This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DASAR-DASAR EPIDEMIOLOGI
Disusun untuk Memenuhi Tugas pada Mata Ajar KomunitasJurusan Keperawatan Program Reguler Angkatan XIII
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palangka Raya
Oleh:
1. Guntras Sanjaya PO.62.20.1.10.0162. Gusmila Kasih PO.62.20.1.10.0173. Hafsah PO.62.20.1.10.0184. Hasdian noor PO.62.20.1.10.0195. Heffi PO.62.20.1.10.0576. Hendy Trisaputra PO.62.20.1.10.0587. Indrayadi PO.62.20.1.10.0208. Irvan Haryanto W. PO.62.20.1.10.0599. Issa Ina Jarini PO.62.20.1.10.02110. Leonardo Imanuel .S PO.62.20.1.10.06011. Maretha Vistaria PO.62.20.1.10.061
JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM REGULER ANGKATAN XIII
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PALANGKA RAYA
TAHUN 2013
Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya
maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “DASAR-
DASAR EPIDEMIOLOGI”.
Penulisan makalah ini adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan
untuk menyelesaikan tugas Mata Kuliah Komunitas di Poltekkes Kemenkes
Palangka Raya.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penyusun.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada :
1. Bapak Natalansyah, S.Pd., M.Kes., selaku Koordinator Mata Kuliah
Keperawatan Komunitas dan pembimbing kami yang mengajar di
Keperawatan Reguler XIII di Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan
Palangka Raya.
Kami berharap makalah ini dapat berguna bagi kita semua, kami juga
mengharapkan kritik dan saran bagi penulisan makalah selanjutnya.
Palangka Raya, Januari 2013
Penyusun
DASAR – DASAR EPIDEMIOLOGI
1. PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI
Oleh : Guntras Sanjaya
Epidemologi banyak di pakai di lapangan dalam masalah kesehatan
masyarakat. Banyak definisi epidemologi yang kita kenal. Sekalipun bukan di
nyatakan dalam bentuk definisi, gambaran umum tentang masalah kesehatan yang
dikaitkan dengan udara, air, dan tempat tinggal pernah di kemukan pada zaman
yunani kuno oleh Hipocrates.
Kita kenal beberapa pengamat epidemologi tanpa mereka mengemukakan
definisinya, yaitu sebagai berikut.
1. John Snow yang pada tahun 1848-1853 menyelidiki timbulnya kolera di
London yang pada kesimpulannya mengaitkannya dengan timbulnya air
kotor
2. Edwin Chadwick tahun 1842 menyelidiki angka kematian pada berbagai
golong umum penduduk di Liverpool Inggris sehubungan dengan keadaan
sanitasi yang jelek pada saat mulai gencarnya industrialisasi. Diungkapkan
dari pengamatannya bahwa lebih dari separo balita golongan pekerja
meninggal sebelum sempat merayakan hari ulang tahunny kelima.
Sehubungan dengan rintisan Edwin Chadwick, ia kemudian justru di kenal
bukan sebagai seorang epidemiologi melainkan seorang pionir Public Health.
3. Prof. Windslow sebagai seorang tokoh kesehatan masyarakat yang pernah
pertama tama merumuskan definisi Public Health, menekankan dasar ilmu ini
pada lingkungan fisik yang ia sebut kemudian sebagai sanitation untuk
dikembangakan selanjutnya dalam ilmu baru terkait, yaitu preventive
medicine.
Setelah munculnya berbagai pengamatan di atas, beberapa ahli kemudian
mencoba memberikan macam macam definisi epidemiologi. Sekalipun dari berbagai
definisi itu di simpulkan terdapat berbagai aneka ragam rumusan namun dari
berbagai perbedaan tersebut masih didapatkan beberapa persamaan yang sama,
yaitu kaitan penyakit dan penyebarannya.
Eddy Pranowo Soedibyo dalam pidato pengukuhannya sebagai guru Besar
Epidemiogi tahun 1991 tempat menginventarisasi berbagai definisi dari berbagai ahli
epidemiologi antara lain Hirsch (1883), Frost (1927), Greenwood (1934), Lilienfield
(1957), plunked dan Gordon (1960), dan lain lain sampai H. R. Leavell dan E. G. C.
Clark.
Berbagai definisi tersebut, yang paling dikenal adalah Leavel and Clark yang
rumusannya adalah sebagai berikut.
Epidemiologi is the science concerned with factors and conditions which
determine the occurance and distribution of health, disease, defect, disability
and death in populations.
(Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari baerbagai faktor dan
kondisi yang mempengaruhi suatu kejadian dan penyebaran keadaan sehat,
sakit, kerusakan jaringan, kelumpuhan, serta kematian pada masyarakat).
Untuk memudahakan penerapan definisi tersbut pada berbagai aplikasi, perhatikan
uraian berikut.
Epidemiologi adalah (cabang ilmu kesehatan) yang mempelajari tentang hal
hal sebagai berikut.
1. Timbulnya suatu penyakit atau fenomena kesehatan.
2. Penyebab penyebabyang menimbulkan.
3. Faktor faktor yang mempengaruhi timbulnya penyebab penyebab tersebut.
4. Bagaiman penyebarannya di dalam kelompok kelompok masyarakat.
5. Pokok pokokpemecahan/penanggulangannya
Adapun perumusan definisi yang meliputi lima hal di atas di tunjukan terhadap
beberapa jangkauan sub-bahasan lain terkait sebagai berikut.
1. Timbulnya penyakit/fenomena kesehatan berkaitan dengan mekanisme
kejadian atau patogenesisnya
2. Penyebab penyebab penyakit nantinya dikaitkan dengan faktor agent
dalam keseimbangan Gordon yang menyangkut trias agent-host-
environment.
3. Faktor faktor yang “ mempengaruhi“ berkaitan dengan determinan atau
variable sebagai influence factors.
4. Masalah penyebaran berkaitan dengan pembahasan transmisi penyakit
(transmission of disease).
5. Masalah pemecahan/penanggulangan nantinya berkaitan dengan sub-
bahasan lebih lanjut terhadap berbagai pemberantasan penyakit atau
Communicable Disease Controle (CDC).
Dari berbagai definisi tersebut dapat di simpulkan bahwa makna epidemiologi
pada hakikatnya adalah sebagai berikut.
A science of accurance of desease
Maupun
The study of the Natural History of Disease
DEFINISI EPIDEMIOLOGI
1. Last (1988) mendefinisikan epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari
distribusi (penyebaran) dan determinan (faktor penentu) masalah kesehatan
atau yang berkaitan dengan status dan kejadian spesifik pada populasi serta
ilmu yang menjelaskan kejadian suatu penyakit di masyarakat.
2. Wade Hampton Frost (1972), seorang guru besar epidemiologi, mengatakan
bahwa epidemiologi adalah pengetahuan tentang fenomena missal (mass
phenomena) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah (natural history)
penyakit menular.
3. Greenwood (1934), profesor di School of Hyangiene and Tropical Medicine
London, mengemukakan batasan epidemiologi yang lebih luas, yaitu
mempelajari tentang penyakit dan segala macam kejadian yang berkaiatan
dengan kelompok penduduk (herd people).
4. Brian Mac Mahon (1970), pakar epidemiologi di Amerika serikat, bersama
Thomas F. Pugh menulis buku Epidemiology: Principles and Method’s. Pada
buku tersebut diamenyatakan epidemiologi adalah studi tentang penyebaran
dan penyebab kejadian penyakit pada manusia dan mengapa terjadi distribusi
semacam itu. Walaupun definisinya cukup sederhana, di sini tampak
epidemiologi ditekankan pada suatu pendekatan metodologi dalam
menentukan distribusi penyakit dan mencari penyebab mengapa terjadi
distribusi tersebut dari suatu penyakit.
5. Omran (1974), merupakan suatu studi mengenai penyebab, pola distribusi
keadaan kesehatan, penyakit, dan perubahan pada penduduk, serta
determinanya dan akibat akibat yang terjadi pada kelompok penduduk atau
masyarakat.
6. Hacmohan dan Pugh (1970) menyatakan epidemiologi adalah ilmu yang
mempelajari penyebaran dan faktor faktor yang menentukan terjadinya
penyakit pada masyarakat.
7. Fox, Hall, Elreback, menyatakan epidemiologi merupakan suatu pengetahuan
tentang faktor yang menentukan terjadinya suatu penyakit dalam suatu
populasi.
8. Mausner/Bahn berpendapat bahwa epidemiologi adalah sutu pengetahuan
tentang penyebaran/distribusi dan faktor penyakit serta kecelakaan dalam
suatu populasi.
9. Edwin D Kill Bourne menyatakan epidemiologi adalah pengetahuan tentang
penyebaran dari pada penyakit di masyarakat dan faktor faktor yang
mempengaruhi penyebaran tersebut.
10.WHO (Regional Committe Nacting ke-42 di bandung) mendefinisikan
epidemiologi sebagai ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan dari
peristiwa kesehatan dan peristiwa lainnya yang berhubungan denga
kesehatan yang menimpa sekelompok masyarakat dan menerapakan ilmu
tersebut untuk memecahkan masalah-masalah tersebut.
11.Garry D. Friedman (1974) dalam bukunya Primer of Epidemiology menuliskan
bahwa epidemiologi adalah ilmu pengetahuan mengenai terjadinya penyakit
pada populasi manusia.
DEFINISI EPIDEMIOLOGI
Kata epidemiologi berasal dari bahasa yunani, epi berarti pada/tentang,
demos berarti penduduk, dan logos berarti ilmu. Epidemiologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang penduduk. Selain definisi asal kata, banyak definisi
epidemiologi yang dibuat oleh ahli kesehatan. Definisi yang dibuat tersebut terkait
dengan keadaan dan waktu, dikenal ada 2 definisi yaitu :
1. Definisi lama (sebelum tahun 1960) : Epidemiologi adalah ilmu yang
mempelajari penyebaran dan peruasan suatu penularan penyakit dalam sutu
kelompok penduduk dan masyarakat. Dasrnya adalah sebelum tahun 1960
penyakit menular meruakan penyakit yang paling banyak dialami penduduk
dunia.
2. Definisi baru (setelah tahun 1960) : Beberapa tokoh yang terkenal dalam ilmu
penyakit member define mengenai epidemiologi sebagai berikut :
a. Mag Mahon & pugh (1970) epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari
penyebaran penyakit dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya
penyakit terhadap manusia.
b. Omran (1974) epidemilogi adalah suatu studi memgenai kejadian dan
distribusi kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk.
c. Mausner & Kramer (1985) epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan
determinan penyakit dan kekcelakaan pada populasi manusia.
d. Last (1988) epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan determinan
tentang keadaan atau kejadian yang berkaitan dengan kesehatan pada
populasi tertentu dan aplikasinya untuk menanggulangi masalah keehatan.
Dari beberapa definisi baru tersebut dapat kita asumsikan bahwa penyakit
pada populasi tidak terjadi dan tersebar begitu saja secara acak dan penyakit pada
manusia sesungguhnya mempunyai faktor penyebab dan faktor pencegahan yang
dapat diidentifikasi melalui penelitian (pengamatan) secara sistematik pada populasi,
tempat dan waktu.
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi, determinan, frekuansi
penyakit, dan faktor yang mempengaruhi status kesehatan pada populasi
manusia.definisi ini mengisyaratkan bahwa epidemiologi pada dasarnya merupakan
ilmu empirik kuantitatif, yang banyak melibatkan pengamatan dan pengukuran
sistematik tentang penyakitdan faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit.
Epidemiologi berhubungan erat dengan ilmu yang di sebut biostatistik.
EPIDEMIOLOGY DEFINED
The word epidemiology derives from epidemic, a term that provides an
immediate clue to its subject matter. Epidemiologi originates from the Greek words
epi (upon) + demos (people) + logy (study of). Although some conceptions of
epidemiology are quite narrow, we suggest a broadenad scope and propose the
following definition :
Epidemiology is concerned with the distribution and determinants of health and
diseases, morbidity, injuries, disability, and mortality in populations. Epidemiologic
studies are applied to the control of health problems in populations. The key aspects
of this definition are determinants, distribution, population, and health phenomena
(e.g., mobidity and mortality).
Terjemahan :
Kata epidemiologi berasal dari epidemi, sebuah istilah yang memberikan petunjuk
langsung ke pokok permasalahannya. Epidemiologi berasal dari kata Yunani epi
(atas) + demo (orang) + logi (studi). Meskipun beberapa konsep epidemiologi cukup
sempit, kami sarankan lingkup broadenad dan mengusulkan definisi berikut:
Epidemiologi berkaitan dengan distribusi dan faktor-faktor penentu kesehatan dan
penyakit, morbiditas, cedera, kecacatan, dan kematian pada populasi. Studi
epidemiologi diterapkan untuk mengendalikan masalah kesehatan pada populasi.
Aspek kunci dari definisi ini adalah penentu, distribusi, populasi, dan fenomena
kesehatan (misalnya, mobidity dan kematian).
EPIDEMIOLOGY DEFINED
Epidemiology is the study of the distribution and determinants of health and
disease in human populations (Harkneee,1995) and is the principal science of
community health practice. It entails a body of knowledge derived from
epidemiological research and specialized epidemiological methods and approaches
to scientific researce. Community health nurses use epidemiological concepts to
improve the health of population groups by identifying risk factors and optimal
approaches that reduce disease risk. Epidemiological methods are important for
accurate community assessment and diagnosis, and in planning and evaluating
effective community interventions. This chapter discusses the uses of epidemiology
and its specialized methodologies.
Terjemahan :
Epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan faktor-faktor penentu
kesehatan dan penyakit pada populasi manusia (Harkneee, 1995) dan
merupakan ilmu utama praktik kesehatan masyarakat. Ini memerlukan suatu
tubuh pengetahuan yang berasal dari penelitian epidemiologi dan metode
epidemiologi khusus dan pendekatan ilmiah researce. Komunitas perawat
kesehatan menggunakan konsep epidemiologi untuk meningkatkan
kesehatan kelompok penduduk dengan mengidentifikasi faktor risiko dan
pendekatan yang optimal yang mengurangi risiko penyakit. Metode
epidemiologi penting untuk penilaian masyarakat yang akurat dan diagnosis,
dan dalam merencanakan dan mengevaluasi intervensi masyarakat yang
efektif. Bab ini membahas penggunaan epidemiologi dan metodologi khusus
nya.
Sumber :
1. Wahyudin Rajab, Buku ajar Epidemiologi untuk mahasiswa kebidanan,
Jakarta: EGC, 2009
2. Wahid Iqbal Mubarak, Ilmu Kesehatan masyarakat: Konsep dan Aplikasi
dalam Kebidanan. Jakarta: Salamba Medika, 2012
3. A.L. Slamet Ryadi dan T. Wijayanti, Dasar-dasar epidemiologi. Jakarta:
Salemba Medika, 2011
4. Nies, Mary A. and Melanie Mc ewen. Community Health Nursing: Promoting
the Health of Populations. United States of America: W.B.Saunders
Company, 2001
5. Robert H. Friis and Thomas A. sellers, Epidemiology for Public Health
Practice: volume 1. Canada : Jones and Bartllet learning, 2009
2. TUJUAN EPIDEMIOLOGI
Oleh : Gusmila Kasih
Secara umum, dapat dikatakan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam
mempelajari epidemiologi adalah memperoleh data frekuensi distribusi dan
determinan penyakit atau fenomena lain yang berkaitan dengan kesehatan
masyarakat. Data yang diperoleh dapat digunakan untuk memperoleh informasi
tentang penyebab penyakit, misalnya:
1. Penelitian epidemiologis yang dilakukan pada kejadian luar biasa akibat
keracunan makanan dapat digunakan untuk mengungkapkan makanan yang
tercemar dan menemukan penyebabnya
2. Penelitian epidemiologis yang dilakukan untuk mencari hubungan antara
karsinoma paru-paru dengan asbes
3. Menetukan apakah hipotesis yang dihasilkan dari percobaabn hewan konsisten
dengan data epidemiologis. Misalnya, percobaan tentang terjadinya karsinoma
kandung kemih pada hewan yang diolesi tir. Untuk mengetahui apakah hasil
percobaan hewan konsisten dengan kenyataan pada manusia, dilakukan
analisis terhadap semua penderita karsinoma kandung kemih lebih banyak
terpajan oleh rokok dibandingkan dengan bukan penderita
4. Memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam menyusun perencanaan, penanggulangan masalah kesehatan, serta
menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat; misalnya:
a. Data frekuensi distribusi berbagai penyakit yang terdapat dimasyarakat
dapat digunakan untuk menyusun rencana kebutuhan pelayanan
kesehatan disuatu wilayah dan menentukan prioritas masalah
b. Bila dari hasil penelitian epidemiologis diperoleh bahwa insidensi tetanus
neonatorum disuatu wilayah cukup tinggi maka data tersebut dapat
digunakan untuk menyusun strategi yang efektif dan efisien dalam
menggulangi masalah tersebut, misalnya dengan mengirirm petugas
lapangan untuk memberikan penyuluhan pada ibu-ibu serta mengadakan
imunisasi pada ibu hamil.
Tujuan Epidemiologi :
a. Menentukan agens primer atauu memastikan factor penyebab.
b. Memahami penyebab penyakit, cacat, atau kondisi.
c. Menentukan karakteristik agens atau factor penyebab
d. Menentukan cara penularan.
e. Menentukan dan menetapkan factor kontribusi.
f. Mengidentifikasi dan menjelaskan pola penyakit secara geografis
g. Menentukan,mendeskripsikan, dan melaporkan perjalanan alami penyakit,
ketidakmampuan cedera, dan kematian.
h. Menentukan metode pengendalian.
i. Menentukan langkah-langkah pencegahan
j. Membantu dalam perencanaan dan pengembangan pelayanan kesehatan.
k. Menyediakan data-data administrasi dan perencanaan.
Sumber : Timmreck, Thomas C. 2004. EPIDEMIOLOGI : suatu pengantar. Ed 2.
Jakarta : EGC.
3. RUANG LINGKUP EPIDEMIOLOGI
Oleh : Hafsah
Kegiatan epidemiologi meliputi bebagai aspek kehidupan masyarakat, baik yang
berhubungan dengan bidang kesehatan maupun di luar bidang kesehatan. Berbagai
bentuk dan jenis kegiatan dalam epidemiologi saling berhubungan satu dengan yang
lainnya sehingga tidak jarang dijumpai bentuk kegiatan yang tumpah tindih. Ruang
lingkup epidemiologi adalah sebagai berikut :
1. Subjek dan objeknya adalah masalah kesehatan. Awalnya subjek dan objek
masalah kesehatan hanya penyakit infeksi dan menular. Sesuai
perkembangan zaman, penyakit degeneratif mulai marak dipelajari dan
sekarang banyak digunakan pada masalah –masalah kesehatan yang bukan
penyakit, sehingga dikenal dengan epidemiologi penyakit menular dan
epidemiologi penyakit tidak menular.
a. Epidemiologi penyakit menular
Sebagai bentuk dan upaya manusia untuk mengatasi gangguan penyakit
menular yang saat ini hasilnya sudah tampak.
b. Epidemiologi penyakit tidak menular
Upaya untuk mencegah penyakit yang tak menular seperti : kanker,
penyakit sistemik, penyakit akibat kecelakaan lalu lintas, penyalahgunaan
obat, termasuk penyakit akibat gangguan industri.
2. Masalah kesehatan yang dimaksud adalah masalah kesehatan yang
ditemukan pada sekelompok populasi/manusia, sehingga terbagi menjadi
epidemiologi komunitas (kependudukan, lingkungan, gizi masyarakat, dan
lain-lain), dan epidemiologi klinis (pengelolaan layanan kesehatan, kesehatan
jiwa, dan lain-lain).
a. Epidemiologi klinis
Bentuk yang saat ini sedang dikembangkan para klinisi yang bertujuan
untuk membekali para klinisi atau dokter/paramedis tentang cara
pendekatan masalah melalui disiplin ilmu epidemiologi.
b. Epidemiologi kependudukan
Cabang epidemiologi yang menggunakan sistem pendekatan epidemiologi
dalam menganalisis berbagai permasalahan yang berkaitan dengan
bidang demografi serta faktor-faktor yang memengaruhi berbagai
perubahan demografi yang terjadi di dalam masyarakat. Memberikan
analisi tentang sifat karakteristik penduduk secara demografi dalam
hubungannnya dengan masalah kesehatan dalam masyarakat. Juga
berperan dalam berbagai aspek kependudukan dan keluarga berencana,
serta digunakan sebagai dasar dalam mengambil kebijakan dan
menyusun perencanaan yang baik.
c. Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan
Salah satu sistem pendekatan manajemen dalam menganalisis masalah,
mencari faktor penyebab timbulnya suatu masalah, serta penyusunan
rencana pemecahan masalah tersebut secara menyeluruh dan terpadu.
Bentuk pendekatan ini dapat digunakan oleh para perencana pelayanan
kesehatan, baik dalam bentuk penilaian hasil suatu kegiatan kesehatan
yang bersifat umum maupun dengan sasaran yang khusus.
d. Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja
Ocupational and environmental epidemiology merupakan salah satu
bagian epidemiologi yang mempelajari serta menganalisis keadaan
kesehatan tenaga kerja akibat pengaruh keterpaparan pada lingkungan
kerja, baik yang bersifat fisik, kimia, biologis, maupun sosial budaya serta
kebiasaan hidup para pekerja. Kegunaannya adalah analisis tingkat
kesehatan para pekerja juga untuk menilai keadaan dan lingkungan kerja
serta penyakit akibat kerja (PAK).
e. Epidemiologi kesehatan jiwa
Salah satu pendekatan dan analisi masalah gangguan jiwa dalam
masyarakat, baik mengenai keadaan kelainan jiwa kelompok penduduk
tertentu, maupun analisis berbagai faktor yang memengaruhi timbulnya
gangguan jiwa dalam masyarakat.
f. Epidemiologi gizi
Banyak digunakan dalam analisis masalah gizi masyarakat, di mana
masalah ini erat hubungannya dengan berbagai faktor yang menyangkut
pola hidup masyarakat. Pendekatan ini bertujuan untuk menganalisis
faktor yang berhubungan erat dengan timbulnya masalah gizi masyrakat,
baik yang bersifat biologis maupun yang berkaitan dengan masalah sosial.
3. Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan
dimanfaatkan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah tersebut.
Sumber :
o C. Nurul, Iqbal Wahit M. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas 1. Jakarta. Salemba
Medika.
o Wahyudi Rajab, M.epid. 2009. Buku Ajar Epidemiologi Untuk Mahasiswa
Kebidanan. Jakarta:EGC
4. PERAN EPIDEMIOLOGI DALAM KESEHATAN
Oleh : Hasdian noor
Epidemiologi diharapkan dapat berperan dalam pembangunan kesehatan
masyarakat secara keseluruhan. Hal ini dapat dilakukan melalui kemampuan
epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan factor penyebab masalah kesehatan
dengan mengarahkan intervensi yang diperlukan. Berikut ini adalah peranan
epidemiolgi.
1. Dalam bidang kesehatan masyarakat,epidemiologi mempunyai tiga fungsi.
a. Menerapkan besarnya dan gangguan kesehatan ( termasuk penyakit )
serta penyebarannya pada suatu penduduk tertentu.
b. Menyiapkan data atau informasi yang esensial untuk keperluan
perencanaan,pelaksanaan program,serta evaluasi berbagai pelayanan
( kesehatan ) pada masyarakat,baik yang bersifat pencegahan,
penanggulangan penyakit,maupun bentuk lain menentuka skala prioritas
terhadap kegiatan.
c. Mengidentifikasi berbagai factor yang menjadi penyebab masalah atau
factor yang berhubungan dengan terjadinya masalah tersebut.
2. Empat peranan utama epidemiologi menurut WHO (1977) adalah sebagai
berikut.
a. Mencari kuasa,yaitu fakto-faktor yang memangaruhi derajat kesehatan
dan yang menyebabkan terjadinya penyakit.
b. Riwayat alamiah penyakit,yaitu berlangsungnya penyakit,bisa sangat
mendadak (emergency),akut,sub-akut,dan kronis.
c. Deskripsi status kesehatan masyarakat,yaitu menggambarkan proposi
menurut status kesehatan,perubahan menurut waktu,usia,dan
sebagainya.
d. Evaluasi hasil intervensi,yaitu menilai bagaimana keberhasilan berbagai
intervensi seperti promosi kesehatan,upaya pencegahan,dan pelayanan
kesehatan.
3. 7 (tujuh) peran utam epidemiologi menurut Vanalis B. (1999) dalam bukunya
epidemiology in heal care.
a. Menginvestigasi penyebab dari suatu penyakit.
b. Mengidentifikasi factor resiko penyakit.
c. Identifikasi sindrom (kumpulan gejala penyakit) dan klasifikasi penyakit.
d. Melakukan diagnosis binding (differential diagnosys) dan perencanaan
pengobatan.
e. Kepentingan surveilen status kesehatan penduduk
f. Sebagai diagnosis komunitas dan perencanaan pelayanan kesehatan.
g. Evaluasi pelayanan kesehatan dan intervensi kesehatan masyarakat.
4. Dari kemampuan epidemiologi
Mengetahui distribusi,fakto-faktor penyebab masalah kesehatan,dan
mengarahkan intervensi yang diperlukan. Epidemiologi diharapkan
mempunyai peranan dalam bidang kesehatan masyarakat di antaranya
adalah sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan utama yang sedang dihadapi oleh
masyarakat.
b. Mengidentifikasi fakto-faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit
atau masalah kesehatan utama masyarakat.
c. Menyediakan data untuk keperluan perencanaan kesehatan dan
pengambilan keputusan (decision making).
d. Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang
sedang atau telah dilakukan.
e. Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu
penyakit dalam upaya untuk mengatasi atau menanggulanginya.
f. Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi maslah
yang perlu dipecahkan.
5. Epidemiologi dengan disiplin ilmu lainnya
Dunia ilmu pengetahuan secara garis besar terdiri atas ilmu social
(sosiologi), ilmu kesehatan (public health), dan ilmu kedokteran (medicine).
Masing-masing ilmu berkembang dari waktu ke waktu, sehingga lama
kelamaan batas masing-masing ilmu semakin tidak jelas dan sebaliknya
hubungan antara satu ilmu dengan ilmu lainnya semakin erat. Epidemiologi
pada dasarnya bernaungnya dibawah dunia kesehatan sebagai salah satu
cabang ilmu kesehatan masyarakat.
Dalam epidemiologi dipelajari distribusi penyakit faktor-faktor yang
mempengarauhinya. Dalam hal ini,epidemiologi tidak dapat berdiri sendiri
karena timbulnya penyakit berhubungan dengan faktor-faktor yang ada
dalam penjamu (host), agent,dan lingkungan (environment). Sehingga dari
uraian ini dapat dipahami bahwa epidemiologi tidak dapat melepaskan diri
dengan bidang ilmu lainnya. Dalam bidang kedokteran,epidemiologi
berhubungan erat dengan mikrobiologi,parasitology,patologi,virology,dan
ilmu laboratorium preklinik lainnya. Tidak terkecuali hubungan dengan ilmu-
ilmu penyakit/klinik seperti ilmu penyakit dalam,ilmu bedah,dan sebagainya.
Epidemiologi sebagai suatu metode ilmiah berperan dalam penelitian,
sehingga tidak dapat melepaskan diri dalam kaitannya dengan statistic dan
matematika. Guna menganalisis masalah-masalah yang berkaitan dengan
penerapan strategi pencegahan dan pemberantasan penyakit,epidemiologi
memerlukan masukan dari ilmu-ilmu social,misalnya antropologi dan ilmu
ekonomi. Dengan demikian,tampak bahwa sebagai ilmu yang berkembang
epidemiologi sangat terbuka untuk menerima masukan dari disiplin ilmu
lainnya. Bahkan dalam aplikasinya epidemiologi merasa lebih sempurna bila
bersama ilmu lainnya. Sebagai contoh penerapan epideniologi di klinik
dikenal adanya epidemiologi klinik. Dengan epidemiologi klinik,tampak
epidemiologi turut berkembang kemampuan metodologinya dengan
mendapat masukan dari berbagai ilmu klinik dalam dunia kedokteran.
Sebagai gambarannyan dapat dilihat pada table.7.11.
Table 7.11. Perbandingan Hubungan Epidemiologi dengan Klinik
Epidemiologi Klinik
Taret: Populasi Target: Individu
1. Pengkajian (assessment)
2. Pencegahan (preventif)
3. Perencanaan (planning)
4. Penilaian (evaluation)
1. Diagnosis
2. Pengobatan
3. Perawatan
4. Pelayanan
Sumber: Vanalis, Beaglehole, Epidemiology in health care WHO, 1993
Sumber :
Ryadi, A.L. Slamet. 2011. Dasar-dasar Epidemiologi. Jakarta : Salemba Medika
5. STRATEGI MENGENAL ANALISA MASALAH BERDASARKAN KONSEP
EPIDEMIOLOGI
Oleh : Indrayadi
Strategi mengenal analisa masalah kesehatan berdasarkan prinsip atau
konsep epidemiologi sebagai berikut mempelajari masalah kesehatan pada
sekelompok manusia atau masyarakat , banyaknya masalah kesehatan yang
ditemukan pada sekelompok manusia yang dinyatakan dengan angka frekuensi
mutlak (absolut) atau relative ,banyaknya masalah kesehatan diperinci menurut
keadaan tertentu ,diantaranya keadaan waktu, tempat, orang yang mengalami
masalah kesehatan ,melakukan rangkaian kegiatan tertentu (riset) yang dilakukan
untuk mengkaji masalah kesehatan sehingga diperoleh kejelasan dari masalah
tersebut.
Sumber :
o C. Nurul, Iqbal Wahit M. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas 1. Jakarta. Salemba
Medika.
6. HUBUNGAN SEBAB AKIBAT POLA PENYAKIT, DENGAN WAKTU, TEMPAT
DAN LINGKUNGAN.
Oleh : Issa Ina Jarini
Tanpa pemahaman tentang berbagai konsep penyakit, kita tidak mempunyai
dasar pemikiran yang kuat untuk mendeteksi serta mengenal setiap perbedaan yang
ditentukan pada pelayanan kesehatan pada masa kini. Kesenjangan antara konsep
penyakit yang dianut oleh petugas kesehatan dan yang dianut oleh masyarakat
sering menyebabkan gagalnya upaya meningkatkan kesehatan di masyarakat.
Pada petugas kesehatan, sering memiliki harapan yang lebih pada
masyarakat untuk memahami konsep penyakit tanpa sedikitpun memahami konsep
yag ada dalam msyarakat sekitarnya. Sikap yang apriori dan perbedaan pandang
yang tajam tentang pengobatan alternatif sangat banyak dijumpai saat ini. Hal ini
membuktikan ketidak pahaman tentang konsep penyakit di masyarakat.
Konsep tentang penyakit dipengaruhi oleh budaya, tingkat perkembangan
ilmu pengetahuan, dan teknologi. Pada masyarakat primitif yang masih awam dari
pengaruh ilmu pengetahuan, konsep penyakt tidak dapat dijelaskan secara rasional.
Berbeda dengan masyarakat sekarang ini yang sangat dipengaruhi oleh era
komunikasi global yang lebihbanyakmengenal konsep penyakit secara umum tetapi
tidak mendetail.
Perkembangan konsep timbulnya penyakit lebih banyak dipengaruhi oleh
kekuatan nalar manusia pada zaman ia hidup. Kekuatan manusia adalah pada
kemampuan nalarnya yang tinggi dalam emecahkan berbagai misteri dalam alam
semesta untuk kemudian mengendalikanya. Tanpa nalar manusia terbukti akan
memposisikan dirinya sebagai manusia yang lemah, tidak berdaya dan akhirnya
kalah. Dalam membahas timbulnya penyakit, tidak terlepas dengan adanya kosep
sehat-sakit karena kedua konsep ini berkaitan erat dengan epidemiologi dalam hal
pencegahan dan pemberantasan penyakit. Sebelum membahas megenai konsep
penyebab penyakit, kita mengenal lebih dahulu apa yang disebut dengan penyakit,
bagaimana seseorang dapat sakit, dan dampak yang dapat timbul dengan adanya
penyakit tersebut.
Penyakit/sakit adalah kegagalan mekanisme adaptasi suatu organisme untuk
bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan
pada fungsi atau struktur organ atau sistem tubuh.
Penyakit/sakit adalah suatu keadaan terdapat gangguan terhadap bentuk dan fungsi
tubuh sehingga berada dalam keadaan tidak normal. Dari definisi ini dapat
disimpulkan bahwa penyakit/sakit berbeda dengan rasa sakit.
Penyakit
Positif Negatif
Rasa Sakit Positif Kasus klasik Psikosomatis
Negatif kasus kesehatan
masyarakat
Sehat
Gambar: Perbedaan sakit & penyakit dalam masalah kesehatan masyarakat.
Penyakit adalah keadaan yang bersifat objektif dan rasa sakit bersifat
subjektif.
Kasus klasik adalah apabila rasa sakit atau masalah dirasakan ada dan memang
ada penyakitnya. Psikosomatik adalah apabila rasa sakitnya ada namun dari
pemeriksaan dan analisis tidak ditemukan penyakit. Masalah kesehatan masyarakat
adalah rasa sakit dan masalahnya tidak dirasakan/diketahui masyarakat pada saat
itu, namun menurut pandangan kesehatan masalahnya/penyakitnya ada. Sehat,
menurut gambar diatas adalah rasa sakit ataupenyakit tidak ada.
Kajian utama epidemiologi adalah hubungan kasus klasik dengan masalah
kesehatan masyarakat, karena epidemiolog tidak mempelajari tentang rasa sakit
tetapi mempelajari tentang penyakit. Jadi penyebab penyakit adalah kejadian,
kondisi, sifat ataupun kombinasi dari faktor-faktor tersebut di atas yang berperan
penting dalam kejadian penyakit.
Pemahaman tentang konsep penyebab timbulnya penyakit perlu dimiliki untuk
dapat menjelaskan bagaimana mekanisme terjadinya dan penyebarannya. Banyak
model konsep penyebab penyakit yang dikembangkan oleh para ahli, dari zaman
generasi pertama Hippocrates dengan konsep “Airs,Waters and Places”. Galen
dengan konsep “Experimental Medicine”, dan Hieronymous Fracastorius (1478-
1553) dan Igmatz Semmelweis (1818-1865) dengan konsep “Contagion Germ”.
Faktor X Penyakit Y
Menjelang akhir abad ke-19, para pakar mengklasifikasi penyebab timbulnya
penyakit menjadi dua yaitu singel causation (penyebab tunggal)
Gambar : timbulnya penyakit singel causation (penyakit tunggal) menurut model determinasi
murni. Model ini memperlihatkan bahwa faktor X akan menyebabkan penyakit Y.
dan multiple causation ( penyebab majemuk ). Pemikiran para ahli pada waktu itu
menuntut bahwa tiap penyakit harus dapat ditemukan penyebabnya (kuman) yang
spesifik untuk penyakit yang diderita seseorang. Para ahli yang perintis teori kuman
(bakteriologi) seperti Robert Koch atau Louis Pasteur mulai mengidentifikasi jenis
kuman untuk tiap jenis penyakit menular. Konsep penyebab tunggal ini sempat
berlangsung lama sampai seseorang mulai menyadari bahwa berkembangnya
penyakit tidak dapat dijelaskan hanya dengan mengenali jenis penyebabnya saja
yang spesifik.
MODEL PENYEBAB PENYAKIT
Tokoh yang paling berperan dalam model ini adalah Robert Koch yang
berhasil menemukan basil Tuberculosis sebagai penyebab penyakit tuberkulosa
sehingga terkenal dengan Postulat Henle Koch. Postulat ini menyatakan bahwa
suatu agent (bibit penyakit) dapat menyebabkan penyakit apabila memenuhi 4
syarat :
1. Kuman harus ada pada setiap kasus dan dibuktikan melalui kultur (faktor
yang diperlukan)
2. Kuman tersebut tidak ditemukan pada kasus-kasus yang disebabkan oleh
penyakit lain (suffccient factor).
3. Kuman harus dapat menimbulkan penyakit yang sama pada binatang
percobaan, atau dari binatang percobaan dapat ditemukan kuman yan
dimaksud (spesifitas efek).
Environment(lingkungan) (lingkungan)
Agent(Penyebab Lingkungan)
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Penyakit
Host (penjamu)
Gambar: segitiga epidemiologi
4. Adanya faktor yang berkontribusi dan berperan dalam timbulnya penyakit,
misalnya kondisi umum, daya tahan, dan lain-lain (faktor kontributor).
Melihat perkembangan penyakit pada masanya, ternyata konsep penyebab
tunggal mulai ditinggalkan. Alasannya, orang mulai menyadari bahwa
berkembangnya peyakit tidak dapat dijelaskan hanya dengan mengenali jenis
kumannya saja, namun diperlukan faktor lain yang turut memengaruhi sehingga
dikenal konsep/model penyebab majemuk. Berikut ini ditampilakan beberapa model
multiple causation (penyebab majemuk) yang merupakan model yang sering
digunakan dalam melihat terjadinya penyebab penyakit.
Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa perubahan pada satu
komponen akan mengubah keseimbangan ketiga komponen. Dari hasil interaksi
antara tiga faktor host, agent, dan environmet itu penyakit berpeluang untuk terjadi
dan kemudian berkembang dan menyebar. Model ini cocok untuk menerangkan
penyakit infeksi.
Model jaringan sebab-akibat (web of causation) menjelaskan baha penyebab
penyakit terdiri dari berbagai faktor yang majemuk, faktor atau komponen tersebut
saling terkait dan membentuk jaringa sebab-akibat yang cukup rumit.
Gambar: sebab akibat pada penyebab penyakit majemuk.
Keterangan :
1. Lingkungan sosial2. Lingkungan Bologis3. Lingkungan fisik4. Host (manusia)5. bvyfInti Genetik.
Gambar : Penyebab penyakit menurut model roda.
Dari gambar diatas dapat diambil kesimpulan bahwa suatu penyakit tidak
tergantug pada suatu sebab yang berdiri sendiri melainkan akibat dari proses sebab-
akibat. Dengan demikian timbulnya penyakit dapat dicegah dengan memotong rantai
tersebut. Model ini cocok untuk mencari penyakit yang disebabkan oeleh perilaku
dan gaya hidup individu.
Model roda menggambarkan hubugan manusia dan lingkungannya sebagai
roda. Roda tersebut terdiri atas manusia dengan substansi genetik pada bagian
intinya dan faktor lingkungan biologi, sosial, fisik yang mengelilingi host (manusia).
Ukuran komponen roda bersifat relatif, bergantung pada problem spesifik dari
penyait.
Dalam model roda diperlukan pengkajian dari berbagai faktor yang berperan
dalam timbulnya penyakit dengan tidak menekankan pada pentingnya agent sebagai
penyebab penyakit. Model ini mementingkan adanya hubungan antara manusia dan
lingkungan hidupnya. Besarnya pera dari masing-masing lingkungan sangat
bergantung pada penyakit. Misalnya, faktor lingkungan sosial sangat berperan
dalam menyebabkan stes mental / kejiwaan manusia; faktor lingkungan biologis
berperan menimbulkan penyakit yang disebabkan oleh agent; dan faktor genetik
berperan besar menimbulkan penyakit keturunan.
Model tradisional epidemiologi atau segitiga epidemiologi yang diteukan oleh
Gordon dan La Richt (1950), menyebutkan bahwa timbul atau tidaknya penyakit
pada manusia dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu host, agent, dan environment.
Gorden berpendapat bahwa:
4
1
2
3
5
HOST
ENVIRONMENT
AGENT
AE
HH
E
A
H
A
E
1) Penyakit timbul karena ketidak seimbangan antara agent (penyebab) dan
manusia (host)
2) Keadaan keseimbanagn bergantung pada sifat alami dan karakteristik agent
dan host (baik individu/kelompok)
3) Karakteristik agent dan host akan mengadakan interaksi, dalam interaksi
tersebut akan berhubungan langsug pada keadaan alami dari lingkungan
(lingkungan sosial, fisik, ekonomi, dan biologis)
Penjamu (host) adalah semua faktor yang terdapat pada manusi yang dapat
memengaruhi timbulnya suatu perjalanan penyakit. Host erat hubungannya dengan
manusia sebagai makhluk biologis dan manusia sebagai makhluk sosial sehingga
manusia dalam hidupnya mempunyai dua keadaan dalam timbulnya penyakit yaitu
manusia kemungkinan terpajan da kemungkinan rentan/resisten.
Faktor-faktor yang memegang peranan dalam proses kejadian penyakit pada
penjamu adalah:
Gambar : skema tahap prapatogenesis yang menggambarkan hubungan seimbang, pada tahap ini host dalam keadaan sehat.
( 1. ) ( 2. ) ( 3 )
Gambar : Skema tahap potogenesia
1. Faktor keturunan. Ada beberapa penyakit keturunan yang dapat ditularkan
dari kedua orang tuanya (mis, penyakit asma, diabetes melitus).
2. Mekanisme kekebalan tubuh/imunitas. Daya tahan tubuh seseorang tidak
sama, namun faktor imunitas sangat berperan penting dalam proses kejadian
penyakit pada seseorang dan sebaliknya apabila host mempunyai imunitas
akan terhindar dari penyakit. Imunitas terbagi atas.
a. Imunitas alamniah (tanpa intervensi)
Aktif alamiah yang bertahan lama dan membentuk antibodi (misal, air
susu ibu untuk bayinya)
Pasif alamiah pada bayi yang hilang setelah 4 bulan, tidak bertahan
lama (misal, pemberian toksid kepada ibu akan berdampak pada bayi
yang lahir)
b. Imunitas didapat (dengan intervensi)
Aktif didapat yang dibuat pejamu setelah imunisasi.
Pasif didapat yang bertahan 4-5 minggu ( ATS dan ABU ).
c. Herd immunity ( kekebalan kelompok ) yang berpengaruh dalam
timbulnya penyakit pada suatu kelompok di suatu populasi. Orang
yang tekena varisela aka mempunyai kekebalan terhadap varisela.
3. Usia. Terdapat penyakit pada usia tertentu (misal, penyakit difteri atau
campak akan menyerang anak-anak balita).
4. Jenis kelamin. Terdapat penyakit yang menyerang jenis kelamin tertentu
( misal, kenker prostat yang dialami oleh pria dan kanker serviks yang dialami
wanita)
5. Ras (perbedaan cara, nilai sosial, dan faktor genetika)
6. Sosial-ekonomi (cara hidup, tingkat pendidikan, dan ekonomi)
7. Status perkawinan (mortalitas berkaitan denga status perkawinan)
8. Penyakit terdahulu. Penyakit kronis lebih rentan terhadap suatu infeksi.
9. Gaya hidup berhubungan dengan sosial-ekonomi, tingkat pendidikan, ras,
atau golongan etnis.
10.Hereditas (berkaitan dengan ras)
11.Nutrisi (sistem pertahanan tubuh secara umum)
Bibit penyakit (agent) adalah suatu substansi tertentu yang keberadaannya
atau ketidakberdayaannya diikuti kontak efektif pada manusia dapat menimbulkan
penyakit atau mempengauhi perjalanan suatu penyakit. Macamnya berupa golongan
biotis (unsur hidup) dan golongan a-biotis (unsur mati). Golongan biotis terdiri dari :
a. Mikroorganisme (virus, bakteri, dan riketsia)
b. Non-mikroorganisme (prtozoa, metazoa/cacing)
c. Tumbuhan (fungsi atau jamur)
Penyakit yang ditimbulkan oleh kelompok biotis ini disebut dengan penyakit
infeksi yang sifatnya menular dan tidak menular. Golongan a-biotis terdiri dari :
a. Golongan kimiawi (pestisida, bahan pengawet makanan, obat-obatan, limbah
industri)
b. Golongan fisik (panas, sinar, radiasi, suara, getaran, objek yang bergerak
cepat)
c. Golongan mekanik (kecelakaan lalu-lintas, pukulan)
d. Golongan nutrien (karbohidrat, protein, lemak) yang apabila manusia
mengalami kekurangan atau kelebihan akan mengakibatkan penyakit.
Sifat bibit penyakit yang dapat menularkan penyakit infeksi(menular dan tidak
menular) dikenali ada empat macam, yaitu :
1. Patogenesis adalah kemampuan bibit penyakit untuk menimbulkan reaksi
pada penjamu sehingga menimbulkan penyakit pada penjamu. Jika
kemampuan ini tidak dimiliki disebut dengan a-patogen.
2. Virulensi adalah suatu tingkat / derajat keganasan suatu kuman. Jika
kerusakan yang ditimbulkannya hebat/ganas maka golongan bibit penyakit
tersebut disebut virulen.
3. Antigenesitas adalah kemampuan suatu bibit penyakit untuk merangsang
timbulnya mekanisme pertahanan tubuh (antigen/antibodi) pada diri penjamu.
Misalnya, pada saat kontak dengan penderita hepatitis.
4. Infektivitas adalah kemampuan bibit penyakit mengadakan invasi/menyebar
dan penyesuaian diri pada pejamu, hidup, dan berkembang biak dalam tubuh
penjamu (misal, penderita HIV)
Masuknya agent (bibit penyakit) yang dapat menimbulkan penyakit pada host
(manusia) melalui beberapa macam jalur penularan sebagai berikut.
a. Inhalasi yaitu masuknya agent dengan perantara udara (air borne
transmission). Misalnya, terhirup zat-zat kimia berupa gas, uap, debu,
mineral, partikel (golongan a-biotik), atau kontak dengan penderita TB
(golongan biotik).
b. Ditelan yaitu masuknya agent melalui salular pencernaan dengan cara
memakan atau tertelan. Misalnya, minuman keras, obat-obatan, keracunan
logam berat.
c. Melalui kulit yaitu masuknya agent melalui kontak langsung dengan kulit.
Misalnya, keracunan oleh bahan kosmetika, tumbuh-tumbuhan, dan binatang.
Environment (lingkungan) adalah segala sesuatu yang berada di sekitar
manusia yang memengaruhi kehidupan da perkembangan manusia. Lingkungan
terbagi dalam tiga macam yaitu:
1. Lingkungan fisik adalah lingkungan yang berbeda di sekitar manusia yang
meliputi kondisi udara,musim, cuaca, kondisi geografi, dan geologinya yang
dapat memengaruhi kerentanan host. Ketinggian tertentu akan memengaruhi
jantung, kelembapan aka memengaruhi selaput lendir. Keadaan geografi
akan menentukan jenis vektor atau reservoar dari suatu penyakit, sedangkan
keadaan geologi akan memengaruhi ketersediaan air.
2. Lingkungan biologi, masih merupakn ligkungan yang berada di sekitar
manusia namun jenisnya berasal dari golongan biotis (hewan, tumbuhan, dan
mikroorganisme) tempat hidup yang paling sesuai dengan bibit penyakit
disebut dengan reservoar atau tempat agent tersebut dapat hidup di dalam
tubuh manusia dan binatang.
3. Lingkungan non-fisik adalah lingkungan sebagai akibat dari aksi manusia
yang meliputi sosial-budaya, norma, dan adat-istiadat. Sebagai contoh,
lingkungan sosial-ekonoi yang memengaruhi status kesehatn fisik dan mental
baik individu maupun kelompok, meliputi kepadatan, kehidupan sosial,
fasilitas olehraga, rekreasi, stratifikasi sosial, tingkat kejahatan, sistem
asuransi, bencana alam, perang, dan lain-lain.
Seseorang dapat menjadi sakit atau timbul penyakit apabila ia dengan
sengaja atau tidak sengaja mengadakan / terpajan pada penyebab penyakit. Proses
ini melalaui tahapan. Dalam proses ini terlibat enam komponen yang dapat
menimbulkan penyakit infeksi (menular dan tidak menular) :
1. Penyebab penyakit. Bibit penyakit yang dapat menimbulkan penyakit disebut
patogen.
2. Reservoar dari agent penyebab adalah habitat normal tmpat agent penyakit
menular hdup, tubuh, dan berkembang biak ( habitat ini dapat berupa
manusia, hewan, atau lingkungan).
3. Cara keluarnya penyebab penyakit dari penjamu (melalui saluran napas,
sluran kemih, perencanaan, kulit, dan transplasental)
4. Cara penularan agent ke pejamu baru melalui metode kontak langsung dan
droplet (tetes ludah) dan metode tidak langsung yaitu melalui perantara
(misal, nyamuk)
5. Tempat masuk ke dalam pejamu umumnya sama antara tempat masuk dan