ANALISIS INFORMASI KEUANGAN Analisis Aktivitas Investasi KELOMPOK 4 Made Fajar Paramartha (1015351048) I Putu Niko Budatama (1015351063) I Kadek Adi Dwiadnyana (1015351065) Luh Gita Andini A. P. (1015351077) Kadek Dwijana Asriningsih (1015351082) Ni Wayan Septia Wini (1015351083) FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS UDAYANA
Aktiva lancar merupakan sumber daya atau klaim atas sumber daya yang langsung dapat diubah menjadi kas, biasanya dalam jangka waktu siklus operasi perusahaan. Aktiva tak lancar (Non Current Assets) atau aktiva jangka panjang atau juga disebut aktiva tetap merupakan sumber daya atau klaim atas sumber daya yang diharapakan dapat memberikan manfaat pada perusahaan selama periode melebihi periode kini.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS INFORMASI KEUANGAN
Analisis Aktivitas Investasi
KELOMPOK 4
Made Fajar Paramartha (1015351048)
I Putu Niko Budatama (1015351063)
I Kadek Adi Dwiadnyana (1015351065)
Luh Gita Andini A. P. (1015351077)
Kadek Dwijana Asriningsih (1015351082)
Ni Wayan Septia Wini (1015351083)
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2012
Analisis Aktivitas Investasi
A. Aktiva Lancar (Current Assets)
Aktiva lancar merupakan sumber daya atau klaim atas sumber daya yang langsung
dapat diubah menjadi kas, biasanya dalam jangka waktu siklus operasi perusahaan.
1. Kas dan Setara Kas
Kas (cash) merupakan aktiva yang paling likuid, mencakup mata uang, deposito
dana, money orders, dan cek. Setara kas (cash equivalents) juga tergolong sangat lancar,
investasi jangka pendek yang siap dikonversi menjadi kas dan hampir jatuh tempo
sehingga risiko perubahan harga yang disebabkan pergerakan tingkat bunga hanya
minimal.
Konsep likuiditas (liquidity) penting dalam analisis laporan keuangan.Likuiditas
berarti jumlah kas atau setara kas yang dimiliki perusahaan dan jumlah kas yang dapat
diperoleh dalam periode singkat. Likuiditas memberikan fleksibilitas untuk
memanfaatkan kondisi perubahan pasar dan untuk bereaksi terhadap strategis
pesaing.Likuiditas juga terkait dengan kermampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajibannya saat jatuh tempo.Banyak perusahaan dengan neraca yang kuat mengalami
kesulitan yang serius karena tidak likuid.
Selain memeriksa jumlah aktiva likuid yang tersedia untuk perusahaan, analisis
juga harus mempertimbangkan hal berikut:
• Sejauh mana setara kas diinvestasikan pada efek ekuitas, perusahaan mengalami
penurunan likuiditas jika nilai pasar dari efek investasi tersebut turun.
• Kas dan setara kas sering kali dibutuhkan sebagai saldo kompensasi (compensating
balances) untuk mendukung suatu perjanjian pinjaman atau sebagai jaminan utang.
2. Piutang
Piutang (receivables) merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan
barang atau jasa, atau dari pemberian pinjaman uang.
a. Penilaian Piutang
Analisis piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan arus laba
perusahaan.Risiko analisis ini adalah pengalaman masa lalu mungkin bukan alat
1
prediksi yang layak atas kerugian masa depan, atau mungkin kita gagal
mencerminkan kondisi terkini. Kerugian piutang dapat menjadi sangat berarti dan
memengaruhi baik aktiva lancarserta laba bersih sekarang dan masa depan.
b. Analisis Piutang
• Risiko Kolektibilitas
Informasi penuh untuk menilai risiko kolektibilitas biasanya tidak dicakup dalam
laporan keuangan. Informasi yang berguna harus diperoleh dari sumber lain atau
dari perusahaan. Alat analisis untuk memeriksa kolektibilitas mencakup:
- Membandingkan persentase piutang terhadap penjualan perusahaan pesaing
dengan perusahaan yang sedang dianalisis.
- Memeriksa konsentrasi pelanggan, risiko meningkat jika piutang
terkonsentrasi pada satu atau sedikit pelanggan.
- Menyelidiki pola umur piutang (sudah melewati jatuh tempo dan berapa
lama).
- Menentukan bagian piutang yang merupakan pengalihan atau perpanjangan
(renewal) dari piutang atau wesel tagih masa lalu.
• Keaslian Piutang
Deskripsi piutang pada laporan keuangan atau catatan atas laporan keuangan
biasanya tidak cukup untuk memberikan tingkat keandalan mengenai apakah
piutang asli, jatuh tempo, dan dapat ditagih.Pemahaman mengenai praktik industri
dan sumber informasi tambahan digunakan untuk menambah keyakinan.Salah
satu faktor yang memengaruhi keandalan piutang adalah kebijakan kredit
perusahaan.Kebijakan kredit yang ketat berdampak pada kualitas yang lebih
tinggi, atau risiko piutang yang lebih rendah.Perusahaan biasanya melaporkan
kebijakan kreditnya dalam catatan atas laporan keuangan.
• Sekuritisasi Piutang
Salah satu masalah analisis penting adalah saat perusahaan menjual semua atau
sebagian piutangnya pada pihak ketiga.Praktik ini disebut anjak piutang
(factoring) atau sekuritisasi (securitization).Piutang dapat dijual dengan recourse
atau tanpa recourse pada pembeli (recourse terkait atas jaminan kolektibilitas)
2
Penjualan piutang dengan recourse tidak memindahkan dengan efektif risiko
kepemilikan piutang dari penjual.
3. Beban Dibayar Dimuka
Beban dibayar di muka (prepaid expenses) merupakan pembayaran di muka atas
jasa atau barang yang belum diterima.Sebagai contoh adalah pembayaran di muka untuk
asuransi, utilitas, dan pajak bangunan.Analisis kita harus mewaspadai bahwa, karena
alasan percepatan atau tidak material, beberapa jasa yang jatuh tempo lebih dari satu
tahun juga dicakup dalam beban dibayar dimuka yang dikelompokkan sebagai aktiva
lancar.
4. Persediaan
Persediaan (inventory) merupakan barang yang dijual dalam aktivitas operasi
normal perusahaan.Dengan pengecualianorganisasi jasa tertentu, persediaan merupakan
aktiva inti dan penting dalam perusahaan.Persediaan harus diperhatikan karena
merupakan komponen utama dari aktiva operasi dan langsung memengaruhi
penghitungan laba.Biaya persediaan awalnya dicatat pada neraca.Saat persediaan terjual,
biaya ini dipindahkan dari neraca dan mengalir pada laporan laba rugi sebagai harga
pokok penjualan (HPP). Biaya tidak dapat berada pada dua tempat yang sama pada waktu
bersamaan, mereka dapat dicatat pada neraca (sebagai beban masa depan), atau diakui
saat ini pada laporan laba rugi dan mengurangi profitabilitas untuk dikaitkan dengan
pendapatan penjualan.
a. Dampak biaya persediaan terhadap profitabilitas
Laba kotor dapat dipengaruhi oleh pilihan metode penghitungan biaya
perusahaan.Pada periode di mana harga meningkat FIFO memberikan laba kotor yang
lebih tinggi dibandingkan LIFO karera persediaan yang lebih rendah dikaitkan
dengan pendapatan penjualan dengan harga pasar terkini. Hal ini sering kali
dinyatakan sebagai keuntungan fiktif FIFO karena laba kotor sebenarnya merupakan
penjumlahan dari dua komponen: laba ekonomi (economic profit) dan laba
kepemilikan (holding gain). Laba ekonomi sesuai dengan jumlah yang terjual
dikalikan dengan selisih antara harga jual dan biaya penggantian persediaan (kira-kira
sebesar biaya pembelian persediaan yang paling kini). Laba kepemilikan merupakan
kenaikan pada biaya penggantian karena persediaan telah diperoleh dan sama dengan
3
jumlah unit terjual dikali dengan selisih biaya penggantian terkini dengan biaya
perolehan awal.
b. Dampak biaya persediaan terhadap neraca
Pada periode harga meningkat, dan dengan asumsi persediaan belum melikuidasi
layer persediaan lamanya, LIFO melaporkan persediaan akhir pada harga yang jauh
lebih rendah dibandingkan dengan biaya penggantian.Hasilnya neraca perusahaan
yang menggunakan LIFO tidak secara akurat mencerminkan investasi lancar yang
dimiliki perusahaan dalam persediaannya.
c. Dampak biaya persediaan terhadap arus kas
Peningkatan laba kotor dengan metode FIFO juga menyebabkan laba sebelum pajak
lebih tinggi, dan karenanya, utang pajak yang lebih tinggi.Pada periode di mana harga
meningkat, perusahaan dapat terjebak pada pengurangan arus kas karena mereka
membayar pajak yang lebih tinggi dan perlu mengganti persediaan yang terjual pada
biaya penggantian yang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya pembelian awal.Hal
ini dapat mengarah pada masalah likuiditas.
5. Efek Investasi
Perusahaan juga menginvestasi aktivanya pada efek investasi (investment sec
urities).Beberapa investasi merupakan penyimpanan sementara kelebihan kas dalam
bentuk efek. Investasi ini juga dapat mencakup dana yang akan digunakan untuk investasi
pada pabrik, peralatan, dan aktiva operasi lain, atau dapat digunakan sebagai dana
pembayaran kewajiban. Tujuan penyimpanan sementara ini adalah untuk menggunakan
kas yang menganggur secara produktif.
a. Efek Utang
Efek utang (debt securities) adalah efek yang mewakili hubungan sebagai kreditor
terhadap pihak lain. Misalnya obligasi perusahaan lain, obligasi pemerintah, surat
utang.
• Efek diperdagangkan (trading securities) merupakan utang (atau ekuitas yang
tidak memiliki pengaruh) yang dibeli dengan tujuan dikelola secara aktif dan
dijual untuk mendapat keuntungan pada jangka waktu dekat.
• Efek yang dimiliki hingga jatuh tempo (held-to-maturity securities) merupakan
efek utang yang ingin dan mampu dimiliki manajemen hingga jatuh tempo. Efek
4
ini dapat jatuh tempo dalam jangka waktu pendek (di mana mereka diklasifikasi
sebagai aktiva lancar) atau jangka panjang (di mana mereka klasifikasi sebagai
aktiva tak lancar).
• Efek yang tersedia untuk dijual (available-for-sale securities) merupakan efek
utang (atau ekuitas yang tidak memiliki pengaruh) yang tidak tergolong efek
diperdagangkan atau dimiliki hingga jatuh tempo. Efek ini dapat dikelompokkan
sebagai aktiva lancar atau tak lancar, tergantung dari jangka waktu atau kapan
manajemen berniat menjual efek tersebut. Efek ini dinilai berdasarkan nilai wajar
pada neraca.
b. Efek Ekuitas
Efek ekuitas (equity securities) mencerminkan bagian kepemilikan pada
entitas.Contohnya meliputi saham biasa dan preferen serta hak untuk memperoleh
atau menjual bagian kepemilikan seperti waran, stock right, serta opsi beli dan opsi
jual. Motivasi utama perusahaan membeli efek ekuitas adalah untuk memaksakan
pengaruh pada direksi dan manajemen entitas lain (seperti emasok, pelanggan, anak
perusahaan) dan untuk mendapatkan dividen dan penghasilan dari kenaikan harga
saham.
• Tidak memiliki pengaruh(kepemilikan kurang dari 20%). Efek ekuitas berbentuk
saham preferen tanpa hak suara atau kurang dari 20% dari seluruh saham hak
suara investee, maka efek ini dianggap tidak berpengaruh. Pada kasus ini, investor
diasumsikan memiliki pengaruh minimal pada aktivitas investee. Investasi ini
dapat dikelompokkan sebagai efek diperdagangkan atau tersedia untuk dijual
berdasarkan niat dan kemampuan manajemen.
• Pengaruh signifikan (kepemilikan antara 20% hingga 50%). Kepemilikan saham
meskipun kurang dari 50% saham dengan hak suara, dapat memberikan investor
kemampuan untuk memengaruhi secara signifikan aktivitas usaha investee.
Pembuktian atas kemampuan investor untuk memaksakan pengaruh signifikan
terhadap aktivia usaha investee diperlihatkan dalam berbagai cara seperti,
perwakilan dan partisipasi manajemen.
• Pihak yang mengendalikan (kepemilikan lebih dari 50%). Kepemilikan lebih 50%
disebut sebagai pihak yang mengendalikan (controlling interests). Investor
5
disebut sebagai induk perusahaan (holding company) dan investeesebagai anak
perusahaan (subsidiary). Untuk kepemilikan lebih dari 50%, perusahaan
menyiapkan laporan keuangan konsolidasi.
c. Analisis Efek Investasi
Analisis investasi efek memiliki paling tidak tiga tujuan utama: untuk memisahkan
kinerja operasi dengan kinerja investasi dan pendanaan, untuk mengevaluasi kinerja
dan risiko investasi, dan untuk menganalisis distorsi akuntansi yang disebabkan
aturan akuntansi dan/atau manajemen laba yang terkait dengan investasi efek.
6. Sekuritas Derivatif
Derivatif merupakan instrumen keuangan yang nilainya berasal dari nilai aktiva
lain, kelompok aktiva, atau variabel ekonomis seperti harga saham, obligasi, harga
komoditas, tingkat bunga, atau kurs pertukaran valuta.
a. Jenis-jenis derivatif
Kontrak masa depan (futures contract) merupakan perjanjian antara dua atau
lebih untuk membeli atau menjual komoditas tertentu atau aktiva keuangan pada
tanggal tertentu di masa depan (yang disebut tanggalpenyerahan) pada harga
tertentu.Kontrak ini dapat dibuat untuk berbagai komoditas dan aktiva keuangan.
Kontrak swap (swap contract) merupakan perjanjian antara dua pihak atau
lebih untuk menukar arus kas masa depan. Kontrak ini umumnya digunakan sebagai
perlindungan atas risiko seperti tingkat bunga dan.risiko kurs valuta asing.
Kontrak opsi (option contract) memberikan hak pada suatu pihak bukan
kewajiban untuk melakukan suatu transaksi.Opsi beli (call option) merupakan hak
untuk membeli sekuritas (atau komoditas) dengan harga tertentu pada atau sebelum
tanggal penyerahan.Opsi jual (put option) merupakan opsi untuk menjual sekuritas
(atau komoditas) dengan harga tertentu pada atau sebelum tanggal penyerahan.
Derivatif penting yang sering kali tidak diatur dalam SFAS 133 adalah
kontrak forward (forward contract). Salah satu contohnya adalah pembelian atau
pejualan persediaan dengan kontrak forward sebagai bagian dari operasi usaha
normal, karena penyelesaian langsung tidak dimungkinkan.
6
B. Aktiva Tak Lancar (Non Current Assets)
Aktiva tak lancar (Non Current Assets) atau aktiva jangka panjang atau juga disebut
aktiva tetap merupakan sumber daya atau klaim atas sumber daya yang diharapakan dapat
memberikan manfaat pada perusahaan selama periode melebihi periode kini.
1. Aktiva Jangka Panjang
a. Kapitalisasi, Alokasi, dan Penurunan Nilai
Kapitalisasi merupakan keputusan. Aktiva jangka panjang diciptakan memalui
proses kapitalisasi. Aturan akuntansi untuk kapitalisasi dibatasi untuk memenuhi
tujuan relevan dan andal.Tujuan andal berarti aturan kapitalisasi menjadi konservatif
dan, dalam berapa kasus, tidak konsisten. Umumnya, suatu biaya akan dikapitalisasi
jika emenuhi kriteria berikut:
• Aktiva harus berasal dari transaksi atau kejadian masa lalu. Kriteria ini
menghasilkan perlakuan yang tidak konsisten antara aktiva tak berwujud yang
dibeli dengan yang diciptakan internal. Misalnya, goodwill yang dibeli dapat
dikapitalisasi, tetapi goodwill yang diciptakan sendiri (yang nilainya jauh lebih
besar) tidak dapat dikapitalisasi.
• Aktiva harus menghasilkan kemungkinan manfaat masa depan yang dapat
diidentifikasi dan layak. Kriteria ini menghasilkan pembebanan pengeluaran
litbang dengan segera, meskipun litbang merupakan salah satu dari aktiva yang
paling berharga bagi perusahaan teknologi tinggi.
• Aktiva memberikan pemiliknya pengendalian (khusus) atas manfaat masa depan.
Kriteria ini (dan lainnya) tidak memungkinkan kapitalisasi teknologi atau modal
manusia karena kepemilikan tidak dapat dipaksakan secara hukum.
Alokasi merupakan pembebanan biaya aktiva secara periodik sepanjang
periode manfaat yang diharapkan.Alokasi biaya disebut penyusutan (depreciation)
jika terkait dengan aktiva tetap, amortisasi (amortization) jika digunakan untuk aktiva
tak berwujud, dan deplesi (depletion) jika dikaitkan dengan sumber daya alam.
Jika arus kas yang diharapkan (tidak didiskonto) lebih dibandingkan nilai
tercatat aktiva (biaya dikurangi akumulasi penyusutan), perlu diturunkan nilainya dan
dinyatakan sebesar nilai pasar wajar (jumlah diskonto taksiran arus kas). Dari
perspektif analisis kita, terdapat dua distorsi terkait dengan penurunan nilai aktiva:
7
• Bias konservatif mendistorsi penilaian aktiva jangka panjang karena nilai aktiva
dapat diturunkan namun tidak dapat dinaikkan.
• Pengakuan penurunan nilai aktiva memiliki dampak temporer besar mendistorsi
laba bersih sementara berpotensi untuk meningkatkan kegunaan nilai aktiva pada
neraca.
2. Aktiva Tetap dan Sumber Daya Alam
a. Menilai properti, bangunan, dan Peralatan
Prinsip biaya historis digunakan saat menilai properti, bangunan, dan
peralatan.Penilaian biaya historis mengharuskan suatu perusahaan pertama kali
mencatat sebesar nilai wajar atau nilai wajar aktiva yang ditukarkan.Alasan
digunakannya biaya historis adalah:
• Konservatisme (conservatism), karena tidak mengantisipasi adanya biaya
penggantian berikutnya.
• Akuntabilitas (accountability), manajer dalam jumlah uang.
• Objektivitas (objectivity), dalam penentuan biaya.
b. Menilai sumber daya alam
Sumber daya alam (natural resource), juga disebut aktiva yang dihabiskan (wasting
asset), merupakan hak untuk mengambil atau mengonsumsi sumber daya
alam.Contohnya meliputi hak untuk menambang, menebang kayu, mengambil gas
alam, dan minyak. Sumber daya alam memiliki dua karakteristik penting yaitu
pemindahan
konsumsi aktiva dan penggantian aktiva hanya melalui proses alamiah.
c. Penyusutan
Penyusutan merupakan alokasi biaya properti, bangunan, dan peralatan sepanjang
masa manfaatnya. Jika suatu operasi tidak menguntungkan, penyusutan akan menjadi
biaya yang tidak dapat dihindari, sehingg menambah kerugian.
d. Menganalisis aktiva tetap dan sumber daya alam
Penilaian aktiva tetap dan sumber daya alam menekankan objektivitas biaya historis,
prinsip konservatisme, dan akuntansi atas uang yang diinvestasikan pada aktiva
tersebut.Aturan akuntansi untuk penurunan nilai aktiva jangka panjang mewajibkan
perusahaan untuk secara berkala menelaah kejadian atau perubahan kondisi yang
8
memungkinkan penurunan nilai.Berdasarkan aturan terkini, perusahaan
menggunakaan “uji perolehan kembali” (recoverability test) untuk menentukan
apakah terdapat penurunan nilai, yaitu perusahaan harus mengestimasi taksiran arus
kas bersih masa depan aktiva tersebut dan nilai disposisi akhirnya.
3. Aktiva Tak berwujud
Aktiva tak berwujud (intangible asset) merupakan hak, keistimewaan, dan manfaat
kepemilikan atau pengendalian. Dua karakteristik umum aktiva tak berwujud adalah
tingginya ketidakpastian masa manfaat dan tidak adanya wujud.fisik.
a. Aktiva tak berwujud yang dapat diidentifikasi
Aktiva tak berwujud yang dapat diidentifikasi merupakan aktiva yang dapat
diidentifikasi terpisah dan dikaitkan dengan hak tertentu atau keistimewaan selama
periode manfaat terbatas.Contohnya hak paten, merek dagang, hak cipta, dan
franchise.
b. Aktiva tak berwujud yang tidak dapat diidentifikasi
Aktiva tak berwujud yang dapat diidentifikasi merupakan aktiva yang dapat
dikembangkan secara internal atau dibeli namun tidak dapat diidentifikasi dan sering
kali memiliki masa manfaat yang tak terhingga.Contohnya iklan dan goodwill.
c. Menganalisa aktiva tak berwujud
Dalam menganalisis aktiva tak berwujud, kita harus siap untuk membuat estimasi
sendiri mengenai penilaian aktiva.Juga harus diingat bahwa goodwill tidak
membutuhkan amortisasi dan auditor mengalami masa sulit dengan aktiva tak
berwujud, terutama goodwill.Mereka menganggap sulit untuk menilai aktiva tak
berwujud yang belum diamortisasi.Analisis juga harus waspada terhadap komposisi,
penilaian, dan disposisi goodwill.Goodwill dihapus jika kelebihan laba yang
mendasari eksistensinya tidak ada lagi.Disposisi, atau penghapusan goodwill sering
kali dilakukan manajemen pada periodehal tersebut memiliki dampak pasar terendah.
C. Aktivitas Antar Perusahaan (Intercompany Activities)
1. Investasi Antar Perusahaan
Investasi antarperusahaan (intercorporate investments) merupakan investasi oleh
satu perusahaan dalam efek-efek (sekuritas atau surat berharga) ekuitas perusahaan
9
lainnya. Induk perusahaan (parent) merupakan pihak yang mengendalikan, umumnya
melalui kepemilikan efek ekuitas.Aktivitas entitas legal terpisah lainnya disebut sebagai
anak perusahaan (subsidiary). Hubungan induk perusahaan-anak perusahaan (parent-
subsidiary) terjadi saat satu perusahaan memiliki seluruh atau sebagian besar efek ekuitas
hasil operasi dan kondisi keuangan induk perusahaan berikut anak perusahaannya
dalam satu set laporan keuangan. Akun investasi dalam laporan keuangan induk
perusahaan merupakan bukti kepemilikan saham dalam anak perusahaan
b. Teknik Dasar Konsolidasi
Konsolidasi terdiri atas dua langkah, agregasi dan eliminasi.Pertama, laporan
keuangan konsolidasi menambahkan aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban anak
perusahaan ke akun-akun terkait dalam laporan keuangan induk perusahaan.Langkah
kedua adalah mengeliminasi "transaksi antarperusahaan." untuk menghindari
pencatatan ganda atau pengakuan laba terlalu cepat.Sebagai contoh, utang induk
perusahaan pada anak perusahaannya dan piutang anak perusahaan terhadap induk
perusahaan dieliminasi saat neraca konsolidasi disiapkan.
c. Prinsip-prinsip Konsolidasi
Terdapat dua kondisi di mana anak perusahaan seharusnya tidak dikonsolidasikan
untuk keperluan pelaporan yaitu:
• Pengendalian tidak lengkap atau sementara. Untuk mengonsolidasikan
perusahaan, induk perusahaan harus mempunyai kepemilikan atas anak
perusahaan atau mengendalikan manajemen anak perusahaan secara efektif.
Kepemilikan saham lebih dari 50% umumnya mensyaratkan konsolidasi
Konsolidasi tidak tepat jika pengendalian bersifat sementara, pengendalian tidak
berada di tangan pemilik mayoritas, atau jika anak perusahaan akan dihapuskan.
• Laba tidak pasti. Jika terdapat ketidakpastian yang tinggi tentang peningkatan
ekuitas dari anak perusahaan telah dicatat sebagai akrual pada induk perusahaan,
konsolidasi bukanlah hal yang tepat. Ketidakpastian yang tinggi dapat muncul,
10
sebagian dengan anak perusahaan internasional, ketika terdapat batasan-batasan
konversi atas mata uang asing atau atas penerimaan laba dari luar negeri.
d. Draf eksposur atas konsolidasi
Draf eksposur mengasumsikan adanya pengendalian jika perusahaan memenuhi satu
atau lebih kondisi sebagai berikut:
• Memiliki hak suara mayoritas dalam kepengurusan perusahaan lain atau memiliki
hak untuk menunjuk mayoritas kepengurusan perusahaan lain.
• Memiliki hak suara minoritas dalam jumlah besar dan tidak terdapat pihak atau
organisasi lain yang memiliki hak suara signifikan.
• Memiliki kemampuan unilateral untuk (1) mendapatkan hak suara mayoritas
dalam kepengurusan perusahaan lain atau (2) mendapatkan hak untuk menunjuk
mayoritas kepengurusan perusahaan lain melalui kepemilikan efek yang dapat
dikonversi atau hak lainnya yang saat ini dapat dipilih untuk dijalankan oleh
pemegang efek dan manfaat yang diharapkan dari konversi efek tersebut atau
pelaksanaan hak tersebut melebihi biaya yang diharapkan.
• Apakah hanya partner umum (general partner) dalam persekutuan terbatas
(limited partnership) dan tidak ada partner atau kelompok partner lain yang
memiliki kemampuan untuk menghentikan persekutuan terbatas atau sebaliknya
memindahkan partner umum.
e. Metode akuntansi ekuitas
Metode akuntansi ekuitas (equity accounting method) melaporkan investasi
perusahaan dalam anak perusahaan dan bagian induk perusahaan atas laba
anakperusahaan sebagai akun dalam laporan keuangan induk perusahaan.
2. Penggabungan Usaha
Penggabungan usaha (business combination) mengacu pada merger, akuisisi,
reorganisasi, atau restrukturisasi atas dua atau lebih perusahaan untuk membentuk sebuah
perusahaan lainnya.Penggabungan usaha mengubah kepemilikan dan pengendalian atas
perusahaan yang diakuisisi atau diinvestasi.
a. Akuntansi Penggabungan Usaha
11
FASB baru-baru ini mengeluarkan dua standar penting (SFAS 141 "Business
Combination" dan SFAS 142 "Goodwill and Other Intangible Assets"). Standar ini
memuat beberapa perubahan besar dalam pelaporan keuangan:
• Akuntansi dengan purchase method diharuskan untuk semua penggabungan
usaha, sehingga pooling accounting dilarang untuk digunakan di masa depan.
Namun demikian, penggabungan usaha terdahulu yang memenuhi perlakuan
pooling terus dicatat sebagai pooling dalam laporan keuangan konsolidasi.
• Perusahaan harus mencatat nilai pasar wajar aktiva tak berwujud yang dibeli,
yang sebelumnya tidak diakui, sebelum mencatat goodwill.
• Goodwill tidak lagi diamortisasi, melainkan diuji setiap tahun untuk penurunan
nilai (impairment).
• Standar mengharuskan pengungkapan alasan utama penggabungan usaha dan
memperluas informasi alokasi harga beli.
b. Masalah-masalah penggabungan Usaha
• Menilai pertukaran
Masalah utama dalam purchase accounting adalah penentuan total harga
perolehan entitas yang diakuisisi. Penentuan harga perolehan aktiva yang
diperoleh secaraindividu, dalam kelompok, atau dalam penggabungan usaha,
menggunakan prinsip akuntansi yang sama.
• Nilai pertukaran kontijen
Panduan untuk akuntansi kontinjensi meliputi: (1)mengungkapkan pengeluaran
kontinjen atas aktiva tambahan, tetapi tidak sebagai kewajiban atau sebagai saham
beredar, kecuali hasil kontinjen dapat ditentukan dengan pasti; (2) mencatat
pengeluaran kontinjen atas aktiva tambahan berdasarkan laba di masa depan
sebagai tambahan harga perolehan akuisisi ketika kontinjen terselesaikan; (3)
menyesuaikan jumlah yang semula dicatat untuk saham pada tanggal akuisisi
untuk pengeluaran kontinjen atas nilai pertukaran tambahan berdasarkan harga
saham di masa depan.
• Alokasi total harga perolehan
Setelah total harga/biaya perolehan aktiva yang diakuisisi dapat ditentukan, harga
perolehan tersebut harus dialokasikan ke masing-masing aktiva. Seluruh aktiva
12
yang dapat diidentifikasi yang diakuisisi dan kewajiban yang ditanggung dalam
penggabungan usaha menerima alokasi harga perolehan, yang umumnya sama
dengan nilai wajar masing-masing pada tanggal akuisisi.
D. Aktivitas Internasional (International Activities)
1. Pelaporan Aktivitas Internasional
Kita menghadapi kendala yang khas dalam perusahaanyang beroperasi dilebih
dari satu negara. Kendala tersebut dapat dikelompokkan dalam setidaknya dua kategori:
• Kendala karena perbedaan praktik akuntansi di negara di mana perusahaan
beroperasi.
• Kendala karena translasi aktiva, kewajiban, dan ekuitas dalam unit pengukuran
negara di mana induk perusahaan berada.
a. Akuntansi Internasional dan Praktik Audit
Praktik akuntansi di berbagai negara sangatlah beragam.Terdapat beberapa alas an
atas keragaman tersebut, termasuk tiadanya kesepakatan atas tujuan laporan
keuangan, perbedaan ketentuan hukum, perbedaan undang-undang perpajakan,variasi
dalam otoritas dan umur badan profesi lokal (seperti pasar saham).Pembuatan standar
akuntansi internasional oleh International Accounting Standards Board (IASB)
merupakan langkah besar menuju keseragaman.Tujuan IASB adalah merumuskan
dan mempublikasikan kepada publik standar dasar yang diobservasi dalam penyajian
akun yang diaudit dan penyajian laporan keuangan, serta mempromosikan
penggunaan standar tersebut di seluruh dunia.
b. Perspektif atas akuntansi internasional
Keragaman lingkungan sosial tersebut menyebabkan perbedaan besar dalam praktik
akuntansi antarnegara.Analisis harus menggunakan sumber yang terbaru untuk
mengidentifikasi perbedaan akuntansi internasional yang signifikan. Dalam
mengkonolidasikan anak perusahaannya yang berada di negara lain, perusahaan
multinasional yang berpusat di Amerika Serikat umumnya meminta anak perusahaan
untuk menerapkan akuntansi yang selaras dengan induk perusahaan.
c. Perspektif atas pemeriksaan dan tata kelola internasional
13
Aktivitas pemeriksaan dan tata kelola terkait dengan keandalan pelaporan keuangan
dan keyakinan akuntabilitas manajemen.Terdapat keragaman dalam pemeriksaan dan
praktik tata kelola internasional.
d. Translasi mata uang asing
Konsolidasi dan akuntansi ekuitas atas anak perusahaan asing memerlukan translasi
laporan keuangan menjadi setara dolar.Hal ini dilakukan sebelum akun anak
perusahaan asing digabungkan dengan induk perusahaan.
e. Metode translasi mata uang asing
Akuntansi untuk translasi mata uang asing diatur dalam SFAS 52 yang dikeluarkan di
tahun 1981.Standar ini menyarankan dua pendekatan translasi, metode kurs kini
(current rate method) yang banyak digunakan dan metode sementara (temporal
method).Untuk menentukan metode mana yang tepat untuk satu anak perusahaaa
tertentu, standar menerapkan konsep mata uang fungsional (functional currency)
Mata uang fungsional adalah mata uang utama yang digunakan oleh anak
perusahaan.Mata uang tersebut dapat berupa dolar AS atau mata uang lokal.
f. Akuntansi translasi mata uang asing
Persyaratan utama untuk akun translasi mata uang asing yaitu:
• Translasi memerlukan identifikasi mata uang fungsional bagi sebuah entitas. Mata
uang fungsional ini umumnya mata uang negara di mana anak perusahaan berada.
Seluruh elemen laporan keuangan entitas asing diukur dengan menggunakan mata
uang fungsional, sejalan dengan praktik akuntansi induk perusahaan.
• Translasi dari mata uang fungsional menjadi AS$ harus dilakukan sebelum
konsolidasi. Translasi ini umumnya terjadi pada nilai tukar kini (tanggal
pelaporan), kecuali untuk pendapatan dan beban yang ditranslasikan pada nilai
tukar rata-rata sepanjang periode.
• Penyesuaian translasi tidak disertakan dalam laba bersih, melainkan laporkan dan
diakumulasikan sebagai komponen ekuitas terpisah (dalam pendapatan
komprehensif) sampai induk perusahaan menjual atau melikuidasi investasinya
dalam entitas asing. Pada saat penjualan atau likuidasi terjadi, penyesuaian
14
translasi kumulatif ini dipindahkan dari ekuitas dan diakui sebagai laba atau rugi
yang menentukan laba.
• Setelah laporan keuangan anak perusahaan ditranslasikan dalam AS$, anak
perusahaan dikonsolidasikan dalam laporan keuangan induk perusahaan.
Referensi
Wild, John J. Subramanyam, K.R. & Hasley, Robert F. 2007.Finacial Statement Analysis. Mc
Graw Hill Internasional Edition.
15
Melakukan Analisis Sekuritas
Langkah kedua dalam proses investasi adalah melakukan analisis sekuritas, yang
meliputi penelitian terhadap sekuritas secara individual (atau beberapa kelompok
sekuritas) yang masuk ke dalam katagori luas aset keuangan yang telah
diidentifikasi sebelumnya. Salah satu tujuan melakukan penilaian tersebut adalah
untuk mengidentifikasi sekuritas yang salah harga (mispriced)
Ada banyak pendekatan terhadap analisis sekuritas, namun pendekatan tersebut
dapat dikatagorikan ke dalam dua klasifikasi. Klasifikasi pertama adalah analisis
teknikal, analisis yang memakai pendekatan ini untuk analisis sekuritas disebut
analisis teknis atau analisis teknikal. Klasifikasi kedua disebut analisis fundamental;
mereka yang memakai pendekatan ini disebut fundamentalis atau ahli analisis
fundamental. Dalam membahas kedua pendekatan analisis sekuritas tersebut,
pertama-tama akan difokuskan pada saham biasa dam kemudian aset keuangan
lain.
Dalam bentuk yang paling sederhana, analisis teknikal meliputi studi harga pasar
saham dalam upaya meramalkan pergerakan harga masa depan untuk saham
perusahaan tertentu. Mula-mula, harga - harga masa lalu dianalisis untuk
menentukan tren atau pola gerakan harga. Lalu harga saham sekarang dianalisis
untuk mengidentifikasi tren/pola yang muncul yang mirip dengan pola masa lalu.
Pola sekarang yang cocok dengan masa lalu diharapkan akan terulang kembali.
Jadi dengan mengidentifikasi pola yang muncul, analisis itu berharap dapat
meramalkan dengan tepat gerakan harga pada masa depan untuk saham tersebut.
Dalam bentuk yang paling sederhana, analisis fundamental dimulai denagn
menaksir bahwa nilai “sebenarnya “ (atau “intrinsik”) aset keuangan itu sama
dengan nilai sekarang (present value) dari semua aliran tunai yang diharapkan
diterima oleh pemilik aset itu.Sesuai dengan hal tersebut, analis saham
fundamental berupaya meramalkan saat dan besarnya aliran tunai dan kemudian
mengkonversikannya menjadi nilai sekarang (present value) denagn menggunakan
tingkat diskonto yang tepat.
Lebih spesifik lagi, analis tidak hanya harus memperkirakan tingkat diskonto saja
tetapi juga aliran dividen dari suatu saham pada masa depan, yang sama artinya
dengan meramalkan pendapatan per lembar saham dan pembayaran dan dividen
tunai (pay out ratio). Lebih jauh lagi, tingkat diskonto harus diestimasi. Setelah nilai
sesungguhnya (tue value) dari saham biasa suatu perusahan ditentukan, nilai
tersebut di bandingkan dengan harga pasar dari saham tersebut dengan tujuan
untuk melihat apakah saham dihargai dengan tepat. Saham yamg memiliki true
16
value lebih rendah dari harga pasar disebaut uvervalued atau overpriced. Saham
yang true value-nya lebih rendah dari harga pasar disebut undervalued atau
underpriced.
Besarnya perbedaan antara tru value dengan harga pasar juga merupakan
informasi yang penting karena keyakinan pendapat seorang analisis bahwa harga
saham tertentu tidak dapat sebagian tergantung dari besaran tersebut. Analisis
fundamental percaya bahwa kasus kesalahan dalam penentuan harga akan
dikoreksi oleh pasar pada masa depan, artinya harga saham yang undervalue akan
mengalami kenaikan nilai (appreciation) yang luar biasa sedangkan harga saham
yang overvalue akan mengalami penurunan nilai (depreciation) yang luar biasa.
Analisis Sekuritas Derivatif
A. Pengenalan Analisis Sekuritas DerivatifHak yang dapat dinyatakan dalam bentuk kertas yang dapat diperjual belikan, maka
sekuritas tersebut dikenal sebagai sekuritas derivative (turunan) karena keberadaan sekuritas tersebut memang diturunkan dari sekuritas lain.
Beberapa sekuritas yang dapat memberikan seatu hak (artinya dapat dilakukan, dapat pula tidak) atau dapat pula dalam bentuk keharusan (artinya, harus dilakukan apapun yang terjadi). Sekuritas yang memberikan hak adalah :
1. Sertifikat bukti rightPenerbitan right biasaya dilakukan dengan cara sebagai berikut: misalnya suatu perusahaan
saat ini memiliki jumlahlembar saham sebanyak 100 juta, dengan herga pasar saat ini Rp 15.000 per lembar. Perusahaan memerlukan tambahan dana sebesar Rp 500 milliar untuk ekspansi. Perusahaan dapat saja menerbitkan saham baru dan menewarkan kepada public. Apabila cara ini ditempuh, umumnya perusahaan akan menggunakan jasa lembaga penjamin ( yang akan menjamin bahwa penerbitan tersebut akan laku terjual semua), atau menewarkan saham beru dengan harga yang lebih rendah dari harga saham saat ini. Keduanya akan mengakibatkan perusahaan akan menanggung biaya. Pilihan yang pertama mengakibatkan perusahaan harus membayar fee kepada pihak penjamin (underwriter) dan yang kedua berarti distribusi kemakmuran kepada pemegang saham baru.
Perusahaan menenrbitkan right uuntuk menghemat biaya emisi, dan untuk menambah jumlah lembar saham yang diperdagangkan.
2. OpsiOpsi menunjukkan hak unntuk melakukan sesuatu. Karena merupakan hak (right) maka
pemodal atau manajer keuangan bias melakukan bisa pula tidak. Opsi merupakan selembar kertas berharga yang memungkinkan pemodal untuk membeli dan menjual suatu saham dengan harga tertentu pada waktu tertentu.
Ada dua tipe opsi, yaitu call dan put. Opsi call menunjukkan hak untuk menunjukkan membeli suatu saham dengan harga tertentu. Tanggal jatuh tempoh disebut exercise date.
17
Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi nilai opsi adalah:a. Harga saham saat inib. Harga exercisec. Jangka waktu akan jatuh tempod. Tingkat bungae. Volatilitas harga saham
3. WarrantWarant adalah sekuritas yang memberikan hak untuk membeli saham langsung dari
perusahaan dengan harga tertentu pada waktu tertentu. Setiap warrant menunjukkan jumlah lembar saham yang dapat dibeli, harga exercisenya, dan kapan warrant tersebut akan kadaluarsa.Perdedaan warrant dan opsi call
Dipandang dari pemilik warrant, terdapat pesamaan. Tetapi jika dipanndang dari sisi perusahaan, maka akan tampak perbedaannya. Perbedaan penting antara warrant dan opsi call adalah bahwa opsi call diterbitkan oleh individu dan atau perusahaan lain, sedangkan warrant diterbitkan oleh perusahaan yang bersangkutan.
4. Obligasi koversiObligasi konversi adalah obligasi yang dapat diubah ( konversi) menjadi saham biasa.
Pemilik obligasi konversi sebenarnya memiliki obligasi dan opsi call atas saham perusahaan.Istilah-istilah rasio konversi, harrga konversii, premi konversi sering digunakan. Rasio
konversi dan premi konversi yang dibandingkan dengan harga saham merupakan angka-angka yang dihitung bardasarkan nilai nominal obligasi. Apabila harga tidak sama dengan nilai nominalnya,perhitungan tersebut tidak banyak memberikan arti. Sebaliknya rasio konversi tetap mempunyai arti penting, berapa pun harga obligasi tersebut.
KESIMPULANBerbagia Janis sekuritas yang diterbitkan di pasar modal dan diperdagangkan di bursa
efek dapat dibagi menjaddi berbagai kelompok, yaitu (1). Saham, (2). Sekuritas yang memberikan penghasilan tetap, (3). Sekuritass yang bersifat derivatif. Pada bab ini dibicarakan konsep valuasi dan analisis sekuritas tersebut, yang meliputi saham, obligassi, sertifikat bukti right, opsi, waran, obligasi konversi dan futures.
Analisis ini dilakukan dengan metode devident approach model ( berdasarkan pada arus kas) ataupun dengan menggunakna kelipatan laba. Model mana yang digunakan hendaknya dikaitkan dengan kkarakteristik saham-saham yang dianalisis. Apabila saham tersebut selalu membagi deviden dengan rasio payout yang sama, pertumbuhan devidennya relative konstan karena sudah memasuki tahap maturity. Apabila rasio pembagian deviden diperkirakan akan berubah dari waktu ke waktu, pertumbuhan labanya bervariasi dari tahun ke tahun, model pertumbuhan lain perlu digunakan.
Analisis dapat dilakukan dengan membandingkan instrinsik suatu sahamm dengan saham pada saat ini, atau dapat juga dilakukan dengan cara cross sectional. Kedua cara tersebut analisis dengan memperhatikan faktor-faktor fundamental.
Meskipun demikian, teradapat pula analisis dengan mengandalakan pada pengamatan atas perubahan harga dari waktu ke waktu. Cara tersebut ini dinamakan analisis teknikal.
Untuk obligassi, faktor yang sangat menentukan adalah tingkat bunga. Kepekaan suatu obligasi terdadap perubahan tigkat bunga menunjukkan oleh duration obligasi tersebut. Semakin besar duretionnya, semakin peka obligasi tersebut terhadap perubahan suku bunga.
18
Sertifikat bukti right menunjukkan hak untuk membeli saham dengan harga tertentu. Apabila dana yang diperoleh dari penerbit right sewaktu dipergunakan hanya memberikan NPV=0, maka pemodal akan menderita kerugian ataupun memperoleh menfaat dari penerbitan bukti right. Pemodal akan bertambah kemakmurannya kalau dana yang dihimpun dengan right issue dapat digunakan dengan mmenghasilkan NPV positif.
Teori penentuan harga opsi menjelaskan bagaimana melakukan valuasi opsi. Teori ini juga berguna untuk membahas dan meneksir nilai warrant dan convertible bond. Warrant adalah opsi untuk memberikan sejumlah saham biasa denggan harga tertentu. Biasanya warrant dijual bersama obligasi, meskipun mungkiin saja kedua instrument penjualan sacara terpisah. Convertible bonds meruupakan obligasi yang bias ditukar menjadi saham biasa. Pemodal akan mengkonversikan CB menjadi saham biasa kalau pada saat jatuh tempo harga saham lebih tinggi dari nilai CB. Dengan demikian teori harga pembentukan harga opsi, jelaslah bahwa penewaran sekuritas-sekuritas yang berkarakteristik opsi bukanlah maksud untuk merugikan para pemodal.
Akhirnya, jenis sekuritas yang terakhir adalah futures. Futures merupakan kewajiban untuk melakukan sesuatu dan bukan hak seperti opsi. Karena itu resikonya lebih tinggi dari pada opsi. Karena resikonya yang tinggi, maka spekulasi dengan futures akan mengakibatkan pemodal menanggung resiko yang sangat tinggi.
19
Translasi mata uang
Arus perdagangan saat ini sudah tidak bisa hanya bermain di dalam suatu negara saja, terlebih jika terdapat suatu perusahaan yang mempunyai modal dari asing. Perjanjian perdagangan bebas seperti AFTA pun membuka lebar pintu masuk bagi perdagangan antar Negara . Transaksi-transaksi pembayaran antar daerah tidak akan menjumpai masalah-masalah semacam yang banyak dijumpai dalam lalu lintas pembayaran internasional, oleh karena semua daerah kekuasaan sebuah Negara pada umumnya menggunakan mata uang yang sama.
Perusahaan dengan kegiatan operasional luar negeri yang signifikan mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan pada para pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global. Untuk dapat memenuhi hal tersebut, laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan yang dihitung dengan mata uang asing dilaporkan lagi terhadap mata uang yang digunakan laporan induk perusahaan. Proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut translasi mata uang asing (translation).
Translasi mata uang asing tidaklah sama dengan konversi, yaitu translasi mata uang secara fisik. Translasi mata uang asing merupakan translasi sederhana dalam ekspresi moneter, seperti saat neraca menggunakan poundsterling Inggris kemudian disajikan ulang dalam padanannya dollar AS. Tidak terjadi translasi secara fisik, dan tidak ada transaksi yang dapat dihitung seperti pada konversi.
Bursa valuta asing yang biasa disebut pula foreign exchange market kita artikan sebagai lembaga pasar dimana orang dapat memperoleh fasilitas-fasilitas untuk melaksanakan pembayaran kepada penduduk Negara lain atau menerima pembayaran dari penduduk Negara lain. Masih banyak istilah di dalam system tanslasi mata uang asing antar Negara. Kontrak translasi forward berarti sebuah perjanjian untuk melakukan translasi mata uang dari Negara yang berbeda dengan tingkat yang spesifik (forward rate) dan waktu yang disepakati. Item
20
moneter yaitu kewajiban untuk membayar atau hak untuk mendapatkan sejumlah unit mata uang di masa yang akan datang. Kurs spot adalah nilai tukar saat itu terhadap mata uang asing.
Keterbukaan perekonomian suatu negara tercermin dengan semakin besarnya transaksi perdagangan dan aliran modal antar negara. Semakin terbuka perekonomian suatu Negara kebutuhaninternational reserves-nya cenderung semakin besar guna membiayai transaksi perdagangan. Parameter yang biasa dipakai untuk mengukur kecukupan international reserves sehubungan dengan transaksi perdagangan antar negara adalah marginal propensity to import. Semakin besar angka propensity tersebut menunjukkan semakin besarnya kebutuhan international reserves yang harus dimiliki dan semakin kecil angka propensity tersebut menunjukkan semakin kecilnya kebutuhan international reservesyang harus dimiliki (Gandhi, 2006 dalam Asmanto dan Suryandari, 2008). Dengan tersedianyainternational reserves yang mencukupi maka apabila suatu negara menghadapi kondisi terms of tradeyang buruk yang kemudian akan berpengaruh pada nilai tukar riilnya maka international reserves dapat berperan sebagai absorber.
Pendekatan akuntansi untuk penyesuaian translasi mata uang asing mulai dari penangguhan hingga tidak ada penangguhan dengan pendekatan hybrid pada keduanya ditampilkan sebagai berikut :
Penangguhan
Meniadakan penyesuaian translasi mata uang asing pada pendapatan lancer biasanya dianjurkan karena penyesuaian tersebut merupakan hasil dari proses penyajian ulang. Perubahan pada mata uang asing domestic padanannya pada aset bersih anak perusahaan tidak akan diakui dan tidak memiliki efek pada arus kas mata uang lokal yang dijalankan oleh asing. Oleh karena itu, hal tersebut akan salah jika memasukkan penyesuaian semacam itu dalam pendapatan lancar. Dalam keadaan seperti ini, penyesuaian translasi mata uang asing diakumulasikan secara terpisah sebagai bagian penggabungan modal.
Penangguhan dan Amortisasi
Beberapa perusahaan menangguhkan keuntungan dan kerugian serta mengamortisasi penyesuaian melebihi umur manfaatnya pada masa item neraca terkait. Sebagai contoh, asumsikan bahwa akuisisi aset tetap dibiayai oleh penerbitan utang. Dapat dibantah bahwa pembayaran pokok dan bunga pada utang dapat tertutup oleh arus kas dari penggunaan aset tetap yang ada. Di sini, translasi mata uang asing keuntungan dan kerugian yang berhubungan dengan utang akan ditangguhkan dan diamortisasi terhadap masa penggunaan aset, berarti, dianggap sebagai laba dengan cara yang sesuai dengan beban depresiasinya.
21
Penangguhan Sebagian
Pilihan ketiga dalam akuntansi untuk keuntungan dan kerugian hasil translasi mata uang asing adalah dengan mengakui kerugian segera saat terjadinya, akan tetapi mengakui keuntungan hanya jika terealisasi saja. Hal tersebut merupakan praktik yang umum di Amerika Serikat. Walaupun konservatif, menangguhkan keuntungan translasi mata uang asing hanya karena keuntungan berarti menolak terjadinya perubahan nilai tukar. Lebih jauh, secara logika tidaklah konsisten untuk menangguhkan keuntungan translasi mata uang asing tetapi mengakui kerugian translasi mata uang asing.
Tidak Ada Penangguhan
Pilihan laporan akhir yang dilakukan oleh banyak perusahaan di seluruh dunia adalah untuk mengenali secara tepat mengenai keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing dalam laporan laba rugi. Pilihan ini memandang segala tipe penangguhan adalah palsu dan salah. Kriteria penangguhan sering kali dianggap tidak konsisten dan sulit untuk diimplementasikan. Bagaimanapun, memasukkan keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing pada pendapatan lancar menimbulkan elemen acak dalam pendapatan yang dapat menghasilkan fluktuasi pendapatan yang signifikan ketika nilai tukar berubah.
Dalam hal konsistensi penyajian LK, timbullah suatu permasalahan yang menyangkut sebuah MNC. Misalkan Nestle yang merupakan entitas yang berasal dan berpusat di Swiss tetapi mempunyai cabang yang beroperasi di Amerika Serikat, standar apakah yang harus diterapkan untuk menyajikan LK yang sesuai. Swiss merupakan suatu negara di benua Eropa yang sejak Januari 2005 diharuskan untuk menerapkan standar pelaporan keuangan International Financial Reporting Standards (IFRS) olehInternational Accounting Standard Boards (IASB). Tetapi bila dilihat dari domisili cabang operasional Nestle yang berada di Amerika Serikat, maka entitas tersebut diharuskan untuk membuat LK yang menggunakan standar pelaporan keuangan General Accounting Accepted Principle (GAAP) olehFinancial Accounting Standard Boards (FASB). Hal serupa juga bisa terjadi pada beberapa MNC seperti Cevron, Samsung, General Motors, dan Yamaha.
Dalam mengadopsi mengenai mata uang fungsional, FAS No. 52 dan IAS 21 mengakomodasi prespektif laporan baik dari induk perusahaan maupun lokal dalam laporan keuangan gabungan. Akan tetapi, apakah lebih baik jika para pengguna laporan keuangan perusahaan diberikan dua prespektif laporan yang berbeda, lalu apakah dua kerangka laporan dengan mata uang yang berbeda digunakan dalam satu laporan keuangan gabungan? Juga disebutkan bahwa FAS No. 52 tidaklah konsisten dengan teori konsolidasi, yang ingin menunjukkan laporan induk perusahaan sebagai perusahaan tunggal. Anak perusahaan yang mata uang fungsionalnya adalah mata uang lokal beroperasi relative independen dari induk perusahaannya.
22
FASB memutuskan untuk menentang penyesuaian inflasi sebelum translasi mata uang asing, karena beranggapan bahwa penyesuaian semacam itu tidak akan konsisten terhadap kerangka kerja valuasi-harga perolehan yang digunakan dalam dasar laporan AS. Jika tingkat inflasi dalam ekonomi yang inflasinya sangat tinggi menurun di bawah 100 persen dalam tiga tahun mendatang, beralih terhadap metode kurs saat ini (karena mata uang local akan menjadi mata uang fungsional) akan menghasilkan penyesuaian translasi mata uang asing untuk usaha gabungan, karena nilai tukar akan berubah secara signifikan untuk sementara. Pada kondisi seperti ini, menagihkan ekuitas pemegang saham dengan kerugian translasi mata uang asing pada asset tetap dengan mata uang asing akan menimbulkan efek yang signifikan pada rasio keuangan dengan ekuitas pemegang saham sebagai pembaginya.
Sumber bacaan :
1. Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan. Management Control System. Buku 1 Edisi 11. 2005: Salemba Empat.
2. Asmanto, Priadi dan Sekar Suryandari. Cadangan Devisa, Financial Deepening Dan Stabilisasi Nilai Tukar Riil Rupiah Akibat Gejolak Nilai Tukar Perdagangan. Buletin Ekonomi Moneter Perbankan Vol. 11 No. 2. 2008: Bank Indonesia.
3. Choi, Frederick D.S. dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1 Edisi 6. 2010: Salemba Empat.
4. Reksoprajitno, Soedijono. Ekonomi Internasional Pengantar Lalu-Lintas Pembayaran Internasional.1993: Universitas Gunadarma.