Makalah Dasar EpidemiologiKonsep Kejadian Penyakit
Kelompok A
1. Icha Eka Ogestin(A2A013001)2. Chandra Pranata(A2A013005)3.
Amalia Nur Fitriana(A2A013008)4. Riska Diah Pangestika(A2A013011)5.
Anis Susilowati(A2A013037)6. Zakaria Fikri Al Faqih(A2A013044)
MATA KULIAH DASAR EPIDEMIOLOGIDosen Pengampuh
Bp.Sayono,Skm,M.Kes(Epid)
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS
MUHAMMADIYAHSEMARANGKATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga Kami dapat
menyelesaikan makalah ini sebagai tugas mata kuliah DASAR
EPIDEMIOLOGI dengan judul Konsep Kejadian Penyakit.Pada kesempatan
ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pembimbing
atas bimbingan dan arahannya dalam penyusunan makalah ini, dan
kepada teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini.Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan Makalah
ini.Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
ilmu pengetahuan kita semua.
Semarang , 19 September 2014
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..........................................................................................................DAFTAR
ISI.........................................................................................................................BAB
I.
PENDAHULUAN.....................................................................................................
1.1. Latar
Belakang............................................................................................................
1.2. Rumusan
Masalah.......................................................................................................
1.3.Tujuan
Penulisan..........................................................................................................BAB
II.PEMBAHHASAN.....................................................................................................
2.1.Pengertian
Penyakit.....................................................................................................
2.1.1.Batasan dan konsep ekologis
penyakit................................................................
2.2.Perkembangan Konsep
Penyakit..................................................................................
2.3.Fase-fase riwayat alamiah
penyakit.............................................................................BAB
III.
PENUTUP...............................................................................................................
3.1.Kesimpulan..................................................................................................................DAFTAR
PUSTAKA......................................
BAB IPENDAHULUAN1.1.Latar BelakangPenyakit merupakan salah satu
gangguan kehidupan manusia yang telah dikenal orang sejak dahulu.
Pada mulanya, konsep terjadinya didasarkan pada adanya gangguan
makhluk halus atau karena kemurkaan dan yang maha pencipta. Hingga
saat ini, masih banyak kelompok masyarakat di negara berkembang
yang menganut konsep tersebut. Dipihak masih ada gangguan kesehatan
atau penyakit yang belum jelas penyebabnya, maupun proses
kejadian.Pada tahap berikutnya, Hippocrates telah mengembangkan
teori bahwa timbulnya penyakit disebabkan oleh pengaruh lingkungan
yang meliputi air, udara, tanah, cuaca, dan lain sebagainya. Namun
demikian dalam teori tidak dijelaskan bagaimana kedudukan manusia
dalam interaksi tersebut, serta tidak dijelaskan tentang faktor
lingkungan bagaimana yang dapat menimbulkan penyakit.Pada kehidupan
masyarakat Cina dikenal pula teori terjadinya penyakit yang timbul
karena adanya gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh manusia
(teori humoral). Dalam teori ini dikatakan bahwa dalam tubuh
manusia ada empat macam cairan, yakni cairan putih, kuning, merah,
dan hitam. Bila terjadi gangguan keseimbangan tersebut, akan
menimbulkan penyakit tertentu, (tergantung pada jenis cairan mania
yang bersifat dominan). Hingga hal tersebut masih merupakan dasar
dalam sistem pengobatan Cina tradisional,Kemudian berkembang teori
terjadinya penyakit karena sisa makhluk hidup yang mengalami
pembusukan, sehingga meninggalkan pengotoran udara dun lingkungan
sekitarnya. Teori ini terutama pada abad pertengahan dan pada waktu
itu lebih mengarah pada kebersihan lingkungan terhadap sisa-sisa
peninggalan makhluk hidup. Contoh pengaruh teori tersebut adalah
timbulnya penyakit malaria yang di kira karena sisa-sisa pembusukan
binatang dan tumbuhan yang ada di rawa-rawa (malaria artinya daerah
yang jelek) dan masih ada masyarakat yang tetap menganut teori
tersebut.Akhirnya pada abad-abad selanjutnya, terjadi perubahan
yang cukup besar dalam konsep terjadinya penyakit, dengan
didapatkannya mikroskop. sehingga konsep penyebab penyakit beralih
ke jasad renik Perkembangan selanjutnya mengantar para ahli ke arah
hormonal yang semakin berkembang. Pada saat itu, orang mulai
optimis dalam menghadapi berbagai penyakit dengan antibiotika,
sistem imunitas, dan lain sebagainya.Ternyata setelah penyakit
menular mulai dapat di atasi pada negara-negara maju, muncullah
masalah berbagai penyakit menahan/tidak menular yang unsur dan
faktor penyebabnya sangat berkaitan erat dengan tubuh, mutasi dan
sifat resistensi tubuh, dan pada umumnya terdiri dari berbagai
faktor yang saling kiat mengkait. Keadaan ini sangat erat
hubungannya dengan berbagai pengamatan epidemiologi terhadap
gangguan kesehatan. Dan pada saat ini, teori tentang faktor
penyebab penyakit tidak dapat dipisahkan dengan berbagai faktor
yang berperan dalam proses kejadian penyakit yang dikembangkan
melalui teori ekologi lingkungan yang didasarkan pada konsep bahwa
manusia berinteraksi dengan berbagai faktor penyebab dalam
lingkungan tertentu dan pada keadaan tertentu akan menimbulkan
penyakit yang tertentu pula.1.2. Rumusan Masalah Apa Pengertian
dari Penyakit ? Bagaimana Perkembangan Konsep Penyakit ? Apa
Fase-fase Riwayat Alamiah Penyakit ?
C.Tujuan PenulisanUmumUntuk mengetahui konsep dasar timbulnya
penyakit di dalam lingkungan masyarakat.Khusus1. Untuk mengetahui
Pengertian,batasan Konsep Penyakit1. Untuk mengetahui perkembangan
konsep terjadi penyakit1. Untuk mengetahui riwayat alamiah suatu
penyakit
BAB IIPEMBAHASAN
A. Pengertian Penyakit
Pembahasan konsep sehat harus dikuti dengan pembahasan konsep
sakit karena kedua konsep tersebut berkaitan satu dengan yang lain,
bahkan pada kondisi tertentu tidak mempunyai batas yang jelas.Sakit
dapat diinterpretasikan secara berbeda berdasarkan pengetahuan
secara ilmiah dan dapat dilihat berdasarkan pengetahuan secara
budaya dari masing-masing penyandang kebudayaannya. Hal ini berarti
dapat dilihat berdasarkan pemahaman secara etik dan emik. Secara
konseptual dapat disajikan bagaimana sakit dilihat secara etik
sebagai berikut :Secara ilmiah penyakit (disease) diartikan sebagai
gangguan fungsi fisiologis dari suatu organisme sebagai akibat
terjadi infeksi atau tekanan dari lingkungan, jadi penyakit itu
bersifat obyektif. Sebaliknya sakit (illness) adalah penilaian
individu terhadap pengalaman menderita suatu penyakit. Fenomena
subyektif ini ditandai dengan perasaan tidak enak.Sedangkan secara
emik sakit dapat dilihat berdasarkan pemahaman konsep kebudayaan
masyarakat penyandang kebudayaannya sebagaimana dikemukakan di
bawah ini:Foster dan Anderson (1986) menemukan konsep penyakit
(disease) pada masyarakat tradisional yang mereka telusuri di
kepustakaan-kepustakaan mengenai etnomedisin, bahwa konsep penyakit
masyarakat non barat, dibagi atas dua kategori umum yaitu:
PersonalistikMunculnya penyakit (illness) disebabkan oleh
intervensi dari suatu agen yang aktif, yang dapat berupa mahluk
supranatural (mahluk gaib atau dewa), mahluk yang bukan manusia
(hantu, roh leluhur, atau roh jahat) maupun makhluk manusia (tukang
sihir, tukang tenung). NaturalistikPenyakit (illness) dijelaskan
dengan istilah-istilah yang sistematik dan bukan pribadi.
Naturalistik mengakui adanya suatu model keseimbangan, sehat
terjadi karena unsur-unsur yang tetap dalam tubuh seperti panas,
dingin, cairan tubuh berada dalam keadaan seimbang menurut usia dan
kondisi individu dalam lingkungan alamiah dan lingkungan sosialnya,
apabila keseimbangan terganggu, maka hasilnya adalah penyakit
(1986;63-70)
Walaupun secara umum konsep sakit lebih mudah ditentukan, tetapi
dalam hal-hal tertentu akan sama sulitnya dengan penentuan batasan
sehat karena itu sampai sekarang, konsep sakit masih menjadi
perdebatan dan belum terdapat batasan yang baku.Bila kita
mengadakan perbandingan insidensi atau prevalensi penyakit tanpa
memperhatikan batasan atau kriteria yang digunakan akan menimbulkan
masalah . Demikian pula dengan klasifikasi internasional yang
dilakukan perubahan setiap 10 tahun sekali. Hal ini disebabkan
karena dengan kemajuan teknologi di bidang kedokteran hingga
klasifikasi yang lama dianggap tidak sesuai lagi disamping
ditemukannya penyakit yang baru.
B. Perkembangan Konsep Penyakit Pengertian penyebab penyakit
dalam epidemiologi berkembang dari rantai sebab akibat ke suatu
proses kejadian penyakit, yaitu proses interaksi antara manusia
(Host) dengan berbagai sifatnya (biologis, filosofis, psikologis,
sosiologis, antropologis) dengan penyebab (Agent) serta dengan
lingkungan (Environment). Ketiga faktor tersebut dikenal sebagai
trias penyebab penyakit.Proses interaksi ketiga faktor tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut :
gambar trias penyebab penyakit
Tanda panah pada lingkaran tersebut menunjukkan akibat dari
terjadinya interaksi antara ketiga faktor tersebut.Proses ini dapat
terjadi secara individu maupun kelompok. Pendapat ini tergambar di
dalam istilah yang dikenal luas dewasa ini, yaitu penyebab majemuk
(multiple causation of disease) sebagai lawan dari penyebab tunggal
(single causation).Misalnya, proses terjadinya penyakit TBC karena
adanya mikrobakterium tuberculosa yang kontak dengan manusia
sebagai pejamu yang rentan, daya tahan tubuh yang rendah dan
perumahan yang tidak sehat sebagai faktor lingkungan yang
menunjang.Di dalam usaha para ahli untuk mengumpulkan pengetahuan
mengenai timbulnya penyakit, mereka telah membuat model-model
timbulnya penyakit dan atas dasar model-model tersebut dilakukanlah
eksperimen terkendali untuk menguji sampai dimana kebenaran dari
model tersebut.Tiga model yang dikenal dewasa ini adalah :
1) Segitiga epidemiologi (the epidemiologic triangel)
Dalam teori keseimbangan, interaksi antara ketiga unsur tersebut
harus dipertahankan keseimbangannya. Bila terjadi gangguan
keseimbangan antara ketiganya akan menyebabkan timbulnya penyakit
tertentu.Pada keadaan normal, kondisi keseimbangan proses interaksi
tersebut dapat dipertahankan, baik melalui intervensi alamiah
terhadap salah satu dari ketiga unsur tersebut di atas maupun
melalui usaha tertentu manusia dalam bidang pencegahan maupun dalam
bidang peningkatan derajat kesehatan. (Nur Nasry Noor,
2008:29).Sebagai contoh kasusnya adalah manusia sebagai host,
kemudian nyamuk aides aegypty sebagai agent dan adanya genangan air
bersih sebagai lingkungan pendukung tumbuh-kembangnya nyamuk. Jika
kondisi ketahanan tubuh manusia yang bersangkutan tidak terjaga
dengan optimal, penyakit demam berdarah pun akan muncul.Contoh
lain, manusia yang daya tahan tubuhnya menurun sebagai host. Virus
influenza sebagai agent dan environmentya adalah banyak tetangga
yang terkena penyakit influenza.
2)Jaring-jaring sebab akibat (the web of causation) Menurut
model ini perubahan dari salah satu factor akan mengubuah
keseimbangan antara mereka yang berakibat bertambah atau
berkurangnya penyakit yang bersangkutan.
Menurut model ini, suatu penyakit tidak tergantung pada satu
sebab yang berdiri sendiri melainkan sebagai akibat dari
serangkaian proses sebab dan akibat. Dengan demikian maka timbulnya
penyakit dapat dicegah atau dihentikan dengan memotong rantai pada
berbagi titik.Misalnya, penyakit diare. Muncul akibat dari konsumsi
makanan yang kurang bersih atau karena makan tanpa mencuci tangan
sebelumnya. Selain itu, mungkin juga karena adanya permasalahan
psikologisnya dan berefek pada penurunan motilitas usus halus untuk
melakukan tugasnya secara maksimal.
3)Roda (the wheel)
Seperti halnya jaring-jaring sebab akibat, model roda memerlukan
identifikasi dari berbagai faktor yang berperan dalam timbulnya
penyakit dengan tidak begitu pentingnya agen. Disini dipentingkan
hubungan antara manusia dengan lingkungan hidupnya. Besarnya
peranan dari masing-masing lingkungan bergantung pada penyakit yang
bersangkutan. Sebagai contoh, peranan lingkungan social lebih besar
dari yang lainnya dari stress mental, peranan lingkungan fisik
lebih besar dari yang lainnya pada sunburn peranan lingkungan
biologis lebih besar dari yang lainnya pada penyakit yang
penularannya melalui vektor (vector home disease) dan peranan inti
genetic lebih besar dari yang lainnya pada penyakit
keturunan.Misalnya, seorang yang memiliki gen penyakit diabetes
mellitus akan semakin cepat munculnya penyakit tersebut jika
didukung oleh pola makan yang terlalu sering mengkonsumsi makanan
tinggi karbohidrat serta jarang berolahraga dan kurangnya hiburan
sebagai penghilang stress terhadap rutinitas sehari-hari.Dengan
model-model tersebut di atas hendaknya ditunjukkan bahwa
pengetahuan yang lengkap mengenai mekanisme-mekanisme terjadinya
penyakit tidaklah diperlukan bagi usaha-usaha pemberantasan yang
efektif. Oleh karena itu banyaknya interaksi-interaksi ekologis
maka seringkali kita dapat mengubah penyebaran penyakit dengan
mengubah aspek tertentu dari interaksi manusia dengan lingkungan
hidupnya, tanpa intervensi langsung pada penyebab
penyakit.(Soekidjo Notoatmodjo, 2007:37-38).
C. Fase-fase Riwayat alamiah suatu penyakit a. Tahap
PrepatogensisPada tahap ini individu berada dalam keadaan
normal/sehat tetapi mereka pada dasarnya peka terhadap kemungkinan
terganggu oleh serangan agen penyakit (stage of suseptibility).
Walaupun demikian pada tahap ini sebenarnya telah terjadi interaksi
antara penjamu dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih
terjadi di luar tubuh, dalam arti bibit penyakit masih ada diluar
tubuh pejamu dimana para kuman mengembangkan potensi infektifitas,
siap menyerang peniamu. Pada tahap ini belum ada tanda-tanda sakit
sampai sejauh daya tahan tubuh penjamu masih kuat. Namun begitu
penjamunva lengah ataupun memang bibit penyakit menjadi lebih ganas
ditambah dengan kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan
pejamu, maka keadaan segera dapat berubah. Penyakit akan
melanjutkan perjalanannya memasuki fase berikutnya, tahap
patogenesis.
b. Tahap PatogenesisTahap ini meliputi 4 sub-tahap yaitu:- Tahap
Inkubasi, - Tahap Dini, - Tahap Lanjut, dan -Tahap Akhir. Tahap
InkubasiTahap inkubasi merupakan tenggang diwaktu antara masuknya
bibit penyakit ke dalam tubuh yang peka terhadap penyebab penyakit,
sampai timbulnya gejala penyakit. Masa inkubasi ini bervariasi
antara satu penyakit dengan penyakit lainnya. Dan pengetahuan
tentang lamanya masa inkubasi ini sangat penting, tidak sekadar
sebagai pengetahuan riwayat penyakit, tetapi berguna untuk
informasi diagnosis. Setiap penyakit mempunyai masa inkubasi
tersendiri, dan pengetahuan masa inkubasi dapat dipakai untuk
identifikasi jenis penyakitnya. Tahap DiniTahap ini mulai dengan
munculnya gejala penyakit yang Kelihatannya ringan. Tahap ini sudah
mulai menjadi masalah kesehatan karena sudah ada gangguan patologis
(pathologic changes), walaupun penyakit masih dalam masa subklinik
(stage of subclinical disease). Seandainya memungkinkan, pada tahap
ini sudah diharapkan diagnosis dapat ditegakkan secara dini. Tahap
LanjutMerupakan tahap di mana penyakit bertambah jelas dan mungkin
tambah berat dengan segala kelainan patologis dan gejalanya (stage
of clinical disease). Pada tahap ini penyakit sudah menunjukkan
gejala dan kelainan klinik yang jelas, sehingga diagnosis sudah
relatif mudah ditegakkan. Saatnya pula, setelah diagnosis
ditegakkan, diperlukan pengobatan yang tepat untuk menghindari
akibat lanjut yang kurang baik.
Tahap Akhir/ pasca patogenesis.Berakhirnya perjalanan penyakit
dapat berada dalam lima pilihan keadaan, yaitu:1. Sembuh sempurna,
yakni bibit penyakit menghilang dan tubuh menjadi pulih, sehat
kembali.2. Sembuh dengan cacat, yakni bibit penyakit menghilang,
penyakit sudah tidak ada, tetapi tubuh tidak pulih sepenuhnya,
meninggalkan bekas gangguan yang permanen berupa cacat.3. Sembuh
Karier, di mana tubuh penderita pulih kembali, namun penyakit masih
tetap ada dalam tubuh tanpa memperlihatkan gangguan penyakit.4.
Penyakit tetap berlangsung secara kronik.5. Berakhir dengan
kematian
BAB IIIPENUTUP
KesimpulanBerdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan
bahwa Konsep kejadian penyakit adalah konsep yang kompleks dan
multi interpretasi, banyak faktor yang mempengaruhi kondisi sakit
dan menimbulkan penyakit . Setiap individu, keluarga, masyarakat
maupun profesi kesehatan mengartikan penyakit secara berbeda
tergantung paradigmanya.Kemampuan kognitif akan membentuk cara
berpikir seseorang untuk memahami faktor-faktor yang berkaitan
penyakit dan menggunakan pengetahuan tentang kesehatan dan penyakit
yang dimilikinya untuk menjaga kesehatan sendiri.Faktor emosional
juga mempengaruhi keyakinan terhadap kesehatan dan cara
melaksankannya. Mengingat bahwa penyakit tidak muncul dengan
sendirinya tetapi muncul karena disebabkan oleh gangguan terhadap
sistem tubuh manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Bress,P,. 1998. Public Health Action in emergencies Causes by
epidemic. World Health Organization Budiarto,E& Anggraeni, D.
2001. Pengantar epidemiologi edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGJBudioro B. 2001. Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Semarang: Badan Penerbit Universitas DiponegoroBustan, M.N. 2006.
Pengantar Epidemiologi. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.Bustan, M.N.,
Arsunan, A. 2002. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: PT Rineka
CiptaKasjono, Heru Subaris. 2008. Intisari Epidemiologi. Jogjakarta
: Mitra CendekiaMartini. Modul Materi Dasar Epidemiologi semester
3.Murti, Bhisma. 1997. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press Timmreck, Thomas c. 2001.
Epidemiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC