BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radioaktivitas mula-mula ditemukan oleh Becquerel pada tahun 1896. Pada tahun1898 Pierre Curie dan Marie Curie telah menemukan bahwa Polonium dan Radium juga memancarkan radiasi-radiasi yang radioaktif. Radiasi-radiasi radioaktif yang dipancarkan oleh elemen-elemen itu mengandung partikel-partikel sebagai berikut: 1. Sinar-sinar α atau partikel-partikel α 2. Sinar-sinar β atau partikel-partikel β 3. Sinar-sinar γ atau partikel-partikel γ Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tak-stabil untuk memancarkan radiasi menjadi inti yang stabil.Materi yang mengandung inti tak-stabil yang memancarkan radiasi, disebut zat radioaktif.Besarnya radioaktivitas suatu unsur radioaktif (radionuklida) ditentukan oleh konstanta peluruhan (l), yang menyatakan laju peluruhan tiap detik, dan waktu paro (t½).Kedua besaran tersebut bersifat khas untuk setiap radionuklida.Berdasarkan 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Radioaktivitas mula-mula ditemukan oleh
Becquerel pada tahun 1896. Pada tahun1898 Pierre
Curie dan Marie Curie telah menemukan bahwa Polonium
dan Radium juga memancarkan radiasi-radiasi yang
radioaktif. Radiasi-radiasi radioaktif yang
dipancarkan oleh elemen-elemen itu mengandung
partikel-partikel sebagai berikut:
1. Sinar-sinar α atau partikel-partikel α
2. Sinar-sinar β atau partikel-partikel β
3. Sinar-sinar γ atau partikel-partikel γ
Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang
tak-stabil untuk memancarkan radiasi menjadi inti
yang stabil.Materi yang mengandung inti tak-stabil
yang memancarkan radiasi, disebut zat
radioaktif.Besarnya radioaktivitas suatu unsur
radioaktif (radionuklida) ditentukan oleh konstanta
peluruhan (l), yang menyatakan laju peluruhan tiap
detik, dan waktu paro (t½).Kedua besaran tersebut
bersifat khas untuk setiap radionuklida.Berdasarkan
1
sumbernya, radioaktivitas dibedakan atas
radioaktivitas alam dan radioaktivitas buatan.
Peluruhan ialah perubahan inti atom yang tak-stabil
menjadi inti atom yang lain, atau berubahnya suatu
unsur radioaktif menjadi unsur yang lain. Sebuah
inti radioaktif dapat melakukan sejumlah reaksi
peluruhan yang berbeda, seperti peluruhan Alfa, Beta
dan Gamma.ngenai aktivitas, daya tembus dari
keterangan sinar β dan sinar γ.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam
makalah ini yaitu :
1. Bagaimana Sejarah Penemu Radioaktif ?
2. Apa Pengertian Radioaktif ?
3. Apa saja jenis-jenis Nuklida ?
4. Macam – macam Peleburan ?
5. Apa itu Waktu Paruh ?
6. Bagaimana dengan Sifat Sinar Radioaktif ?
7. Bagaimana Kestabilan Inti Radioaktif ?
8. Bagaimana dengan Pita Kestabilan?
9. Bagaimana dengan Energi Pengikat Inti ?
10. Bagaimana dengan Deret Radioaktif ?
2
11. Bagaimana dengan Reaksi Fisi dan Fusi ?
12. Bagaimana dengan Transmutasi Inti ?
13. Bagaimana dengan Kegunaan Radioaktif?
14. Bagaimana Pengaruh Radioaktif Terhadap Makhluk
Hidup ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penemuan Radioaktif Menurut Para Ahli
Sejarah penemuan zat radioaktif diawali dengan
ditemukannya sinar X oleh Wilhelm Conrad Roentgen
pada tahun 1895. Setelah itu, para ilmuwan
3
menyadari bahwa beberapa unsur dapat memancarkan
sinar-sinar tertentu, meskipun pada waktu itu para
ilmuwan belum memahami hakikat sebenarnya dari
sinar-sinar tersebut serta mengapa unsur-unsur
memancarkannya.
Pada tahun 1896, Henri Becquerel, fisikawan
Perancis berusaha mendapatkan sinar X dari suatu
batuan yang mengandung garam uranium. Secara tidak
sengaja, batuan tersebut dibungkus dengan kertas
hitam dan diletakkan di atas plat film itu, ia
sangat terkejut karena bagian film pada tempat
garam uranium diletakkan menjadi gelap. Dari hasil
yang bermuatan negatif diberi nama sinar beta, dan
tersusun dari elektron-elektron. Sementara itu,
Paul Ulrich Villard menemukan jenis sinar
radioaktif yang ketiga, yaitu sinar gama yang
tidak bermuatan. Sinar gama adalah suatu bentuk
radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang
yang lebih pendek dari sinar X.
B. Pengertian Radioaktif
Zat radioaktif adalah zat yang tidak
mempunyai isotop stabil, sehingga disebut juga
radioisotop.zat tersebut dapat memancarkan
sinar radiasi yang disebut sinar radioaktif,
berupa sinar alfa(α), sinar beta(β), sinar
gamma(γ).Radioisotop adalah isotop tidak
stabil yang memancarkan radiasi secara spontan
dan terus-menerus. Jika jumlah neutron dalam
suatu inti sama dengan jumlah proton, maka
inti akan stabil atau non radioaktif. Tetapi
jika dalam inti jumlah neutron tidak sama
dengan jumlah proton, maka inti menjadi tidak
6
stabil. Semakin banyak perbedaan jumlah
neutron dengan jumlah protonnya, maka semakin
tidak stabil dan semakin cepat pula inti itu
melepaskan kelebihan energinya dalam bentuk
sinar radiasinya. Pada tahun 1900 Rutherford
menemukan sinar alfa(α), dan sinar beta(β) dan
pada tahun yang sama sinar gamma(γ) ditemukan
oleh P.Villard
C. Nuklida dan Jenisnya1. Nuklida dan Nukleon
Dalam suatu nuklida tersusun atas nukleon-
nukleon, dimana nukleon tersebut merupakan partikel-
partikel penyusun inti atom/nukleus, sedangkan
nuklida itu sendiri adalah isotop atom. Nukleon
mengandung dua jenis partikel dasar yaitu proton
(bermuatan positif) dan neutron (tidak bermuatan).
(Retug, 2005).
Suatu inti atom yang mempunyai jumlah nukleon
tertentu disebut nuklida, yaitu atom tanpa elektron
pada kulit-kulitnya. Yang dimana setiap spesi nuklir
yang ditandai dengan : bilangan massa (A), nomor
atom (Z), dan bilangan neutron (N).
A
Z N
7
Suatu nuklida dapat dinyatakan dengan lambang
unsur yang dilengkapi nomor massa (jumlah nukleon),
sedangkan nomor atom boleh ditulis atau tidak karena
dapat dilihat pada sistem periodik. Sebagai contoh
nuklida sebagai berikut : 20Ca40, 80Hg200 .
Susunan nukleon dan nuklida dibagi
menjadi 3, yaitu:
1) Isotop adalah kelompok nuklida dengan Z (nomor
atom) sama tetapi memiliki N (jumlah neutron) yang
berbeda. Contoh : 1H1 dengan 2H1.
2) Isobar adalah kelompok nuklida dengan A (nomor
massa) sama tetapi memiliki nomor atom yang
berbeda. Contoh : 12C6 dengan 12 C 7.
3) Isoton adalah kelompok nuklida dengan N (jumlah
netron) sama, tetapi memiliki jumlah proton bebeda.
Contoh : 31P15 dan 32S16.
Berdasarkan peta kestabilan dalam proses
pembentukannya di alam, nuklida dapat dikelompokkan
menjadi lima kelompok yaitu sebagai berikut :
1. Nuklida stabil adalah nuklida yang secara alamiah
tidak mengalami perubahan A (nomor massa) maupun Z
(nomor atom) atau tidak mengalami peluruhan.
Contoh : H11 , C6
12 N714
8
2. Radionuklida alam primer adalah nuklida yang
terbentuk secara alamiah dan bersifat radioaktif
dan dapat ditemukan di alam
Contoh : U92238 waktu paro 4,5 x 109 tahun
3. Radionuklida alam sekunder adalah nuklida
radioaktif yang secara alamiah dan dapat ditemukan
di alam. Waktu paronya dan dibentuk secara kontinu
dari radionuklida alam primer.
4. Radionuklida alam terinduksi adalah nuklida
radioaktif yang terbentuk secara kontinu dari hasil
interaksi sinar kosmik dengan 14N di atmosfer.
5. Radionuklida buatan adalah nuklida yang terbentuk
sebagai hasil dari reaksi transmutasi inti yang
dilakukan di laboratorium.
D. Peluruhan Radioaktif
a. Peluruhan Partikel Alfa
Partikel alfa (α) didefinisikan sebagai partikel
bermuatan positif pada inti
helium.Partikel alfa tersusun atas dua proton dan
dua neutron, sehingga
dapat dinyatakan sebagai atom Helium-4 (He-
4).Oleh karena partikel alfa
9
terpecah dari inti atom radioaktif, partikel ini
tidak memiliki
elektron.Dengan demikian, partikel alfa memiliki
muatan +2.Partikel alfa
(α) merupakan partikel inti Helium yang bermuatan
positif (kation dari
unsur Helium, He2+).Akan tetapi, elektron pada
dasarnya bebas, mudah
untuk lepas dan mudah pula untuk didapat. Jadi,
secara umum, partikel
alfa (α) dapat dituliskan tanpa muatan karena
akan dengan cepat
mendapatkan 2 elektron dan menjadi atom Helium
netral (bukan sebagai
ion).
Sebagai contoh, isotop Radon-222 (Rn-222), dapat
mengalami peluruhan
dan memancarkan partikel alfa. Reaksi yang
terjadi adalah sebagai
berikut :
10
Dalam hal ini, isotop Radon-222 mengalami
peluruhan inti dengan
membebaskan partikel alfa. Isotop baru yang
terbentuk pada proses
peluruhan ini adalah isotop baru dengan nomor
massa 222 (yang
diperoleh dari 226 – 4) dan nomor atom 84 (yang
diperoleh dari 88 – 2). b. Peluruhan Partikel Beta
Peluruhan beta adalah peluruhan radioaktif yang
memancarkan partikel beta (electron atau
positron). Pada kasus pemancaran sebuah electron
peluruhan ini disebut sebagai peluruhan beta minus
(β-), sementara pada pemancaran positron disebut
sebagai beta plus (β+).
1. Peluruhan beta minus
Sebagai contoh :
11
228Ra88 228Ac89 + 0β-1
2. Peluruhan beta plus
Sebagai contoh :
230Pa91 230Th90 + 0β+1
3. Penangkapan Elektron
Penangkapan elektron merupakan jenis peluruhan
inti yang jarang terjadi. Dalam peluruhan ini,
elektron dari tingkat energi yang lebih dalam
(misalkan subkulit 1s) akan ditangkap oleh inti
atom. Elektron tersebut akan bergabung dengan
12
proton pada inti atom membentuk neutron.
Akibatnya, nomor atom berkurang satu dan nomor
massanya tetap sama.
1p1 + -1e0 → 0n1
Sebagai contoh, reaksi yang terjadi saat
penangkapan elektron pada Polonium-204 (Po-204)
sebagai berikut :
84Po204 + -1e0 → 83Bi204 + sinar-X
Perubahan sebuah proton menjadi sebuah neutron
dapat terjadi saat penangkapan sebuah
elektron.Isotop dengan perbandingan n/p rendah
dapat mengalami penangkapan elektron (e-).Hal
ini terjadi karena reaksi ini menyebabkan
jumlah proton berkurang satu dan jumlah neutron
bertambah satu, sehingga menaikkan perbandingan
n/p.
Penangkapan elektron pada subkulit 1s
menyebabkan kekosongan pada subkulit 1s.
Elektron yang berasal dari subkulit lain dengan
level energi yang lebih tinggi akan “turun”
untuk mengisi kekosongan ini disertai
pembebasan sejumlah energi dalam bentuk sinar X
yang tidak tampak.
c. Pemancaran Radiasi Gamma
13
Partikel alfa (α) dan partikel beta (β)
mempunyai karakteristik materi. Keduanya
memiliki massa tertentu dan menempati ruang.
Namun, karena tidak ada perubahan massa yang
berhubungan dengan pemancaran sinar gamma (γ),
kita dapat menyatakan bahwa pemancaran sinar
gamma (γ) sebagai pemancaran radiasi gamma (γ).
Radiasi gamma (γ) sangat menyerupai sinar X,
yaitu radiasi dengan energi tinggi dan memiliki
panjang gelombang pendek (short
wavelength).Radiasi sinar gamma umumnya
disertai dengan pemancaran partikel alfa dan
partikel beta.Tetapi, biasanya tidak dinyatakan
pada persamaan reaksi inti yang disetarakan.
melepaskan sejumlah besar radiasi sinar
gamma.Isotop ini sering digunakan untuk
pengobatan kanker dengan metode radiasi.
Paramedis akan mengarahkan sinar gamma ke
tumor, sehingga sinar tersebut diharapkan dapat
merusaknya.
E. Waktu Paruh
14
Waktu paruh adalah waktu yang diperlukan zat
radioaktif agar jumlahnya menjadi separuh atau
setengah dari jumlah semula.
Waktu paruh dapat ditentukan melalui persamaan :
NtNo = (12 )
tt1 /2
Nt = Banyaknya zat sisa
No = Banyaknya zat mula-mula
t = Lama peluruhan
t1/2 = Waktu paruh
Contoh Soal :
Jika waktu zat radioaktif adalah 30 menit,
berapakah jumlah zat radioaktif tersebut
jika meluruh selama 2 jam ?
Jawab :
Diketahui : t = 2 jam
t ½ = 30 menit → 0.5 jam
Ditanya : Jumlah zat radioaktif ?
NtNo = (12 )t
t1 /2
15
NtNo=(12 )
20.5
NtNo=(12 )
4
NtNo=¿ 116
F. Sifat Sinar Radioaktif
Dapat menembus kertas lempeng logam yang
tipis, dapat menghitamkan plat film meskipun
tertutup oleh kertas hitam.
Pada tahun 1903, Ernest Rutherford
mengemukakan bahwa radiasi yang dipancarkan zat
radioaktif dapat dibedakan atas dua jenis
berdasarkan muatannya. Radiasi yang bermuatan
positif diberi nama sinar alfa, dan yang
bermuatan negatif diberi nama sinar beta .
Selanjutnya Paul U.Viillard menemukan jenis
sinar yang ketiga yang tidak bermuatan dan
diberi nama sinar gamma.
16
a) Sinar/Partikel Alfa (α)
Sinar alfa merupakan
radiasi partikelbermuatan positif.
Terdiri dari 2 proton dan 2 neutron.
Dengan ditembus yang rendah dan dapat
menahannya hanya dengan selembar
kertas.
Karena mempunyai muatan relatif
besar, maka dapat mengionisasi secara
kuat atom-atom yang dilewatinya.
demikian mempunyai muatan 2+ dan
massa 4 sma.
Relatif lambat dan berat.
b) Sinar/Partikel Beta (β)
Sinar beta merupakan radiasi partikel
bermuatan negatif.
Mempunyai muatan –1 dan massa sekitar
1/2000 massa proton. Dengan demikian
partikel ini sama dengan elektron.
Relatif cepat dan ringan
17
Mempunyai daya tembus menengah dan
dapat dihentikan dengan lembaran
aluminium atau plastik.
Dapat mengionisasi atom-atom yang
dilewatinya, tetapi tidak sekuat daya
ionisasi partikel alfa.
c) Sinar Gamma (γ)
Sinar gamma adalah suatu gelombang EM
bukan partikel. Dengan demikian tidak
mempunyai muatan maupun massa.
Mempunyai daya tembus yang sangat
besar-diperlukan lembaran tipis
timbal untuk menguranginya.
Tidak mengionisasi atom-atom yang
dilewatinya secara langsung, meskipun
dapat menyebabkan atom memancarkan
partikel lain yang selanjutnya dapat
menyebabkan ionisasi.
18
Radioakt
if
Muatan Lambang
Sinar α Positif He24 atau α2
4
Sinar β Negatif e− ¿0 ¿ atau β
−10
Sinar γ Tidak bermuatan γ00
No. Nama Simbol
1. Proton P11 atau H1
1
2. Neutron n01
3. Positron e10 atau β1
0
4. Detron D12 atau H1
2
5. Triton D13 atau H1
3
19
G. Kestabilan Inti
Kestabilan inti tidak dapat diramal dengan
suatu aturan. Namun ada beberapa aturan empiris
yang dapat digunakan untuk mengenal inti yang
stabil dan radioaktif
a. Semua inti mengandung 84 proton (Z=84) atau
lebih tidak stabil.
b. Aturan ganjil genap. Diamati bahwa inti
yang mengandung jumlah proton genap dan
jumlah neutron genap lebih stabil dari inti
yang mengandung jumlah proton dan neutron
yang ganjil.
Jumlah Proton-
neutron
Inti yang stabil
Genap-genap
Genap-ganjil
Ganjil-genap
Ganjil-ganjil
157
52
50
5c. Bilangan Sakti
Kestabilan inti ditemukan bahwa inti
stabil itu jika dalam inti tersebut
terdapat jumlah proton dan jumlah neutron
sama dengan bilangan sakti.
Contoh bilangan :
20
Proton : 2,8,20,28,50 dan 82
Neutron : 2,8,20,28,50,82 dan 126
Kestabilan inti dapat dikaitkan
dengan perbandingan neutron-proton
(N/Y)
Isotop yang stabil :
42He16
8O4020
Ca
H. Pita Kestabilan
Kestabilan inti atom dapat ditinjau dari
aspek kinetika dan energitika.Kestabilan secara
energitika ditinjau dari aspek energi
nukleosintesis dihubungkan dengan energi komponen
penyusunnya (proton dan neutron), disebut energi
ikat inti. Kestabilan secara kinetika ditinjau
berdasarkan kejadian inti meluruh membentuk inti
yang lain, disebut peluruhan radioaktif.
Untuk mengetahui ciri-ciri inti yang stabil
dan inti yang tidak stabil dapat ditinjau dari
perbandingan antarpartikel yang terkandung di
dalam inti atom, yaitu perbandingan neutron
terhadap proton (N/Z).Selain nuklida 1H, semua
21
nuklida atom memiliki proton dan neutron. Suatu
nuklida dinyatakan stabil jika memiliki
perbandingan neutron terhadap proton lebih besar
atau sama dengan satu (N/Z ≥ 1).
Untuk nuklida ringan (Z < 20), perbandingan (N/Z)
= 1
Untuk nuklida dengan Z > 20, perbandingan (N/Z) >1
Hubungan proton dan neutron dapat diungkapkan
dalam bentuk grafik yang disebut grafik pita
kestabilan.
Kenaikan angka banding N/Z diyakini akibat
meningkatnya tolakan muatan positif dari
proton.Untuk mengurangi tolakan antarproton
diperlukan neutron yang berlebih.Nuklida di
22
luar pita kestabilan umumnya bersifat
radioaktif atau nuklida tidak stabil.
Inti Ringan
Yaitu inti dengan N/Z diatas pita kestabilan,
maka inti tersebut harus memperkecil N/Z. Hal
ini dapat terjadi bila :
1. n01 p1
1 + e−10
Contoh
C614 N7
14 + e−10
2.Jika inti memancarkan partikel neutronContoh
I53127 I53
126 + n01
Dan inti dengan N/Z dibawahpita kestabilan, maka inti tersebut
harus memperbeasr harga
N/Z. Hal ini dapat terjadi bila :
1. p11 n0
1 + e+10
Contoh
C611 B5
11 + e+10
2. Inti menangkap elektron dari kulit yang
terdekat (kulit k)
Contoh
Be47 + e
−10 Li3
7
23
Inti Berat
Yaitu untuk unsur radioaktif dengan Z > 83.
Dalam usaha mendapatkan N/Z yang stabil
dapat dilakukan dengan beberapa cara
diantaranya inti membebaskan 2 proton dan 2
neutron bersama-sama dalam bentuk pancaran
partikel α He24
Contoh
U92238 Th90
234 + He24
I. Energi pengikat inti
Inti atom terdiri atas proton dan neutron.Massa
suatu inti selalu lebih kecil dari jumlah massa
proton dan neutron.Selisih antara massa inti yang
sebenarnya dan jumah massa proton dan massa
neutron penyusunnya disebut defek massa.Massa yang
hilang ini merupakan ukuran energi pengikat
neutron dan proton.
Energi yang diperlukan untuk menguraikan inti
(energi yang diperlukan jika inti terentuk)
disebut energi pengikat inti.
24
Atom 5626Fe mengandung 25 neutron,30 proton dan 26
elektron. Massa dari partikel partikel ini,
P = 1,007277µ
n = 1,008665 µe = 0,0005486
massa 5626Fe menurut perhitungan
(26 x 1,0072770 ) + (30 x 1,008665) + (26 x
0,0005486)= 56,4634 µ
Massa 5626Fe menurut pengamatan 55,9349 µ
Defek Massa : 56,9349 - 55,4634 = 0,5285 µ
Energi pengikat inti 5626Fe
0,5285 x 931 =492 MeV
Energi pengikat inti 5626Fe pernukleon
= 49256 = 8,79 MeV/nukleon
Jika energi pengikat inti pernukleon dialurkan
terhadap bilangan massa (A) akan diperoleh grafik
seperti terlihat pada gambar 2. Pada gambar
25
terlihat bahwa puncak dari grafik mendekati 5626Fe
(besi).
Gambar 2.2 grafik energi pengikat inti pernukleonterhadap bilangan massaPuncak grafik menunjukkan bahwa nuklida yang paling stabil. Pada reaksi nuklida terjadi proses untuk meningkatkan kestabilan yaitu reaksi yang mempengaruhi besar energi pengikat inti rata rata.
J. Deret Radioaktifan
Deret Radioaktifan adalah suatu kumpulan
unsur-unsur yang dibentuk dari suatu nuklida
radioaktif tunggal oleh pancaran berurutan
partikel alfa ataupun beta, karena tiap pancaran
menyebabkan terbentuknya atom dari suatu unsur
lain,deret itu dimulai dengan penyuluhan
26
radioaktif dari unsur induk dan berlanjut dari atom
ke atom sampai akhirnya terbentuk sesuatu atom
tak-radioaktif.
Ada tiga deret keradioaktifan alam yaitu deret
thorium, deret uranium, dan deret aktinium. Deret
thorium dan deret uranium diberi nama sesuai
dengan nama anggota yang mempunyai waktu paro
terpanjang yaitu berturut-turut 1,39 × 1010 dan
4,51 × 109 tahun. Deret aktinium dimulai dari unsur
uranium (U-235) dengan waktu paruh 7,1 × 108 tahun
yang kadang-kadang disebut aktinouranium.
Bilangan massa thorium adalah 232 merupakan
kelipatan 4 yaitu 4x58. Oleh karena pada pancaran
alfa bilangan massa berkurang dengan 4 dan pada
pancaran beta tidak terjadi perubahan massa, maka
bilangan massa setiap anggota deret thorium dapat
dinyatakan dengan 4n dan n adalah angka 58
(thorium) sampai 52 (thorium D).
Deret keradioaktifan yang keempat adalah deret
keradioaktifan buatan yang disebut deret
neptunium. Unsur induk deret neptunium adalah
neptunium dengan waktu paruh 2,20 × 106 tahun.
Deret 4n + 2 diberi nama deret uranium karena
inti induknya adalah 23892U92 yang mengalami
peluruhan sampai inti akhir stabil 20682Pb82.
27
K. Reaksi Fisi dan Fusi
a. Reaksi Fisi
Reaksi Fisi adalah reaksi pembelahan inti
atom yang besar menjadi 2 inti atom yang
besar menjadi 2 inti atom lain yang lebih
kecil.
Contoh :
U92235 + n0
1 Ba56139 + Kr36
94 + 3 n01
Namun jika jumlah Neutron tidak terkendali
dapat menyebabkan bom atom.
b. Reaksi Fusi
Reaksi Fusi adalah reaksi penggabungan inti
atom yang kecil menjadi inti atom yang
besar.
28
Contoh :
\
Dapat terjadi pada Matahari, dan sering
disebut bom hydrogen.
L. Transmutasi Inti
Transmutasi inti dihasilkan dari pemboman inti
oleh neutron, proton, atau inti lain.
Contoh:
U92238 + N0
1 U92239 + γ
Nukleon : partikel-partikel penyusun inti, yaitu
proton dan neutron
Nuklida : suatu spesies nuklir tertentu, dengan
lambang:
Z = nomor atom
A = nomor massa = jumlah proton + neutron
N = neutron, biasanya tidak ditulis karena
N = A-Z (target), proyektil,fluks, penampang lintang
dan keaktifan.
29
M. Kegunaan Radioaktif
1. Radiostop Sebagai Perunut
a) Bidang Kedokteran
1) I-131 digunakan untuk menentukan kalenjar
gondok.
2) Na-24 digunakan untuk mengetahui penyumbatan
darah pada urat.
3) Ca-47 digunakan untuk mengetahui penyakit
tulang dan darah.
4) K-12 digunakan untuk menentukan penyakit pada
otot.
5) Tc-99 dan TI-201 digunakan untuk untuk
mendeteksi kerusakan jantung.
6) Xe-133 digunakan untuk mendeteksi penyakit
peru-paru.
7) P-32 digunakan untuk mendeteksi penyakit mata.
8) Sr-85 digunakan untuk mendeteksi penyakit
tulang.
9) Se-75 digunakan untuk mendeteksi penyakit
prankeas.
b) Bidang Hidrologi
30
1) Na-24 untuk mempelajari kecepatan aliran air
sungai.
2) Radiosotop Na-24 dalam bentuk karbonat untuk
menyelidiki kebocoran pipa air bawah tanah.
c) Bidang Sains
1) I-131 untuk mempelajari kesetimbangan dinamis.
2) O-18 digunakan untuk mepelajari reaksi
esterifikasi.
3) C-14 digunakan untuk mempelajari mekanisme
reaksi fotosintesisme.
2. Radiostop Sebagai Sumber Radiasi
a) Bidang Kedokteran
1) Co-60 untuk penyembuhan penyakit kanker.
2) P-32 untk penyembuhan penyakit leukemia.
3) Co-60 dan Cs-137 digunakan untuk sentralisasi
alat-alat kedokteran.
31
4) I-131 digunakan untuk terapi kanker kelenjar
kiloid.
b) Bidang Pertanian
1) Radiasi yang dihasilkan dapat diguankan untuk
pemberantasan Hama, penyimpanan makanan dan
pemulihan tanaman.
c) Bidang Industri
1) Untuk bidang radigrafi pada pemotretan bagian
dalam sebuah benda seperti sinar-X, sinar gamma
atau neutron.
2) Untuk pengontrol ketebalan pada industri
kertas, plastic dan logam.
3) Radiasi gamma yang dihasilkan dapat digunakan
untuk memeriksa cacat pada logam.
4) Radiasi gamma juga dapat digunakan untuk
pengawetan kayu, barang-barang seni.
32
N. Pengaruh Radiasi pada Makhluk Hidup
Akibat radiasi yang melebihi dosis yang
diperkenankan dapat menimpa seluruh tubuh atau hanya
lokal.Radiasi tinggi dalam waktu singkat dapat
menimbulkan efek akut atau seketika sedangkan radiasi
dalam dosis rendah dampaknya baru terlihat dalam
jangka waktu yang lama atau menimbulkan efek yang
tertunda.Radiasi zat radioaktif dapat memengaruhi
kelenjarkelenjar kelamin, sehingga menyebabkan
kemandulan.Berdasarkan dari segi cepat atau lambatnya
penampakan efek biologis akibat radiasi radioaktif