SOAL & RINGKASAN BAB 1A. Soal
1. Menurut American Psychological Assosiation, Psikolog Sekolah
disebut sebagaia. Division of Educational Psychologyb. Division of
Educationalc. Division of Psychologyd. Division of Schoole.
Division of School Psychology2. Menurut American Psychological
Assosiation, Psikolog Pendidikan disebut sebagaia. Division of
Educational Psychologyb. Division of Educationalc. Division of
Psychologyd. Division of Schoole. Division of School Psychology3.
Dibawah ini yang merupakan peran psikolog disekolah adalaha. Guru
bidang Studi Sosiologib. Kepala Sekolahc. Wali Kelasd. Ahli
Psikologi Sekolahe. Ahli Psikologi Siswa4. Ada empat tingkatan
pelayanan atau fungsi psikologik yang dapat dilacak berdasarkan
sejarah perkembangannya, hal ini dikemukakan oleha. Jack I.
Bardonb. Jack I. Bardunc. Jeck I. Bardond. Jack L. Bardone. Jeck
Bardun5. Pemberian laporan tertulis yang member gambaran kelemahan
dan kekuatan yang terungkap oleh tes disebut sebagaia. Psikografb.
Psikogramc. Psikotesd. Psikopate. Psikologi6. Dibawah ini yang
merupakan tingkatan fungsi psikolog sekolah adalaha. Tingkat klinis
dan sosiologib. Tingkat socialc. Tingkat Bimbingan Konselingd.
Tingkat pendidikane. Tingkat industry dan organisasi7. Dibawah ini
merupakan macam-macam klien langsung, kecualia. Kelompok muridb.
Murid peroranganc. Kelompok gurud. Guru secara perorangane. Orang
tua murid8. Tes berperan penting dalam evaluasi program
pendidikan/latihan dan pertanggung jawaban pendidikan merupakan
pengertian dari sifat tes, yaitua. Sumtifb. Sumatifc. Evaluatived.
Seleksie. Penempatan 9. Langkah pokok untuk merancang proses
mengajar-belajar dalam program pendidikan, merupakan pengertian
daria. Task objektif b. Analisisc. Taksonomid. Task analysise.
Learning program10. Dalam pengukuran prestasi belajar, tes prestasi
tidak jauh berbeda dengan tesa. Grafisb. Paulic. Aptituded.
Doodlee. Grafology
B. RINGKASANPERAN PSIKOLOGI DALAM PENDIDIKANSumbangan psikologi
di bidang pendidikan misalnya terhat dalam keterlibatan seleksi dan
ujian masuk sejak sekolah dasar sampai pascasarjana, memberikan
bantuan dalam memilih program studi/jurusan bagi para siswa,
membantu siswa menentukan karir masa depannya sesudah lulus atau
drop-out dari sekolah. Peran Psikolog SekolahPeranannya lebih
ditekankan pada tercapainya tujuan pendidikan di sekolah.Fungsi
psikologi sekolah dapat mencakup 3 tingkat:1. Tingkat
psikodiagnostikPelayanan tes kecerdasan yaitu menginterpretasikan,
merumuskan kesimpulan dan menyajikan saran berdasar hasil tes,
wawancara dan lain-lain.2. Tingkat klinis dan konselingMelaksanakan
praktek klinis psikoedukasi yang bertujuan untuk membantu sekolah
dalam menyelesaikan berbagai masalah kesehatan mental yang dihadapi
anak didik.3. Tingkat industri dan organisasiTerlibat dalam
tindakan-tindakan yang menyangkut kebijakan dan prosedur sekolah,
dalam pengembangan dan evaluasi program dan pelayanan di
sekolah.
Peran Psikolog MasyarakatPsikolog masyarakat sadar bahwa sekolah
merupakan tempat yang sangat cocok untuk melancarkan tercapainya
tujuan meningkatkan kesehatan mental masyarakat. Para ahli psikolog
masyarakat dapat berfungsi sebagai konsultan luar yang membantu
mengembangkan, menyusun program, mendirikan dan mengevaluasi
program pendidikan dan bekerja sama dengan personalia sekolah.
Peran Psikolog PendidikanPeran Psikolog pendidikan adalah
menjembatani celah antara pendidikan psikologi. Selain itu juga
mampu memahami perbedaan perilaku masing-masing anak, mengetahui
masalah-masalah emosi pada anak sehingga memungkinkan guru
mendeteksi anak yang memerlukan referral ke pelayanan khusus.
Dengan hal itu dapat tercipta hubungan guru-murid yang mendukung
perkembangan mental yang sehat.
Peran dalam Pengukuran dan Evaluasi1. Pengukuran Kesiapan
PendidikanAdalah dimilikinya kemampuan dan ketrampilan sebagai
persyaratan yang memungkinkan pelajar mendapatkan manfaat
semaksimal mungkin fasilitas pendidikan pada tingkat pengajaran
tertentu.2. Pengukuran Prestasi BelajarDikelompokkan atas 3
kategori yang saling terkait :a. Fungsi InstruksionalSering disebut
sebagai Fungsi Formatif, ialah memberikan umpan balik bagi siswa
dan guru untuk melanjutkan kemajuan belajar, dan untuk mengetahui
kesalahan, maupun untuk menemukan kekeliruan dalam unit pelajaran
atau keperluan perbaikan proses pengajaran.b. Fungsi Administratif
Seleksi dan Penempatan Bersifat sumatif Bersifat evaluativec.
Fungsi BimbinganSebagai alat diagnostic psikoedukasional dalam
bentuk bimbingan.
Peran Psikologi dalam Proses Belajar-MengajarMemusatkan
perhatian pada cara terjadinya proses belajar sehingga mempermudah
dan mengarahkan proses belajar.
SOAL & RINGKASAN BAB 2
A. SOAL1. Proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling oleh seorang yang ahli, merupakan pengertian
dari ....a. Bimbingan b. Bimbingan konseling c. Konseling d.
Konselore. Wawancara2. Dibawah ini adalah ciri-ciri dari konseling,
KECUALI ....a. Dilakukan secara individualb. Dilakukan dalam suatu
perjumpaan dan tatap mukac. Pelaksanaan konseling di butuhkan orang
yang ahli d. Tujuan pembicaraan dalam konseling untuk memecahkan
masalah yang dihadapi oleh kliene. Memberikan bantuan agar individu
dapat memahami keadaan dirinya dan mamapu menyesuaikan dengan
lingkungannya3. Pengertian dari asas kesukarelaan adalah ....a.
Konselor harus mampu mencerminkan kesediaan untuk menerima
kehadiran klienb. Konselor berusaha menciptakan suasana
keterbukaanc. Konselor dapat menyimpan rahasiad. Konselor harus
memberikan pelayanan seirama dengan perubahan yang ada pada diri
kliene. Konselor sewaktu-waktu siap membantu4. Bimbingan konseling
siap melayani semua individu, tanpa memandang umur, jenis kelamin,
suku, bangsa, agama dan status sosial ekonomi. Pengertian di atas
merupakan ....a. Fungsi bimbingan konselingb. Tujuan bimbingan
konselingc. Prinsip bimbingan konselingd. Pengertian bimbingan
konselinge. Asas bimbingan konseling5. Dibawah ini adalah
pendekatan bimbingan konseling, yang tidak termasuk dalam bimbingan
konseling yaitu ....a. Pendekatan realitasb. Pendekatan
rasionalemotifc. Pendekatan tingkah lakud. Pendekatan
kenormatifane. Pendekatan gestalt6. Agar klien lebih percaya kepada
konselor maka sangat di pengaruhi oleh ....a. Kepribadian
konselorb. Keterbukaan konselor c. Pergaulan konselord. Kehidupan
konselore. Kedisiplinan konselor7. Siapa saja yang kita terima dari
konseling ....a. Kelompokb. Individuc. Semua orangd. Orang
tertentue. Keluarga8. Untuk menjadi konselor yang profesional harus
memiliki ....a. Keterampilan, rajin, disiplinb. Pintar, ramah,
kreatifc. Cerdas, tertutup, rahasiad. Pengetahuan akademik,
kualitas pribadi, keterampilan konselinge. Disiplin, patuh,
terbuka9. Fase yang merupakan ukuran tepat tidaknya konselor dalam
menyelesaikan masalah pada saat konseling adalah ....a. Fase follow
upb. Fase konselingc. Fase persiapand. Fase pemecahan masalahe.
Fase bimbingan10. Yang termasuk dalam fase persiapan adalah ....a.
Pengumpulan data, pengolahan, kesimpulan, menentukan
langkah-langkahb. Data, pemecahan, saran-saranc. Pengolahan,
nasehat, kesimpuland. Saran dan kesimpulan, pemecahan masalah,
datae. Data, saran, kesimpulan, pemecahan masalah, pengolahan
B. RINGKASANA. Pengertian Bimbingan Konseling1. Definisi
BimbinganDalam mendefinisikan istilah bimbingan, para ahli bidang
bimbingan konseling memberikan pengertian yang berbeda-beda.
Meskipun demikian, pengertian yang mereka sajikan memiliki satu
kesamaan arti bahwa bimbingan merupakan suatu proses pemberian
bantuan.Menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan adalah
bantuan yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan
potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal
dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan
guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik. Hal senada juga
dikemukakan oleh Prayitno dan Erman Amti (2004: 99), Bimbingan
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli
kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak,
remaja, atau orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.Sementara Bimo
Walgito (2004: 4-5), mendefinisikan bahwa bimbingan adalah bantuan
atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan
individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan
hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam
kehidupannya. Chiskolm dalam McDaniel, dalam Prayitno dan Erman
Amti (1994: 94), mengungkapkan bahwa bimbingan diadakan dalam
rangka membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai
informasi tentang dirinya sendiri.2. Definisi KonselingKonseling
adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antarab
dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan
kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi
belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri,
keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang
dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi
untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli
dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan
kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. (Tolbert, dalam Prayitno 2004
: 101).Jones (Insano, 2004 : 11) menyebutkan bahwa konseling
merupakan suatu hubungan profesional antara seorang konselor yang
terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual
atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari
dua orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan
memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga
dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.Pengertian
Bimbingan KonselingDari semua pendapat di atas dapat dirumuskan
dengan singkat bahwa Bimbingan Konseling adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling (face to face)
oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang
mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada
teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan
berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga
individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri
untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat
merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai
kesejahteraan hidup.Bimbingan dan konseling merupakan dua istilah
yang sering dirangkaikan bersamaan. Beberapa ahli menyatakan bahwa
konseling merupakan inti atau jantung hati dari kegiatan bimbingan.
Ada pula yang menyatakan bahwa konseling merupakan salah satu jenis
layanan bimbingan, sehingga dalam istilah bimbingan sudah termasuk
di dalamnya kegiatan konseling.Dari beberapa pengertian bimbingan
dan konseling yang banyak ahli paparkan, seperti pengertian
bimbingan yang dikemukakan oleh Rachman Natawidjaja (1978)
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang
dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat
memahami dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan bertindak
wajar sesuai dengan tuntunan dan keadaan keluarga serta masyarakat.
Dengan demikian dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat
memberikan sumbangan yang berarti.Sedangkan menurut Bimo Walgito
(1982) menyatakan bahwa Konseling adalah bantuan yang diberikan
kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan
wawancara, dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan indivisu
yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.Ciri-ciri
Bimbingan dan Konseling :Bimbingan dan konseling tidak dapat
dipisahkan dalam proses perbaikan suatu individu, akan tetapi
keduanya memiliki ciri yang membedakan, yaitu :1. Ciri Bimbingano
Suatu proses yang berkesinambungano Suatu proses yang membantu
individuo Bantuan bermaksud agar individu bersangkutan dapat
mengembangkan dan mengarahkan dirinya secara optimal sesuai dengan
kemampuan dan potensinyao Memberikan bantuan agar individu dapat
memahami keadaan dirinya dan mampu menyesuaikan dengan
lingkungannya.2. Ciri Konselingo Dilaksanakan secara Individualo
Dilakukan dalam suatu perjumpaan tatap mukao Untuk pelaksanaan
konseling dibutuhkan orang yang ahlio Tujuan pembicaraan dalam
konseling ini diarahkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi
klieno Individu yang menerima layanan (klien) akhirnya mampu
memecahkan memecahkan masalah dengan kemampuannya sendiriHubungan
Bimbingan dan Konseling :Dari beberpa pengertian dan ciri-ciri yang
dipaparkan diatas, maka hubungan antara Bimbingan dan konseling
dapat dikatakan sebagai berikut := Konseling merupakan salah satu
metode dari bimbingan, sehingga bimbingan lebih luas daripada
konseling= Konseling memiliki masalah tertentu = Bimbingan bersifat
preventif (pencegahan), sedangkan Konseling bersifat kuratif
(Korektif).= Konseling dilakukan secara individual, sedangkan
bimbingan dilakukan secara bertatap muka.
Perbedaan antara mengajar dengan Bimbingan dan Konseling :Bila
tujuan pendidikan pada akhirnya adalah pembentukan manusia yan
gutuh, maka proses pendidikan harus dapat membantu siswa mencapai
kematangan emosional dan sosial selain dengan kemampuan
intelektualnya di dalam pergaulan dalam masyarakat.Bimbingan dan
konseling memiliki kegiatan yang berbada dengan kegiatgan belajar
mengajar.
Perbedaan tersebut antara lain: 1. Tujuan yang ingin dicapai
pada kegiatan mengajar sudah dirumuskan terlebih dahulu dan target
pencapaian tujuan tersebut sama untuk siswa dalam satu tingkat
(kelas). Sedangkan dalam kegiatan bimbingan dan konseling target
pencapaian tujuan lebih bersifat individual dan kelompok.2.
Pembicaraan dalam kegiatan mengajar lebih banyak diarahkan dalam
pemberian informasi, atau pembuktian dalam suatu masalah. Sedangkan
dalam kegiatan bimbingan dan konseling, pembicaraan dalam konseling
lebih ditujukan untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi
klien.3. Dalam kegiatan mengajar, siswa belum tentu memiliki
masalah yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Sedangkan
dalam kegiatan bimbingan dan konseling pada umumnya klien telah
atau sedang menghadapi masalah.4. untuk melaksanakn bimbingan dan
konseling, bagi konselor dituntut suatu ktrampilan khusus dan
berbeda dengan tuntunan bagi seorang guru / pengajar.
Namun, konselor dan guru merupakan satu tim yang sangat penting
dalam kegaitan pendidikan. Keduanya dapat saling menunjang
terciptanya proses pembelajaran yang lebih efektif. Oleh karena
itu, kegiatan bimbingan dan konseling, tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan sekolah.
Asas-asas Bimbingan dan Konseling :Asas adalah segala hal yang
harus dipengaruhi dalam melaksanakan suatu kegiatan, agar kegiatan
tersebut dapat terlaksana dengan baik serta mendapatkan hasil yang
memuaskan. Ada beberapa asas yang perlu diperhatikan dalam kegaitan
bombingan dan konseling, yaitu :1. Asas kerahasiaan, yaitu konselor
dapat menyimpan rahasia.2. Asas keterbukaan, yaitu konselor
berusaha untuk menciptakan suasana keterbukaan klien untuk
menyampaikan perasaan, pikiran dan keinginannya yang menjadi sumber
masalah.3. Asas kesukarelaan, yaitu konselor harus mampu
mencerminkan kesediaan untuk menerima kehadiran klien.4. Asas
kekinian, yaitu pemecahan masalah dalam kegiatan konseling
seharusnya berfokus pada masalah-masalah yang dialami oleh klien
pada saat konsultasi untuk menjadi pusat perhatian dalam mencarikan
pemecahannya.5. Asas Kegiatan, yaitu konselor hendaknya mampu
memotivasi klien untuk melaksanakan semua saran yang telah
disampaikannya.6. Asas Kedinamisan, yaitu konselor harus memberikan
layanan seirama dengan perubahan-perubahan yang ada pada diri klien
yang bersifat kemajuan.7. Asas keterpaduan, yaitu konselor harus
memperhatikan aspek-aspek kepribadian klien yang diarahkan untuk
mencapai keharmonisan antara isi dan proses layanan yang diberikan,
jangan sampai terjadi ketidakserasian (pertentangan) dengan aspek
yang lain.8. Asas Kenormatifan, yaitu kegiatan hendaknya tidak
bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, sehingga tidak
terjadi penolakan dari individu yang dibimbing.9. Asas keahlian,
yaitu konselor harus benar-benar terlatih, sehingga layanan
tersebut benar-benar profesional.10. Asas Alih tangan, yaitu
konselor bukanlah tenaga pekerja yang serba bisa, sehingga dalam
pemberian pelayanan ia perlu membatasi diri sesuai dengan
keahliannnya.11. Asas Tut wuri handayani , yaitu konselor
sewaktu-waktu siap membantunya bila dalam pelaksanaannya, klien
mengalami masalah atau benturan-benturan lain.
B. Tujuan Dan Fungsi Bimbingan Konseling1.Tujuan Bimbingan
konselingBerdasarkan penanganan oleh konselor dikemukakan oleh
Shertzer dan Stone yang dikutip oleh Mc Leod (2004) dapat diperinci
sebagai berikut:oMencapai kesehatan mental yang positif.Apabila
kesehatan mental tercapai maka individu memiliki integrasi,
penyesuaian, dan identifikasi positif terhadap orang lain. Individu
belajar menerima tanggung jawab, menjadi mandiri, dan mencapai
integrasi tingkah laku.oKeefektifan individu.Dalam konteks Layanan
bimbingan dan konseling di sekolah, bimbingan konseling diharapkan
membantu peserta didik dalam pengenalan diri, pengenalan lingkungan
dan pengambilan keputusan, serta memberikan arahan terhadap
perkembangan peserta didik; tidak hanya untuk peserta didik yang
bermasalah tetapi untuk seluruh peserta didik. Layanan bimbingan
dan konseling tidak terbatas pada peserta didik tertentu atau yang
perlu dipanggil saja, melainkan untuk seluruh peserta didik.
Tujuan layanan bimbingan ialah agar siswa dapat :1.Merencanakan
kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan-nya
di masa yang akan datang.2.Mengembangkan seluruh potensi dan
kekuatan yang dimiliki peserta didik secara optimal.3.Menyesuaikan
diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta
lingkungan kerjanya.4.Mengatasi hambatan dan kesulitan yang
dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan,
masyarakat, maupun lingkungan kerja.5.Untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut, mereka harus mendapatkan kesempatan untuk :6.Mengenal dan
memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas
perkembangannya.7.Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang
ada di lingkungannya, 8.Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana
hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut9.Memahami dan
mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri.10.Menggunakan kemampuannya
untuk kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tempat bekerja dan
masyarakat.11.Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari
lingkungannya.12.Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang
dimilikinya secara optimal.13.Pembuatan keputusan.Konseling
membantu individu mengkaji apa yang perlu dipilih, belajar membuat
alternatif-alternatif pilihan, dan selanjutnya menentukan pilihan
sehingga pada masa depan dapat membuat keputusan secara mandiri.
Perubahan tingkah laku.Fungsi Bimbingan Konseling1.Fungsi
Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan yang membantu peserta didik
(siswa) agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan
lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan
pemahaman ini, siswa diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya
secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara
dinamis dan konstruktif.2.Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang
berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi
berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk
mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik. Melalui
fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada siswa tentang cara
menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan
dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah layanan
orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang
perlu diinformasikan kepada para siswa dalam rangka mencegah
terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya :
bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop
out, dan pergaulan bebas (free sex).3.Fungsi Pengembangan, yaitu
fungsi bimbingan yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi
lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan siswa.
Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi
sebagaiteamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan
melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan
berkesinambungan dalam upaya membantu siswa mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini
adalah layanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah
pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata.4.Fungsi
Perbaikan (Penyembuhan), yaitu fungsi bimbingan yang bersifat
kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan
kepada siswa yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek
pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan
adalah konseling, danremedial teaching.5.Fungsi Penyaluran, yaitu
fungsi bimbingan dalam membantu siswa memilih kegiatan
ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan
penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat,
keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan
fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di
dalam maupun di luar lembaga pendidikan.6.Fungsi Adaptasi, yaitu
fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah
dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan
terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan
siswa (siswa). Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai
siswa, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam
memperlakukan siswa secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun
materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran,
maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan
kecepatan siswa.7.Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam
membantu siswa (siswa) agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan
lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
C. Prinsip-prinsip Bimbingan KonselingRumusan prinsip-prinsip
bimbingan konseling pada umumnya berkenaan dengan sasaran
pelayanan, masalah klien, tujuan dan proses penanganan masalah,
program pelayanan, penyelenggaraan pelayanan.Haditono (dalam Bimo
Walgito, 2010) mengemukakan 12 prinsip bimbingan sebagai
berikut:1.Bimbingan dan konseling di maksudkan untuk anak-anak,
orang dewasa dan orang yang sudah tua2.Tiap aspek dari kepribadian
seseorang menentukan tingkah laku orang itu. Dengan demikian,
bimbingan yang bertujuan memajukan penyesuaian individu harus pula
memajukan individu it dalam semua aspek-aspek tadi.3.Usaha-usaha
bimbingan pada prinsipnya harus menyeluruh kesemua orang yang
mempunyai berbagai masalah untuk yang butuh pertolongan4.Sehubungan
dengan prinsip yang kedua, semua guru di sekolah seharusnya menjadi
pembimbing karena semua murid juga membutuhkan bimbingan5.Sebaiknya
semua usaha pendidikan adalah bimbingan sehingga alat-alat dan
teknik mengajar juga sebaiknya mengandung suatu dasar pandangan
bimbingan6.Dalam memberikan suatu bimbingan harus diingat bahwa
semua orang, meskipun sama dalam sifat-sifatnya, namun tetap
mempunyai perbedaan-perbedaaan individual dan perbedaan tersebut
harus di perhatikan7.Supaya bimbingan dapat berhasil dengan baik,
di butuhkan pengertian yang mendalam mengenai orang yang di
bimbing8.Keduanya memerlukan sekumpulan catatan mengenai kemajuan
dan keadaan anak yang di bimbing tadi9.Haruslah di ingat bahwa
pergolakan-pergolakan sosial, ekoimo dan politik dapat menimbulkan
tingkah laku yang sukar atau penyesuaian yang salah10.Bagi
anak-anak haruslah kita ingat bahwa sikap orang tua dan suasana
rumah sangat mempengaruhi tingkah laku mereka11.Fungsi dari
bimbingan ialah menolong orang supaya berani dan dapat memikul
tanggung jawab sendiri dalam mengatasi kesukaran yang di
alaminya12.Usaha bimbingan harus bersifat fleksibel sesuai dengan
kebutuhan dan keadaan masyarakat, serta kebutuhan individual.Namun
secara lebih jelas yang sudah di sampaikan oleh banyak ahli bahwa
pada dasarnay rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling apa
umumnya berkenaan dengan sasaran layanan, masalah klien, tujuan dan
proses penangan masalah, program pelayanan dan penyelenggaraan
layanan (Prayitno & Amti, 2004).Berikut ini dicatatkan sejumlah
prinsip bimbingan konseling yang diramu dari sejumlah sumber
(Bernard dan Fullmer, 1969 dan 1979, Crow dan Crow,1960, Miller dan
Fruehling, 1978).1.Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran
pelayananSasaran pelayanan bimbingan dan konseling adalah peserta
didik (individu-individu), baik secara perseorangan maupun
kelompok. Individu-individu itu sangat bervariasi, misalnya dalam
hal umurnya, jenis kelaminnya, status sosial ekonomi keluarga,
kedudukan, pangkat dan jabatannya, keterikatannya terhadap suatu
lembaga tertentu, dan variasi-variasi lainnya. Berbagai variasi itu
menyebabkan individu yang satu berbeda dari yang lainnya.
Masing-masing individu adalah unik. Secara lebih khusus, yang
menjadi sasaran pelayanan pada umumnya adalah perkembangan dan
perikehidupan individu, tetapi secara lebih nyata dan langsung
adalah sikap dan tingkah lakunya. Sikap dan tingkah laku individu
sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek kepribadian dan kondisi diri
sendiri, serta kondisi lingkungannya. Variasi dan keunikan
individu, aspek-aspek pribadi dan lingkungan, serta sikap dan
tingkah laku individu dalam perkembangan dan kehidupannya itu
mendorong dirumuskannya prinsip-prinsip bimbingan dan konseling
sebagai berikut:1.Bimbingan konseling melayani semua individu,
tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, bangsa, agama dan status
sosial ekonomi.2.Bimbingan konseling berurusan dengan sikap dan
tingkah lakuindividu yang terbentuk dari berbagai aspek kepribadian
yang kompleks dan unik.3.Bimbingan konseling memperhatikan
sepenuhnya tahap-tahap dan berbagai aspek perkembangan
individu.4.Bimbingan konseling memberikan perhatian utama kepada
perbedaan individu atau yang menjadi orientasi pokok
pelayanannya.5.Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah
individual.
Berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kehidupan
individu tidaklah selalu positif. Faktor-faktor yang pengaruhnya
negatif akan menimbulkan hambatan-hambatan terhadap kelangsungan
perkembangan dan kehidupan individu yang akhirnya menimbulkan
masalah tertentu pada diri individu. Masalah-masalah yang timbul
sangat bervariasi. Secara ideal pelayanan bimbingan dan konseling
ingin membantu semua individu dengan berbagai masalahnya itu.
Namun, sesuai dengan keterbatasan yang ada pada dirinya sendiri,
pelayanan bimbingan dan konseling hanya mampu menangani masalah
klien secara terbatas. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan hal
itu adalah:1.Bimbingan konseling berurusan dengan hal-hal yang
menyangkut pengaruh kondisi mental atau fisik individu terhadap
penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah, serta dalam kaitannya
dengan kontak sosial dan pekerjaan dan sebaliknya pengaruh
lingkungan terhadapkondisi mental dan fisik individu.2.Kesenjangan
sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakan faktortimbulnya masalah
pada individu yang kesemuanya menjadi perhatianutama pelayanan
bimbingan konseling.3.Prinsip-prinsip berkenaan dengan program
pelayanan.Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling baik
diselenggarakan secara insidental maupun terprogram. Pelayanan
insidental diberikan kepada klien-klien yang secara langsung (tidak
terprogram atau terjadwal) kepada konselor untuk meminta bantuan.
Konselor memberikan pelayanan kepada klien secara langsung pula
sesuai dengan permasalahan klien pada waktu mereka itu datang.
Konselor memang tidak menyediakan program khusus untuk mereka.
Klien-klien insidental seperti itu biasanya datang dari luar
lembaga tempat konselor bertugas. Pelayanan insidental itu
merupakan pelayanan konselor yang sedang menjalankan praktek
pribadi.Untuk warga lembaga tempat konselor bertugas, yaitu warga
yang pemberian pelayanan bimbingan dan konselingnya menjadi
tanggung jawab konselor sepenuhnya. Konselor dituntut untuk
menyusun program pelayanan. Program ini berorientasi kepada seluruh
warga lembaga itu (misal sekolah atau kantor) dengan memperhatikan
variasi masalah yang mungkin timbul dan jenis layanan yang dapat
diselenggarakan, rentangan dan unit-unit waktu yang tersedia
(misalnya caturwulan, atau semester, atau bulan), ketersediaan
staf, kemungkinan hubungan antarpersonal dan lembaga,
kemudahan-kemudahan yang tersedia, dan faktor-faktor lainnya yang
dapat dimanfaatkan dan dikembangkan di lembaga tersebut.
Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program layanan bimbingan dan
konseling itu adalah seebagai berikut:1.Bimbingan konseling
merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pengembangan,
oleh karena itu program bimbingan konseling harus disusun dan
dipadukan sejalan dengan program pendidikan dan pengembangan secara
menyeluruh.2.Program bimbingan konseling harus fleksibel,
disesuaikan dengan kondisi lembaga (misalnya sekolah), kebutuhan
individu danmasyarakat.3.Program bimbingan konseling disusun dan
diselenggarakan secara berkesinambungan kepada anak-anak sampai
dengan orang dewasa, disekolah misalnya dari jenjang pendidikan
taman kanak-kanak sampaiperguruan tinggi.
- Prinsip-prinsip bimbingan konseling di sekolah :1.Konselor
harus memulai kariernya sejak awal dengan program kerjayang jelas,
dan memiliki kesiapan yang tinggi untuk melaksanakan program
tersebut.2.Konselor harus selalu mempertahankan sikap profesional
tanpamengganggu keharmonisan hubungan antara konselor dengan
personalsekolah lainnya dan siswa.3.Konselor bertanggungjawab untuk
memahami peranannya sebagai konselor profesional dan menerjemahkan
peranannya itu ke dalam kegiatan nyata.4.Konselor bertanggung jawab
kepada semua siswa, baik siswa-siswayang gagal, yang menimbulkan
gangguan, yang putus sekolah,permasalahan emosional, kesulitan
belajar.5.Konselor harus memahami dan mengembangkan kompetensi
untuk membantu siswa-siswa yang mengalami masalah dengan kadar
yangcukup parah.6.Konselor harus mampu bekerjasama secara efektif
dengan kepala sekolah, memberikan perhatian dan peka terhadap
kebutuhan harapan dan kecemasannya.
Menurut Tidjan dkk, prinsip-prinsip bimbingan dan konseling
dapat dijabarkan menjadi prinsip-prinsip umum dan prinsip-prinsip
khusus, yaitu sebagai berikut:1.Prinsip-prinsip umum1.Dasar
bimbingan dan konseling tidak dapat terlepas dari dasar pendidikan
dan dasar negara dimana bimbingan dan pendidikan itu berada di
dasar bimbingan dan konseling adalah Pancasila, yang merupakan
dasar falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia.2.Tujuan
bimbingan dan konseling tidak terlepas dari tujuan pendidikan pada
umumnya hingga tujuan bimbingan adalah membantu tercapainya tujuan
pendidikan.3.Fungsi bimbingan dan konseling adalah proses
pendidikan maupun pengajaran, sehingga langkah bimbingan dan
konseling harus sejalan dengan langkah-langkah
pendidikan.4.Bimbingan dan konseling diperuntukkan semua individu
normal tidak terbatas umur.5.Bimbingan adalah proses bantuan yang
diberikan kepada individu dalam proses perkembangannya.6.Bimbingan
lebih mengutamakan segi-segi preventif, disamping usaha-usaha yang
bersifat korektif, kuratif, maupun preservatif.7.Bimbingan harus
berpusat pada individu yang dibimbing.8.Bimbingan diberikan secara
profesianal, yaitu diberikan oleh orang-orang yang betul-betul ahli
dibidangnya dan dilaksanakan secara ilmiah sesuai dengan
prosedurnya.9.Bimbingan diberikan untuk membantu individu untuk
dapat menyatakan dirinya dan mengaktualisasikan dirinya, sehingga
akhirnya dapat membimbing dirinya sendiri.10.Bimbingan adalah
individualisasi dan sosialisasi dalam pendidikan.11.Bimbingan
diberikan sesuai dengan kode etik bimbingan dan
konseling.12.Program bimbingan harus senantiasa diadakan penilaian
teratur untuk mengetahui sampai dimana hasil dan manfaat yang
diperoleh.13.Prinsip-prinsip khusus
Terhadap prinsip-prinsip ini seperti yang telah digariskan oleh
Pedoman Pelaksanaan Kurikulum tahun 1975 Buku III C adalah sebagai
berikut:1.Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan individu
yang dibimbing (siswa).1.Layanan bimbingan harus diberikan kepada
semua siswa.2.Harus ada kriteria untuk mengatur prioritas pelayanan
bimbingan kepada siswa tertentu.3.Program bimbingan harus berpusat
pada siswa.4.Pelayanan bimbingn harus dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan individu yang bersangkutan secara serba ragam
dan serba luas.5.Keputusan terakhir dalam proses bimbingan
ditentukan oleh individu yang dibimbing.6.Individu yang mendapat
bimbingan harus berangsur-angsur harus dapat membimbing dirinya
sendiri.
Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan individu yang
memberikan bimbingan (konselor atau guru
pembimbing).1.Petugas-petugas bimbingan harus melakukan tugasnya
sesuai dengan kemampuannya masing-masing.2.Petugas bimbingan di
sekolah dipilih atas dasar kualifikasi kepribadian pendidikan,
pengalaman, dan kemampuannya.3.Petugas-petugas bimbingan harus
mendapat kesempatan untuk memperkembangkan dirinya serta
keahliannya melalui berbagai latihan penataran.4.Petugas-petugas
bimbingan hendaknya selalu mempergunakan informasi yang tersedia
mengenai individu yang dibimbing beserta lingkungannya, sebagai
bahan untuk membentuk individu yang bersangkutan kearah penyesuaian
diri yang lebih baik.5.Petugas-petugas bimbingan harus menghormati
dan menjaga kerahasiaan informasi tentang individu yang
dibimbingnya.6.Petugas-petugas bimbingan mempergunakan berbagai
jenis metode dan teknik yang tepat dalam melakukan
petugasnya.7.Petugas-petugas bimbingan hendaknya memperhatikan dan
mempergunakan hasil penelitian dalam bidang, seperti minat,
kemampuan, dan hasil belajar individu untuk kepentingan
perkembangan kurikulum sekolah yang bersangkutan.
Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan organisasi dan
administrasi bimbingan.1.Bimbingan harus dilaksanakan secara
kontinu.2.Dalam pelaksanaan bimbingan harus tersedia kartu pribadi
(cumulative record) bagi setiap individu.3.Program bimbingan harus
disusun sesuai dengan kebutuhan sekolah yang
bersangkutan.4.Pembagian waktu harus diatur untuk setiap petugas
secara baik.5.Bimbingan harus dilaksanakan dalam situasi individu
dalam situasi kelompok, sesuai dengan masalah dan metode yang
dipergunakan dalam memecahkan masalah tersebut.6.Sekolah harus
bekerja sama dengan lembaga-lembaga di luar sekolah yang
menyelenggarakan pelayanan yang berhubungan dengan bimbingan dan
konseling pada umumnya.7.Kepala sekolah memegang tanggung jawab
tertinggi dalam pelaksanaan dan perencanaan program bimbingan.
(Tidjan dkk, 2000: 15-17).
Sedangkan Holins dan Hollins (dalam Laksmi, 2003: 3-4)
mengemukakan beberapa prinsip bimbingan yang disebutnya sebagai
principles of guidance philosophy (prinsip-prinsip filsafat
bimbingan), yaitu:1.Penghargaan terhadap individu merupakan yang
paling utama.2.Tiap individu berbeda dari individu yang
lainnya.3.Perhatian pertama dari bimbingan adalah individu dalam
konteks sosial.4.Sikap dan persepsi pribadi dari individu merupakan
dasar dari perbuatan individu.5.Individu umumnya berbuat untuk
memperkuat gambaran pribadinya.6.Individu memiliki kemampuan bawaan
untuk dan dapat dibantu dalam melakukan pilihan yang akan
menuntunnya kepada pengarahan diri yang sejalan dengan
penyempurnaan sosial.7.Individu membutuhkan proses bimbingan sejak
masa kanak-kanak sampai usia dewasa.
D. Pendekatan Bimbingan KonselingDalam menguraikan
pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam bimbingan dan
konseling,Iis Haryati (2009) menyatakan bahwa setiap pendekatan
memiliki pandangan yang berbeda tentang sifat manusia, pribadi
manusia, kondisi manusia, dll. Pandangan tentang manusia ini akan
melahirkan konsep dan landasan filosofis mengenai bimbingan dan
koseling.Oleh karena itu,merujuk pada filosofis in, Iis Haryati,
yang mengutif pandangan Gerald Corey (2005), menguraikan berbagai
Pendekatan dalam bimbingan dan konseling, yaitu :a.Pendekatan
Psikoanalitik Manusia pada dasarnya ditentukan oleh energi psikis
dan pengalaman-pengalaman dini. Motif dan Konflik tak sadar adalah
sentral dalam tingkah laku sekarang. Adapun perkembangan dini
penting karena masalah-masalah kepribadian berakar pada
konflik-konflik masa kanak-kanak yang direpresi.b.Pendekatan
Eksistensial-Humanistik Berfokus pada sifat dari kondisi manusia
yang mencangkup kesanggupan untuk menyadari diri, kebebasan untuk
menentukan nasib sendiri, kebebasan dan tanggung jawab, kecemasan
sebagai suatu unsur dasar, pencarian makna yang unik di dalam dunia
yang tak bermakna, ketika sendirian dan ketika berada dalam
hubungan dengan oranglain, keterhinggan dan kematian dan
kecendrungan untuk mengaktualkan diri.c.Pendekatan Client-Centered
Pendekatan ini memandang manusia secaa positif bahwah manusia
memiliki suatu kecendrungan ke arah berfungsi penuh. dalam konyeks
hubungan konseling, klien mengalami perasaan-perasaan yang
sebelumnya diingkari. Klien mengaktualkan potensi dan bergerak
kearah peningkatan kesadaran, spontanitas, kepercayaan kepada diri,
dan keterarahan.d.Pendekatan Gestalt Manusia terdorongke arah
keseluruhan dan integrasi pemikiran perasaan serta tingkah laku.
Pandangannya antideterministik dalam arti individu dipandang
memiliki kesanggupan untuk menyadari bagaimana pengaruh masa lampau
berkaitan dengan kesulitan-kesulitan sekarang.e.Pendekatan Analisis
Transaksional Manusia dipandang memiliki kemampuan memilih. Apa
yang sebelumnya ditetapkan, bisa ditetapkan ulang.meskipun manusia
dapat menjadi korban dari putusan-putusan dini dan skenario
kehidupan, aspek-aspek yang mengalihkan diri bisa diubah dengan
kesadaran.f.Pendekatan Tingkah Laku Manusia dibentuk dan
dikondisikan oleh pengondisian sosial budaya Pandangan Determistik,
dalam arti, tingkah laku dipandang sebagai hasil belajar dan
pengondisian.g.Pendekatan Rasional Emotif Manusia dilahirkan dengan
potensi untuk berpikir rasional, tetapi juga dengan
kecendrungan-kecendrungan kearah berpikir curang. mereka cenderung
untuk menjadi korban dari keyakinan-keyakinan yang irasional dan
untuk mereindoktrinasi dengan keyakinan-keyakinan yang irasional
itu, tetapi berorientasi kognitif tingkahlaku tindakan, dan
menekankan berpikir, menilai, menganalisis, melakukan, dan
memutuskan ulang. modelnya adalah didaktif direktif, tetapi dilihat
sebagai reduksi.h.Pendekatan Realitas Pendekatan realitas
berlandaskan motivasi pertumbuhan dan antideterministik. Menurut
Prof. Dedi Supriadi (2004:213),berdasarkan agendanya, bimbingan
dapat dilakukan secara individual dan kelompok(group). bimbingan
dan konselingbyang dilakukan secara individual disebut "bibingan
individu", sedangkan bimbingan dan konseling yang dilakukan secara
berkelompok disebut "bimbingan kelompok".E. Ciri Pribadi
KonselorKepribadian konselor sangat menentukan hubungan yang
terjadi di dalam konseling pastoral. Kata kunci yang perlu dibangun
melalui kepribadian konselor ialah menjadi kepercayaan dari konseli
agar konseli merasa penting membukakan hal-hal yang ia rasakan
sangat berharga dalam permasalahannya atau beban-bebannya.Konselor
dalam pendampingan pastoral adalah menolong konseli atau fungsi
"sustaining" seperti yang terdapat pada kesimpulan Yehezkiel 34:16
dalam rangka pertanggungjawaban terhadap Allah berdasarkan kasih
Allah yang menyelamatkan.
Kasih adalah hukum Kristus dan kita diminta untuk saling
menolong (bndk. dengan Galatia 6:2). Dalam kaitan konseling, H.
Norman Wright dalam Konseling Krisis menyebutkan bahwa menolong
berarti membantu si konseli melakukan sesuatu untuk perbaikan
keadaannya. Menolong berarti menyokong atau meningkatkan
pertumbuhan seseorang dalam kekudusan, kebajikan, kasih karunia dan
hikmat Kristiani. Pribadi yang menolong adalah ungkapan belas
kasihan Yesus kepada orang yang telantar, sakit, terpenjara dan
semua orang yang terampas sukacitanya di jalan-jalan Yerikho
modern. Semua Injil memperlihatkan perhatian dan kasih Tuhan Yesus
kepada manusia.Seorang gembala dalam tugas pastoralnya merasakan
panggilan Allah terhadap dirinya yang mau memakai sejarah hidupnya
sendiri dalam praktik pastoral dan hal tersebut dilakukannya
sebagai arena pertanggungjawaban kepada Allah. Dalam praktik
pastoral, seorang gembala atau konselor harus tetap menyadari
kelemahan dan keterbatasannya, sehingga ia tetap menjadi rendah
hati dan sabar dalam mendengarkan dan menghargai konseli seperti
apa adanya demi pertumbuhan dan kebaikan konseli.Sukses tidaknya
dalam praktik konseling pastoral sangat tergantung pada kepribadian
konselor. Ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan oleh seorang
konselor, yaitu:1.Memiliki kepribadian yang kuat.Tanda kepribadian
yang tidak sehat, misalnya dalam hidup setiap hari sering dijumpai
hal yang aneh-aneh, antara lain bila bertemu dengan seseorang terus
merasa benci atau sebaliknya terus merasa simpati. Juga dasar
pengalaman yang aneh-aneh, misalnya sewaktu dia dulu anak-anak
pernah dipukul oleh orang yang tampangnya kurus, tinggi, dan
berkumis. Pengalaman ini terpendam. Setiap kali dia bertemu dengan
orang yang kurus, tinggi, dan berkumis, dia terus terpancing. Ini
semua tanda kepribadian yang tidak sehat. Seorang konselor harus
mampu mengontrol gejala seperti ini di dalam dirinya
sendiri.2.Bersikap menerima seseorang sebagaimana adanya.Menerima
seseorang sebagaimana adanya (as he/she as) adalah penting sekali.
Apabila konseli datang (masuk) dengan celana pendek, misalnya, atau
memaki-maki, atau tersenyum, jangan terus terpengaruh oleh
kemampuan konseling.3.Empati (Emphaty).Seorang konselor harus
menanamkan perasaan empati di dalam dirinya. Empati ialah mampu
merasakan problem seseorang seperti orang itu merasakannya (bndk.
Karo: kepate), namun konselor tidak bisa hanyut dalam perasaan
konseling.4.Jaminan Emosional.Seorang konselor harus mempunyai
jaminan emosional (emotional security). Apabila konseli menangis,
misalnya, konselor tidak usah ikut menangis. Apabila konseli
tertawa, konselor tidak perlu ikut tertawa. Seandainya konseli
mengharapkannya, cukuplah tersenyum saja. Tujuan kita berbuat
demikian agar kita (konselor) berfungsi sebagai cermin bagi
konseli, agar dia melihat dirinya sendiri melalui sikap kita
(konselor).5.Menghindari nasihat-nasihat.Memberikan nasihat-nasihat
adalah pekerjaan yang paling mudah, akan tetapi yang paling sulit
adalah menolong. Konselor harus menahan diri untuk tidak memberikan
atau menjejali nasihat-nasihat, kecuali di akhir pertemuan. Ini pun
hanya bila perlu. Menasihati sering disebut directive counseling.
Menasihati berarti konselor yang terus berbicara. Cara ini tidak
baik. Keadaan konseli jangan kita tinjau dari sudut moral dan
lantas kita memarahinya (misalnya, bagaimana konseli telah mencuri
uang ibunya, dan lain-lain). 6.Ilmu jiwa-dalam atau psikologi dan
psikoterapi.Konselor seharusnya telah mendapatkan latihan-latihan
konseling dan memahami ilmu jiwa-dalam, antara lain: Freud, Jung,
Adler, dan lain- lain. Penyakit gangguan jiwa ditentukan oleh ada
atau tidaknya rasa rendah diri yang tidak wajar (MC) sebagai hasil
persaingan ketika dia kalah. Belajarlah tentang psikoterapi, dan
sebaiknya seorang konselor pernah dikonseling (dianalisis).Siapakah
yang kita terima dalam konseling? Semua orang, kecuali orang gila
(Schizophrenia). Kita bisa menolong orang yang neurosis; tetapi
apabila dalam keadaan parah, orang tersebut perlu kita bawa ke
psikiater.Apa batas jiwa yang sehat dengan yang tidak sehat? Ada
dua jenis penyakit jiwa (mental illness) atau mental disorder,
yaitu:a.Neurosa (Neurosis);b.Psikhosa (Psychosis, gila).Penderita
neurosa pada umumnya masih bisa bekerja mencari makan, tetapi ia
sering terganggu oleh suatu gejala kejiwaan yang tidak bisa
dikontrol sendiri karena dia (konseli) tidak mengetahui apa
penyebabnya dan sejak kapan gejala itu menimpa dirinya.
KARAKTERISTIK KONSELOR YANG EFEKTIF1. Pengertian Konseling
efektifUntuk menjadi konselor yang profesional, seorang konselor
harus menjadi konselor yang efektif. Konselor yang efektif adalah
yang memiliki (a) pengetahuan akademik, (b) kualitas pribadi, dan
(c) keterampilan konseling.a. Pengetahuan akademikYang dimaksud
pengetahuan akademik disini adalah pengetahuan yang harus dimiliki
oleh seorang konselor yang berhubungan dengan bidang konseling.
Seorang konselor harus mengetahui layanan apa saja yang digunakan
dalam konseling, tahapan dalam konseling, pendekatan pendekatan
dalam pkonseling serta masih banyak lagi yang semuanya dapat
diperoleh dari pembelajaran pada waktu perkuliahan, seminar
seminar, workshop workshop yang dapat menunjang pengetahuan
akademik seorang konselor.b. Kualitas pribadiKualitas pribadi
merupakan kemampuan dari seorang konselor dalam melakukan
konseling. Kualitas pribadi seorang konselor yang efektif memiliki
ciri ciri sebagai berikut :1. Memiliki human interest (pribadi yang
menarik)2. Memiliki kemampuan untuk mendengar3. Memiliki kemampuan
berkomunikasi dengan nyaman4. Memiliki pemahaman tentang empati
yaitu kemampuan konselor untuk masuk kedalam internal frame of
reference (kerangka acuan pikir) klien dengan mengontrol peran dia
sebagai seorang konselor.5. Pemahaman secara penuh pada hal hal
emosi6. Selalu introspeksi diri7. Memiliki kemampuan untuk tidak
melayani dirinya sendiri8. Memiliki kemampuan untuk menahan
kedekatan emosional9. Memiliki sense of humor (mempunyai cita rasa
yang menyenangkan)10. Bekerja sesuai wewenang yang
dimilikinyaMenurut Eisenberg dan Delancy (1997) dalam Mappiare
mengemukakan ada 11 ciri ciri kualitas pribadi konselor yang
efektif(DYP. Mugiharso dan Mulawarman 2007 : 42). Ciri ciri
tersebut adalah sebagai berikut :1. Para konselor yang efektif
sangat terampil mendapatkan keterbukaan.2. Para konselor yang
efektif membangkitakan rasa percaya diri, kredibilitas, dan
keyakinan dari orang orang yang mereka bantu.3. Para konselor yang
efektif mampu menjangkau wawasan luas, seperti halnya mereka
mendapatkan keterbukaan.4. Berkomunikasi dengan hati hati dan
menghargai orang orang yang mereka upayakan dibantu.5. Mengaki dan
menghargai diri mereka sendiri dan tidak menyalahgunakan orang
orang yang mereka coba bantu untuk memuaskan kebutuhan pribadi
mereka sendiri.6. Mempunyai pengetahuan khusus dalam beberapa
bidang keahlian yang mempunyai nilai bagi orang orang tertentu yang
akan dibantu.7. Para konselor yang efektif berusaha memahami, bukan
menghakimi tingkah laku orang yang diupayakan dibantu8. Mampu
bernalar secara sistematis dan berpikir dengan pola sistem9.
Berpandangan mutakhir dan memiliki wawasan luas terhadap peristiwa
peristiwa yang berkenaan dengan manusia.10. Mampu mengidentifikasi
pola tingkah laku yang merusak diri (self defeating) dan membantu
orang lain untuk berubah dari perilaku merusak diri ke pola pola
tingkah laku yang secara pribadi memuaskan.11. Sangat terampil
membantu orang lain melihat diri sendiri dan merespon secara tidak
defensif terhadap pertanyaan siapakah saya ?c. Keterampilan
konselingSeorang konselor efektif harus mempunyai keterampilan
konseling agar mampu melaksanakan konseling. Diantaranya :1.
Ketrampilan antar pribadiKetrampilan antar pribadi mencakup
kemampuan konselor dalam mendampingi klien, mendengarkan mereka,
dan mendorong mereka menceritakan apa saja yang ada dalam benak
mereka serta kemampuan konselor mendemonstrasikan perilaku
mendengar, berkomunikasi, empati, kehadiran, kesadaran komunikasi
non verbal, sensitivitas terhadap kulitas suara, responsivitas
terhadap ekspresi emosi, pengambilalihan, penstrukturan waktu, dan
menggunakan bahasa.
2. Keterampilan intervensiAdalah kemampuan konselor untuk
melibatkan klien dalam pemecahan masalah. Dalam proses pemecahan
masalah, konselor perlu memiliki pengetahuan tentang berbagai
strategi dan car yang berbeda untuk menolong klien menghadapi
masalah.3. Keterampilan integrasiKeterampilan ini mengacu pada
kemampuan kemampuan konselor untuk menerapkan strategi - strategi
pada situasi situasi khusus, sambil mengingat konteks budaya dan
sosio ekonomi klien. Hal ini karena konseling tidak dapat
dipraktikan tanpa memperhatikan konteks budaya. Setiap klien yang
hadir dengan cara pikir tertentu yang sebagian besar dipengaruhi
oleh sistem nilai dan sistem budayanya.2. Karakteristik konselor
yang efektif Seorang konselor yang efektif harus memenuhi beberapa
persyaratan agar dapat berhasil dalam melaksanakan profesinya.
Menurut Carl Rogers (1971) dalam Jeanette (2006) menyebutkan ada
tiga karakteristik utama yang harus dimilki oleh seorang konselor
yang efektif, yaitu :1. Cogruence (genuineness, authenticity)Maksud
dari kongruensi adalah bahwa seorang konselor yang efektif mampu
membedakan individu mana yang betul betul sesungguhna adalah
dirinya, yang benar benar mengatakan apa yang ingin dikatakannya
(means exactly what he says), dan perasaan yang ada di dalam lubuk
hatinya yang terdalam adalah sama dengan yang dia ekspresikan.
Orang semacam ini menerima perasaan perasaanyang ada di dalam
dirinya dan orang lain paham di mana dia berdiri. Dia adalah
dirinya sendiri dan perasaan serta reaksinya sesuai dan tepat sama
dengan yang ada di dalam kesadarannya tentang perasaan perasaan dan
reaksi reaksinya ini.Kongruensi sangat penting sebagai dasar sikap
yang harus dimiliki oleh seorang konselor. Konselor harus paham
tentang dirinya sendiri, baik pikiran, perasaan, dan pengalamannya
harus serasi. Kalau seseorang mempunyai pengalaman marah, maka
perasaan dan pikirannya harus marah, yang tercermin pula dalam
tindakannya. Konselor harus memahami bias bias yang ada dalam
dirinya, prasangka prasangka yang mewarnai pikirannya dan juga
harus tahu kelemahan dan aset aset yang dipunyainya. Jika konselor
menyadari hal ini.ia dapat membuat pembedaan antara dirinya dan
orang lain dan tahu bahwa orang lain bukan dirinya. 2.
Unconditional positive regard (acceptance)Penerimaan tanpa syarat
atau respek kepada klien harus mampu ditunjukkan oleh seorang
koselor kepada kliennya. Seorang konselor harus dapat menerima
bahwa orang orang yang dihadapinya mempunyai nilai nilai sendiri,
kebutuhan kebutuhan sendiri yang lain daripada yang dimiliki
olehnya.3. EmpathyEmpati adalah kemampuan untuk mengetahui
bagaimana merasakan perasaan orang lain. Secara sederhana, empati
dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk membayangkan diri
sendiri berada pada tempat dan pemahaman yang dimiliki orang lain,
mencakup perasaan, hasrat, ide-ide, dan tindakan-tindakannya.Dalam
dunia konseling, pada dasarnya seorang konselor bekerja atas dasar
dan melalui proses empati. Pada proses konseling, baik konselor
maupun konseli dibawa keluar dari dalam dirinya dan bergabung dalam
kesatuan psikis yang sama. Emosi dan keinginan keduanya menjadi
bagian dari kesatuan psikis yang baru ini. Sebagai konsekuensinya,
masalah masalah konseli akan ditimpakan kepada seorang manusia
baru, dan dalam hal ini konselor menanggung setengahnya. Stabilitas
psikologis dari kejelasan pikiran, keberanian dan kekuatan
keinginan yang dimilki konselor akan menyusup kedalam diri konseli,
dan memberikan bantuan yang besar dalam perjuangan kepribadiannya.
Untuk itu seorang konselor harus mempunyai empati.Menurut Cavanagh
(1982) kualitas pribadi konselor ditandai dengan beberapa
karakteristik sebagai berikut:1. Self-knowledge (Pemahaman
diri)Self-knowledge ini berarti bahwa konselor memahami dirinya
dengan baik, dia memahami secara pasti apa yang dia lakukan,
mengapa dia melakukan hal itu, dan masalah apa yang harus dia
selesaikan. Pemahaman diri sangat penting bagi konselor, karena
beberapa alasan berikut. Konselor yang memiliki persepsi yang
akurat tentang dirinya cenderung akan memiliki persepsi yang akurat
pula tentang orang lain atau klien (konselor akan lebih mampu
mengenal diri orang lain secara tepat pula). Konselor yang terampil
dalam memahami dirinya, maka dia akan terampil juga memahami orang
lain. Konselor yang memahami dirinya, maka dia akan mampu mengajar
cara memahami diri itu kepada orang lain. Pemahaman tentang diri
memungkinkan konselor untuk dapat merasa dan berkomunikasi secara
jujur dengan klien pada saat proses konseling berlangsung.Konselor
yang memiliki tingkat self-knowledge yang baik akan menunjukkan
sifat-sifat berikut. Konselor menyadari dengan baik tentang
kebutuhan dirinya. Sebagai konselor dia memiliki kebutuhan diri,
seperti : (a) kebutuhan untuk sukses; (b) kebutuhan merasa penting,
dihargai, superior, dan kuat. Konselor menyadari dengan baik
tentang perasaan-perasaannya. Perasaan-perasaan itu seperti : rasa
marah, takut, bersalah, dan cinta. Ketidaksadaran konselor akan
perasaannya dapat berakibat buruk terhadap proses konseling.
Konselor menyadari tentang apa yang membuat dirinya cemas dalam
konseling, dan apa yang menyebabkan dirinya melakukan pertahanan
diri dalam rangka mereduksi kecemasan tersebut. Konselor memahami
atau mengakui kelebihan (kekuatan) atau kelemahan (kekurangan)
dirinya.2. Competence (Kompeten)Yang dimaksud kompeten disini
adalah bahwa konselor itu memiliki kualitas fisik, intelektual,
emosional, sosial, dan moral sebagai pribadi yang berguna.
Kompetensi sangatlah penting bagi konselor, sebab klien yang
dikonseling akan belajar dan mengembangkan kompetensi-kompetensi
yang diperlukan untuk mencapai kehidupan yang efektif dan bahagia.
Dalam hal ini, konselor berperan untuk mengajar
kompetensi-kompetensi tersebut kepada klien.Konselor yang lemah
fisiknya, lemah kemampuan intelektualnya, sensitif emosinya, kurang
memiliki kemampuan dalam berhubungan sosial, dan kurang memahami
nilai-nilai moral maka dia tidak akan mampu mengajarkan
kompetensi-kompetensi tersebut kepada klien.Konselor yang memiliki
kompetensi melahirkan rasa percaya pada diri klien untuk meminta
bantuan konseling terhadap konselor tersebut. Di samping itu
kompetensi ini juga sangat penting bagi efisiensi waktu pelaksanaan
konseling.Konselor yang senantiasa berusaha meningkatkan kualitas
kompetensinya, akan menampilkan sifat-sifat atau kualitas perilaku
sebagai berikut. Secara terus menerus meningkatkan pengetahuannya
tentang tingkah laku dan konseling dengan banyak membaca atau
menelaah buku-buku atau jurnal-jurnal yang relevan; menghadiri
acara-acara seminar dan diskusi tentang berbagai hal yang terkait
dengan profesinya. Menemukan pengalaman-pengalaman hidup baru yang
membantunya untuk lebih mempertajam kompetensi, dan mengembangkan
keterampilan konselingnya. Upaya itu ditempuhnya dengan cara
menerima resiko, tanggung jawab, dan tantangan-tantangan yang dapat
menimbulkan rasa cemas. Kemudian dia menggunakan rasa cemas itu
untuk mengaktualisasikan potensi-potensinya. Mencoba
gagasan-gagasan atau pendekatan-pendekatan baru dalam konseling.
Mereka senantiasa mencari cara-cara yang paling tepat atau berguna
untuk membantu klien. Mengevaluasi efektivitas konseling yang
dilakukannya, dengan menelaah setiap pertemuan konseling, agar
dapat bekerja lebih produktif. Melakukan kegiatan tindak lanjut
terhadap hasil evaluasi yang telah dilaksanakan untuk mengembangkan
atau memperbaiki proses konseling.3. Good Psychological Health
(Kesehatan Psikologis yang Baik)Konselor dituntut untuk memiliki
kesehatan psikologis yang lebih baik dari kliennya. Hal ini penting
karena mendasari pemahamannya terhadap perilaku dan keterampilan.
Ketika konselor memahami bahwa kesehatan psikologis yang
dikembangkan melalui konseling, maka dia membangun proses konseling
tersebut secara lebih positif. Apabila konselor tidak mendasarkan
konseling tersebut kepada pengembangan kesehatan psikologis, maka
dia akan mengalami kebingungan dalam menetapkan arah konseling yang
ditempuhnya.Konselor merupakan model dalam berperilaku, apakah dia
menyadarinya atau tidak. Setiap pertemuan konseling merupakan suatu
periode pengawasan yang begitu intensif terhadap tingkah laku yang
adaptif. Ketika konselor kurang memiliki kesehatan psikologis, maka
perannya sebagai model berperilaku bagi klien menjadi tidak
efektif, bahkan dapat menimbulkan kecemasan bagi klien. Apabila itu
terjadi, maka konselor bukan berperan sebagai penolong dalam
memecahkan masalah, tetapi justru sebagai pemicu masalah
klien.Kesehatan psikologis konselor yang baik sangat berguna bagi
hubungan konseling. Karena apabila konselor kurang sehat psikisnya,
maka dia akan teracuni atau terkontaminasi oleh kebutuhan-kebutuhan
sendiri, persepsi yang subjektif, nilai-nilai yang keliru, dan
kebingungan.Konselor yang kesehatan psikologisnya baik memiliki
kualitas sebagai berikut. Memperoleh pemuasan kebutuhan rasa aman,
cinta, kekuatan, dan seks. Dapat mengatasi masalah-masalah pribadi
yang dihadapinya. Menyadari kelemahan atau keterbatasan kemampuan
dirinya. Tidak hanya berjuang untuk hidup, tetapi juga menciptakan
kehidupan yang lebih baik. Konselor dapat menikmati kehidupan
secara nyaman. Dia melakukan aktivitas-aktivitas yang positif,
seperti : membaca, menulis, bertamasya, bermain (beroolah raga),
dan berteman.4. Trustworthiness (Dapat Dipercaya)Kualitas Ini
berarti bahwa konselor itu tidak menjadi ancaman atau penyebab
kecemasan bagi klien. Kualitas konselor yang dapat dipercaya sangat
penting dalam konseling, karena beberapa alasan, yaitu sebagai
berikut. Esensi tujuan konseling adalah mendorong klien untuk
mengemukakan masalah dirinya yang paling dalam. Dalam hal ini,
klien harus merasa bahwa konselor itu dapat memahami dan mau
menerima curahan hatinya (curhatnya) dengan tanpa penolakan. Jika
klien tidak memiliki rasa percaya ini, maka rasa frustrasi lah yang
menjadi hasil konseling. Klien dalam konseling perlu mempercayai
karakter dan motivasi konselor. Artinya klien percaya bahwa
konselor mempunyai motivasi untuk membantunya. Apabila klien
mendapat penerimaan dan kepercayaan dari konselor, maka akan
berkembang dalam dirinya sikap percaya terhadap dirinya
sendiri.Konselor yang dipercaya cenderung memiliki kualitas sikap
dan perilaku sebagai berikut. Memiliki pribadi yang konsisten Dapat
dipercaya oleh orang lain, baik ucapannya maupun perbuatannya Tidak
pernah membuat orang lain (klien) kecewa atau kesal Bertanggung
jawab, mampu merespon orang lain secara utuh, tidak inkar janji,
dan mau membantu secara penuh.5. Honesty (Jujur)Yang dimaksud jujur
disini adalah bahwa konselor itu bersikap transparan (terbuka),
autentik, dan asli (genuine). Sikap jujur ini penting dalam
konseling, karena alasan-alasan berikut. Sikap keterbukaan
memungkinkan konselor dan klien untuk menjalin hubungan psikologis
yang lebih dekat satu sama lainnya di dalam proses konseling.
Konselor yang menutup atau menyembunyikan bagian-bagian dirinya
terhadap klien dapat menghalangi terjadinya relasi yang lebih
dekat. Kedekatan hubungan psikologis sangat penting dalam
konseling, sebab dapat menimbulkan hubungan yang langsung dan
terbuka antara konselor dengan klien. Apabila terjadi ketertutupan
dalam konseling dapat menyebabkan merintangi perkembangan klien.
Kejujuran memungkinkan konselor dapat memberikan umpan balik secara
objektif kepada klien.Konselor yang jujur memiliki karakteristik
sebagai berikut. Bersikap kongruen, artinya sifat-sifat dirinya
yang dipersepsi oleh dirinya sendiri (real self) sama sebangun
dengan yang dipersepsi oleh orang lain (public self). Memiliki
pemahaman yang jelas tentang makna kejujuran.6. Strength
(Kekuatan)Kekuatan atau kemampuan konselor sangat penting dalam
konseling, sebab dengan hal itu klien akan merasa aman. Klien
memandang konselor sebagai orang yang (a) tabah dalam menghadapi
masalah, (b) dapat mendorong klien untuk mengatasi masalahnya, dan
(c) dapat menanggulangi kebutuhan dan masalah pribadi.Konselor yang
memiliki kekuatan cenderung menampilkan kualitas sikap dan perilaku
berikut. Dapat membuat batasan waktu yang pantas dalam konseling.
Bersifat fleksibel Memiliki identitas diri yang jelas.7. Warmth
(Bersikap Hangat)Yang dimaksud bersikap hangat itu adalah : ramah,
penuh perhatian, dan memberikan kasih sayang. Klien yang datang
meminta bantuan konselor, pada umumnya yang kurang mengalami
kehangatan dalam hidupnya, sehingga dia kehilangan kemampuan untuk
bersikap ramah, memberikan perhatian, dan kasih sayang. Melalui
konseling, klien ingin mendapatkan rasa hangat tersebut dan
melakukan sharing dengan konselor. Apabila hal itu diperoleh, maka
klien dapat mengalami perasaan yang nyaman.8. Actives
responsivenessKeterlibatan konselor dalam proses konseling bersifat
dinamis, tidak pasif. Melalui respon yang aktif, konselor dapat
mengkomunikasikan perhatian dirinya terhadap kebutuhan klien.
Disini, konselor mengajukan pertanyaan yang tepat, memberikan umpan
balik yang bermanfaat, memberikan informasi yang berguna,
mengemukakan gagasan-gagasan baru, berdiskusi dengan klien tentang
cara mengambil keputusan yang tepat, dan membagi tanggung jawab
dengan klien dalam proses konseling.9. Patience (Sabar)Melalui
kesabaran konselor dalam proses konseling dapat membantu klien
untuk mengembangkan dirinya secara alami. Sikap sabar konselor
menunjukkan lebih memperhatikan diri klien daripada hasilnya.
Konselor yang sabar cenderung menampilkan kualitas sikap dan
perilaku sebagai berikut.10. Sensitivity (kepekaan)Kualitas ini
berarti bahwa konselor menyadari tentang adanya dinamika psikologis
yang tersembunyi atau sifat-sifat mudah tersinggung, baik pada diri
klien maupun dirinya sendiri.Klien yang datang untuk meminta
bantuan konselor pada umumnya tidak menyadari masalah yang
sebenarnya mereka hadapi. Bahkan ada yang tidak menyadari bahwa
dirinya bermasalah. Pada diri mereka hanya nampak gejala-gejalanya
(pseudo masalah), sementara yang sebenarnya tertutup oleh perilaku
pertahanan dirinya. Konselor yang sensitif akan mampu mengungkap
atau menganalisis apa masalah sebenarnya yang dihadapi klien.
Konselor yang sensitif memiliki kualitas perilaku berikut. Sensitif
terhadap reaksi dirinya sendiri Mengetahui kapan, dimana, dan
berapa lama mengungkap masalah klien (probing) Mengajukan
pertanyaan tentang persepsi klien tentang masalah yang dihadapinya
Sensitif terhadap sifat-sifat mudah tersinggung dirinya.11.
Holistic awareness (Kesadaran Holistik)Pendekatan holistik dalam
konseling berarti bahwa konselor memahami klien secara utuh dan
tidak mendekatinya secara serpihan. Namun begitu bukan berarti
bahwa konselor sebagai seorang ahli dalam segala hal, disini
menunjukkan bahwa konselor perlu memahami adanya berbagai dimensi
yang menimbulkan masalah klien, dan memahami bagaimana dimensi yang
satu memberi pengaruh terhadap dimensi yang lainnya.
Dimensi-dimensi itu meliputi : fisik, intelektual, emosi, sosial,
seksual, dan moral-spiritual.Konselor yang memiliki kesadaran
holistik cenderung menampilkan karakteristik sebagai barikut.
Menyadari secara akurat tentang dimensi-dimensi kepribadian yang
kompleks Menemukan cara memberikan konsultasi yang tepat dan
mempertimbangkan tentang perlunya referal (rujukan) Akrab dan
terbuka terhadap berbagai teori.Shertzer dan Stone (1971)
mengemukakan beberapa pendapat tentangkarakteristik konselor yang
efektif, yaitu sebagai berikut. Menurut NVGA (National Vocational
Guidance Association) konselor yang berkualitas itu ditandai dengan
sifat-sifat : (a) mempunyai minat untuk membantu orang lain, (b)
sabar, (c) sensitif terhadap reaksi dan sikap orang lain, (d)
emosinya stabil, dan (e) dapat dipercaya. Hamrin dan Paulson
mengemukakan sifat-sifat konselor yang baik, yaitu : (a) memahami
diri sendiri dan klien, (b) simpatik, (c) bersahabat, (d) memiliki
sense of humor, (c) emosinya stabil, (d) toleran, (e)
bersih-tertib, (f) sabar, (g) objektif, (h) ikhlas, (I) bijaksana,
(j) jujur-terbuka, (k) kalem, (l) lapang hati, (m) menyenangkan,
(n) memiliki kecerdasan sosial, (o) bersikap tenang. Council of
Student Personnel Association in Higher Education merekomendasikan
kualitas konselor, yaitu : (a) memiliki perhatian terhadap
mahasiswa, (b) percaya terhadap kemampuan mahasiswa, (c) memahami
aspirasi mahasiswa, (d) memiliki perhatian terhadap pendidikan, (e)
sehat jasmani rohani, (f) memiliki kemauan untuk membantu orang
lain, (g) respek terhadap orang lain, (h) sabar, dan (I) memiliki
rasa humor. Association for Counselor Education & Supervision
mengemukakan 6 sifat dasar konselor, yaitu : (a) percaya terhadap
individu, (b) komitmen terhadap nilai manusiawi individu, (c)
memahami perkembangan lingkungan, (d) bersikap terbuka, (e)
memahami diri, (f) komitmen terhadap profesi.Thohari Musnamar dkk.
(1992) mengemukakan sifat kepriibadain yang baik (akhlaqul-karimah)
konselor, yaitu : (a) siddiq, mencintai dan membenarkan kebenaran,
(b) amanah,bisa dipercaya, (c) tabligh, mau menyampaikan apa yang
layak disampaikan, (d) fatonah, cerdas atau berpengetahuan, (e)
mukhlis, ikhlas dalam menjalankan tugas, (f) sabar, artinya ulet,
tabah, tidak mudah putus asa, tudak mudah marah, dan mau
mendengarkan keluh kesah klien dengan penuh perhatian, (g) tawadlu,
rendah hati atau tidak sombong, (h) saleh, artinya mencintai,
melakukan, membina, dan menyokong kebaikan, (I) adil, mampu
mendudukkan persoalan secara proporsional, dan (j) mampu
mengendalikan diri, menjaga kehormatan diri dan klien.Menurut
Brammer (1985) dalam DYP. Sugiharto dan mulawarman (2007) ada 7
karakteristik pribadi yang harus dimiliki oleh seorang konselor,
yaitu :1. Kesadaran akan diri dan nilai nilai2. Kesadaran akan
pengalaman budaya .3. Kemampuan menganilisis kemampuan konselor
sendiri.4. Kemampuan sebagai teladan atau model5. Altruisme6.
Penghayatan etik yang kuat7. Tanggung jawabMenurut Surya (2003) ada
beberapa karakteristik kualitas konselor yang efektif , yaitu :1.
Pengetahuan mengenai diri sendiriArtinya seorang konselor memahami
dengan baik baik dirinya, apa yang dilakukannya, masalah yang
dihadapinya, dan masalah klien yang terkait dengan konseling.2.
KompetensiKompetensi mempunyai makna sebagai kualitas fisik,
intelektual, emosional, sosial, dan moral yang harus dimiliki
konselor dalam membantu klien. Kompetensi sangat penting bagi
konselor, karena klien datang pada konseling untuk belajar dan
mengembangkan kompetensi yang dibutuhkan untuk mencapai yang lebih
efektif dan bahagia. 3. Kesehatan psikologis yang baikSeorang
konselor harus memiliki kesehatan psikis yang lebih daripada
kliennya. Kesehatan psikologis yang baik bagi seorang konselor akan
mendasari pemahaman perilaku dan keterampilan dan pada gilirannya
akan mengembangkan satu daya positif dalam konseling.4. Dapat
dipercayaArtinya seorang konselor bukan sebagai suatu ancaman bagi
klien dalam konseling, namun sebagai pihak yang memberikan rasa
aman dapat dipercaya dapat diwujudkan dalam hal sebagai berikut :a.
Menepati janji dalam setiap perjanjian konselingb. Dapat menjamin
kerahasiaan klienc. Bertanggung jawab terhadap semua ucapannya
dalam konseling5. KejujuranArtinya seorang konselor harus terbuka,
otentik, dan sejati dalam penampilannya. Hal ini sangat penting
mengingat bahwa keterbukaan atau kejujuran memudahkan konselor
berinteraksi dalam suasana keakraban psikologis, dan konselor dapat
menjadi model bagaimana menjadi manusia jujur dengan cara cara yang
konstruktif.6. Kekuatan atau dayaArtinya bahwa seorang konselor
memerlukan kekuatan untuk mengatasi serangan dan manipulasi klien
dalam konseling7. KehangatanArtinya sebagai suatu konsidi yang
mampu menjadi pihak yang ramah, peduli, dan dapat menghibur orang
lain. Kehangatan diperlukan dalam konseling karena dapat mencairkan
kebekuan suasana, mengundang untuk berbagi pengalaman emosional dan
memungkinkan klien hangat dengan dirinya. 8. Pendengar yang
aktifMenjadi pendengar yang aktif bagi konselor sangatlah pensting
karena dapat menunjukkan komunikasi dengan penuh kepedulian,
merangsang dan memberanikan klien untuk berinteraksi spontan
terhadap konselor, dan klien membutuhkan gagasan baru.9.
KesabaranDalam proses konseling, konselor tidak dapat memaksa atau
mempercepat pertumbuhan psikologis klien untuk segera mengubah
perilaku yang malapdatif. Hal ini membutuhkan kesabaran untuk
mencapai keberhasilan sehingga konselor tidak memfokuskan pada
klien akan tetapi lebih banyak terfokus pada cara dan tujuan.10.
KepekaanArtinya seorang konselor sadar akan kehalusan dinamika yang
timbul dalaam diri klien dan konselor sendiri. Kepekaan diri
konselor sangat penting dalam konseling karena hal tersebur akan
memberikan rasa aman bagi klien dan akan lebih percaya diri
manakala berkonsultasi dengan konselor yang memiliki kepekaan.11.
KebebasanKonselor yang mempunyai kebebasan mampu memberikan
pengaruh secara signifikan dalam kehidupan klien, sambil konselorr
memahami klien secara lebih nyata. Dalam hal ini konselor tidak
memaksakan kehendak maupuan nilai nilai yang dimilikinya, walaupun
setiap konselor membawa nilai nilai yang akan berpengaruh pada
proses konseling.12. Kesadaran holistik atau utuhArtinya konselor
menyadari keseluruhan pribadi maupun tampilan klien dan tidak
memandang klien dari satu aspek tertentu saja. Dengan demikian,
konselor mampu memahami klien dari berbagai dimensi (dimensi
pikiran, perasaan atau tindakannya).
F. Froses dalam Bimbingan dan Konseling :Bimbingan dan konseling
tidak dapat dipisahkan kegiatannya, sehingga memiliki beberpa fase
sebelum melakukannya, yaitu:1. Fase Persiapana. Pengumpulan bahan
(data)b. Pengolahan datac. Mengambil kesimpulan atas data yang ada
(diagnosa)d. Menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan pada
saat konseling
2. Fase Konselinga. Memberikan konseling atas dasar rencana yang
telah dibuatnya pada fase persiapanb. Pemberian konseling ini dapat
dilakukan bermacam-macam teknik, sesuai dengan klien anak yang
dihadapi, dapat dengan non-direktif ataupun dengan direktif.3. Fase
Follow upa. Mengikuti akibat proses konseling yang telah
dilakukanb. Fase ini merupakan ukuran tepat tidaknya, dijalankan
atau tidaknya semua masalah (pembahasan) pada saat konseling.
SOAL & RINGKASAN BAB 3
A. SOAL1. Suatu proses yang membantu individu (klien) secara
perorangan dalam situasi hubungan tatap muka, dalam rangka
mengembangkan diri atau memecahkan masalah yang dihadapinya
merupakan definisi dari.....a. Konselingb. Bimbinganc. Konselord.
Curahan hatie. Konsultasi2. Yang bukan merupakan prinsip-prinsip
dalam bimbingan dan konseling adalah.....a. Bimbingan dan konseling
diperuntukkan bagi semua konselingb. Bimbingan dan konseling
sebagai proses individuasic. Bimbingan dan konseling menekankan hal
yang positifd. Bimbingan dan konseling berlangsung dalam berbagai
setting kehidupane. Bimbingan dan konseling merupakan usaha
individu itu sendiri3. Mengembangkan kemampuan konseling dalam
memecahkan masalahnya dan mengambil keputusan
merupakan......bimbingana. Prinsipb. Tujuanc. Perand. Ciri-cirie.
Peran4.Menurut Murro dan Kottman dalam program bimbingan
perkembangan yang komprehensif terdiri atas.....komponen.a. 1b. 2c.
3d. 4e. 55.Layanan bimbingan yang bertujuan membantu konseling
membuat dan mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan, karier,
atau kehidupan sosial pribadinya adalah.....a. Layanan dasar
bimbinganb. Layanan responsifc. Sistem perencanaan individuald.
Dukungan sisteme. Penyusunan rencana kegiatan6. Dalam penilaian
program kegiatan bimbingan ada dua penilaian yaitu penilaian proses
dan penilaian hasil. Yang dimaksud dalam penilaian proses
adalah.....a. Untuk mengetahui sampai sejauh mana keefektifan
layanan bimbingan dilihat pada saat bimbinganb. Untuk memperoleh
informasi keefektifan layanan bimbingan dilihat dari sisi hasilc.
Untuk layanan umum yang terarah pada pengembangan perilaku atau
kompetensi yang harus dikuasai individu sesuai dengan tugas-tugas
perkembangannyad. Untuk realisasi rencana program bimbingan yang
telah disusun.e. Semua benar7. Proses pemberian bantuan yang
dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa
individu, baik anak-anak, remaja atau orang dewasa, agar dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku merupakan
pengertian dari.....a. Prayitno dan Erman Amtib. Bimo Walgitoc.
Jonesd. Yusuf dan Nurihsane. Murro dan Kottman8. Prinsip-prinsip
yang perlu diperhatikan dalam bimbingan dan konseling pendidikan
adalah.....a. Bimbingan harus berpusat pada anak yang dibimbingb.
Bimbingan diberikan kepada semua anak dan bukan hanya untuk anak
yang menghadapi masalahc. Kegiatan bimbingan mencakup seluruh
kemampuan perkembangan anak yang meliputi kemampuan fisik-motorik,
kecerdasan, sosial maupun emosionald. Semua kebutuhan dianalisis
untuk ditetapkan kebutuhan mana yang akan diprioritaskan untuk
diberikan layanan bimbingan dan konseling.e. Bimbingan harus
fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan serta perkembangan anak9.
Layanan bimbingan yang bertujuan membantu memenuhi kebutuhan yang
sangat penting bagi konseling dan lebih bersifat preventif atau
bahkan kuratif adalah.....a. Layanan dasar bimbinganb. Layanan
responsifc. Sistem perencanaan individuald. Dukungan sisteme.
Penyusunan rencana kegiatan10.Orientasi yang proses konseling yang
berfokus pada permasalahan yang dihadapi konseling adalah.....a.
Orientasi individual tiap individu berbedab. Orientasi
perkembanganc. Orientasi permasalahand. Semua benare. Semua
salah
B. RINGKASANPendidikan sangat penting dan bersifat mutlak baik
bagi kehidupan seseorang, keluarga maupun bangsa dan negara.
Pendidikan harus dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam
mewujudkan Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan kehidupan
yang layak (UUD 1945 pasal 27). Pendidikan sewajarnya dilakukan
sedini mungkin, agar anak dapat tumbuh dan berkembang sebagai
individu yang cerdas baik secara intelektual, emosional maupun
spiritual. Selanjutnya secara dini pula orang dewasa (guru dan
orang tua) perlu memahami dan membantu membimbing anak agar
berbagai aspek perkembangan dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal.Tujuan pendidikan mensyaratkan perkembangan kemampuan siswa
secara optimal, dengan kemampuan untuk berkreasi, mandiri,
bertanggung jawab dan dapat memecahkan masalah yang dihadapi.
Sebagai individu, siswa memiliki berbagai potensi yang dapat
dikembangkan. Namun pada kenyataannya, tidak semua siswa menyadari
potensi yang dimiliki untuk kemudian memahami dan mengembangkannya.
Disisi lain sebagai individu yang berinteraksi dengan lingkungan,
siswa juga tidak dapat lepas dari masalah. Menyadari hal tersebut,
siswa membutuhkan bantuan dan bimbingan orang lain agar dapat
bertindak dengan tepat sesuai dengan potensi yang ada pada dirinya.
Sekolah sebagai institusi pendidikan tidak hanya berfungsi
memberikan pengetahuan, tetapi juga mengembangkan keseluruhan
kepribadian siswa. Sebagai profesional guru memegang peran penting
dalam membantu siswa mengembangkan seluruh aspek kepribadian dan
lingkungannya.
PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELINGBIMBINGAN Bimbingan merupakan
bantuan yang diberikan kepada siswa dalam upaya menemukan pribadi,
mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan. Berdasarkan
Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan Siswa di Sekolah Dasar tahun
1995/1996, layanan bimbingan dan konseling bertujuan agar para
siswa dapat mewujudkan diri sebagai pribadi yang mandiri,
bertanggung jawab, pelajar kreatif dan pekerja produktif. Menurut
Prayitno dan Erman Amti, bimbingan adalah proses pemberian bantuan
yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa
individu, baik anak-anak, remaja atau orang dewasa, agar orang yang
dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri
dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Sementara Bimo
Walgito mendefinisikan bimbingan sebagai bantuan atau pertolongan
yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam
mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapinya, agar individu dapat
mencapai kesejahteraan dalam hidupnya.
KONSELING Konseling diartikan sebagai proses membantu individu
(klien) secara perorangan dalam situasi hubungan tatap muka, dalam
rangka mengembangkan diri atau memecahkan masalah yang dihadapinya.
Sedangkan menurut Jones (Insano, 2004) menyebutkan bahwa konseling
merupakan suatu hubungan profesional antara seorang konselor yang
terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual
meskipun terkadang melibatkan lebih dari dua orang dan di rancang
untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap
ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang
bermakna bagi dirinya.Dari pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa Bimbingan Konseling merupakan proses pemberian bantuan yang
dilakukan melalui wawancara konseling (face to face) oleh seorang
ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah
(konseling) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi
konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki,
sehingga individu atau kelompok individu tersebut dapat memahami
dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri
serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik.
PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELINGSecara umum dalam
pelaksanaannya, terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang
sebagai pondasi atau landasan bagi pelayanan bimbingan.
Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang
kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian layanan bimbingan
baik di sekolah maupun diluar sekolah. Prinsip-prinsip itu adalah
:1. Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua
konseling.Prinsip ini berarti bimbingan diberikan kepada semua
konseli, baik yang bermasalah maupun yang tidak bermasalah, baik
pria maupun wanita, baik anak-anak, remaja maupun dewasa. Dalam hal
ini pendekatan yang digunakan dalam bimbingan lebih bersifat
preventif dan pengembangan daripada penyembuhan (kuratif), dan
lebih diutamakan teknik kelompok daripada perseorangan
(individual).2. Bimbingan dan konseling sebagai proses
individuasi.Setiap konseli bersifat unik (berbeda satu sama
lainnya), dan melalui bimbingan konseli dibantu untuk memaksimalkan
perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa
yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah konseli, meskipun
pelayanan bimbingannya menggunakan teknik kelompok.3. Bimbingan dan
konseling menekankan hal yang positif.Dalam kenyataannya masih ada
konseli yang memiliki persepsi yang negatif terhadap bimbingan,
karena bimbingan dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi.
Sangat berbeda dengan pandangan tersebut, bimbingan sebenarnya
merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan,
karena bimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan yang
positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang
untuk berkembang.4. Bimbingan dan konseling merupakan usaha
bersama.Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor,
tetapi juga tugas guru-guru dan kepala sekolah sesuai tugas dan
peran masing-masing. Mereka bekerja sebagai teamwork. Pengambilan
keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan dan
konseling. Bimbingan diarahkan untuk membantu konseli agar dapat
melakukan pilihan dan mengambil keputusan. Bimbingan mempunyai
peranan untuk memberikan informasi dan nasihat kepada konseli, yang
mana semua itu sangat penting baginya dalam pengambilan keputusan.
Kehidupan konseli diarahkan oleh tujuannya, dan bimbingan
memfasilitasi konseli untuk mempertimbangkan, menyesuaikan diri dan
menyempurnakan tujuan melalui pengambilan keputusan yang tepat.
Kemampuan untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan
bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Tujuan utama
bimbingan adalah mengembangkan kemampuan konseling dalam memecahkan
masalahnya dan mengambil keputusan.5. Bimbingan dan konseling
berlangsung dalam berbagai setting kehidupanPemberian layanan
bimbingan tidak hanya berlangsung disekolah, tetapi juga
dilingkungan keluarga, lingkungan kerja dan masyarakat pada
umumnya. Bidang pelayanan bimbingan pun bersifat multi aspek, yaitu
meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan dan pekerjaan.Lebih
khusus lagi didalam proses pendidikan, Syaodih (2003) menjelaskan
prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam bimbingan dan
konseling pendidikan, yaitu: Bimbingan bagian penting dari proses
pendidikan Bimbingan diberikan kepada semua anak dan bukan hanya
untuk anak yang menghadapi masalah Bimbingan merupakan proses yang
menyatu dalam semua kegiatan pendidikan Bimbingan harus berpusat
pada anak yang dibimbing Kegiatan bimbingan mencakup seluruh
kemampuan perkembangan anak yang meliputi kemampuan fisik-motorik,
kecerdasan, sosial maupun emosional Bimbingan harus dimulai dengan
mengenal (mengidentifikasi) kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan anak
Bimbingan harus fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan serta
perkembangan anak Dalam menyampaikan permasalahan anak kepada
orangtua hendaknya menciptakan situasi aman dan menyenangkan
sehingga memungkinkan terjadinya komunikasi yang wajar dan
terhindar dari kesalahpahaman Dalam melaksanakan kegiatan bimbingan
hendaknya orangtua diikutsertakan agar mereka dapat mengikuti
perkembangan dan memberikan bantuan pada anak dirumah Bimbingan
dilakukan seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
guru/pendamping sebagai pelaksana bimbingan, bilamana terjadi
masalah yang terjadi perlu ditindaklanjuti maka guru pembimbing
harus mengonsultasikan kepada kepala sekolah dan tenaga ahli
Bimbingan harus diberikan secara berkelanjutan
ORIENTASI BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKANLayanan bimbingan dan
konseling berorientasi pada perkembangan individu. Berdasarkan pada
hal tersebut, layanan bimbingan dan konseling disekolah menekankan
pada tiga hal, yaitu:1. Orientasi individual tiap individu
berbedaDidasarkan atas latar belakang pengalaman dan sifat
kepribadian yang dimiliki. Hal ini harus menjadi perhatian yang
besar dalam memberikan konseling karena perbedaan dasar ini akan
mempengaruhi cara konseling dan cara menganalisis masalah.2.
Orientasi perkembangan siswaTiap individu dalam tahapan usia
tertentu memiliki tugas perkembangan. Pencapaian tugas perkembangan
merupakan tolak ukur dalam mendeteksi permasalahan . Bertolak dari
hal ini, konselor dapat mendiagnosis sumber timbulnya permasalahan,
agar pemecahan masalah berlangsung efektif dan efisien.3. Orientasi
permasalahan yang dihadapiProses konseling harus berfokus pada
permasalahan yang saat ini dihadapi konseling. Hal ini berkaitan
dengan asas kekinian. Konselor harus arif dan bijaksana menghadapi
konseli dan mengarahkan situasi pada arah sasaran yang dituju untuk
memecahkan masalah.
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELINGPenyusunan program bimbingan dan
konseling umumnya mengikuti empat langkah pokok, yaitu:1)
Identifikasi kebutuhanProgram yang baik adalah program yang sesuai
dengan kebutuhan konseling, seperti: kebutuhan aktualisasi diri
(self actualization needs) seperti pengembangan potensi diri.
Kebutuhan harga diri (esteem needs) seperti kepercayaan diri,
pengakuan dan penghargaan. Kebutuhan sosial (social needs) seperti
persahabatan, kekeluargaan, rasa memiliki dan asosiasi.Semua
kebutuhan diatas perlu dianalisis untuk ditetapkan kebutuhan mana
yang akan diprioritaskan untuk diberikan layanan bimbingan dan
konseling.2) Penyusunan rencana kegiatanSusunan rencana kegiatan
harus disesuaikan dan diintegrasikan antara satu kegiatan dengan
kegiatan lainnya serta disusun secara spesifik dan realistis.3)
Pelaksanaan kegiatanPelaksanaan kegiatan merupakan realisasi
rencana program bimbingan yang telah disusun. Kemudian dibuat
format monitoring dan dikembangkan dalam rangka pencatatan kegiatan
(proses bimbingan)4) Penilaian kegiatanPenilaian dilakukan mencakup
semua program bimbingan dan konseling yang dilaksanakan. Hasil
penilaian merupakan gambaran tentang proses secara keseluruhan.
Hasil penilaian disertai rekomendasi tentang kegiatan selanjutnya
(follow up).Penyusunan program kegiatan dapat disusun oleh tenaga
ahli bimbingan atau konselor dengan melibatkan tenaga bimbingan
yang lain.Murro dan Kottman (Syaodih, 2005) menjelaskan bahwa
program bimbingan perkembangan yang komprehensif terdiri atas empat
komponen, yaitu:1. Layanan dasar bimbinganMerupakan layanan umum
yang terarah pada pengembangan perilaku atau kompetensi yang harus
dikuasai individu sesuai dengan tugas-tugas perkembangannya.
Bimbingan lebih terfokus pada upaya mengembangkan aspek-aspek
kepribadian yang berhubungan dengan pemahaman tentang dirinya,
lingkungan sekitar, emosi dan kemandirian.
2. Layanan responsifYaitu layanan bimbingan yang bertujuan
membantu memenuhi kebutuhan yang sangat penting bagi konseli pada
saat ini, dan lebih bersifat preventif atau bahkan kuratif. Layanan
responsif dapat dilakukan tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.
Berupa pengawasan atau observasi secara intensif mengenai
perkembangan dan kemungkinan permasalahan yang sedang dihadapi oleh
konseli. Layanan ini tidak hanya dilakukan oleh konselor tetapi
juga melibatkan pihak lain seperti guru pembimbing dan orangtua.3.
Sistem perencanaan individualAdalah layanan bimbingan yang
bertujuan membantu konseling membuat dan mengimplementasikan
rencana-rencana pendidikan, karier, atau kehidupan sosial
pribadinya. Tujuannya agar konseling memahami pertumbuhan dan
perkembangannya sendiri. Kemudian merencanakan dan
mengimplementasikan rencana-rencana itu atas dasar hasil
pemahamannya.4. Dukungan sistemMerupakan kegiatan-kegiatan
manajemen yang bertujuan untuk memantapkan, memelihara dan
meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh.
Evaluasi program bimbingan konseling diarahkan sebagai upaya
memperoleh umpan balik selama kegiatan keseluruhan program
dilaksanakan. Umpan balik ini dapat membantu konselor dalam membuat
keputusan terhadap isi program untuk dipertahankan, dikembangkan
atau dihapuskan. Program yang telah dievaluasi kemudian
ditindaklanjuti dengan rekomendasi. Rekomendasi disusun secara
jelas dan teratur berdasarkan langkah-langkah evaluasi yang sudah
ditempuh akan memberikan arahan yang lebih baik dalam upaya
menyempurnakan program yang dilaksanakan.Terkait dengan aspek yang
dinilai, Yusuf & Nurihsan (2005) menjelaskan bahwa terdapat dua
macam penilaian program kegiatan bimbingan, yaitu penilaian proses
dan penilaian hasil. Penilaian proses dimaksudkan untuk mengetahui
sampai sejauh mana keefektifan layanan bimbingan dilihat dari sisi
proses, sedangkan penilaian hasil dimaksudkan untuk memperoleh
informasi keefektifan layanan bimbingan dilihat dari sisi
hasil.
SOAL & RINGKASAN BAB 4
A. SOAL1. Manajemen Bimbingan Konseling disekolah menurut Terry
terdiri dari?A. Perencanaan (Planning)C. Pelaksanaan
(Actualiting)B. Pengorganisasian (Organizing)D. Jawaban A, B dan C
benar2. Administrasi dapat diartikan sebagai kegiatan mencatat,
menerima, menyimpan, pengeluaran, penghapusan, dan sebagainya yang
dikelola dengan aturan - aturan yang berlaku sehingga manajemen
bimbingan konseling dapat berjalan dengan baik dan akhirnya
keberhasilan program - program yang telah dibuat dapat terlaksana
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Merupakan pengertian
administrasi dalam arti?A. LuasC. FaktaB. SempitD. Objektif3.
Pengertian administrasi menurut direktorat pendidikan guru dan
tenaga teknis, adalah?A. kerjasama antara manusia dengan manusia,
lembaga manusia atau lembaga dengan lembaga dengan memanfaatkan
segala fasilitas yang tersedia, baik materil, personil dan
finansial untuk mencapai suatu tujuan secara efektif dan efisien.B.
sesuatu yang terdapat dalam suatu organisasi modern dan memberikan
penghayatan kepada organisasi itu.C. keseluruhan proses kerjasama
antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas
tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.D.
Semua jawaban salah.4. proses yang berbeda yang terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang
dipertunjukkan untuk menentukan dan menyelesaikan tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan sumber-sumber
daya manusia dan lainnya. Merupakan pengertian manajemen dari?A.
TerryC. Sondang SiagianB. Ti CoaluD. Prayudi Admosudirdjo5. Sesuatu
yang terdapat dalam suatu organisasi modern dan memberikan
penghayatan kepada organisasi itu. Merupakan pengertian
administrasi dari?A. Sondang SiagianC. Prayudi AdmosudirdjoB.
TerryD. A. Muri Yusuf6. Menurut Saiful Sagala, ada 4 Syarat yang
harus dipertimbangkan dalam pengorganisasian, kecuali?A.
LegtimasiC. KeefektifanB. EfisiensiD. Fakta7. Controling adalah
kegiatan pengukuran pelaksanaan dengan tujuan-tujuan menetapkan
sebab-sebab terjadinya penympangan dan pengambilan
tindakan-tindakan korektif dimana perlu. Merupakan pengertian
dari?A. Ti CoaluC. TerryB. RueD. A. Muri Yusuf8. Administrasi di
definisikan oleh Sondang Siagian, adalah?A. keseluruhan proses
kerjasama antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas
rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.B. kegiatan mencatat, menerima, menyimpan, pengeluaran,
penghapusan, dan sebagainya yang dikelola dengan aturan - aturan
yang berlaku sehingga manajemen bimbingan konseling dapat berjalan
dengan baik dan akhirnya keberhasilan program - program yang telah
dibuat dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.C.
sesuatu yang terdapat dalam suatu organisasi modern dan memberikan
penghayatan kepada organisasi itu.D. kerjasama antara manusia
dengan manusia, lembaga manusia atau lembaga dengan lembaga dengan
memanfaatkan segala fasilitas yang tersedia, baik materil, personil
dan finansial untuk mencapai suatu tujuan secara efektif