Page | 1 BAB I PENDAHULUAN A.......Latar belakang Selama bertahun-tahun terdapat anggapan bahwa sangatlah sulit untuk mendapat kemoterapi antivirus dengan selektifitas yang tinggi. Siklus replikasi virus yang dianggap sangat mirip dengan metabolisme normal manusia menyebabkan setiap usaha untuk menekan reproduksi virus juga dapat membahayakan sel yang terinfeksi. Bersamaan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan pengertian yang lebih dalam mengenai tahap-tahap spesifik dalam replikasi virus sebagai target kemoterapi anti virus, semakin jelas bahwa kemoterapi pada infeksi virus dapat dicapai dan reproduksi virus dapat ditekan dengan efek yang minimal pada sel horpes. Perkembangan obat anti virus baik sebagai profilaksis ataupun terapi belum mencapai hasil seperti apa yang diinginkan oleh umat manusia. Berbeda dengan anti mikroba lainya, antiviral yang dapat menghambat atau membunuh virus juga akan dapat merusak sel hospes dimana virus itu berada. Ini karena replikasi virus RNA maupun DNA berlangsung didalam sel hospes dan membutuhkan enzim dan bahan lain dari hospes. Tantangan bagi penelitian ialah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
P a g e | 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Selama bertahun-tahun terdapat anggapan bahwa sangatlah sulit untuk
mendapat kemoterapi antivirus dengan selektifitas yang tinggi. Siklus replikasi virus
yang dianggap sangat mirip dengan metabolisme normal manusia menyebabkan
setiap usaha untuk menekan reproduksi virus juga dapat membahayakan sel yang
terinfeksi. Bersamaan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan pengertian yang
lebih dalam mengenai tahap-tahap spesifik dalam replikasi virus sebagai target
kemoterapi anti virus, semakin jelas bahwa kemoterapi pada infeksi virus dapat
dicapai dan reproduksi virus dapat ditekan dengan efek yang minimal pada sel
horpes.
Perkembangan obat anti virus baik sebagai profilaksis ataupun terapi belum
mencapai hasil seperti apa yang diinginkan oleh umat manusia. Berbeda dengan anti
mikroba lainya, antiviral yang dapat menghambat atau membunuh virus juga akan
dapat merusak sel hospes dimana virus itu berada. Ini karena replikasi virus RNA
maupun DNA berlangsung didalam sel hospes dan membutuhkan enzim dan bahan
lain dari hospes. Tantangan bagi penelitian ialah bagaimana menemukan suatu obat
yang dapat menghambat secara spesifik salah satu proses replikasi virus seperti :
peletakan, uncoanting dan replikasi. Analisis biokimiawi dari proses sintesis virus
telah membuka tabir bagi terapi yang efektif untuk beberapa infeksi seperti : virus
hespes, beberapa virus saluran napas dan human immunodeficiency virus (HIV).
Dengan mencuatnya masalah penyakit acquired-immuno-deficiency-syndrom
(AIDS) maupun virus lainnya, maka kegiatan penelitian mencari obat anti viral telah
mendapat dukungan yang lebih luas dari berbagai pihak baik swasta maupun
pemerintah, terutama di Negara maju.
Sejumlah obat anti virus dapat dikembangkan didekade 50 dan 60 saat ini
memiliki pemamfaatan terbatas. Obat ini adalah idoksuridin, vidarabin dan sitarabin.
P a g e | 2
Obat ini bersifat tidak selektif dalam menghambat replikasi virus sehingga banyak
fungsi sel hospes juga dihambat. Toksisitas misalnya supresi sumsum tulang telah
menghalangi obat di atas digunakan secara parental kecuali vidarabin. Hanya
idoksuridin dan vidarabin yang saat ini masih dapat digunakan secara topikal sebagai
obat pilihan kedua dan ketiga pada herpes simplex keratin konjunctifitis. Obat anti
virus generasi baru pada umumnya bekerja lebih selektif terutama asiklovir sehingga
toksisitasnya lebih rendah.
Berdasarkan pemaparan materi diatas maka penulis tertarik untuk membuat
makalah yang berjudul Anti Virus.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk mengerti dan memahami
jenis penyakit anti virus, jenis obat anti virus, hubungan penyakit dan obat anti virus
dan proses keperawatannya.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui jenis penyakit anti virus
2. Untuk mengetahui jenis obat anti virus
3. Untuk mengetahui hubungan penyakit dan obat anti virus
4. Untuk mengetahui proses keperawatan dari obat-obat anti virus
P a g e | 3
C. Metode penulisan
Metode penulisan makalah ini menggunakan metode deskriftif dengan berbagai
sumber buku, buku-buku yang berkaitan dengan materi yang diberikan dan diakses
dari internet. Makalah ini terdiri dari beberapa pokok bahasan yang merupakan tugas
yang diberikan dosen kepada penulis.
D. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan makalah ini yaitu :
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab I pendahuluan memuat tentang latar belakang, tujuan penulisan, metode
penulisan dan sistematika penulisan.
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab II tinjauan pustaka terdiri atas jenis penyakit anti virus, jenis obat dan
hubungan penyakit dan obat-obat anti virus dan proses keperawatan obat-obat anti
virus.
3. BAB II PENUTUP
Bab II penutup terdiri atas kesimpulan dan saran
4. DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka merupakan kumpulan referensi yang digunakan untuk membuat
makalah ini dan merupakan bagian akhir dari makalah.
P a g e | 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Jenis Penyakit Antivirus
a. INFLUENZA
Influensa, biasanya dikenali sebagai flu di masyarakat, adalah penyakit menular
burung dan mamalia yang disebabkan oleh virus RNA dari famili Orthomyxoviridae
(virus influensa). Penyakit ini ditularkan dengan medium udara melalui bersin dari
sipenderita. Pada manusia, gejala umum yang terjadi adalah demam, sakit
tenggorokan, sakit kepala, hidung tersumbat dan mengeluarkan cairan, batuk, lesu
serta rasa tidak enak badan. Dalam kasus yang lebih buruk, influensa juga dapat
menyebabkan terjadinya pneumonia, yang dapat mengakibatkan kematian terutama
pada anak-anak dan orang berusia lanjut.
Masa penularan hingga terserang penyakit ini biasanya adalah 1 sampai 3 hari
sejak kontak dengan hewan atau orang yang influensa. Virus influensa cepat sekali
bermutasi, sehingga setiap kali para ahli virus harus berusaha menemukan penangkal
yang baru. Wabah flu terbesar pertama adalah pandemi flu spanyol (1918). Beberapa
tahun yang lalu kita mengenal flu Hong Kong dan pada tahun 2005 merebak flu
burung. Semua ini menunjukkan betapa sulitnya usaha penangkalan terhadap
penyakit ini.
b. HERPES
Herpes zoster (Shingles) adalah suatu penyakit yang membuat sangat nyeri
(rasa sakit yang amat sangat). Penyakit ini juga disebabkan oleh virus herpes yang
juga mengakibatkan cacar air (virus varisela zoster). Seperti virus herpes yang lain,
virus varisela zoster mempunyai tahapan penularan awal (cacar air) yang diikuti oleh
suatu tahapan tidak aktif. Kemudian, tanpa alasan virus ini jadi aktif kembali,
menjadikan penyakit yang disebut sebagai herpes zoster. Kurang lebih 20% orang
yang pernah cacar air lambat laun akan mengembangkan herpes zoster. Keaktifan
kembali virus ini kemungkinan akan terjadi pada orang dengan sistem kekebalan
P a g e | 5
yang lemah. Ini termasuk orang dengan penyakit HIV, dan orang di atas usia 50
tahun.
Herpes zoster hidup dalam jaringan saraf. Kejangkitan herpes zoster dimulai
dengan gatal, mati rasa, kesemutan atau rasa nyeri yang berat pada daerah bentuk tali
lebar di dada, punggung, atau hidung dan mata. Walaupun jarang, herpes zoster dapat
menular pada saraf wajah dan mata. Ini dapat menyebabkan jangkitan di sekitar
mulut, pada wajah, leher dan kulit kepala, dalam dan sekitar telinga, atau pada ujung
hidung.
Jangkitan herpes zoster hampir selalu terjadi hanya pada satu sisi tubuh. Setelah
beberapa hari, ruam muncul pada daerah kulit yang berhubungan dengan saraf yang
meradang. Lepuh kecil terbentuk, dan berisi cairan. Kemudian lepuh pecah dan
berkeropang. Jika lepuh digaruk, infeksi kulit dapat terjadi. Ini membutuhkan
pengobatan dengan antibiotik dan mungkin menimbulkan bekas. Biasanya, ruam
hilang dalam beberapa minggu, tetapi kadang-kadang rasa nyeri yang berat dapat
bertahan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Kondisi ini disebut “neuralgia
pascaherpes”.
c. HIV
HIV (human immunodeficiency virus) adalah sebuah retrovirus yang
menginfeksi sel sistem kekebalan tubuh manusia terutama Sel T CD4+ dan
makrofaga, komponen vital dari sistem sistem kekebalan tubuh "tuan rumah" dan
menghancurkan atau merusak fungsi mereka. Infeksi dari HIV menyebabkan
pengurangan cepat dari sistem kekebalan tubuh, yang menyebabkan kekurangan
imun. HIV merupakan penyebab dasar AIDS. HIV berbeda dalam struktur dengan
retrovirus yang dijelaskan sebelumnya. Besarnya sekitar 120 nm dalam diameter
(seper 120 milyar meter, kira-kira 60 kali lebih kecil dari sel darah merah) dan
kasarnya "spherical".
HIV menular melalui hubungan kelamin dan hubungan seks oral, atau melalui
anus, transfusi darah, penggunaan bersama jarum terkontaminasi melalui injeksi obat
dan dalam perawatan kesehatan, dan antara ibu dan bayinya selama masa hamil,
P a g e | 6
kelahiran dan masa menyusui. UNAIDS transmission. Penggunaan pelindung fisik
seperti kondom latex dianjurkan untuk mengurangi penularan HIV melalui seks.
Belakangan ini, diusulkan bahwa penyunatan dapat mengurangi risiko penyebaran
virus HIV, tetapi banyak ahli percaya bahwa hal ini masih terlalu awal untuk
merekomendasikan penyunatan lelaki dalam rangka mencegah HIV.
Pada akhir tahun 2004 diperkirakan antara 36 hingga 44 juta orang yang hidup
dengan HIV, 25 juta di antaranya adalah penduduk sub-Sahara Afrika. Perkiraan
jumlah orang yang terinfeksi HIV di seluruh dunia pada tahun 2004 adalah antara 4,3
juta hingga 6,4 juta orang. (AIDS epidemic update December 2004).
Di Asia, wabah HIV terutama disebabkan oleh para pengguna obat bius lewat
jarum suntik, hubungan seks baik antarpria maupun dengan pekerja seks komersial,
dan pelanggannya, serta pasangan seks mereka. Pencegahannya masih kurang
memadai.
2. Jenis Obat Antivirus Dan Hubungan Obat Dengan Penyakit
Obat antivirus terdapat dalam empat golongan besar tapi obat anti virus yang akan dibahas dalam dua bagian besar yaitu pembahasan mengenai antinonretrovirus dan antiretrovirus. Klasifikasi pembahasan obat antivirus adalah sebagai berikut:
1. Antinonretrovirus - Antivirus untuk herpes- Antivirus untuk influenza- Antivirus untuk HBV dan HCV
Reverse transkripstase (RT ) mengubah RNA virus menjadi DNA proviral sebelum bergabung dengan kromosom hospes. Karena antivirus golongan ini bekerja pada tahap awal replikasi HIV, obat obat golongan ini menghambat terjadinya infeksi akut sel yang rentan, tapi hanya sedikit berefek pada sel yang telah terinfeksi HIV. Untuk dapat bekerja, semua obat golongan NRTI harus mengalami fosforilasi oleh enzim sel hospes di sitoplasma. Yang termasuk komplikasi oleh obat obat ini adalah asidosilaktat dan hepatomegali berat dengan steatosis.
ZIDOVUDIN
1. FarmakokinetikObat mudah diabsorpsi setelah pemasukan oral dan jika diminum
bersama makanan, kadar puncak lebih lambat, tetapi jumlah total obat yang
diabsorpsi tidak terpengaruh. Penetrasi melewati sawar otak darah sangat baik
dan obat mempunyai waktu paruh 1jam. Sebagian besar AZT mengalami
glukuronidasi dalam hati dan kemudian dikeluarkan dalam urine.
2. Mekanisme kerja
Target zidovudin adalah enzim reverse transcriptase (RT) HIV. Zidovudin bekerja dengan cara menghambat enzim reverse transcriptase virus, setelah gugus asidotimidin (AZT) pada zidovudin mengalami fosforilasi. Gugus AZT 5’- mono fosfat akan bergabung pada ujung 3’ rantai DNA virus dan menghambat reaksi reverse transcriptase.
3. Resistensi Resistensi terhadap zidovudin disebabkan oleh mutasi pada enzim reverse
transcriptase. Terdapat laporan resisitensi silang dengan analog nukleosida
lainnya. Resistensi : 3. Spektrum aktivitas : HIV(1&2)
P a g e | 18
4. Indikasi
Infeksi HIV, dalam kombinasi dengan anti HIV lainnya(seperti lamivudin
dan abakafir).
5. Dosis
Zidovudin tersedia dalam bentuk kapsul 100 mg, tablet 300 mg dan sirup
5 mg /5ml disi peroral 600 mg / hari.
6. Efek samping
Anemia, neotropenia, sakit kepala, mual.
DIDANOSIN
1. farmakokinetik
Karena sifat asamnya, didanosin diberikan sebagai tablet kunyah, buffer
atau dalam larutan buffer. Absorpsi cukup baik jika diminum dalam keadaan
puasa; makanan menyebabkan absorpsi kurang. Obat masuk system saraf
pusat tetapi kurang dari AZT. Sekitar 55% obat diekskresi dalam urin.
2. Mekanisme kerja
Obat ini bekerja pada HIV RT dengan cara menghentikan pembentukan
rantai DNA virus.
3. Resistensi
Resistensi terhadap didanosin disebabkan oleh mutasi pada reverse
transcriptase. Spektrum aktivitas : HIV (1 & 2)
4. Indikasi
Infeksi HIV, terutama infeksi HIV tingkat lanjut, dalam kombinasi anti
HIV lainnya.
P a g e | 19
5. Dosis
Tablet & kapsul salut enteric peroral 400 mg / hari dalam dosis tunngal
atau terbagi.
6. Efek samping
Diare, pancreatitis, neuripati perifer.
ZALSITABIN
1. Farmakokinetik
Zalsitabin mudah diabsorpsi oral, tetapi makanan atau MALOX TC akan
menghambat absorpsi didistribusi obat ke seluruh tubuh tetapi penetrasi ke
SSP lebih rendah dari yang diperoleh dari AZT. Sebagai obat dimetabolisme
menjadi DITEOKSIURIDIN yang inaktif. Urin adalah jalan ekskresi utama
meskipun eliminasi pekal bersama metabolitnya.
2. Mekanisme kerja
Obat ini bekerja pada HIV RT dengan cara menghentikan pembentukan
rantai DNA virus.
3. Resistensi
Resistensi terhadap zalsitabin disebakan oleh mutasi pada reverse
transcriptase. Dilaporkan ada resisitensi silang dengan lamivudin. Spektrum
aktivitas : HIV (1 & 2).
4. Indikasi
Infeksi HIV, terutama pada pasien HIV dewasa tingkat lanjut yang tidak
responsive terhadap zidovudin dalam kombinasi dengan anti HIV lainnya