1 System Pola 17 Bimbingan dan Konseling System Pola 17 Bimbingan dan Konseling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum bimbingan dan konseling telah memiliki kedudukan yang sangat kuat. Setiap lembaga pendidikan selayaknya memiliki unit bimbingan dan konseling dalam upaya optimalisasi potensi pendidikan. Bimbingan konseling merupakan serangkaian program layanan yang diberikan kepada peserta didik agar mereka mampu berkembang lebih baik. Bimbingan konseling dilaksanakan disekolah-sekolah mulai dari tingkat dasar, bahkan pra sekolah sampai dengan tingkat tinggi. Pada umumnya fungsi bimbingan konseling yang banyak dilakukan adalah fungsi penyembuhan. Sesungguhnya fungsi bimbingan dan konseling yang paling utama adalah pengembangan, yakni mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh individu. Bimbingan berpusat pada diri individu, berdasarkan pada kemampuan dan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara umum bimbingan dan konseling telah
memiliki kedudukan yang sangat kuat. Setiap lembaga
pendidikan selayaknya memiliki unit bimbingan dan
konseling dalam upaya optimalisasi potensi pendidikan.
Bimbingan konseling merupakan serangkaian program
layanan yang diberikan kepada peserta didik agar mereka
mampu berkembang lebih baik. Bimbingan konseling
dilaksanakan disekolah-sekolah mulai dari tingkat
dasar, bahkan pra sekolah sampai dengan tingkat tinggi.
Pada umumnya fungsi bimbingan konseling yang
banyak dilakukan adalah fungsi penyembuhan.
Sesungguhnya fungsi bimbingan dan konseling yang paling
utama adalah pengembangan, yakni mengembangkan seluruh
potensi yang dimiliki oleh individu. Bimbingan berpusat
pada diri individu, berdasarkan pada kemampuan dan
2
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
kebutuhan individu agar ia mampu mengatasi dirinya
sendiri dan mengembangkan segenap kemampuan yang
dimiliki. Maka Bimbingan Konseling memberikan layanan
konsultasi yang merupakan salah satu jenis layanan dari
sistem pola 17. Layanan konsultasi dan layanan mediasi
merupakan layanan hasil pengembangan dari sistem pola
17.
Berkenaan dengan urgensi sistem pola 17
bimbingan dan konseling, perlu disusun sebuah makalah
yang mampu menjadi wahana untuk memperoleh wawasan,
pengetahuan, dan konsep keilmuan berkenaan dengan
sistem pola 17 bimbingan dan konseling. Oleh sebab itu,
penulis menulis sebuah makalah yang bertajuk “Sistem
Pola 17 Bimbingan dan Konseling”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis
merumuskan rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian bimbingan dan konseling?
3
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
2. Apakah persamaan dan perbedaan bimbingan, konseling
dan penyuluhan?
3. Apa yang termasuk ruang lingkup bimbingan dan
konseling?
4. Apa sifat-sifat bimbingan dan konseling?
5. Apa yang termasuk prinsip-prinsip bimbingan dan
konseling?
6. Apakah fungsi bimbingan dan konseling?
7. Apa asas- asas bimbingan dan konseling?
8. Apa tujuan bimbingan dan konseling?
9. Apakah yang dimaksud dengan sistem pola 17 bimbingan
dan konseling?
10. Bagaimana sistem pola 17 dalam bidang garapan?
11. Bagaimana layanan kegiatan bimbingan dan konseling
dalam sistem pola 17?
12. Bagaimana kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling dalam sistem pola 17?
C. Tujuan Makalah
4
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
Sejalan dengan rumusan masalah di atas,
makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan
mendeskripsikan:
1. pengertian bimbingan dan konseling;
2. persamaan dan perbedaan bimbingan, konseling dan
penyuluhan;
3. ruang lingkup bimbingan dan konseling;
4. sifat-sifat bimbingan dan konseling;
5. prinsip-prinsip bimbingan dan konseling;
6. fungsi bimbingan dan konseling;
7. bimbingan dan konseling;
8. tujuan bimbingan dan konseling;
9. sistem pola 17 bimbingan dan konseling;
10. bidang garapan sistem pola 17 bimbingan dan
konseling;
11. jenis layanan kegiatan sistem pola 17 bimbingan
dan konseling;
12. kegiatan pendukung dalam sistem pola 17 bimbingan
dan konseling.
5
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
D. Kegunaan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan
kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis.
Secara teoritis makalah ini berguna sebagai
pengembangan konsep sistem pola 17 bimbingan dan
konseling. Secara praktis makalah ini diharapkan
bermanfaat bagi:
1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan
konsep keilmuan khususnya tentang konsep sistem pola
17 bimbingan dan konseling;
2. Pembaca/guru, sebagai media informasi tentang sistem
pola 17 bimbingan dan konseling baik secara teoritis
maupun secara praktis.
6
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
BAB II
PEMBAHASAN
A. Wawasan Bimbingan dan Konseling
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan asal katanya dari to guide kemudian
menjadi guidance yang mana bimbingan disini
diberikan kepada orang atau sekelompok orang yang
mengalami maladjusmen, yaitu kegoncangan pribadi,
konflik batin, salah aturan stress dan lain-lain.
Sedangkan menurut para ahli, bimbingan adalah
arahan, tuntunan, pertolongan, yang diberikan
kepada individu atau kelompok individu dalam
menghindari atau mengatasi kesulitan hidupnya
sesuai dengan perkembangan pribadinya agar supaya
menyesuaikan dirinya untuk kesejahteraan hidupnya.
Konseling diambil dari bahasa Inggris
counseling dulu diterjemahkan dengan penyuluhan
(bersifat umum), sekarang diartikan konseling itu
sendiri (bersifat spesifik mengenai kejiwaan).
Pelayanan konseling merupakan jantung hati dari
7
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
usaha layanan bimbingan secara keseluruhan
(counseling is the heart of guidance program).
Konseling adalah bantuan pertolongan, tuntunan
yang di berikan kepada seseorang untuk mengatasi
kesulitan atau masalah secara langsung berhadapan
muka atau face to face relation untuk mencapai
kesejahteraan hidup.
2. Persamaan dan Perbedaan Bimbingan, Konseling, dan
Penyuluhan
a. Persamaan Bimbingan Dan Konseling
Persamaan bimbingan dan konseling adalah sama-
sama memberikan pertolongan untuk
kesejahteraan.
b. Perbedaan Bimbingan Dan Konseling
1) Konseling itu merupakan salah satu teknik
bimbingan karena bimbinga lebih luas dari
konseling
2) Bimbingan belum punya masalah, konseling
sudah ada masalah
8
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
3) Bimbingan menitikberatkan pada preventif
sedangkan konseling menitikberatkan pada
kuratif
4) Konseling dilaksanakan secara berhadapan muka
atau individual sedangkan bimbingan tidak
c. Persamaan Penyuluhan Dan Konseling
Pesamaan penyuluhan dan konseling adalah sama-
sama memberikan pertolongan untuk
kesejahteraan
d. Perbedaan Penyuluhan Dan Konseling
1) Penyuluhan tergantung kepada penyuluh,
sedangkan konseling itu inisiatif dari klien
2) Penyuluhan bersifat umum yang berlaku di
Indonesia, sedangkan konseling khusus di
bidang psikologi dan pendidikan
3) Program penyuluhan sudah ditentukan oleh
pemerintah atau instansi, sedangkan konseling
dimusyawarahkan oleh klien dan konselor
4) Penyuluhan bersifat masal, sedangkan
konseling bersifat individual
9
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
3. Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling
a. Ruang lingkup dari segi pelayanan
1) Pelayanan Bimbingan Konseling di Sekolah
2) Pelayanan Bimbingan Dan Konseling di Luar
Sekolah
b. Ruang lingkup dari segi sasaran
1) Perorangan / individual
2) Kelompok
c. Ruang lingkup dari segi
1) Bimbingan konseling pendidikan: siswa,
prestasi, pergaulan dll.
2) Bimbingan konseling karir: pekerja, motivasi,
dll
d. Ruang lingkup dari segi sosial budaya
Layanan bimbingan dan konseling tidak hanya
untuk peserta didik yang mempunyai masalah saja
akan tetapi, layanan bimbingan dan konseling
juga untuk peserta didik yang tidak mempunyai
permasalahan.
10
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
Mengingat Bimbingan dan konseling bukanlah
kegiatan pembelajaran dalam konteks adegan
mengajar yang layaknya dilakukan guru sebagai
pembelajaran bidang studi, melainkan layanan
ahli dalam konteks memandirikan peserta didik.
4. Sifat-Sifat Bimbingan Dan Konseling
a. Bimbingan preventif (pencegahan), yaitu
bimbingan yang diberikan kepada siswa atau
sekelompok siswa yang belum mempunyai masalah.
b. Bimbingn kuratif (pengobatan), yaitu suatu
bimbingan yang diberikan kepada seseorang siswa
atau sekelompok siswa yang sudah mempunyai
masalah secara face to face relation.
c. Bimbingan persevaratif (pemeliharan), yaitu
suatu bimbingan yang diberikan kepada seseorang
siswa atau sekelompok siswa yang sudah baik dan
sudah mempunyai prestasi.
5. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling
a. Diberikan kepada individu yang sedang berada
dalam proses berkembang . Ini berarti bahwa
11
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
bantuan yang diberikan kepada siswa harus
bertolak dari perkembangan dan kebutuhan siswa.
b. Diperuntukan bagi semua siswa. Bimbingan tidak
hanya ditunjukan kepada siswa yang bermasalah
atau salah satu dari mereka, tetapi ditunjukan
kepada semua siswa. Prinsip ini mengandung arti
bahwa pembimbing perlu memahami perkembangan
dan kebutuhan siswa secara menyeluruhdan
menjadikan perkembangan dan kebutuhan siswa
tersebut sebagai salah satu dasar bagi
penyusunan program bimbingan disekolah.
c. Dilaksanakan dengan mempedulikan semua segi
perkembangan siswa, prinsip ini mengandung arti
bahwa dalam bimbingan semua segi perkembangan
siswa, baik fisik, mental, social, emosional,
maupun moral-spiritual dipandang sebagai satu
kesatuan dan saling berkaitan.
d. Berdasarkan kepada kemampuan individu untuk
menentukan pilihan. Prinsip ini mengandung
makna bahwa setiap siswa memiliki kemampuan
12
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
untuk menentukan pilihansendiri tentang apa
yang akan dia lakukan. Pembimbing tidak
memilihkan sesuatu untuk siswa melainkan
membantu mengembangkan kemampuan siswa untuk
melakukan pilihan.
e. Bagian terpadu dari proses pendidikan. Proses
pendidikan bukanlah proses perkembangan asfek
intelektual semata, proses pendidikan bukanlah
proses pengembangan seluruh aspek kepribadian
siswa. Ini berarti bahwa didalam praktik,
pendidikan tidak cukup hanya melaksanakan
proses pembelajaran yang lebih banyak terfokus
kepada membantu siswa menguasai pengetahuan
secara intelektual, melainkan, juga harus
disertai dengan pengembangan aspek lain,
seperti keterampilan social, kecerdasan
emosional, disiplin diri, pemahaman nilai,
sikap dan kebiasaan belajar.
f. Dimaksudkan untuk membantu siswa merealisasikan
dirinya. Prinsip ini mengandung arti bahwa
13
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
bantuan didalam proses bimbingan diarahkan
untuk membantu siswa memahami dirinya,
mengarahkan dirinya kepada tujuan yang
realistic, dan mencapai tujuan yang realistic
itu sesuai dengan kemampuan diri dan peluang
yang diperoleh.
6. Fungsi Bimbingan Dan Konseling
a. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan
konseling membantu konseli agar memiliki
pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan
lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma
agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli
diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya
secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan secara dinamis dan konstruktif
b. Fungsi preventif, yaitu fungsi yang berkaitan
dengan upaya konselor untuk senantiasa
mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin
terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya
tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini,
14
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
konselor memberikan bimbingan kepada konseli
tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan
atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun
teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan
orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok.
Beberapa masalah yang perlu diinformasikan
kepada para konseli dalam rangka mencegah
terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan,
diantaranya : bahayanya minuman keras, merokok,
penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan
pergaulan bebas (free sex).
c. Fungsi pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan
konseling yang sifatnya lebih proaktif dari
fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa
berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar
yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan
konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah
lainnya secara sinergi
sebagai teamworkberkolaborasi atau bekerjasama
merencanakan dan melaksanakan program bimbingan
15
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
secara sistematis dan berkesinambungan dalam
upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas
perkembangannya.
d. Fungsi penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan
konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini
berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan
kepada konseli yang telah mengalami masalah,
baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar,
maupun karir. Teknik yang dapat digunakan
adalah konseling, dan remedial teaching. Teknik
bimbingan yang dapat digunakan disini adalah
pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok
atau curah pendapat (brain storming), home
room, dan karyawisata.
7. Asas- asas bimbingan dan konseling
Penyelengaraan bimbingan dan konseling selain
harus memperhatikan aspek, fungsi dan prinsip juga
dituntut untuk mempedulikan beberapa asas yang
mendaasari kinerja pembimbing atau konselor dalam
16
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
pelaksanaan tugasnya. Asas-asas tersebut adalah
sebagai berikut.
a. Asas kerahasiaan, yaitu asas bimbingan dan
konseling yang menuntut dirahasiakanya segenap
data dan keterangan tentang konseli (konseli)
yang menjadi sasaran pelayanan, yaitu data atau
keterangan yang tidak boleh dan tidak layak
diketahui oleh orang lain. Dalam hal ini guru
pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan
menjaga semua data dan keterangan itu sehingga
kerahasiaanya benar-benar terjamin.
b. Asas kesukarelaan, yaitu asas bimbingan dan
konseling yang menghendaki adanya kesukaan dan
kerelaan konseli (konseli) mengikuti/menjalani
pelayanan/kegiatan yang diperlu-kan baginya.
Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban
membina dan mengembangkan kesukarelaan
tersebut.
c. Asas keterbukaan, yaitu asas bimbingan dan
konseling yang menghendaki agar konseli
17
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
(konseli) yang menjadi sasaran
pelayanan/kegiatan bersifat terbuka dan tidak
berpura-pura, baik di dalam memberikan
keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam
menerima berbagai informasi dan materi dari
luar yang berguna bagi pengembangan dirinya.
Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban
mengembangkan keterbukaan konseli (konseli).
Keterbukaan ini amat terkait pada
terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya
kesukarelaan pada diri konseli yang menjadi
sasaran pelayanan/kegiatan. Agar konseli dapat
terbuka, guru pembimbing terlebih dahulu harus
bersikap terbuka dan tidak berpura-pura.
d. Asas kegiatan, yaitu asas bimbingan dan
konseling yang menghendaki agar konseli yang
menjadi sasaran pelayanan berpartisipasi secara
aktif di dalam penyelenggaraan
pelayanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini
guru pembimbing perlu mendorong konseli untuk
18
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
aktif dalam setiap pelayanan/kegiatan bimbingan
dan konseling yang diperuntukan baginya.
e. Asas kemandirian, yaitu asas bimbingan dan
konseling yang menunjuk pada tujuan umum
bimbingan dan konseling, yakni: konseli
(konseli) sebagai sasaran pelayanan bimbingan
dan konseling diharapkan menjadi konseli-
konseli yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal
dan menerima diri sendiri dan lingkungannya,
mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta
mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing
hendaknya mampu mengarahkan segenap pelayanan
bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya
bagi berkembangnya kemandirian konseli.
f. Asas kekinian, yaitu asas bimbingan dan
konseling yang menghendaki agar objek sasaran
pelayanan bimbingan dan konseling ialah
permasalahan konseli dalam kondisinya sekarang.
Pelayanan yang berkenaan dengan “masa depan
atau kondisi masa lampau pun” dilihat dampak
19
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
dan/atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan
apa yang diperbuat sekarang.
g. Asas kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan
konseling yang menghendaki agar isi pelayanan
terhadap sasaran pelayanan (konseli) yang sama
kehendaknya selalu bergerak maju, tidak
monoton, dan terus berkembang serta
berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap
perkembangannya dari waktu ke waktu.
h. Asas keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan
konseling yang menghendaki agar berbagai
pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling,
baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun
pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan
terpadu. Untuk ini kerja sama antara guru
pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan
konseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi
segenap pelayanan/kegiatan bimbingan dan
20
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
konseling itu harus dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya.
i. Asas keharmonisan, yaitu asas bimbingan dan
konseling yang menghendaki agar segenap
pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan
dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai
dan norma agama, hukum dan peraturan, adat
istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang
berlaku. Bukanlah pelayanan atau kegiatan
bimbingan dan konseling yang dapat
dipertanggungjawabkan apabila isi dan
pelaksanaannya tidak berdasarkan nilai dan
norma yang dimaksudkan itu. Lebih jauh,
pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
justru harus dapat meningkatkan kemampuan
konseli memahami, menghayati, dan mengamalkan
nilai dan norma tersebut.
j. Asas keahlian, yaitu asas bimbingan dan
konseling yang menghendaki agar pelayanan dan
21
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
kegiatan bimbingan dan konseling
diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah
profesional. Dalam hal ini, para pelaksana
pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
hendaklah tenaga yang benar-benar ahli dalam
bidang bimbingan dan konseling. Keprofesionalan
guru pembimbing harus terwujud baik dalam
penyelenggaraan jenis-jenis pelayanan dan
kegiatan dan konseling maupun dalam penegakan
kode etik bimbingan dan konseling.
k. Asas alih tangan kasus, yaitu asas bimbingan
dan konseling yang menghendaki agar pihak-pihak
yang tidak mampu menyelenggarakan pelayanan
bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas
atas suatu permasalahan konseli
mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak
yang lebih ahli. Guru pembimbing dapat menerima
alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru
lain, atau ahli lain ; dan demikian pula guru
22
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
pembimbing dapat mengalihtangankan kasus kepada
guru mata pelajaran/praktik dan lain-lain.
8. Tujuan Bimbingan Dan Konseling
Tujuan bimbingan dan konseling merupakan
pernyataan yang menggambarkan kualitas perilaku
atau pribadi peserta didik yang diharapkan
berkembang melalui berbagai strategi layanan
kegiatan yang diberikan. Adapun tujuan bimbingan
dan konseling, diantaranya sebagai berikut.
a. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi,
perkembangan karir serta kehidupannya dimasa
yang akan datang.
b. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang
dimilikinya seoptimal mungkin.
c. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan,
lingkungan masyarakat serta lingkungan
kerjanya.
d. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi
dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan
23
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja
(Juntika, 2002).
e. Memiliki kemampuan menginternalisasi nilai-
nilai yang terkandung dalam tugas-tugas
perkembangan yang harus dikuasainya.
B. Sistem Pola 17 Bimbingan Dan Konseling
Sejak tahun 1993 penyelenggaraan pelayanan
Bimbingan dan Konseling (BK) memperoleh perbendaharaan
istilah baru yaitu BK Pola-17. Hal ini memberi warna
tersendiri bagi bidang garapan, jenis layanan dan
kegiatan pendukung BK di jajaran pendidikan dasar dan
menengah.
Program layanan bimbingan konseling tidak
dapat berjalan dengan efektif apabila tidak didukung
dengan profesionalismenya guru BK tersebut dalam
melayani kliennya dengan terprogram secara efektif
apabila kurang atau tidak didukung faktor lain,
misalnya faktor pengalaman bekerja. Layanan konseling
diberikan kepada peserta didik untuk belajar dengan
efektif. Efektivitas konseling dapat tercapai bila
24
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
seorang konselor atau guru pembimbing melaksanakan pola
17. Butir-butir pokok pola 17 BK adalah sebagai sebagai
berikut:
SISTEM POLA 17 BIMBINGAN DAN KONSELING4 BIDANG GARAPAN 9 LAYANAN KEGIATAN 4 KEG. PENDUKUNG
1. BimbinganPribadi
2. BimbinganSosial
3. BimbinganBelajar
4. BimbinganKarier
5. LayananOrientasi
6. LayananInformasi
7. LayananPenempatan DanPenyaluran
8. LayananPembelajaran
9. LayananKonselingPerorangan
10. LayananBimbinganKelompok
11. LayananDengan KotakKonsultasi
12. LayananKonferensiKasus
13. LayananDengan PapanBimbingan
14. AplikasiInstrumentasi
15. HimpunanData
16. KunjunganRumah
17. Alih TanganKasus
C. Bidang Garapan
25
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
Ditinjau dari segi masalah yang dihadapi parapeserta didik, bidang garapan bimbingan di sekolahmencakup 4 bidang berikut:1. Bimbingan Pribadi
Dalam bidang bimbingan pribadi, pelayananbimbingan dan konseling di SMP, SMA /SMK membantupeserta didik menemukan dan mengembangkan pribadiyang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang MahaEsa, mantap dan mandiri, serta sehat jasmani danrohani. Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokokberikut:a. pemantapan sikap dan kebiasaan seta pengembangan
wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap TuhanYang Maha Esa.
b. pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri danpengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yangkreatif dan prodiktif, baik dalm kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya dimasa depan.
c. pemantapan pemahaman tentang bakat dan minatpribadi serta penyaluran dan pengmbangannya padaatau melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif danproduktif.
d. pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri danusaaha-usaha penanggulangannya
e. pemantapan kemampuan mengambil keputusan .f. pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai
dengan keputusaana yang telah diambilnya.g. pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan
hidup sehat, baik secara rohaniah maupunjasmaniah.
2. Bimbingan Sosial
Dalam bidang bimbingan sosial, pelayanan
bimbingan dan konseling di SMP, SMA /SMK membantu
peserta didik mengenal dan berhubungan dengan
26
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
lingkungan sosialnya yang dilandasi budi pekerti
luhur, tanggungjawab kemasyarakatan dan kenegaraan.
Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok
berikut:
a. pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik melalui
ragam lisan maupun tulisan secara efektif.
b. pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan
pendapat serta berargumentasi secara dinamis,
kreatif, dan produktif.
c. pemantapan kemampuan bertingkah laku dan
berhubungan sosial, baik di rumah, di sekolah,
maupun di masyarakat luas denga menjunjung tinggi
tata karma, sopan santun serta nilai-nilai agama,
adat, hokum, ilmu, dan kebiasaan yang berlaku.
d. pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis, dan
produktif dengan teman sebaya, baik di sekolah
yang sama, di sekolah yang lain, di luar sekolah,
maupun di masyarakat pada umumnya.
27
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
e. pemantapan pemahaman kondisi dan peraturan sekolah
serta upaya pelaksanaannya secara dinamis dan
bertanggungjawab.
f. orientasi tentang hidup berkeluarga.
3. Bimbingan Belajar
Dalam bidang bimbingan belajar, pelayanan
bimbingan dan konseling di SMP,SMA /SMK membantu
peserta didik mengembangkan diri, sikap dan
kebiasaaan belajar yang baik untuk menguasai
pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkannya
melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih
tinggi. Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok
berikut:
a. pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang
efektif dan efisien serta produktif, baik dalam
mencari informasi dalam berbagai sumber belajar,
bersikap terhadap guru dan narasumber lainnya,
mengembangkan keterampilan belajar, mengerjakan
28
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
tugas-tugas pelajaran, dan menjalani program
penilaian hasil belajar.
b. pemantapan disiplin belajar dan berlatih, baik
secara mandiri maupun berkelompok.
c. pemantapan penguassaan materi program belajar di
sekolah menengah umum sesuai dengan perkembangan
ilmu, teknologi, dan kesenian.
d. pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi
fisik,sosial dan budaya yang ada disekolah,
lingkungan sekitar, dan masyarakat untuk
pengembangan pengetahuan dan kemampuan,serta
pengembangan pribadi.
e. orientasi belajar di sekolah sambungan/perguruan
tinggi.
4. Bimbingan KarierDalam bidang bimbingan karier, pelayanan
bimbingan dan konseling di SMP, SMA/SMK membantupeserta didik merencanakan dan mengembangkan masadepan karier.Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok sebagaiberikut:a. pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan
kecenderungan karier yang hendak dikembangkan.
29
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
b. pemantapan orientasi dan informasi karier padaumumnya, khususnya karier yang hendak dikembangkan.
c. orientasi dan informasi terhadap dunia kerja danusaha memperoleh penghasilan untuk memenuhikebutuhan hidup.
d. orientasi dan informasi terhadap pendidikan yanglebih tinggi, khususnya sesuai dengan karier yanghendak dikembangkan.
D. Jenis Layanan Kegiatan
Jenis layanan kegiatan bimbingan dan
konseling ada sembilan, yaitu sebagai berikut.
1. Layanan Orientasi
Pelayanan orientasi, yaitu pelayanan
bimbingan dan konseling yang memungkinkan klien
memahami lingkungan yang baru dimasuki peserta
didik, untuk mempermudah dan memperlancar
berperannya peserta didik di lingkungan yang baru.
Materi yang dapat diangkat melalui layanan
orientasi ada berbagai cara, yaitu meliputi hal
berikut:
a. sistem penyelenggaraan pendidikan pada umumnya
b. kurikulum yang sedang berlaku
30
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
c. penyelenggaraan pengajaran
d. kegiatan belajar klien yang diharapkan
e. sistem penilaian, ujian, dan kenaikan kelas
f. fasilitas-fasilitas sumber belajar yang ada
(seperti ruang kelas, laboratorium, perpustakaan,
ruang praktek)
g. fasilitas penunjang (sarana olahraga dan rekreasi,
pelayanan kesehatan, pelayanan bimbingan dan
konseling, kafetaria, dan tata usaha)
h. staf pengajar dan tata usaha
i. hak dan kewajiban peserta didik
j. organisasi peserta didik
k. organisasi orang tua peserta didik
l. organisasi sekolah secara menyeluruh
2. Layanan Informasi
Materi yang dapat diangkat melalui layanan
informasi ada berbagai cara, yaitu meliputi hal
berikut.
a. Informasi pengembangan pribadi
31
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
(1) Menetapkan tujuan dan isi informasitermasuk alasan-alasannya
(2) Mengidentifikasikan peserta didik yangakan menerima informasi
(3) Mengetahui sumber-sumber informasi(4) Menetapkan teknik penyampaian informasi(5) Menetapkan jadwal dan waktu kegiatan(6) Menetapkan ukuran keberhasilan
b) Langkah Pelaksanaan(1) Usahakan tetap menarik minat dan
perhatian para peserta didik.(2) Berikan informasi secara sistematis dan
sederhana sehingga jelas isi dan manfaatnya.(3) Berikan contoh yang berhubungan dengan
kehidupan peserta didik sehari – hari.(4) Bila menggunakan teknik peserta didik
mendapatkan sendiri informasi ( karya wisatadan pemberian tugas ) persiapkan sebaikmungkin sehingga setiap peserta didikmengetahui apa yang harus diperhatikan, apayang harus dicatat dan apa yang harusdilakukan.
32
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
(5) Bila menggunakan teknik langsung atautidak langsung usahakan tidak terjadikekeliruan.
(6) Usahakan selalu kerja sama dengan gurubidang studi dan wali kelas.
c) Langkah EvaluasiKonselor hendaknya mengevaluasi setiap
kegiatan penyajian informasiuntuk mengetahuisampai seberapa jauh peserta didik mampumenangkap informasi. Manfaat dari langkahinformasi ini, diantaranya adalah:(1) konselor mengetahui hasil pemberian
informasi.(2) konselor mengetahui efektivitas suatu
teknik.(3) konselor mengetahui apakah persiapannya
sudah cukup matang atau masih banyakkekurangannya.
(4) konselor mengetahui kebutuhan klien.(5) bila dilakukan evaluasi, peserta didik
merasa perlu memperhatikan lebih serius,supaya timbul sikap positif dan menghargaiisi informasi yang diterimanya.
2) Kriteria Penilaian Keberhasilan PelayananPenyajian Informasia) Jika para peserta didik telah dapat
menyesuaikan diri sebaik mungkin denganlingkungannya yang baru.
b) Jika para peserta didik telah memperolehsebanyak mungkin sumber informasi tentang: carabelajar, informasi sekolah sambungan, informasipemilihan jurusan/program.
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran
33
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu
pelayanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran
yang tepat.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh
layanan penempatan/penyaluran ialah fungsi
pencegahan dan pemeliharaan. Materi yang dapat
diangkat melalui penempatan dan penyaluran ada
berbagai macam, yaitu meliputi.
a. Penempatan dan penyaluran peserta didik di sekolah
1) Pelayanan penempatan dalam kelas
2) Pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam
kelompok belajar
3) Pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam
kegiatan kurikuler/ekstrakurikuler
4) Pelayanan penempatan dan penyaluran
kejurusan/program studi
b. Pelayanan penempatan dan penyaluran lulusan
1) Pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam
pendidikan sambungan/lanjutan
34
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
2) Pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam
jabatan/pekerjaan
4. Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran, yaitu layanan bimbingan
dan konseling yang memungkinkan peserta didik
(klien/konseli) mengembangkan diri berkenaan dengan
sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi
belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan
belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan
belajar lainnya. Pelayanan pembelajaran dimaksudkan
untuk memungkinkan peserta didik memahami dan
mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik,
keterampilan dan materi belajar yang cocok dengan
kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta tuntutan
kemampuan yang berguna dalam kehidupan dan
perkembangan dirinya. Fungsi utama bimbingan yang
didukung oleh layanan pembelajaran ialah fungsi
pemeliharaan dan pengembangan. Materi yang dapat
35
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
diangkat melalui layanan pembelajaran, yaitu
meliputi hal berikut:
a. pengenalan peserta didik yang mengalami masalah
belajar tentang kemampuan, motivasi, sikap, dan
kebiasaan belajar.
b. pengembangan motivasi, sikap dan kebiasaan belajar
yang baik.
c. pengembangan keterampilan belajar: membaca,
mencatat, bertanya dan menjawab, dan menulis.
d. pengajaran perbaikan.
e. program pengayaan.
5. Layanan Konseling Perorangan (Individual)Layanan konseling perorangan, yaitu pelayanan
bimbingan dan konseling yang memungkinkan pesertadidik mendapatkan pelayanan langsung tatap mukadengan guru bimbingan dalam rangka pembahasan danpengentasan permasalahan pribadi yang dideritanya.Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh pelayanankonseling perorangan ialah fungsi pengentasan.
a. Macam-Macam Pendekatan dalam KonselingAda beberapa bentuk pendekatan dalam
penyuluhan yang telah dikembangkan, diataranya:1) psikoanalitik2) eksistensial-humanitik3) klien-sentered dan/atau klinikal
36
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
4) gestalt5) analisis transaksional6) tingkah laku7) rasional-emotif8) realitas9) pendekatan yang akan diuraikan selanjutnya
dalam praktik adalah konseling klinikal
b. Langkah-Langkah Konseling Klinikal1) Langkah analisis
Langkah analisis adalah kegiatan penghimpunandata tentang peserta didik yang berkenaandengan bakat, minat, motif, kesehatan fisik,kehidupan emosional, dan karakteristik yangdapat menghambat atau mendukung penyesuaiandiri peserta didik.
2) Langkah sintesisSintesis adalah langkah yang menghubungkan
dan menrangkum data. Ini berarti bahwa dalamlangkah sintesis, penyuluhan mengorganisasikandan merangkum data sehingga tampak dengan jelasgejala-gejala atau keluhan-keluahan pesertadidik. Rangkuman ini haruslah dibuatberdasarkan data yang diperoleh dalam langkahanalisis.
3) Langkah diagnosisDiagnosis adalah langkah menemukan masalahnya
atau mengidentifikasi masalah. Langkah inimencakup proses interpretasi data dalamkaitannya dengan gejala-gejala masalah,kekuatan dan kelemahan peserta didik.
4) Langkah prognosisPrognosis adalah suatu langkah mengenai
alternative bantuan yang dapat diberikan kepadapeserta didik sesuai dengan masalah yangdihadapi sebagaimana ditemukan dalam langkahdiagnosis.
5) Langkah konseling
37
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
Langkah konseling adalah pemeliharaan yangberupa inti dari pelaksanaan konseling yangmeliputi berbagai bentuk usaha, diantaranyamenciptakan hubungan baik (rapport) antarakonselor dengan peserta didik, menafsirkandata, memberikan berbagai iinformasi, sertamerencanakan berbagai bentuk kegiatan bersamapeserta didik.
6) Tindak lanjutTindak lanjut adalah langkah penentuan
efektif tidaknya suatu usaha konseling yangtelah dilaksanakan. Langkah ini membantupeserta didik kembali memecahkan masalah-masalah baru yang berkaitan dengan masalahnyasemula.
6. Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok, yaitu layanan
bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah
peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika
kelompok memperoleh berbagai bahan dari narasumber
tertentu dan membahas secara bersama-sama pokok
bahasan tertentu yang berguna untuk menunjang
pemahaman dan kehidupannya sehari-hari dan untuk
perkembangan dirinya baik secara individu maupun
sebagai pelajar, dan untuk pertimbangan dalam
pengambilan keputusan atau tindakan tertentu.
38
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
7. Layanan Dengan Kotak Konsultasi
Layanan dengan kotak konsultasi yaitu layanan
dengan cara memasang kotak konsultasi pada tempat
strategis di sekolah. Peserta didik yang memerlukan
dapat dengan cara menuliskan masalahnya pada kertas
dan dimasukkan pada kotak konsultasi tersebut. Kotak
konsultasi dikunci agar isinya aman. Pada waktu
tertentu pembimbing membuka dan mencermati masalah-
masalah apa yang disampaikan lewat kotak konsultasi
tersebut untuk mendapatkan layanan.
8. Layanan Konferensi Kasus
Konferensi kasus, yaitu kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling untuk membahas permasalahan
yang dialami klien dalam suatu pertemuan yang
dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat
memberikan bahan, keterangan kemudahan, dan komitmen
bagi terentaskannya permasalahan tersebut.
Konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.
Kasus yang telah ditetapkan oleh guru
pembimbing, ada yang bisa dipecahkan secara tuntas
39
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
dengan hanya melalui penanganan konselor sekolah,
tetapi banyak pula kasus-kasus yang belum bisa
ditangani sendiri yang sangat memerlukan campur
tangan dari personel lain. Teknik-teknik bantuan
yang akan diberikan, dibicarakan dalam suatu
pertemuan yang disebut dengan konferensi kasus atau
case conference.
9. Layanan dengan Papan Bimbingan
Layanan dengan papan bimbingan, yaitu suatu
bentuk papan yang dipasang pada tempat strategis di
sekolah yang berisi materi bimbingan yang dapat
dibaca dan diamati oleh peserta didik. Materi
bimbingan disusun oleh guru pembimbing dan dipasang
serta diganti pada periode tertentu.
Untuk melaksanakan pelayanan bimbingan dan
konseling diperlukan factor/kegiatan pendukung.
Kegiatan ini pada umumnya tidak ditujukan secara
langsung untuk memecahkan masalah peserta didik,
40
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
melainkan untuk memperoleh data dan/atau keterangan
lain yang akan membantu keberhasilan pelayanan.
E. Kegiatan Pendukung
1. Aplikasi Instrument
Aplikasi instrument adalah kegiatan pendukung
untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang
peserta didik, keterangan tentang lingkungannya, dan
lingkungan yang lebih luas.
Data dan keterangan yang perlu dikumpulkan
melalui aplikasi instrumentasi bimbingan dan
konseling pada umumnya meliputi.
a. Instrument tes
1) tes intelegensi
2) tes bakat
3) tes kepribadian
4) tes hasil belajar
5) tes diagnostik
b. Instrumen non tes
1) Catatan anekdot
41
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
2) Angket/kuisioner
3) Daftar cek
4) Sosiometri
5) Inventori
2. Himpunan Data
Penyelenggaraan himpunan data, yaitu kegiatan
pendukung untuk menghimpun seluruh data dan
keterangan yang relevan dengan keperluan
pengembangan peserta didik. Himpunan data perlu
diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik,
komprehensif, terpadu, dan sifatnya tertutup.
Berbagai hal yang termuat di dalam himpunan
data meliputi: identitas peserta didik, latar
belakang rumah dan keluarga, kemampuan, sejarah
pendidikan, hasil tes diagnostic, sejarah kesehatan,
pengalaman kegiatan, cita-cita, prestasi, hasil
belajar, sosiometri, dan laporan penyelenggaraan
belajar kelompok.
42
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
3. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah, yaitu kegiatan pendukung
untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan
komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien
melalui kunjungan ke rumahnya.
Data/keterangan yang diperoleh dari kunjungan
rumah meliputi.
a. Kondisi rumah tangga dan orang tua,
b. Fasilitas belajar yang ada di rumah,
c. Hubungan antar anggota keluarga,
d. Sikap dan kebiasaan anak di rumah,
e. Pendapat anggota keluarga terhadap klien,
f. Komitmen anggota keluarga dalam perkembangan klien
dan pengentasan masalah klien.
4. Alih Tangan Kasus
Alih tangan kasus yaitu, kegiatan pendukung
untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan
tuntas atas masalah yang dialami peserta didik
43
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak
lainnya.
Di sekolah, ahli tangan kasus dapat diartikan
bahwa guru mata pelajaran atau staf sekolah lainnya,
atau orang tua mengalihtangankan peserta didik yang
bermasalah kepada guru pembimbing. Sebaliknya, bila
guru pembimbing juga dapat mengalihtangankan peserta
didik kepada guru mata pelajaran atau kepada orang
yang lebih ahli terhadap kebutuhan peserta didik.
Guru pembimbing atau guru kelas juga dapat
mengalihtangankan permasalahan peserta didik kepada
ahli-ahli yang relevan seperti dokter, psikiater,
ahli agama, dan lain-lain.
44
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian bab sebelumnya penulis
dapat mengemukakan simpulan sebagai berikut.
1. Wawasan bimbingan dan konseling
a. Pengertian bimbingan dan konseling
Bimbingan adalah arahan, tuntunan, pertolongan,
yang diberikan kepada individu atau kelompok
individu dalam menghindari atau mengatasi
kesulitan hidupnya sesuai dengan perkembangan
pribadinya agar supaya menyesuaikan dirinya
untuk kesejahteraan hidupnya.
Konseling adalah bantuan pertolongan, tuntunan
yang di berikan kepada seseorang untuk
mengatasi kesulitan atau masalah secara
langsung berhadapan muka atau face to face
relation untuk mencapai kesejahteraan hidup.
b. Persamaan dan perbedaan bimbingan, konseling
dan penyuluhan
45
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
1) Persamaan bimbingan dan konseling adalah
sama-sama memberikan pertolongan untuk
kesejahteraan.
2) Perbedaan bimbingan dan konseling adalah
konseling itu merupakan salah satu teknik
bimbingan karena bimbinga lebih luas dari
konseling
3) Persamaan penyuluhan dan konseling adalah
sama-sama memberikan pertolongan untuk
kesejahteraan
e. Perbedaan penyuluhan dan konseling adalah kalau
penyuluhan tergantung kepada penyuluh,
sedangkan konseling itu inisiatif dari klien.
Penyuluhan bersifat umum yang berlaku di
Indonesia, sedangkan konseling khusus di bidang
psikologi dan pendidikan. Penyuluhan bersifat
masal, sedangkan konseling bersifat individual
c. Ruang lingkup bimbingan dan konseling
46
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
1) Ruang lingkup dari segi pelayanan:
pelayanan bimbingan konseling di sekolah
dan di luar sekolah
2) Ruang lingkup dari segi sasaran:
perorangan / individual dan kelompok
3) Ruang lingkup dari segi: bimbingan
konseling pendidikan dan karir
4) Ruang lingkup dari segi sosial budaya
d. Sifat-sifat bimbingan dan konseling yaitu:
bimbingan preventif, kuratif, dan persevaratif.
e. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling
Pada dasarnya bimbingan dan konseling diberikan
kepada individu yang dalam masa perkembangan
ataupun semua orang dengan memperhatikan segi
perkembangan.
f. Fungsi bimbingan dan konseling, yaitu: fungsi
pemahaman, preventif, pengembangan, dan
penyembuhan.
g. Asas- asas bimbingan dan konseling, yaitu: asas
kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan,
47
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan,
keterpaduan, keharmonisan, keahlian, dan alih
tangan kasus.
h. Tujuan bimbingan dan konseling
1) Merencanakan kegiatan penyelesaian studi,
perkembangan karir serta kehidupannya
dimasa yang akan datang.
2) Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan
yang dimilikinya seoptimal mungkin.
3) Menyesuaikan diri dengan lingkungan
pendidikan, lingkungan masyarakat serta
lingkungan kerjanya.
4) Mengatasi hambatan dan kesulitan yang
dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan
lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun
lingkungan kerja (Juntika, 2002).
5) Memiliki kemampuan menginternalisasi
nilai-nilai yang terkandung dalam tugas-
tugas perkembangan yang harus dikuasainya
48
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
2. System pola 17 bimbingan dan konseling merupakan
serangkaian program layanan yang diberikan kepada
peserta didik agar mereka mampu berkembang lebih
baik. System pola 17 ini terbagi ke dalam 3 bagian:
a. 4 bidang garapan;
b. 9 jenis layanan kegiatan bimbingan dan konseling;
dan
c. 4 kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.
3. Bidang garapan ada empat, yaitu: bimbingan pribadi,
bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan
karier.
4. Layanan kegiatan bimbingan dan konseling ada
Sembilan jenis, yaitu: layanan orientasi, layanan
informasi, layanan penempatan dan penyaluran,
layanan pembelajaran, layanan konseling perorangan,
layanan bimbingan kelompok, layanan dengan kotak
konsultasi, layanan konferensi kasus, dan yang
terakhir layanan dengan papan bimbingan.
49
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
5. kegiatan pendukung bimbingan dan konseling ada
empat, yaitu aplikasi instrumen, himpunan data,
kunjungan rumah, dan alih tangan kasus.
B. Saran
Sejalan dengan simpulan di atas, penulis
merumuskan saran sebagai berikut.
1. Kita hendaknya menguasai konsep sistem pola 17
bimbingan dan konseling kepada peserta didik agar
mereka mampu berkembang lebih baik.
2. Kita hendaknya menerapkan konsep sistem pola 17
bimbingan dan konseling di lapangan.
50
System Pola 17 Bimbingan dan KonselingSystem Pola 17 Bimbingan dan Konseling
DAFTAR PUSTAKA
Daud, A. (N.D.). Retrieved Desember 25, 2013, From
http://abudaud2010.blogspot.com/2010/10/layanan-
konsultasi.html?m=1
Puspita, A. (2013, Februari 25). Dipetik Desember 22,
2013, dari
anggipuspita1.wordpress.com/2013/02/25/9/:
http://anggipuspita1.wordpress.com
SINGAJAYA, S. 1. (2010). Retrieved Desember 25, 2013,