PENGERTIAN BATU DAN JENISNYA Batu adalah benda padat yang tebuat secara alami dari mineral dan atau mineraloid. Lapisan luar padat Bumi, litosfer, terbuat dari batu. Dalam batuan umumnya adalah tiga jenis, yaitu batuan beku, sedimen, dan metamorf. Dalam bangunan batu biasanya dipakai pada pondasi bangunan untuk bangunan dengan ketinggian kurang dari 10 meter, Batu juga dipakai untuk memperindah fasade bangunan dengan memberikan warna dan tekstur unik dari batu alam. Batuan umumnya diklasifikasikan berdasarkan komposisi mineral dan kimia, dengan tekstur partikel unsur dan oleh proses yang membentuk mereka. Ciri - ciri ini mengklasifikasikan batuan menjadi beku, sedimen, dan metamorf. Mereka lebih diklasifikasikan berdasarkan ukuran partikel yang membentuk mereka. Transformasi dari satu jenis batuan yang lain digambarkan oleh model geologi. Pengkelasan ini dibuat dengan berdasarkan : 1. kandungan mineral yaitu jenis-jenis mineral yang terdapat di dalam batu ini. 2. tekstur batu, yaitu ukuran dan bentuk hablur-hablur mineral di dalam batu 3. struktur batu, yaitu susunan hablur mineral di dalam batu. 4. proses pembentukan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGERTIAN BATU DAN JENISNYA
Batu adalah benda padat yang tebuat secara alami dari mineral dan atau mineraloid.
Lapisan luar padat Bumi, litosfer, terbuat dari batu. Dalam batuan umumnya adalah tiga jenis,
yaitu batuan beku, sedimen, dan metamorf. Dalam bangunan batu biasanya dipakai pada
pondasi bangunan untuk bangunan dengan ketinggian kurang dari 10 meter, Batu juga
dipakai untuk memperindah fasade bangunan dengan memberikan warna dan tekstur unik
dari batu alam.
Batuan umumnya diklasifikasikan berdasarkan komposisi mineral dan kimia, dengan
tekstur partikel unsur dan oleh proses yang membentuk mereka. Ciri - ciri ini
mengklasifikasikan batuan menjadi beku, sedimen, dan metamorf. Mereka lebih
diklasifikasikan berdasarkan ukuran partikel yang membentuk mereka. Transformasi dari satu
jenis batuan yang lain digambarkan oleh model geologi.
Pengkelasan ini dibuat dengan berdasarkan :
1. kandungan mineral yaitu jenis-jenis mineral yang terdapat di dalam batu ini.
2. tekstur batu, yaitu ukuran dan bentuk hablur-hablur mineral di dalam batu
3. struktur batu, yaitu susunan hablur mineral di dalam batu.
4. proses pembentukan
Batu-batu secara umum biasanya dibagi menurut proses yang membentuknya, dan dengan
itu dibagi kepada tiga kumpulan yang besar yaitu :
Beku - Hard rock dan non-pori yang terbentuk dari pendinginan lambat atau cepat magma
cair. Contoh terbaik adalah granit.
Sedimen - batu Lembut dan cukup berpori terbentuk dari endapan terkikis sudah ada batuan
yang menetap di sebagian besar pada lapisan dasar laut, dan menjadi dipadatkan. Contoh
terbaik adalah batu pasir dan batu gamping.
Metamorf - Hard rock dan non-pori yang terbentuk dari batuan yang sudah ada sebelumnya
yang telah diubah oleh panas yang hebat atau tekanan. Contoh terbaik adalah marmer dan
batu tulis.
MANFAAT BATU BERDASAR JENISNYA
Ada variasi besar dalam setiap jenis batuan, yang disebabkan oleh mineralogi dan
ketentuan khusus geologi, dan sementara batu apapun dapat digunakan untuk membangun,
mereka masing-masing memiliki kendala yang membuat mereka lebih atau kurang cocok
untuk berbagai tujuan. Granit, batu pasir dan batu gamping semua bisa digunakan untuk
membangun dinding, tapi batu tulis hanya cocok untuk atap dan lantai. Beberapa jenis granit
dapat mengandung garam mineral yang menyebabkan spalling, di mana bidang luar batu
jatuh; batu tulis mungkin mengandung mineral yang berbahaya yang memecah pemaparan
pada atmosfer menyebabkan kerusakan batu, dan batu pasir dapat terlalu keropos dan rapuh
untuk dukung beban struktur. Pemahaman tentang bagaimana material batuan dibentuk akan
mengungkapkan bagaimana ia dapat digunakan dalam sebuah bangunan, keterbatasannya,
dan bagaimana itu akan cuaca dari waktu ke waktu.
Batu merupakan bahan yang luar biasa - tahan lama serta estetika. Di antara batu alam
yang disebutkan di sini adalah granit, marmer, travertine dan batu pasir. Batu alam dapat
digunakan untuk di luar maupun di dalam ruang, dari bangunan publik yang terbuka hinggai
bangunan daerah tertutup swasta, dari kamar mandi hingga perabotan dapur, dari perapian
hingga air mancur, dari teras ke tangga. Granit, marmer, travertine dan batu pasir sangat baik
digunakan tidak hanya di modern tetapi juga di pedalaman tradisional dan arsitektur eksterior
silika, dll. Sering digunakan sebagai peralatan pengolahan primer, sehingga jaw crusher
dianggap memiliki kelebihan dalam pemeliharaan mudah dan baik untuk instalasi.
Jaw crusher dapat mencapai rasio 4-6 dan menghancurkan bentuk produk akhir. Mereka
banyak diterapkan untuk menghancurkan kekerasan tinggi, kekerasan pertengahan dan batu
lunak dan bijih seperti terak, bahan bangunan, marmer, dll. Kekuatan resistensi tekanan di
bawah 350Mpa, yang, cocok untuk menghancurkan primer. Jaw crusher bisa digunakan
dalam kimia pertambangan, industri metalurgi, konstruksi, jalan dan bangunan kereta api,,
kemahiran, dll
KEGUNAAN BATU
1. Pondasi Batu Kali
2. Agregat Konstruksi Perkerasan Jalan Raya
3. Agregat Beton
Kegunaan Batu Pada Agregat Kontruksi Perkerasan Jalan
Menurut Silvia Sukirman, (2003), agregat merupakan butir-butir batu pecah, kerikil, pasir
atau mineral lain, baik yang berasal dari alam maupun buatan yang berbentuk mineral padat
berupa ukuran besar maupun kecil atau fragmen-fragmen.
Agregat merupakan komponen utama dari struktur perkerasan jalan, yaitu yaitu 90 – 95%
agregat berdasarkan persentase berat, atau 75 –85% agregat berdasarkan persentase volume.
Dengan demikian kualitas perkerasan jalan ditentukan juga dari sifat agregat dan hasil
campuran agregat dengan material lain.
Sifat agregat merupakan salah satu faktor penentu kemampuan perkerasan jalan memikul
beban lalu lintas dan daya tahan terhadap cuaca.
Sifat agregat yang menentukan kualitasnya sebagai material perkerasan jalan adalah:
gradasi,
kebersihan,
kekerasan
ketahanan agregat,
bentuk butir,
tekstur permukaan,
porositas,
kemampuan untuk menyerap air,
berat jenis, dan
daya kelekatan terhadap aspal.
Sifat agregat tersebut sangat dipengaruhi oleh jenis batuannya.
Klasifikasi Bentuk dan Tekstur Agregat
Karakteristik bagian luar agregat, terutama bentuk partikel dan tekstur permukaan
memegang peranan penting terhadap sifat beton segar dan yang sudah mengeras.
Menurut BS 812 : Part 1: 1975, bentuk partikel agregat dapat dibedakan atas:
- Rounded - Irregular
- Flaky - Angular
- Elongated - Flaky & Elongated
Bentuk Partikel Agregat Menurut BS 812 : Part 1: 1975
Jenis Agregat berdasarkan proses pengolahannya :
1. Agregat Alam
Agregat yang dapat dipergunakan sebagaimana bentuknya di alam atau dengan sedikit
proses pengolahan. Agregat ini terbentuk melalui proses erosi dan degradasi. Bentuk
partikel dari agregat alam ditentukan proses pembentukannya.
2. Agregat melalui proses pengolahan
Digunung-gunung atau dibukit-bukit, dan sungai-sungai sering ditemui agregat yang
masih berbentuk batu gunung, dan ukuran yang besar-besar sehingga diperlukan proses
pengolahan terlebih dahulu sebelum dapat digunakan sebagai agregat konstruksi jalan.
3. Agregat Buatan
Rounded Irregular Angular Flaky Elongated
Flaky and
Elongated
Agregat yang merupakan mineral filler/pengisi (partikel dengan ukuran < 0,075 mm),
diperoleh dari hasil sampingan pabrik-pabrik semen atau mesin pemecah batu.
Pembagian Agregat Berdasarkan Ukuran Butiran Menurut The Asphalt Institut,
(1993), dalam Manual Series No. 2 (MS-2), :
Agregat Kasar, adalah agregat dengan ukuran butiran lebih besar dari saringan No. 8 (2,36 mm)
Agregat Halus, adalah agregat dengan ukuran butiran lebih halus dari saringan No.8 (2,36 mm).
Bahan Pengisi (filler), adalah bagian dari agregat halus yang minimum 75% lolos
saringan no. 30 (0,06 mm)
Klasifikasi Agregat
Berdasarkan ASTM C-33, agregat dibagi atas dua kelompok, yaitu :
Pembagian Agregat Berdasarkan Ukuran Butiran Menurut Sedangkan Bina Marga, (2002),
Agregat Kasar, adalah agregat dengan ukuran butiran lebih besar dari saringan No. 4
(4,75 mm)
Agregat Halus, adalah agregat dengan ukuran butiran lebih halus dari saringan No.4
(4,75 mm).
Bahan Pengisi (filler), adalah bagian dari agregat halus yang minimum 75% lolos
saringan no. 200 (0,075 mm)
Agregat
(ASTM C-33)
KasarBatas bawah pada ukuran 4.75 mm atau ukuran saringan no.4 (ASTM)
HalusBatas bawah ukuran pasir = 0.075 mm (no. 200) Batas atas ukuran pasir = 4.75 mm (no. 4)
Gradasi Agregat
Gradasi agregat adalah susunan dari beberapa ukuran butiran agregat yang
membentuk suatu campuran agregat yang terdiri dari beberapa fraksi agregat.
Jenis Gradasi
Persyaratan agregat kasar
Sumber : Bina Marga (2002)
Persyaratan agregat halus
Sumber : Bina Marga (2002)
Persyaratan bahan pengisi (filler)
Sumber : Bina Marga (2002)
1. Gradasi Baik
Gradasi baik, adalah campuran agregat dengan ukuran butiran yang terdistribusi merata
dalam rentang ukuran butiran.
Agregat bergradasi baik disebut juga dengan agergat bergradasi rapat.
Agregat bergardasi baik dapat dikelompokkan menjadi :
a. Agregat bergradasi kasar, adalah agregat bergradasi baik yang didominasi oleh
agregat ukuran butiran kasar
b. Agregat bergradasi halus, adalah agregat bergradasi baik yang dinominasi oleh
agregat ukuran butiran halus.
2. Gradasi Buruk
Gradasi Buruk, adalah distrubusi ukuran agregat yang tidak memenuhi persyaratan
agregat bergradasi baik.
Agregat bergradasi buruk dapat dikelompokkan menjadi;
a. Gradasi Seragam, adalah campuran agregat yang tersusun dari agregat dengan
ukuran butirannya sama atau hampir sama.
b. Gradasi Terbuka, adalah campuran agregat dengan distribusi ukuran butiran
sedemikian rupa sehingga pori-pori antar agregat tidak terisi dengan baik.
c. Gradasi Senjang, adalah campuran agregat yang ukuran butirannya
terdistribusi tidak menerus, atau ada bagian yang hilang.
Kegunaan Batu Pada Agregat Beton
Penggunaan batu pada campuran beton hampir sama seperti konstruksi perkerasan jalan yaitu
pemilihan atau gradasi batu belah(krikill), uji keausan dengan mesin los angele, dll.
Fungsi Batu Kerikil pada Rel Kereta Api
1. Fungsi batu kerikil pada rel kereta api yang pertama adalah sebagai bantalan pemberat. Dengan adanya lapisan batu kerikil ini rel dapat tetap berdiri dengan stabil. Sehingga kereta api yang berjalan di atasnya pun dapat berjalan dengan baik.
2. Batu kerikil ini juga berfungsi untuk menyerap getaran (shock absorber) yang terjadi
ketika kereta api tengah lewat. Sehingga goncangan yang terjadi ketika kereta api melintas dapat dikurangi. Dan rel kereta api pun tidak cepat rusak dan dapat digunakan untuk waktu yang lama.
3. Fungsi berikutnya yaitu untuk menahan dan memperlancar aliran air di saat hujan. Fungsi ini berperan untuk mencegah terjadinya pengikisan tanah atau erosi pada tanah di sekitar rel kereta api. Dimana bila hal ini terjadi maka dapat menyebabkan kecelakaan serius bagi kereta yang melintas seperti kereta anjlok dan yang lainnya.
4. Dan yang terakhir, batu kerikil juga berfungsi untuk menghambat tumbuhnya rerumputan di sekitar rel. Tumbuhnya rerumputan di sekitar rel dapat dapat secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan penggemburan tanah di bawahnya. Hal ini tentunya dapat membahayakan karena jika tanah di bawah rel tidak stabil maka akan dapat membahayakan perjalanan kereta api.
Seperti yang kita lihat pada beberapa tempat, ada posisi-posisi tertentu dimana di bawah rel kereta api tidak terdapat batu kerikil. Seperti rel kereta api yang terdapat di atas jembatan atau jalan raya, dimana tidak terdapat satu butir pun batu kerikil yang sangat berperan penting bagi keberadaan rel kereta api. Hal ini terjadi karena semua fungsi dari batu kerikil tadi sudah diambil alih fungsinya oleh mekanisme lain.
Pada jembatan kereta api, jembatan sudah dirancang khusus sedemikian rupa supaya dapat menahan getaran yang akan terjadi yang dihasilkan ketika kereta melintas. Demikian pun dengan rel kereta yang terdapat pada jalan raya, jalan aspal telah menggantikan peranan batu kerikil dengan baik. Sehingga pada tempat-tempat tersebut, tidak diperlukan lagi batu kerikil untuk diletakkan di bawah rel kereta api.
Penggunaan Batu Pada dinding
Kuat dan utuhnya Gedung Sate DI BANDUNG hingga kini, tidak terlepas dari bahan dan
teknis konstruksi yang dipakai. Dinding Gedung Sate terbuat dari kepingan batu ukuran besar
(1 × 1 × 2 m) yang diambil dari kawasan perbukitan batu di Bandung timur sekitar
Arcamanik dan Gunung Manglayang. Konstruksi bangunan Gedung Sate menggunakan cara
konvensional yang profesional dengan memperhatikan standar teknik.