelaskan menurut bentuk perkataannya. Supervisi terdiri dari dua kata Super berarti atas, lebih. Visi berarti lihat, tilik, awasi. Seorang supervisor memang mempunyai posisi diatas atau mempunyai kedudukan yang lebih dari orang yang disupervisinya.3) SemantikPada hakekatnya isi yang terandung dalam definisi yang rumusanya tentang sesuatu tergantung dari orang yang mendefinisikan.Wiles secara singkat telah merumuskan bahwa supervisi sebagai bantuan pengembangan situasi mengajar belajar agar lebih baik. Adam dan Dickey merumuskan supervisi sebagai pelayanan khususnya menyangkut perbaikan proses belajar mengajar. Sedangkan Depdiknas (1994) merumuskan supervisi sebagai berikut : Pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik.Dengan demikian, supervisi ditujukan kepada penciptaan atau pengembangan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Untuk itu ada dua hal (aspek) yang perlu diperhatikan : a. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar b. Hal-hal yang menunjang kegiatan belajar mengajarKarena aspek utama adalah guru, maka layanan dan aktivitas kesupervisian harus lebih diarahkan kepada upaya memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar. Untuk itu guru harus memiliki yakni : 1) kemampuan personal, 2) kemampuan profesional 3) kemampuan sosial (Depdiknas, 1982). Atas dasar uraian diatas, maka pengertian supervisi dapat dirumuskan sebagai berikut serangkaian usaha pemberian bantuan kepada guru dalam bentuk layanan profesional yang diberikan oleh supervisor (Pengawas sekolah, kepala sekolah, dan pembina lainnya) guna meningkatkan mutu proses dan hasil belajar mengajar.Menurut Balliner David (2000: 45) supervisi atau pembinaan guru tersebut lebih menekankan pada pembinaan guru tersebut pula Pembinaan profesional guru yakni pembinaan yang lebih diarahkan pada upaya memperbaiki dan meningkatkan kemampuan profesional guru.Supervisi dapat kita artikan sebagai pembinaan. Sedangkan sasaran pembinaan tersebut bisa untuk kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha. Namun yang menjadi sasaran supervisi diartikan pula pembinaan guru.

F. Pentingnya Pengembangan Sumber Daya Guru dengan SupervisiDi abad sekarang ini, yaitu era globalisasi dimana semuanya serba digital, akses informasi sangat cepat dan persaingan hidup semakin ketat, semua bangsa berusaha untuk meningkatkan sumber daya manusia. Hanya manusia yang mempunyai sumber daya unggul dapat bersaing dan mempertahankan diri dari dampak persaingan global yang ketat. Termasuk sumber daya pendidikan. Yang termasuk dalam sumber daya pendidikan yaitu ketenagaan, dana dan sarana dan prasarana. Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya pada tataran institusional dan eksperiensial, sehingga upaya meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai dari aspek "guru" dan tenaga kependidikan lainnya yang menyangkut kualitas keprofesionalannya maupun kesejahteraan dalam satu manajemen pendidikan yang professional.Ada dua metafora untuk menggambarkan pentingnya pengembangan sumber daya guru. Pertama, jabatan guru diumpamakan dengan sumber air. Sumber air itu harus terus menerus bertambah, agar sungai itu dapat mengalirkan air terus-menerus. Bila tidak, maka sumber air itu akan kering. Demikianlah bila seorang guru tidak pernah membaca informasi yang baru, tidak menambah ilmu pengetahuan tentang apa yang diajarkan, maka ia tidak mungkin memberi ilmu dan pengetahuan dengan cara yang lebih menyegarkan kepada peserta didik.Kedua, jabatan guru diumpamakan dengan sebatang pohon buah-buahan. Pohon itu tidak akan berbuah lebat, bila akar induk pohon tidak menyerap zat-zat makanan yang berguna bagi pertumbuhan pohon itu. Begitu juga dengan jabatan guru yang perlu bertumbuh dan berkembang. Baik itu pertumbuhan pribadi guru maupun pertumbuhan profesi guru.Setiap guru perlu menyadari bahwa pertumbuhan dan pengembangan profesi merupakan suatu keharusan untuk menghasilkan output pendidikan berkualitas. Itulah sebabnya guru perlu belajar terus menerus, membaca informasi terbaru dan mengembangkan ide-ide kreatif dalam pembelajaran agar suasana belajar mengajar menggairahkan dan menyenangkan baik bagi guru apalagi bagi peserta didik.Peningkatan sumber daya guru bisa dilaksanakan dengan bantuan supervisor, yaitu orang ataupun instansi yang melaksanakan kegiatan supervisi terhadap guru. Perlunya bantuan supervisi terhadap guru berakar mendalam dalam kehidupan masyarakat. Swearingen mengungkapkan latar belakang perlunya supervisi berakar mendalam dalam kebutuhan masyarakat dengan latar belakang sebagai berikut :1. Latar Belakang KulturalPendidikan berakar dari budaya arif lokal setempat. Sejak dini pengalaman belajar dan kegiatan belajar-mengajar harus daingkat dari isi kebudayaan yang hidup di masyarakat itu. Sekolah bertugas untuk mengkoordinasi semua usaha dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang dicita-citakan. 2. Latar Belakang Filosofis Suatu system pendidikan yang berhasil guna dan berdaya guna bila ia berakar mendalam pada nilai-nilai filosofis pandangan hidup suatu bangsa. 3. Latar Belakang Psikologis Secara psikologis supervisi itu berakar mendalam pada pengalaman manusia. Tugas supervisi ialah menciptakan suasana sekolah yang penuh kehangatan sehingga setiap orang dapat menjadi dirinya sendiri. 4. Latar Belakang SosialSeorang supervisor dalam melakukan tanggung jawabnya harus mampu mengembangkan potensi kreativitas dari orang yang dibina melalui cara mengikutsertakan orang lain untuk berpartisipasi bersama. Supervisi harus bersumber pada kondisi masyarakat.5. Latar Belakang SosiologisSecara sosiologis perubahan masyarakat punya dampak terhadap tata nilai. Supervisor bertugas menukar ide dan pengalaman tentang mensikapi perubahan tata nilai dalam masyarakat secara arif dan bijaksana.6. Latar Belakang Pertumbuhan Jabatan Supervisi bertugas memelihara, merawat dan menstimulasi pertumbuhan jabatan guru. Diharapkan guru menjadi semakin professional dalam mengemban amanat jabatannya dan dapat meningkatkan posisi tawar guru di masyarakat dan pemerintah, bahwa guru punya peranan utama dalam pembentukan harkat dan martabat manusia.

G. Kedudukan Supervisi Dalam Penyelenggaraan SekolahKedudukan seorang supervisor dalam penyelenggaraan sekolah masih belum dapat dikatakan beres dalam arti yang seluas-luasnya. Barangkali tugas pokok dan tugas operasionalnya sudah disiapkan dengan baik, namun demikian status dan tanggung jawab teknis dan administratifnya dalam praktik belum kelihatan dengan nyata. Apa penyebaab hal ini belum dapat diketahuidengan pasti, namun demikian terdapat tanda-tanda bahwa wewenang dan tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya belum dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Persoalan ini perlu diperhatikan jika kita ingin meningkatkan mutu pengajaran pada khususnya dan mutu pendidikan pada umumnya.Dalam kegiatan system sekolah yang beukuran besar, seperti di kota besar, kotamadya, kabupaten dan kecamatan yang mempunyai kebutuhan dan ragam penduduk yang sudah begitu kompleks tuga supervisi tidak dapat lagi dilaksanakan oleh seorang Kepala Bidang dan Supervisor. Dalam daerah demikian kegiatan sekolah seolah-olah mencerminkan kegiatan system ekonomi yang mempunyai prinsip pembagian kerja, perbaikan kerja dan tenaga spesialisasi. Kita dapat menduga bahwa dalam situasi demikian Kepala bidang dan Kepala Sekolah diduga tidak akan dapat melakukan tugasnya secara pribadi dan bertanggung jawab langsung untuk semua kegiatan normal administrasi dan supervisi seperti: merekrut guru baru, supervisi dalam kelas, riset, pengembangan kurukulum, pemilihan bahan-bahan dan peralatan, koordinasi dalam permintaan gaji, dan banyak lagi kegiatan sekolah lainya. Dalam hal ini sudah diperlukan perluasan fungsi dan pelayanan sekolah secara tepat sehingga membutuhkan bagian-bagian dan anggota staf yang baru. Struktur organisasi demikian dalam administrasi disebut Organisasi Lini dan Staf. Prinsip dasar dari organisasi lini dan staf ini ialah fungsi-fungsi yang dilaksanakan oleh anggota staf bersifat bantuan dan pelayanan dari spesialis dan merupakan bagian dari wewenang dan tanggung jawab utama yang turun dari atas ke bawah. Di lain pihak semua orang mengakui bahwa supervisi pendidikan ini sangat penting justru untuk meningkatkan utu pendidikan kita yang dirasakan oleh umum dewasa ini sudah merosot. Namun perlakuan terhadap mereka baik yang tergambar dalam struktur organisasi maupun dalam praktik nyata di dalam kehidupan organisasi, kelihatanya mereka diabaikan. Ditinjau dari teori organisasi mana pun pengabdian tenaga spesialis ini sangat merugikan. Kerugian itu bukan hanya di sekolah tempat di mana mereka bertugas, akan tetapi kerugian itu akan berlangsung terus pada sekolah di atasnya, bahkan generasi angkatan itu akan tetap mengalami kerugian karena telah melampaui pelayanan yang paling baik yang tidak pernah diterima.Oleh karena itu tidak dapat disangkal lagi bahwa untuk meningkatkan mutu pendidikan kita, tanpa mengecilkan usaha-usaha yang lain, maka kedudukan dan wewenang supevisor perlu sekali dipertegas. Penegasan itu harus eksplisit dalam suatu struktur organisasi dan betul-betul terealisasi dalam praktik organisasi.

H. Supervisi Merupakan Kunci Perbaikan PengajaranHasil pengajaran yang baik tidak akan datang tanpa usaha yang penuh didekasi. Keberhasilan yang tinggi dan menonjol dalam bidang pengajaran selalu diraih dengan kegiatan dan usaha yang gigih dan tangguh. Hasil pengajaran yang gemilang di manapun hal itu terjadi tetap berasal dari prakarsa-prakarsa yang intelegen yang didasari oleh pemikiran dan pemahaman yang matang dari individu dan sejumlah orang yang terlibat didalamnya. Oleh karena itu sudah masanya untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada supervisor atau orang yang dipandang memiliki pemikiran dan pemahaman yang matang dalam bidang mereka untuk melahirkan prakarsa-prakarsa yang betul-betul bermanfaat untuk pembaharuan dan perbaikan yang dicita-citakan.Kita semua mengetahui bahwa mutu pendidikan kita masih mengalami penurunan kualitas yang memprihatinkan, bukan saja di tingkat Sekolah Dasar tetapi juga sampai pada Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, bahkan sudah menjalar sampai tingkat Perguruan Tinggi. Banyak pula usaha yang dilaksanakan baik oleh pemerintah maupun swasta yang tertarik dalam bidang pendidikan dan pengajaran untuk mencoba memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan itu.Perbaikan dan pembaharuan yang sudah pernah dilaksanakan antara lain di bidang (1) kurikulum, (2) struktur organisasi, (3) penataran staf pengajar, (4) rekrutment staf pengajar baru, (5) berbagai program jalan pintas, (6) penataran staf administrasi dan supervisi dan (7) program regular jangka panjang. Walaupun sudah banyak perbaikan dan pembaharuan dilaksanakan tetapi kelihatanya masih banyak orang yang belum puas dengan hasil yang ditimbulkan oleh semua kegiatan perbaikan pembaharuan itu. a. Asumsi-Asumsi kemunduran suatu pedidikan1. Adanya anggapan bahwa program perbaikan dan pembaharuan itu belum terkoordinasi dengan benar. Masing-masing program kegiatan itu berjalan sendiri-sendiri tanpa lebih dulu memperhitungkan kajian biaya dan kaitan antara program yang satu dengan yang lain. Sesungguhnya masalah ini dengan halus telah diperingatkan oleh C.E. Beeby (1979) bahwa kelemahan yang paling besar dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di Indonesia adalah lemahnya administrasi terutama sekali dalam fungsi koordinasi yang merupakan kelemahan paling menyolok.2. Pendapat yang mengatakan bahwa setelah semua penataran selesai dan peserta kembali ke tempat asal masing-masing, apa pun nama penataranya, sering sekali para peserta itu jarang diberi kesempatan untuk menerapkan teori baru yang diperolehnya, karena gaya dan wibawa kepemimpinan di tempat mereka bekerja sangat menekankan kepada hal-hal yang rutin. Tidak heran kalau mereka itu kembali ke cara-cara lama yang biasa dan gampang dilaksanakanya.3. Pandangan yang mengatakan bahwa sangat sukar untuk melakukan perubahan perilaku mengajar dengan hanya satu perolehan penataran yang begitu singkat. Mungkin pengetahuan mereka dalam berbagai hal yang ditawarkan sudah diperolehnya, tetapi pengetahuan saja tidak menjamin aplikasinya dalam pelaku mengajar sehari-hari. Perubahan perilaku lebih-lebih dalam mengajar tiga kali lebih sukar dari perubahan dalam pengetahuan mengajar.4. Anggapan bahwa keengganan para petatar untuk menerapkan teori baru itu karena kurangnya kemampuan mereka dalam menyerap teori metoda baru itu. Kenyataan ini dapat dipahami karena bahan penataran tersebut diperolehnya dalam waktu yang sangat pendek dan disajikan dengan menggunakan teknologi canggih dan sama sekali asing bagi mereka. Mereka belum akrab dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tumbuh dengan cepat.5. Pendapat yang mengatakan bahwa timbul apatisme di kalangan staf pengajar yang memiliki prakarsa baru karena peralatan dan bahan perlengkapan yang diperlukan untuk melaksanakan program tersebut belum tersedia di tempat mereka bekerja.6. Adanya anggapan yang mengatakan bahwa perbaikan dan pembahruan dalam struktur organisasi lebih mementingkan upaya bagaimana agar mudah memerintah dari atas dengan pengontrolan pusat yang lebih terkendali. Diatas kertas pengontrolan pusat dengan satu kendali ini kelihatanya lebih mudah dan menjamin keseragaman. Akan tetapi setelah tiba dalam pelaksanaan di daerah-daerah yang jauh dari pusat pengelolaan sarana komunikasi dan transportasi yang sangat minim, maka program organisasi sudah dirancang dengan baik berakhir dengan semakin jauhnya perbedaan kemajuan yang diperoleh pusat dibandingkan dengan daerah-daerah. 7. Pandangan yang mengatakan bahwa semua perbaikan dan pembaharuan dalam kurikulum yang dijalankan tidak menyentuh inti persoalan dan baru pada taraf kemampuan menciptakan proyek yang dianggap mungkin dapat memperbaiki keadaan. Perbaikan dan peningkatan proses belajar mengajar terjadi di dalam kelas dan perlu secara kontinu dimonitor atau disupervisi oleh pihak yang berwenang dalam pekerjaan itu. Kenyataan yang terjadi dalam penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah, justeru kegiatan supervisi ini yang sudah lumpuh. Kegiatan belajar mengajar tanpa supervisi sama halnya dengan pekerjaan borongan bangunan tanpa pengawasan. Berapa banyak bangunan yang ambruk beberapa bulan saja setelah serah terima antara pemimpin proyrk dengan pemborong.8. Pendapat yang mengatakan bahwa kampanye yang sangat berpengaruh terhadap perluasan pendidikan dan pengajaran regular harus disertai oleh tekad dan kemauan yang tulus dan benar-benar dari para pemegang wewenang di Negara. Pendapat ini didasari oleh pemikiran dan latar belakang budaya bangsa kita yang sangat berorentasi ke atas. Oleh karena itu contoh nyata dan tindakan positif dari atas lebih penting dari pada pidato dan instruksi-instruksi yang disampaikan oleh kalangan atas. Di beberapa Negara ketiga sudah terdapat bukti nyata yang sangat berpengaruh dalam kampanye perluasan dan peningkatan pendidikan dan pengajaran, sekaligus berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi Negara yang bersangkuatn.9. Dikemukakan bahwa program pengadaan guru yang berasal dari metoda jalan pintas bukan dapat memecahkan masalah kekurangan guru, akan tetapi rekrutmen calon guru dari program jalan pintas itu justru memperbesar masalah penurunan kualitas pengajaran. Mereka disiapkan dalam waktu yang relative sangat pendek belum sempat menyerap materi pelajaran secara utuh sudah harus puas dengan bahan pelajaran yang ada di tangan. Bagaimanapun sempurnanya kurikulum disusun di atas kertas akan tetap macet dan tidak jalan di tangan guru yang setengah matang ini. Mereka tidak dapat diharapan sebagai pelopor-pelopor perbaikan dan pembaharuan pengajaran untuk menciptakan generasi baru yang inteligen dan kreatif, bahkan dalam jangka panjang karena masa tugas mereka masih akan lama, mereka ini akan selalu menjadi penghalang dalam setiap perbaikan dan pembaharuan pendidikan dan pengajaran.10. pandangan yang mengatakan bahwa program pengadaan guru yang berasal dari program rekrutmen calon guru sering tidak didasarkan kepada kebutuhan nyata di lapangan. Secara makro permintaan dilapangan kebutuhan tingkat provinsi, sangat disayangkan tenaga yang dikirim ke sekolah-sekolah jauh berbeda dari permintaan sekolah semula.

b. Upaya menjadikan supervisor (kepala sekolah) sebagai kunci perbaikan mutu pendidikan.Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjadikan tenaga supervisor sebagai orang kunci adalah:1. Supervisor dipersyaratkan memiliki pendidikan sesuai dengan kualifikasi yang ditetapkan. Dengan kualifikasi tersebut dimaksudkan agar ia mempunyai keberanian bertindak pada orang yang dipimpinnya.2. Supervisor perlu dimasukkan dalam tim ahli berbagai perencanaan perubahan dan pembaharuan pengajaran. Hal dimaksudkan agar supervisor mendapat bahan informasi dari tangan perancang pertama. Dengan demikian ia tidak ketinggalan dari kepala sekolah dan guru yang disupervisinya dan terikat pada langkah-langkah pengajaran baru.3. Supervisor sudah waktunya diberikan kebebasan untuk memprakarsai satu atau dua eksperimen pengajaran yang professional tanpa takut mendapat sanksi administrative. Dalam hal ini pihak atasanya tidak Cuma bersimpati atas prakarsa itu tetapi mereka juga melangkah kea rah yang sama. Eksperimen itu harus dirancang secara matang dengan tujuan agar dapat meningkatkan kualitas pengajaran dan menambah wawasan pengetahuan yang lebih pada murid-murid yang dikenai oleh eksperimen.4. tenaga supervisor dapat juga diseleksi dari guru-guru bidang studi SMTP/SMTA yang telah lama berpengalaman dan mempunyai potensi untuk diangkat menjadi supervisor. Mereka yang sudah terpilih ini diberi kesempatan tugas belajar di jurusan Administrasi dan Supervisi Pendidikan atau jurusan yang cocok untuk menjadi supervisor. 5. Pemilihan tenaga supervisor harus dirancang lebih awal dengan merekrut tenaga spesialis bidang yang diperlukan yang sudah duduk di tingkat akhir strata (S1) atau (S2). Setelah mereka lulus diberi kesempatan mengajar selama jangka waktu yang ditentukan kemudian dipromosikan menjadi wakil kepala sekolah, kepala sekolah dan akhirnya menjadi supervisor jika dia memperlihatkan prestasi kerja yang baik.6. Setiap kantor untuk supervisor perlu dilengkapi dengan satu set buku teks dan publikasi mutakhir lain yang berkaitan dengan bidang tugas masing-masing supervisor agar mereka tetap memiliki pengetahuan yang segar dalam bidangnya. Pengadaan sarana ini dimaksudkan agar mereka mampu membantu guru yang mengalami kesulitan dalam bidang tersebut.7. Setiap kantor untuk supervisor perlu dilengkapi dengan sarana transportasi yang memadai. Kendaraan ini semata-mata digunakan untuk mengadakan kunjungan ke sekolah, konferensi dinas, peninjauan antar propinsi dan sejenisnya. Dengan tersedianya sarana ini tidak ada alas an lagi bagi supervisor untuk hanya tetap diam di kantornya. Dia harus membuat daftar perjalanan rutin tiap minggu dan kunjungan secara tiba-tiba sekali sebulan.8. Supervisor harus dapat mengkoordinasikan semua kegiatan yang bersangkut-paut dengan urusan sekolah terutama pada kegiatan belajar mengajar di sekolahnya dengan lebih memperhatikan mana yang akan diberikan prioritas utama. Kriteria prioritas utama harus lebih menekankan pada kebutuhan yang banyak dari pada kebutuhan perorangan. Dengan penggunaan criteria ini banyak orang yang dapat diselamatkan, meskipun mungkin ada orang yang akan merasa kecewa karena keinginan pribadinya tidak terpenuhi.9. Supervisor perlu menyediakan waktu tertentu bagi staf pengajarnya yang telah selesai menjalani penataran dan/atau pendidikan lanjutan. Hal ini dimaksudkan agar penerima pendidikan lanjutan dapat mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya itu bagi kepentingan dia sendiri dan kawan-kawanya. 10. Sudah masanya untuk merencanakan dan menggunakan sebuah computer mini untuk setiap kantor supervisor. Hal ini dimaksudkan agar dia dapat memproses, menyimpan, dan memproduksi semua informasi yang berkaitan dengan bidang tugasnya. Dengan demikian supervisor dapat menyusun file tiap-tiap sekolah yang menjadi bidang tugas dan tanggung jawabnya. Dalam setiap file sudah memuat informasi yang lengkap tentang sekolah yang bersangkutan.

I. Peran Supervisi Dalam Evaluasi Program PendidikanAdapun peran supervisi dalam evaluasi program pendidikan adalah :1. Mengkoordinasi Semua Usaha Sekolah.2. Memperlengkapi Kepemimpinan Sekolah. Yakni melatih dan memperlengkapi guru-guru agar mereka memiliki ketrampilan dan kepemimpinan dalam kepemimpinan sekolah.3. Memperluas Pengalaman. Yakni memberi pengalaman-pengalaman baru kepadaanggota staff sekolah, sehingga makin hari makin bertambah pengalaman dalam hal mengajarnya.4. Menstimulasi Usaha-Usaha yang Kreatif. Yakni kemampuan untuk menstimulir segala daya kreasi baik bagi anak-anak, orang yang dipimpinnya dan bagi dirinya sendiri.5. Memberikan Fasilitas dan Penilaian yang Kontinyu. Penilaian terhadap setiap usaha dan program sekolah misalnya, memiliki bahan-bahan pengajaran, buku-buku pengajaran, perpustakaan, cara mengajar, kemajuan murid-muridnya harus bersifat menyeluruh dan kontinyu.6. Menganalisa Situasi Belajar Situasi belajar merupakan situasi dimana semua faktor yang memberi kemungkinan bagi guru dalam memberi pengalaman belajar kepada murid untuk mencapai tujuan pendidikan. 7. Memberi Pengetahuan dan Ketrampilan pada Setiap Anggota Staf. Supervisi berfungsi memberi stimulus dan membantu guru agar mereka memperkembangkan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengajar. 8. Mengintegrasikan Tujuan dan Pembentukan Kemampuan.

BAB IIIPENUTUP KESIMPULAN Unsur-unsur kepemimpinan pendidikan secara garis besar meliputi:1. Unsur internalUnsur internal adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan kepemimpinan yang berlangsung dalam organisasi itu sendiri. 2. Unsur eksternal Unsur eksternal adalah kegiatan di luar organisasi yang turut mempengaruhi kelancaran dan berkembangannya suatu kepemimpinan Supervisi pendidikan adalah suatu aktivitas yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai di sekolah, baik dalam proses administrasi maupun dalam proses belajar mengajar yang ditujukan terutama untuk mengembangkan efektivitas performan (personalia sekolah) yang berhubungan dengan tugas-tugas utama dalam usaha-usaha pendidikanAdapun peran supervisi dalam evaluasi program pendidikan adalah :1. Mengkoordinasi Semua Usaha Sekolah.2. Memperlengkapi Kepemimpinan Sekolah. Yakni melatih dan memperlengkapi guru-guru agar mereka memiliki ketrampilan dan kepemimpinan dalam kepemimpinan sekolah.3. Memperluas Pengalaman. Yakni memberi pengalaman-pengalaman baru kepadaanggota staff sekolah, sehingga makin hari makin bertambah pengalaman dalam hal mengajarnya.4. Menstimulasi Usaha-Usaha yang Kreatif. Yakni kemampuan untuk menstimulir segala daya kreasi baik bagi anak-anak, orang yang dipimpinnya dan bagi dirinya sendiri.5. Memberikan Fasilitas dan Penilaian yang Kontinyu. Penilaian terhadap setiap usaha dan program sekolah misalnya, memiliki bahan-bahan pengajaran, buku-buku pengajaran, perpustakaan, cara mengajar, kemajuan murid-muridnya harus bersifat menyeluruh dan kontinyu.6. Menganalisa Situasi Belajar Situasi belajar merupakan situasi dimana semua faktor yang memberi kemungkinan bagi guru dalam memberi pengalaman belajar kepada murid untuk mencapai tujuan pendidikan. 7. Memberi Pengetahuan dan Ketrampilan pada Setiap Anggota Staf. Supervisi berfungsi memberi stimulus dan membantu guru agar mereka memperkembangkan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengajar. 8. Mengintegrasikan Tujuan dan Pembentukan Kemampuan.

DAFTAR PUSTAKA

Isjoni. 2007. Manajemen Kepemimpinan dalam Pendidikan, Bandung : Sinar BaruAlgensindo, Kartini Kartono. 1998. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Ametembun. 1995. Supervisi Pendidikan. Bandung:IKIPNanang Fattah. 1996. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : RosdakaryaNurtain. 1989. Supervisi Pendidikan, Teori dan Praktik. Jakarta: Departemen Pendidikan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/MadrasahPurwanto. 1999. Administrasi Pendidikan. Mutiara: JakartaSupandi. 1996. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: Departemen Agama Universitas Terbuka.Sutisna, Oteng. 1998. Azaz-azas Supervisi Pengajaran. Bandung : Publikasi Jurusan Administrasi dan Supervisi Pendidikan FIP-IKIP Bandung.Syafaruddin, 2014, Manajemen Kepengawasan Pendidikan, Bandung: Ciptapustaka Media.Veithzal Rivai dan Dedy Mulyadi. 2010 Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

1